Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PROJECT

Ekonomi Tenaga Listrik

DISUSUN OLEH :
Kelompok 12
NAMA NIM
Roma Maria Sihombing 5183131024
Welly Daway Sidabutar 5183131023
Cando Hotmartua Marbun 5183131025

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan Tugas Project ini. Dalam Project ini
saya membahas materi Ekonomi Tenaga Listrik.

Project ini dibuat dengan semaksimal mungkin oleh saya dan pihak pihak yang telah
membantu. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terselesaikannya Project ini.

Namun, saya menyadari masih terdapat kesalahan didalam pembuatan Project ini.
Untuk itu, dengan sangat terbuka saya menerima kritik dan saran yang membangun agar
kedepannya saya dapat membuat Project yang lebih baik.

Akhir kata saya mengharapkan agar Project ini dapat bermanfaat untuk menambah
wawasan dan menginspirasi pembaca.

                                                                        

Medan, Desember 2020
                                                                     
  Kelompok 12

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................2

Daftar Isi............................................................................3

BAB I Pendhuluan............................................................4

BAB II Pembahasan..........................................................6

BAB III Penutup..............................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman dimana semakin berkembang pula


kehidupan manusia. Khususnya pada era modern saat ini dimana dalam setiap
aktivitas yang dilakukan diperlukan sumber energi yang bersumber dari alam untuk
menyokong kehidupan manusia. Salah satu dari meningkatnya kebutuhan sumber
daya alam ialah sumber energi listrik.

Gambar 1.1 Data Statistik Perkembangan Pendistribusian Listik dari setiap Provinsi
Sumber: https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1862

Berdasarkan salah satu data dari Badan Pusat Statistik, dapat disimpulkan
dimana setiap tahun dari setiap provinsi di Indonesia khususnya, selalu mengalami
kenaikan penggunaan sumber energi listrik dari pengamatan beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu pentingnya bagi kita memahami darimana sumber energi listrik yang
telah kita gunakan agar dapat memanfaatkan listrik sebagaimana mestinya. Karena
pada dasarnya pertambahan penggunaan listrik setiap tahunnya khususnya di
Indonesia dikarenakan penggunaan terhadap barang elektronik seperti telpon
genggam serta kebutuhan listrik lainnya.
Kebutuhan terhadap pasokan sumber energi listrik yang begitu besar membuat
pemerintah beserta ilmuwan berusaha menemukan solusi. sehingga sumber energi
listrik yang masih digunakan tidak serta merta bersumber dari minyak. Karena
sumber minyak merupakan sumber daya alam yang diperlukan waktu lama untuk
dapat diperbaharui kembali. Kemudian agar pemadaman bergilir yang sering terjadi
diwilayah Indonesia dapat diminimalisir dengan pemanfaatan listrik yang baik bagi
setiap masyarakat khususnya di Indonesia.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemnamgkit mini hidro?
2. Bagaimana manajemen pembangkit mini hidro ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pembangkit mini hidro.
2. Mengetahui manajemen pembangkit mini hidro.

5
BAB II

PEMBAHASAN

PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil dengan output antara 1MW – 10 MW
yang memanfaatkan aliran air sebagai sumber tenaga. Prinsip kerja PLTMH yaitu
memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air per detik yang ada pada aliran atau sungai.
Air yang mengalir lalu diteruskan oleh saluran pembawa lalu akan memutar poros turbin
sehingga menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan
menghasilkan listrik. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan termasuk ke dalam energi
bersih karena ramah lingkungan.

Keterlibatan Bank dalam pembiayaan proyek PLTMH merupakan peluang bagi bank
dalam program tanggung jawab sosial yang juga sekaligus berkontribusi pada
pengembangan portfolio kreditnya. Proyek PLTMH bermanfaat untuk membangun
ketersediaan listrik di kawasan-kawasan yang terpencil yang belum terjangkau baik oleh
distribusi jaringan PLN.

