Anda di halaman 1dari 21

“PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK MICRO HIDRO”

DISUSUN OLEH:
SURYA BASKARA JAYA
219190054

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang
Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Sidrap, 03 Desember 2022

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH......................................................................................
I.2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
I.3. TUJUAN................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................
2.1. PENGERTIAN PLTMH.......................................................................................................
2.2. PENGERTIAN AIR..............................................................................................................
2.3. PENGERTIAN ENERGI LISTRIK......................................................................................
2.4. DESIGN MYCROHIDRO....................................................................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN............................................................................................
3.1. PENGERTIAN PLTMH.......................................................................................................
3.2. PRINSIP KERJA PLTMH....................................................................................................
3.3. BAGIAN-BAGIAN PLTMH..............................................................................................
3.4. PERENCANAAN DALAM MEMBANGUN PLTMH.....................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................................................................................
4.1. KESIMPULAN...................................................................................................................
4.2. SARAN...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abad 21 perkembangan dan kemajuan teknologi sangat pessat yang begitu
membutuhkan sumber energi atau tenaga untuk menggerakkan kemajuan tersebut.
Salah satu kebutuhan yang sudah dianggap menjadi kebutuhan pokok setiap
masyarakat di dunia adalah energi listrik. Listrik sangat mempengaruhi kemajuan
suatu bangsa atau listrik bisa menjadi titik tolak ukur kemajuan suatu bangsa,
semakin besar penggunaan energi listrik di suatu Negara maka semakin maju pula
Negara tersebut. Salah satu penggunaan listrik yang paling utama adalah pada
sector penerangan. Kebutuhan akan penerangan semakin lama akan berkembang
semakin banyak seiring pertumbuhan penduduk di dunia terutama di Negara
Indonesia. Di Indonesia masih banyak terdapat desa-desa atau perkampungan
yang belum dialiri listrik terutama di daerah-daerah terpencil. Hal itu terjadi
karena beberapa hal diantaranya sulitnya akses untuk mencapai perkampungan
tersebut dan biaya untuk instalasi listrik menjadi sangat besar.
Kemajuan teknologi yang ada saat ini dan juga adanya potensi pembangkit
listrik di daerah terpencil terutama dari potensi air yang begitu melimpah oleh
karena itu dikembangkanlah pembangkit listrik skala kecil yang disebut
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang diharapkan mampu
mensuplai energi listrik ke rumah warga dan dengan itu dijadikan sebagai
kampung yang mandiri dengan pembangkit listriknya sendiri. Dengan PLTMH ini
diharapkan masyarakat mampu meningkatkan kesejahteraan hidupnya,
melaksanakan beberapa aktifitasnya dengan mudah baik itu untuk kebutuhan
pertanian, Ekonomi, Sosial dan sebagainya. Agar tidak lagi tertinggal dari daerah
lain. Peningkatan kebutuhan suplai daya ke daerah-daerah pedesaan di sejumlah
negara, sebagian untuk mendukung industri-industri dan sebagian untuk
menyediakan penerangan di malam hari. Kemampuan pemerintah yang terhalang
oleh biaya yang tinggi untuk perluasan jaringan listrik, dapat membuat
Mikrohidro memberikan sebuah sebuah alternatif ekonomi ke dalam jaringan. Hal
ini dikarenakan Skema Mikrohidro yang mandiri dapat menghemat dari jaringan

4
transmisi, karena skema perluasan jaringan tersebut biasanya memerlukan biaya
peralatan dan pegawai yang mahal. Dalam kontrak, Skema Mikro Hidro dapat
didisain dan dibangun oleh pegawai lokal, dan organisasi yang lebih kecil, dengan
mengikuti peraturan yang lebih longgar dan menggunakan teknologi lokal, seperti
untuk pekerjaan irigasi tradisional atau mesin-mesin buatan lokal. Pendekatan ini
dikenal sebagai Pendekatan Lokal.
Potensi sumber daya air yang melimpah di Indonesia karena banyak
terdapatnya hutan hujan tropis, membuat harus bisa mengembangkan potensi ini,
karena air adalah sebagai sumber energi yang dapat terbarukan dan alami. Bila hal
ini dapat terus dieksplorasi, konversi air menjadi energi listrik sangat
menguntungkan bagi negeri ini. Di Indonesia telah terdapat banyak sekali
PLTMH dan waduk untuk menampung air, kemampuan mengembangkan
PLTMH menjadi lebih baik dan efisien sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan
air yang melimpah sebagai sumber energi listrik.

