Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I.1. Pengelasan
Pengelasan merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses
manufaktur. Proses pengelasan (welding) merupakan salah satu teknik penyambungan
logam dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam tambahan sehingga
menghasilkan sambungan yang kotinu. Sedangkan definisi menurut Deutche Industrie and
Normen (DIN), las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang
dilaksanakan dalam keadaan melting atau cair [Wiryosumarto, 1996].

Proses pengelasan memerlukan panas untuk meleburkan atau mencairkan logam


dasar dan bahan pengisi agar terjadi aliran bahan atau peleburan. Energi pembangkit panas
dapat dibedakan menurut sumbernya yaitu listrik, kimiawi, mekanis, dan bahan
semikonduktor. Proses pengelasan yang paling umum, terutama untuk mengelas baja, yaitu
memakai energi listrik sebagai sumber panas dan yang paling banyak digunakan adalah
busur nyala (listrik). Busur nyala adalah pancaran arus listrik yang relatif besar antara
elektroda dan logam dasar yang dialirkan melalui kolom gas ion hasil pemanasan.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan proses pengelasan, yaitu:
a) Material yang akan disambung dapat mencair oleh panas
b) Antara material yang akan disambung terdapat kesesuaian sifat lasnya
c) Cara penyambungan sesuai dengan sifat benda padat dan tujuan penyambungan

I.2. Perlakuan Panas Logam Dasar Pengelasan


Ketika kita melakukan proses pengelasan mungkin diperlukan perlakuan panas
logam dasar (preheating dan atau postweld heat treatment). Preheating dan atau postweld
heat treatment secara umum diperlukan untuk menjaga integritas dan mencegah
karakteristik logam lasan yang tidak diinginkan. Heat treatment harus dipertimbangkan
untung dan ruginya secara masak dan berhatihati karena biayanya tidak sedikit dan
memerlukan perhatian serta tenaga yang lebih. Perlakuan panas logam dasar pengelasan
adalah suatu proses pemanasan dan pendinginan logam dalam keadaan padat untuk
mengubah sifatsifat mekaniknya. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat
dihilangkan, ukuran butir dapat diperbesar atau diperkecil.

Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan bentuk


pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi, merubah sifat-sifat
bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa. Sebelum benda dikerjakan dilakukan
perlakuan panas yang disebut perlakuan panas awal (preheating) sedangkan setelah benda
dikerjakan disebut perlakuan panas akhir (postheating).

Beberapa jenis perlakuan panas (heat treatment) adalah:


Pengaruh dari pengelasan
Perlakuan awal (pre-heating)
Perlakuan panas sesudah pengerjaan (post-heating)

1
Normalizing pasca pengelasan
Pengerasan (hardening)
Pengurangan kekerasan (tempering)
Pelunakan (annealing)

I.3. Teknologi Mesin Las SMAW


Las listrik SMAW memakai arus keluaran yang cukup besar untuk mengelaslogam-
logam padat yang cukup tebal, sedangkan untuk lempengan logam digunakan arus keluaran
yang cukup kecil sehingga tidak menghancurkan lempengan logam tersebut, yang
digunakan untuk membuat suatu bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan yang
diperlukan dari bahan lempengan/plat-plat logam tersebut. Tegangan dan arus pada
keluaran dari kumparan sekunder transformator las listrik tersebut dapat diatur sesuai
dengan perencanaan awal. (Alfian, 2009)

Mesin las ada dua macam, yaitu:


1) Mesin las DC (Direct Current) atau mesin las arus searah
2) Mesin las AC (Alternatifing Current) atau mesin las arus bolak-balik
3) Mesin las gabungan antara AC dan DC

Prinsip las listrik ialah menyambung logam dengan cara mencairkan logam
menggunakan sumber panas dari bunga api listrik. Bunga api listrik terjadi dengan cara
menyalurkan arus listrik. Pengapi listrik terjadi dengan cata menyalurkan arus listrik
melalui elektroda yang didekatkan pada bagian yang akan disambung dan sekaligus
elektrode yang telah diberi bahan pelapis yang berfungsi sebagai kawat las atau kawat
pengisi. Dalam hal ini elektrode dan logam yang di las merupakan kutun-kutub listrik yang
berbeda. Dalam banyak hal penggunaan las listrik lebih praktis dan cepat jika dibandingkan
dengan las karbid. Kelemahannya ialah tidak sesuai untuk mengelas plat logam tipis. Selain
itu sinar bunga api listrik lebih berbahaya terutama terhadap mata dan kulit, khususnya
karena sinar ultraviolet dan inframerah, serta sinar yang sangat terang dan menyilaukam.

