MARIUS TASIRITOITET
1803010057
AGRIBISNIS HORTIKULTURA
POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA
DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
2021
INFORMASI PENGUSUL
4. No. HP 081268254392
6. Email mariustasiritoitet@gmail.com
2. Apa dasar anda memilih konsentrasi tersebut ? (jelaskan alasan ilmiah dengan
minimal 3 referensi)
3. Apa harapan yang anda ingin capai dengan mempelajari dan menguasai konsentrasi
tersebut ?
✔ Mengetahui sistem kerja yang digunakan dalam proses budidaya tanaman tomat
dengan sistem hidroponik untuk meningkatkan kualitas produksi
✔ Mendapatkan tahapan teknologi budidaya tomat beef
✔ Mendapatkan teknologi budidaya, penanaman, perawatan, pengemasan, dan
penyortiran tomat beef.
✔ Menerapkan teknologi budidaya tomat beef hidroponik menjadi peluang usaha
✔ Memperoleh pengalaman kerja dan mengaplikasikan ilmu di bidang yang digeluti
di dunia kerja.
4. Apa dasar anda memilih tempat internship? (terkait konsentrasi anda/ apa relevansi
tempat dengan konsentrasi yang anda akan pelajari)
✔ Karena lokasi tempat internship saya sesuai dengan konsentrasi untuk melakukan
internship dan mengetahui terkait teknik budidaya tanaman tomat beef system
hidroponik.
✔ PT Momenta Agrikultura memproduksi sayuran yang menggunakan metode yaitu
bebas dari hama dan pestisida, sehingga jauh lebih segar, sehat, lezat, dan enak.
5. Apa tujuan internship anda
TINJAUAN PUSTAKA
6. Uraikan referensi/ teori dasar terkait komoditi, konsentrasi, model bisnis dan
informasi tentang industri yang akan anda hadapi dalam INTERNSHIP pilih !
Menurut Perrin (2016), komoditi tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komoditi tomat beef adalah salah satu komoditi
sayuran yang dibudidayakan terdapat di Indonesia. Penerapan budidaya tomat beef sering
dijumpai sistem olah tanam di tanah,namun dapat dilakukan secara hidroponik yang
termasuk salah satu solusi pertanian perkotaan.
Tinggi tanaman tomat beef bisa mencapai 3-4 m ataupun lebih, memiliki batang
yang lunak. Batang tanaman tomat gampang patah sewaktu masih mudah sebaliknya saat
tanaman tua jadi keras dan berkayu, persegi serta segala permukaan batangnya dan
berbulu halus. Tomat beef mempunyai perkembangan batang yang indeterminate serta
perkembangan batang yang yang tidak mempunyai rangkaian bunga maupun buah, serta
arah pertumbuhannya yang vertical. Tomat dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran
tinggi. Tomat tumbuh optimal di tanah gembur, kaya humus, subur serta drainase baik dan
tidak menggenang dengan pH berkisar antara 5-7. Curah hujan untuk budidaya tomat
adalah 100-220 mm. Temperatur optimal pada suhu 24 ºC pada siang hari dan 15-20 ºC
pada malam hari (Wijayanti & Susila, 2013). Kriteria utama dalam manajemen produksi
tanaman adalah keputusan pemilihan teknik budidaya sehingga produksi dapat optimal
secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.
Teknik budidaya tanaman tomat di dalam rumah kaca baik menggunakan media
tanah atau hidroponik membutuhkan sistem pengairan dan pemupukan yang terjamin,
selain itu harus pula memperhatikan kondisi lingkungan dalam rumah kaca (Maulana,
2018). Pemilihan varietas sebelum memulai budidaya penting memperhatikan
produktivitas, bebas dari penyakit benih, persentase berbuah yang tinggi, dan kebutuhan
pasar sesuai ukuran, warna, rasa, dan bentuk buah, lebih spesifik lagi terkait pemilihan
jenis buah tomat determinate atau indeterminate (Rahma et al, 2020). Umumnya budidaya
tomat dalam rumah kaca adalah tomat kelompok indeterminate. Pemilihan lokasi tanam
merupakan bagian dari pengelolaan produksi dalam usaha keberhasilan budidaya
tanaman tomat. Hal tersebut terkait dengan kondisi lahan, kondisi iklim, dan adaptabilitas
serangan hama penyakit. Tanaman tomat 4 yang ditanam di lahan masam umumnya
keracunan unsur mangan (Mn), aluminium (Al), dan besi (Fe), sedangkan pada lahan basa
jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk menghalangi penyerapan ion lain oleh
tanaman.
