Anda di halaman 1dari 23

KONSEP DASAR

KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT

Ns. Kardina Hayati, S.Kep.,M.Kep


PRINSIP KGD

• Pengertian KGD
• Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan
yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat.

• UU RI NO 44 tentang RS
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang
membutuhkan tindakan medis segera guna penyelamatan
nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut
Lanjutan..
• Tujuan : pertolongan yang cepat dan tepat untuk mencegah kematian
maupun kecatatan
• Prinsip
• Penanganan cepat dan tepat
• Pertolongan segera diberikan oleh siapa saja yang menemukan pasien
tersebut
( awam, perawat, dokter)
• Meliputi tindakan :
• A. Non medis : Cara meminta pertolongan, transportasi,
menyiapkan alat-alat.
• B. Medis : Kemampuan medis berupa pengetahuan maupun
ketrampilan : BLS, ALS
RUANG LINGKUP
KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT

• Melakukan Primary Survey , kemudian dilanjutkan


dengan Secondary Survey
• Menggunakan tahapan ABCDE dalam primary survey
• Resusitasi pada kasus kegawatan
INSTALASI GAWAT DARURAT

suatu tempat / unit di rs yg memiliki


tim kerja dengan kemampuan khusus
& peralatan khusus, yg memberikan
pelayanan pasien gawat darurat,
merupakan rangkaian dari upaya
penanggulangan pasien gawat darurat
yang terorganisir
PASIEN GAWAT DARURAT

PASIEN GAWAT DARURAT: pasien


yang beresiko
terancam jiwanya dan menjadi cacat secara
tiba-tiba
SIFAT PASIEN GAWAT DARURAT
◦ perlu pertolongan segera, cepat, tepat dan aman
◦ mempunyai masalah patologis, psikososial, lingkungan, keluarga
◦ tidak sabar menunggu informasi
◦ unik
PERAWAT GAWAT DARURAT

◦ Orang terdekat dengan pasien


◦ Paling mengetahui perkembangan pasien saat dirawat tanda –
tanda kegawatan
◦ Mampu mengenal gejala dan pertolongan sebelum dokter
datang
◦ Bertanggung jawab atas perkembangan dan tindakan yang
telah dilakukan  pencatatan
◦ Berfikir dan berinisiatif
Karasteristik perawat gawat darurat

1. Melakukan asuhan keperawatan dalam situasi urgent


maupun nonurgent segala individu pada segala
rentang usia
2. Triase dan prioritasisasi
3. Disaster preparednes
Peran dan fungsi perawat gawat
darurat
• Pelayanan
• Administrasi manajemen
• Pendidikan
• Konsultasi
• Advokasi
• penelitian
Kompetensi perawat gawat darurat
KEMAMPUAN MINIMAL PETUGAS UGD (Pedoman DepKes
1990 )

◦ Membuka & membebaskan jalan nafas (airway)


◦ Memberikan ventilasi pulmoner & oksigenisasi (breathing)
◦ Memberikan resusitasi jantung paru
◦ Menghentikan perdarahan,
◦ Balut bidai, transportasi,
◦ Pengenalan & penggunaan obat resusitasi
◦ Melakukan perekaman & mengintepretasi ekg dasar
KEMAMPUAN TENAGA PERAWAT UGD
( PEDOMAN KERJA PERAWAT, DepKes 1999 : )

• MAMPU MENGENAL KLASIFIKASI PASIEN :


• MAMPU MENGATASI PASIEN GAWAT DARURAT
• Mampu Melaksanakan PENCATATAN & PELAPORAN
YAN ASKEP .
• MAMPU BERKOMUNIKASI : Intern, Ekstern
kepMenkes RI No 066/Menkes/SK/II/2006
tentang Pedoman Manajemen SDM Kesehatan
dalam penanggulangan bencana