Gambar 2.1 Shielded Metal Arc Welding (SMAW)

Arus pengelasan ditentukan oleh diameter elektroda, tebal bahan, jenis elektroda
dan posisi pengelasan. Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop. Arus
pengelasan yang dipakai dapat dilihat/dibaca pada skala arus yang terdapat pada mesin las.
Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui kabel ke sebuah alat yang
menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan yang dapat menghantarkan
listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda disentuhkan ke benda kerja dan
kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik tetap mengalir melalui celah sempit antara
ujung elektroda dengan benda kerja. Arus yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang
dapat mencairkan logam.

2
Terkadang dua logam yang disambungkan dapat menyatu secara langsung, namun
terkadang masih diperlukan bahan tambahan lain agar deposit logam lasan terbentuk
dengan baik, bajan tersebut disebut bahan tambah (filler metal). Filler metal biasanya
berbentuk batangan, sehingga biasa dinamakan welding rod (elektroda las). Pada proses ini,
welding rod dibenamkan ke dalam cairan logam yang tertampung dalam suatu cekungan
yang disebut welding pool dan secara bersama-sama membtnuk deposit logam lasan, cara
seperti ini dinamakan Las Listrik atau SMAW (Shielded Metal Arc Welding).
Dalam cara pengelasan ini digunakan kawat elektroda logam yang dibungkus fluks.
Elektroda yang dilapis akan habis karena logam pada elektroda dipindahkan ke logam induk
selama proses pengelasan. Kawat elektroda (kawat las) menjadi bahan pengisi dan
lapisannya sebagian dikonversikan menjasi gas pelindung, sebagian menjadi terak (slag),
dan sebagian lagi diserap oleh logam las. Bahan pelapis elektroda adalah campuran seperti
lempung yang terdiri dari pengikat silikat dan bahan bubuk seperti senyawa flour, karbonat,
oksida, paduan logam, dan selulosa. Campuran ini ditekan dan dipanasi hingga diperoleh
lapisan konsentrasi kering dan keras.
Elektroda berselaput terdiri dari bagian inti dan zat pelindung atau fluks. Selaput
elektroda atau fluks mempunyai fungsi-fungsi, antara lain:
1) Mencegah terbentuknya oksida-oksida dan nitride logam, sewaktu proses
pengelasan berlangsung.
2) Membuat kerak pelindung sehingga dapat mengurangi kecepatan pendinginan, hal
ini bertujuan agar hasil lasan tidak getas dan rapuh.
3) Menstabilkan terjadinya busur api dan mengarahkan nyala busur api sehingga
mudah dikontrol.
4) Mengontrol ukuran dan frekuensi tetesan logam cair.

Untuk pemilihan jenis elektroda yang digunakan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu:
a) Jenis logam yang akan dilas
b) Ketebalan bahan yang akan dilas
c) Kekuatan mekanis yang diharapkan dari pengelasan
d) Posisi pengelasan; dan
e) Bentuk kampuh benda kerja

I.4. Perangkat Las SMAW


Di dalam proses pengelasan diperlukan tempat kerja yang dilengkapi dengan alat-
alat lada yang diperlukan serta kelengkapannya sebagai perlindungan diri ata safety.
1. Pesawat Las SMAW
Pesawat mesin las yang digunakan pada pengelasan busur listrik manual bermacam-
macam, tetapi bila ditinjau dari jenis arus yang keluar (output) dari mesin las dapat
digolongkan sebagai berikut :

3
i) Pesawat las arus bolak-balik (AC)
Macam-macam pesawat las dari
jenis pesawat las arus bolak
balik ini dapat berupa
transformator las, pembangkit
listrik motor diesel atau motor
bensin tetapi yang paling
banyak digunakan adalah
berupa transformator las yang
mempunyai kapasitas 200
sampai 500 Ampere, pesawat
las jenis ini sangat banyak
digunakan karena biaya
operasinya yang rendah
disamping harganya yang relatif
murah dengan Voltase yang
keluar dari pesawat
transformator ini antara 36
sampai 70 Volt.

ii) Pesawat las arus searah (DC)


Pesawat las arus searah ini dapat
berupa pesawat transformator
rectifier, pembangkit listrik motor
disel atau motor bensin, maupun
pesawat pembangkit listrik yang
digerakkan oleh motor listrik. Salah
satu jenis dari pesawat las arus searah
yaitu pesawat pembangkit listrik yang
digerakkan oleh motor listrik (motor
generator).

