Anda di halaman 1dari 9

DETERMINAN PENYAKIT

OLEH:
Drh Debby Fadhilah Pazra, M.Si

MATA KULIAH EPIDEMIOLOGI DAN


INFORMASI KESEHATAN HEWAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN HEWAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLBANGTAN BOGOR
2019
DETERMINASI PENYAKIT

A. Pengertian Determinan Penyakit


Determinan penyakit merupakan faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya suatu penyakit. Pengertian lain dari determinasi yaitu:
• Berbagai karakteristik yang mempengaruhi kesehatan populasi
• Faktor-faktor yang menimbulkan perubahan sehingga mempengaruhi
frekuensi penyakit dalam populasi

Pengetahuan tentang determinan memberikan kemudahan dalam identifikasi


kategori hewan yang secara khusus berisiko untuk terkena penyakit sehingga
merupakan faktor prasyarat (prerequisite) untuk pencegahan penyakit.

B. Klasifikasi Determinan Penyakit

Determinan penyakit dapat diklasifikasikan dengan tiga cara yaitu :

1. Determinan primer dan sekunder


2. Determinan interinsik dan eksterinsik
3. Determinan yang berhubungan dengan agen, host dan environment

1. Determinan primer dan sekunder


Determinan primer adalah faktor-faktor yang perubahannya memiliki
pengaruh yang besar dalam menimbulkan penyakit. Seringkali determinan primer
merupakan penyebab penting timbulnya suatu penyakit. Contohnya yaitu : terpapar
virus distemper merupakan determinan primer kejadian penyakit canine distemper.
Determinan sekunder berhubungan dengan faktor-faktor predisposisi yang
mempermudah dan memperkuat kejadian suatu penyakit. Contohnya yaitu:
kelembaban yang terlalu tinggi dan ayam yang terlalu padat dalam satu kandang
merupakan determinan sekunder penyakit CRD (Chronic Respiratory Disease)/
ngorok pada ayam.
2. Determinan interinsik dan eksterinsik
Determinan interinsik atau dikenal juga dengan endogenous (Yunani: endon
= di dalam) merupakan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit
berasal dari dalam tubuh host (inang) sendiri. Determinan interinsik merupakan
sifat-sifat karakteristik fisik atau fisiologik hewan. Contohnya yaitu: umur, kelamin
dan status imunitas.
Determinan eksterinsik atau dikenal juga dengan exogenous (Yunani: exo =
di luar) merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar tubuh inang. Determinan
eksterinsik dapat disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar. Contohnya yaitu:
kandang, makanan, transportasi.

Tabel 1 Determinan primer, interinsik dan eksterinsik


Determinan Determinan eksterinsik
interinsik Unsur hidup Unsur tidak hidup
Edoparasit Ektoparasit Fisik Kimia Alergi
Susunan Virus Arthropoda Trauma Kelebihan Alergen
genetik
Metabolisme Bakteri Iklim Kekurangan
Tingkah Fungi Radiasi Ketidakseim
laku bangan
Protozoa Penyebab Racun
Stres
Metazoa Photosensitizer

Tabel 2 Determinan sekunder, interinsik, eksterinsik


Determinan interinsik Determinan Eksterinsik
Susunan genetik Lokasi
Umur Iklim
Ukuran dan kesesuaian Peternakan
Status hormon Trauma
Status nutrisi Penyakit yang cocok
Status kekebalan Status vaksinasi
Status fungsional (bunting, menyusui, Penyebab stres
dll)
Tingkah laku

