Anda di halaman 1dari 29

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PASCA PANEN TOMAT

BEEF SISTEM HIDROPONIK (SUBSTRAT) DI PT


MOMENTA AGRIKULTURA, LEMBANG JAWA BARAT

MARIUS TASIRITOITET

1803010057

AGRIBISNIS HORTIKULTURA
POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA
DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
2021
INFORMASI PENGUSUL

1. Nama Pengusul Marius Tasiritoitet

2. NIM Pengusul 1803010057

3. Alamat Rumah Jl Vetpur Raya 3 NO 22 A , Kec , Kab Laut Dendang

4. No. HP 081268254392

5. No. Kontak yang 081268254392


dihubungi saat darurat

6. Email mariustasiritoitet@gmail.com

7. Dosen Pembimbing Amelira Haris Nasution,SP,M.Si

8. Pembimbing Lapangan 1) Novianti SP


2) Priatna
PENDAHULUAN

1. Apa Konsentrasi yang ingin anda kuasai melalui INTERNSHIP ini ?


✔ Teknologi budidaya dan pasca panen tomat beef dengan sistem hidroponik
substrat

2. Apa dasar anda memilih konsentrasi tersebut ? (jelaskan alasan ilmiah dengan
minimal 3 referensi)

1. Peluang atau potensi Entrepreneur adalah suatu profesi yang diperlukan


untuk mengatasi masalah ekonomi dan lapangan
pekerjaan yang sempit. Untuk membangkitkan dan
memajukan ekonomi di masyarakat, Indonesia
membutuhkan generasi baru yaitu Entrepreneur. Beranjak
dari peluang maka, entrepreneur yang bergerak di bidang
hortikultura khususnya produksi sayur dan buah sangat
dibutuhkan supaya dapat memenuhi kebutuhan pangan
dan peningkatan ekonomi dalam suatu negara (Qonit et al.,
2017).
Salah satu tanaman yang ada di bidang hortikultura
adalah tanaman tomat beef di mana tomat beef di
Perusahaan Momenta Agrikultura tidak lagi menanam
dengan cara konvensional melainkan sudah
mengembangkan atau membudidayakannya dengan
system hidropnik yaitu dengan mengandalkan media tanam
menggunakan cocopeat serta menggunakan air bersih
yang sudah dicampur dengan nutrisi yang diracik atau
ditakar dengan menggunakaan alat ukur yaitu TDS meter
alat cek kemurnian air dan kadar mineral yang ideal untuk
semua aplikasi pemurnian air (Wijayanti & Susila, 2013).
Tomat merupakan komoditas sayuran yang memiliki
prospek yang tinggi seiring dengan meningkatnya
kesadaran konsumen terhadap nilai gizi bahan pangan.
Komoditas ini diminati karena kandungan anktiosidan dan
vitamin C yang tinggi.Tomat tumbuh optimal di tanah
gembur, kaya humus, subur serta drainase baik dan tidak
menggenang dengan pH berkisar antara 5-7. Curah hujan
untuk budidaya tanaman tomat adalah 100-220 mm 1.
Temperatur optimal pada suhu 24 ºC pada siang hari dan
15-20 ºC pada malam hari.
Standar utama dalam manajemen produksi
tanaman adalah keputusan dalam pemilihan teknik
budidaya sehingga produksinya dapat optimal secara
kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Peluang atau potensi
dalam budidaya tomat beef memiliki keuntungan seperti
pertumbuhan tanaman lebih profitable, kualitas produk
lebih baik, mengurangi hama dan penyakit disisi lain dalam
penanaman tomat dapat dilakukan bukan saja sistem
konvensional tetapi bisa juga dilakukan dengan sistem
hidroponik pemanfaatan lahan yang sempit penyiraman
tanaman dengan sistem tetes yang sudah diawasi dengan
alat yang canggih dan penghematan penggunaan air yang
merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan pembuatan
sistem hidroponik meskipun biaya pembuatan hidroponik
cukup mahal.
Solusi dalam mengatasi kondisi tersebut dapat
diterapkan dengan sistem budidaya tanaman tomat beef
dengan teknologi sistem hidroponik irigasi tetes yang diatur
dan di control dengan teknologi serta tidak memakai bahan
kimiawi untuk pengendalian hama seperti pertisida
sehingga hasil produksinya menjadi produk yang unggul
dapat terjamin kualitas produksinya (Wijayanti & Susila,
2013).

2. Masalah Produksi hasil buah yang relatif rendah terkadang


disebabkan oleh pemilihan bibit tomat yang kurang tepat
serta teknik budidaya yang kurang tepat, pemasaran,
pengaturan drainase air dan sirkulasi udara yang kurang
baik dan kualitas produk. Begitu juga dengan cara
pengendalian hama sehingga menyebabkan gagal
produksi. Adapun penyebab lain dari dari produksi tomat
rendah yaitu penggunaan pupuk atau nutrisi yang yang
kurang tepat, nutrisi EC dan pH tanaman yang kurang
tepat, kualitas produk yang kurang higienis, green house
yang kurang memadai dan media tanam yang kurang steril
(Prabowo et al, 2018). Permasalahan dalam penanaman
tomat adalah produksi yang sering dijumpai dibandingkan
dengan potensi-potensi produksinya jadi untuk
meningkatkan hasil produksinya yaitu dengan cara
memperbaiki teknologi budidaya yang tepat, mengetahui
permintaan pasar saat produksi, mengatur drainase yang
baik dan sirkulasi udara yang baik, perawatan greenhouse
untuk dibandingkan dengan melakukan pengendalian
hama sehingga biaya lebih irit selain itu produk yang
dihasilkan termasuk produk yang unggul (Wasonowati,
2011). Dari sekian banyak kegiatan permasalahan dalam
budidaya tentu saja tidak lepas dari permasalahan
manajemen dimana manajemen dalam budidaya tomat
beef juga sangat diperlukan hal ini juga memberikan
dampak hasil produksi pertanian kurang produktif
(Wijayanti & Susila, 2013).

3. Apa harapan yang anda ingin capai dengan mempelajari dan menguasai konsentrasi
tersebut ?

✔ Mengetahui sistem kerja yang digunakan dalam proses budidaya tanaman tomat
dengan sistem hidroponik untuk meningkatkan kualitas produksi
✔ Mendapatkan tahapan teknologi budidaya tomat beef
✔ Mendapatkan teknologi budidaya, penanaman, perawatan, pengemasan, dan
penyortiran tomat beef.
✔ Menerapkan teknologi budidaya tomat beef hidroponik menjadi peluang usaha
✔ Memperoleh pengalaman kerja dan mengaplikasikan ilmu di bidang yang digeluti
di dunia kerja.