Biji tomat dikelilingi oleh bahan gel yang dipenuhi rongga buah. Keuntungan dari
hidroponik ialah seluruh suplai nurisi dapat terbaca pada tanaman, konsentrasi yang
minimum dapat digunakan, pH dari nutrisi dapat dikontrol agar mengetahui pemasukan
nutrisi, tidak terdapat nutrisi yang hilang sebab pencucian, tidak tergantung musim dengan
waktu panen serta bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar, mengurangi efek hama,
jamur, dan bawaan dari media, mengurangi waktu penanaman pada persiapan lahan
(Fakhrunnisa et al, 2018). Sistem hidroponik cocok pada tanaman hortikultura seperti
tanaman tomat, paprika maupun tanaman melon (Maulana, 2018).
Tomat pada fase generatif membutuhkan unsur Nitrogen yang lebih tinggi dari
unsur lainnya. Nitrogen (N) berfungsi sebagai komponen enzim serta protein yang
berperan dalam metabolisme tanaman. Dengan tercukupinya unsur hara esensial ini,
maka kita dapat mengoptimalkan tinggi tanaman. Sementara pada fase generatif, tanaman
tomat membutuhkan unsur hara Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Boron (B) lebih banyak dari
unsur hara lainnya. Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses
penyerapan hara oleh akar tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah.
Sehingga, bobot buah meningkat serta memiliki buah segar dan memiliki kualitas
(Indrawati et al, 2012). Salah satu unit usaha yang melakukan budidaya tanaman dengan
teknik hidroponik adalah PT Momenta Agrikultura.
Nutrisi diupayakan ada dalam jumlah yang tepat serta gampang diserap oleh
tanaman pemberian nurisi dapat dipraktekkan melalui permukaan media ataupun akar dari
tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam wujud cair menjadi awal penerapan teknologi
budidaya tanaman secara hidroponik. Hidroponik merupakan suatu bentuk dari teknologi
budidaya tanaman di dalam larutan nutrisi ataupun tanpa media buatan (pasir, kerikil,
vermikulit, rockwool, perlite, dan peat moss). Media tanam yang digunakan dalam
budidaya secara hidroponik substrad ialah peatmoss. Keseimbangan unsur hara dan
efisiensi penggunaan unsur hara tanaman merupakan landasan dalam pengelolaan
pemupukan pemberian pupuk harus mempertimbangkan perbandingan unsur N, P dan K.
fosfor merupakan unsur hara yang penting untuk keseragaman pertumbuhan vegetatif
tanaman dan produksi buah. Fase pertumbuhan yang penting untuk serapan unsur hara
meliputi pertumbuhan bibit, ketika serapan unsur hara yang maksimum dan awal
pembuahan,dan tingkat akumulasi K terjadi pengelolaan bunga dan buah hortikultura yang
baik yaitu pengaturan irigasi, pencegahan gugur bunga yang berlebihan, penjarangan
bunga jika terlalu lebat, pengkondisian langsung dengan baik, pengurangan gugur buah,
penjarangan buah mencegah kerusakan hama dan penyakit (Lukas et al, 2016).
