MALFORMASI ANORECTAL
DISUSUN OLEH :
Andita Fitri Aliah (70700121041)
PEMBIMBING :
dr. Saharuddin, M.Kes
Dr. dr. Nadyah Haruna, M.Kes
SUPERVISOR:
dr. Raden Salman, Sp.Rad
Ruptur Uretra
Pada Tanggal
Oleh :
Supervisor Pembimbing
Mengetahui,
LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
I. Pendahuluan........................................................................................................4
III. Etiologi............................................................................................................7
V. Pemeriksaan Penunjang......................................................................................8
VI. Diagnosa.......................................................................................................11
VII. Penatalaksanaan............................................................................................12
VIII. Komplikasi....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13
I. Pendahuluan
Malformasi anorektal merupakan spectrum luas dari kelainan pembentukan
anus dan rektum mulai dari stenosis hingga agenesis anorektal. Anorectal
malformation (ARM) atau imperforate anus atau malformasi anorektal (MAR)
atau atresia ani merupakan kelainan bawaan yang meliputi distal anus, rektum,
dan juga traktus urogenital. Kelainan bawaan ini sering ditemui dalam kasus
bedah anak. Kondisi ini memiliki beragam tingkat keparahan mulai dari
membran anal yang tidak berlubang (imperforate anal membrane) hingga
regresi kaudal komplet. (1)(2)
1. Rectum
2. Kanalis Anal
Kanalis anal merupakan bagian paling sempit, tetapi normal dari
ampulla rekti, menurut definisi maka sambungan anorektal terletak pada
permukaan atas dasar pelvis yang dikelilingi muskulus sfingter eksternus,
2/3 atas bagian kranial merupakan derivat hindgut, sedang 1/3 bawah
berkembang dari anal pit. Penggabungan epitelium ini adalah derivat
ektoderm dari anal pit dan endoderm dari hindgut letak linea dentata. Garis
linea dentata: tempat anal membrana dan sebagai tempat perubahan
epitellium columner ke stratified squamous cell.
Anal kanal berbentuk cerobong, bagian atas bangunan ini : M.
Levator ani dan bagian terbawah M. Sfingter externus. Bangunan antara
cerobong batas atas dan bawah merupakan muscle komplek/vertikal fiber
(M. Ischiococcygeus, M. Fleococcygeus, M. Pubococcygeus, M.
Puborectalis, M. Deep external sfingter externus dan m. Superficial
external sfingter)
3. Embrional Anorektal
Organ instestinal primitif berasal dari lapisan endoderm yolk sac,
dimulai dengan bentuk tabung lurus yang terletak di bagian posterior
embrio. Pada minggu keempat kehamilan, gut tube terbagi menjadi 3 area
berbeda: foregut, midgut, hindgut. Hindgut berkembang membentuk
bagian distal colon hingga ke fleksurasplenikus, rektum, dan anal kanal
diatas linea dentata (pectinate). Penyatuan allantois (vesica urinaria
primitive) primer, yang nantinya akan menjadi ligamentum umbilikalis
medial, dan bagian paling inferior hindgut membentuk culde-sac, kloaka
("saluran pembuangan"), yang kira-kira terletak setinggi linea
puboccocygeal. Kloaka nantinya akan menjadi ujung dari saluran genital,
urinaria, dan tuba intestinal. Pada dasar kloaka, terdapat area yang dinamai
membran kloaka, yaitu lapisan doblast hindgut yang berbatasan dengan
lapisan ectoblast; lokasi membran ini nantinya akan dibatasi oleh linea
dentata.(3)
Diantara minggu keempat dan minggu keenam kehamilan, kloaka