4. Apa dasar anda memilih tempat internship? (terkait konsentrasi anda/ apa relevansi
tempat dengan konsentrasi yang anda akan pelajari)

✔ Karena lokasi tempat internship saya sesuai dengan konsentrasi untuk melakukan
internship dan mengetahui terkait teknik budidaya tanaman tomat beef system
hidroponik.
✔ PT Momenta Agrikultura memproduksi sayuran yang menggunakan metode yaitu
bebas dari hama dan pestisida, sehingga jauh lebih segar, sehat, lezat, dan enak.
5. Apa tujuan internship anda

✔ Mengetahui alur sistem kerja sebuah usaha tanaman tomat hidroponik


✔ Mengetahui strategi yang tepat digunakan dalam usaha budidaya tomat beef
dengan sistem hidroponik berbasis sektor pertanian
✔ Mengetahui cara mengelola sebuah usaha budidaya tomat beef dengan sistem
hidroponik
✔ Meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai ilmu yang telah dipelajari
di perkuliahan,
✔ Memperoleh pengalaman bekerja sesuai dengan bidang Teknik pertanian,
✔ Meningkatkan kemampuan praktis di lapangan.
✔ Melatih kemampuan dalam mengidentifikasi suatu masalah yang terjadi di
lapangan atau dunia pekerjaan serta dapat menyelesaikan suatu permasalahan
tersebut.

TINJAUAN PUSTAKA

6. Uraikan referensi/ teori dasar terkait komoditi, konsentrasi, model bisnis dan
informasi tentang industri yang akan anda hadapi dalam INTERNSHIP pilih !

Menurut Perrin (2016), komoditi tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura
yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Komoditi tomat beef adalah salah satu komoditi
sayuran yang dibudidayakan terdapat di Indonesia. Penerapan budidaya tomat beef sering
dijumpai sistem olah tanam di tanah,namun dapat dilakukan secara hidroponik yang
termasuk salah satu solusi pertanian perkotaan.

Tinggi tanaman tomat beef bisa mencapai 3-4 m ataupun lebih, memiliki batang
yang lunak. Batang tanaman tomat gampang patah sewaktu masih mudah sebaliknya saat
tanaman tua jadi keras dan berkayu, persegi serta segala permukaan batangnya dan
berbulu halus. Tomat beef mempunyai perkembangan batang yang indeterminate serta
perkembangan batang yang yang tidak mempunyai rangkaian bunga maupun buah, serta
arah pertumbuhannya yang vertical. Tomat dapat tumbuh di dataran rendah dan dataran
tinggi. Tomat tumbuh optimal di tanah gembur, kaya humus, subur serta drainase baik dan
tidak menggenang dengan pH berkisar antara 5-7. Curah hujan untuk budidaya tomat
adalah 100-220 mm. Temperatur optimal pada suhu 24 ºC pada siang hari dan 15-20 ºC
pada malam hari (Wijayanti & Susila, 2013). Kriteria utama dalam manajemen produksi
tanaman adalah keputusan pemilihan teknik budidaya sehingga produksi dapat optimal
secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas.

Teknik budidaya tanaman tomat di dalam rumah kaca baik menggunakan media
tanah atau hidroponik membutuhkan sistem pengairan dan pemupukan yang terjamin,
selain itu harus pula memperhatikan kondisi lingkungan dalam rumah kaca (Maulana,
2018). Pemilihan varietas sebelum memulai budidaya penting memperhatikan
produktivitas, bebas dari penyakit benih, persentase berbuah yang tinggi, dan kebutuhan
pasar sesuai ukuran, warna, rasa, dan bentuk buah, lebih spesifik lagi terkait pemilihan
jenis buah tomat determinate atau indeterminate (Rahma et al, 2020). Umumnya budidaya
tomat dalam rumah kaca adalah tomat kelompok indeterminate. Pemilihan lokasi tanam
merupakan bagian dari pengelolaan produksi dalam usaha keberhasilan budidaya
tanaman tomat. Hal tersebut terkait dengan kondisi lahan, kondisi iklim, dan adaptabilitas
serangan hama penyakit. Tanaman tomat 4 yang ditanam di lahan masam umumnya
keracunan unsur mangan (Mn), aluminium (Al), dan besi (Fe), sedangkan pada lahan basa
jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk menghalangi penyerapan ion lain oleh
tanaman.

Penyemaian merupakan tahapan budidaya untuk mengurangi resiko tanam


langsung di lapangan, menyediakan lingkungan tumbuh yang intensif, mencegah dan
mengurangi penyebaran hama dan penyakit. Penyemaian dan penanaman membutuhkan
media tanam yang baik. dalam pemilihan media tanam dibutuhkan pengetahuan
karakteristik media (fisik, kimia, dan biologi) karena berdampak kepada respon tanaman
dan biaya produksi.

Biji tomat dikelilingi oleh bahan gel yang dipenuhi rongga buah. Keuntungan dari
hidroponik ialah seluruh suplai nurisi dapat terbaca pada tanaman, konsentrasi yang
minimum dapat digunakan, pH dari nutrisi dapat dikontrol agar mengetahui pemasukan
nutrisi, tidak terdapat nutrisi yang hilang sebab pencucian, tidak tergantung musim dengan
waktu panen serta bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasar, mengurangi efek hama,
jamur, dan bawaan dari media, mengurangi waktu penanaman pada persiapan lahan
(Fakhrunnisa et al, 2018). Sistem hidroponik cocok pada tanaman hortikultura seperti
tanaman tomat, paprika maupun tanaman melon (Maulana, 2018).

Tomat pada fase generatif membutuhkan unsur Nitrogen yang lebih tinggi dari
unsur lainnya. Nitrogen (N) berfungsi sebagai komponen enzim serta protein yang
berperan dalam metabolisme tanaman. Dengan tercukupinya unsur hara esensial ini,
maka kita dapat mengoptimalkan tinggi tanaman. Sementara pada fase generatif, tanaman
tomat membutuhkan unsur hara Kalium (K), Kalsium (Ca), dan Boron (B) lebih banyak dari
unsur hara lainnya. Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses
penyerapan hara oleh akar tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah.
Sehingga, bobot buah meningkat serta memiliki buah segar dan memiliki kualitas
(Indrawati et al, 2012). Salah satu unit usaha yang melakukan budidaya tanaman dengan
teknik hidroponik adalah PT Momenta Agrikultura.

Nutrisi diupayakan ada dalam jumlah yang tepat serta gampang diserap oleh
tanaman pemberian nurisi dapat dipraktekkan melalui permukaan media ataupun akar dari
tanaman. Ketersediaan nutrisi dalam wujud cair menjadi awal penerapan teknologi
budidaya tanaman secara hidroponik. Hidroponik merupakan suatu bentuk dari teknologi
budidaya tanaman di dalam larutan nutrisi ataupun tanpa media buatan (pasir, kerikil,
vermikulit, rockwool, perlite, dan peat moss). Media tanam yang digunakan dalam
budidaya secara hidroponik substrad ialah peatmoss. Keseimbangan unsur hara dan
efisiensi penggunaan unsur hara tanaman merupakan landasan dalam pengelolaan
pemupukan pemberian pupuk harus mempertimbangkan perbandingan unsur N, P dan K.
fosfor merupakan unsur hara yang penting untuk keseragaman pertumbuhan vegetatif
tanaman dan produksi buah. Fase pertumbuhan yang penting untuk serapan unsur hara
meliputi pertumbuhan bibit, ketika serapan unsur hara yang maksimum dan awal
pembuahan,dan tingkat akumulasi K terjadi pengelolaan bunga dan buah hortikultura yang
baik yaitu pengaturan irigasi, pencegahan gugur bunga yang berlebihan, penjarangan
bunga jika terlalu lebat, pengkondisian langsung dengan baik, pengurangan gugur buah,
penjarangan buah mencegah kerusakan hama dan penyakit (Lukas et al, 2016).