3. Determinan berhubungan dengan host, agen dan lingkungan


a. Determinan host
• Genotip
Penyusun genetik dari induk semang adalah genotipnya. Beberapa
penyakit nampaknya memiliki penyebab hampir sepenuhnya
disebabkan oleh faktor genetik. Oleh sebab itu, perubahan pada struktur
gen diduga memiliki efek yang nyata pada potogenesisnya.
• Umur
Beberapa bibit penyakit dapat menginfeksi hanya pada umur tertentu
atau umur tertentu lebih rentan dari umur-umur tertentu lainya. Umur
pada hewan mempunyai efek yang besar sekali pada kesanggupannya
untuk menahan serangan bibit penyakit baik secara fisik ataupun
fisiologi, kelompok ataupun individu.
Kejadian beberapa penyakit memperlihatkan anasosiasi berbeda
dengan umur. Beberapa penyakit virus dan bakteri lebih sering terjadi
dan menyebabkan kematian pada hewan muda dibandingkan dengan
yang tua, baik diakibatkan oleh tidak adanya kekebalan dapatan atau
resistensi non imunologis yang rendah pada inang. Contohnya yaitu:
penyakit radang paha (black leg) yang disebabkan oleh Clostridium
chovoi umumnya menyerang ternak sapi atau kerbau di antara umur 6
bulan sampai umur 2 tahun; penyakit mareks pada unggas hanya
menyerang ayam di bawah umur 3 minggu.
• Jenis kelamin
Beberapa jenis penyakit hanya dapat menyerang hewan betina atau
hewan jantan saja dan tidak pernah menyerang berdasarkan jenis
kelamin secara keseluruhan. Contohnya yaitu: penyakit yang
disebabkan oleh Trichomonas foetus pada umumnya menyerang hewan
betina.
• Bangsa dan jenis hewan
Setiap bangsa atau jenis hewan akan berbeda responnya terhadap
serangan bibit penyakit yang sama dan setiap jenis hewan berbeda daya
tahan terhadap bibit penyakit yang sama tersebut. Oleh karena itu,
terjadi rentang yang luas dari kepekaan spesies atau jenis hewan,
sehingga timbul berbagai variasi kerentanan satu sama lain. Diantara
spesies hewan tersebut ada yang peka, setengah peka dan ada pula yang
tahan atau resisten terhadap infeksi suatu bibit penyakit yang sama.
Beberapa jenis penyakit hanya menulari satu-dua jenis hewan saja
sedangkan jenis hewan lainnya walaupun satu bangsa atau genus
ataupun family tidak pernah tertular.
Contoh:
- Penyakit Jembrana atau Rama Dewa hanya menyerang jenis sapi
Bali saja, jenis sapi lainnya atau kerbau apalagi hewan yang bukan
termasuk bangsa sapi tidak akan pernah tertular penyakit tersebut.
- Penyakit Ingus Jahat atau Malleus hanya menyerang bangsa kuda
atau bangsa hewan berkuku satu tidak pernah menyerang jenis
hewan lainnya.
- Penyakit Distemper hanya menyerang anjing dan tidak dapat
menyerang kuda.
- Penyakit Panleucopenia atau Feline enteritis hanya menyerang
kucing dan tidak pernah menyerang anjing.

b. Determinan Agen
• Patogenitas
Kemampuan bibit penyakit untuk menimbulkan reaksi pada induk
semang sehingga timbulnya penyakit.
• Virulensi
Ukuran keganasan atau derajat kerusakan yang ditimbulkan oleh bibit
penyakit.
• Antigenitas
Kemampuan bibit penyakit merangsang timbulnya mekanisme
pertahanan tubuh pada diri induk semang.
• Infekstivitas
Kemampuan bibit penyakit mengadakan invasi dan menyesuaikan diri,
bertempat tinggal dan berkembang biak di dalam diri induk semang.

c. Determinan Lingkungan
• Lokasi
Susunan geologi lokal vegetasi dan iklim mempengaruhi distribusi
spatial hewan dan penyakit. Contohnya : penyakit tumor dagu (jaw
tumor) pada domba berhubungan dengan distribusi bracken (sejenis
tanaman paku/pakis).
• Iklim
Terdapat dua tipe iklim yaitu:
- Iklim makro
Iklim makro terdiri dari komponen normal cuaca yang mempapar
hewan antara lain: curah hujan, temperatur, radiasi sinar matahari,
kelembaban dan angin, serta semua yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
- Iklim mikro
Iklim mikro merupakan iklim yang terjadi pada area yang kecil. Hal
ini mungkin sekecil dalam ukuran beberapa millimeter dari tanaman
atau permukaan hewan.
• Pemeliharaan
- Perkandangan
Ventilasi yang dirancang dengan baik pada kandang sangat penting
untuk mengurangi resiko terjadinya penyakit respirasi. Struktur
bahan dan permukaan tempat berbaring hewan merupakan
determinan. Perlukaan pada kuku lebih sering dan lebih parah
terjadi pada babi yang berbaring pada kandang beralas alumenium
dibandingkan baja, porselin atau tanah.
- Makanan
Makanan merupakan bahan yang sangat penting kaitannya dengan
kesehatan dan perkembangan hewan. Kekurangan makanan baik
dari segi jumlah maupun dari segi mutunya akan berpengaruh
terhadap kesehatan dan pertumbuhan badan hewan. Beberapa
penyakit terjadi akibat langsung maupun tidak langsung dari
kekurangan makanan. Kekurangan makanan menyebabkan kondisi
tubuh menjadi turun sehingga bibit penyakit dapat lebih mudah
masuk dan menimbulkan penyakit.
- Manajemen (termasuk penggunaan hewan)
Manajemen terdiri dari kepadatan ternak dan kebijakan produksi.
Peningkatan kepadatan ternak meningkatkan tantangan terhadap
mikroorganisme pathogen. Kebijakan pergantian ternak internal
(mempertahankan populasi tertutup) akan memungkinkan lebih
sedikit masuknya pathogen ke dalam peternakan dibandingkan
kebijakan pembelian dari luar kelompok.
- Stres
Pada bidang kedokteran hewan, stres sering ditimbulkan pada
proses penyapihan, kepadatan hewan, transportasi, perubahan
makanan dan faktor lingkungan lainnya.

Gambar 1 Segitiga epidemiologi


Gambar 2 Determinan penyakit mastitis pada sapi perah

Gambar 3 Jaring-jaring penyebab rhinitis pada babi


DAFTAR PUSTAKA

Thrusfield M. 2008. Veterinay Epidemiology. Edisi ke-3. Blackwell Publishing:


UK.

Anda mungkin juga menyukai