Anda di halaman 1dari 10

Ruang Bedah di IGD

Ruang bedah di IGD adalah ruang untuk melakukan tindakan bedah ringan.
Berikut adalah alat-alat yang ada di ruang bedah :
1. Electro Surgery Unit (ESU)

ESU

Elektroda ESU
(sumber: https://mohamadsofie.blogspot.com/2014/08/electro-surgery-unit-
esu.html)

a. Fungsi Alat
ESU berfungsi sebagai alat bedah dengan memanfaatkan arus
listrik frekuensi tinggi. Dimana arus listrik frekuensi tinggi digunakan
untuk memotong jaringan tubuh serta menggumpal atau mengeringkan
darah. ESU memiliki kemampuan lebih cepat membekukan darah
sehingga pasien di harapkan tidak kehilangan banyak darah, dan
membuat kondisinya tetap stabil. Namun demikian masih ada
kekurangan dari ESU yaitu menyebababkan sedikit luka bakar pada
kulit. ESU digunakan pada pasien yang memerlukan tindakan
pembedahan karena cidera pada bagaian dalam tubuh.

b. Cara pengoperasian
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3. Setelah lampu indikator ESU menyala, berarti ESU siap
dioperasikan.
4. Setting ESU yang akan digunakan
5. Pasang electrode pasif/ground dan aktifnya
6. Lakukan operasi dengan menekan hand swich/ foot swich
7. Setelah penggunaan selesai, sterilkan cutternya dan semua badan
alat.
8. Rapikan alat ke tempatnya semula.

c. Perawatan alat
1. Bersihkan alat dengan kain basah
2. Cek elektroda aktif maupun pasif
3. Kalibrasi alat 1minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi
4. Setting dan adjustement

2. Suction Pump

Suction Pump
(sumber:https://www.google.com/search?q=penjelasan+alat+suction+pump)

a. Fungsi Alat
Fungsi suction pump yaitu untuk membantu mengeluarkan
cairan yang ada di dalam tubuh pasien yang tidak digunakan bahkan
yang dapat mengganggu kerja organ lain sehingga membahayakan
tubuh atau kesehatan pasien. Beberapa contoh cairan yang tidak
digunakan dan dapat membahayakan yaitu seperti cairan di dalam paru
– paru, darah dan lendir.

b. Cara pengoperasian
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3. Setting kekuatan hisap pada sustion pump
4. Arahkan kanul pada cairan yang ingin dibuang
5. Setelah penggunaan selesai, buang cairan pada wadah penampung
dan sterilkan semua badan alat.
6. Rapikan alat ke tempatnya semula.

c. Perawatan
1. Bersihkan alat dari debu dan kotoran
2. Cek katup hisap
3. Setelah pemakain,cairan pada suction pump dibuang dan
dibersihkan
4. Kalibrasi alat dilakukan minimal satu tahun sekali

3. Defibrilator
Defibrilator
(sumber: https://www.google.com/search?q=defibrilator)
a. Fungsi Alat
Defibrilator biasanya digunakan pada pasien yang mengalami
gangguan irama jantung bahkan kehilangan irama jantung. Defibrilator
berfungsi sebagai stimulator detak jantung yang menggunakan listrik
dengan tegangan tinggi untuk memulihkan irama jantung pasien.

b. Cara Pengoperasian
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
3. Ambil paddles dari sisi samping alat.
4. Pastikan defibrillator dalam keadaan kering.
5. Beri krim pada permukaan paddle.
6. Tempelkan paddle pada pasien di posisi apeks dan sternum.
7. Tekan tombol energy.
8. Lakukan pengisian dengan menekan satu tombol pada paddle, lalu
proses pengisian dapat dilihat di monitor.
9. Pegang peddic 1 dengan tangan kiri, letakkan pada daerah mid
sternumk dan paddle 2 dengan tangan kanan pada daerah mid
aksila
10.Sambil mengatur letak kedua paddle, beri aba-aba agar staff yang
lain tidak ada yang menyentuh pasien ataupun bad pasien
11.Bila terdengar tanda ready dan mesin defibrilator, tekan tombol DC
shock dengan jempol agar arus masuk dengan baik.
12.Amati EKG monitor, bila tidak ada perubahan lanjutkan dengan
memberi watt second yang lebih tinggi
13.Bila gambaran EKG sudah sinus dan stabil, hentikan tindakan.

c. Perawatan
1. Bersihkan alat dari debu dan kotoran
2. Bersihkan paddle dengan alkohol
3. Kalibrasi alat 1 minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi
4. Setting dan adjustement.

