PENANGANAN PASCAPANEN
JAMUR
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA
DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN
SAYURAN DAN TANAMAN OBAT
2011
PENGARAH : Dr. Ir. Yul Harry Bahar
Direktur Budidaya dan
Pascapanen Sayuran dan
Tanaman Obat, Direktorat
Jenderal Hortikultura
ISBN : 978-602-8591-15-7
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang
Dilarang mencetak dan menerbitkan sebagian atau seluruh
isi buku ini dengan cara dan dalam bentuk apapun tanpa
seizin penerbit.
KATA PENGANTAR
PENUTUP ............................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................. 67
A. Latar Belakang
Jamur merupakan salah satu jenis
komoditas sayuran eksotik yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi dan sangat potensial
untuk dikembangkan dalam skala
komersial. Peluang pasar produk jamur saat
ini cukup tinggi, kebutuhan pasar lokal
sekitar 35% dan pasar luar negeri 65%.
Setiap tahun permintaan akan jamur dalam
negeri maupun luar negeri mengalami
kenaikan antara 10î20%, baik untuk jamur
segar maupun jamur olahan.
Menurut penelitian ada sekitar 600 jenis
jamur yang dapat dikonsumsi. Dari 600 jenis
tersebut, lebih dari 200 jenis telah dikonsumsi
manusia dan 100 jenis diantaranya telah
dicoba untuk dibudidayakan. Dari 100 jenis
tersebut, 35 jenis telah berhasil
dibudidayakan secara komersial, dan hanya
8 jenis jamur saja yang dapat dibudidayakan
secara industri. Berdasarkan jenis media
tumbuhnya, jamur dapat digolongkan
menjadi jamur dengan media jerami, media
serbuk kayu, dan media campuran. Jamur
dengan media jerami yaitu jamur merang
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penerapan
Pedoman Teknologi Penanganan Pasca
Panen Jamur Asal Tanaman Yang Baik
(Good Handing Practices) adalah :
1. Menekan kehilangan/kerusakan hasil;
2. Memperpanjang daya simpan;
3. Meningkatkan daya guna, nilai
tambah, daya saing;
4. Mempertahankan kesegaran dan
mutu produk;
5. Meningkatkan efisiensi penggunaan
sumberdaya dan sarana;
6. Memberikan keuntungan yang
optimum bagi petani dan pelaku
usaha;
7. Mengembangkan usaha pascapanen
hasil pertanian asal tanaman yang
berkelanjutan.
E. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknologi
Penanganan Pascapanen Jamur meliputi
sortasi awal, pembersihan, penirisan,
pengeringan, sortasi akhir (lanjutan),
penimbangan, pengemasan, pelabelan, dan
penyimpanan.
F. Pengertian
Dalam Pedoman Teknologi Penanganan
Pascapanen Jamur, yang dimaksud dengan :
1. Jamur adalah kelompok besar jasad
hidup yang termasuk ke dalam dunia
tumbuh-tumbuhan yang tidak
mempunyai pigmen hijau daun
(khlorofil), hidupnya sapropit, dapat
menjadi sumber pangan;
2. Produk bermutu adalah produk yang
mempunyai nilai manfaat dan
kegunaan sesuai dengan kebutuhan
konsumen;
3. Good Handling Practices yang
selanjutnya disebut GHP merupakan
pedoman penanganan pascapanen hasil
C. Penyimpangan Aroma
Penyimpangan aroma jamur tiram selama
penyimpanan dapat diakibatkan oleh
oksidasi lemak yang terjadi karena
kehadiran asam-asam lemak tak jenuh,
oksidasi protein, dan berkembangnya
D. Proses Respirasi
Kegiatan respirasi terus berlangsung
walaupun produk telah dipanen dan selalu
mengakibatkan perubahan-perubahan
fisiologis yang akhirnya menyebabkan
kerusakan. Respirasi merupakan
pemecahan bahan-bahan kompleks di
dalam sel, seperti pati, gula, dan asam-
2) Pembersihan
Jamur tiram segar dibersihkan
dari kotoran yang menempel
pada bagian akar dan buah
jamur sehingga daya simpan
jamur akan lebih lama.
