Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

Pembangkit Listrik Tenaga Air Dan Mikro


Hidro

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Energi Baru dan Terbarukan “

Dosen Pengampu :

Syahrizal,S.T.,M.T

Disusun Oleh :

Wahyu Riyantoni

1820305008

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

POLITEKNIK CALTEX RIAU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pembangkit
Listrik Tenaga Air Dan Mikro Hidro ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Energi Baru dan Terbarukan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Panas Bumi bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahrizal, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Dumai, 06 November 2020

Wahyu Riyantoni
Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) secara umum.............................3
2.1.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)..........................3
2.1.2 Prinsip PLTA dan konversi energi.....................................................4
2.1.3 Alur proses pembangkitan energi listrik pada PLTA.........................6
2.1.4 Komponen utama penyusun PLTA....................................................7
2.1.5 Klasifikasi Turbin Air......................................................................10
2.1.6 Pemilihan jenis turbin air.................................................................15
2.2 Pembangkit listrik tenaga mikro hidro....................................................18
2.2.1 Prinsip Kerja PLTMH.....................................................................19
2.2.2 Bagian-bagian dari sistim PLTMH..................................................21
2.2.3 Perancangan sistim PLTMH............................................................25
2.2.4 Perhitungan Teknis dalam pembangunan PLTMH..........................27
2.3 Keuntungan dan kerugian........................................................................29
2.3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air........................................................29
2.3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.........................................30
BAB III..................................................................................................................31
3.1 Kesimpulan..............................................................................................31
3.2 Saran........................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
Pembangkit listrik tenaga air adalah
1.1 Latar belakang
salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik.
Pembangkit ini merupakan salah satu sumber
energi listrik utama yang ada di Indonesia.
Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi
pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia,
selain yang berasal dari bahan bakar batu bara.
Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia
banyak dikembangkan. Hal ini karena
persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di
Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk
menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air
ini salah satunya disebabkan potensi air yang
ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang
diubah menjadi sebuah arus listrik. Hal ini
ditujukan untuk menciptakan biaya produksi
yang murah pada listrik di Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah
satu sumber pembangkit listrik tertua yang
pernah ditemukan. Pembangkit tinggi tenaga
air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun)
menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energy mekanik menjadi
energi listrik (dengan bantuan generator).
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar

1
675.000 bahan bakar minyak merupakan sumber
MW ,setara energi utama di dunia. Pengembangan PLTA
dengan 3,6 tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu
milyar barrel progresnya berjalan lambat. Sedangkan
minyak atau sekarang, pengembangan PLTA mulai di
samadengan tinjau ulang karena penggunaan
24%
kebutuhan
listrik dunia
yang
digunakan
oleh lebih 1
milyar orang.
PLTA
termasuk jenis
pembangkitan
hidro. Karena
pembangkitan
ini
menggunakan
air untuk
kerjanya.

PLTA
mulai
dikembangkan
di Indonesia
secara
bertahap pada
tahun 1900.
Masa itu
merupakan era
dimana
penggunaan

2
bahan bakar minyak mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan
persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.

Dalam makalah ini juga dibahas tentang potensi pembangkit listrik di


daerah terpencil terutama dari potensi air yang begitu melimpah oleh karena
itu dikembangkanlah pembangkit listrik skala kecil yang disebut
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang diharapkan mampu
mensuplai energi listrik ke rumah warga dan dengan itu dijadikan sebagai
kampung yang mandiri dengan pembangkit listriknya sendiri.

1.2 Rumusan masalah


a. Bagaimana prinsip kerja PLTA secara umum?
b. Bagaimana proses pembangkitan listrik di PLTA?
c. Apa pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)?
d. Bagaimana proses pembangkitan listrik di PLTMH?
e. Bagaimana perhitungan dalam merancang suatu system pembangkit
tenaga air?