secara bertahap terbagi oleh septum urorectal, yaitu suatu struktur
mesodermic yang terdiridari lipatan Tourneux superior dan dua lipatan
Rathke lateral, yang turun untukmembentuk sinus urogenital di bagian
anterior dan proksimal kanal anorektal dibagian posterior. Pada wanita
sinus urogenital membentuk kandung kemih,membrana uretra, dan
vestibula vagina. Pada akhir minggu keenam kehamilan septum urorektal
menyatu dengan membrana kloaka, membentuk perineum dan juga
membentuk membrana urogenital pada bagian anterior serta membrane
anorektal pada bagian posterior. (3)
Tidak seperti rektum dan proksimal anal kanal, anal kanal bagian
distal hingga ke bagian linea dentata berkembang dari proctodeum atau
anal pit (liang anus).Anal pit berasal dari proliferasi jaringan mesenkim
yang berada disekitar membrane anus. Pada minggu kedepalan kehamilan,
membran tersebut hilang, sehingga ectoderm dapat menyatu dengan
endoderm hindgut. Pada akhirnya, proctodeumbertransformasi menjadi
anal kanal bagian distal hingga linea dentate. Stuktur pada area ini
mendapat suplai darah dari arteri iliaca interna, sedangkan jaringan
yangberasal dari hindgut menerima suplai darah dari arteri mesentrika
inferior. Padabulan kesembilan dan kesepuluh kehamilan, protuberens
ectodermal bilateral -tuberkel anus – berdampingan dengan anus menyatu
dibagian belakang untuk membentuk sfingter ani eksternal, yang nantinya
meluas kearah kranial. Padabagian anterior penyatuan ini menghasilkan
badan perineal. Sfingter anal internal terbentuk diantara minggu keenam
dan ke-duabelas perkembangan janin sebagaiperpanjangan kaudal dari
lapisan muskulus sirkularis dinding rektum. Gangguan pada proses
embriologi ini dapat menimbulkan anomali anogenital, salah satunya
gangguan malformasi anorektal. (3)
III. Etiologi
Etiologi malformasi anorektal belum diketahui secara pasti. Beberapa ahli
berpendapat bahwa kelainan ini sebagai akibat dari abnormalitas perkembangan
embriologi anus, rektum dan traktus urogenital, dimana septum tidak membagi
membran kloaka secara sempurna. Terdapat beberapa faktor prognostik yang
mempengaruhi terjadinya morbiditas pada malformasi anorektal, seperti
abnormalitas pada sakrum, gangguan persarafan pelvis, sistem otot perineal
yang tidak sempurna, dan gangguan motilitas kolon. (4)
IV. Klasifikasi
Klasifikasi yang paling sering digunakan untuk malformasi anorektal
adalah klasifikasi. Wingspread yang membagi malformasi anorektal menjadi
letak tinggi, intermedia dan letak rendah. Akan tetapi, untuk tujuan terapi dan
prognosis digunakan klasifikasi yang dibuat berdasarkan jenis.
a. Letak tinggi apabila rektum berakhir diatas muskulus levator ani (muskulus
pubokoksigeus).
b. Letak intermediet apabila akhiran rektum terletak di muskulus levator ani.
c. Letak rendah apabila akhiran rektum berakhir bawah muskulus levator ani.
Gambaran Malformasi Anorektal pada laki-laki
a. Perut kembung
b. Muntah
c. Tidak bisa buang air besar
d. Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
sampai dimana terdapat penyumbatan.
VII. Diagnosa
Pada saat pemeriksaan fisik tidak dijumpai adanya lubang anus. Distensi
abdomen dan emesis biasanya dijumpai pada bayi. Defekasi dan miksi harus di
observasi dengan teliti pada bayi tersebut. Pada bayi dengan jenis kelamin
perempuan semua lubang atau rongga tubuh harus diperiksa secara teliti untuk
melihat adanya fistula tambahan. Kebanyakan pasien bayi perempuan akan
dilakukan dekompresi pada bowel secara spontan melalui vaginal fistula.