Pembersihan dilakukan dengan
memotong akar dan pangkal
tangkai jamur dengan pisau
tajam dan bersih, lalu kotoran,
spora dan air media yang
menempel pada permukaan
tubuh buah dibersihkan.
3) Grading
Setelah dilakukan sortasi awal
dan pembersihan, maka
dilakukan grading berdasarkan
kualitas hasil panen jamur tiram
sebagai berikut :
4) Penimbangan
Tujuan penimbangan adalah
untuk mengetahui berat jamur
tiram sebelum dipasarkan sesuai
dengan keinginan konsumen.
6) Penyimpanan
Penyimpanan adalah usaha
untuk mempertahankan daya
2) Pendinginan
Setelah dilakukan blanching,
maka dilakukan pendinginan
dengan membiarkan jamur di
wadah asalnya dalam beberapa
menit sehingga jamur dianggap
sudah tidak mengandung uap
air lagi
4) Pengeringan
Pengeringan merupakan proses
penurunan kadar air suatu
bahan sampai tingkat kadar air
tertentu, dimana jamur, enzim,
mikroorganisme, dan serangga
yang bersifat merusak tidak
dapat aktif lagi dan kelembab-
an jamur pun akan berkurang.
Pengeringan jamur biasanya
dalam bentuk slices (irisan-
irisan), dapat dikeringkan
dengan sinar matahari selama 3-
4 hari dengan meletakkannya
diatas anyaman bambu atau
plastik. Untuk mempercepat
5) Sortasi lanjutan
Dilakukan apabila diperlukan
untuk memisahkan hasil
pengeringan jamur tiram
berdasarkan mutu ataupun
gradingnya. Mutu yang baik
diletakkan di dalam wadah
yang terpisah dengan mutu yang
kurang/tidak baik.
8) Penyimpanan
Penyimpanan adalah usaha
untuk mempertahankan daya
guna suatu produk, dimana
responnya sangat bergantung
pada karakteristik produk.
Daya simpan juga dipengaruhi
secara simultan oleh kriteria
panen, perlakuan pascapanen,
dan rasio berat jamur per
kemasan. Teknik penyimpanan
jamur tiram kering/olahan dapat
dilakukan pada media tertutup
pada suhu ruang ataupun ruang
pendingin dengan lama
penyimpanan bisa sampai 6
bulan.
2) Pembersihan
Jamur kuping dibersihkan dari
kotoran atau serbuk gergaji
yang menempel pada bagian
akar jamur. Pembersihan
dilakukan dengan memotong
akar dan pangkal tangkai
jamur dengan pisau tajam
dan bersih, lalu kotoran, spora
dan air media yang
menempel pada permukaan
tubuh buah dibersihkan.
Dalam pembersihan tidak
boleh menggunakan air.
3) Pencucian
Dilakukan untuk jamur
merang yang ingin dipasarkan
dalam bentuk kering saja
4) Penirisan
Penirisan merupakan kegiat-
an untuk menghilangkan air
yang menempel dipermukaan
produk yang berasal dari
pencucian dengan membiar-
kan jamur kuping sebentar
sampai dirasa sudah cukup
kering; terhampar mengguna-
kan alat dan/atau mesin
dengan jenis dan spesifikasi
sesuai sifat dan karakteristik
hasil pertanian asal tanaman.
5) Grading
Setelah dilakukan sortasi awal
dan pembersihan, maka
dilakukan grading jamur,
biasanya dilakukan dengan
melihat daerah pemasaran-
nya. Jika untuk ekspor, maka
syarat kualitasnya adalah
jamur yang tidak terlalu
6) Penimbangan
Tujuan penimbangan adalah
untuk mengetahui berat
jamur tiram sebelum
dipasarkan sesuai dengan
keinginan konsumen.
8) Penyimpanan
Penyimpanan adalah usaha
untuk mempertahankan daya
guna suatu produk, dimana
responnya sangat bergantung
pada karakteristik produk.
