Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman modern ini kemajuan teknologi semakin canggih, termasuk
dalam teknologi sambungan logam. Sebab dalam zaman listrik adalah sumber
energi yang paling sering digunakan, terlebih dalam dunia industri sehingga
dalam penyambungan logam memanfaatkan energi listrik. Alat yang
digunakan dalam menyambung logam denganmemanfaatkan energi listri yaitu
las listrik.
Pengelasan adalah proses penyambungan setempat antara dua bagian
logam atau lebih dengan memanfaatkan energi panas, salah satunya yaitu
energi listrik. Pengelasan merupakan teknik penyambungan logam yang
dipergunakan secara luas, seperti pada kontruksi bangunan baja dan kontruksi
mesin. Luasnya penggunaan teknologi pengelasan dikarenakan dalam proses
pembuatan suatu kontruksi bangunan atau mesin akan menjadi lebih ringan dan
lebih sederhana, sehingga biaya produksi menjadi lebih murah dan lebih
efisien.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi khususnya
di bidang penyambungan logam yang sekarang telah ditemukan dan digunakan
seperti las listrik bertenaga motor dan listrik yang praktis, serta efektif dan
efesien memudahkan dalam bekerja dan mempermudah pengguna dalam
beraktivitas.

1.2 Batasan Masalah


Mampu memahami dasar teori tentang las listrik, memahami bagian-
bagaian las listrik, mengoperasikan las listrik dengan baik dan benar,
mengetahui SOP yang berlaku, mengetahui cara kerja las listrik, mengetahui
cara perawatan las listrik, mahasiswa mengerti posisi yang benar saat
melakukan pengelasan, mengetahui alat-alat yang digunakan saat melakukan
pengelasan, mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan saat
melakukan pengelasan.
1.3 Rumusan Masalah
1. Pengertian las listrik?
2. Bagaimana cara mengoperasikan las listrik?
3. Apasaja bagian-bagian dari las listrik?
4. Bagaimana posisi yang baik dan benar saat melakukan pengelasan?
5. Bagaimana SOP dalam melakukan pengelasan?
6. Apasaja alat yang digunakan dalam melakukan pengelasan?

1.4 Tujuan
Diharapkan mahasiswa memahami las listrik secara teori maupun secara
praktek, mengetahui cara mengoperasikan las listrik dengan baik dan benar,
mengetahui bagian-bagian dari mesin las, mengetahui posisi mengelas yang
benar, dapat menggunakan alat penunjang saat melakukan pengelasan,
mengetahui SOP saat melakukan pengelasan.

1.5 Manfaat
Memehami mesin las listrik, dapat mengoperasikan mesin las listrik,
mengetahui bagian-bagian mesin las, dapat melakukan pengelasan dengan
posisi yang benar, mengetahui ketentuan-ketentuan saat melakukan
pengelasan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Las Listrik


Las listrik adalah seuatu mesin yang diciptakan untuk memudahkan
manusia dalam melakukan pekerjaan, yaitu dalam hal sambung menyambung
logam dengan memanfaatkan energi panas yang diciptakan dari energi listrik.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.Energi
listrik diubah menjadi energi panas dalam busur dan suhu dapat mencapai
5500 °C.
Ada tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks dan
elektroda berlapis tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain
untuk besi tempa dan baja lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu
pengelasan dapat ditingkatkan dengan memberikan lapisan fluks yang tipis
pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan mencegah terbentuknya
oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis merupakan jenis
yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersil.

Gambar 2.1 Mesin Las Listrik


(Sumber: https://www.olx.co.id/iklan/baca-iklan-mesin-las-120a-450w-mesin-las-
listrik-travo-las-trafo-las-IDzGxlP.html)
2.2 Cara kerja Las Listrik
menyambung logam dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang
diarahkan ke permukaan logam yang akan disambung. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, kemudian membeku dan tersambunglah kedua logam tersebut.