1.3 Tujuan Pembahasan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan
makalah ini sebagai berikut:
a) Untuk mengetahui pengertian PLTA secara umum.
b) Untuk mengetahui proses pembangkitan listrik di PLTA.
c) Untuk mengetahui pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro (PLTMH).
d) Untuk mengetahui proses pembangkitan listrik di PLTMH.
e) Untuk mengetahui perhitungan dalam merancang suatu system
pembangkit tenaga air.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) secara umum

Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu pembangkit listrik yang
memanfaatkan sumber energy air sebagai sumber energy utamanya. “Bahan bakar
untuk PLTU adalah batu bara. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat
mengatakan bahwa bahan bakar PLTA adalah air.”(Dandakar dan Sharma,
1991:7). Sumber energy air merupakan sumber energy alternative yang dapat
diperbarui, karena air mengalir terus menerus mengisi ulang melalui siklus
hidrologi bumi. “hidrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan
dengan proses yang menyangkut masalah penyusutan dan penambahan sumber
tenaga air di dan pada permukaan bumi untuk setiap tahapan keberadaannya.”
(Dandakar dan Sharma, 1991 :16). Air yang bergerak dan mengalir akan
menghasilkan energi, energi tersebut bergantung pada volume aliran beda
ketinggian. Energi kinetic serta energi potensial dari aliran air sungai yang
ditampung dalam waduk akan dialirkan melalui kanal melewati turbin, yang
kemudian akan menabrak sudu-sudu pada turbin yang menyebabkan turbin
berputar. Perputaran turbin akan menghasilkan energi mekanik. Energi mekanik
tersebut dapat membangkitkan energi listrik dengan bantuan generator. Energi
listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan istilah
hidroelektrik.

2.1.1 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)


Pembangkit listrik tenaga air dapat diklasifikasikan menjadi delapan.
Klasifikasi dari pembangkit listrik tenaga air ini ditentukan terlebih dulu untuk
mengetahui karakteristik tipe pembangkit listrik, mengklasifikasikan sistem
pembangkit listrik perlu dilakukan terkait dengan system distribusi energy listrik.
“Klasifikasi dari pembangkit listrik dapat ditentukan dari berbagai factor.”(Eva,
Suwanto, dan Ussy, - : 3,4) sebagai berikut.

1. Berdasarkan tinggi jatuh, memiliki karakteristik rendah kurang dari 50


meter, menengah antara 50 meter dan 250 meter, tinggi lebih dari 250
meter.
2. Tipe eksploitasi dan tampungan air memilih karakteristik yaitu dengan
regulasi aliran air (tipe waduk), tanpa regulasi aliran air (tipe run off river).
3. Berdasarkan sistem pembawa air yang memiliki karakteristik yaitu sistem
bertekanan (pipa tekanan) dan sirkuit campuran (pipa tekan dan saluran).
4. Penempatan rumah pembangkit yang karakteristiknya dibedakan menjadi
2 yaitu rumah pembangkit pada bendungan dan pada skema pengalihan.
5. Berdasarkan metode konversi energi memiliki karakteristik yaitu
pemakaian turbin, pemompaan dan pemakaian turbin terbalik.
6. Tipe turbin memiliki karakteristik yaitu tipe turbin impuls, tipe turbin
reaksi, dan tipe turbin reversible.
7. Berdasarkan kapasitas terpasang memiliki karakteristik yaitu mikro
dengan kapasitas terpasang kurang dari 100 kW, mini dengan kapasitas
terpasang antara 100 kW dan 500 kW, kecil antara 500 kW dan 10 MW.
8. Berdasarkan debit desain turbin yang memiliki karakteristik yaitu mikro
dengan debit kurang dari 0,4 m3/detik, mini dengan debit antara 0,4
m3/detik sampai 12,8 m3/detik, kecil dengan debit lebih dari 12,9
m3/detik.

2.1.2 Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi
mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis
ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir
(debit).

Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi, yaitu:

a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda
potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya
energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)

b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air
sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.