Dalam perencanaan pembangunan suatu PLTMH, diperlukan pengetahuan tentang:

- Hidrologi
- Kelistrikan
- Bangunan sipil
- Permesinan
- Ekonomi untuk studi kelayakan

Kelebihan dari PLTMH adalah sebagai berikut:

- Sumber energi bersih


PLTMH tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca, yang merupakan penyebab utama
keprihatinan internasional tentang masalah lingkungan. PLTMH tidak melibatkan
proses pembakaran, sehingga tidak menyebabkan emisi polusi seperti karbon
dioksida seperti pembakaran bahan bakar fosil. PLTMH merupakan sumber energi
bersih (tidak menghasilkan limbah di sungai, atau polusi udara) dan terbarukan
(bahan untuk pembangkit listrik tenaga air adalah air, yang tidak dikonsumsi dalam
proses pembangkit listrik).
- Sumber energi yang efisien PLTMH hanya membutuhkan sejumlah kecil aliran air.
Bahkan dengan debit air beberapa liter/menit dan perbedaan ketinggian 1 m, PLTMH
sudah bisa dibangun. Karena PLTMH merupakan sumber energi yang
terdesentralisasi terletak dekat dengan konsumen, kerugian transmisi dapat
dikurangi. Meskipun demikian, listrik dapat dialirkan sejauh satu mil jauhnya ke lokasi
penggunaan. Biaya pengoperasian dan pemeliharan PLTMH sangat rendah jika
dibandingkan dengan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) atau PLTBM

6
(Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa). Ini juga merupakan teknologi yang tahan
lama dan kuat - sistem dapat hidup selama 50 tahun atau lebih tanpa investasi baru
yang besar (namun umur rata-rata dipertimbangkan untuk tujuan investasi sekitar 30
tahun).
- Sumber listrik yang andal
Air merupakan sumber energi yang andal karena kelangsungannya sebagai penyedia
energi listrik dibandingkan dengan teknologi terbarukan skala kecil lainnya.

- Minim dampak bagi lingkungan


PLTMH berfungsi sebagai ‘run-of-river system,’ yang berarti bahwa air yang melewati
generator diarahkan kembali ke sungai, sehingga dampak relatif minimal atau tidak
berdampak sama sekali pada ekologi sekitarnya.
- Memenuhi kebutuhan listrik untuk negara-negara berkembang
Karena fleksibel, murah dan berumur panjang, negara-negara berkembang dapat
memproduksi dan menerapkan teknologi ini untuk membangun pasokan listrik sangat
dibutuhkan untuk masyarakat kecil dan desa-desa terpencil. Pengembangan PLTMH
dengan memanfaatkan arus sungai dapat menimbulkan manfaat lain seperti
pariwisata, perikanan, irigasi dan pengendalian banjir.

Kelemahan dari PLTMH adalah sebagai berikut:

- Teknologi bersifat spesifik pada tiap situs


Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan bersifat spesifik pada tiap lokasi: jarak dari
sumber listrik ke lokasi di mana energi dibutuhkan, jarak sumber air ke transmisi,
ukuran aliran (termasuk laju aliran dan output), serta keseimbangan komponen
sistem - inverter, baterai, controller, saluran transmisi dan pipa.

- Tidak dimungkinkan untuk melakukan ekspansi energi


Setiap situs memiliki output daya maksimum yang tersedia yang membatasi
peningkatan kapasitas pembangkit listrik dan tingkat ekspansi kegiatan.

- Variasi musim
Di beberapa lokasi, aliran sungai berfluktuasi secara musiman dan ini dapat
membatasi output daya. Selama musim kemarau ada kemungkinan aliran air
berkurang dan output daya menjadi berkurang. Perencanaan dan penyelidikan
komprehensif diperlukan untuk memastikan pembangkit energi dan kebutuhan energi
yang memadai dapat terpenuhi.
Aspek penting yang perlu diperhatikan oleh Bank dalam pertimbangan pembiayaan proyek
PLTMH adalah sebagai berikut:

1. Studi Kelayakan

7
Biasanya studi kelayakan didahului dengan Studi Potensi atau Pra-Studi Kelayakan atau
lebih dikenal dengan Pra-FS. Studi Potensi berisi kajian umum atau penjajakan awal
yang dapat memberikan informasi dan data tentang mungkin tidaknya suatu sungai yang
ada tersebut untuk dipakai sebagai sumber energi pembangkit suatu PLTMH. Pra-FS kan
menunjukkan kelayakan suatu lokasi untuk dilakukan atau mendapatkan prioritas untuk
dilakukan kegiatan studi kelayakan.
Studi Kelayakan (Feasibility Study / FS) mencakup 2 hal utama, yaitu kelayakan teknis
dan kelayakan non-teknis (IMIDAP, 2009).