Menurut (Wijayani & Widodo 2005), tanaman tomat umumnya dipangkas melalui
batang tunggal yakni dengan cara menghilangkan tunas-tunas lateral. Ada beberapa
kelebihan budidaya dengan teknik hidroponik adalah produksi tanaman menghasilkan
kualitas lebih tinggi, serangan hama dan penyakit relatif rendah, dan hasil panen yang
berkelanjutan (Maulana, 2018). Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik
pertumbuhannya akan lebih cepat dan efisien karena penggunaan teknologi yang dapat
membantu nutrisi berjalan secara otomatis yang sudah kontrol. Metode kerja yang
digunakan dalam budidaya secara hidroponik sudah memenuhi standarisasi sehingga
dapat memudahkan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja di kebun yang lebih efisien.
Tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang diusahakan oleh para petani selain
sebagai sayuran juga digunakan sebagai bahan baku industri obat-obatan dan kosmetik
serta bahan baku pengelolaan makanan dan vitamin C yang ada pada tanaman tomat juga
dapat meningkatkan kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19 saat ini (Astutik &
Sumiati, 2019).
Tanaman tomat dapat dipanen pada fase pink, light red atau merah. Pasca panen
terdiri atas pengangkutan, pembersihan, pengkelasan, dan penyimpanan buah. Teknik
budidaya hidroponik ini masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu,
hidroponik perlu dipelajari secara mendalam dan harus dikembangkan karena memiliki
banyak kelebihan dan manfaat serta memiliki peluang untuk berwirausaha secara
hidroponik. Tanaman tomat dipanen tergantung pada tujuan pasar, jika tujuan permintaan
pasar adalah ekspor maka tomat akan dipanen pada fase green atau breaker. Fase green
bercirikan buah yang keseluruhan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Fase breaker
bercirikan buah dengan semburat warna kuning, pink, merah seluas 5 ≤10% dari total
permukaan. Pasar dengan jarak tidak terlalu jauh tomat akan dipanen pada fase pink, light
red, atau red. Pascapanen tomat terdiri atas pengangkutan, pembersihan, penyortiran,
pengkelasan, pengemasan, dan penyimpanan buah. Pascapanen tomat
mempertimbangkan kehilangan hasil, sanitasi, dan keamanan pangan.
METODOLOGI
Pada bulan November 1998 kebun Amazing farm, melakukan uji coba secara
komersial dengan menanam sayuran aeroponik. Setelah berjalan 1 tahun percobaan
tersebut menunjukan hasil yang sangat menjanjikan terutama di sisi kualitas dan
produktivitas. Aeroponik adalah salah satu teknologi penanaman sayuran tanpa
menggunakan media tanam di dalam green house, green house tersebut terbuat dari besi
atau bambu sedang bak tanam terbuat dari bahan fiberglass untuk memudahkan
pemeliharaan jika perbaikan diperlukan. Sayuran yang di produksi menggunakan metode
bebas hama dan pestisida sehingga jauh lebih sehat, segar dan enak.
2. Waktu internship Internship ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu dari
April 2021-Juli 2021.
9. Data apa saja yang anda butuhkan untuk memperoleh/ mencapai tujuan anda dalam
internship?
✔ Data primer. Data ini dikumpulkan oleh penulis dari internship baik secar maupun ,
foto-foto kegiatan, dan hasil catatan maupun pengamatan langsung saat praktek
kerja lapangan.
✔ Data Sekunder. Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan adalah data Proses
budidaya tomat beef hidroponik, yakni :
