Pembimbing:
dr. Almahitta Cintami Putri, SpBP-RE(K)
Oleh :
dr. Raka Aditya
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses penyembuhan luka terjadi melalui tahapan hemostasis dan inflamasi yang
memakan waktu sekitar 0-6 hari, kemudian dilanjutkan dengan proliferasi selama 4-14 hari, dan
maturasi dan remodelling selama 8-16 hari(1) Kegagalan pada fase dapat menyebabkan
penyembuhan luka yang abnormal. Salah satu penyebab tersering penyembuhan luka yang gagal
adalah iskemik. Pada luka yang kronik, proses penyembuhan luka tidak terjadi sebagaimana
mestinya. Pada luka kronik, penyembuhan terhambat dari fase inflamasi menuju fase proliferasi,
sehingga yang terjadi adalah peradangan yang terus-menerus. Saat ini dikembangkan metode
terapi yang diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan penyembuhan luka.
3
mengganggu proses metabolic dan mempengaruhi penyembuhan luka dengan
mengganggu proliferasi fibroblast, sintesis kolagen, dan epitelisasi.(3)
5
Tekanan dapat diterapkan dalam mode kontinu, intermiten, atau variabel, dengan
tipe kontinu menjadi yang paling sering digunakan. Dalam mode variabel, tingkat hisap
berubah tetapi tidak pernah dimatikan, sedangkan dalam mode intermiten, tekanan
dihidupkan dan dimatikan selama perawatan.
Bahan antarmuka spesifik yang berkontak dengan permukaan luka mempengaruhi
respon biologis sistem. Bahan yang paling umum digunakan adalah busa poliuretan (PU)
berpori terbuka yang membentuk struktur menyerupai jaring tiga dimensi. Pembentukan
kisi ini memungkinkan vakum untuk didistribusikan secara merata ke seluruh busa dan
meningkatkan drainase cairan.(15)
Dalam studi klinis dan eksperimental, efek NPWT (Negative Pressure Wound
Therapy) mempercepat penyembuhan luka melalui proses peningkatan aliran darah lokal,
pembentukan jaringan granulasi, dan penurunan kolonisasi bakteri. Mekanisme kerja dari
NPWT diperkirakan dengan membuat suasana sekitar luka menjadi bertekanan
subatmosfer sehingga menghilangkan edema kronis, meningkatkan aliran darah dan
menstimulasi granulasi jaringan. Pada NPWT, terjadi peningkatan aliran darah sampai
dengan 5x dibandingkan dengan perawatan luka biasa. NPWT diperkirakan
meningkatkan kaliber kapiler sehingga menstimulasi proliferasi endothelial dan
angiogenesis. Selain itu, NPWT juga diketahui mengubah komposisi cairan luka sehingga
proteinase yang merugikan bagi luka dan sitokin inflamasi diketahui berjumlah lebih
sedikit pada pasien yang menerima terapi NPWT. Keuntungan dari NPWT diantaranya
berkurangnya volume dan ukuran luka, lebih cepatnya pembentukan jaringan granulasi,
lebih cepatnya penyembuhan luka, luka lebih bisa menerima graft, berkurangnya waktu
drainase, komplikasi lebih minimal, meningkatkan angka survival, dan mengurangi
biaya.
NPWT memfasilitasi penyembuhan luka melalui berbagai mekanisme aksi baik
pada tingkat makroskopis maupun mikroskopis(16). Mekanisme aksi utama meliputi:(17)
1. Makrodeformasi
Makrodeformasi, atau pengerutan luka yang diinduksi secara sederhana, terjadi
ketika penghisap diterapkan pada busa yang menyebabkan tepi luka menyatu
sehingga mengurangi ruang yang dibutuhkan untuk proses penyembuhan.
6
Makrodeformasi juga dapat menyebabkan gaya tekan seperti ketika perangkat ini
digunakan secara melingkar pada ekstremitas
2. Mikrodeformasi
Mikrodeformasi menggambarkan perubahan mekanis yang terjadi pada skala
mikroskopis ketika penghisapan diterapkan pada bahan berpori yang
menghasilkan undulasi pada permukaan luka. Pada Model Finite Element
Computer menunjukkan bahwa NPWT menghasilkan 5-20% ketegangan di
seluruh jaringan penyembuhan, yang mendorong pembelahan dan proliferasi sel,
produksi faktor pertumbuhan dan angiogenesis
3. Ekstraksi cairan edema dan eksudat
Ekstraksi cairan edema dan eksudat dari ruang ekstraseluler, sehingga
menghilangkan mediator inflamasi dan sitokin yang mempunyai efek jangka
panjang menghambat kemampuan mikrosirkulasi untuk mendukung
penyembuhan jaringan yang rusak.
4. Lingkungan hangat dan lembab
Menyediakan lingkungan yang hangat dan lembab yang mencegah pengeringan
luka dan meningkatkan pembentukan jaringan granulasi
7
NPWT diketahui dapat menyediakan perfusi yang adekuat pada luka bakar akut
parsial di tangan. NPWT juga digunakan sebagai pengganti kulit sementara pada
luka bakar, dimana hal ini tidak mempengaruhi kegagalan cangkok kulit dan
dapat meningkatkan elastisitas scar akibat luka bakar.