Kebanyakan pasien bayi jenis kelamin laki-laki mekonium akan terlihat di urin
jika rectovesical atau rectouretral fistula. (7)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik merupakan hal yang sangat penting
dalam menegakkan diagnosis malformasi anorektal. Bayi ditempatkan dalam
posisi litotomi dengan pencahayaan yang cukup, dilakukan penelusuran lubang
anus dengan menggunakan termometer, pipa sonde ukuran 5 F, spekulum nasal
atau probe duktus lakrimalis. Pada bayi laki-laki dilakukan penelusuran dari
anal dimple ke medial sampai ke arah penis. Sedangkan pada perempuan
dilakukan penelusuran dari lubang di perineum ke arah vestibulum. (4)
Pada bayi laki-laki, oleh dilakukan pemeriksaan perineal dan dilanjutkan
dengan pemeriksaan urinalisa. Apabila diketemukan fistula perineal, bucket
handle, stenosis ani atau anal membrane berarti atresia ani letak rendah.
Sedangkan apabila pada pemeriksaan urinalisa didapatkan mekoneum, udara
dalam vesica urinaria serta flat bottom berarti letak tinggi. Apabila masih ada
keraguan dilakukan pemeriksaan radiologis. Pemeriksaan radiologis ini
dilakukan dengan posisi kepala bayi diletakan di bawah selama 3-5 menit,
dengan petanda yang ditempelkan ke kulit. Apabila hasil invertogram akhiran
rektum kurang dari 1 cm dari kulit berarti letak rendah dan apabila akhiran
rektum lebih dari 1 cm berarti malformasi anorektal letak tinggi. (4)
a. Hirschprung
Penyakit Hirschsprung juga disebut dengan aganglionik megakolon
kongenital adalah salah satu penyebab paling umum dari obstruksi usus
neonatal (bayi berumur 0-28 hari). Penyakit Hirschsprung merupakan
penyakit dari usus besar (kolon) berupa gangguan perkembangan dari
sistem saraf enteric. Pada pemeriksaan radiologi biasanya gambaran foto
polos abdomen menggambarkan distensi lipatan usus dengan sedikit udara
pada rectum.
IX. Penatalaksanaan
Pertama dokter harus melakukan pemeriksaan perineum menyeluruh.
Selama 24 jam pertama, bayi baru lahir harus menerima cairan intravena,
antibiotik, dan dekompresi nasogastrik untuk mencegah aspirasi.Alberto Pena,
seorang ahli bedah anak di Amerika Serikat memperkenalkan penatalaksanaan
untuk malformasi anorektal berdasarkan klasifikasi yang telah dibuatnya.
Tindakan kolostomi merupakan prosedur yang ideal untuk penatalaksanaan
awal malformasi anorektal.Tindakan kolostomi merupakan upaya dekompresi,
diversi dan sebagai proteksi terhadap kemungkinan terjadinya obstruksi
usus.Pena menganjurkan dilakukan kolostomi kolon desenden. Postero sagittal
anorectoplasty merupakan operasi pembuatan anus yang memberikan beberapa
keuntungan dalam operasi fistula rektourinaria maupun rektovaginal dengan
cara membelah otot dasar pelvis, sling dan sfingter. PSARP dibagi menjadi tiga
yaitu: minimal, limited dan full PSARP. (3)
X. Komplikasi
Terdapat beberapa komplikasi sehubungan dengan tindakan bedah
malformasianorektal. Dapat timbul infeksi luka setelah operasi, namun hanya
pada pada jaringan kulit dan subkutan, sehingga tidak berbahaya. Komplikasi
ini dapat sembuh tanpa meninggalkan gangguan fungsional. Selain itu
resuturasi jaringan dapat terjadi dalam jangka waktu yang dekat setelah operasi.
Striktur anal dapat terjadi karena ketidakteraturan dilatasi anal atau sirkulasi
darah yang kurang baik setelah anoplasti (3)
DAFTAR PUSTAKA
1. Indra B, Dastamuar S, Hidayat R. Hubungan Tipe Malformasi Anorektal,
Kelainan Kongenital Penyerta, Sepsis, Dan Prematuritas Dengan Mortalitas
Pasien Malformasi Anorektal. Kedokt Sriwij. 2018;50(1):13–9.