2.3 Jenis-jenis Mesin Las Listrik


a. Mesin Las Arus Bolak Balik (Mesin Las AC)
Mesin las arus bolak balik memperoleh busur nyala dari
transformator, dimana dalam pesawat las ini arus dari jaring–jaring listrik
dirubah menjadi arus bolak–balik oleh transformator yang sesuai dengan
arus yang digunakan untuk mengelas, sehingga mesin las ini disebut juga
mesin las transformator. Karena langsung menggunakan arus listrik AC
dari PLN yang memiliki tegangan yang cukup tinggi dibandingkan
kebutuhan pengelasan yang hanya membutuhkan tegangan berkisar 55
Volt sampai dengan 85 Volt maka mesin las ini menggunakan
transformator (Trafo) step-down, yaitu trafo yang berfungsi menurunkan
tegangan.
Transformator yang digunakan pada peralatan las mempunyai daya
yang cukup besar. Untuk mencairkan sebagian logam induk dan elektroda
dibutuhkan energi yang besar, karena tegangan pada bagian terminal
kumparan sekunder hanya kecil, maka untuk menghasilkan daya yang
besar perlu arus besar. Arus yang digunakan untuk peralatan las sekitar 10
ampere sampai 500 ampere. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan las. Untuk keperluan daya besar diperlukan arus yang
lebih besar pula, dan sebaliknya. Arus pada transformator dapat disetel
sesuai kebutuhan dengan memutar ulir penyetel arus. Pada transformator
las AC, terdapat dua kabel yaitu kabel busur dan kabel masa, dimana jika
kedua kabel tersebut tertukar, tidak akan mempengaruhi perubahan
temperature yang timbul.
Kelebihan dari mesin las AC :
• Perlengkapan dan perawatan lebih murah
• Kabel massa dan kabel elektroda dapat ditukar untuk mempengaruhi
yang dihasilkan
• Nyala busur kecil sehingga mengurangi timbulnya keropos pada rigi-
rigi las
Kekurangan dari mesin las AC :
• Tidak dapat dipergunakan untuk semua jenis elektroda
• Tidak dapat digunakan untuk mengelas semua jenis logam

Gambar 2.2 Mesin Las Listrik AC


(Sumber: https://dyahayukrahmawati.wordpress.com/2013/06/28/macam-
macam-mesin-las-listrik/)

b. Mesin Las Arus Searah (Mesin Las DC)


Arus listrik yang digunakan untuk memperoleh nyala busur listrik
adalah arus searah. Arus searah ini berasal dari mesin berupa dynamo
motor listrik searah. Dinamo dapat digerakkan oleh motor listrik, motor
bensin, motor diesel, atau alat penggerak yang lain. Mesin arus yang
menggunakan motor listrik sebagai penggerak mulanya memerlukan
peralatan yang berfungsi sebagai penyearah arus. Penyearah arus atau
rectifier berfungsi untuk mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus
searah (DC).
Keuntungan dari mesin las DC :
• Nyala busur listrik yang dihasilkan lebih stabil
• Setiap jenis elektroda dapat digunakan pada mesin las DC
• Tingkat kebisingan lebih rendah
• Mesin las lebih fleksibel, karena dapat diubah ke arus bolak-balik atau
arus searah
• Dapat dipergunakan untuk mengelas plat yang tipis

Mesin las DC mempunyai polaritas yang berbeda – beda, tidak


seperti mesin las AC yang dapat digunakan dengan kutub sembarang
(terbalik – balik). Berikut ini adalah polaritas mesin las DC :
1. Hubungan arus polaritas terbalik (DCRP)
DCRP (Direct Current Reverse Polarity) adalah jika kabel masa
dipasang pada benda kerja dengan kutub anoda dan kabel elektroda
dihubungkan dengan kutub anoda. Pada hubungan DCRP, panas yang
diberikan oleh mesin las didistribusikan 1/3 ke benda kerja dan 2/3
nya ke elektroda sehingga panas yang diberikan mesin las ke elektroda
lebih banyak daripada panas yang diberikan ke benda kerja.
2. Hubungan arus polaritas lurus (DCSP)
DCSP (Direct Current Straight Polarity) adalah pemasangan
kabel las dengan menghubungkan antara kabel masa (benda kerja)
dengan kabel anoda (positif) dan kabel elektroda dengan kutub katoda
(negatif). Pada hubungan DCSP, panas yang diterima benda kerja
lebih banyak daripada panas yang diterima elektroda dengan
perbandingan 2/3 banding 1/3.

