Bidang Kegiatan:
PKM-T
i
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
LEMBAR PKM-PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT......................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................... vi
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................. 2
1.2 Tujuan Program........................................................................... 2
1.3 Luaran yang Diharapkan............................................................. 2
1.4 Manfaat Program......................................................................... 2
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN...................... 3
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air Skala Kecil................................ 4
2.2 Sistem Kerja PELTAOIDA.......................................................... 6
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ............................................................ 7
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan..................................................... 7
3.2 Pemilihan dan Jenis Bahan PELTAOIDA.................................... 7
3.3 Keunggulan PELTAOIDA........................................................... 9
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN............................................... 9
4.1 Biaya kegiatan............................................................................. 9
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................... 9
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................... 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
iii
RINGKASAN
Ombak merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat banyak
terdapat di Indonesia. Aliran air untuk dimanfaatkan menjadi sebuah pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) tidak perlu harus menggunakan saluran air dengan
jumlah debit air yang besar. Pada dasarnya aliran air pada pesisir pantai dapat
digunakan sebagi sumber pembangkit listrik tenaga air yang masuk pada kategori
PLTMH (Pembangkit lisrik tenaga mikro hydro). PLTMH merupakan pembangkit
listrik tenaga air yang menghasilkan daya listrik kurang dari 100 KiloWatt. Warga
daerah pesisir pantai ini banyak dijumpai home Industry dimana home industry ini
membutuhkan pasokan listrik dalam manjalankan usahanya. Listrik yang dipasok
melalui PLN pada saat ini sering terjadi ganggunan berupa pemadaman bergilir
yang menyebakan kendala bagi home industry. Salah satu solusi dari krisis energi
listrik tersebuat adalah PELTAOIDA, dimana PELTAOIDA merupakan
pembangkit listrik yang memanfaatkan sarana Ombak sebagai pemutar kincir
yang dihubungkan pada generator. Selain itu PELTAOIDA juga bisa dimanfaatkan
putaran dari kincir dihubungkan kesebuah poros motor, jadi tidak perlu
menggunakan listrik sebagai penggerak motor melainkan dari putaran kincir.
PELTAOIDA ini memanfaatkan ombak dengan tinggi jatuh air setinggi 0,5 meter
saja. Dengan tinggi jatuh air tersebut dapat dihasilkan daya listrik kuarng lebih
sebesar 490 Watt.
iv
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang masalah
Seiring dengan terus tumbuhnya pertumbuhan teknologi, pertumbuhan
konsumsi listrik juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Pembangunan sistem
kelistrikan saat ini sudah tidak seimbang dengan pertumbuhan kebutuhan listrik.
Hal ini yang menyebabkan terjadinya krisis listrik. Saat ini, pemerintah
Indonesia baru mampu memenuhi 75 persen kebutuhan listrik masyarakatnya.
Selain itu masyarakat di beberapa daerah juga sampai saat ini belum bisa
mendapatkan pasokan listrik selama 24 jam.
Sepanjang tahun 2014, konsumsi listrik di Indonesia sebesar 188
terrawatt/hour persentase listrik yang digunakan (rumah tangga 41 persen,
industri 34 persen, komersial 19 persen, dan publik 6 persen), sedangkan kapasitas
daya terpasang pembangkit listrik hanya mencapai 47.128 MW. Realisasi
pertumbuhan kebutuhan listrik pada tahun 2014 mencapai 7,8 persen, dan
direncanakan pada tahun 2015 ini akan menambah kapasitas daya pembangkit
sebesar 3.605 MW atau meningkat 7,6 persen dibandingkan tahun 2014, sehingga
total kapasitas terpasang pada akhir tahun menjadi 50.733 MW. Tambahan daya
pembangkit pada 2015 tersebut berasal dari proyek percepatan 10.000 MW tahap
I dan II (Budiyanti, 2014).
Gadingrejo merupakan kecamatan yang terletak diwilayah kota pasuruan,
Kecamatan Gadingrejo terdapat banyak home industri. Salah satu home industri
tersebut yaitu pengusaha mebel. Usaha mebel di Gadingrejo sudah terkenal di
berbagai kota maupun di luar pulau. Banyak masyarakat Gadingrejo yang
perekonomiannya bergantung pada usaha mebel, namun usaha mebel dibutuhkan
daya listrik yang besar dan tentunya ini sangat memberatkan PLN (Perusahaan
Listrik Negara) yang disatu sisi mengalami krisis listrik dan di lain sisi
masyarakat sangat bergantung pada listrik. Berdasarkan berita Antarjatim
diberitakan bahwan Pengusaha mebel asal Sidoarjo terancam gagal kirim barang
kepada pemesannya di Eropa dan Amerika Serikat secara tepat waktu karena
terkendala pasokan listrik. Pengusaha mebel sangat bergantung sekali dengan
energi listrik karena dalam proses pembuatan menggunakan alat yang
memerlukan energi listrik salah satunya yaitu proses pengecatan.
Salah satu contoh penggunaan listrik di usaha mebel adalah saat proses
pengecatan menggunakan alat compressor yang membutuhkan daya sebesar 750
watt. Berdasarkan info dari PT PLN PERSERO bahwa harga listrik per kWh =
Rp.500 belum termasuk abonemen PLN dan pajak (Andi, 2015). Kebutuhan
listrik pada kompresor jika diasumsikan pemakaiannaya 2 jam per hari dengan
mengkonsumsi daya sebesar 750 watt adalah Rp.22500 / bulan, belum termasuk
peralatan listrik lainnya.