2. Pakaian Kerja
Pada waktu mengelas, tukang las harus dapat mengamankan diri dari panas,
pancaran sinar busur listrik dan dari percikan dan juga letusan api las. Dalam
pekerjaan las busur listrik pengelas harus memakai pakaian kerja yang celananya
tidak mempunyai lipatan. Sepatu kerja hendaknya dipakai sepatu yang terbuat dari
kulit dengan sol karet. Pakaian kerja untuk tukang las sebaiknya dilengkapi dengan
tutup kepala (helm), kulit pelindung badan (apron) dan pelindung kaki. Kedua
tangan dilindungi dengan memakai sarung tangan dari kulit atau asbes.

4
Untuk mellindungi muka dan terutama mata, tukang las harus memakai
topeng pelindung dan kaca pelindungnya harus sesuai dengan standart. Topeng
pelindung tersebut biasanya dilengkapi juga dengan kaca terang, yang dapat
digunakan sebagai pelindung pada waktu membersihkan terak las.

3. Kabel Las

Kabel las (Lead superfleksibel) digunakan untuk menghantar arus dari mesin
pengelasan ke benda kerja dan sebaliknya. Seperti terlihat pada gambar dibawah.
Kabel las terdiri dari Lead yang dilapisi dengan karet, kain, dan penguat lapisan
fabric, seperti ditunjukkan dalam gambar. Holder elektroda dikenal sebagai Lead
elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin dikenal sebagai Lead benda kerja.
Tegangan pada Lead bervariasi antara 14 dan 80 Volt.
Lead terdiri dari beberapa ukuran, Semakin kecil nomornya, semakin besar
diameter Lead. Tabel dibawah ini menunjukkan daftar ukuran dan kapasitas arus
untuk Lead tembaga. Lead harus fleksibel agar bisa mereduksi regangan pada
tangan welder ketika sedang mengelas, dan juga memudahkan instalasi kabel.
Untuk tujuan fleksibelitas ini, digunakan 800 sampai 2500 kawat pada
masingmasing kabel.Kabel listrik berdiamater sama harus digunakan pada Lead
elektroda maupun Lead benda kerja. Panjang Lead mempengaruhi ukuran kapasitas
mesin las.

5
4. Konektor Lead

Lead tembaga atau alumunium diikatkan pada mesin las dan benda kerja
dengan terminal yang dilapisi atau yang tidak dilapisi. Terminal yang tidak dilapisi
disebut lugs seperti ditunjukkan pada gambar disamping. Lug ini disolder atau
dilekatkan secara mekanis pada Lead, seperti ditunjukkan pada gambar. Lug
merupakan alat tetap untuk menempelkan kabel elektroda dan kabel benda kerja
kepada mesin atau meja kerja. Sambungan harus tahan lama dan harus memiliki
tahanan rendah agar sambungan tidak mengalami overheat selama pengelasan.
Arus akan mengalir tidak stabil jika sambungannya longgar.

5. Pemegang Elektrode (Holder)


Holder elektroda adalah bagian peralatan
las busur yang dipegang oleh welder
ketika mengelas. Holder ini digunakan
untuk menahan elektroda logam atau
karbon. Lead elektroda biasanya
disambung dengan holder elektroda
dengan menggunakan penyambung
mekanik didalam handle elektroda.
Handle terbuat dari bahan pelapis yang
mempunyai tahanan panas tinggi dan
tahanan listrik yang rendah. Holder
elektroda dibuat untuk menyeimbangkan
pegangan tangan welder. Ada sejumlah
metode yang digunakan untuk menjepit
elektroda dalam holder. Salah satunya
metode adalah konstruksi pincer dan memiliki sebuah pegas untuk menghasilkan
tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang baik antara holder dan elektroda.

6. Elektroda
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan fluks, yang berfungsi
sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari kontaminasi udara
sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk membentuk terak las yang juga
berfungsi melindungi cairan las dari udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini
merupakan campuran kimia yang komposisisnya sesuai dengan kebutuhan
pengelasan. Menurut AWS (American Welding Society ) elektrode diklasifikasikan
dengan huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai berikut E xxxx (x)
,contohnya E 6010, E 6013, E 7018 dan lain-lain.

7. Palu Las dan Sikat Kawat


Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan kerak las pada
logam Ias (weld metal) dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
las an.Berhati-hatilah membersihkan kerak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan

6
akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya. Jangan membersihkan kerak
las sewaktu kerak las masih panas/merah. Sikat kawat dipergunakan untuk :
membersihkan benda kerja yang akan dilas dan membersihkan terak las yang sudah
lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

Anda mungkin juga menyukai