1.2 Rumusan Masalah


Hal-hal yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:
1. Bagaimana prinsip kerja PLTMH?
2. Apa saja bagian-bagian PLTMH?
3. Bagaimana perencanaan dalam membangun PTLMH?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah tentang pembangkit listrik tenaga mikrohidro
adalah:
1. Mengetahui prinsip kerja PLTMH
2. Mengetahui bagian-bagian PLTMH
3. Mengetahui perencanaan dalam pembangunan PLTMH

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian PLTMH


Mikrohidro berasal dari kata mikro dan hidro. Mikro artinya kecil
sedangkan hidro artinya air. Pembangkit Lisrik Tenaga Mikrohidro adalah istilah
yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang menggunakan energi air.
Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil
listrik adalah yang memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi.
Pembangkit listrik kecil yang dapat menggunakan tenaga air dengan cara
memanfaatkan tinggi terjunan/head (dalam meter) dan jumlah debit airnya
(m3/detik). Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi
maka semakin besar energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik. PLTMH umumnya merupakan pembangkit listrik jenis run of river dimana
head diperoleh tidak dengan cara membangun bendungan besar, melainkan
dengan mengalihkan aliran air sungai ke satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya
mengalirkannya lagi ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang
diperlukan sudah diperoleh. Pembangkit listrik tenaga air dibawah 200 kW
digolongkan sebagai PLTMH.
Mikrohidro dibangun berdasarkan adanya air yang mengalir di suatu
daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu
kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda
ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah head.
Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources dengan terjemahan bebasnya
yaitu ”energi putih”. Sebab instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan
sumber daya yang disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan
bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air
mengalir. Dengan perkembangan teknologi sekarang maka energi aliran air
beserta energi dari pengaruh perbedaan ketinggian dengan daerah tertentu (tempat
instalasi yang akan dibangun) akan dapat diubah menjadi energi listrik.
Persamaan konversinya adalah:

1
Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss) atau Daya yang
keluar = Daya yang masuk × Efisiensi konversi.
Persamaan tersebut biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan
yang kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro,
adalah daya kotor (Pgross). Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih
(Pnet). Semua efisiensi dari konstruksi dan instalasi dari PLTMH disebut Eo.
Pnet = Pgross ×Eo kWatt
Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q) dan
juga dikalikan dengan sebuah faktor percepatan grafitasi (g = 9.8), sehingga
persamaan dasar dari pembangkit listrik adalah:
Pnet = g ×Hgross × Q ×Eo kWatt
Dimana:
- Head dalam meter
- Debit air dalam m3/s.
Dan Eo terbagi sebagai berikut:
Eo = Ekonstruksi sipil × Epenstock × Eturbin × Egenerator × Esistem
kontrol × Ejaringan × Etrafo
Biasanya:
- Ekonstruksi sipil : 1.0 - (panjang saluran × 0.002 ~ 0.005)/ Hgross
- Epenstock : 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)
- Eturbin : 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)
- Egenerator : 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasisitas generator)
- Esistem control : > 0.97
- Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)
- Etrafo : 0.98

2
Gambar 1. Skematik Perhitungan Efisiensi PLTMH

Ekonstruksi sipil dan Epenstock biasa diperhitungkan sebagai ‘Head Loss


(Hloss)/kehilangan ketinggian’. Dalam kasus ini, persamaan diatas dirubah ke
persamaan berikut.
Pnet= g ×(Hgross-Hloss) ×Q ×(Eo – Ekonstruksi sipil - Epenstock ) kW
Persamaan sederhana ini adalah inti dari semua desain pekerjaan pembangkit
listrik. Ini penting untuk menggunakan unit-unit yang benar.