Gambar 2.3 Mesin Las Listrik DC


(Sumber: https://dyahayukrahmawati.wordpress.com/2013/06/28/macam-
macam-mesin-las-listrik/)
c. Mesin Las Ganda (Mesin Las AC-DC)
Mesin las ini mampu melayani pengelasan dengan arus searah (DC)
dan pengelasan dengan arus bolak-balik. Mesin las ganda mempunyai
transformator satu fasa dan sebuah alat perata dalam satu unit mesin.
Keluaran arus bolak-balik diambil dari terminal lilitan sekunder
transformator melalui regulator arus. Adapun arus searah diambil dari
keluaran alat perata arus. Pengaturan keluaran arus bolakbalik atau arus
searah dapat dilakukan dengan mudah, yaitu hanya dengan memutar alat
pengatur arus dari mesin las.
Mesin las AC-DC lebih fleksibel karena mempunyai semua
kemampuan yang dimiliki masing-masing mesin las DC atau mesin las
AC. Mesin las jenis ini sering digunakan untuk bengkel-bengkel yang
mempunyai jenis-jenis pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga tidak
perlu mengganti-ganti las untuk pengelasan berbeda. Mesin las arus ganda
dapat menyuplai arus antara 25 ampere sampai 140 ampere yang
digunakan untuk mengelas plat – plat tipis, baja anti karat (stainless steel)
dan alumunium. Untuk mengelas benda kerja yang tebal ,arus dapat disetel
60 – 300 ampere.

Gambar 2.4 Mesin Las Listrik Ganda


(Sumber: https://dyahayukrahmawati.wordpress.com/2013/06/28/macam-
macam-mesin-las-listrik/)
2.4 Komponen-komponen Las Listrik
Perlengkapan yang diperlukan untuk proses pengelasan SMAW adalah
peralatan yang paling sederhana disbanding dengan pengelasan listrik lainnya.
Adapun perlengkapan las listrik SMAW yaitu :
• Transformator DC/AC
• Kabel massa dan kabel elektroda
• Holder dan klem massa
• Elektroda
• Konektor
• Palu cipping
• Sikatkawat dan pelindung diri yang sesuai

Gambar 2.5 Peralatan Las Listrik


(Sumber: https://www.builder.id/mengenal-mesin-las-listrik-stik-busur-listrik-dan-
bagian-bagiannya/)