Menurut (Wijayani & Widodo 2005), tanaman tomat umumnya dipangkas melalui
batang tunggal yakni dengan cara menghilangkan tunas-tunas lateral. Ada beberapa
kelebihan budidaya dengan teknik hidroponik adalah produksi tanaman menghasilkan
kualitas lebih tinggi, serangan hama dan penyakit relatif rendah, dan hasil panen yang
berkelanjutan (Maulana, 2018). Tanaman yang dibudidayakan secara hidroponik
pertumbuhannya akan lebih cepat dan efisien karena penggunaan teknologi yang dapat
membantu nutrisi berjalan secara otomatis yang sudah kontrol. Metode kerja yang
digunakan dalam budidaya secara hidroponik sudah memenuhi standarisasi sehingga
dapat memudahkan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja di kebun yang lebih efisien.
Tomat merupakan salah satu komoditas sayuran yang diusahakan oleh para petani selain
sebagai sayuran juga digunakan sebagai bahan baku industri obat-obatan dan kosmetik
serta bahan baku pengelolaan makanan dan vitamin C yang ada pada tanaman tomat juga
dapat meningkatkan kekebalan tubuh di masa pandemi Covid-19 saat ini (Astutik &
Sumiati, 2019).

Tanaman tomat dapat dipanen pada fase pink, light red atau merah. Pasca panen
terdiri atas pengangkutan, pembersihan, pengkelasan, dan penyimpanan buah. Teknik
budidaya hidroponik ini masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu,
hidroponik perlu dipelajari secara mendalam dan harus dikembangkan karena memiliki
banyak kelebihan dan manfaat serta memiliki peluang untuk berwirausaha secara
hidroponik. Tanaman tomat dipanen tergantung pada tujuan pasar, jika tujuan permintaan
pasar adalah ekspor maka tomat akan dipanen pada fase green atau breaker. Fase green
bercirikan buah yang keseluruhan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Fase breaker
bercirikan buah dengan semburat warna kuning, pink, merah seluas 5 ≤10% dari total
permukaan. Pasar dengan jarak tidak terlalu jauh tomat akan dipanen pada fase pink, light
red, atau red. Pascapanen tomat terdiri atas pengangkutan, pembersihan, penyortiran,
pengkelasan, pengemasan, dan penyimpanan buah. Pascapanen tomat
mempertimbangkan kehilangan hasil, sanitasi, dan keamanan pangan.

PT Momenta Agrikultura mengembangkan pertanian untuk sayuran organik di


wilayah Jawa Barat. Pertanian organik dikelola dengan memperhatikan alam dan
lingkungan sekitar. Produk dari PT Momenta Agrikultura seluruhnya dikembangkan
dengan metode hidroponik tanpa pestisida dan tanah, hanya dengan air yang telah
dicampur dengan nutrisi. Sayur-sayuran dan buah-buahan hidroponik punya bentuk fisik
yang segar, tampilan lebih bagus, dan rasa lebih enak. Karena mulai dari pembibitan,
penanaman, pengawasan, hingga panen dilakukan lewat sistem kontrol nutrisi dan mineral
yang ketat (Fakhrunnisa et al, 2018).

METODOLOGI

7. Uraian yang anda ketahui tentang lokasi ! (gunakan minimal 3 referensi)

Amazing Farm merupakan sebuah merek dagang yang terdaftar di bawah PT


Momenta Agrikultura didirikan pada 28 agustus 1998 di mana perusahaan pertama yang
menggunakan green house secara komersial untuk menanam sayuran dengan teknologi
Aeroponik. Gagasan dari “ Amazing farm” muncul karena adanya kesempatan yang
sangat baik untuk melakukan pertanian di Indonesia. Potensi tersebut menjadi nyata
setelah melihat dunia pertanian di luar negeri yang tumbuh modern oleh karena itu,
membuktikan bahwa mampu melakukan bisnis tersebut di Indonesia.

Pada bulan November 1998 kebun Amazing farm, melakukan uji coba secara
komersial dengan menanam sayuran aeroponik. Setelah berjalan 1 tahun percobaan
tersebut menunjukan hasil yang sangat menjanjikan terutama di sisi kualitas dan
produktivitas. Aeroponik adalah salah satu teknologi penanaman sayuran tanpa
menggunakan media tanam di dalam green house, green house tersebut terbuat dari besi
atau bambu sedang bak tanam terbuat dari bahan fiberglass untuk memudahkan
pemeliharaan jika perbaikan diperlukan. Sayuran yang di produksi menggunakan metode
bebas hama dan pestisida sehingga jauh lebih sehat, segar dan enak.

Pertanian organik yang dikelola dengan memperhatikan alam dan lingkungan


sekitar setelah sukses menanam sayuran daun, juga mengembangkan produk hortikultura
yang lain seperti, paprika, tomat beef, tomat cherry dan sayuran cukini. Produk tersebut
dari kebun sendiri dan kebun mitra. Pada tahun 2007, PT Momenta Agrikultura
memperluas tujuan pasar ekspor ke brunei Darussalam dengan menyuplai produk seperti
sayuran daun, tomat, stroberi dan melon. PT Momenta Agrikultura berkomitmen untuk
terus meningkatkan jenis produknya tanpa berkompromi dengan kualitas.

8. Lokasi dan Waktu Internship

1. Tempat/lokasi internship Internship bertempat di lokasi PT Momenta Agrikultura


Lembang Desa Cikahuripan, Kabupaten Bandung Barat,
Provinsi Jawa Barat.

2. Waktu internship Internship ini berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu dari
April 2021-Juli 2021.

9. Data apa saja yang anda butuhkan untuk memperoleh/ mencapai tujuan anda dalam
internship?

✔ Data primer. Data ini dikumpulkan oleh penulis dari internship baik secar maupun ,
foto-foto kegiatan, dan hasil catatan maupun pengamatan langsung saat praktek
kerja lapangan.

✔ Data Sekunder. Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan adalah data Proses
budidaya tomat beef hidroponik, yakni :
1. Persiapan Lahan
2. Alat dan Bahan Pembibitan
3. Nutrisi
4. Teknik Penanaman
5. Cara Pengemasan
6. Cara Penyortiran
7. Cara Packaging

10. Cara apa yang anda akan gunakan untuk memperoleh data yang anda butuhkan?

✔ Studi Pustaka,
✔ Wawancara, dan
✔ Observasi

11. Bentuk kontribusi apa yang akan dapat anda ◻ Artikel populer
berikan dari kegiatan internship (silahkan ✔ Laporan praktek baik
centang) ◻ Laporan metode baru
◻ Laporan Analisa praktis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Budidaya tomat beef hidroponik yang dilakukan PT Momenta Agrikultura
menggunakan subtract sistem. Substrat sistem ini menggunakan sistem bag culture yaitu
budidaya tanaman tanpa tanah, tetapi menggunakan polybag yang diisi dengan media
tanam. media tanam yang digunakan cocopeat sedangkan sistem penyiraman yang
digunakan dengan sistem terbuka yaitu irigasi tetes (drip irrigation). Kemampuan tomat
untuk mendapatkan hasil buah sangat dipengaruhi interaksi lingkungan. Upaya untuk
menanggulanginya penurunan kualitas dan kuantitas hasil tanaman tomat adalah dengan
perbaikan teknik budidaya secara hidroponik (Wijayanti & Susila, 2013). Ada beberapa
kelebihan budidaya dengan teknik hidroponik adalah produksi tanaman menghasilkan
kualitas lebih tinggi, serangan hama dan penyakit relatif rendah, dan hasil panen yang
berkelanjutan (Maulana, 2018). Proses budidaya dilakukan di dalam green house. adapun
jenis kegiatan yang dilakukan dalam budidaya budidaya tomat beef yaitu sebagai berikut:

1. Persiapan Lahan

Beberapa kegiatan persiapan lahan yang perlu dilakukan untuk mendukung proses
produksi atau budidaya tomat beef secara hidroponik antara lain:
Persiapan lahan merupakan rangkaian kegiatan, seperti persiapan lahan, persiapan
media, sanitasi lahan, pemasangan selang, pengecekan lubang drip, flushing, nata
polybang, penjenuhan polybag, sterilisasi media dan sterilisasi lahan.