Ek = 0,5 m . v2

Dimana:

Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan
turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi
potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan:

Em = T . ω . t

Dimana:

Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan
energi listrik sesuai persamaan:

W=V.I.t

Dimana:
W : Energi Listrik (joule)
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

2.1.3 Alur proses pembangkitan energi listrik pada PLTA

Gambar 1 diagram PLTA

Aliran sungai dengan jumlah debit air sedimikian besar ditampung dalam
waduk yang ditunjan dalam betuk bangunan bendungan. Air tersebut dialirkan
melalui saringan power intake. Kemudian masuk ke dalam pipa pesat (penstock).
Untuk mengubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa
dipasang katup utama (Main Stop Valve).

Untuk meng-alirkan air ke turbin, katub utama akan ditutup secara


otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan
perbaikan/pemeliharaan turbin. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan
tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui
sirip-sirip pengarah (sudut tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang
terpasang pada turbin. Pada turbin , gaya jatuh air yang mendorong baling-baling
menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan
menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air
untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kinetik yang disebabkan
gaya jatuh air menjadi energi mekanik. Generator dihubungkan dengan turbin
melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka
generator ikut berputar.

Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energy


elektrik. listrik pada generator terjadi karena kumparan tembaga yang diberi inti
besi digerakkan (diputar) dekat magnet. bolak-baliknya kutub magnet akan
menggerakkan elektron pada kumparan tembaga sehingga pada ujung-ujung
kawat tembaga akan keluar listriknya.Yang kemudian menghasilkan tenaga lisrik.
Air keluar melalui tail race. Selanjutnya kembali ke sungai. Tegangan yang
dihasilkan oleh generator masih rendah, maka dari itu tegangan tersebut terlebih
dahulu dinaikan dengan trafo utama. Untuk efisiensi penyaluran energi dari
pembangkit ke pusat beban , tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi di
switch yard. Dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik
melalui kawat saluran tegangan tinggi.

2.1.4 Komponen utama penyusun PLTA


Untuk beroperasi, maka PLTA memerlukan peralatan seperti berikut:

a. Bendungan
Berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk men-ciptakan tinggi jatuh
air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk
menyimpan energi. Di antara jenis-jenis bendungan dapat disebut:
bendungan busur, bendungan gravitasi, bendungan urugan, bendungan
kerangka baja, dan bendungan kayu. Sedangkan dari jenis bendungan
urugan dikenal bendungan urugan batu dan bendungan urugan tanah.
Bendungan gravitasi pada asasnya menahan kekuatan-kekuatan luar, seperti
tekanan air dan lain sebagainya, dengan beratnya, dan beban matinya.
Kebanyakan bendungan di Indonesia seperti jenis ini.
Dilihat dari segi dinamikanya, bendungan busur menahan kekuatan-
kekuatan luar terutama dengan aksi kekuatan busur. Dilihat dari struktur dan
bentuknya, bendungan busur dapat dibagi dalam jenis jari konstan, jenis
sudut konstan dan jenis kubah. Bendungan rongga memiliki struktur yang
dapat menahan gaya luar pada bidang atau busur berganda dan menyalurkan
gaya ini ke pondasi melalui sangganya. Bendungan ini umumnya dibuat dari
beton bertulang.

Gambar 2 Bendungan/dam

b. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar.
Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa
peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat
(penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa
lepas (draft tube), alat pengaman, poros, dan bantalan (bearing). Menurut
momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi
dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air,
sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam
sudu.
c. Penstock/Pipa pesat
Pipa penstock adalah pipa tekan yang digunakan untuk mengalirkan air dari
da, ke turbin. Fungsi penstock didisain untuk dapat menahan tekanan
pukulan air (water hammer) yang ditimbulkan oleh akibat katup turbin
ditutup secara tiba-tiba.

Gambar 3 pipa pesat/penstock

d. Generator
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor
dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan
dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan
selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator
(AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin,
sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar.