4. Electrocardiography (ECG)

ECG
(sumber: https://www.google.com/search?q=cara+pengoperasian+ECG)

a. Fungsi Alat
ECG berfungsi untuk merekam aktivitas listrik dari jantung, dan
mengidentifikasi jika ada peredaran atau aliran darah yang tidak
normal. ECG pada ruang bedah biasanya digunakan untuk
memonitoring keadaan kelistrikan jantung pasien yang sedang
menjalani pembedahan.

b. Cara Pengoperasian
1. Pasang semua kabel pada alat ECG
2. Hubungkan alat pada jala-jala PLN
3. Atur posisi pasien, posisi pasien diatur terlentang datar
4. Buka dan longgarkan pakaian pasien bagian atas, bila pasien
memakai jam tangan, gelang, logam lain agar dilepas
5. Bersihkan kotoran dengan menggunakan kapas pada daerah dada,
kedua pergelangan tangan dan kedua tungkai dilokasi manset
elektroda.
6. Mengoleskan jelly pada permukaan elektroda.
7. Memasang manset elektroda pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai.
8. Memasang elektroda pada sekitar jantung.
9. Menghidupkan monitor elektrokardiogram.
10. Menyambungkan kabel elektrokardiogram pada kedua tungkai
pergelangan tangan dan kedua tungkai pergelangan kaki pasien,
untuk rekaman ekstremitas lead (Lead I, II, III, AVR, AVL, AVF)
dengan cara: warna merah pada pergelangan tangan kanan, warna
hijau pada kaki kiri, warna hitam pada kaki kanan, warna kuning
pada pergelangan tangan kiri, selanjutnya Memasang elektroda dada
untuk rekaman precardial lead.
11. Pastikan urutan dan letak pemasangan elektroda pada EKG sesuai
dengan degan posisi yang ditentukan, agar tidak terjadi kesalahan
interprestasi data yang dikeluarkan oleh EKG.
12. Melakukan kalibrasi dengan kecepatan 25 mili/detik
13. Bila rekaman elektrokardiogram telah lengkap terekam, semua
elektroda yang melekat ditubuh pasien dilepas dan dibersihkan
seperti semula.
14. Matikan alat ECG dan simpan

c. Perawatan
1. Bersihkan alat dari debu dan kotoran
2. Bersihkan elektroda dengan alkohol
3. Kalibrasi alat minimal 1 tahun sekali oleh badan kalibrasi
4. Setting dan adjustement.

5. Mesin Anasthesi
Mesin Anestesi
(sumber: http://geniuskita.blogspot.com/2014/09/semua-tentang-mesin-
anastesi.html)
a. Fungsi Alat
Fungsi dari mesin anestesi ( mesin gas) itu sendiri adalah
mengeluarkan gas atau campuran gas anestetik yang tergolong aman
ke rangkaian sirkuit anestetik yang kemudian bertujuan untuk dihirup
oleh pasien yang sudah sesuai dengan indikasi sebagai bius, serta
berfungsi untuk membuang sisa campuran gas yang dikeluarkan dari
tubuh.

b. Cara Pengoperasian
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN
2. Pasang seluruh selang pada alat dengan benar dan rapat
3. Hidupkan alat dengan menekan tombol power
4. Lakukan kalibrasi internal.tunggu hingga seluruh sistem complete
5. Setelah sistem selesai, pilih mode pasien dewasa atau anak-anak
6. Mesin siap digunakan

c. Perawatan
 Maintenance harian
- melakukan pembersihan alat anestesi sesudah operasi sehari
dengan kain lembab dan air deterjen/sabun, oleh para perawat
anestesi
- mencuci mendesinfeksi semua bagian dari respiratory system
yang berkontak denan penderita
 maintenance mingguan
- memeriksa atau mengganti O2 sensor dan flow sensor
- mengganti bakterial filter oleh perawat anestesi
 maintenance bulanan
Mencuci, mengeringkam dan memasang kembali cooling air filter
oleh perawat anestesi

