Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Lonversi Energi: Materi Pembangkit Listrik

Mata Kuliah : Dasar Konversi Energi


Dosen Pengampu : Dr. Siscka Elvyanti M.T

Disusun oleh:

Kamilah Amaliah Lestari

Muhammad Faris Marzuqi

Semester 3 (tiga)

Prodi : Teknik Elektro

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO

( STT TEXMACO ) SUBANG

Jln.Cipendeuy – Pabuaran KM. 3,5 Kawasan Industri Perkasa Subang, Kec.Cipendeuy Kab.Subang
Jawa Barat 41272 Tlp. (0260) 711039
Email: stttexmaco.sbg@gmail.com Website: www.stttexmaco.ac.id
DAFTAR ISI

Daftar Isi.............................................................................................................................i
Kata Pengantar...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................................
1.3 Manfaat..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.1 Definisi Pembangkit........................................................................................
2.2 Proses dan Prinsip Kerja.................................................................................
2.3 Komponen Pembangkit..................................................................................
2.4 Sistem Pada Pembangkit................................................................................
2.5 Pemanfaatan Pembangkit..............................................................................
2.6 Kelebihan dan Kekurangan.............................................................................
2.7 Pengolahan Limbah Pembangkit....................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................................
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

2
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupansehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Subang, 29 Desember2022

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


PLTMH adalah Pembangkit Tenaga Air bersekala kecil atau mikro, Energi listrik sangat
penting untuk masyarakat dipedesaan atau pedalaman dan pegunungan, dimana belum
terjangkau oleh jaringan distribusi PLN, dengan memanfaatkan sungai, aliran irigasi. Dengan
adanya energi terbarukan pembangkit listrik tenaga mikro hidro dapat menambah ketersediaan
energi listrik didaerah pedesaan atau pegunungan sekalipun.

3
Upaya untuk mendapatkan energi listrik terbarukan ini dapat dibangun sebuah pembangkit
energi terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Energi terbarukan
sangat didibutuhkan di era modern untuk menambah energi listrik untuk tidak tergantung
dengan listrik PLN, maka dibuatlah pembangkit energi ramah lingkungan dengan energi yang
tersedia dilingkungan pedesaan atau pegunungan.
Sumber air adalah bagian terpenting dalam pembuatan energi terbarukan ramah
lingkungan. Aliran air merupakan energi yang dapat menghasilkan energi listrik dengan
memanfaatkan tinggi jatuh air dan debit air, sumber air yang memiliki ketinggian yang berbeda
akan menimbulkan perbedaan antara PLTMH satu dengan PLTMH lainya

1.2 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian PLTMH
2. Mengetahui prinsip dan proses kerja PLTMH
3. Mengetahui komponen pembangkit PLTMH
4. Mengetahui system dan pemamfaatan PLTMH
5. Mengetahui kelebihan dan kekurangan PLTMH
6. Mengetahui cara pengolahan limbah

1.3 MAMFAAT
Memberikan informasi mengenai Pembangkit listrik tenaga mikrohydro. Dari mula definisi;
prinsip dan proses kerja; komponen;system dan pemamfaatan; kelebihan dan kekurangan;
hingga cara pengolahan limbannya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFFINISI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) adalah teknologi untuk memanfaatkan debit
air yang ada di sekitar kita untuk diubah menjadi energi listrik. Caranya dengan memanfaatkan debit
air untuk menggerakkan turbin yang akan menghasilkan energi mekanik. Selanjutnya, energi
mekanik ini menggerakkan generator dan menghasilkan listrik.

Instalasi PLTMH tidak sulit. Hanya ada beberapa syarat fisik yang diperlukan until
membangun PLTMH, yaitu PLTMH harus dibangun di daerah yang memiliki ketersediaan aliran air
yang konstan dalam ukuran debit tertentu. Ukuran debit air akan menentukan besarnya energi yang
mampu dihasilkan. Lalu, rangkaian PLTMH membutuhkan turbin untuk memutar kumparan dinamo
listrik, dinamo untuk mengubah energi yang dihasilkan oleh putaran turbin menjadi listri dan
jaringan listrik untuk menyalurkan listrik dari instalais PLTMH ke pengguna.