a. Kelayakan teknis
Aspek Keterangan
Hidrologi Kriteria kelayakan menggunakan formula tertentu
Meliputi pengukuran untuk mengetahui daya yang dapat dihasilkan.
debit minimum yang Bertujuan untuk mengetahui apakah debit air dan
mengalir pada saluran tinggi terjun yang tersedia mampu untuk
air/sungai, debit air pada menggerakkan turbin sesuai dengan daya yang
saat banjir dengan diinginkan.
melakukan pengamatan
visual batas banjir, dan
pengukuran debit air
secara time series, tinggi
terjun (beda tinggi/head)
yang tersedia.
Sipil Kriteria kelayakan adalah syarat minimum yang dimiliki
Mencakup keadaan secara alamiah oleh suatu lokasi potensi PLTMH
topografi, geologi dan untuk dapat dibangun yaitu: Sumber mata air atau
mekanika tanah yang yang memenuhi standar kelayakan hidrologi; Terdapat
akan digunakan untuk aliran sungai dengan debit air (minimal 1.0 - 3.0
bangunan utama dan meter/detik) yang cukup dan diperkirakan dapat
rute saluran air. Data memenuhi standar kelayakan hidrologi; Secara visual
tersebut harus di lokasi terdapat potensi sistem skema PLTMH;
mendukung ke kualitas Kondisi dan stabilitas tanah calon lokasi; Akses ke
bangunan - bangunan lokasi PLTMH dapat digambarkan dengan skema yang
inti yang terdiri atas : jelas dan dapat dijangkau dengan metode tertentu
bendungan, , bak sesuai dengan kebutuhan pembangunannya;
pengendap, saluran Bangunan PLTMH yang akan didirikan tidak
pembawa, bak utama, mengganggu kelestarian lingkungan; Bangunan
saluran pembuang, PLTMH yang akan didirikan tidak menimbulkan
rumah turbin, dan lain- dampak negatif sosial masyarakat yang
lain. berkepanjangan.
Aspek Keterangan
Mekanikal Elektrikal Jenis turbin yang sesuai: 1) Dapat dioperasikan
Bertujuan untuk memilih dengan baik sesuai umur teknis. 2) Mudah
jenis turbin dan dioperasikan oleh operator lokal yang terlatih. 3)

8
komponen elektrik yang Komponen mekanikal elektrikal diprioritaskan buatan
sesuai dalam negeri guna menumbuhkan industri dalam
negeri

b. Kelayakan non-teknis
Aspek Keterangan
Ekonomi/Finansial Kriteria umumnya berdasarkan indikator-indikator kinerja
Untuk meyakinkan bahwa keuangan/ finansial seperti:
biaya pembangunan Internal Rate of Return (IRR); Benefit Cost Ratio (B/C
PLTMH yang dimaksud ratio); Net Present Value (NPV); Cash Flow, dan
masih lebih kecil bila sebagainya.
dibandingan dengan
Total benefit. Total
Benefit ini akan
memberikan “Capital
Asset ” kepada
masyarakat pemilik/
pengguna
Aspek Keterangan
Sosial Budaya Kriteria kelayakan:
Mengkaji dampak 1) Masyarakat mempunyai kemampuan membayar iuran
keberadaan program yang akan disepakati 2) Masyarakat memiliki kemauan
terhadap kehidupan dan kemampuan untuk mengelola PLTMH yang akan
masyarakat setempat, dibangun 3) Masyarakat bersedia untuk mengusahakan
kebiasaan adat setempat, ketersediaan lahan yang dibutuhkan
kehidupan hubungan
sosial dan perekonomian
masyarakat. Studi ini
menunjukkan bahwa
“sosialisasi” kepada
masyarakat dan
konsumen dilakukan
mulai dari tahap
penyusunan program
Lingkungan Untuk komersialisasi, menyampaikan hasil Upaya
Memberikan gambaran Pengelolaan Lingkungan(UKL) dan Upaya Pemantauan
dan untuk meyakinkan Lingkungan (UPL).
kepada instansi terkait
Keterangan: Panduan mereviu dokumen ini dijelaskan
serta masyarakat
pada Dokumen
setempat, bahwa tidak
Lingkungan Hidup yang diterbitkan OJK tahun 2015
ada dampak yang serius
terhadap kerusakan