1. Persiapan Lahan
2. Alat dan Bahan Pembibitan
3. Nutrisi
4. Teknik Penanaman
5. Cara Pengemasan
6. Cara Penyortiran
7. Cara Packaging
10. Cara apa yang anda akan gunakan untuk memperoleh data yang anda butuhkan?
✔ Studi Pustaka,
✔ Wawancara, dan
✔ Observasi
11. Bentuk kontribusi apa yang akan dapat anda ◻ Artikel populer
berikan dari kegiatan internship (silahkan ✔ Laporan praktek baik
centang) ◻ Laporan metode baru
◻ Laporan Analisa praktis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya tomat beef hidroponik yang dilakukan PT Momenta Agrikultura
menggunakan subtract sistem. Substrat sistem ini menggunakan sistem bag culture yaitu
budidaya tanaman tanpa tanah, tetapi menggunakan polybag yang diisi dengan media
tanam. media tanam yang digunakan cocopeat sedangkan sistem penyiraman yang
digunakan dengan sistem terbuka yaitu irigasi tetes (drip irrigation). Kemampuan tomat
untuk mendapatkan hasil buah sangat dipengaruhi interaksi lingkungan. Upaya untuk
menanggulanginya penurunan kualitas dan kuantitas hasil tanaman tomat adalah dengan
perbaikan teknik budidaya secara hidroponik (Wijayanti & Susila, 2013). Ada beberapa
kelebihan budidaya dengan teknik hidroponik adalah produksi tanaman menghasilkan
kualitas lebih tinggi, serangan hama dan penyakit relatif rendah, dan hasil panen yang
berkelanjutan (Maulana, 2018). Proses budidaya dilakukan di dalam green house. adapun
jenis kegiatan yang dilakukan dalam budidaya budidaya tomat beef yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Lahan
Beberapa kegiatan persiapan lahan yang perlu dilakukan untuk mendukung proses
produksi atau budidaya tomat beef secara hidroponik antara lain:
Persiapan lahan merupakan rangkaian kegiatan, seperti persiapan lahan, persiapan
media, sanitasi lahan, pemasangan selang, pengecekan lubang drip, flushing, nata
polybang, penjenuhan polybag, sterilisasi media dan sterilisasi lahan.
Kegiatan untuk memastikan seluruh perlengkapan yang digunakan atau yang sudah
dipasang pada selang drip. tujuannya untuk menghindari penyumbatan pada selang
drip,selang spaghetti, PJC, dan stik. pengecekan dapat dilakukan dengan mengetuk-
ngetuk drip stik dan selang spaghetti untuk mengetahui air nutrisi dapat menetes dengan
baik. Penyumbatan terjadi karena adanya akar yang tertinggal atau bekas nutrisi yang
tidak terlarut di sehingga ikut terlarut sehingga menyebabkan penyumbatan pada selang
drip.
Polybag yang terisi penuh media tanam diletakkan diatas batako diletakkan yang
sudah tertata rapi diatas bed dan lurus disesuaikan dengan jarak tanam yang sudah
ditentukan maksimal 30-60 cm dengan jarak bedengan 140 cm. tujuannya ialah
mempermudah peralatan tanaman dan pemanenan.
Penjenuhan adalah kegiatan memberikan air pada polybag yang sudah diisi
polybag. Tujuannya agar media menyimpan cukup air dan sebagai suplai air bagi bibit
yang baru saja dipindah dari ruang nursery ke polybag dan supaya zat tanin yang
terkandung di media cocopeat bisa dihilangkan dengan membasahi media sampai media
kelihatan airnya bersih. Penjenuhan dilakukan seminggu sebelum penanaman. Saat tiba,
penjenuhan dilakukan kembali agar tanaman tetap dalam kondisi jenuh dan bibit tetap
mendapatkan supali air.
Gambar 1.8. Penjenuhan Polybag
1.9 Sterilisasi Media
2. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 21 hari setelah semai. Bibit diangkut
dari ruang nursery ke dalam green house. bibit yang ditanam dipilih yang paling kondisinya
baik. Seperti tinggi mencapai 10 cm, batang tanaman kokoh dan kuat, daunnya tidak
kuning dan keriting. Bibit disiram terlebih dahulu sebelum bibit ditanam.bibit ditanam ke
media dengan cara manual yaitu, mencabut bibit dari tray lalu ditanam dengan kedalaman
tiga jari tangan dan pastikan bibit cukup kuat atau tegak berdiri pada media tanam. Sisa
bibit dipindahkan ke dalam satu tray untuk kegiatan penyulaman tanaman. Kegiatan
penanaman diakhiri dengan pemasangan label yang terdiri dari beberapa keterangan
seperti komoditi yang digunakan, varietas, waktu tanam, populasi tanaman, jumlah bed,
gable, dan lokasi gh, serta pola tanaman.