2.2 Pengertian Air


Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain.Air menutupi hampir
71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³)
tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-
lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir
sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air
dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui
penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata
air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis
terbalik, suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan
melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse
Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai
dengan bahan baku air laut. Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan
persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada

3
kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan
Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam
ketiga wujudnya tersebut.Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat
menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut
konflik.ndonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air
sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air.

2.3 Pengertian Energi Listrik


Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan
listrik/energi yang tersimpan dalam arus listrik dengan satuan amper (A)dan
tegangan listrik dengan satuan volt (V) dengan ketentuan kebutuhan konsumsi
daya listrik dengan satuan Watt (W)untuk menggerakkan motor, lampu
penerangan, memanaskan, mendinginkan ataupun untuk menggerakkan kembali
suatu peralatan mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.
Energi yang dihasilkan dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air,
minyak, batu bara, angin, panas bumi, nuklir, matahari, dan lainnya. Energi ini
besarnya dari beberapa Joule sampai ribuan hingga jutaan Joule.

2.4 Design Mycrohidro

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Prinsip Kerja PLTMH


Secara teknis PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (hydro),
turbin, dan generator. Prinsip kerja dari PLTMH sendiri pada dasarnya sama
dengan PLTA hanya saja berbeda kapasitasnya atau besarnya. PLTMH pada
prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian atau sudut kemiringan dan jumlah
debit air per detik yang ada pada saluran irigasi, sungai, maupun air terjun. Aliran
air akan memutar turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik. Energi
mekanik turbin akan memutar generator dan generator menghasilkan listrik.
Skema prinsip kerja PLTMH dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2. Prinsip Kerja PLTMH

Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan


untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak
PLTMH. Bendungan ini perlu dilengkapi dengan pintu air dan penyaring sampah
(filter) untuk mencegah masuknya kotoran maupun endapan lumpur. Bendungan
sebaiknya dibangun pada dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir. Di
dekat bendungan dibangun bangunan pengambil (intake), kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan saluran pembawa yang berfungsi mengalirkan air dari intake.
Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk

1
mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau
tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam pengendap. Kolam ini
berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran sehingga air yang
masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibangun dengan cara memperdalam
dan memperlebar saluran pembawa dan menambahnya dengan saluran penguras.
Bak penenang / bak penampungan juga dibangun untuk menenangkan
aliran air yang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat.
Bak ini dibuat dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke rumah
turbin untuk menghemat pipa pesat. Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum
masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial air di kolam penenang diubah
menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Biasany a terbuat dari pipa
baja yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa ini
harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya.
Pondasi dan dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu dirancang
sesuai dengan kondisi tanah.
Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam
sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari
pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan
pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian
inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan
penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade
(komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja dengan kekuatan tarik tinggi
yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran air akan memutar runner dan
menghasilkan energi kinetik yang akan memutar poros turbin. Energi yang timbul
akibat putaran poros kemudian ditransmisikan ke generator. Seluruh sistem ini
harus balance, turbin harus dilengkapi casing yang berfungsi mengarahkan air ke
runner. Pada bagian bawah casing terdapat pengunci turbin. Bantalan (bearing)
terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros dan berfungsi untuk menyangga poros
agar dapat berputar dengan lancar.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat
diubah menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro

2
adalah generator sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat
berupa sistem transmisi langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan
poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi daya tidak
langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara
dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak,
mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-
benar lurus dan putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar poros
turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling
fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran.
Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam penggunaan
generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator tidak perlu
sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa digunakan
untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt digunakan untuk
skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan pada sistem ini
adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh generator dapat
langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik menuju rumah
konsumen.
Untuk menghitung potensi daya yang dimiliki oleh suatu sungai atau
sumber aliran air yang akan dijadikan PLTMH digunakan rumus persamaan
berikut:
P = g . Q . Hn . η
Dengan:
P = daya (Watt)
Q = debit aliran (m3/s)
Hn = beda ketinggian (m)
g = percepatan gravitasi ( 9.8 m/s2)
η = efisiensi keseluruhan

3.2 Bagian-Bagian PLTMH


1. Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)

3
Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah
pembuka di bagian sisi sungai (‘Intake’ pembuka) ke dalam sebuah bak
pengendap (Settling Basin).

Gambar 3. Diversion Weir dan Intake

2. Headrace (Saluran Pembawa)


Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga
elevasi dari air yang disalurkan.

Gambar 4. Headrace
3. Headtank (Bak Penenang)
Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan
keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, juga berfungsi untuk
menengkan air sebelum masuk penstok serta untuk pemisahan akhir
kotoran dalam air seperti pasir, kayu kayuan.

4
Gambar 5. Headtank

4. Penstock (Pipa Pesat/Penstock)


Penstock atau pipa pesat adalah pipa yang menyalurkan air
kemudian dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah
roda air, sehingga menimbulkan air berkecepatan tinggi untuk memutar
turbin.

Gambar 6. Pipa Penstock

5. Turbin
Turbin merupakan sebuah konstruksi mekanik yang akan berputar
ketika terkena air dengan kecepatan tinggi. Turbin inilah yang akan
dikopel dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator
akan berputar dan menghasilakan energi listrik. Ada beberapa jenis
turbin yang biasa digunakan Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenisjenis turbin, khususnya
untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis
turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-
parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin terutama
ketinggian head.

5
Jenis Turbin Variasi Head
Kaplan 2 < H < 20
Propeller 2 < H < 20
Francis 10 < H < 350
Crossflow 6 < H < 100
Pelton 50 < H < 1000
Turgo 50 < H < 250

Gambar 7. Turbin Pelton Gambar 8. Turbin Kaplan

Gambar 9. Turbin Francis Gambar 10. Turbin Crosflow

6
Gambar 11. Turbin Propeller

6. Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada
pembangkit listrik yaitu:
1. Generator sinkron, system eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)
dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing). Generator
sinkron merupakan mesin listrik bolak balik yang engubah energi
mekanik menjadi energi listrik arus bolak balik. Energi mekanik
diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yag terkopel dengan
rotor generator, sedangkan energi listrik diperoleh diperoleh dari
proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor dan
kumparan stator. Mesin listrik AC ini disebut sinkron karena rotor
berputar secara sinkron atau berputar dengan kecepatan yang sama
dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet putar.
2. Induction motor sebagai generator (IMAG) sumbu vertical, pada
perencanaan turbin propeller open flume. Generator induksi
merupakan salah satujenis generator AC yang menerapkan prinsip
motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi
dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara mekanis lebih
cepat daripada kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip negatif.
Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan sebagai sebuah
generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi sangat
berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik mikrohidro,

7
turbin angin, atau untuk menurunkan aliran gas bertekanan tinggi ke
tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan energi
denganpengontrolan yang relatif sederhana. Generator induksi adalah
generator yang menggunakan prinsip induksi elektromagnetik dalam
pengoperasiannya. Generator ini dapat bekerja pada putaran rendah
serta tidak tetap kecepatannya, sehingga generator induksi banyak
digunakan pada pembangkit listrik dengan daya yang rendah seperti
pada pembangkit listrik tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik
tenaga baru.

Gambar 12. Generator Sinkron Gambar 13. Generator Induksi

7. Rumah pembangkit/ Power house


Rumah pembangkit adalah rumah tempat semua peralatan mekanik
dan elektrik PLTMH. Peralatan Mekanik seperti Turbin dan Generator
berada dalam Rumah Pembangkit, demikian pula peralatan elektrik
seperti kontroler dan panel.