2.5 Alat-alat Perlengkapan Las Listrik


1. Tempat (Ruangan) Listrik
Kamar las terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu kamar las tetap dan kamar
las yang di-pindah-pindahkan. Kamar las tetap adalah sebuah kamar las
yang tak dapat dipindah-pindahkan yang terdiri dari dinding yang terbuat
dari pelat-pelat baja atau dinding yang terbuat dari bahan tahan api yang
tidak mudah terbakar dan tabir penutup yang dipasang pada pintu
masuk/keluar kamar las yang juga terbuat dari tabir tahan api.
Kamar las yang dapat dipindah-pindahkan atau kamar las yang tidak
tetap adalah suatu kamar las yang dapat distel (dibuka dan dipasang)
menurut kebutuhannya. Kamar las yang tidak tetap sangat baik
dipergunakan untuk melas diruangan terbuka (lapangan) yang
dipergunakan tirai. Penutup yang mudah distel yang dipindahkan secara
cepat menurut kebutuhannya.
2. Perlengkapan Pelindung Muka/ Mata dan Perlengkapan Pelindung Badan
Perlengkapan pengaman (pelindung) muka/mata terdiri dari kop
lasdan topi las, dimana gunanya untuk melindungi muka dan mata dari
percikan-percikan cairan logam, asap dan panas serta sinar busur nyala las
yang mengandung sinar ultra violet dan infra merah sewaktu pengelasan
sedang berlangsung. Kop las (hand shield) adalah suatu alat pelindung
muka dan mata yang dipegang dengan sebelah tangan dan ini biasanya
dipergunakan sewaktu mengelas benda-benda yang sederhana atau apabila
dalam mengelas hanya diperlukan satu tangan saja. Topi las (head shield)
juga termasuk alat pelindung muka dan mata yang lebih dari kop las karena
topi las dikenakan di kepala tanpa dipegang sehingga kedua tangan dapat
bergerak bebas yang mana kemungkinan sebuah tangan dapat digunakan
untuk memegang hal-hal lain.
Perlengkapan pelindung badan digunakan untuk melindungi tubuh
dan tangan sinar busur nyala karena apabila tubuh dan tangan tidak
dilindungi dari sinar ultra ungu yang berasal dari sinar busur nyala, lambat
laun akan merusak jaringan-jaringan halus didalam tubuh juru las.
Disamping itu juga digunakan untuk melindungi pakaian juru las dari
percikan cairan logam yang panas yang dapat membakar kulit dan pakaian
juru las.
3. Kabel Las
Kabel las digunakan sebagai tempat mengalirnya arus listrik dari
sumber tenaga kemesin las dan dari mesin las ke elektroda dan kembali
kemesin las melalui kabel massa.
4. Stang Las
Tang las (penjepit las) adalah alat perlengkapan sewaktu menlas
yang gunanya untuk menjepit elektroda dan benda kerja. Tang las terdiri
dari tang elektroda dan tang massa (klemp), dimana alat-alat ini terdiri dari
beberapa jenis.
Tang elektroda (holder) yang digunakan untuk menjepit elektroda
yang terbuat dari kuningan dan pegangan (gagangnya) dibungkus dengan
bahan isolasi misalnya : ebonite yang tahan terhadap panas yang timbul
dari aliran arus listrik.
Tang massa adalah untuk menghubungkan kabel massa ke benda
kerja atau meja kerja, dimana benda kerja atau meja kerja elektroda yang
dijepit tang massa hendaknya dijepit ditempat yang bersih sehingga
membuat busur nyala las menjadi lancar (baik).
5. Palu Terak (Chipping Hammer) dan sika baja
Palu terka adalah sebuah palu yang khusus, dimana salah satu
ujungnya dibuat berbentuk runcing yag digunakan untuk mengetok sdut
rigi-rigi las dan ujungnya yang sebelah lagi berbrntuk pahat picak yang
digunakan untuk mengetok permukaan rigi-rigi las. Palu terak ini terbuat
dari baja dan bagian gagangnya terbuat dari pegas baja atau dilapisi karet
atau kayu.
Jadi palu teraknya ini digunakan untuk mengetok terak dari pada
rigi-rigi las dan percikan logam pada permukaan benda kerja, dimana
untuk membersihkan percikan cairan logam pada permukaan benda kerja
dipergunakan pahat tangan.
Sikat baja digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja
sebelum dan sesudah pengelasan, juga untuk membersihkan kotoran-
kotoran, debu-debu dan sisi terak pada rigi-rigi las setelah diketok dan
dipahat oleh palu terak dan pahat tangan.
6. Pahat Tangan
Pahat tangan adalah suatu pahat dingin yang terbuat dari baja. Pahat
tangan ini termasuk alat perlengkapan las yang digunakan untuk memahat
(membersihkan) percikan cairan logam pada permukaan benda kerja,
memahatnya atau membuka keslahan sambungan las sewaktu mengelas,
membuat kampuhlas dan sebagainya.
7. Tang Penjepit Benda Kerja Panas
Tang penjepit benda kerja yang dipanasi adalah sebuah tang yang
digunakan menjepit benda kerja yang dalam keadaan panas. ang ini terbuat
dari baja carbon pada keseluruhan tang dan berdasarkan kegunaan
(penggunaan) dalam menjepit benda kerja panas. Tang tersebut terdiri dari
beberapa jenis yaitu : yang yang bermulut rata bulat, kombinasi dan mulut
serigala.