Salah satu kegiatan untuk pengangkutan bibit tanaman dari N1(nursery) dipindahkan
ke lahan yang sudah disiapkan untuk menuju masa produksi.bibit tanaman tomat yang
dipindahkan harus berumur 21 hari lewat dari 21 hari maka tanaman akan mengalami
pertumbuhan yang kurang baik, misalnya tanaman menjadi etiolasi, kerdil dan lama proses
pertumbuhannya.
Kegiatan penanaman diakhiri dengan pemasangan label tanaman yang terdiri dari
atas beberapa keterangan seperti komoditi tanaman, jumlah bed, gable, dan lokasi, serta,
pola tanaman. Sebelum melakukan pemasangan biasanya melakukan sensus populasi
tanaman agar mengetahui jumlah keseluruhan tanaman.
3. Pemeliharaan
Penyiraman dan pemberian pupuk (nutrisi) pada budidaya tomat beef secara
hidroponik dilakukan bersamaan. Perusahaan PT Momenta Agrikultura menerapkan teknik
penyiraman dengan sistem irigasi tetes. Pemberian nutrisi dengan sistem tetes sangat
efisien dalam budidaya secara hidroponik. sistem irigasi tetes merupakan mengalirkan
nutrisi dari vokum pusat ke tanaman melewati beberapa selang atau pipa aliran. Kelebihan
menggunakan sistem tetes adalah menghemat tenaga kerja, efisiensi dan efektif dalam
pemakaian nutrisi karena larutan pupuk langsung mengalir ke akar secara merata,
produksi tanaman meningkat karena memperoleh unsur hara dan makro dan mikro dalam
jumlah optimal. Pengoperasian penyiraman dilakukan dengan secara otomatis yang sudah
diatur oleh perusahaan tersebut. Nutrisi yang digunakan adalah pupuk AB mix. Pupuk
ABmix mengandung unsur makro dan mikro yang lengkap dan dibutuhkan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhannya. Pupuk A terdiri dari kalium, nitrat, dan Fe. Dan pupuk B
terdiri dari magnesium sulfat, fosfat, kalium sulfat, ammonia, dan mikro kompleks.
Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses penyerapan hara oleh akar
tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah. Sehingga, bobot buah
meningkat serta memiliki buah yang segar dan memiliki kualitas (Indrawati et al, 2012).
Pengukuran EC (Electrical conductivity) dilakukan dengan alat EC meter. Pengukuran EC
bertujuan untuk mengetahui kepekatan hara larutan. Pengukuran EC dilakukan setiap hari
sebelum dan sesudah nutrisi diberikan pada tanaman. EC yang ditetapkan pada nutrisi AB
mix adalah 2,0 - 2,5
Pengikatan tali ajir pada tanaman menggunakan benang kasur yang sudah
disiapkan. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam.
Tujuan pengikatan tanaman adalah agar tanaman tetap berdiri kokoh dan menahan beban
buah yang dihasilkan serta tidak mudah rusak. Awal kegiatan tersebut dengan melilitkan
pada tanaman kemudian diikat pada bawa cluster batang dengan simpul hidup sehingga
memudahkan membuka tali kembali.
3.5 Penyulaman
Penyulaman merupakan salah satu kegiatan mengganti bibit tanaman yang mati dan
diganti dengan tanaman yang baru .hal ini bertujuannya agar jumlah tanaman yang
ditanam sesuai dengan yang diharapkan dan produksi buah yang dihasilkan dapat
mencapai target yang sudah ditentukan. Bibit pengganti yang digunakan, berumur sama
dengan bibit yang sudah ditanam. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam.
Namun jika, tanaman gagal tumbuh sebelum seminggu setelah tanam, bibit perlu diganti
dengan baru. Hal ini bertujuan supaya populasi tidak berkurang, hama atau penyakit tidak
menyerang ke batang tanaman yang lain.