Gambar 4 generator PLTA


e. Trafo
Trafo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar daya
listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Trafo yang
digunakan adalah trafo step up, umumnya dengan type ONAN atau Oil
Natural Air Natural yaitu dengan memanfaatkan minyak trafo sebagai
pendingin internal, dan udara sebagai pendingin eksternalnya. dengan
tegangan 11,8 KV pada sisi primer dan 150 KV pada sisi sekunder.
Tegangan output generator 11,8 KV ini kemudian dinaikkan ( step up trafo )
menjadi 150 KVdan dihubungkan ke sistem transmisi melalui switchgear.

f. Switch yard
Switch yard adalah sekumpulan perangkat yang diletakkan di sebuah
lapangan dengan fungsi sebagai pemutus dan penghubung serta pengaman
aliran listrik yang berada di wilayah PLTA, maupun aliran yang akan
didistribusikan melalui system interkoneksi.

Gambar 5 Switch yard

2.1.5 Klasifikasi Turbin Air


Secara garis besar turbin air di bagi menjadi dua jenis yaitu turbin impuls dan
turbin reaksi.

1) Turbin impuls
Turbin impuls disebut juga dengan turbin air tekanan sama, karena tekanan
air yang keluar dari nozzel tekanannnya sama dengan tekanan atmosfir
sekitarnya. Sehingga energi tempat dan energi tekanan yang dimiliki oleh
aliran air dirubah semuanya menjadi energi kecepatan. Contoh dari turbin
impuls ini adalah sebagai berikut:
a) Turbin pelton
Turbin Pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau
lebih alat yang disebut nozzle. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis
turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok
digunakan untuk head tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu
dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah
sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga bisa
membalikan pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping.
Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi
lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa
diperkecil dan ember sudu lebih kecil.
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih
kurang 150 m tetapi untuk skala mikro, head 20 m sudah mencukupi.
(Sahid, 2006).

Gambar 6 turbin pelton

b) Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
Pelton, turbin Turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. Kecepatan putar
turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan
transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikan efisiensi
total sekaligus menurunkan biaya perawatan.
Gambar 7 turbin turgo

c) Turbin Crossflow/ turbin Banki


Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama turbin
Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut turbin
Obsberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin
Crossflow. Turbin Crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 liter/sec
hingga 10 m3/sec dan head antara 1 sampai dengan 200 m.
Turbin Crossflow menggunakan nozzle persegi panjang yang lebarnya
sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu
sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air
mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah
dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin
dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 8 turbin Crossflow


2) Turbin Reaksi
Turbin reaksi adalah turbin yang cara kerjanya merubah seluruh energi air
yang tersedia menjadi energi kinetik. Sudu pada turbin reaksi mempunyai
profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama
melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga
runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Runner turbin reaksi
sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin.
Turbin reaksi disebut juga dengan turbin tekanan lebih karena tekanan air
sebelum masuk roda turbin lebih besar dari pada tekanan air saat keluar roda
turbin. Secara umum dapat dikatakan bahwa aliran air yang masuk keroda
turbin mempunyai energi penuh, kemudian energi ini dipakai sebagian untuk
menggerakkan roda turbin dan sebagian lagi dipergunakan untuk
mengeluarkan air kesaluran pembuangan. Jenis turbin reaksi yang sering
digunakan antara lain, turbin francis, turbin propeller atau kaplan.
a) Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang
diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan
rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah.
Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah
pada turbin Francis merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun
sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada
berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur
merupakan pilihan yang tepat

Gambar 9 Turbin Francis


b) Turbin Kaplan
Turbin Kaplan prinsip kerjanya menggunakan prinsip reaksi. Turbin
Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran roda
turbin lebih kecil dan dapat dihubungkan langsung dengan generator.
Dalam kondisi pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi
paling tinggi, hal ini dikarenakan sudu-sudu turbin Kaplan dapat diatur
menyesuaikan dengan beban yang ada. Turbin Kaplan banyak dipakai
pada instalasi pembangkit listrik tenaga air sungai, karena turbin ini
mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah
sepanjang tahun. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan
baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang
berfungsi untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada turbin Kaplan
berfungsi untuk mendapatkan gaya yaitu gaya putar yang dapat
menghasilkan torsi pada poros turbin. Berbeda dengan roda jalan pada
Francis, sudu-sudu pada roda jalan turbin Kaplan dapat diputar posisinya
untuk menyesuaikan kondisi beban turbin.

