Dosen Pengampu :
Syahrizal,S.T.,M.T
Disusun Oleh :
Wahyu Riyantoni
1820305008
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembangkit
Listrik Tenaga Air Dan Mikro Hidro ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Energi Baru dan Terbarukan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Panas Bumi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahrizal, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Wahyu Riyantoni
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) secara umum.............................3
2.1.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)..........................3
2.1.2 Prinsip PLTA dan konversi energi.....................................................4
2.1.3 Alur proses pembangkitan energi listrik pada PLTA.........................6
2.1.4 Komponen utama penyusun PLTA....................................................7
2.1.5 Klasifikasi Turbin Air......................................................................10
2.1.6 Pemilihan jenis turbin air.................................................................15
2.2 Pembangkit listrik tenaga mikro hidro....................................................18
2.2.1 Prinsip Kerja PLTMH.....................................................................19
2.2.2 Bagian-bagian dari sistim PLTMH..................................................21
2.2.3 Perancangan sistim PLTMH............................................................25
2.2.4 Perhitungan Teknis dalam pembangunan PLTMH..........................27
2.3 Keuntungan dan kerugian........................................................................29
2.3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air........................................................29
2.3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.........................................30
BAB III..................................................................................................................31
3.1 Kesimpulan..............................................................................................31
3.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga air adalah
1.1 Latar belakang
salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik.
Pembangkit ini merupakan salah satu sumber
energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi
pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia,
selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia
banyak dikembangkan. Hal ini karena
persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di
Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk
menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air
ini salah satunya disebabkan potensi air yang
ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang
diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan biaya produksi
yang murah pada listrik di Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah
satu sumber pembangkit listrik tertua yang
pernah ditemukan. Pembangkit tinggi tenaga
air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun)
menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energy mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
1
675.000 bahan bakar minyak merupakan sumber
MW ,setara energi utama di dunia. Pengembangan PLTA
dengan 3,6 tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu
milyar barrel progresnya berjalan lambat. Sedangkan
minyak atau sekarang, pengembangan PLTA mulai di
samadengan tinjau ulang karena penggunaan
24%
kebutuhan
listrik dunia
yang
digunakan
oleh lebih 1
milyar orang.
PLTA
termasuk jenis
pembangkitan
hidro. Karena
pembangkitan
ini
menggunakan
air untuk
kerjanya.
PLTA
mulai
dikembangkan
di Indonesia
secara
bertahap pada
tahun 1900.
Masa itu
merupakan era
dimana
penggunaan
2
bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan
persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu pembangkit listrik yang
memanfaatkan sumber energy air sebagai sumber energy utamanya. “Bahan bakar
untuk PLTU adalah batu bara. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat
mengatakan bahwa bahan bakar PLTA adalah air.”(Dandakar dan Sharma,
1991:7). Sumber energy air merupakan sumber energy alternative yang dapat
diperbarui, karena air mengalir terus menerus mengisi ulang melalui siklus
hidrologi bumi. “hidrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan
dengan proses yang menyangkut masalah penyusutan dan penambahan sumber
tenaga air di dan pada permukaan bumi untuk setiap tahapan keberadaannya.”
(Dandakar dan Sharma, 1991 :16). Air yang bergerak dan mengalir akan
menghasilkan energi, energi tersebut bergantung pada volume aliran beda
ketinggian. Energi kinetic serta energi potensial dari aliran air sungai yang
ditampung dalam waduk akan dialirkan melalui kanal melewati turbin, yang
kemudian akan menabrak sudu-sudu pada turbin yang menyebabkan turbin
berputar. Perputaran turbin akan menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik
tersebut dapat membangkitkan energi listrik dengan bantuan generator. Energi
listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan istilah
hidroelektrik.
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi
mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis
ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi, yaitu:
a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya
energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air
sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v2
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan
turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi
potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan:
Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan
energi listrik sesuai persamaan:
W=V.I.t
Dimana:
W : Energi Listrik (joule)
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)
Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar ditampung dalam
waduk yang ditunjan dalam betuk bangunan bendungan. Air tersebut dialirkan
melalui saringan power intake. Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (penstock).
Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa
dipasang katup utama (Main Stop Valve).
a. Bendungan
Berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk men-ciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi. Di antara jenis-jenis bendungan dapat disebut:
bendungan busur, bendungan gravitasi, bendungan urugan, bendungan
kerangka baja, dan bendungan kayu. Sedangkan dari jenis bendungan
urugan dikenal bendungan urugan batu dan bendungan urugan tanah.
Bendungan gravitasi pada asasnya menahan kekuatan-kekuatan luar, seperti
tekanan air dan lain sebagainya, dengan beratnya, dan beban matinya.
Kebanyakan bendungan di Indonesia seperti jenis ini.
Dilihat dari segi dinamikanya, bendungan busur menahan kekuatan-
kekuatan luar terutama dengan aksi kekuatan busur. Dilihat dari struktur dan
bentuknya, bendungan busur dapat dibagi dalam jenis jari konstan, jenis
sudut konstan dan jenis kubah. Bendungan rongga memiliki struktur yang
dapat menahan gaya luar pada bidang atau busur berganda dan menyalurkan
gaya ini ke pondasi melalui sangganya. Bendungan ini umumnya dibuat dari
beton bertulang.
Gambar 2 Bendungan/dam
b. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa
lepas (draft tube), alat pengaman, poros, dan bantalan (bearing). Menurut
momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi
dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air,
sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam
sudu.
c. Penstock/Pipa pesat
Pipa penstock adalah pipa tekan yang digunakan untuk mengalirkan air dari
da, ke turbin. Fungsi penstock didisain untuk dapat menahan tekanan
pukulan air (water hammer) yang ditimbulkan oleh akibat katup turbin
ditutup secara tiba-tiba.
d. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor
dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan
dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan
selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin,
sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar.
f. Switch yard
Switch yard adalah sekumpulan perangkat yang diletakkan di sebuah
lapangan dengan fungsi sebagai pemutus dan penghubung serta pengaman
aliran listrik yang berada di wilayah PLTA, maupun aliran yang akan
didistribusikan melalui system interkoneksi.
1) Turbin impuls
Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama, karena tekanan
air yang keluar dari nozzel tekanannnya sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan yang dimiliki oleh
aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari turbin
impuls ini adalah sebagai berikut:
a) Turbin pelton
Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau
lebih alat yang disebut nozzle. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis
turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok
digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu
dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah
sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa
membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping.
Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa
diperkecil dan ember sudu lebih kecil.
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih
kurang 150 m tetapi untuk skala mikro, head 20 m sudah mencukupi.
(Sahid, 2006).
b) Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
Pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar
turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikan efisiensi
total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Gambar 7 turbin turgo
c) Turbin Open
Flume
Turbin Open Flume merupakan salah satu jenis turbin reaksi (propeller),
dimana perbedaan antara tekanan inlet dan outlet digunakan untuk
mendapatkan daya poros. Prinsip kerja turbin Open Flume sangat
sederhana. Air yang memiliki energi potensial masuk ke dalam ruang
turbin melalui guide vane selanjutnya memutar propeller. Sehingga
menghasilkan daya turbin. Daya turbin kemudian diteruskan oleh poros
menuju alternator untuk diubah ke dalam energi listrik, air yang telah
memutar propeller keluar melalui draft tube.
Ns = 5/4 H . P . N rpm
Dimana :
NS = kecepatan spesifik
N = kecepatan putaran turbin (rpm)
P = maksimum turbin output (kW)
H = head efektif (m)
Sedangkan Output turbin dapat dihitung dengan formula :
P = 9.81 × Q × H × ηturbin
Dimana :
P = daya Turbin (kW)
Q = debit air (m3/s)
H = efektif head (m)
ηturbin = efisiensi turbin
= 0.8 – 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 – 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 – 0.8 untuk turbin crossflow
= 0.8 – 0.9 untuk turbin propeller/Kaplan
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan
kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk
tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head
rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiiensinya baik dalam segala kondisi aliran.