9
lingkungan sehubungan
dengan akan
dibangunnya PLTMH di
lokasi tersebut. Juga
disampaikan apabila ada
dampak negatif maka
sudah ada program untuk
mengurangi dampak
tersebut

10
Aspek Keterangan
Keberlanjutan Kelayakan dilihat dari semua kriteria-kriteria yang
Memberikan gambaran menyangkut aspek teknis dan non teknis yang
secara menyeluruh dipersyaratkan kelayakan seluruh aspek di atas, dan
bahwa pembangunan mempunyai nilai positif
PLTMH di lokasi
dimaksud layak untuk
diwujudkan. Kesimpulan
layak atau tidaknya ini
merupakan hasil
kesimpulan studi
kelayakan berbagai
aspek yang terkait
dengan pembangunan
suatu PLTMH di lokasi
dimaksud yang
mencakup aspek teknis
seperti sipil, mekanikal,
elektrikal, jaringan,
maupun non teknis
seperti aspek sosial
budaya, ekonomi,
kelembagaan dan
lingkungan

2. Perizinan
Perizinan terkait proyek PLTMH meliputi banyak pihak. Dalam hal ini
seharusnya Bank bukan hanya memperhatikan keberadaan izin, namun
juga substansi dari dokumen perizinan. Izin yang harus diperoleh antara
lain: Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (IUPTL), Izin lokasi, izin pinjam
kawasan hutan (jika melewati hutan), dan izin mendirikan bangunan (IMB).

3. Appointment Letter dari PLN


Penting karena menjadi dasar adanya kebutuhan listrik yang bisa dipasok
oleh PLTMH di kawasan tersebut.

4. Pembebasan Lahan atau Sewa Lahan


Proses konstruksi dapat berjalan lancar jika semua lahan dan akses menuju
lokasi sudah dibebaskan, atau jika sewa, maka sudah diperoleh izin sewa
lahan. Aspek ini penting karena biasanya menyangkut banyak pihak karena
tanah bisa dimiliki oleh perorangan, adat, pemda, kementrian kehutanan.

5. Pengajuan IUPTL
IUPTL juga hal penting karena dipersyaratkan oleh PLN sebagai pembeli
daya listrik sebelum keluarnya PPA. Persyaratan pengajuan IUPTL adalah:
- Persyaratan Administratif, meliputi identitas & profil pemohon,
pengesahan badan hukum, NPWP, kemampuan pendanaan
11
- Persyaratan Teknis, meliputi Studi Kelayakan, izin lokasi, single line
diagram, jenis dan kapasitas usaha, jadwal pembangunan dan
pengoperasian, persetujuan harga jual listrik/sewa (PPA)
- Persyaratan Lingkungan, yang mengacu pada Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dalam proses pelaksanaan usaha
dan/kegiatan yang telah mendapatkan izin, pelaku usaha diharuskan
untuk melakukan pelaporan, termasuk di dalamnya data pelaksanaan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, sesuai dengan persyaratan
dokumen lingkungan (UKL/UPL).

6. Puchasing Power Agreement (PPA)


PPA merupakan dokumen penting karena menyangkut sumber pendapatan
utama dari pembangunan proyek PLTMH. Harga jual listrik sudah ditetapkan
melalui kebijakan pemerintah (feed in tariff). Berikut ini adalah tarif sesuai
Permen yang berlaku saat ini, yaitu Permen ESDM No. 19/2015.

Tegangan Harga Pembelian Lokasi / Wilayah dan Faktor


Jaringan (cent USD/kwh) (F)
Listrik Tahun 1 sd Tahun 9 sd
(Kapasitas 8 20
Pembangkit)
Tegangan 12,00 x F 7,50 x F Jawa, Bali dan Madura (1,00)
Menengah Sumatera (1,10)
(sd 10MW) Kalimantan dan Sulawesi
(1,20)
NTB dan NTT (1,25)
Maluku dan Maluku utara (1,3)
Papua dan Papua Barat (1,60)
Tegangan 14,4 x F 9,00 x F Jawa, Bali dan Madura (1,00)
Rendah (sd 250 Sumatera (1,10)
kw) Kalimantan dan Sulawesi
(1,20)
NTB dan NTT (1,25)
Maluku dan Maluku utara (1,3)
Papua dan Papua Barat (1,60)
Tabel 1. Feed In Tariff

Perlu diketahui bahwa sejak Permen ESDM No. 19 tahun 2015 berlaku
sampai saat ini, belum terdapat PPA yang ditanda tangani dan diterbitkan
oleh PLN (vakum). Dengan demikian, PPA yang sudah terbit dan beredar
adalah PPA yang masih mengacu ke Permen ESDM yang lama yaitu No.
12 Tahun 2014 sebagaimana diubah No. 22 Tahun 2014.