• Perawat : anggota reaksi cepat dan tim bantuan kesehatan


Kualifikasi perawat IGD

Berdasarkan Kepmenkes RI no
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang standar IGD RS:
• Perawat Kepala : S1 Kep, atau D3 Kep + pelatihan
emergency Nursing Basic
• Perawat pelaksana : D3 Kep + pelatihan emergency
Nursing Basic
TINGKAT KOMPETENSI PERAWAT
GAWAT DARURAT
• Tingkat kompetensi dasar/basic :
Akan bekerja di IGD, mandiri dalam pemenuhan
kebutuhan dasar dan membantu mengatasi keadaan
gawat darurat
• Tingkat kompetensi menengah/intermediate :
2 tahun bekerja di IGD, mempunyai kemampun
mengatasi kegawatan secara mandiri dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan
membimbing perawat level dasar
Tingkat kompetensi (lanjutan..)

• Tingkat kompetensi lanjut/advance :


5 tahun bekerja di IGD, mempunyai kemampuan
mengatasi klien gawat darurat yang kompleks
melalui sertifikasi dan pelatihan tingkat mahir,
dapat mengembangkan pengelolaan kegawatan,
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dan
membimbing perawat pada level di bawahnya
Dasar hukum pelayanan
kegawatdaruratan
UU RI NO 36 TAHUN 2009 tentang Kesehatan
Bab II Pasal 32 ayat 1
:dalam keadaan darurat, fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, wajib memberikan pelayanan
kesehatan bagi penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan
kecacatan terlebih dahulu
Ayat 2:
Dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik
pemerintah dan swasta dilarang menolak pasien dan atau
meminta uang muka
UU RI NO 44 tentang RUMAH
SAKIT
• PASAL 1: gawat darurat adalah keadaan klinis
pasien yang membutuhkan tindakan medis
segera guna penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjut
• Pasal 29 ayat 1 butir c:
Setiap rumah sakit mempunyai kewajiban
memberikan pelayanan gawat darurat kepada
pasien sesuai dengan kemampuan pelayanannya
UU RI no 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana

• pasal 33: penyelenggaraan penanggulangan bencana terdiri


dari tiga tahap meliputi: pra bencana, saat tanggap darurat dan
pasca bencana
• Pasal 34 : penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
tahapan prabencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 33
huruf a. meliputi : dalam situasi tidak terjadi bencana dan
dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana
Lanjutan (penangngulangnan
bencana)
• Pasal 44 : penyelenggaraan bencana dalam
situasi terdapat potensi terjadi bencana
sebagaimana dimaksud dalam pasal 34 huruf
b. meliputi:
• kesiapsiagaan,
• peringatan dini dan
• mitigasi bencana
UU RI NO 24 TH 2007 PS 48
 Pasal 48 : penyelenggaraan penanggulangan bencana pada
saat tanggap darurat sebagaimana dimaksud dalam pasal 33
huruf b meliputi:
a. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan
dan sumber daya
b. Penentuan status keadaan darurat bencana
c. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
d. Pemenuhan kebutuhan dasar
e. Perlindungan terhadap kelompok rentan
f. Pemulihan dengan segera sarana dan prasarana
UU RI NO 24 TH 2007 PS 57

PASAL 57
Penyelenggaraan penanggulangan
bencana pada tahap pascabencana
sebagaimana dimaksud dalam pasal
33 huruf c meliputi:
a.Rehabilitasi
b.rekontruksi
Informed consent

• PERMENKES NO. 585 / 1989 (ps. 11


bahwa dalam kondisi emergency situasi yang
mengancam nyawa persetujuan tindakan medis
tidak diperlukan
• Dalam pasal 56 UU no 36 tahun 2009 tentang
kesehatan
: hak pasien untuk menerima atau menolak suatu
tindakan tidak berlaku salah satunya ketika pasien
dalam kondisi pingsan atau tidak sadarkan diri.
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
HAK PASIEN (uu no 44 th 2009 pasal 32):
 Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
 Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi adil dan jujur
 Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dokter / kedokteran gigi dan
tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memperoleh asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi keperawatan

Anda mungkin juga menyukai