Turbin Francis dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal
karena ini menjadi penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan
membuat instalasi generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun
horisontal karena ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat. sebagian
turbin impuls menggunakan beberapa semburan air pada tiap sisi turbin. semburan
ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya
poros.
Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat
diubah menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro
adalah generator sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat
berupa sistem transmisi langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan
poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi daya tidak
langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara
dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak,
mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-
benar lurus dan putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar poros
turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling
fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran.
Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam
penggunaan generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator
tidak perlu sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa
digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt
digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan
pada sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh
generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik
menuju rumah konsumen.
6. Turbin
Turbin merupakan sebuah konstruksi mekanik yang akan berputar
ketika terkena air dengan kecepatan tinggi. Turbin inilah yang akan
dikopel dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator
akan berputar dan menghasilakan energy listrik. Ada beberapa jenis
turbin yang biasa digunakan Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenisjenis turbin, khususnya
untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis
turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-
parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin terutama
ketinggian head.
Gambar 18 turbin
7. Generator
P = g . Q . Hn . η
Dimana:
P : daya [kW]
g : konstanta (9.8 m/s2)
Q : debit air [m³/detik]
H : tinggi air terjun (meter)
η : efesiensi turbnin bersama generator
Misalnya dalam sebuah perencanaan PLTMH di suatu desa didapatkan
data sebagai berikut :
Debit air yang bisa dialirkan sebesar 500 m3/dtk, dengan ketinggian head
net 20 meter, jika besarnya efisiensi keseluruhan sebesar 0.5, maka daya (P) yang
mampu dihasilkan adalah :
P = g . Q . Hn . η
P = 9.8 m/s2 x 500 m3/s x 20 m x 0.5
P = 49000 watt
P = 49 kW
Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan
generator, yang diformulasikan sebagai berikut :
Dimana :
eff T : Efisiensi Turbin antara ( 0,8 s/d 0,95)
eff G : Efisiensi Generator ( 0,8 s/d 0,95)
Dimana :
ns = Kecepatan medan putar (rpm)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah kutub motor induksi
- Kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar,
perbedaan tersebut dinyatakan dengan slip :
Dimana :
s = slip
ns = kecepatan medan putar stator (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energy yang memiliki
potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara kita Indonesia. Karena
Negara kita memiliki begitu banyak sungai dan hutan hujan tropis sebagai
penyedia sumber energi tersebut. Sehingga diharapkan kedepannya indonesia bisa
terbebas dari krisis energi. Sekarang tergantung kita untuk seberapa besar upaya
kita untuk memaksialkan sumber energi air tersebut.
Pada kawasan pedesaan yang belum tersentuh aliran listrik. Suatu solusi
yang dihadirkan Dengan adanya teknologi PLTMH diharapkan suatu desa mampu
menjadi desa yang mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan adanaya
sumber listrik di desa tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa
tersebut di berbagai sector kehidupan.
3.2 Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan kepada pemerintah agar lebih
mendukung potensi PLTMH di Indonesia baik secara sosialisasi dan bantuan
material. karena dilihat dari sisi ekonomis, sistim pembangkit ini lebih efektif
untuk mengatasi persebaran distribusi listrik yang tidak merata terutama di daerah
terpencil.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Y. (t.thn.). Komponen dan Prinsip Kerja PLTA. Diambil kembali dari
http://yanuarasmara.blogspot.com/2018/09/komponen-dan-prinsip-kerja-
plta.html
Burhanuddin, M. (t.thn.). Potensi Tenaga Air untuk PLTA. Diambil kembali dari
https://alvinburhani.wordpress.com/2015/03/31/potensi-tenaga-air-untuk-
plta/
Sudrajat, A. (t.thn.). Jenis Turbin Air. Diambil kembali dari Tulisan Biru:
http://tulisanazat.blogspot.com/2017/04/jenis-jenis-turbin-air.html