1.1 Pembangunan Greenhouse

Pembangunan atau Persiapan greenhouse merupakan tahap awal menyediakan


lingkungan tumbuh bagi tanaman untuk dapat berproduksi dengan baik. Tahapan ini
dilakukan setiap perusahaan memasuki musim tanam baru, Sebuah pembangunan yang
dibentuk untuk menghindari dan merawat tanaman terhadap berbagai macam cuaca.
Menurut (Maulana, 2018) sisa tanaman tidak boleh disimpan terlalu lama di dekat lahan
produksi karena patogen dapat terbawa angin kemudian masuk ke lahan produksi.

Gambar 1.1. Pembangunan Greenhouse


1.2 Sanitasi Lahan

Sanitasi greenhouse dilakukan setelah proses pembongkaran tanaman dengan


membersihkan lahan dari sisa pembongkaran. Lahan sebelum dibersihkan dan disterilisasi
akan dibuat kosong dari polybag media tanam. Kegiatan ini di mulai dari menyapu dan
membersihkan greenhouse dari gulma, tumpuhan arang sekam, dan sisa pembongkaran
dari kegiatan budidaya sebelumnya. Penyemprotan air perlu dilakukan agar lahan menjadi
bersih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan bakteri dan hama penyakit yang tersisa.
sanitasi lahan dilakukan dua minggu sebelum penanaman dan bertujuan untuk menjaga
kebersihan green house. penggunaan batu bata di lahan bertujuan menahan akar
tanaman menjalar di permukaan lahan, mengurangi penyebaran patogen yang masuk
pada akar tanaman melalui air drainase (Maulana, 2018).

1.3 Pemasangan + Servis Selang Drip

Pemasangan stick dripper dilakukan 2 minggu sebelum penanaman. Tujuan


pemasangan stik untuk mengalirkan nutrisi melalui pipa utama sampai ke tanaman.
Pengecekan dilakukan dengan mengetuk stick dan selang penates untuk mengetahui air
nutrisi dapat menetes dengan baik atau tidak. Jika air nutrisi tidak keluar, stik dan selang
penates dapat diganti yang baru .service selang drip dilakukan agar menghindari
penyumbatan pada selang irigasi tetes. Penyumbatan terjadi karena adanya akar yang
tertinggal oleh tanaman sebelumnya atau tersumbat sekam. Pemasangan selang irigasi
atau selang drip merupakan kegiatan pemasangan selang spaghetti, pelubangan selang
Drip, pemasangan PJC dan pemasangan stik untuk penyiraman tanaman secara otomatis
yang sudah diatur menggunakan alat khusus.

Gambar 1.3. Pemasangan + Servis Selang Drip


1.4 Pengecekan Lubang Drip

Kegiatan untuk memastikan seluruh perlengkapan yang digunakan atau yang sudah
dipasang pada selang drip. tujuannya untuk menghindari penyumbatan pada selang
drip,selang spaghetti, PJC, dan stik. pengecekan dapat dilakukan dengan mengetuk-
ngetuk drip stik dan selang spaghetti untuk mengetahui air nutrisi dapat menetes dengan
baik. Penyumbatan terjadi karena adanya akar yang tertinggal atau bekas nutrisi yang
tidak terlarut di sehingga ikut terlarut sehingga menyebabkan penyumbatan pada selang
drip.

Gambar 1.4. Pengecekan Lubang Drip


1.5 Flushing

Kegiatan yang dilakukan dalam proses budidaya tanaman dalam proses


membersihkan sisa-sisa kotoran yang terdapat di selang drip seperti kotoran sisa nutrisi
dan sisa dari cocopeat di dalam selang drip. Proses pembersihan dengan cara membuka
penutup ujung selang drip dengan mengalirkan air biasa selama kurang 5 menit untuk
membersihkan sisa Koran tersebut. Proses ini dilakukan pada saat proses pembersihan
selang drip sebelum melakukan penanaman.

1.6 Angkut/ Isi Polybag

Kegiatan mulai dari pengangkutan media, persiapan polybag, dan pengisian


media.dalam satu karung media cocopeat dengan ukuran polybag 35×35 cm terisi penuh
bisa menghasilkan 5-6 polybag/1 karung dengan ukuran karung tersebut 50 kg. jadi media
cocopeat dalam satu polybag yang terisi penuh sebanyak 10 liter/polybag
Gambar 1.6. Mengisi Media
1.7 Nata Polybag

Polybag yang terisi penuh media tanam diletakkan diatas batako diletakkan yang
sudah tertata rapi diatas bed dan lurus disesuaikan dengan jarak tanam yang sudah
ditentukan maksimal 30-60 cm dengan jarak bedengan 140 cm. tujuannya ialah
mempermudah peralatan tanaman dan pemanenan.

Gambar 1.7. Nata Polybag


1.8 Penjenuhan Polybag

Penjenuhan adalah kegiatan memberikan air pada polybag yang sudah diisi
polybag. Tujuannya agar media menyimpan cukup air dan sebagai suplai air bagi bibit
yang baru saja dipindah dari ruang nursery ke polybag dan supaya zat tanin yang
terkandung di media cocopeat bisa dihilangkan dengan membasahi media sampai media
kelihatan airnya bersih. Penjenuhan dilakukan seminggu sebelum penanaman. Saat tiba,
penjenuhan dilakukan kembali agar tanaman tetap dalam kondisi jenuh dan bibit tetap
mendapatkan supali air.
Gambar 1.8. Penjenuhan Polybag
1.9 Sterilisasi Media

Kegiatan untuk mensterilkan media yang bertujuan untuk menghindari timbulnya


bakteri atau jamur pada media.

Gambar 1.9. Sterilisasi Media

1.10 Sterillisasi Lahan


Sterilisasi merupakan suatu kegiatan untuk membersihkan sisa pengisian media,
sisa pembongkaran,gulma. Kegiatan ini dilakukan sebelum melakukan penanaman.
Tujuannya supaya lahan tetap bersih, mengurangi hama penyakit di dalam GH, supaya
tidak mengundang hama atau penyakit pada tanaman. Sterilisasi lahan ini menggunakan
insektisida dan fungisida sesuai kondisi green house.