2.6 Posisi-posisi Pengelasan


➢ Posisi Di Bawah Tangan
Kemiringan elektroda 10 derajat – 20 derajat terhadap garis vertical kearah
jalan elektroda dan 70 derajat-80 derajat terhadap benda kerja.
➢ Posisi Tegak (vertical)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya keatas
atau ke bawah. Dengan kemiringan elektroda sekitar 10 derajat-15 derajat
terhadapvertikal dan 70 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
➢ Posisi Datar (horizontal)
Mengelas dengan horizontal biasa disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti
horizontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 derajat –
10 derajat terhadap garis vertical dan 70 derajat – 80 derajat kearah benda
kerja.
➢ Posisi Di Atas Kepala (Overhead)
Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las
dan kedudukan elektroda sekitar 5 derajat – 20 derajat terhadap garis
vertical dan 75 derajat-85 derajat terhadap benda kerja.
➢ Posisi Datar (1G)
Pada posisi ini sebaiknya menggunakan metode weaving yaitu zigzag dan
setengah bulan Untuk jenis sambungan ini dapat dilakukan penetrasi pada
kedua sisi, tetapi dapat juga dilakukan penetrasi pada satu sisi saja. Type
posisi datar (1G) didalam pelaksanaannya sangat mudah. Dapat
diapplikasikan pada material pipa dengan jalan pipa diputar.
➢ Posisi Horizontal (2G)
Pengelasan pipa 2G adalah pengelasan posisi horizontal, yaitu pipa pada
posisi tegak dan pengelasan dilakukan secara horizontal mengelilingi pipa.
posisi sudut electrode pengelasan pipa 2G yaitu 90º Panjang gerakan
elektrode antara 1-2 kali diameter elektrode. Bila terlalu panjang dapat
mengakibatkan kurang baiknya mutu las. Panjang busur diusahakan
sependek mungkin yaitu ½ kali diameter elektrode las. Untuk pengelasan
pengisian dilakukan dengan gerakan melingkar dan diusahakan dapat
membakar dengan baik pada kedua sisi kampuh agar tidak terjadi cacat.
Gerakan seperti ini diulangi untuk pengisian berikutnya.
➢ Posisi vertikal (3G)
Pengelasan posisi 3G dilakukan pada material plate. Posisi 3G ini
dilaksanakan pada plate dan elektrode vertikal.
➢ Posisi Horizontal Pipa (5G)
Pada pengelasan posisi 5G dibagi menjadi 2, yaitu :
• Pengelasan naik
Biasanya dilakukan pada pipa yang mempunyai dinding teal karena
membutuhkan panas yang tinggi. Pengelasan arah naik kecepatannya
lebih rendah dibandingkan pengelasan dengan arah turun, sehingga
panas masukan tiap satuan luas lebih tinggi dibanding dengan
pengelasan turun.Posisi pengelasan 5G pipa diletakkan pada posisi
horizontal tetap dan pengelasan dilakukan mengelilingi pipa tersebut.
Supaya hasil pengelasan baik, maka diperlukan las kancing (tack
weld) pada posisi jam 5-8-11 dan 2. Mulai pengelasan pada jam 5.30
ke jam 12.00 melalui jam 6 dan kemudian dilanjutkan dengan posisi
jam 5.30 ke jam 12.00 melalui jam 3. Gerakan elektrode untuk posisi
root pass (las akar) adalah berbentuk segitiga teratur dengan jarak
busur ½ kali diameter elektrode.
• Pengelasan turun
Biasanya dilakukan pada pipa yang tipis dan pipa saluran minyak serta
gas bumi. Alasan penggunaan las turun lebih menguntungkan
dikarenakan lebih cepat dan lebih ekonomis.
2.7 SOP Penggunaan Mesin Las
Berikut intruksi kerja/SOP secara umum mesin las.
1. Menyiapkan benda kerja
2. Mengecek kondisi kabel power & tombol on/off/emergency
3. Pakai sarung tangan & kedok las
4. Menghidupkan mesin las dengan menekan tombol on/off
5. Atur kuat arus (ampere) pada mesin las dengan cara memutar tombol
searah jarum jam sesuai dengan kebutuhan
6. Jepit kawat las/electrode sesuai kebutuhan pada stang las
7. Jepitkan massa mesin las pada benda kerja
8. Lakukan pemanasan kawat las dengan menempelkan dengan massa
sampai keluar percikan api
9. Lakukan pengelasan tipis pada benda kerja
10. Atur posisi benda kerja yang sudah dilas tipis agar sesuai dengan bentuk
yang dibutuhkan
11. Lakukan pengelasan penuh pada benda kerja secara bertahap
12. Pada setiap tahap, apabila ada pengotor/karbon yang menempel pada hasil
las bersihkan dengan cara memukul menggunakan palu.
13. Matikan mesin las dengan cara menekan tombol on/off
14. Membersihkan mesin las & area kerja
15. Gulung kabel api/positive & massa/negative mesin las dengan rapi
16. Simpan mesin las pada tempat yang bersih & aman