Gambar 14. Power House

8
3.3 Perencanaan Dalam Membangun PLTMH
1. Masyarakat berunding untuk membuat kesepakatan dan rencanabersama.
2. Mengajak ahli untuk melakukan survey lapangan tentang potensi aliran air
untuk PLTMH, termasuk mengukur debit dan ketinggian air (sering
disebut head).
3. Menilai dampak lingkungan yang akan diakibatkan oleh pembangunan
PLTMH.
4. Menghitung kebutuhan listrik masyarakat yang akan memanfaatkan. Hal
ini penting dilakukan karena kapasitas PLTMH tak terlalu besar, sehingga
perlu perhitungan yang cermat untuk menghindari konflik masyarakat.
5. Menghitung biaya yang diperlukan (pembelian seperangkat turbin,
pembangunan sipil, jaringan, dan sebagainya).
6. Berunding untuk memikirkan dari mana biaya akan didapat, apakah
swadaya, bantuan, atau semi-swadaya.
7. Setelah pembangunan fisik PLTMH, maka pengelolaan dan perawatan
merupakan hal yang sangat penting. Perangkat PLTMH (turbin, generator)
dan bangunan fisik pendukungnya (bendungan, saluran air, bak
penampung, jaringan listrik dan rumah turbin) memerlukan perawatan.
Disamping maanfaatnya yang besar, listrik juga berbahaya sehingga perlu
kehati-hatian menggunakannya. Perlu dipertimbangkan bagaimana cara
merawatnya dan jika ada kerusakan.
8. Perancangan sistem PLT Mikrohidro.
Pemilihan lokasi dan layout dasar merupakan hal yang paling utama
dalam perencanaan PLTMH. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro
(PLTMH) pada dasarnya memanfaatkan energi potensial air Gatuhan air).
Semakin tinggi jatuhan air (head) maka semakin besar energi potensial air
yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografts yang
memungkinkan, tinggi jatuhan air ( head ) dapat pula diperoleh dengan
membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Secara umum
lay-out sistem PLTMH merupakan pembangkit jenis run off river,
memanfaatkan aliran air permukaan (sungai). Komponen sistern PLTMH
tersebut terdiri dari bangunan intake (penyadap) – bendungan, bak pengendap

9
dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah pembangkit dan saluran
pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan pengembangan PLTMH
dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran air akan dibawa ke
turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk rnendapatkan tinggi
jatuhan (head) optimum dan aman dari banjir.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga mikrohidro merupakan salah satu sumber energi
terbarukan yang memiliki potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara
Indonesia. Karena Negara memiliki begitu banyak sungai dan hutan hujan tropis
sebagai penyedia sumber energi tersebut. Tergantung pada upaya untuk
memaksimalkannya terutama di kawasan pedesaan yang belum tersentuh aliran
listrik. Dengan adanya PLTMH diharapkan suatu desa mampu menjadi desa yang
mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan adanaya sumber listrik di desa
tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa tersebut di berbagai
sector kehidupan.

4.2 Saran
Pembuatan mikrohidro harus segera dibangun secara besar-besaran,
tujuannya untuk mengurangi penggunaan PLTD dan meningkatkan produksi
energi di Indonesia. Dalam pembuatan PLTMH harus sesuai dengan amdal yang
telah ditetapkan oleh pemerintah.

1
DAFTAR PUSTAKA

Jack, Fritz.1984. Small and Mini Hydropower System, McGraw-Hill. New York.
Dandekar, M.M. Sharma.2001. Pembangkit Listrik Tenaga Air. UIP:Jakarta.
PUIL. 2000. Peraturan Umum Instalasi Listrik. PLN:Jakarta.
___http://www.litbang.esdm.go.id/ (Diakses pada 21 Oktober 2015)
___http://ezkhelenergi.blogspot.com/ (Diakses pada 21 Oktober 2015)

Anda mungkin juga menyukai