JARINGAN IRIGASI
Modul ke:
DAN DRAINASE
04 Fakultas
TEKNIK SIPIL
DAN
Jaringan Irigasi
Disampaikan pada Perkuliahan Pertemuan 4
(Jumat, 23 September – Kamis, 29 September 2022)
• Daerah fungsional
Adalah bagian dari daerah potensial yang telah memiliki
jaringan irigasi yang telah dikembangkan.daerah fungsional
luasnya sama dengan atau lebih kecil dari daerah potensial.
Pengembangan Jaringan Irigasi
• Pengembangan Jaringan irigasi
adalah pembangunan jaringan irigasi baru dan/atau
peningkatan jaringan irigasi yang sudah ada
• Pembangunan jaringan irigasi
adalah seluruh kegiatan penyediaan jaringan rigasi di wilayah
tertentu yang belum ada jaringan irigasinya
• Peningkatan jaringan irigasi
adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan kondisi jaringan irigasi
yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal pelayanan
pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan
perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi
Kelembagaan Irigasi
• Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)
adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah
petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air sendiri secara demokratis,termasuk
lembaga lokal pengelola irigasi.
• Komisi irigasi
adalah lembaga koordinasi dan komunikasi antara wakil
pemerintah, wakil perkumpulan petani pemakai air, wakil pengguna
jaringan irigasi
Pada UU No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air pada pasal 41
(penjelasan) bahwa kewenangan Pengelolaan Jaringan irigasi adalah
berdasarkan pada luasan areal sbb:
• Pusat : areal > 3000 Ha
• Provinsi : 1000 Ha < areal < 3000 Ha
• Kabupaten/Kota : areal < 1000 Ha
Klasifikasi Jaringan Irigasi
KLASIFIKASI JARINGAN IRIGASI
Ditanya :
Rencanakan sistim pemberian air dengan cara bergilir dan tentukan
debit rencana untuk masing-masing petak sub tersier tersebut.
Contoh Perhitungan Pemberian Air:
Jawab :
Pemberian air secara terus menerus dapat dilakukan selama Q >
65% Qmax. Bila Q < 65% Qmax maka pemberian air dilakukan secara
bergiliran.
Petak a luas 53,10 ha dapat air = 53,10 x 2,84 It/det = 150,80 It/det
Petak b luas 47,55 ha dapat air = 47,55 x 2,95 It/det = 140,27 It/det
Petak c luas 35,00 ha dapat air = 35,00 x 3,26 It/det = 114,10 It/det
Jumlah Qmax = 405,17 It/det
Contoh Perhitungan Pemberian Air:
Pemberian air bila Q = 65% Qmax = 65/100 x 405,17 = 263,36 lt/det.
Periode I : Sub tersier a dan b diairi.
luas a + b = 100,65 ha
sub tersier a = 53,10/100,65 x 263,36lt/det = 138,94ltldet
sub tersier c = 35,00/100,65 x 263,36 lt/det = 124,42ltlde
Periode II : sub tersier a dan c diairi.
luas a + c = 88,10 ha
sub tersier a = 53,10/88,10x 263,36lt/det = 158,73ltldet
sub tersier c = 35,00/88,10 x 263,36 lt/det = 104,63 Itldet
Periode III : sub tersier b dan c diairi.
luas b + c = 82,55 ha
sub tersier b = 47,55/82,55 x 263,36 It/det = 151,70 Itldet
sub tersier c = 35,00/82,55 x 263,36 It/det = 111,66 Itldet
Contoh Perhitungan Pemberian Air:
Pemberian air bila Q = 30% Qmax = 0,35 x 405,17 = 121,55 It/det.
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahwa debit yang terbesar
tidak selalu terdapat dari Q = Qmax, sehingga debit rencana tidak
dapat begitu saja ditentukan dari pembagian debit pada 100% Qmax.
Terima Kasih
Zakki Wasthon N, ST, MM, MBA, MT