2.8 Pengertian Gerinda Potong


Mesin Gerinda Potong yaitu mesin pemotong benda dengan
menggunakan pisau potong beupa batu gerinda yang tipis yang fungsinya
untuk memotong benda kerja yang terbuat dari besi.
Gambar 2.6 Gerinda Potong
(Sumber: http://harryktf.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda-potong.html)

2.9 Prinsip Kerja Gerinda Potong


Prinsip kerja mesin ini hampir sama dengan mesin gerinda secara
umumnya yaitu pisau potong ( Batu gerinda) berputar memotong benda kerja
yang diam, dijepit dengan bantuan pencekam guna agar ketika melakukan
pemotongan, benda kerja tidak mudah beergerak sehingga hasil potongan skan
sesuai dengan yang didinginkan sesuai sudutnya.

2.10 Bagian-bagian Gerinda Potong


Keterangan:
a. Handel pengangkat
b. Tutup Pisau Potong (dinamis)
c. Tutup pisau potong ( statis)
d. Pisau potong(Batu gerinda)
e. Skala pengukur sudut potong
f. Plat pelindung percikan
g. Dudukan
h. Stang pengunci
i. Pengunci ulir
j. Lengan ulir pencekam
k. Tombol on off
l. Pengunci pisau potong
m. Motor
n. Pengunci handel saat diangkat
o. Pembatas kedalaman potong
p. Kabel power
q. Karet dudukan
2.11 Perawatan Mesin Gerinda
Secara umum dalam melakukan perawatan mesin gerinda potong bisa
dilakukan dengan membersihkan semua bagian-bagiannya setelah
pemakaian, selainitu dalam pemakaiannya tidak terlalu berlebihan. Apabila
mesin dioperasikan melalui batas kemampuannya ( Panas yang berlebih)
maka umur mesin pun juga akan berkurang. Untuk itu perlu adanya perawatan
terhadap mesin gerinda potong.
Secara spesifik dalam perawatan bagian-bagian mesin gerinda potong
yang memerlukan perawatan lebih diantaranya sebagai berikut:
a. Lengan ulir pencekam dan stang pengunci
o Membersihkan beram-beram yang menempel pada ulir
o Memberikan minyak pelumas pada ulir
b. Motor ( dinamo)
o Melakukan penyepulan
o Pastikan penggunaan listrik benar-benar tepat
DAFTAR PUSTAKA

[1.] Genta. 2017. ”Alat-alat Perlengkapan Las Listrik”


http://gentabaja.blogspot.com/2017/09/alat-alat-perlengkapan-las-
listrik.html
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[2.] Harry. 2013. ”Mesin Gerinda Potong”
http://harryktf.blogspot.com/2013/07/mesin-gerinda-potong.html
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[3.] No Name. 2015. ”Posisi Pengelasan”
http://hima-tl.ppns.ac.id/posisi-pengelasan/
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[4.] No Name. 2015.”SOP Penggunaan Mesin Las”
https://degineering.blogspot.com/2015/10/sop-penggunaan-mesin-las.html
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[5.] No Name. 2017. ”Mengenal Las Listrik dan Bagian-bagiannya”
https://www.builder.id/mengenal-mesin-las-listrik-stik-busur-listrik-dan-
bagian-bagiannya/
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[6.] No Name. 2019. ”Las Listrik”
https://id.wikipedia.org/wiki/Las_listrik
Diakses Pada : 05 Agustus 2019
[7.] Rahmawati, Dyah Ayu. 2013. ”Macam-macam Mesin Las Listrik”
https://dyahayukrahmawati.wordpress.com/2013/06/28/macam-macam-
mesin-las-listrik/
Diakses Pada : 05 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai