Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH UTILITAS

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO


PLTMH

Disusun oleh :

Iemas Sekaring Saggy Wahdany 2041420037

Kelas :

1C D4 Teknologi Kimia Industri

POLITEKNIK NEGERI MALANG


MALANG
2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat nya karena telah
melimpahkan rahmat Hidayah dan inayah-nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Utilitas tentang Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH).
Energi terbarukan menjadi salah satu prioritas dalam pemanfaatan energi di
Indonesia. Pemerintah berupaya untuk mengembangkan energi terbarukan, hal ini
ditunjukkan dengan pentingnya peran energi terbarukan dalam mendukung
pembangunan nasional. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah
solusi energi terbarukan yang menggunakan tenaga mikrohidro untuk memenuhi
kebutuhan listrik masyarakat pedesaan. Dengan adanya makalah ini, penulis berharap
pembaca dapat memanfaatkan serta mengetahui informasi tentang pengelolaan
PLTMH untuk masyarakat sekitar.
Sebagai upaya memperkaya ilmu pengetahuan dan mengembangkan strategi
serta kebijakan ketahanan energi nasional. buku ini masih memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan. Oleh karena itu adanya masukan saran dan kritik konstruktif dari
pembaca sangat membantu dalam meningkatkan materi makalah ini. Akhirnya
semoga hasil makalah ini dapat menjadi salah satu bahan atau referensi yang
bermanfaat bagi pembaca.

Tulungagung, 14 Maret
2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................................vii
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan..........................................................................................................................3
1.4. Manfaat........................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................4
2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.................................................................4
2.2. Energi Air....................................................................................................................9
2.3. Kajian Hidrologi........................................................................................................15
2.5. Pompa........................................................................................................................32
2.6. Generator...................................................................................................................39
BAB III...................................................................................................................................4
PENUTUP...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................5

iii
ABSTRAK
Listrik merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam
berkehidupan sehari-hari. Dalam fungsinya listrik digunakan sebagai sarana
penerangan, sarana memperoleh informasi, sarana memperoleh hiburan, sarana
berkendaraan serta yang lain-lain. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui informasi
tentang Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro PLTMH. PLTMH mengandung
makna mikro yang artinya kecil dan hydro yang artinya air, maka dapat disimpulkan
bahwa mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air yang berskala kecil hal ini
terjadi karena pembangkit tenaga listrik jenis ini memanfaatkan aliran sungai atau
aliran irigasi sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan turbin dan memutar
generator. Prinsip pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah adanya air yang
mengalir dengan ketinggian minimal 2,5 meter dengan debit 250 liter per detik
dengan adanya hal tersebut maka di situ ada energi listrik.
Kata-kata kunci: pembangkit, listrik, mikrohidro

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mikro hidro adalah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan
hidro yang berarti air. Teknisan mikro hidro terdiri dari tiga komponen utama yaitu
air (sumber energi), turbin dan generator (sebagai pengubah energi mekanik menjadi
energi listrik). Mikro hidro atau yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro hidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang
menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya seperti, saluran irigasi, sungai
atau air terjun alam dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head) dan jumlah
debit air sebagai sumber tenaga untuk menggerakan turbin dan memutar generator.
Menurut Larasakti prinsip dari PLTMH yaitu dimana ada air mengalir dengan
ketinggian minimal 2,5 meter dengan debit 250 liter/detik, maka disitu ada energi
listrik. Selain daripada itu mikro hidro tidak perlu membuat waduk yang besar seperti
PLTA, sayangnya sampai sekarang ini teknologi PLTMH di masyarakat masih
kurang familier sehingga pertumbuhannya juga lambat. Menurut Agus maryono
PLTMH adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air dengan kapasitas kurang dari
500 KW. Selain itu Maria hartiningsih juga mengatakan bahwa mikrohidro
memanfaatkan debit dari ketinggian jatuhnya air pada sungai kecil di desa-desa untuk
menghasilkan energi listrik dibawah 100 KW.
Pada zaman sekarang abad 21 perkembangan dan kemajuan teknologi
sangatlah cepat dan pesat . Salah satu kebutuhan yang dianggap menjadi kebutuhan
pokok setiap masyarakat di dunia adalah energi listrik.. Energi listrik merupakan
kebutuhan vital bagi aktivitas manusia terutama untuk kebutuhan rumah tangga
sektor usaha dan industry. Energi listrik sangat mempengaruhi kemajuan suatu negara
dan bisa menjadi titik tolak ukur kemajuan suatu negara semakin besar penggunaan
energi listrik di suatu negara maka semakin maju pula negara tersebut.
Masih banyak daerah di Indonesia yang belum mendapatkan eneergi listrik,
hal ini terjadi karena beberapa hal diantaranya seperti akses untuk mencapai daerah

1
2

tersebut dan biaya untuk pemasangan instalasi listrik yang sangat besar. Dengan
adanya kemajuan teknologi maka saat ini diciptakan potensi pembangkit listrik di
daerah terpencil terutama dari potensi air yang begitu melimpah dan dikembangkan
menjadi pembangkit listrik. Di daerah terpencil terutama yang ada potensi air
melimpah maka pembangkit listrik skala kecil yang disebut pembangkit listrik tenaga
mikro hidro (PLTMH). Dengan adanya hal tersebut diharapkan bisa mensuplai energi
listrik ke rumah warga dan dijadikan sebagai desa yang mandiri dengan pembangkit
listriknya sendiri. PLTMH ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup
masyarakat melaksanakan aktivitas dengan mudah untuk kebutuhan pertanian
ekonomi sosial dan sebagainya. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya
yang tinggi untuk perluasan jaringan listrik dapat membuat mikrohidro memberikan
sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan ,hal ini dikarenakan skema mikrohidro
yang mandiri dapat menghemat dari jaringan transmisi. Skema perluasan jaringan
tersebut biasanya memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal. Potensi
sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak terdapatnya hujan tropis
membuat kita harus bisa mengembangkan potensi ini. Air adalah sumber energi yang
dapat terbarukan, di Indonesia sendiri sudah terdapat banyak PLTMH dan waduk
untuk menampung air tinggal Bagaimana masyarakat mengembangkan PLTMH
menjadi lebih baik dan lebih efisien.

1.2. Rumusan Masalah


Hal – hal yang akan dijelaskan dalam makalah ini adalah :
1.2.1. Apa yang dimaksud dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) ?
1.2.2. Bagaimana cara kerja PLTMH ?
1.2.3. Apa keuntungan dan kekurangan PLTMH ?
3

1.3. Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah :

1.3.1. Memanfaatkan energi terbarukan yang ada dengan cara yang tepat.
1.3.2. Mengurangi krisis energi listrik yang ada di Indonesia.
1.3.3. Pemerataan energi listrik pada daerah terpelosok.

1.4. Manfaat
Manfaat adanya makalah ini adalah :

1.4.1 Bagi penulis


Penulis dapat mengetahui definisi, prinsip kerja,dan kegunaan dari
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Penulis juga bisa
memanfaatkan energi terbarukan yang ada menjadi energi listrik.
1.4.2 Bagi Pembaca
Penulis berharap dari hasil makalah ini, pembaca mendapatkan
pengetahuan mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
1.4.3 Bagi Pemerintah
Penulis berharap pemerintah dapat segera mengambil tindakan untuk
mengatasi permasalahan krisis energi listrik dan tidak meratanya
energi listrik ke daerah tertentu dengan memanfaatkan atau
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Gambar 2.1.1. PLTMH

Mikro hidro merupakan istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit


listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber daya (resources) penghasil listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan
ketinggian tertentu serta instalasi. Menurut Riadi, 2016 Pembangkit listrik kecil yang
dapat menggunakan tenaga air pada saluran irigasi dan sungai atau air terjun alam,
dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan (head, dalam m) dan jumlah debit airnya
(m3 /detik).

Hal ini menunjukan bahwa semakin besar suatu kapasitas aliran yang
dihasilkan maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi yang bisa
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Klasifikasi umum pembangkit listrik
tenaga air dapat dilihat pada Tabel 1.

4
5

Tabel 1. Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air

Tipe Kapasitas (kW)


Mikro Hidro < 100
Mini Hidro 101-2.000
Small Hidro 2.001-25.000
Large Hidro >25.000
(Sumber : Teacher Manual Diploma Hydro Power)

Dari Tabel 1 di atas PLTMH merupakan pembangkit listrik tenaga air yang
memiliki kapasitas < 100 kW. PLTMH bisa menjadi salah satu alternatif penyediaan
energi listrik yang ramah lingkungan (clean energy) yang dapat menjangkau daerah-
daerah yang sulit terlistriki.

PLTMH umumnya merupakan pembangkit listrik jenis run of river dimana


head diperoleh tidak dengan cara membangun bendungan besar, melainkan dengan
mengalihkan aliran air sungai ke satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya
mengalirkannya lagi ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan
sudah diperoleh. Air dialirkan ke power house (rumah pembangkit) yang biasanya
dibangun dipinggir sungai. Air akan memutar sudu turbin/kincir air (runner),
kemudian air tersebut dikembalikan ke sungai asalnya. Energi mekanik dari putaran
poros turbin akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator.

Biasanya PLTMH dibangun berdasarkan adanya air yang mengalir di suatu


daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu
kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda
ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head. Mikro hidro
juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebasnya yaitu ”energi
putih”. Sebab instalasi pembangkit listrik seperti ini menggunakan sumber daya yang
disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki
air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan perkembangan
teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi dari pengaruh perbedaan
6

ketinggian dengan daerah tertentu (tempat instalasi yang akan dibangun) akan dapat
diubah menjadi energi listrik.

Secara teknis, PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber
energi), turbin dan generator. Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan
dengan ketinggian tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi,
air tersebut akan menumbuk turbin dimana turbin akan menerima energi air tersebut
dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros
yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator dengan menggunakan
kopling. Dari generator akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem
kontrol arus listrik, sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya
(beban). Begitulah secara ringkas proses PLTMH mengubah energi aliran dan
ketinggian air menjadi energi listrik.

Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah


negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk menyediakan
penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang oleh biaya yang
tinggi untuk perluasan jaringan listrik, membuat PLTMH memberikan sebuah
alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Hal ini dikarenakan skema PLTMH yang
mandiri dapat menghemat dari jaringan transmisi, karena skema perluasan jaringan
tersebut biasanya memerlukan biaya peralatan dan pegawai yang mahal.

Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak


terdapatnya hutan hujan tropis, membuat kita harus bisa mengembangkan potensi ini,
karena air adalah sebagai sumber energi yang dapat terbarukan dan alami. Bila hal ini
dapat terus dieksplorasi, konversi air menjadi energi listrik sangat menguntungkan
bagi negeri ini. Di Indonesia banyak terdapat PLTMH dan waduk untuk menampung
air, sekarang bagaimana kita dapat mengembangkan PLTMH menjadi lebih baik lagi
dan lebih efisien.

Keuntungan penggunaan PLTMH sebagai pembangkit listrik, (Abdul Nasir,


2014) antara lain:
7

a. Biaya operasional relatif murah karena berasal dari energi terbarukan


sehingga penggunaan turbin sangat menguntungkan untuk penggunaan
dalam waktu yang lama
b. Turbin–turbin pada PLTMH dapat dioperasikan atau dihentikan
pengoperasiannya setiap saat
c. Dengan perawatan yang baik, turbin dapat beroperasi dalam waktu
yang cukup lama
d. Sumber energi yang digunakan adalah energi air sehingga tidak
mengakibatkan pencemaran udara dan air.

Kekurangan dari penggunaan PLTMH adalah, antara lain:

a. Masa persiapan suatu proyek PLTMH pada umumnya memakan


waktu yang cukup lama sehingga untuk pembuatan memerlukan biaya
yang cukup besar
b. Sumber energi yang digunakan (air) sangat dipengaruhi oleh iklim
atau curah hujan.
c. Pada umumnya dalam sebuah PLTMH terdapat beberapa
komponenkomponen besar di antaranya yaitu:
1. Dam/bendungan pengalihan dan intake. Dam pengalih berfungsi untuk
mengalihkan air melalui sebuah pembuka di bagian sisi sungai ke dalam
sebuah bak pengendap.
2. Bak pengendap. Bak pengendap digunakan untuk memindahkan
partikelpartikel pasir dari air. Fungsi dari bak pengendap adalah sangat
penting untuk melindungi komponen-komponen berikutnya dari dampak
pasir.
3. Saluran pembawa. Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk
menjaga elevasi dari air yang disalurkan.
4. Pipa pesat (penstock). Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih
rendah ke sebuah roda air, dikenal sebagai sebuah turbin
8

5. Turbin. Turbin berfungsi mengkonversi energi potensial dan energi kinetik


dari air menjadi energi mekanik
6. Generator. Generator berfungsi mengkonversi energi mekanik menjadi energi
lisrtik. Dimana pemilihan generator disesuaikan dengan daya yang dihasilkan
turbin atau sumber daya air yang digunakan.

Secara umum skema PLTMH yang umum digunakan yaitu ditunjukkan pada
gambar berikut.

Gambar 2.1.2. Skema PLTMH (Sumber: Abdul Nasir, 2014)

Indonesia merupakan negara yang memilki potensi PLTMH yang cukup tinggi
namun dalam pemanfaatannya belum maksimal, sehingga kebutuhan energi masih
didominasi oleh energi dengan bahan bakar minyak.

2.2. Energi Air


9

Gambar 2.2.1. Energi Air

Air merupakan senyawa yang penting bagi semua makhluk hidup yang tinggal
di bumi. Hampir 71% permukaan di bumi ini ditutupi oleh air. Air sebagian besar
terdapat di laut dalam (air asin) dan pada lapisan es (kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi air juga didapatkan dari awan, hujan, sungai, muka air tawar,
danau, uap air, dan lautan es. Air yang disebutkan dalam diatas bergerak mengikuti
suatu siklus yaitu melalui penguapan hujan dan aliran air diatas permukaan tanah. Air
yang bersih penting bagi kehidupan manusia. Untuk mendapatkan air tawar dari air
laut biasa dilakukan dengan cara osmosis terbalik. Di banyak tempat di dunia terdapat
daerah-daerah yang kekurangan persediaan air. Selain di bumi sejumlah besar air juga
diperkirakan terdapat di Kutub Utara dan Selatan pada planet Mars serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air juga dapat berbentuk wujud padatan (es) cairan (air)
dan gas (uap air). Air adalah satu-satunya zat yang terdapat di permukaan bumi dalam
ketiga wujud tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebabkan kekurangan air monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik. di Indonesia memiliki undang-undang yang mengatur tentang sumber daya
air sejak tahun 2004 yakni undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang sumber daya
air

Air merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus menerus
mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem hidroelectrik
10

membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak
seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus
menerus selama 24 jam setiap harinya. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu air
terjun atau aliran air di sungai.

Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi


listrik, menurut Bakri (2013:19) air merupakan sumber energi terbarukan yang dapat
diaplikasi pada pembangkit energi listrik yang mempunyai potensi cukup besar di
Indonesia. Potensi energi air di Indonesia mencapai 75,67 GW dan potensi untuk
mikro hidro sebesar 0,45 GW Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif
mudah didapat, pada air juga tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi
kinetik (pada air mengalir). Sedangakan pada pembangkit listrik tenaga air tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Energi kinetik dari air yang memutar turbin untuk menggerakan generator
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑃 = 𝜌 . 𝑄 . 𝑔. 𝐻 (1)

Dimana =

P = daya (Hp)

𝜌 = massa air = 1000 kg/m

H = tinggi terjun air [meter]

(Bakri, 2013:20)

Luas penampang pipa (A) = π r2 (2)


11

Dimana =

π = 3,14

r = jari-jari

Debit air = Q = A . V (3)

Dimana =

V = Kecapatan aliran air (ft/s)

Kecepatan Air = V= C √(2𝑔ℎ) (4)

Dimana =

C = Koefisien air (0,98)

g = Gravitasi Bumi 9,81 m/s

h = Jarak lubang dari permukaan air (Meter)

(Sholihah, 2010:2)

2.2.1. Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Bertenaga Air

Prinsip kerja dari pembangkit bertenaga air sendri secara sederhana adalah
memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah debit air per-detik yang ada untuk
memutar poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik yang akan digunnakan
untuk menggerakkan generator dan menghasilkan energi listrik. Setelah mengetahui
prinsip kerja pembangkit tenaga air secara sederhana, berikut cara kerja pembangkit
bertenaga air yang lebih terperinci:

1. Air dari sungai/waduk masuk kedalam saluran penghantar yang berfungsi


mengalirkan air dari intake dan mengatur aliran air yang masuk, dimana
dilengkapi dengan saluran pelimpah untuk mengeluarkan air yang berlebih
12

yang ujung-nya terdapat kolam pengendap untuk mengendapkan pasir dan


menyaring kotoran.
2. Lalu air tersebut diteruskan ke dalam headrace yang berfungsi untuk
memperlambat aliran dari air tersebut lalu diteruskan ke dalam kolam
penenang (forebay) yang berfungsi menenangkan air sebelum dilanjutkan oleh
pipa penstock menuju ke tempat turbin berada.
3. Dari energi yang dihasilkan oleh potensial air tersebut, mampu menggerakkan
turbin dan menghasilkan suatu energi gerak yang dikonversikan juga menjadi
energi listrik oleh bantuan generator.
4. Energi listrik dari generator tersebut kemudian diatur lalu ditransfer dengan
alat yang dinamakan main transformer supaya sesuai dengan kapasitas dari
transmission line untuk didistribusikan ke tempat beban berada atau
konsumen,

Gambar 2.2.2. Siklus kerja pembangkit listrik bertenaga air

Daya (power) yang dihasilkan oleh pembangkit dapat dihitung berdasarkan


rumus berikut (Dandekar,1991):

P=H.Q.g (1)
13

Dengan

P = tenaga yang dikeluarkan secara teoritis (kW)

H = tinggi jatuh air efektif (m)

Q = debit air efektif(m3 /s)

g = konstanta gravitasi = 9,8 m/s2

Daya yang keluar dari generator dapat juga diperoleh dari perkalian efisiensi
turbin generator dengan daya yang keluar secara teoritis. Sebagaimana dapat
dipahami dari rumus tersebut, daya yang dihasilkan adalah hasil kali antara tinggi
jatuh, debit air, dan konstanta gravitasi. Oleh karena itu berhasil-nya suatu
pembangkitan tenaga air tergantung dari usaha untuk mendapatkan tinggi jatuh dan
debit yang besar secara efektif dan ekonomis.

Akan tetapi tidak ada sistem yang sempurna sehingga selalu terjadi
kehilangan energi sewaktu energi potensial air diubah menjadi energi listrik.
Besarnya energi yang hilang ini dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:

 Efisiensi pipa pesat/penstock

 Efisiensi turbin

 Efisiensi generator

 Efisiensi trafo

 Efisiensi transmisi

 Efisiensi konstruksi sipil

Sehingga persamaan di atas menjadi:


14

Pnetto = Q . H . g . Et (Kw) (2)

Dengan Pnetto adalah Daya listrik yang dapat dimanfaatkan, dimana Et = nilai
efisiensi sistem.

2.2.2. Jenis-jenis Pusat Pembangkit Listrik Bertenaga Air

Pembangkit listrik bertenaga air sendiri digolongkan menjadi beberapa jenis


yang tergantung dari beberapa faktor penentu seperti keadaan alam tempat
pembangkit teresebut bekerja sampai besaran keluaran daya yang dihasilkan oleh
pembangkit tersebut. Berikut jenisjenis pusat pembangkit bertenaga air:

A. Penggolongan berdasarkan tinggi terjun:

1. PLTA jenis terusan air (water way) adalah pusat listrik yang
mempunyai tempat pengambilan air (intake) dari hulu sungai, dan
mengalirkan air ke hilir. Tenaga ini dibangkitkan dengan
memanfaatkan tinggi terjun dengan kemiringan sungai tersebut.
2. PLTA jenis bendungan (dam) adalah jenis pusat listrik dengan
bendungan yang melintang pada sungai guna menaikkan permukaan
air dibagian hulu bendungan dan membangkitkan tenaga listrik dengan
memanfatkan tinggi terjun yang diperoleh antara sebelah hulu dan hilir
sungai.
3. PLTA jenis bendungan dan terusan air merupakan jenis gabungan dari
kedua jenis pembangkit listrik diatas. Jenis ini membangkitkan tenaga
listrik dengan menggunakan tinggi terjun yang didapatkan dari
bendungan dan terusan.

B. Penggolongan menurut aliran air

1. PLTA jenis aliran sungai langsung adalah jenis pembangkitan listrik


dengan memanfaatkan aliran sungai langsung secara alamiah.
15

2. PLTA jenis dengan kolam pengatur, yaitu pembangkit dengan


pengatur aliran air sungai setiap hari dengan menggunakan kolam
pengatur yang dibangun melintang pada sungai.
3. PLTA jenis waduk mempunyai sebuah bendungan besar yang
dibangun melintang sungai. Air dikumpulkan dalam musim hujan dan
dikeluarkan pada musim kemarau.
4. PLTA jenis pompa adalah jenis pembangkitan tenaga listrik yang
memanfaatkan kelebihan tenaga pada musim hujan. Pusat listrik jenis
ini memanfaatkan tenaga listrik pada beban puncak pada malam hari.

C. Penggolongan berdasarkan nilai daya yang dihasilkan

a. PLTA berdasarkan kapasitas pembangkit:


 PLTA mikro yaitu dengan daya 10.000 kW
b. Menurut M.M Dandekar dan K.N Sharma:
 PLTA Mikro yaitu dengan daya 1000 kW
c. Menurut SCAT (Swiss Centre of Appropriate Technology):
 PLTA mikro yaitu dengan daya 1000kW

2.3. Kajian Hidrologi


Hidrologi merupakan ilmu yang berfokus mengenai air yang ada di dalam
bumi ini meliputi perputaran, penyebaran, pergerakan, eksploitasi, pengembangan,
manajemen, dan segala hal yang berkaitan dengan air. Terdapat banyak pendapat dari
para ahli mengenai ilmu hidrologi, akan tetapi inti dari semua pendapat para ahli
tersebut sama. Menurut Soewarno,1991 Hidrologi juga termasuk ke dalam salah satu
cabang ilmu geografi fisik yang mulai dikembangkan oleh para filsuf yang berasal
dari berbagai bangsa antara lain Yunani, Romawi, Cina, dan Mesir. Novangga.
16

2.3.1. Siklus Hidrologi

Gambar 2.3.1. Siklus Hidrologi

Siklus hidrologi termasuk salah satu dari 6 siklus biogeokimia yang


berlangsung di bumi. Siklus hidrologi didefiniskan sebagai suatu siklus atau sirkulasi
air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara terus
menerus. Siklus hidrologi berperanan penting dalam kelangsungan hidup organisme
di bumi, karena melalui siklus ini ketersedian akan air bisa tejaga dan keseimbangan
akan ekosistem di bumi bisa dicapai. Adapun pada praktiknya, menurut Redi
Guntara,2016 dalam siklus hidrologi ini air melalui beberapa tahapan, tahapan proses
terjadinya siklus hidrologi tersebut antara lain:

1. Evaporasi / Transpirasi

Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. Pada proses ini air
akan menguap ke angkasa (atmosfer) yang kemudian akan menjadi awan. Dalam
keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang kemudian akan
turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

2. Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah

Pada proses ini air akan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan
pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak karena adanya
17

aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah
permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

3. Air Permukaan

Pada proses ini air akan bergerak di atas permukaan tanah dekat dengan
aliran utama dan danau; semakin landai lahan dan semakin sedikit pori-pori tanah,
maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat bisa dilihat
pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai
utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju
laut.

Air permukaan, baik yang mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk,
rawa) dan sebagian air bawah permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk
sungai dan berakhir ke laut. Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam
komponen-komponen siklus hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai
(DAS). Jumlah air di bumi sendiri secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah
adalah wujud dan tempatnya, tempat terbesar terjadi di laut. Hal tersebut juga
didukung dengan pendapat Fetter C.W. “Applied Hidrology”.(2001) yaitu seorang
ilmuwan hidrologi yang meneliti sumber daya air dibumi yang menyimpulkan bahwa
jumlah sumber daya air adalah tetap,namun distribusi dan fasa yang dimiliki berbeda.

2.3.2. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan kawasan yang dimana dibatasi oleh
pemisah topografis untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang
jatuh di atasnya ke sungai yang akan bermuara ke danau atau laut. Definisi lain dari
DAS, yaitu suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air yang
berasal dari air hujan yang jatuh, terkumpul dalam kawasan tersebut. DAS berfungsi
sebagai menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh di atas-nya
melalui sungai. Dari kedua pernyataan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Daerah
Aliran Sungai (DAS) adalah suatu tempat atau kawasan yang berguna sebagai
18

penampung, penyimpan, dan pengalir air yang berasal dari hujan yang akan bermuara
ke suatu tempat seperti danau atau laut.

DAS juga dapat didefinisikan sebagai suatu unit kesatuan wilayah tempat air
hujan menjadi aliran permukaan dan mengumpul ke sungai menjadi aliran sungai.
Garis batas antara DAS ialah punggung permukaan bumi yang dapat memisahkan dan
membagi air hujan menjadi aliran permukaan ke masing-masing Daerah Aliran
Sungai 14 (DAS). Menurut Soewarno 2013:13Setiap DAS besar merupakan
gabungan dari DAS sedang (sub DAS) dan DAS sedang sendiri adalah gabungan dari
sub DAS yang berukuran lebih kecil.

2.3.3. Tinggi Muka Air

Tinggi muka air (stage height, gauge height) sungai adalah elevasi permukaan
air (water level) pada suatu penampang melintang sungai terhadap suatu titik tetap
yang nilai elevasi telah diketahui. Menurut Yandi,dkk.(1996) “Tinggi permukaan air
sungai (river stage) adalah elevasi muka air pada suatu stasiun di atas datum nol.
Kadang-kadang datum diambil sama dengan elevasi air laut rata-rata, tetapi lebih
sering diambil sedikit di bawah titik nol aliran sungai.”. Tinggi muka air biasa
dinyatakan dalam satuan meter (m) atau centimeter (cm). Fluktuasi permukaan air
sungai menunjukkan ada suatu perubahan kecepatan aliran dan debit. Pengukuran
tinggi muka air merupakan langkah awal dalam pengumpulan data aliran sungai
sebagai data dasar hidrologi.

Cara yang paling sederhana untuk mengukur tinggi muka air sungai adalah
dengan menggunakkan metode alat ukur biasa (Manual gages) dimana
menggunakkan alat ukur mistar-ukur (Staff gage), mistar ini dipasang sedemikian
rupa sehingga sebagian dari mistar tersebut selalu berada di dalam air. Alat ukur ini
bisa terdiri dari suatu mistar panjang yang dipasang pada suatu tiang jembatan, tiang
pancang, darmaga, atau bangunan lain yang diperpanjang hingga mencapai muka air
terendah dari aliran.
19

Selain menggunakkan metode alat ukur biasa, banyak cara yang bisa
dilakukan untuk mengukur tinggi muka air antara lain mengunakkan alat ukur
otomatis (Recording Gages), alat ukur permukaan air puncak, berbagai alat ukur
permukaan lain seperti manometer air atau air raksa. (Yandi,dkk.1996:90-94).

2.3.4. Debit Aliran

Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati
suatu penampang melintang sungai per-satuan waktu. Sistem satuan SI besaran debit
dinyatakan dalam satuan meter kubik per-detik (m3 /det). Dalam laporan-laporan
teknis debit biasa ditunjukkan dalam bentuk hidrograf aliran. Novangga (dalam Chay
Asdak,2007:190). Bagi seorang hidrologis, yang mengalir pada suatu penampang
basah persatuan waktu (m3 /det) atau sering disebut dengan debit. Novangga (dalam
Soewarno,1991:7).

Pengukuran suatu debit aliran seperti debit aliran sungai harus diukur dengan
teliti dan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk melakukan pengukuran tersebut
ada beberapa cara antara lain:

 Kecepatan rata-rata dari aliran sungai pada suatu bagian dari penampang
diukur, kemudian dikalikan dengan luas penampang pada bagian itu. Hasil perkalian
luas penampang dengan kecepatan tersebut adalah debit sungai.

 Debit aliran seperti sungai diperoleh dari pengamatan tinggi permukaan air,
dengan mempergunakan lengkung debit tinggi air di gardu pengukur.

Pada umum-nya cara kedua dipergunakan di gardu-gardu pengamatan. Cara


lain adalah yang disebut metode sekat (weir) yang hanya dipakai pada, sungai sungai
yang kecil. Pengukuran cara pertama dan kedua dilakukan ditempat dimana aliran
sungai seragam dan tidak menyebabkan kerusakan pada stasiun pengamat tersebut.

2.1.5 Bendung atau Bendungan


20

Bendung atau bendungan dalam ilmu hidrologi berfungsi untuk menaikkan


tinggi permukaan air dan bertujuan untuk menambah jumlah debit air. Bendung atau
bendungan memiliki ciri khas berupa bangunan yang terbuat dari pasangan batu kali,
beronjong atau beton yang teletak melintang pada sebuah sungai. Bangunan ini dapat
digunnakan pula untuk kepentingan lain selain irigasi seperti untuk keperluan air
minum, pembangkit listrik atau untuk pengendalian banjir. Menurut macam-nya
bendungan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu (Novangga (dalam Vicky Richard M,
dkk.2013:533):

 Bendungan Tetap, adalah sebuah bangunan yang sebagian besar konstruksi


terdiri dari pintu air yang dapat digerakkan untuk mengatur ketinggian muka air
sungai itu sendiri.

 Bendungan sementara atau sering disebut bendung, adalah bangunan yang


dipergunakkan untuk menaikkan muka air di sungai sampai 17 pada ketinggian
tertentu agar air dapat dialirkan ke saluran irigasi dan petak tersier.

2.4. Turbin Air

Turbin air adalah salah satu komponen yang sangat penting pada sistem
pembangkit listrik bertenaga air. Turbin air berfungsi mengubah energi fluida (energi
potensial dan energi kinetis air) pada aliran air menjadi energi mekanis untuk
memutar rotor (kincir), oleh karena itu turbin air termasuk kedalam kelompok mesin-
mesin fluida.
2.4.1. Prinsip Kerja Turbin Air

Turbin air pada sistem pembangkit bertenagakan air bekerja dengan


ketergantungan akan nilai debit aliran air yang ada, dimana semakin besar nilai debit
aliran air maka semakin besar pula putaran pada turbin air dan semakin besar pula
daya listrik yang nanti-nya akan dihasilkan, begitu pula sebalik-nya.
21

Debit aliran air yang digunnakan sendiri berasal dari pipa pesat guna memutar
rotor (kincir) pada turbin yang selanjutnya dengan menggunakkan belt, puli (pulley)
pada rotor tersebut dihubungkan dengan puli pada generator yang akan mengubah
putaran yang dihasilkan menjadi energi listrik. (Hunggul,2015:19)

Adapun daya hidrolis yang dihasilkan oleh turbin air sangat tergantung oleh
nilai debit air dan beda ketinggian lokasi. Dari situ bisa dibuat persamaan sebagai
berikut:

P = H . Q . g . ηt (1) (Redi Guntara,2016)


Dimana:

P= Besar nilai daya yang dihasilkan oleh turbin air (kW)

H= Tinggi jatuh efektif maksimum (m)

Q= Debit maksimum turbin (m3 /s)

g= Percepatan gravitasi = 9,8 m/s2

ηt= Nilai efesiensi dari jenis turbin

2.4.2. Jenis-jenis Turbin Air

Turbin air memiliki berbagai jenis yang dikelompokan berdasarkan cara kerja
turbin air tersebut merubah energi fluida (energi potensial dan energi kinetis air) pada
air menjadi energi mekanis, dimana sebagai berikut:
22

a. Tubin Impuls adalah salah satu pengelompokan jenis turbin yang


memiliki cara kerja merubah seluruh energi pada air menjadi energi
kinetis untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi mekanis.
Pada kelompok turbin ini rotor (runner) akan bekerja dengan pengaruh
aliran air dengan memanfaatkan perbedaan tinggi pada aliran air yang
akan dirubah menjadi kecepatan. Pada kelompok tubin impuls ini tidak
ada perubahan tekanan sepanjang rotor (runner) saat air masuk dan
keluar dari turbin. Berikut contoh dari kelompok turbin impuls :

1. Turbin Pelton

Turbin Pelton merupakan pengembangan dari turbin impuls yang ditemukan


oleh S.N. Knight (1872) dan N.J. Colena (1873) dengan pasang mangkok pada roda
turbin. Setelah itu turbin impuls dikembangkan oleh orang Amerika Lester G. Pelton
(1880) yang melakukan perbaikan dengan penerapan mangkok ganda simetris,
punggung membelah membagi jet menjadi dua paruh yang sama yang dibalikan
menyamping. Pada turbin pelton putaran terjadi akibat pembelokan pada mangkok
ganda runner. Oleh sebab itu, turbin Pelton disebut juga sebagai turbin pancaran
bebas. Turbin Pelton merupakan suatu jenis turbin yang mengandalkan suatu reaksi
impuls dari suatu daya yang dihasilkan dari daya hidrolisis. Semakin tinggi head yang
dimiliki maka semakin baik untuk turbin jenis ini. Walaupun Ns (kecepatan spesifik)
relatif kecil tapi memungkinkan untuk kecepatan yang tinggi dengan ketentuan
jumlah nozel yang banyak dalam meningkatkan daya yang lebih tinggi. Sehingga jika
putaran dari generator yang dikopel ke turbin semaki tinggi, maka generator yang
digunakan akan semakin murah. Penampilan dari turbin Pelton ditujukkan pada

gambar dibawah ini.


23

Gambar 2.4.1 Turbin Pelton

Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air
yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozel. Turbin Pelton adalah
salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang
cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang
simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai
tengahtengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga
bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya
samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan
sudu lebih kecil. Semburan air dari nosel akan menumbuk sudu ditengah-tengahnya
dan sesuai dengan perimbangan tempatnya, air pancar tersebut akan belok ke dua
arah supaya ada kemungkinan membaliknya air bisa diarahkan tegak lurus, untuk itu
penampung sudu sebelah luar harus ditinjau. Supaya mendapatkan efisiensi yang baik
turbin Pelton harus mempunyai hubungan antara kecepatan tangensial dan kecepatan
pancaran air. Kecepatan pancaran dan kecepatan tangensial turbin Pelton mempunyai
arah yang sama untuk aliran masuk. Dengan adanya head yang telah ditentukan
mengakibatkan adanya pancaran air yang menggerakan roda turbin Pelton dengan
kecepatan tangensial. Kerena tinggi jatuh sudah pasti tidak dapat dirubah lagi, maka
dalam penyelesaian turbin selanjutnya ada dua alternatif pilihan yaitu kecepatan putar
24

roda dan jumlah nozel. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu
dibentuk sedemikian rupa sehingga pancaran air akan mengenai bagian tengah sudu
dan pancara air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya samping. Untuk turbin
dengan daya besar, sistem penyemprotan airnya lewat beberapa nozel. Dengan
demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin
Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head ± 150 meter tetapi untuk
skala mikro head 20 meter sudah mencukupi. Turbin Pelton memiliki komponen
utama yaitu sudu turbin, nozel dan rumah turbin. Berikut penjelasan mengenai
komponen tersebut (Cokorda Prapti dkk, 2015).

2. Turbin Crossflow

Turbin Crossflow Turbin ini ditemukan oleh Michell-Banki. Prinsip kerja dari
turbin ini, yaitu aliran air mengalir masuk pada inlet adapter yang ada kemudian akan
diatur banyak aliran yang masuk oleh guide vane (distributor). Aliran air sendiri
masuk dari atas sudu jalan (blades) dan mendorong sudu jalan bergerak sehingga air
turun dan kembali mendorong sudu bagian bawah dan turbin akan berputar.

Gambar 2.4.2. Turbin Crossflow

Turbin ini biasa dipakai untuk tinggi terjun (head) yang tinggi, lebih tinggi
dari turbin kaplan dimana batas tinggi terjun sampai pada batas tinggi terjun mengah
dari turbin Francis.
25

b. Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah jenis pengelompokan turbin selain
pengelompokan turbin impuls yang memiliki cara kerja dengan
merubah seluruh energi air yang tersedia menjadi energi mekanis.
Pada turbin kelompok ini, perubahan energi potensial menjadi energi
kinetis berlangsung pada guide dan pada rotor atau roda putar (runner),
hal tersebut menyebabkan penurunan tekanan (pressure drop) ketika
air melewati runner. Berikut contoh dari kelompok turbin reaksi:

1. Turbin Kaplan

Turbin Kaplan (Propeler) ditemukan oleh Viktor Kaplan adalah salah satu
jenis turbin yang termasuk dalam kelompok turbin reaksi memiliki aliran aksial.
Turbin ini tersusun seperti propeller pada perahu. Propeller tersebut biasa mempunyai
tiga hingga enam sudut.

Gambar 2.4.3 Turbin Kaplan

Turbin Kaplan biasa digunnakan untuk tinggi terjun yang rendah. Kontruksi
sudu bilah rotor dari turbin Kaplan sendiri dibagi menjadi dua, yaitu kontruksi sudu
bilah rotor tetap dan kontruksi sudu bilah rotor yang dapat digerakkan secara otomatsi
dengan bantuan sistem hidrolik. Kegunaan dari kontruksi tersebut adalah aga turbin
dapat bekerja dengan daya guna (efficiency) yang tinggi ketika beroprasi.
26

2. Turbin Francis

Turbin Francis yang ditemukan oleh James B. Francis, termasuk jenis


kelompok turbin reaksi selain turbin kaplan. Turbin ini biasa dipasang diantara
sumber air dengan tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluaran. Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini
digunakan pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dengan tinggi terjun sedang,
yaitu antara 20-400 meter. Turbin Francis digunakan untuk memanfaatkan energi
potensial pada ketinggian menengah (dari beberapa puluh meter sampai 100 m).
Selain itu turbin Francis dapat menghasilkan kecepatan putaran poros tinggi yang
biasanya digunakan untuk menggerakkan generator. Teknik mengkonversikan energi
potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui proses
reaksi sehingga turbin Francis juga disebut sebagai turbin reaksi. Bagian-bagian
utama turbin Francis ialah:

a. Rumah spiral (scroll-case) yang menerima air dari pipa pesat dan
mengarahkan aliran air ke turbin. Fungsi rumah spiral adalah
membagi rata air yang diterima dari pipa pesat sekeliling turbin.
b. Runner (sudu gerak) dan Sudu pengarah (nozzle) yang meneruskan
air dari turbin kesaluran pembuangan. (Dixson, 2010) Turbin
Francis sendiri mempunyai sudu pengarah air masuk secara
tangensial. Sudu pengarah ini dapat beupa sudu pengarah yang
tetap maupun yang dapat diatur sama dengan sudu bilah rotor pada
turbin Kaplan.
27

Gambar 2.4.4 Turbin Francis

Turbin Francis sendiri dipakai pada daerah atau lokasi dengan tinggi terjun
menengah (medium head). Rumah siput (scroll case) pada turbin Francis dibuat dari
plat baja, baja cor atau baja besi cor, disesuaikan dengan tinggi terjun dan
kapasitasnya dan bertugas menahan bagian terbesar dari beban tekanan hidrolik yang
diterima oleh turbin. Tekanan selebihnya ditahan oleh sudu kukuh (stay vane) atau
cincin kukuh (stay ring). Sudu-sudu antar (guide vane) diatur disekeliling luar rotor
(runner) dan mengatur daya-keluar (output) turbin dengan mengubah-ubah
bukaannya sesuai dengan perubahan beban, melalui suatu mekanisme pengatur.

Turbin air digerakkan karena adanya dorongan aliran air yang tinggi sehingga
dapat memutar sudu-sudu turbin. Berikut klasifikasi turbin air berdasarkan aliran arah
tembak fluida yaitu Overshot, Undershot dan Breastshot (Juneidy Morong, 2016).
28

a. Overshot Tipe

Gambar 2.4.5. Turbin Overshot

overshot adalah tipe turbin air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu
pada bagian atas turbin. Berikut gambar yang menunjukkan mengenai turbin
air tipe overshot.Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada daerah
yang rata. Tipe ini disebut juga dengan “vitruvian”. Disini aliran air
berlawanan dengan arah sudu yang memutar turbin. Keuntungan dari
penggunaan tipe overshot ialah:

a. Tingkat efisiensi yang tinggi dapat mencapai 85 %.

b. Tidak membutuhkan aliran yang deras.

c. Konstruksi yang sederhana.

d. Mudah dalam perawatan.

e. Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di daerah yang


terpencil.

Sedangkan kerugian dari tipe overshot yaitu:


29

a. Karena aliran air berasal dari atas maka biasanya reservoir air
atau bendungan sir memerlukan investasi lebih banyak.

b. Tidak dapat digunakan untuk mesin putaran tinggi.

c. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.

a. Undershot Tipe
undershot adalah turbin air yang aliran air pendorongnya menabrak sudu pada
bagian bawah turbin. Untuk melihat gambar turbin air pada arah aliran
undershot dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.4.6. Turbin Undershot

Keuntungan dari penggunaan tipe undershot ialah:

a. Membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penempatan.

b. Konstruksi lebih sederhana

c. Lebih ekonomis

d. Mudah untuk dipindahkan

Sedangkan kerugian dari tipe undershot yaitu:

a. Efisiensi kecil (25%-70%)


30

b. Daya yang dihasilkan relatif kecil

c. Breastshot Tipe breastshot adalah tipe turbin air yang aliran air
pendorongnya menabrak sudu pada bagian tengah turbin. Gambar dari turbin
air tipe breastshot ditampilkan pada gambar sebagai berikut.

Gambar 2.4.7. Turbin Breastshot

Adapun keuntungan dari tipe Breastshot yaitu:

a. Tipe ini lebih efisiensi dari tipe udershot.

b. Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih pendek.

c. Dapat diaplikasikan pada sumber air aliran rata.

Sedangkan kerugian dari tipe Breastshot yaitu:

a. Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot (lebih
rumit).

b. Diperlukan pada arus aliran rata.

c. Efisiensi lebih kecil daripada tipe overshot (20% - 75%).

2.4.3. Pemilihan Turbin Air


31

Memilih suatu tubin air untuk suatu pembangkit tenaga air mengharuskan
diadakan suatu peninjauan terhadap beberapa indikator yang berupa nilai di tempat
atau lokasi yang ingin dijadikan tempat pembangkit tersebut. Nilai yang dimaksud
adalah nilai dari tinggi terjun (head) serta nilai dari debit aliran air tempat atau lokasi
tersebut. Hal ini sangat-lah penting dikarenakan setiap jenis turbin memiliki
karakteristik kecepatan dan kekuatan yang akan berputar pada kombinasi beda tinggi
atau tinggi terjun (head) dan debit aliran air yang meningkatkan efisiensi dari kerja
turbin itu sendiri.