Gambar 10 turbin kaplan

c) Turbin Open
Flume
Turbin Open Flume merupakan salah satu jenis turbin reaksi (propeller),
dimana perbedaan antara tekanan inlet dan outlet digunakan untuk
mendapatkan daya poros. Prinsip kerja turbin Open Flume sangat
sederhana. Air yang memiliki energi potensial masuk ke dalam ruang
turbin melalui guide vane selanjutnya memutar propeller. Sehingga
menghasilkan daya turbin. Daya turbin kemudian diteruskan oleh poros
menuju alternator untuk diubah ke dalam energi listrik, air yang telah
memutar propeller keluar melalui draft tube.

Gambar 11 turbin Open Flume

2.1.6 Pemilihan jenis turbin air


Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa
daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan yang
lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut Keller
dikelompokkan menjadi :
 Low head power plant
 Medium head power plant
 High head power plant

No Jenis Turbin Variasi Head (Meter)


1 Kaplan dan Propeller 2 s/d 20
2 Francis 10 s/d 350
3 pelton 50 s/d 1000
4 crossflow 6 s/d 100
5 turgo 50 s/d 250
Tabel 1 daerah operasi turbin bedasar tinggi head
Sedangkan untuk pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan
kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain
yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat
diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang
mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton
efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat
efektif beroperasi pada head rendah.
b. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.
c. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator.
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator
dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat
mencapai putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan
crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan
sistem tidak beroperasi.

Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai “kecepatan spesifik,


Ns”, yang didefinisikan dengan formula :

Ns = 5/4 H . P . N rpm
Dimana :
NS = kecepatan spesifik
N = kecepatan putaran turbin (rpm)
P = maksimum turbin output (kW)
H = head efektif (m)
Sedangkan Output turbin dapat dihitung dengan formula :

P = 9.81 × Q × H × ηturbin

Dimana :
P = daya Turbin (kW)
Q = debit air (m3/s)
H = efektif head (m)
ηturbin = efisiensi turbin
= 0.8 – 0.85 untuk turbin pelton
= 0.8 – 0.9 untuk turbin francis
= 0.7 – 0.8 untuk turbin crossflow
= 0.8 – 0.9 untuk turbin propeller/Kaplan

Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan dan
kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan untuk
tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat dengan head
rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan head,
efisiiensinya baik dalam segala kondisi aliran.

Turbin Francis dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal
karena ini menjadi penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan
membuat instalasi generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun
horisontal karena ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat. sebagian
turbin impuls menggunakan beberapa semburan air pada tiap sisi turbin. semburan
ini berfungsi untuk meningkatkan kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya
poros.

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan


jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Dengan mengetahui besaran kecepatan
spesifik maka dimensi dasar turbin dapat diestimasi (diperkirakan). Pada Gambar
berikut menunjukkan diagram aplikasai berbagai jenis turbin
Gambar 12 aplikasi turbin air bedasar tinggi head vs debit aliran air