2. Penanaman

Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 21 hari setelah semai. Bibit diangkut
dari ruang nursery ke dalam green house. bibit yang ditanam dipilih yang paling kondisinya
baik. Seperti tinggi mencapai 10 cm, batang tanaman kokoh dan kuat, daunnya tidak
kuning dan keriting. Bibit disiram terlebih dahulu sebelum bibit ditanam.bibit ditanam ke
media dengan cara manual yaitu, mencabut bibit dari tray lalu ditanam dengan kedalaman
tiga jari tangan dan pastikan bibit cukup kuat atau tegak berdiri pada media tanam. Sisa
bibit dipindahkan ke dalam satu tray untuk kegiatan penyulaman tanaman. Kegiatan
penanaman diakhiri dengan pemasangan label yang terdiri dari beberapa keterangan
seperti komoditi yang digunakan, varietas, waktu tanam, populasi tanaman, jumlah bed,
gable, dan lokasi gh, serta pola tanaman.

2.1 Penyemaian Bibit Tomat Beef

Penyemaiaan bertujuan untuk mempersiapkan bibit hingga siap ditanam di lahan


penyemaian dilakukan di ruang semai biasanya disebut nursery. Tempat atau wadah yang
digunakan sekop kecil, sarung tangan, stik dan tray dengan kapasitas isi 50 pcs/ lubang
tanaman. Sedangkan bahan media yang digunakan adalah benih tomat beef, peat moss,
air ± 20 liter.
Kegiatan penyemaian diawali dengan mengisi tray dengan peat moss, lalu diratakan
setiap lubang tray dan mengisi banih ke tray. Tray yang sudah diisi di tray disimpan di
ruang gelap selama 4 hari dengan ditutupi mulsa plastik. Tujuannya penyimpanan di ruang
gelap untuk mempercepat pertumbuhan. benih tomat membutuhkan waktu 21 hari untuk
menjadi bibit yang siap tanam di tempat produksi yaitu green house. setelah bibit tomat
beef berumur 4 hari di ruang gelap dipindahkan ke N1 (nursery) jumlah bibit yang disemai
harus dilebihkan sebesar 10% dari total benih yang di semai. Hal ini dilakukan untuk
mengantisipasi gagal semai atau benih yang semai jumlahnya tidak sesuai yang
diharapkan dan untuk kegiatan penyulaman tanaman. Faktor penyebab rendahnya daya
tumbuh di antaranya: mutu dan kualitas benih, serangan organisme pengganggu tanaman,
kondisi air dan hara, dan lingkungan (Maulana, 2018). Penyiraman tomat beef dilakukan 3
kali sehari dengan rincian 2 kali siram dengan nutrisi dan kali disiram dengan air. Nutrisi
yang diberikan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 14.00 WIB
sedangkan untuk penyiraman dengan air pada siang hari pukul 12.00 WIB.

Gambar 2.1. Penyemaian Bibit Tomat Beef


2.2 Pengangkutan Bibit

Salah satu kegiatan untuk pengangkutan bibit tanaman dari N1(nursery) dipindahkan
ke lahan yang sudah disiapkan untuk menuju masa produksi.bibit tanaman tomat yang
dipindahkan harus berumur 21 hari lewat dari 21 hari maka tanaman akan mengalami
pertumbuhan yang kurang baik, misalnya tanaman menjadi etiolasi, kerdil dan lama proses
pertumbuhannya.

Gambar 2.2. Pengangkutan Bibit


2.3 Persiapan tanam dan Penanaman

Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 21 hss. Pelaksanaan pindah tanam


dilaksanakan di waktu pagi hari, Bibit yang telah diangkut dari ruang nursery dipilih dengan
kondisi yang paling baik dengan batang tanaman yang kokoh dan kuat, daunnya tidak
menguning atau keriting. Bibit disiram terlebih dahulu sebelum bibit ditanam. Bibit ditanam
dengan manual yaitu, mencabut bibit dari tray dengan cara menekan bagian bawah tray
agar tidak rusak akar tanaman, lalu ditanam dengan kedalaman tiga jari dan pastikan bibit
cukup kuat dan berdiri tegak.sisa tanaman dipidahkan ke dalam satu tray untuk kegiatan
penyulaman tanaman.

2.4 Pemasangan Label

Kegiatan penanaman diakhiri dengan pemasangan label tanaman yang terdiri dari
atas beberapa keterangan seperti komoditi tanaman, jumlah bed, gable, dan lokasi, serta,
pola tanaman. Sebelum melakukan pemasangan biasanya melakukan sensus populasi
tanaman agar mengetahui jumlah keseluruhan tanaman.

3. Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan tanaman yang baik salah satu indikator tingkat


optimalisasi produksi. Pemeliharaan tanaman pada tanaman tomat beef dengan sistem
hidroponik substrat di PT Momenta Agrikultura terdiri atas: penyulaman, pengajiran,
pemupukan dan pengairan, penyerbukan, pemangkasan, pelaksanaan lay down, dan
pengendalian organisme pengganggu tanaman (Maulana, 2018). Pemeliharaan tanaman
merupakan kegiatan yang sangat penting agar diperoleh hasil yang optimal. Kegiatan
pemeliharaan tanaman tomat beef adalah sebagai berikut:

3.1 Sistem Penambahan Nutrisi tanaman tomat beef hidroponik

Penyiraman dan pemberian pupuk (nutrisi) pada budidaya tomat beef secara
hidroponik dilakukan bersamaan. Perusahaan PT Momenta Agrikultura menerapkan teknik
penyiraman dengan sistem irigasi tetes. Pemberian nutrisi dengan sistem tetes sangat
efisien dalam budidaya secara hidroponik. sistem irigasi tetes merupakan mengalirkan
nutrisi dari vokum pusat ke tanaman melewati beberapa selang atau pipa aliran. Kelebihan
menggunakan sistem tetes adalah menghemat tenaga kerja, efisiensi dan efektif dalam
pemakaian nutrisi karena larutan pupuk langsung mengalir ke akar secara merata,
produksi tanaman meningkat karena memperoleh unsur hara dan makro dan mikro dalam
jumlah optimal. Pengoperasian penyiraman dilakukan dengan secara otomatis yang sudah
diatur oleh perusahaan tersebut. Nutrisi yang digunakan adalah pupuk AB mix. Pupuk
ABmix mengandung unsur makro dan mikro yang lengkap dan dibutuhkan oleh tanaman
untuk proses pertumbuhannya. Pupuk A terdiri dari kalium, nitrat, dan Fe. Dan pupuk B
terdiri dari magnesium sulfat, fosfat, kalium sulfat, ammonia, dan mikro kompleks.
Tanaman tomat membutuhkan K untuk meningkatkan proses penyerapan hara oleh akar
tanaman dan menghasilkan lebih banyak fotosintat ke buah. Sehingga, bobot buah
meningkat serta memiliki buah yang segar dan memiliki kualitas (Indrawati et al, 2012).
Pengukuran EC (Electrical conductivity) dilakukan dengan alat EC meter. Pengukuran EC
bertujuan untuk mengetahui kepekatan hara larutan. Pengukuran EC dilakukan setiap hari
sebelum dan sesudah nutrisi diberikan pada tanaman. EC yang ditetapkan pada nutrisi AB
mix adalah 2,0 - 2,5

3.2 Persiapan Tali Kasur (Ajir)

Pengajiran dimaksudkan agar tanaman dapat tumbuh tegak mengurangi kerusakan


fisik tanaman, dan mendapatkan tanaman yang tumbuh dengan rapi sehingga
memudahkan proses perawatan tanaman. Pengajiran dilakukan dengan menggunakan tali
ajir dan V-hook. Tali kasur adalah tali yang digunakan untuk pengikatan tanaman tomat
beef tujuan dari pada tali kasur, supaya tanaman tomat tidak menggantung dan tanaman
tomat tidak mudah patah atau rusak. Panjang tali kasur (ajir) 4 m.