Merupakan salah satu proses kegiatan pembuangan tunas air yang terdapat di
ketiak daun pada tanaman tomat agar tidak menjadi cabang tanaman. Pembuangan tunas
air bertujuan agar nutrisi tidak terserap secara optimal pada tanaman. Selain itu, untuk
menjaga kelembaban tanaman agar tidak terlalu tinggi, mempercepat kematang buah,
meningkatkan kualitas buah yang seragam, dan memperoleh buah berukuran besar.
kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 3 sampai 22 minggu setelah tanam.
Pembuangan tunas air sebaiknya menggunakan gunting khusus yaitu gunting stek tunas
terbuang secara utuh.
3.8 Polinasi
Salah satu kegiatan menyeleksi buah tomat beef dengan masing-masing cluster
menyisakan buah 4-5. Tujuan menyeleksi buah tomat yaitu agar bobot yang diinginkan
pihak marketing tercapai.
3.10 Perompesan
Perompesan dilakukan pada saat tanaman berumur 9, 13, 17,21 minggu setelah
tanam. Pemangkasan daun dilakukan pada pagi hari atau siang hari dengan
menggunakan gunting daun dari pangkal tanaman. Kegiatan perompesan daun dilakukan
pada daun bagian bawah yang terlalu rimbun, daun yang layu, dan daun yang menguning
karena terkena penyakit. Alat yang digunakan adalah guntung stek yang bebas dari
kotoran. tujuan perompesan ialah ,mempercepat kematangan buah mengurangi
kelembapan media , Hama yang ada pada tanaman tidak boleh dirompes, menjaga
sirkulasi udara bagi tanaman.
3.11 Lay Down
Kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 3 bulan setelah tanam atau tinggi
tanaman sudah mencapai dan melebihi kawat di dalam green house. lay down merupakan
aktivitas menurunkan tinggi tanaman produksi setengah dari ketinggian totalnya dengan
tujuan memudahkan pemeliharaan dan panen (Maulana, 2018). caranya yaitu dengan
mengulurkan benang pada V-hook yang mengait pada kawat lalu melanjutkan dengan
pembuangan tunas air dan pelilitan tanaman. Tujuannya agar tanaman tidak tumbuh
melebihi tinggi kawat dalam green house dan memudahkan saat perawatan lainnya.
Selain itu, untuk memperpanjang umur tanaman tomat beef dan meningkatkan hasil
produksi.
3.12 Sanitasi/Wedding
Salah satu kegiatan untuk membersihkan gulma maupun hasil rompes,tunas air,dan
seleksi buah Tujuannya; supaya greenHouse tetap bersih dan menghindari terjadi
penyakit atau hama Sensus populasi tanaman.
Kegiatan pencabutan tanaman layu dengan membuang Tanaman yang sudah layu
atau mati ang ada di dalam greenhouse. tanaman yang sudah layu harus di keluarkan di
dalam Greenhouse tujuannya menghindari menularnya hama penyakit pada tanaman
lainnya.
4. Pemanenan
4.1 Sensus Buah
Sensus buah ialah suatu cara untuk mengetahui menghitung taksasi hasil panen
sebelum melakukan pemanenan secara langsung. Dalam taksasi buah tomat yang perlu di
perhatkan yaitu, warna, ukuran, dan jumlah, tujuannya yaitu untuk mengetahui jumlah
hasil panen, agar pihak marketing mengetahui permintaan dari konsumen yang telah
tercukupi atau kurang.
5. Pengendalian OPT
Yellow trap merupakan bahan yang digunakan sebagai peranggkap lalat seperti,
bemicia tabaci, liriomyza. Yellow trap berupa perekat warna kuning yang digunakan
Pengendalian hama terpadu (pht) yang digunakan untuk menekan penggunaan pestisida
sintetik. Pemasangan yellow trap masing-masing barisan dengan zigzag tujuannya agar
hama mudah terperangkap di dalam greenhouse.
6. Pembongkaran
Kegiatan Pembongkar tanaman tomat seluruh komponen atau prasarana dan sarana
yang digunakan dalam budidaya tomat beef. Karena masa pertumbuhan tomat beef
sudah habis
6.1 Panen Bongkar
Diawali dengan cara membongkar tanaman selanjutnya tali ajir dilepaskan dari
tanaman, kemudian batang tanaman digunting beberapa bagian agar mempermudah
pembuangan tanaman yang sudah dibongkar keluar greenhouse.