2.2 Pembangkit listrik tenaga mikro hidro


Mikrohidro merupakan sebuah istilah. Mikro artinya kecil sedangkan hidro
artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak merupakan sesuatu yang baku
namun Mikrohidro, pasti menggunakan air sebagai sumber energinya. Pembangkit
Lisrik Tenaga Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi
pembangkit listrik yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah yang
memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu serta instalasi. Pembangkit listrik
kecil yang dapat menggunakan tenaga air dengan cara memanfaatkan tinggi
terjunan/head (dalam meter) dan jumlah debit airnya (m3/detik). Semakin besar
kapasitas aliran maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar energi
yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. PLTMH umumnya
merupakan pembangkit listrik jenis run of river dimana head diperoleh tidak
dengan cara membangun bendungan besar, melainkan dengan mengalihkan aliran
air sungai ke satu sisi dari sungai tersebut selanjutnya mengalirkannya lagi ke
sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh.
Pembangkit listrik tenaga air dibawah 200 kW digolongkan sebagai PLTMH
2.2.1 Prinsip Kerja PLTMH
Secara teknis PLTMH memiliki tiga komponen utama yaitu air (hydro),
turbin, dan generator. Prinsip kerja dari PLTMH sendiri pada dasarnya sama
dengan PLTA hanya saja berbeda kapasitasnya atau besarnya. PLTMH pada
prinsipnya memanfaatkan beda ketinggian atau sudut kemiringan dan jumlah debit
air per detik yang ada pada saluran irigasi, sungai, maupun air terjun. Aliran air
akan memutar turbin sehingga akan menghasilkan energi mekanik. Energi
mekanik turbin akan memutar generator dan generator menghasilkan listrik.
Skema prinsip kerja PLTMH dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 13 gambar prinsip kerja PLTMH

Pembangunan PLTMH perlu diawali dengan pembangunan bendungan


untuk mengatur aliran air yang akan dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak
PLTMH. Bendungan ini perlu dilengkapi dengan pintu air dan penyaring sampah
(filter) untuk mencegah masuknya kotoran maupun endapan lumpur. Bendungan
sebaiknya dibangun pada dasar sungai yang stabil dan aman terhadap banjir. Di
dekat bendungan dibangun bangunan pengambil (intake), kemudian dilanjutkan
dengan pembuatan saluran pembawa yang berfungsi mengalirkan air dari intake.
Saluran ini dilengkapi dengan saluran pelimpah pada setiap jarak tertentu untuk
mengeluarkan air yang berlebih. Saluran ini dapat berupa saluran terbuka atau
tertutup. Di ujung saluran pelimpah dibangun kolam pengendap. Kolam ini
berfungsi untuk mengendapkan pasir dan menyaring kotoran sehingga air yang
masuk ke turbin relatif bersih. Saluran ini dibangun dengan cara memperdalam
dan memperlebar saluran pembawa dan menambahnya dengan saluran penguras.
Bak penenang / bak penampungan juga dibangun untuk menenangkan
aliran air yang akan masuk ke turbin dan mengarahkannya masuk ke pipa pesat.
Bak ini dibuat dengan konstruksi beton dan berjarak sedekat mungkin ke rumah
turbin untuk menghemat pipa pesat. Pipa pesat berfungsi mengalirkan air sebelum
masuk ke turbin. Dalam pipa ini, energi potensial air di kolam penenang diubah
menjadi energi kinetik yang akan memutar roda turbin. Biasany a terbuat dari pipa
baja yang dirol, lalu dilas. Untuk sambungan antar pipa digunakan flens. Pipa ini
harus didukung oleh pondasi yang mampu menahan beban statis dan dinamisnya.
Pondasi dan dudukan ini diusahakan selurus mungkin, karena itu perlu dirancang
sesuai dengan kondisi tanah.

Turbin, generator dan sistem kontrol masing-masing diletakkan dalam


sebuah rumah yang terpisah. Pondasi turbin-generator juga harus dipisahkan dari
pondasi rumahnya. Tujuannya adalah untuk menghindari masalah akibat getaran.
Rumah turbin harus dirancang sedemikian agar memudahkan perawatan dan
pemeriksaan. Setelah keluar dari pipa pesat, air akan memasuki turbin pada bagian
inlet. Di dalamnya terdapat guided vane untuk mengatur pembukaan dan
penutupan turbin serta mengatur jumlah air yang masuk ke runner/blade
(komponen utama turbin). Runner terbuat dari baja
dengan kekuatan tarik tinggi yang dilas pada dua buah piringan sejajar. Aliran
air akan memutar runner dan menghasilkan energi kinetik yang akan memutar
poros turbin. Energi yang timbul akibat putaran poros kemudian ditransmisikan
ke generator. Seluruh sistem ini harus balance, turbin harus dilengkapi casing
yang berfungsi mengarahkan air ke runner. Pada bagian bawah casing terdapat
pengunci turbin. Bantalan (bearing) terdapat pada sebelah kiri dan kanan poros
dan berfungsi untuk menyangga poros agar dapat berputar dengan lancar.