3.3 Persiapan V-hook

V-hook merupakan kawat yang dimodifikasi ke bentuk lenkungan yang dapat


dikaitkan pada kawat di green house . pemasangan V-hook dilakukan dengan mengaitkan
pada kawat yang terbentang diatas dan sejalur salah dengan bed tanaman. Tali ajir yang
digunkan adalah benang kasur. Benang kasur berfungsi untuk mempertahankan tanaman
agar tidak rebah karena kelebihan beban saat tanaman berbuah, sehingga buah yang
dihasilkan tidak kotor.

3.4 Pengikatan tanaman

Pengikatan tali ajir pada tanaman menggunakan benang kasur yang sudah
disiapkan. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam.
Tujuan pengikatan tanaman adalah agar tanaman tetap berdiri kokoh dan menahan beban
buah yang dihasilkan serta tidak mudah rusak. Awal kegiatan tersebut dengan melilitkan
pada tanaman kemudian diikat pada bawa cluster batang dengan simpul hidup sehingga
memudahkan membuka tali kembali.

3.5 Penyulaman

Penyulaman merupakan salah satu kegiatan mengganti bibit tanaman yang mati dan
diganti dengan tanaman yang baru .hal ini bertujuannya agar jumlah tanaman yang
ditanam sesuai dengan yang diharapkan dan produksi buah yang dihasilkan dapat
mencapai target yang sudah ditentukan. Bibit pengganti yang digunakan, berumur sama
dengan bibit yang sudah ditanam. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam.
Namun jika, tanaman gagal tumbuh sebelum seminggu setelah tanam, bibit perlu diganti
dengan baru. Hal ini bertujuan supaya populasi tidak berkurang, hama atau penyakit tidak
menyerang ke batang tanaman yang lain.

3.6 Pembuangan Tunas Air

Merupakan salah satu proses kegiatan pembuangan tunas air yang terdapat di
ketiak daun pada tanaman tomat agar tidak menjadi cabang tanaman. Pembuangan tunas
air bertujuan agar nutrisi tidak terserap secara optimal pada tanaman. Selain itu, untuk
menjaga kelembaban tanaman agar tidak terlalu tinggi, mempercepat kematang buah,
meningkatkan kualitas buah yang seragam, dan memperoleh buah berukuran besar.
kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 3 sampai 22 minggu setelah tanam.
Pembuangan tunas air sebaiknya menggunakan gunting khusus yaitu gunting stek tunas
terbuang secara utuh.

3.7 Lilit Tanaman


Salah satu proses kegiatan pemeliharaan dengan melilitkan tanaman menggunakan
ajir (tali kasur) searah jarum jam. Pelilitan tanaman bertujuan agar tanaman tidak
bersinggung dengan tanaman lain dan mempunyai ruang gerak yang cukup bebas. Selain
itu untuk mengurangi persaingan tanaman dalam mendapatkan sinar matahari dalam
proses fotosintesis.

3.8 Polinasi

Polinasi merupakan tahapan kegiatan dalam proses penyerbukan secara manual


agar mempercepat proses pembuahan dari tomat beef. Polinasi dilakukan dengan cara
menggunakan tongkat kemudian dilapisi tali majun dililitkan pada tongkat. Tujuan
menggunakan tali majun supaya batang tanaman tomat beef tidak terluka. Tahapannya
dengan memukul bagian bawah cluster agar mempermudah penyerbukan. penyerbukan
ialah Jatuhnya serbuk sari pada permukaan putik. Permukaan dapat terjadi pada
tumbuhan berbiji terbuka dan tumbuhan berbunga.
Penyerbukan yang diterapkan di perusahaan melalui metode pengetukan (tapping),
Serbuk sari pada tumbuhan berbiji harus mencapai tetes penyerbukan sedangkan pada
tumbuhan berbunga pada tanaman tomat beef ,serbuk sari harus mencapai kepala putik,
selain itu ada juga yang di sebut partenokarpi yaitu proses terbentuknya buah tanpa biji
karena tidak terjadi penyerbukan sehingga tidak ada pembuahan. Manfaat partenokarpi
ialah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas yang lebih baik tanpa melakukan
polinasi.

3.9 Seleksi buah

Salah satu kegiatan menyeleksi buah tomat beef dengan masing-masing cluster
menyisakan buah 4-5. Tujuan menyeleksi buah tomat yaitu agar bobot yang diinginkan
pihak marketing tercapai.

3.10 Perompesan

Perompesan dilakukan pada saat tanaman berumur 9, 13, 17,21 minggu setelah
tanam. Pemangkasan daun dilakukan pada pagi hari atau siang hari dengan
menggunakan gunting daun dari pangkal tanaman. Kegiatan perompesan daun dilakukan
pada daun bagian bawah yang terlalu rimbun, daun yang layu, dan daun yang menguning
karena terkena penyakit. Alat yang digunakan adalah guntung stek yang bebas dari
kotoran. tujuan perompesan ialah ,mempercepat kematangan buah mengurangi
kelembapan media , Hama yang ada pada tanaman tidak boleh dirompes, menjaga
sirkulasi udara bagi tanaman.
3.11 Lay Down
Kegiatan ini dilakukan saat tanaman berumur 3 bulan setelah tanam atau tinggi
tanaman sudah mencapai dan melebihi kawat di dalam green house. lay down merupakan
aktivitas menurunkan tinggi tanaman produksi setengah dari ketinggian totalnya dengan
tujuan memudahkan pemeliharaan dan panen (Maulana, 2018). caranya yaitu dengan
mengulurkan benang pada V-hook yang mengait pada kawat lalu melanjutkan dengan
pembuangan tunas air dan pelilitan tanaman. Tujuannya agar tanaman tidak tumbuh
melebihi tinggi kawat dalam green house dan memudahkan saat perawatan lainnya.
Selain itu, untuk memperpanjang umur tanaman tomat beef dan meningkatkan hasil
produksi.

3.12 Sanitasi/Wedding
Salah satu kegiatan untuk membersihkan gulma maupun hasil rompes,tunas air,dan
seleksi buah Tujuannya; supaya greenHouse tetap bersih dan menghindari terjadi
penyakit atau hama Sensus populasi tanaman.

3.13 Sensus Populasi


sensus populasi ialah Salah satu kegiatan dengan menghitung persentase tanaman
baik yang masih hidup ,layu dan yang sudah mati tanamannya. sensus populasi bertujuan
untuk mengetahui jumlah populasi yang tersisa di masing green house. melakukan sensus
populasi adalah mengetahui persentase tanaman tiap masing-masing grennhouse.

3.14 Pencabutan Tanaman Layu

Kegiatan pencabutan tanaman layu dengan membuang Tanaman yang sudah layu
atau mati ang ada di dalam greenhouse. tanaman yang sudah layu harus di keluarkan di
dalam Greenhouse tujuannya menghindari menularnya hama penyakit pada tanaman
lainnya.