12
Berikut adalah perbedaan antara Permen ESDM No. 19 Tahun 2015
dengan No. 12 dan 22 Tahun 2014:
Keterangan Permen ESDM No. 12 Tahun Permen ESDM No. 19
2014, sebagaimana dirubah Tahun 2015
menjadi
Permen ESDM No. 22 Tahun
2014.
Harga 8 tahun < 10 MW = Rp1.075/Kwh X F < 10 MW =
pertama USD12,00/Kwh X F
< 250 kW = Rp1.270/Kwh X F < 250 kW =
USD14,40/Kwh X F
Permohona - Perlu dilampirkan
n sebagai Pernyataan tidak ada
pengelola masalah perizinan di
tenaga air untuk pemerintah daerah
pembangkit
listrik

Berikut adalah 5 (lima) alasan mengapa Perjanjian Pembelian Tenaga


Listrik (PPA) PLN penting:

a. PPA merupakan dasar untuk menentukan aliran pendapatan untuk proyek


energi terbarukan skala kecil dalam hal penjualan (kWh), harga (Rp / kWh),
aliran pembayaran, dan durasi (tahun).
b. PLN adalah satu-satunya pembeli keluaran proyek tenaga listrik swasta
energi terbarukan.
c. Penandatanganan PPA merupakan tonggak penting dalam proses
pembangunan. PPA menentukan jadwal pelaksanaan proyek (pembiayaan,
konstruksi, uji fungsi, tanggal tenggat waktu operasi komersial), kondisi
operasi, dan tanggung jawab.
d. PPA akan mewajibkan semua izin dan persetujuan yang berlaku sebagai
“syarat tangguh” untuk PPA agar berlaku.
e. Dengan menandatangani PPA, PLN tidak bertanggung jawab untuk
kelayakan teknis dan keuangan proyek. Oleh karena itu, sponsor dan
penyandang danalah yang menanggung semua risiko yang terkait dengan
desain, konstruksi dan operasi proyek

Aspek penting dalam evaluasi kredit proyek PLTMH

Bank tidak perlu khawatir dengan risiko kredit proyek PLTMH karena sudah
tersedia perangkat due dilligence. Buku Pedoman Energi Bersih untuk
lembaga jasa keuangan yang diterbitkan OJK menjelaskan secara rinci dan
menyediakan butir-butir yang akan diperiksa dalam due dilligence. Secara
umum, terdapat 3 (tiga) aspek penting dalam mereviu kelayakan pembiayaan
proyek PLTMH.
a. Aspek teknis dan lingkungan.
13
Mencakup kualitas pembangkit, mesin, peralatan, dan data-data
pendukung proyek PLTMH agar bisa berjalan secara berkelanjutan.
Kualitas data sangat mempengaruhi aspek ini. Untuk itu perlu
diperhatikan kredibilitas konsultan yang menyusun FS dan juga validitas
FS apakah mencerminkan kondisi terkini. Aspek yang perlu
dipertimbangkan termasuk aspek lingkungan. Bank mungkin tidak
memiliki kapasitas untuk menelaah masalah teknis dan lingkungan, oleh
karena itu Bank dapat menyewa konsultan independen untuk
memperoleh pendapat obyektif. Aspek organisasi proyek juga perlu
ditelaah untuk memastikan apakah posisi manajemen kunci diisi oleh
orang-orang yang kompeten.

b. Aspek keuangan
Secara umum, komponen biaya untuk proyek PLTMH mencakup
kelompok sebagai berikut:
a. Biaya pra investasi Ini sepenuhnya menjadi beban IPP, mencakup
biaya studi kelayakan dan perizinan
b. Biaya investasi. Meliputi biaya pekerjaan sipil, pekerjaan mekanikal
elektrikal, pengembangan dan biaya lingkungan. Biaya lingkungan
perlu mendapat perhatian apakah IPP sudah mengantisipasi biaya
terkait aspek lingkungan dan sosial, misalnya reboisasi setelah
pembangunan.
c. Biaya operasi dan pemeliharaan
Merupakan biaya yang dikeluarkan selama PLTMH beroperasi, terdiri
dari biaya tetap dan variable
d. Biaya bunga pinjaman
e. Ini biaya pinjaman yang dikenakan oleh Bank selama masa
konstruksi