Kecamatan Gadingrejo memilki banyak saluran air (selokan) yang
berpotensi sebagai tempat pembuatan pembangkit listrik alternatif tetapi pada
kenyataannya masyarakat yang masih belum memanfaatkan saluran tersebut.
Aliran air untuk dimanfaatkan menjadi sebuah pembangkit listrik tenaga air tidak
2
perlu harus menggunakan saluran air dengan jumlah debit air yang besar. Pada
dasarnya aliran air pada selokan dapat digunakan sebagi sumber pembangkit
listrik tenaga air yang masuk pada kategori PLTMH (Pembangkit lisrik tenaga
mikro hydro). PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air yang
menghasilkan daya listrik kurang dari 100 KiloWatt (Primachristi).
Berlatar belakang dari hal tersebut, salah satu solusi yaitu PELTAOIDA
(Pembangkit Listrik Tenaga Air Ombak Kincir Ganda). PELTASIDA adalah salah
satu inovasi pembangkit listrik alternatif yang memanfaatkan lingkungan sekitar.
Selain memiliki kincir ganda PETAOIDA juga memiliki kelebihan lagi yaitu
dapat di sambungkan ke suatu mesin sehingga mesin tersebut tidak menggunakan
motor listrik tetapi menggunakan kincir air sebagai motor/penggerak.
1.2 Tujuan Program
Tujuan dari program ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk memanfaatkan potensi wilayah pesisir pantai Indonesia dalam
pembuatan PELTAOIDA.
2. Untuk menjelaskan pemanfaatan Ombak Laut sebagai sumber energi
listrik.
3. Untuk menjelaskan cara/sistem kerja PELTAOIDA.
4. Untuk menciptakan sebuah desa dengan model desa mandiri energi.
1.3 Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari program ini diuraikan sebagai berikut ini.
1. Desain dari pembangkit listrik tenaga air Ombak dengan sistem kincir
ganda.
2. Pembutan masal dari PELTAOIDA.
3. HAK paten.
1.4 Manfaat Program
Pembuatan pembangkit listrik tenaga air ombak kincir ganda di pesisir
pantai Indonesia diharapkan dapat memberikan manfaat kepada:
1. Bagi pengusaha saasaran
Salah satu solusi untuk membantu pengusaha mebel dalam proses
pembuatan saat mengalami pemadaman listrik sehingga dalam pengiriman
tepat waktu seperti yang di jadwalkan sekaligus membantu menekan biaya
listrik.
2. Bagi masyarakat
Membantu pasokan listrik guna mewujudkan desa mandiri energi.
Sehingga keterbatasan energi listrik disebuah desa bisa terpenuhi.
3. Bagi pelaksana
Pembuatan pembangkit listrik tenaga air selokan kincir ganda ini
diharapkan mahasiswa bisa lebih kreatif dan terpacu untuk membuat alat-
alat yang memanfaatkan sumber alam terbarukan. Selain itu melatih
kemampuan interaksi mahasiswa dengan masyarakat.
4. Bagi ilmu pengetahuan
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
sebuah mesin. Jadi kincir air di beri sebuh gear dan di sambungkan ke sebuah
mesin dengan menggunakan rantai/tali jadi selain menghasilkan listrik kincir air
dapat menggantikan kinerja motor listrik. Seperti yang diterapkan PELTAOIDA,
PELTAOIDA pada salah satu sisi poros dimanfaatkan putaran kincir menjadi
listrik dan pada sisi lain dimanfaatkan sebagai motor/penggerak sebuah mesin
yang di sambungkan dengan rantai/tali sehingga mesin tidak menggunakan motor
listrik yang membutuhkan daya besar.
Dengan adanya PELTAOIDA pengusaha tidak perlu khawatir dalam proses
pembuatan akan terhenti saat pemadaman karena memiliki cadangan listrik yang
sangat banyak. Pengusaha juga akan mendapat keuntungan dalam biaya listrik.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan
Agar pelaksanaan pembuatan PELTAOIDA nantinya tidak keluar dari
konsepan awal maka dibuatlah diagram alir perencanaan. Dalam pelaksanaan
kegiatan ini diagram alir perencanaan alur langkah kerjayang akan kita tempuh
sebagai berikut.
START
Pembuatan`PELTAOIDA
Sesuai
Tidak
SELESAI
6
a. Lengan sudu
1. Bahan = UNS G10100 dengan cara pengerjaan Hr
2. Diameter = 50 mm
3. Panjang : 300 mm
b. Puli
1. Dimensi puli 1 dan 3
Tebal Puli = 20 mm
Jumlah Ruji =3
Diameter = 10 inchi
2. Dimensi puli 2 dan 4
Tebal Puli = 20 mm
Jumlah Ruji =0
Diameter = 5 inchi
c. Jarak Poros
Poros puli 1 dan puli 2 = 510 mm
Poros puli 3 dan puli 4 = 510 mm
d. Poros
1. Poros 1
Bahan = S40C
Diameter = 40 mm
Panjang = 1450 mm
2. Poros 2
Bahan = S30C
Diameter = 40 mm
Panjang = 600 mm
e. Bantalan
1. Jenis = bantalan gelinding terbuka dengan nomor
6010
2. Ukuran standar
Diameter dalam (d) = 40 mm
Diameter luar (D) = 68 mm
Lebar (B) = 15 mm
Jari-jari (r) = 1,5 mm
f. Sabuk
7
DAFTAR RUJUKAN