Kegiatan selanjutnya yaitu perapihan, terlebih dahulu dengan menggulung tali jair,
dan digantungkan di atas kawat. hal tersebut mempermudah sanitasi lahan.
Selang irigasi digulung atau digantung diatas dengan bantuan tali agar
mempermudah melakukan sanitasi lahan selain itu supaya memudahkan pemasangan
selang drip berikutnya ketika melakukan penanaman berikutnya
Penanganan pasca panen adalah kegiatan yang dimulai setelah buah tomat dipanen
sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam kondisi masih segar.
tujuan utama adalah menjaga susut bobot, mencegah kontaminasi dan mencegah
kerusakan atau kehilangan hasil panen. Penanganan hasil panen di lakuka packing house,
kegiatan ini dilakukan setiap hari dimulai dari pukul 09.00-17.00 wib. Adapun kegiatan
penanganan pasca panen di PT Momenta Agrikultura yaitu:
Penanganan pasca panen yang pertama adalah penerimaan barang dari kebun.
Penerimaan barang tersebut dilakukan di packing house. tomat beef yang sudah dipanen
diangkut menggunakan mobil pick up kemudian petugas menimbang hasil panen tomat
beef dan mencatat data produktivitas
Sortasi buah tomat beef bertujuan untuk mendapatkan kualitas dan layak memenuhi
permintaan pasar. Sortasi buah tomat beef yang dilakukan dengan memilah dan memilih
buah yang baik dan kurang baik. Untuk memilah dan memilih perlu menyiapkan bahan dan
alat untuk sortasi, alat dan bahan yang diperlukan yaitu box atau keranjang buah 4 box
untuk melakukan sortasi sesuai bentuk, ukuran, dan warna Permintaan buah tomat beef
berdasarkan warna dan tingkat kematangan disesuaikan permintaan pasar. Buah tomat
orange biasanya dipesan oleh supermarket, sedangkan buah tomat yang berwarna merah
banyak dipesan oleh hotel, restoran, dan kafe. Buah tomat beef ini disebut horeka. Buah
yang tidak masuk spek pasar biasanya di tamping dan dipisahkan dalam satu wadah atau
box terpisah. Buah yang termasuk dalam kondisi reject adalah buah masih mudah, kecil,
berlubang, busuk, warna tidak seragam, dan memiliki bentuk ukuran yang tidak beraturan.
Grading dilakukan dengan memisahkan buah tomat beef berdasarkan ukuran dan warna
yang akan memenuhi nilai jual produk. Oleh karena itu, grading tomat beef dilakukan
sesuai permintaan pasar.
7.3 Pelabelan dan Pengemasan
Tomat beef yang sudah siap di kemas , kemudian diberikan label kemasan. Tujuan
pelabelan ialah memberikan informasi tentang produk tersebut. Label yang di gunakan
dalam kemasan tomat beef berisi nama dan icon perusahaan, berat bersih, kandung buah
tomat, nama produk dan nama asal produksi. pengemasan bertujuan untuk melindungi
buah tomat beef dari pengaruh lingkungan sinar matahari, kelembaban dan memudahkan
pengangkutan dan pengemasan tomat serta meningkatkan nilai jual produk. Kemasan
yang bisa digunakan adalah kemasan styrofoam, kemasan mika, kemasan plastik
polyethylene (PE), dan plastik saran/film untuk membalut sterofoam dan mika
(polypropylene) tomat tahan selama 8 hari, sedangkan tanpa kemasan plastik tahan
selama 7 hari dalam suhu ruang “(Lila, 2015”), Kegiatan pengemasan sesuai dengan
masing-masing permintaan pasar. Buah tomat beef dikemas dalam wadah mika plastik
ukuran 530 gram dan pelastik packing 1 kg dan di dalam kardus 10,99 gram.