Tabel berikut ini menunjukkan persentase komponen biaya dari total biaya:

Komponen Persentase
Biaya pra investasi 2 - 5%
Biaya investasi 80 – 90 %
Biaya operasi dan pemeliharaan 1 – 4%
Biaya bunga pinjaman 10 – 13%
Tabel 2. Biaya proyek PLTMH
Sumber: dari berbagai sumber

Bank umumnya menyediakan pendanaan sebesar 70% dari biaya


investasi. Bagian 30% disediakan oleh sponsor proyek.

Tools yang dapat digunakan sama seperti analisa keuangan pada


umumnya menggunakan NPV dan IRR. IRR yang umum diperoleh dari
proyek ini berkisar dari 14% - 17,5%.

14
Dalam analisis keuangan perlu diperhatikan:

A. Asumsi yang digunakan, jika asumsi yang digunakan tidak tepat,


maka akan menghasilkan proyeksi keuangan menjadi salah.
Misalnya asumsi suku bunga, kurs, capacitiy factor, yang umum
digunakan adalah 60%. Capacity factor ini biasanya bervariasi antara
40% sampai 80%, dengan rata-rata 60%. Penentuan asumsi
capacity factor tentunya terkait dengan analisis hidrologi.
B. Kelengkapan struktur biaya dan pendapatan untuk mempredikasi
arus kas masuk dan keluar dalam proyeksi keuangan
C. Potensi pembengkakan biaya
D. Analisis sensitivitas untuk menguji asumsi yang digunakan dan untuk
melihat sejauh mana proyek masih bisa berjalan apabila terdapat
gangguan, misalnya penurunan produksi yang berakibat pada
penurunan pendapatan.

Ilustrasi Analisa Keuangan


Berikut ini diberikan ilustrasi perhitungan IRR untuk analisa proyek PLTMH.
Data-data mengenai proyek adalah sebagai berikut:

Kapasitas Pembangkit KW 10,000

Capacity factor Capacity factor 60%

Biaya Investasi US$1000 / KW $ 2,000


Total investasi 10 MW $ 20,000,000
Beban Operasi & % of investment 1.00%
Pemeliharaan
Beban Bunga % of investment 7.00%

1 Tahun Hari 360

1 Hari Jam 24

BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
• PLTMH adalah pembangkit listrik berskala kecil dengan output antara
1MW – 10 MW yang memanfaatkan aliran air sebagai sumber tenaga.
15
Prinsip kerja PLTMH yaitu memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit air
per detik yang ada pada aliran atau sungai.
• Prinsip kerja PLTMH yaitu memanfaatkan beda tinggi dan jumlah debit
air per detik yang ada pada aliran atau sungai. Air yang mengalir lalu
diteruskan oleh saluran pembawa lalu akan memutar poros turbin sehingga
menghasilkan energi mekanik. Turbin air akan memutar generator dan
menghasilkan listrik. PLTMH termasuk sumber energi terbarukan termasuk
ke dalam energi bersih karena ramah lingkungan.
• Keterlibatan Bank dalam pembiayaan proyek PLTMH merupakan
peluang bagi bank dalam program tanggung jawab sosial yang juga
sekaligus berkontribusi pada pengembangan portfolio kreditnya. Proyek
PLTMH bermanfaat untuk membangun ketersediaan listrik di kawasan-
kawasan yang terpencil yang belum terjangkau baik oleh distribusi jaringan
PLN.

B.SARAN
Demikian lah tugas ini kami buat berdasarkan analisis kelompok kami dari
jurnal-jurnal yang tersedia, untuk itu kami menyadari adanya banyak kesalahan
selama proses pembuatannya, dan kami terbuka atas kritik dan saran saudara
guna penyempurnaan tugas ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Jamali, Firman (2014). Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga


Minihidro Berbantuan Program Turbnpro Di Desa Sinar Pekayau
Kecamatan Sepauk Kabupaten Sintang.Jurnal Untan,1(01).
16
http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jteuntan/article/view/5556

2. Modul pelatihan.Pembiayaan Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro.

17

Anda mungkin juga menyukai