Penyimpanan dan penge-
pakan jamur dilakukan
dengan memasukkan ke
1) Blanching
Merupakan kegiatan pema-
nasan pendahuluan setelah
dilakukan pembersihan atau
pemotongan. Blanching
dapat dilakukan dengan air
panas atau uap air panas
(steam). Jika dilakukan
dengan air panas, dapat
mengurangi kemungkinan
terjadinya reaksi oksidasi
karena bahan terendam
dalam air (mengurangi
kontak dengan udara).
Blanching dilakukan pada
suhu sekitar 70 – 100 oC.
2) Pendinginan
Setelah dilakukan blanching,
maka dilakukan pendinginan
dengan membiarkan jamur
kuping di wadah asalnya
dalam beberapa menit
sehingga jamur dianggap
sudah tidak mengandung uap
air lagi.
3) Pengeringan
Pengeringan merupakan
proses penurunan kadar air
suatu bahan sampai tingkat
kadar air tertentu, dimana
jamur, enzim, mikroorganis-
me, dan serangga yang
bersifat merusak tidak dapat
4) Penimbangan
Penimbangan dilakukan
untuk mengetahui berat
jamur sebelum dan sesudah
6) Penyimpanan
Penyimpanan adalah usaha
untuk mempertahankan daya
guna suatu produk, dimana
responnya sangat bergantung
pada karakteristik produk.
Penyimpanan jamur kering
dilakukan dalam plastik dan
dirapatkan agar jamur tidak
basah, lalu diletakkan di
dalam box yang terbuat dari
kertas tebal yang rapat
(kardus) dimana di tengahnya
diberi satu botol kecil Carbon
Bisulfida (CS2) yang disumbat
dengan kapas untuk
mencegah/menghindari
serangan hama.
b. Pembersihan
Jamur dibersihkan dari kotoran yang
menempel pada bagian akar dan
buah jamur sehingga daya simpan
jamur akan lebih lama.
Pembersihan dilakukan dengan
memotong akar dan pangkal
tangkai jamur dengan pisau tajam
c. Grading
Setelah dilakukan sortasi awal dan
pembersihan, maka dilakukan
grading jamur merang segar
berdasarkan kualitas hasil panen
jamur merang sebagai berikut :
No. Parameter Grade A Grade B Grade C
1 Bentuk Bulat telur Bulat telur Bulat telur
Keras Keras Kurang
Keras
2 Diameter 1,5 – 2 cm 1 – 1,5 cm < 1 cm
3 Warna Putih bersih Putih Putih
Putih keabu- bersih bersih
abuan Putih Putih
keabu- keabu-
abuan abuan
4 Kebersihan Tidak ada Ada Ada
kotoran kotoran kotoran
Selaput utuh Selaput Selaput
Belum utuh utuh
mekar Belum Belum
Tidak Cacat mekar mekar
Tidak Tidak
cacat cacat
5 Bobot 7 – 10 gr 4 – 7 gr < 4 gr
Tubuh
buah
f. Penyimpanan
Penyimpanan adalah usaha untuk
mempertahankan daya guna suatu
produk, dimana responnya sangat
bergantung pada karakteristik
produk. Penyimpanan dan
a. Pemanasan
Pemanasan jamur dilakukan di
dalam air mendidih selama 4 menit
untuk mencegah pembusukan di
dalam jamur setelah dilakukan
pembersihan dengan waktu yang
bervariasi, tergantung pada kondisi
jamur.
b. Pendinginan
Setelah dilakukan pemanasan, maka
dilakukan pendinginan dengan
membiarkan jamur di wadah
asalnya dalam beberapa menit
sehingga jamur dianggap sudah
tidak mengandung uap air lagi.
c. Pengawetan
Pengawetan merupakan suatu cara
untuk membuat jamur lebih tahan
lama. Membuat jamur lebih awet
tidak harus menggunakan bahan
d. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses
penurunan kadar air suatu bahan
sampai tingkat kadar air tertentu,
dimana jamur, enzim, mikro-
organisme, dan serangga yang
bersifat merusak tidak dapat aktif
lagi dan kelembaban jamur pun
akan berkurang.
e. Penimbangan
Penimbangan dilakukan untuk
mengetahui berat jamur sebelum
dan sesudah dikeringkan sehingga