6. Syringe pump

Syringe Pump
(sumber: https://www.google.com/search?q=syringe+pump)
a. Fungsi Alat
Syringe pump adalah peralatan kesehatan medis yang digunakan
untuk memberikan cairan nutrisi atau obat - seperti insulin atau
hormon, antibiotik, obat kemoterapi, dan penghilang rasa sakit ke
dalam tubuh pasien dalam jumlah besar atau kecil dalam jangka waktu
tertentu secara teratur.

b. Cara Pengoperasian
1. Hubungkan kabel power dengan jala-jala PLN jika tidak
menggunakkan batteray,
2. Hidupkan alat dengaan menekan tombol power ON/OFF,
3. Ketika alat dihidupkan system akan mengkalibrasi sendiri sebelum
digunakkan, seteleh itu system masuk ke work mode,
4. Setting work mode, setelah starup tekan tombol menu dan enter,
atur work mode seperti Rate(ml/h) mode, Time mode, Weight
mode,
5. Atur parameter injeksi,
6. Atur injection rate,
7. Atur injection volume,
8. Tekan tombol start,
*Pada saat injeksi berjalan akan dihentikkan sementara dengan
menekan tombol START / STOP,
9. Ketika alarm berbunyi tekan tombol SILENCE,
10.Setelah selesai digunakkan teken tombol ON/OFF selama lebih
dari 2 detik untuk mematikkan.

c. Perawatan
Perawatan berkala sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali,
jika terdapat kerusakkan pada alat hentikkan penggunaan alat dan
hubungi teknisi alat untuk memperbaiki.
1. Pastikkan tidak ada kerusakkan pada alat dan komponen,
2. Hubungi teknisi untuk melakukkan pengecekkan alat secara
berkala
3. Cek batteray setiap 6 bulan sekali
4. Charge batteray sampai penuh selama lebih dari 8 jam dengan
menghubungkan alat dengan power AC,
5. Jika alat tidak dapat terhubung dengan power AC, cek fuse pada
alat.
7. Stetoskop
Stetoskop berfungsi untuk mendengarkan suara dari dalam tubuh,
salah satunya untuk mendengar suara detak jantung dan mendeteksi
kelainannya. Selain mendengar suara detak jantung, stetoskop juga bisa
digunakan untuk mendengarkan suara-suara lain dari dalam tubuh,
misalnya bunyi pernapasan. Tidak hanya itu, stetoskop juga dapat
digunakan untuk memeriksa area perut. Biasanya pemeriksaan perut
dengan stetoskop dilakukan untuk mendengar suara atau bising usus.
Peningkatan atau penurunan bising usus dapat menjadi indikator gangguan
pencernaan. Jenis dan intensitas suara-suara ini dapat membantu dokter
dalam menentukan diagnosis serta menilai kondisi pasien.
Gambar x Stetoskop
Ada dua jenis stetoskop, yaitu Akustik dan Elektronik. Stetoskop
akustik yang paling umum digunakan, dan beroperasi dengan menyalurkan
suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi-udara, ke telinga
pendengar. Bagian "chestpiece" biasanya terdiri dari dua sisi yang dapat
diletakaan di badan pasien untuk memperjelas suara; sebuaah diaphgram
(disk plastik) atau "bell" (mangkok kosong). Bila diaphgram diletakkan di
pasien, suara tubuh menggetarkan diaphgram, menciptakan tekanan
gelombang akustik yang berjalan sampai ke tube ke telinga pendengar.
Bila "bell" diletakkan di tubuh pasien getaran kulit secara langsung
memproduksi gelombang tekanan akustik yang berjalan ke telinga
pendengar. Bell menyalurkan suara frekuensi rendah, sedangkan
diaphgram menyalurkan frekuensi suara yang lebih tinggi. Sedangkan,
stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara
memperkuat suara tubuh.

Anda mungkin juga menyukai