Dibandingkan dengan sumber-sumber energi lain, pembangkit listrik mikrohidro merupakan


sumber energi yang secara ekonomis sangat efisien dan mudah perawatannya. Nilai investasi
pembuatan pembangkit listrik tenaga mikrohidro, untuk rata-rata penerangan sebuah desa selama
24 jam, memerlukan biaya sebesar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per 1.000 watt. Biaya ini dikeluarkan
hanya sekali dan dapat dikumpulkan secara swadaya oleh masyarakat.

PLTMH tidak menggunakan bahan bakar minyak sama sekali, sehingga tidak ada gas buang
yang dihasilkan dari penggunaan teknologi ini. Oleh karena itu penerapan Mikrohidro merupakan
upaya positif untuk mengurangi laju perubahan iklim global. Selain itu, PLTMH dapat digunakan
selama 24 jam tanpa henti.

Salah satu daerah di Indonesia yang menggunakan PLTMH adalah masyarakat Desa Cibuluh
yang teletak di cagar alam Gunung Simpang, Cianjut, Jawa Barat. PLTMH dibangun oleh masyarakat
pada tahun 2005 secara swasembada. Pada saat itu masyarakat berhasil mengumpulkan Rp 95 juta
untuk membangun PLTMH dengan kapasitas 22KW.

Selain itu, daerah lain yang juga berhasil membangun PLTMH adalah masyarakat Desa
Pelakat, Muara Enim, Sumatera Selatan. Pada tahun 2013 Al Azhar Peduli Ummat mendirikan PLTMH
bekerjasama dengan PT Bukit Asam. Aliran air yang digunakan untuk menggerakkan turbin adalah
aliran irigasi desa. PLTMH tersebut menghasilkan 32 KW untuk 124 KK di Desa tersebut. PLTMH
tersebut dikelola secara swadaya oleh masyarakat dalam bentuk koperasi.

Pembangunan PLTMH adalah investasi jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan.
instalasi PLTMH terbilang murah, sekalipun untuk membangun instalasinya memakan dana yang
banyak, tetapi dengan cara gotong-royong, masyarakat dapat membangun instalasi ini dengan biaya
terjangkau. Untuk lingkungan, penggunaan listrik dari PLTMH dapat mereduksi jumlah gas rumah
kaca yang terbuang ke atmosfer penyebab pemanasan global. Jadi, dengan kata lain penggunaan
PLTMH adalah salah satu cara mengatasi pemanasan global.

2.2 PROSES DAN PRINSIP KERJA

5
Pembangkitan listrik mikrohidro adalah pembangkitan listrik dihasilkan oleh generator listrik
DC atau AC. Mikrohidro berasal dari kata micro yang berarti kecil dan hydro artinya air, arti
keseluruhan  adalah pembangkitan listrik daya kecil yang digerakkan oleh tenaga air. Tenaga air
berasal dari aliran sungai kecil atau danau yang dibendung dan kemudian dari ketinggian tertentu
dan memiliki debit yang sesuai akan menggerakkan turbin yang dihubungkan dengan generator
listrik.

Pembangkit tenaga listrik mikrohidro pada prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian dan jumlah
debit air per detik yang ada pada aliran air irigasi, sungai atau air terjun. Aliran air ini akan memutar
poros turbin sehingga menghasilkan energi mekanik. Energi ini selanjutnya menggerakkan generator
dan menghasilkan energi listrik. Berikut gambar proses menhasilkan energi listrik mikrohidro

Keterangan gambar:

1. Aliran sungai, tempat air mengalir.


2. Saluran pengambilan air adalah saluran yang digunakan untuk mengalirkan air dari sungai
menuju kincir air. Kemiringan saluran air ini sekitar 25 derajat.
3. Kincir air, mengubah energi potensial air menjadi energi gerak. Kincir menerima energi
potensial air dan mengubahnya menjadi putaran (energi mekanis). Putaran kincir air
dihubungkan dengan generator untuk menghasilkan listrik. 
4. Penghubung turbin dengan generator/dinamo, penghubung turbin dengan generator atau
sistem transmisi energi ekanik ini dapat digunakan sabuk atau puli, roda gerigi atau
dihubungkan langsung pada porosnya.
5. Generator/dinamo, menghasilkan energi listrik dari energi gerak. Generator yang digunakan
adalah generator pembangkit listrik AC. Untuk mengubah tegangan menggunakan
transformer.
6. Saluran Transmisi, penyalur energi listrik ke konsumen.
Cara kerja PLTMH dimulai dari air sebagai sebagai sumebr energi potensial. Aliran air turun
dari ketinggian tertentu yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi kemudian mengenai turbin yang
dilengkapi penutup lalu mengarah ke baling-baling yang tersambung pada 2 piringan sejajar
yang terbuat dari baja sebagai penyeimbang.

6
Selanjutnya poros turbin akan berputar akibat energi kinetik air yang berubah menjadi
energi mekanik. Putaran tersebut dihubungkan menggunakan kopling agar bisa tersambung
atau ditransmisikan ke generator. Oleh sebab itu, aliran air merupakan faktor utama pada
PLTMH.

2.3 KOMPONEN PLTMH

Untuk membangun sistem PLTMH, diperlukan berbagai komponen agar fungsinya dapat
terlaksana, antara lain:

1. Bendungan (Weir) 
Bendungan (weir) atau waduk dapat adalah bangunan yang berada melintang sungai yang
berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksi bendungan (weir) bertujuan untuk
menaikkan dan mengontrol tinggi air dalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup
untuk dialihkan ke dalam intake pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

2. Saluran Penyadap (Intake) 


Saluran penyadap adalah bagian dari konstruksi sipil yang digunakan untuk masuknya air
dari sungai menuju saluran pembawa dengan dilengkapi penghalang sampah.

3. Saluran Pembawa (Headrace) 


Saluran pembawa berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke kolam penenang.
Selain itu, saluran ini juga berfungsi untuk mempertahankan kestabilan debit air. Saluran air untuk
sebuah pembangkit skala kecil cenderung untuk memiliki bangunan yang terbuka.

4. Saluran Pelimpah (Spillway) 


Saluran pelimpah berfungsi untuk mengurangi kelebihan air pada saluran pembawa.

7
5. Kolam Penenang (Forebay) 
Kolam penenang berfungsi untuk mengendapkan dan menyaring kembali air agar kotoran
tidak masuk dan merusak turbin. Selain itu, kolam penenang ini juga berfungsi untuk menenangkan
aliran air yang akan masuk ke dalam pipa pesat.

6. Pipa Pesat (Penstock) 


Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air dari kolam
penenang (forebay) menuju turbin air.

7. Rumah Pembangkit (Power House) 


Pada rumah pembangkit ini terdapat turbin, generator dan peralatan lainnya. Bangunan ini
menyerupai rumah dan diberi atap untuk melindungi peralatan dari hujan dan gangguan-gangguan
lainnya.

8. Saluran Pembuang (Tailrace) 


Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan air keluar setelah memutar turbin.

9. Turbin 
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan
memukul sudu-sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini dihubungkan ke
generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dan lain-lain.

10. Generator 
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox, memanfaatkan
perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet di dalam generator sehingga terjadi
pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC. Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan
menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron
yang digunakan untuk mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Generator sinkron dapat
berupa generator sinkron tiga fasa atau generator sinkron AC satu fasa tergantung dari kebutuhan.

11. Sistem Kontrol 


Sistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan energi output dengan
cara mengatur input (flow) atau mengatur output (listrik) sehingga sistem akan seimbang.
Perubahan beban terhadap waktu peran sistem kontrol sangat penting untuk menjaga stabilitas
sistem terutama kualitas listrik yang dihasilkan pembangkit (tegangan dan frekuensi). Tujuan
pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada
daerah kerja yang diperbolehkan. Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan besarnya daya
hidrolik berupa debit air yang masuk ke turbin dengan mengatur katup turbin (guide vane).

12. Panel Hubung dan Lemari Hubung 


Jenis dan pengaturan suatu panel hubung (switch board) ditentukan dengan memperhatikan
jumlah unit peralatan, jumlah rangkaian saluran transmisi, sistem kontrol, jumlah petugas kerja
(operating personel) serta skala dan pentingnya pusat listrik yang bersangkutan.

13. Jaringan Distribusi 


Jaringan distribusi terdiri dari kawat penghantar, tiang, isolator, dan transformator. Jaringan
tersebut dapat menggunakan kawat penghantar berbahan aluminium atau bahan campuran lain.
Pada jaringan distribusi tegangan rendah biasanya digunakan kawat penghantar berisolasi. Tiang
pada saluran distribusi dapat berupa tiang baja, beton atau kayu. Isolator digunakan untuk
memisahkan bagian-bagian yang aktif atau bertegangan jika penghantar yang digunakan merupakan
konduktor tanpa isolasi.

2.4 SISTEM PADA PLTMH

8
Sistem kontrol pada PLTMH pada dasarnya ada dua macam yaitu kontrol tegangan dengan
sistem AVR (automatic voltage regulator) dan frekuensi dengan FCV (flow control valve) sistem
pengatur debit air atau ELC (electronic load controller) sistem pengatur beban elektronik.

1. Flow Control Valve (FCV)

Flow control valve adalah suatu peralatan control untuk mengatur putaran turbin (frekuensi)
relatif konstan untuk berbagai kondisi beban. Untuk melakukan fungsinya tersebut, FCV
mengontrol kecepatan turbin melalui sinyal umpan balik dari frekuensi. Frekuensi yang
dihasilkan dari sistem ini berbanding lurus dengan kecepatan rotasi dari turbin. Jadi untuk
mempertahankan frekuensi yang dihasilkan harus konstan pada 50Hz, turbin yang dihubungkan
ke poros generator, dan perubahan frekuensi pada generator di deteksi oleh sensor frekuensi
dan diumpan balik ke sistem FCV. FCV akan membandingkan nilai yang sebenarnya dengan nilai
referensi dari sinyal kecepatan dan menyesuaikan aliran air untuk mempertahankan kecepatan
pada tingkat yang benar. Aksi FCV terhadap nilai eror pada frekuensi akan mengontrol valve
pada turbin untuk mengatur aliran air melalui penstock. Kecepatan turbin akan berpengaruh
karena terdapat perbedaan nilai antara daya fluida yang di berikan dengan daya beban pada
konsumen, dengan adanya perubahan nilai frekuensi akan mengakibatkan ketidakstabilan
sistem. Sehingga di butuhkan sistem FCV yang memiliki ukuran yang relatif kecil serta cepat
dalam menanggapi perubahan frekuensi.

melewati penstock merupakan energi kinetik yang akan diubah menjadi energi mekanik
(energi rotasi) dengan melewati turbin yang terhubung dengan poros generator sehingga
menghasilkan energi listrik dan sistem FCV akan 9 menyesuaikan kecepatan generator yang
berdasarkan sinyal umpan balik dari penyimpangan sistem dengan nilai refrensi sehingga
pembangkit listrik dapat berjalan stabil dengan frekuensi yang konstan. Model ini terdiri dari
turbin hidrolik dan hydro servo electric sebagai aktuator

Amir Kumar Singh dalam penelitiannya “Modeling and Simulation of Micro Hydro-Diesel
Hybrid Power System For Localized Power Requirement Using MATLAB/Simulink” banyak
menjelaskan tentang pemodelan turbin hidrolik dan governor.

a. Pemodelan Turbin Hidrolik


Mesin yang dikembangkan dengan adanya kecepatan turbin dan bukaan valve, daya
keluaran turbin berkurang karena penurunan tekanan di turbin, dengan daya yang
dikembangkan di turbin bervariasi sesuai dengan laju aliran air, sehingga sistem
beroperasi dengan keuntungan steady state ketika aliran melalui penstock dianggap
konstan.
Persamaan terkait dengan kinerja transien dari turbin hidrolik didasarkan pada asumsi
berikut.
1. Pisau pada turbin hidrolik dianggap hambatan gesek yang diabaikan.
2. water hummer pada penstock diabaikan.
3. Kecepatan air di penstock bervariasi sesuai dengan pembukaan gerbang.
4. daya output yang dihasilkan turbin sebanding dengan kecepatan aliran air.

b. Pemodelan hydro-electric servo

system Dalam model FCV, motor servo digunakan untuk mengontrol katup gerbang sesuai
dengan sinyal dari controller. Controller membatalkan kesalahan dalam kecepatan sinyal dengan
mengirimkan sinyal ke motor servo untuk mengontrol katup. Jadi motor servo bekerja di sini sebagai
aktuator yang mengaktifkan dengan mendapatkan sinyal error. Kontrol umpan balik dari sinyal posisi
sudut ke aktuator digeser oleh katup untuk meningkatkan atau mengurangi pembukaan gerbang
untuk menstabilkan sistem dengan mempertahankan kecepatan konstan. Dengan mendapatkan

9
sinyal posisi sudut, motor servo berfungsi dan menggerakan dan mengatur katup untuk mengatur
aliran kecepatan air sehingga selalu berada pada nilai setpoint.

Operasi dasar dari motor servo mirip dengan motor induksi dengan beberapa modifikasi.
Ada dua gulungan ditempatkan pada stator dikenal sebagai kontrol dan fase referensi. Tegangan
yang diberikan ke fase ini V1 dan V2 harus 90° keluaran dari fase besarnya tidak sama. Karena fase
ini menggeser putarana medan magnet yang diproduksi di stator. Fase pergeseran antara tegangan
kontrol V1 dan V2 memutuskan arah putaran motor. Fluks magnetik berputar memotong rotor
stasioner sehingga GGL diinduksi dalam konduktor rotor ini sesuai dengan hukum Faraday induksi
elektromagnetik. Sebagai konduktor rotor hubung singkat oleh sebuah sirkuit yang bentuk cincin
yang dekat, dan GGL yang diinduksi dalam konduktor menyebabkan arus dalam konduktor rotor.
Menurut Faraday aturan tangan kiri, ketika tercatat konduktor saat berada di bawah pengaruh fluks
magnetik mengalami gaya. Resultan dari gaya ini menyebabkan torsi seragam, dan motor mulai
berputar. Nilai dari X R memiliki rasio yang tinggi untuk motor induksi. Untuk motor servo,
karakteristik torsi-kecepatan linear diperlukan. Percepatan motor mengurangi kecepatan putaran
rotor. Untuk mendapatkan karakteristik yang baik, ukuran rotor dianggap kecil. Diameter yang kecil
dari rotor lebih dominan untuk mengurangi inersia dan dengan demikian cara untuk mendapatkan
karakteristik baik. rotor akan berputar ketika menerima sinyal 'error'. dan motor akan berputar
sehingga kesalahan sinyal akan berkurang. motor berhenti berputar saat sinyal kesalahan mendekati
nol. Output torsi motor kira-kira sebanding dengan kontrol tegangan dan arah torsi ditentukan oleh
polaritas tegangan kontrol. Sebenarnya di motor servo kedua tegangan tidak sama dalam besaran.
Tegangan referensi dipertahankan konstan dan tegangan fase kontrol digerakkan oleh sinyal error.
Daya keluaran mekanik motor ac servo bervariasi dari 2 watt ke 100 watt.

2. Electronic Load Controller (ELC)


Jika daya air yang masuk ke turbin dibuat selalu tetap sehingga daya penggerak
turbin selalu tetap, maka frekuensi dan respon generator akan menjadi fungsi dari beban.
Agar frekuensi yang dihasilkan oleh generator besarnya selalu tetap, maka besar beban dari
generator harus selalu tetap. Untuk itu diperlukan beban tiruan yang besar bebannya dapat
diatur sesuai dengan pengurangan beban dari PLTMH. Beban tiruan ini disebut beban
komplemen. Oleh karena daya yang masuk ke turbin dibuat tetap dan beban yang dirasakan
oleh generator juga selalu tetap, maka putaran generator senantiasa juga tetap. Dengan
kata lain, jika debit air konstan maka generator harus dibebani dengan daya konstan agar
putaran generator selalu tetap. Oleh karena beban konsumen tidak selalu konstan, maka
untuk menjaga kestabilan putaran turbin generator diperlukan beban komplemen yang
besarnya diatur oleh ELC sedemikian rupa sehingga:
Pgen = Pbeban + Pballast = konstan

2.5 PEMAMFAATAN PLTMH

Pemanfaatan potensi daerah aliran sungai melalui PLMTH dapat dilakukan melalui dua


metode, yaitu:

 Turbin Crossflow pada sungai dengan debit aliran rata-rata 25 liter per detik hingga 1.500
liter per detik dan tinggi air jatuh antara 3 meter sampai 50 meter.
 Turbin Pico Propeler  pada sungai dengan debit aliran rata-rata 100 liter per detik hingga 700
liter per detik.

Metode tersebut dapat di terapkan pada sungai-sungai di Indonesia yang rata-rata memiliki aliran
lebih dari 100 km2, yang terdiri dari 110 sungai di 4 pulau utama, yaitu pulau Jawa dengan jumlah 51
sungai, Sulawesi 38 sungai, Sumatera 11 sungai, dan Kalimantan 10 sungai.

10
Selain itu, potensi pembangunan PLTMH di beberapa waduk besar di Indonesia dapat dijadikan
tempat penyimpanan energi listrik dalam jumlah tertentu dan jangka panjang selama beberapa
tahun melaluli layanan grid dan fleksibilitas.

Potensi ini telah mendapat perhatian dari pemerintah dan menarik perhatian investor. Kemeterian
ESDM juga telah melakukan pencatatan pada 47 lokasi yang berpotensi menghasilkan listrik
berkapasitasn 2.605,76 MW untuk PLTMH, antara lain:

 Pulau Jawa berjumlah 2 titik dengan kapasitas 39,4 kW


 Pulau Sumatera dengan jumlah 15 titik dan memiliki kapasitas 404,4 kW.
 Pulau Kalimantan 4 titik dengan kapasitas 498,9 kW
 Kepulauan Nusa Tenggara jumlah 10 titik dengan kapasitas 628 kW
 Pulau Sulawesi dengan jumlah 6 titik dan kapasitas 222,7 kW
 Papua sebanyak 10 titik dengan kapasitas 812,36 kW

2.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PLTMH

Kelebihan PLTMH
Riset dan pengembangan pembangkit listrik mikrohidro saat ini sedang berlangsung. PLTMH
dianggap memiliki beberapa keunggulan dibanding pembangkit listrik lainnya, seperti penggunaan
sumber daya air yang potensinya melimpah di alam. Selain itu, bahan baku sumber energi ini ramah
lingkungan dan dapat menjadi energi alternatif secara berkesinambungan.

Dapat dikatakan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro tidak menghasilkan limbah dan emisi
gas lainnya. Menurut International Energy Agency, kebutuhan biaya sumber daya pembangkit ini
juga cukup murah serta tidak menyebabkan pencemaran. Bahkan tingkat efisiensi produksi listrik
PLTMH mencapai 75% hingga 80%.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro disebut tidak menghasilkan polusi, antara lain polusi
udara, polusi suara, polusi air dan pencemaran lainnya. Sebagai pembanding, tentu pembangkit
listrik dari tenaga fosil lebih memberikan ancaman pencemaran lebih tinggi.

Pembangunan PLTMH juga mengajak peran serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam
meningkatkan nilai sumber daya alam dan tidak memanfaatkannya secara sembarangan. Selain itu
juga akan timbul hubungan baik antara masyarakat dengan alam serta kesadaran untuk menjaga
fungsi alam, misalnya dengan menjaga hutan tetap lestari agar sumber air selalu tersedia.

Masyarakat juga dapat berkontribusi dalam mengelola pembangkit listrik mikrohidro bagi
keperluan yang mendukung perekonomian dan sosial budaya. Hal tersebut tentu akan menunjang
kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Tidak terbatas pada kemampuan menghasilkan energi listrik, akan tetapi proyek ini juga
menjadi upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat untuk lebih kooperatif dan meningkatkan
pendapatannya.

PLTMH merupakan solusi untuk mengatasi belum teralirinya listrik di daerah-daerah pelosok
Indonesia oleh PLN. Dengan adanya energi listrik, masyarakat pedesaan akan semakin mudah dalam
melakukan kegiatan sehar-hari.

11
Bahan utama dari pembangkit listrik mikrohidro adalah air yang juga menghasilkan
sampingan, berupa aliran air yang dapat digunakan untuk keperluan irigasi pertanian. Sektor
budidaya pun akan terbantu dengan adanya air, misalnya budidaya ikan.

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro secara langung maupun tidak langsung
akan memaksimalkan fungsi daerah tangkapan air dan secara otomatis masyarakat akan memelihara
kualitas air untuk keperluan pembangkit listrik. Hal itu tentunya lebih efektif jika masyarakat harus
menggunakan genset  diesel yang sumber bahan bakarnya sulit ditemukan di kawasan mereka.

Kekurangan PLTMH
Dibalik kelebihan teknologi mikrohidro, ternyata memiliki beberapa kekurangan. Salah satu
contohnya adalah membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi, meskipun nantinya biaya
operasional dan pemeliharaannya cukup murah. Dana investasi tinggi yang dimaksud ilah untuk
membangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro diperlukan komponen atau spare
part  yang mahal.

Kurangnya sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat juga akan sulit menyadarkan
mereka tentang manfaat positif teknologi ini. Faktor ketersediaan air, seperti debit aliran dan
ketinggian air juga akan berpengaruh terhadap kapasitas listrik yang dihasilkan. Ancaman penurunan
kapasitas biasanya dialami apda masa kemarau dimana debit dan jumlah air akan menurun, sehingga
berpengaruh terhadap kurangnya pasokan listrik ke masyarakat.

Kelemahan dari PLTMH selanjutnya adalah daya listrik yang dihasilkan tidak sebesar
Pembangkit Listrik Tenaga Air, sehingga distribusi listrik ke pelanggan terbatas. Jika dipaksakan
melayani lebih banyak pelanggan, maka akan terjadi penurunan kualitas listrik. Oleh sebab itu,
diperlukan penyesuaian antara kapasitas listrik pembangkit mikro hidro dan kebutuhan listri
masyarakat.

Lokasi pembangunan PLTMH tidak boleh jauh dari pemukiman masyarakat, karena jarak
yang terlalu jauh akan mengurangi nilai ekonomisnya. Daya energi listrik akan hilang jika melalui
kabel yang panjang dan menyebabkan kerugian bagi pengguna PLTMH. Untuk mengurangi risiko
kegialngan daya, maka jarak maksimal pengguna dan pembangkit listrik maksimal adalah 2 km.

Anggapan mengenai sumber daya air yang dapat diperoleh secara gratis menjadikan
penentuan tarif listrik lebih sulit. Padahal penentuan biaya pakai listrik tersebut juga harus
mempertimbangkan nilai investasi dan biaya perawatan sparepart.

2.7 PENGOLAHAN LIMBAH

Upaya konservasi energi dapat dilakukan dengan memanfaatkan kembali energi yang
terbuang. Potensi air buangan pada PT. Ajinomoto Factory Mojokerto mempunyai debit andalan
0,1805 m3/s dan ketinggian 2,4 m dapat dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro (PLTMH) dengan kapasitas daya pembangkitan sebesar 1.273,8 W. Penggunaan
generator induksi satu fasa ini telah banyak diterapkan pada PLTMH. Generator induksi satu fasa
dioperasikan pada beban resistif lampu pijar 100 watt kondisi rating frekuensi 49 Hz ≤ f ≤ 52,5 Hz
dengan berbagai nilai kapasitor eksitasi untuk mendapatkan besaran-besaran seperti putaran,
tegangan, arus, dan daya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan dapat dijaga sesuai
dengan tegangan rating dengan mengatur kapasitor eksitasi dan bergantung pada frekuensi
kerja generator induksi satu fasa. Daya output yang dapat dicapai adalah 714 watt yaitu sebesar

12
95,71% dari kapasitas yang tertera pada nameplate saat bekerja sebagai motor induksi dan
efisiensi tertinggi sebesar 98,17% yang mana keduanya pada frekuensi 51,5 Hz.

BAB III
KESIMPULAN

Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro bekerja dengan mengubah energi potensial air
menajdi energi mekanik selanjutnya menjadi energi listrik. Nilai efisiensi PLTMH adalah 89,53 %.
Harga listrik dari PLTMH adalah Rp 320/kWh, jauh lebih murah dari harga listrik PLN Rp1380/kWh
a. Kelebihan dari PLTMH adalah :
· Sumber energi terbarukan
· Efisiensi tinggi
· Banyak sumber potensinya di Indonesia
· Ramah lingkungan
· Air keluarannya bisa dipakai untuk irigasi
- Bisa digunakan untuk jangka panjang
- Mutlifungsional
- Bisa menjadi solusi energi alternatif di daerah yang berpotensi menghasilkan sumber energi listrik
dari aliran air
- Mengurangi atau bahkan menghilangkan ketergantungan akan sumber energi litsrik dari batu bara
atau dari PT. PLN

13
- Alat - alat yang dibutuhkan mudah diperoleh
- Biaya yang relatif murah tetapi barang yang dihasilkan tetap berkualitas
b. Kekurangan dari berkembangnya PLTMH adalah :
- Banyak masyarakat yang kurang mengerti tentang pengganti energi listrik tenaga batu bara
- Kurangnya kreatifitas, sehingga masyarakat didaerah yang berpotensi menghasilkan energi listrik
dari aliran air cenderung malas mencari energi listrik alternatif sehingga menjadi tergantung dengan
PLN yang saat ini harga per kWh semakin mahal
c. Solusi untuk mengatasi kekurangan PLTMH:
· Memperbanyak sosialisasi terhadap masyarakat
· Memberikan insentif untuk pengembangan PLTMH di Indonesia
- Mempelajari atau memperhatikan di setiap daerah di Indonesia yang berpotensi menghasilkan
energi listrik yang bersumber dari aliran

DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/34408982
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/141542/
https://www.kajianpustaka.com/2016/10/pembangkit-listrik-tenaga-mikro-hidro.html
https://media.neliti.com/media/publications/127987-ID-analisis-pembangkit-listrik-tenaga-
mikro.pdf
https://www.mikirbae.com/2018/11/proses-menhasilkan-energi-listrik.html

14

Anda mungkin juga menyukai