4. Fraktur terbuka
NPWT juga telah digunakan dalam pengobatan luka terbuka dengan tulang atau
persendian yang terbuka, di mana diyakini dapat menjaga luka tetap lembab,
hangat dan steril dengan mencegah kontaminasi eksternal. Tingkat penyembuhan
luka pada fraktur terbuka juga telah terbukti dipercepat dengan NPWT
5. Luka yang terinfeksi
Efektifitas NPWT pada luka infeksi dipelajari menggunakan luka ledakan
jaringan lunak pada model babi. Dalam model ini, NPW T ditemukan
menurunkan jumlah bakteri, menghambat nekrosis jaringan yang diinduksi
infeksi, dan menginduksi inisiasi awal pembentukan jaringan granulasi. Penelitian
pada manusia menunjukkan bahwa NPWT efektif dalam mengendalikan infeksi,
khususnya pada luka dada dan perut.
8
perut terbuka, ketegangan pada usus proksimal stoma selama pengunaan NPWT dapat
menyebabkan stomal mucocutaneus dehisence.
BAB III
KESIMPULAN
Penanganan luka kronik menjadi masalah tersendiri dalam dunia bedah. Luka yang tidak
tertangani dengan baik dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien. Saat ini dikembangkan terapi
baru yang dapat digunakan pada luka yang sulit sembuh atau luka kronik, diantaranya dengan
menggunakan tekanan negatif dan menggunakan oksigen bertekanan tinggi. NPWT menjadi
salah satu pilihan modalitas baru terapi penanganan luka akut dengan penyulit kompleks ataupun
luka kronik yang tidak membaik dengan perawatan konvensional. Efektivitasnya dalam
menurunkan jumlah bakteri, meningkatan perfusi jaringan, dan promosi pembentukan jaringan
granulasi membuat percepatan proses penyembuhan luka sehingga penerapan NPWT telah
diperluas dari mengelola dan melindungi luka hingga meningkatkan kenyamanan pasien dan
pengurangan biaya.
HBO terapi juga diketahui membantu penyembuhan luka karena pemberian oksigen dosis tinggi
dapat memicu terjadinya angiogenesis dan mempercepat penyembuhan luka.
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Brunicardi FC, Andersen DK, Schwartz SI, editors. Schwartz’s principles of surgery: DVD
included. 10. ed. New York: McGraw-Hill Education; 2015. 2069 p. (Surgery).
3. Sabiston DC, Townsend CM, editors. Sabiston textbook of surgery: the biological basis of
modern surgical practice. 19th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders; 2012. 2124 p.
5. Wound Healing - ClinicalKey [Internet]. [cited 2022 Aug 12]. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323640626000062?scrollTo=
%23hl0001730
10. The Use of Hyperbaric Oxygen Therapy in the Treatment of Non-healing Ulcers Secondary
to Graft-versus-host Disease - ClinicalKey [Internet]. [cited 2022 Aug 13]. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/journal/1-s2.0-S2213510314000293
11. Atypical Wounds; Hyperbaric Oxygen Therapy - ClinicalKey [Internet]. [cited 2022 Aug
12]. Available from: https://www.clinicalkey.com/#!/content/journal/1-s2.0-
S0891842219300205
12. Rohman N, I H, Sungkar A. Teknik Penanganan Luka Tekanan Negatif/ Negative Pressure
Wound Therapy (NPWT) pada Luka Kronik Pasca Trauma (Laporan Kasus Serial). Cermin
Dunia Kedokt. 2015 Dec 1;42(12):927–31.
10
13. Panayi AC, Leavitt T, Orgill DP. Evidence based review of negative pressure wound
therapy. World J Dermatol. 2017 Feb 2;6(1):1–16.
14. Wound Classification and Management - ClinicalKey [Internet]. [cited 2022 Aug 12].
Available from: https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-
B978032350913800016X?scrollTo=%23hl0000453
15. Wound healing - ClinicalKey [Internet]. [cited 2022 Aug 12]. Available from:
https://www.clinicalkey.com/#!/content/book/3-s2.0-B9780323356947000138?scrollTo=
%23hl0001174
16. Putnis S, Khan WS, Wong JML. Negative pressure wound therapy - a review of its uses in
orthopaedic trauma. Open Orthop J. 2014;8:142–7.
17. Shim HS, Choi JS, Kim SW. A Role for Postoperative Negative Pressure Wound Therapy in
Multitissue Hand Injuries. BioMed Res Int. 2018;2018:3629643.
18. Copeland H, Newcombe J, Yamin F, Bhajri K, Mille VA, Hasaniya N, et al. Role of
Negative Pressure Wound Care and Hyperbaric Oxygen Therapy for Sternal Wound
Infections After Pediatric Cardiac Surgery. World J Pediatr Congenit Heart Surg. 2018
Jul;9(4):440–5.
11