4. Pemanenan
4.1 Sensus Buah

Sensus buah ialah suatu cara untuk mengetahui menghitung taksasi hasil panen
sebelum melakukan pemanenan secara langsung. Dalam taksasi buah tomat yang perlu di
perhatkan yaitu, warna, ukuran, dan jumlah, tujuannya yaitu untuk mengetahui jumlah
hasil panen, agar pihak marketing mengetahui permintaan dari konsumen yang telah
tercukupi atau kurang.

4.2 Panen Warna

Pemanenan dilakukan saat tanaman berumur 11 minggu setelah tanam. pemanenan


tomat beef di lakukan dengan interval 3 kali dalam 1 minggu yaitu hari selasa, kamis, dan
sabtu. Salah salah satu kegiatan panen tomat beef dengan menentukan warna buah tomat
yang bisa di panen. Tipe warna tomat yang bisa di panen, green (hijau), breaker (hijau
kuning), turning (kuning, pink (merah jambu), light red (merah muda), dan red (merah)
dengan menyesuaikan bobot, ukuran dan warna. tomat beef yang sudah dipanen disusun
ke dalam box ,kemudian diantarkan ke packing house untuk dilakukannya pengemasan.
panen buah tomat dengan baik dan benar dapat menekan penurunan kualitas hasil panen
buah tomat sebesar 10%.

5. Pengendalian OPT

Pengendalian opt merupakan salah satu komponen pengendalian hama secara


terpadu(pht) dimana dengan cara hayati terjadi keseimbangan dalam ekosistem, sehingga
keberadaan opt tidak menimbulkan kerugian secara ekonomis. Pengendalian OPT
dilakukan secara mekanik dan kimiawi. Pengendalian secara mekanik mencabut gulma
yang dalam green house sedangkan secara kimiawi dengan cara bahan-bahan insektisida.

5.1 Pemberian Larutan Antiseptic

Suatu larutan antiseptik untuk pengendalian OPT (Organisme pengganggu


Pertumbuhan ) pada tanaman tomat. Seperti bekas pemakaian stik. bekas pemakaian
polybag apabila ingin digunakan kembali. Tujuannya agar bahan alat yang digunakan
tetap steril

5.2 Spraying Pestisida dalam GreenHouse.

Dalam mengaplikasikan pestisida pada tanaman beef biasanya setiap minggu


dengan pestisida yang berbeda-beda, tergantung jenis hamanya. Tujuan spraying
pestisida dalam greenhouse ialah untuk mengendalikan hama penyakit pada tanaman
tomat maupun jenis tanaman lainnya. Untuk penggunaan pestisida tergantung tingkat
keparahan hama penyakit pada tanaman.
Hama dan penyakit yang menyerang pada tanaman tomat beef ialah:
a) Liriomoza huidobrensis
Hama pada tanaman tomat beef biasanya menyerang bagian bawa
daun tomat, dengan memperlihatkan gejala bintik-bintik dan berupa
liang larva yang berkelok-kelok. Liriomyza dapat mengakibatkan daun
tanaman mengering
b) Penyakit layu fusarium
Penyakit layu disebabkan oleh cendawan.
c) Didymella
d) Bemicia tabaci

5.3 Pemasangan Yellow Trap

Yellow trap merupakan bahan yang digunakan sebagai peranggkap lalat seperti,
bemicia tabaci, liriomyza. Yellow trap berupa perekat warna kuning yang digunakan
Pengendalian hama terpadu (pht) yang digunakan untuk menekan penggunaan pestisida
sintetik. Pemasangan yellow trap masing-masing barisan dengan zigzag tujuannya agar
hama mudah terperangkap di dalam greenhouse.

6. Pembongkaran

Kegiatan Pembongkar tanaman tomat seluruh komponen atau prasarana dan sarana
yang digunakan dalam budidaya tomat beef. Karena masa pertumbuhan tomat beef
sudah habis
6.1 Panen Bongkar

Diawali dengan cara membongkar tanaman selanjutnya tali ajir dilepaskan dari
tanaman, kemudian batang tanaman digunting beberapa bagian agar mempermudah
pembuangan tanaman yang sudah dibongkar keluar greenhouse.

6.2 Spraying Dosis Tinggi Insektisida

Spraying dosis tinggi biasanya setelah melakukan pembongkaran selesai, kemudian


di spraying menggunakan insektisida Kegiatan spraying dosis tinggi tujuannya yaitu
mensterilkan ruangan greenhouse

6.3 Pencabutan Tanaman


Pencabutan tanaman dilakukan ketika proses penbongkaran tanaman bersamaan
panen kemudian media yang digunakan bekas penanaman harus di keluarkan di dalam
green house. tujuannya agar mempermudah proses persiapan lahan kembali.

6.4 Prapihan V-hook

Kegiatan selanjutnya yaitu perapihan, terlebih dahulu dengan menggulung tali jair,
dan digantungkan di atas kawat. hal tersebut mempermudah sanitasi lahan.

6.5 Gulung Selang Irigasi

Selang irigasi digulung atau digantung diatas dengan bantuan tali agar
mempermudah melakukan sanitasi lahan selain itu supaya memudahkan pemasangan
selang drip berikutnya ketika melakukan penanaman berikutnya

7. Penanganan Pasca panen tomat beef

Penanganan pasca panen adalah kegiatan yang dimulai setelah buah tomat dipanen
sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam kondisi masih segar.
tujuan utama adalah menjaga susut bobot, mencegah kontaminasi dan mencegah
kerusakan atau kehilangan hasil panen. Penanganan hasil panen di lakuka packing house,
kegiatan ini dilakukan setiap hari dimulai dari pukul 09.00-17.00 wib. Adapun kegiatan
penanganan pasca panen di PT Momenta Agrikultura yaitu:

7.1 Penerimaan Barang

Penanganan pasca panen yang pertama adalah penerimaan barang dari kebun.
Penerimaan barang tersebut dilakukan di packing house. tomat beef yang sudah dipanen
diangkut menggunakan mobil pick up kemudian petugas menimbang hasil panen tomat
beef dan mencatat data produktivitas

Gambar 7.1 Penerimaan Barang


7.2 Sortasi atau Grading

Sortasi buah tomat beef bertujuan untuk mendapatkan kualitas dan layak memenuhi
permintaan pasar. Sortasi buah tomat beef yang dilakukan dengan memilah dan memilih
buah yang baik dan kurang baik. Untuk memilah dan memilih perlu menyiapkan bahan dan
alat untuk sortasi, alat dan bahan yang diperlukan yaitu box atau keranjang buah 4 box
untuk melakukan sortasi sesuai bentuk, ukuran, dan warna Permintaan buah tomat beef
berdasarkan warna dan tingkat kematangan disesuaikan permintaan pasar. Buah tomat
orange biasanya dipesan oleh supermarket, sedangkan buah tomat yang berwarna merah
banyak dipesan oleh hotel, restoran, dan kafe. Buah tomat beef ini disebut horeka. Buah
yang tidak masuk spek pasar biasanya di tamping dan dipisahkan dalam satu wadah atau
box terpisah. Buah yang termasuk dalam kondisi reject adalah buah masih mudah, kecil,
berlubang, busuk, warna tidak seragam, dan memiliki bentuk ukuran yang tidak beraturan.
Grading dilakukan dengan memisahkan buah tomat beef berdasarkan ukuran dan warna
yang akan memenuhi nilai jual produk. Oleh karena itu, grading tomat beef dilakukan
sesuai permintaan pasar.
7.3 Pelabelan dan Pengemasan

Tomat beef yang sudah siap di kemas , kemudian diberikan label kemasan. Tujuan
pelabelan ialah memberikan informasi tentang produk tersebut. Label yang di gunakan
dalam kemasan tomat beef berisi nama dan icon perusahaan, berat bersih, kandung buah
tomat, nama produk dan nama asal produksi. pengemasan bertujuan untuk melindungi
buah tomat beef dari pengaruh lingkungan sinar matahari, kelembaban dan memudahkan
pengangkutan dan pengemasan tomat serta meningkatkan nilai jual produk. Kemasan
yang bisa digunakan adalah kemasan styrofoam, kemasan mika, kemasan plastik
polyethylene (PE), dan plastik saran/film untuk membalut sterofoam dan mika
(polypropylene) tomat tahan selama 8 hari, sedangkan tanpa kemasan plastik tahan
selama 7 hari dalam suhu ruang “(Lila, 2015”), Kegiatan pengemasan sesuai dengan
masing-masing permintaan pasar. Buah tomat beef dikemas dalam wadah mika plastik
ukuran 530 gram dan pelastik packing 1 kg dan di dalam kardus 10,99 gram.

Gambar 7.3.1 Gambar 7.3.2

Gambar 7.3.3 Gambar 7.3.4


Gambar 7.3.5

Ket:
7.3.1. Packing Tomat Beef Cupat
7.3.2 Packing Tomat Beef Jus (Wrapping)
7.3.3 Packing Tomat Beef Fiesta
7.3.4 Packing Pomat Beef Jus siap Pengkardusan
7.3.5 Hasil Packiging Tomat Jus dan Fiesta

7.4 Penyimpanan

kegiatan penyimpanan sebelum pendistribusian . hal ini tersebut untuk menjaga


tomat yang dipasarkan benar-benar dalam keadaan segar dan baik. Penyimpanan
dilakukan dengan memasukan tomat yang sudah dikemas rapi kedalam dus berukuran 52
×39×19 cm. satu barisi 10 pack tomat beef jus.

PENUTUP

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil Praktek kerja Lapangan di PT Momenta


Agrikultura sebagai berikut:

a. PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan hortikultura yang bergerak pada


sayuran yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik. Proses budidaya dilakukan
dalam Green house yang dilengkapi beberapa peralatan untuk mendukung proses
produksi sedangkan hasil produksi dikemas langsung di Packing House
b. Kegiatan produksi tomat beef hidroponik meliputi: (a) Persiapan Lahan (b)
Penanaman (c) Pemeliharaan (d) Pemanenan (e) Pengendalian OPT (f)
Pembongkaran dan (g) Penanganan Pasca Panen Tomat Beef

Saran yang diperoleh dari hasil Praktek kerja Lapangan di PT Momenta Agrikultura
sebagai berikut:

a. PT Momenta Agrikultura merupakan perusahaan yang bergerak pada sayuran


yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik. Dalam hal proses penangan pasca
panen tomat beef sebaiknya perusahaan memperhatikan kebersihan produk,
karena sayur yang di packing kurang nyaman di konsumsi dan sayur tersebut
kurang higienis. Perlu diberlakukan pembersihan terlebih dahulu supaya nyaman
dikonsumsi khususnya tomat beef.

DAFTAR PUSTAKA
Astutik, A., & Sumiati, A. (2019). Upaya Meningkatkan Produksi Tanaman Tomat Dengan
Aplikasi Gandasil B. Buana Sains, 18(2), 149. https://doi.org/10.33366/bs.v18i2.1188
Fakhrunnisa, E., Kartika, J. G., & Sudarsono, . (2018). Produksi Tomat Cherry dan Tomat
Beef dengan Sistem Hidroponik di Perusahaan Amazing Farm, Bandung. Buletin
Agrohorti, 6(3), 316–325. https://doi.org/10.29244/agrob.v6i3.21094
Indrawati, R., Indradewa, D., Nuryani, S., & Utami, H. (2012). Pengaruh Komposisi Media
dan Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat (Lycopersicon
esculentum Mill.). Pengaruh Komposisi Media Dan Kadar Nutrisi Hidroponik
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Lycopersicon Esculentum Mill.), 1(3), 109–
119. https://doi.org/10.22146/veg.1361
Lukas, A., Wasabiti, Y., Kale, P. R., Ermiani, G., Malelak, M., Peternakan, P. S.,
Peternakan, F., Cendana, U. N., & Adisucipto, J. (2016). PENGARUH PEMBERIAN
TOMAT ( Solanum lycopersicum ), DAUN SALAM ( Syzygium polyanthum ) DAN
BAWANG PUTIH ( Allium sativum ) TERHADAP. 3(1), 77–85.
Maulana. (2018). MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN TOMAT ( Solanum lycopersicum
L .) SISTEM HIDROPONIK DI PT MOMENTA AGRIKULTURA AMAZING FARM ,
BANDUNG MOCH IRVAN MAULANA. MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN TOMAT
( Solanum Lycopersicum L .) SISTEM HIDROPONIK DI PT MOMENTA
AGRIKULTURA AMAZING FARM , BANDUNG MOCH IRVAN MAULANA.
Perrin, H. (2016). Solanum lycopersicum. Biofutur, 2016-Octob(380), 42.
https://doi.org/10.1007/978-94-007-5628-1_41
Prabowo, R. N., Qurthobi, A., Elektro, F. T., Telkom, U., & Cherry, T. (2018). Perancangan
Kontrol Kadar Keasaman Menggunakan Hybrid Fuzzy Pid Pada Sistem Hidroponik
Untuk Pertumbuhan Tomat Control Design of Acidity Level Using Hybrid Fuzzy Pid on
Hydroponic System for the Growth of Tomatoes. 5(1), 923–930.
Qonit, M. A. H., -, K., & Mubarok, S. (2017). Identifikasi Dan Karakterisasi 11 Kultivar
Tanaman Tomat Sebagai Sumber Genetik Untuk Persilangan. Agrin, 21(1), 26–33.
https://doi.org/10.20884/1.agrin.2017.21.1.336
Rahma, A. A., Bafdal, N., & Rustam, D. (2020). “ Strategi Ketahanan Pangan Masa New
Normal Covid-19 ” Kajian Kualitas Air Hujan yang Diberi Nutrisi NPK dan Kebutuhan
Air Tanaman Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Tomat Plum ( Solanum
Lycopersicum L . Var Roma ) dengan Penggunaan Media Tanam Arang . 4(1), 117–
125.
Wasonowati, C. (2011). MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT
(Lycopersicon esculentum) DENGAN SISTEM BUDIDAYA HIDROPONIK. Agrovigor,
4(1), 21–28.
Wijayani, A., & Widodo, W. (2005). Increasing of tomatoes quality in hydroponic culture.
Ilmu Pertanian, 12(1), 77–83.
Wijayanti, E., & Susila, A. D. (2013). Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Tomat
(Lycopersicon esculentum Mill.). Bul. Agrohorti, 1(1), 104–112.

Anda mungkin juga menyukai