Ket:
7.3.1. Packing Tomat Beef Cupat
7.3.2 Packing Tomat Beef Jus (Wrapping)
7.3.3 Packing Tomat Beef Fiesta
7.3.4 Packing Pomat Beef Jus siap Pengkardusan
7.3.5 Hasil Packiging Tomat Jus dan Fiesta
7.4 Penyimpanan
PENUTUP
Saran yang diperoleh dari hasil Praktek kerja Lapangan di PT Momenta Agrikultura
sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Astutik, A., & Sumiati, A. (2019). Upaya Meningkatkan Produksi Tanaman Tomat Dengan
Aplikasi Gandasil B. Buana Sains, 18(2), 149. https://doi.org/10.33366/bs.v18i2.1188
Fakhrunnisa, E., Kartika, J. G., & Sudarsono, . (2018). Produksi Tomat Cherry dan Tomat
Beef dengan Sistem Hidroponik di Perusahaan Amazing Farm, Bandung. Buletin
Agrohorti, 6(3), 316–325. https://doi.org/10.29244/agrob.v6i3.21094
Indrawati, R., Indradewa, D., Nuryani, S., & Utami, H. (2012). Pengaruh Komposisi Media
dan Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill.). Pengaruh Komposisi Media Dan Kadar Nutrisi Hidroponik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.), 1(3), 109–
119. https://doi.org/10.22146/veg.1361
Lukas, A., Wasabiti, Y., Kale, P. R., Ermiani, G., Malelak, M., Peternakan, P. S.,
Peternakan, F., Cendana, U. N., & Adisucipto, J. (2016). PENGARUH PEMBERIAN
TOMAT ( Solanum lycopersicum ), DAUN SALAM ( Syzygium polyanthum ) DAN
BAWANG PUTIH ( Allium sativum ) TERHADAP. 3(1), 77–85.
Maulana. (2018). MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN TOMAT ( Solanum lycopersicum
L .) SISTEM HIDROPONIK DI PT MOMENTA AGRIKULTURA AMAZING FARM ,
BANDUNG MOCH IRVAN MAULANA. MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN TOMAT
( Solanum Lycopersicum L .) SISTEM HIDROPONIK DI PT MOMENTA
AGRIKULTURA AMAZING FARM , BANDUNG MOCH IRVAN MAULANA.
Perrin, H. (2016). Solanum lycopersicum. Biofutur, 2016-Octob(380), 42.
https://doi.org/10.1007/978-94-007-5628-1_41
Prabowo, R. N., Qurthobi, A., Elektro, F. T., Telkom, U., & Cherry, T. (2018). Perancangan
Kontrol Kadar Keasaman Menggunakan Hybrid Fuzzy Pid Pada Sistem Hidroponik
Untuk Pertumbuhan Tomat Control Design of Acidity Level Using Hybrid Fuzzy Pid on
Hydroponic System for the Growth of Tomatoes. 5(1), 923–930.
Qonit, M. A. H., -, K., & Mubarok, S. (2017). Identifikasi Dan Karakterisasi 11 Kultivar
Tanaman Tomat Sebagai Sumber Genetik Untuk Persilangan. Agrin, 21(1), 26–33.
https://doi.org/10.20884/1.agrin.2017.21.1.336
Rahma, A. A., Bafdal, N., & Rustam, D. (2020). “ Strategi Ketahanan Pangan Masa New
Normal Covid-19 ” Kajian Kualitas Air Hujan yang Diberi Nutrisi NPK dan Kebutuhan
Air Tanaman Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat Plum ( Solanum
Lycopersicum L . Var Roma ) dengan Penggunaan Media Tanam Arang . 4(1), 117–
125.
Wasonowati, C. (2011). MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT
(Lycopersicon esculentum) DENGAN SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK. Agrovigor,
4(1), 21–28.
Wijayani, A., & Widodo, W. (2005). Increasing of tomatoes quality in hydroponic culture.
Ilmu Pertanian, 12(1), 77–83.
Wijayanti, E., & Susila, A. D. (2013). Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.). Bul. Agrohorti, 1(1), 104–112.