Setelah menentukan pemilihan dari jenis turbin air yang akan digunakan, maka harus
juga memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

a. Pemilihan jenis pelton atau francis untuk daerah tinggi terjun yang
besar, bila tinggi muka air banjir besar mencapai saluaran bawah
(tailrace), jenis pelton tidak menguntungkan karena tidak dapat
memanfaatkan tinggi terjun yang terdapat dibawah elevasi turbin.
Turbin francis mempunyai kecepatan jenis yang tinggi dan dapat
mencapai kecepatan yang cukup besar. Karenannya harga generator
pada umumnya menjadi rendah. Untuk waktu kerja yang lama dengan
beban sebagian, turbin pelton dengan mulut pancaran ganda (multi-
nozzle) menguntungkan dilihat dari sudut daya-guna. Apabila saluran
pipanya panjang dan kemiringannya rendah, turbin peltonlah yang
menguntungkan karena biaya pipa pesatnya rendah, ini disebabkan
karena kenaikan tekanannya rendah pada penutupan (shutdown)
dengan mendadak. Bila air sungai berkwalitas rendah, maka turbin
peltonlah yang menguntungkan karena pemeriksaan dan perawatan
rotornya rendah
b. Pemilihan jenis kaplan atau jenis prancis untuk daerah tinggi terjun
yang rendah. Bila tinggi terjun dan beban sering sekali berubah, maka
turbin kaplan yang baik. Untuk turbin kaplan, cepat jenisnya tinggi dan
harga generatornya menjadi rendah. Namun, tinggi isapnya (draft
32

head) perlu diturunkan, hingga pipa lepasnya menjadi lebih besar dan
biaya pekerjaan sipil bertambah. Turbin francis menguntungkan dilihat
dari segi perawatannya karena konstruksinya sederhana. Harga
mesinnya rendah dibandingkan dengan turbin kaplan.

2.5. Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
fluida dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan fluida dari daerah
bertekanan rendah kedaerah yang bertekanan tinggi. Hal ini dicapai dengan membuat
suatu tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada
sisi keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya pompa mengubah energi
mekanik motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan
digunakan untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat
pada saluran yang dilalui.

2.5.1. Klasifikasi Pompa Menurut prinsip kerjanya, pompa diklasifikasikan


menjadi dua macam, yaitu:

a. Positive Displacement Pump


Positive Displacement Pump merupakan pompa yang menghasilkan
kapasitas yang intermittent, karena fluida ditekan di dalam elemen-
elemen pompa dengan volume tertentu. Ketika fluida masuk, langsung
dipindahkan ke sisi buang sehingga tidak ada kebocoran (aliran balik)
dari sisi buang ke sisi masuk. Kapasitas dari pompa ini kurang lebih
berbanding lurus dengan jumah putaran atau banyaknya gerak bolak-
balik pada tiap satuan waktu dari poros atau engkol yang
menggerakkan. Pompa jenis ini menghasilkan head yang tinggi
dengan kapasitas rendah.
b. Reciprocating Pump (Pompa Torak)
Pada pompa ini, tekanan dihasilkan oleh gerak bolak-balik translasi
dari elemen-elemennya, dengan perantaran crankshaft, camshaft, dan
lain-lainnya. Pompa jenis ini dilengkapi dengan katup masuk dan
33

katup buang yang mengatur aliran fluida keluar atau masuk ruang
kerja. Katup-katup ini bekerja secara otomatis dan derajat
pembukaannya tergantung pada fluida yang dihasilkan. Tekanan yang
dihasilkan sangat tinggi, yaitu lebih dari 10 atm. Kecepatan putar
rendah yaitu 250 sampai 500 rpm. Oleh karena itu, dimensinya besar
dan sangat berat. Pompa ini banyak dipakai pada pabrik minyak dan
industri kimia untuk memompa cairan kental, dan untuk pompa air
ketel pada PLTU. Skema pompa torak ditunjukkan pada gambar
berikut

Gambar 2.5.1. Skema Pompa Torak


c. Rotary Pump
Tekanan yang dihasilkan dari pompa ini adalah akibat gerak putar dari
elemen-elemennya atau gerak gabungan berputar. Prinsip kerjanya
adalah fluida yang masuk ditekan oleh elemen-elemen yang
memindahkannya ke sisi buang kemudian menekannya ke pipa tekan.
Karena tidak memiliki katupkatup, maka pompa ini dapat bekerja
terbalik, sebagai pompa maupun sebagai motor. Pompa ini bekerja
pada putaran yang tinggi sampai dengan 5000 rpm atau lebih. Karena
keuntungan tersebut, pompa ini banyak dipakai untuk pompa pelumas
dan pada hydraulic power transmission. Macam-macam jenis Rotary
Pump ini adalah:
34

1. Gear Pump (Pompa Roda Gigi)


Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya dua buah roda gigi
berpasangan yang terletak dalam rumah pompa akan menghisap dan menekan
fluida yang dipompakan. Fluida yang mengisi ruang antar gigi ditekan ke sisi
buang. Akibat diisinya ruang antar sisi tersebut maka pompa ini dapat
beroperasi. Aplikasi dari pompa ini adalah pada sistem pelumasan, karena
pompa ini menghasilkan head yang tinggi dan debit yang rendah. Contoh
pompa roda gigi terdapat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.5.2 Pompa Roda Gigi


2. Pompa Piston
Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya selubung putar menyebabkan
piston bergerak sesuai dengan posisi ujung piston di atas piring dakian. Fluida
terhisap ke dalam silinder dan ditekan ke saluran buang akibat gerakan naik
turun piston. Fungsi dari pompa ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan head
tingi dan kapasitas rendah. Skema pompa piston ditunjukkan pada gambar
berikut.
35

Gambar 2.5.3. Pompa Piston


d. Dynamic Pump Dynamic Pump merupakan pompa yang ruang
kerjanya tidak berubah selama pompa bekerja. Untuk merubah
kenaikan tekanan, tidak harus mengubah volume aliran fluida. Dalam
pompa ini terjadi perubahan energi, dari energi mekanik menjadi
energi kinetik, kemudian menjadi energi potensial. Pompa ini
memiliki elemen utama sebuah rotor dengan suatu impeler yang
berputar dengan kecepatan tinggi. Yang termasuk di dalam jenis
pompa ini adalah pompa aksial dan pompa sentrifugal, antara lain:

1. Pompa Aksial

Prinsip kerja dari pompa ini adalah berputarnya impeler akan menghisap
fluida yang dipompakan dan menekannya ke sisi tekan dalam arah aksial. Pompa ini
cocok untuk aplikasi yang membutuhkan head rendah dan kapasitas tinggi, seperti
pada sistem pengairan. Contoh pompa aksial terdapat pada gambar dibawah ini.
36

Gambar 2.5.4. Pompa Aksial

2. Pompa Sentrifugal

Elemen pokok dari pompa ini adalah sebuah rotor dengan sudu-sudu yang
berputar pada kecepatan tinggi. Fluida yang masuk dipercepat oleh impeler yang
menaikkan tekanan maupun kecepatannya, dan melempar fluida keluar melalui volute
atau rumah siput. Pompa ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan head medium
sampai tinggi dengan kapasitas aliran medium. Dalam aplikasinya, pompa sentrifugal
banyak digunakan untuk proses pengisian air pada ketel dan pompa rumah tangga.
Secara garis besar, pompa bekerja dengan cara mengubah energi mekanik dari poros
yang menggerakkan sudu-sudu pompa, kemudian menjadi energi kinetik dan tekanan
pada fluida. Demikian pula pada pompa sentrifugal, agar bisa bekerja pompa
membutuhkan daya dari mesin penggerak pompa. Berputarnya impeler menyebabkan
tekanan vakum pada sisi isap pompa, akibatnya fluida yang mengalir terhisap masuk
ke dalam impeler. Di dalam impeler, fluida mendapatkan percepatan sedemikian rupa
dan terkena gaya sentrifugal, sehingga fluida mengalir keluar dari impeler dengan
kecepatan tertentu. Kecepatan keluar fluida ini selanjutnya akan berkurang dan
berubah menjadi energi tekanan di dalam rumah pompa. Besarnya tekanan yang
timbul tergantung pada besarnya kecepatan fluida. Bagian-bagian dari pompa
sentrifugal dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
37

Gambar 2.5.5. Pompa Sentrifugal


a. Impeler
Impeler merupakan bagian yang berputar dari pompa dan memberikan
daya pada air, sehingga air akan mendapatkan energi spesifik berupa
kecepatan dan tekanan. Di dalam rumah siput, kecepatan air secara
berangsur-angsur diubah menjadi tekanan statis.
b. Rumah Pompa
Rumah pompa memiliki beberapa fungsi antara lain:
 Berfungsi sebagai pengarah fluida yang dilemparkan impeler.
Akibat gaya sentrifugal yang menuju pompa tekan, sebagian
energi kinetik fluida diubah menjadi tekanan.
 Menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada
ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan.
 Memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk
batang torak dan impeler.
c. Poros Pompa
Poros Pompa sebagai penerus putaran pengerak kepada impeler dan
pompa. Poros pompa dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Poros pompa datar atau horizontal
2. Poros pompa tegak atau vertikal
d. Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring)
Cincin Penahan Keausan atau Cincin Perapat (Waring Ring) berfungsi
untuk mencegah keausan rumah pompa dan impeler pada sambungan
38

yang bergerak (running joint), maka dipasang cincin penahan keausan


(waring ring) yang disebut juga cincin rumah pompa atau cincin
perapat.
e. Bantalan Poros
Bantalan yang banyak dipakai pada pompa sentrifugal adalah bantalan
anti gesek, selongsong, rol bola, dan bantalan kingsbury. Bantalan anti
gesek dapat berupa baris tungal atau ganda. Bantalan rol banyak
dipakai untuk poros pompa berukuran besar.
f. Selongsong Poros
Selongsong Poros berfungsi utuk mencegah kebocoran udara ke dalam
pompa bila beroperasi dengan tinggi isap (suction lift) dan untuk
mendistribusikan cairan perapat secara merata di sekeliling ruang
cincin (anular space) antara lubang peti dan permukaan selongsong
poros. Selongsong poros disebut juga sangkar perapat atau cincin
lantern. Selongsong poros ini menerima cairan yang bertekanan dari
pompa atau sumber tersendiri lainnya.
g. Peti Gasket
Peti Gasket berfungsi untuk mencegah udara bocor ke dalam rumah
pompa bila tekanan di dalamnya berada di bawah tekanan atmosfer.
h. Perapat Poros (Perapat Mekanis)
Perapat Poros (Perapat Mekanis) digunakan untuk mencegah
kebocoran di sekeliling poros. Perapat poros ini juga dipakai apabila
peti gasket tidak dapat mencegah kebocoran secara maksimal.
Permukaan perapat tegak lurus terhadap poros pompa dan biasanya
terdiri dari dua bagian yang dihaluskan dan dilumasi. Perapat poros
dibedakan menjadi dua, yaitu jenis dalam dan jenis luar. Jenis luar
dipakai apabila cairan yang dipompa berpasir dan tidak diinginka
adanya kebocoran pada peti gasket sedangkan jenis dalam digunakan
untuk cairan yang mudah menguap.
39

2.6. Generator

Gambar 2.6.1. Generator

Generator digunakan sebagai alat untuk merubah energi putar mekanis


menjadi energi listrik melalui adanya medan magnet yang diputar melalui rotor dan
akan menimbulkan medan magnet yang timbul disisi stator. Medan magnet yang
terjadi di stator dengan pola-pola tertentu akan menimbulkan arus listrik yang
mengalir dikumparan stator yang dialirkan melalui saluran transmisi sebagai arus
listrik. Semakin besar putaran generator maka semakin besar energi listrik yang
didapat dan semakin besar energi kinetis yang diperlukan untuk memutarnya. Beban
yang terpasang merupakan beban listrik yang digunakan sebagai media penerangan
(Jasa, dkk, 2010).

Generator merupakan salah satu mesin listrik, untuk mengubah energi gerak
atau mekanik menjadi energi listrik. Generator terdiri atas dua bagian utama yaitu
kumparan jangkar dan kumparan medan yang ditempatkan pada stator dan rotor.
Stator merupakan bagian yang diam sedangkan rotot merupakan bagian yang
bergerak. (Nurhadi, dkk 2013).

Generator merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat digunakan


untuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik, dapat berupa generator arus
searah (generatorDC) maupun generator arus bolak-balik (Alternator). Motor
merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat dipergunakan untuk mengubah
40

energy listrik menjadi energi mekanis, juga dapat berupa motor arus searah maupun
motor arus bolak balik (Wahab, 2009).

Dalam bentuknya yang sederhana sebuah generator listrik terdiri dari atas
magnetdan kumpaaran. Bilamana terdapat suatu gerakan antara kedua komponen
diatas, garis-garis gaya magnet memotong belitan-belitan kumparan dan suatu gerak
gaya listrik (ggl) akan dibangkitkan. Sebuah generator listrik atau alternator modern
atas suatu sistim elektro magnet dan suatu almatur yang terdir iatas sejumlah
kumparan dari konduktor berisolasi yang diletakkan dalam alur (slot) inti besi
berlaminasi.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang memiliki potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara kita
Indonesia. Karena  kita memiliki begitu banyak suangai dan hutan hujan tropis
sebagai penyedia sumber energi tersebut. Tergantung kita lagi untuk seberapa besar
upaya kita untuk memaksialkannya terutama di kawasan pedesaan yang belum
tersentuh aliran listrik. Dengan adanya PLTMH diharapkan suatu desa mampu
menjadi desa yang mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan adanaya sumber
listrik di desa tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa tersebut di
berbagai sektor kehidupan.

3.2. Saran
Dengan pembangkit listrik tenaga mikrohidro di harapkan menjadi solusi bagi
Negara kita untuk memenuhi sebagian atau seluruh masyarakat Indoesia akan
kebutuhan listrik terutama di daerah terpencil yang tidak terjangkau oleh sumber
listrik agar semua masyarakat bia menikmati adanya listrik.

41
DAFTAR PUSTAKA

Abrar Ridwan dkk. 2005. Pengembangan Generator Mini Dengan Menggunakan


Magnet Permanen. Program Pasca Sarjana, Universitas Indonesia.

Bekti Nurwanto dkk. 2009. Pembutan Generator Listrik Free Energi Dengan Magnet
Permanen Untuk Skala Rumah Tangga “Program Kreatifitas Mahasiswa”.
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY).

Dandekar ,M.M. Sharma.Pembangkit Listrik Tenaga Air. UIP. Jakarta.

Jack, Fritz.1 9 8 4 ,Small and Mini Hydropower System, McGraw-Hill, New York,.

Marsudi, Djiteng 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Erlangga, Surabaya.


Muhammad Hasan Ashari Widodo. 2011. Modifikasi Generator Sebagai
Penghasil Listrik Untuk PLTB Tipe Vertikal Axis. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Pudji Irasari, Nurafni Dwi Hidayati. 2005. Analisis Prototipe Generator Kecepatan
Rendah Untuk Pembangkit Listrik Skala Kecil. Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI).

PUIL. 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik . PLN. Jakarta

TonyTaufik. 2009. Beberapa Cara Membuat Generator.


www.tonytaufik.blogspot.com

Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama

42

Anda mungkin juga menyukai