Daya poros dari turbin ini harus ditransmisikan ke generator agar dapat
diubah menjadi energi listrik. Generator yang dapat digunakan pada mikrohidro
adalah generator sinkron dan generator induksi. Sistem transmisi daya ini dapat
berupa sistem transmisi langsung (daya poros langsung dihubungkan dengan
poros generator dengan bantuan kopling), atau sistem transmisi daya tidak
langsung, yaitu menggunakan sabuk atau belt untuk memindahkan daya antara
dua poros sejajar. Keuntungan sistem transmisi langsung adalah lebih kompak,
mudah dirawat, dan efisiensinya lebih tinggi. Tetapi sumbu poros harus benar-
benar lurus dan putaran poros generator harus sama dengan kecepatan putar poros
turbin. Masalah ketidaklurusan sumbu dapat diatasi dengan bantuan kopling
fleksibel. Gearbox dapat digunakan untuk mengoreksi rasio kecepatan putaran.
Sistem transmisi tidak langsung memungkinkan adanya variasi dalam
penggunaan generator secara lebih luas karena kecepatan putar poros generator
tidak perlu sama dengan kecepatan putar poros turbin. Jenis sabuk yang biasa
digunakan untuk PLTMH skala besar adalah jenis flat belt, sedang V-belt
digunakan untuk skala di bawah 20 kW. Komponen pendukung yang diperlukan
pada sistem ini adalah pulley, bantalan dan kopling. Listrik yang dihasilkan oleh
generator dapat langsung ditransmisikan lewat kabel pada tiang-tiang listrik
menuju rumah konsumen.

2.2.2 Bagian-bagian dari sistim PLTMH


1. Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)
Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka
di bagian sisi sungai („Intake‟ pembuka) ke dalam sebuah bak
pengendap (Settling Basin).

Gambar 14 bendungan pengalih

2. Settling Basin (Bak Pengendap)


Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel
pasir dari air. Bak pengendap sangat penting untuk melindungi
komponen-komponen berikutnya dari pasir atau kotoran lain.
3. Headrace (Saluran Pembawa)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga
elevasi dari air yang disalurkan.

Gambar 15 Gambar headrace

4. Headtank (Bak Penenang)


Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan
keluaran air antara sebuah penstock dan headrace, juga berfungsi untuk
menengkan air sebelum masuk penstok serta untuk pemisahan akhir
kotoran dalam air seperti pasir, kayu kayuan.

Gambar 16 Gambar headtank


5. Penstock (Pipa Pesat/Penstock)
Penstock atau pipa pesat adalah pipa yang menyalurkan air
kemudian dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah
roda air, sehingga menimbulkan air berkecepatan tinggi untuk memutar
turbin.

Gambar 17 pipa penstock

6. Turbin
Turbin merupakan sebuah konstruksi mekanik yang akan berputar
ketika terkena air dengan kecepatan tinggi. Turbin inilah yang akan
dikopel dengan generator sehingga ketika turbin berputar maka generator
akan berputar dan menghasilakan energy listrik. Ada beberapa jenis
turbin yang biasa digunakan Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenisjenis turbin, khususnya
untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis
turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameter-
parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin terutama
ketinggian head.
Gambar 18 turbin

7. Generator

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi


mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada
pembangkit listrik yaitu:

1. Generator sinkron, system eksitasi tanpa sikat (brushless excitation)


dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing). Generator
sinkron merupakan mesin listrik bolak balik yang engubah energy
mekanik menjadi energy listrik arus bolak balik. Energy mekanik
diperoleh dari penggerak mula (prime mover) yag terkopel dengan
rotor generator, sedangkan energy listrik diperoleh diperoleh dari
proses induksi elektromagnetik yang melibatkan kumparan rotor
dan kumparan stator. Mesin listrik AC ini disebut sinkron karena
rotor berputar secara sinkron atau berputar dengan kecepatan yang
sama dengan kecepatan yang sama dengan kecepatan medan magnet
putar.
2. Induction motor sebagai generator (IMAG) sumbu vertical, pada
perencanaan turbin propeller open flume. Generator induksi
merupakan salah satujenis generator AC yang menerapkan prinsip
motor induksi untuk menghasilkan daya. Generator induksi
dioperasikan dengan menggerakkan rotornya secara mekanis lebih
cepat daripada kecepatan sinkron sehingga menghasilkan slip
negatif. Motor induksi biasa umumnya dapat digunakan sebagai
sebuah generator tanpa ada modifikasi internal. Generator induksi
sangat berguna pada aplikasi-aplikasi seperti pembangkit listrik
mikrohidro, turbin angin, atau untuk menurunkan aliran gas
bertekanan tinggi ke tekanan rendah, karena dapat memanfaatkan
energi denganpengontrolan yang relatif sederhana. Generator
induksi adalah generator yang menggunakan prinsip induksi
elektromagnetik dalam pengoperasiannya. Generator ini dapat
bekerja pada putaran rendah serta tidak tetap kecepatannya,
sehingga generator induksi banyak digunakan pada pembangkit
listrik dengan daya yang rendah seperti pada pembangkit listrik
tenaga mikrohidro atau pembangkit listrik tenaga baru.

8. Rumah pembangkit/ Power house


Rumah pembangkit adalah rumah tempat semua peralatan mekanik
dan elektrik PLTMH. Peralatan Mekanik seperti Turbin dan Generator
berada dalam Rumah Pembangkit, demikian pula peralatan elektrik
seperti kontroler dan panel.

Gambar 19 power house

2.2.3 Perancangan sistim PLTMH


Pemilihan lokasi dan layout dasar merupakan hal yang paling utama dalam
perencanaan PLTMH. Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) pada
dasarnya memanfaatkan energy potensial air Gatuhan air). Semakin tinggi jatuhan
air (head) maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi
energi listrik. Di samping faktor geografts yang memungkinkan, tinggi jatuhan air
( head ) dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga
permukaan air menjadi tinggi. Secara umum lay-out sistem PLTMH merupakan
pembangkit jenis run off river, memanfaatkan aliran air permukaan (sungai).
Komponen sistern PLTMH tersebut terdiri dari bangunan intake (penyadap) –
bendungan, bak pengendap dan penenang, saluran pelimpah, pipa pesat, rumah
pembangkit dan saluran pembuangan. Basic lay-out pada perencanaan
pengembangan PLTMH dimulai dari penentuan lokasi intake, bagaimana aliran
air akan dibawa ke turbin dan penentuan tempat rumah pembangkit untuk
rnendapatkan tinggi jatuhan (head ) optimum dan aman dari banjir.
a) Lokasi bangunan intake
Pada umumnya instalasi PLTMH merupakan pembangkit listrik
tenaga air jenis aliran sungai langsung, jarang yang merupakan jenis
waduk (bendungan besar). Konstruksi bangunan intake untuk mengambil
air langsung dari sungai dapat berupa bendungan (intake dam) yang
melintang sepanjang lebar sungai atau langsung membagi aliran air sungai
tanpa dilengkapi bangunan bendungan. Lokasi intake harus dipilih secara
cermat untuk menghindarkan masalah di kemudian hari.
b) Kondisi dasar sungai
Lokasi intake harus memiliki dasar sungai yang relatif stabil,
apalagi bila bangunan intake tersebut tanpa bendungan (intake dam).
Dasar sungai yang tidak stabil mudah mengalami erosi sehingga
permukaan dasar sungai lebih rendah dibandingkan dasar bangunan intake.
Hal ini akan menghambat aliran air memasuki intake. Dasar sungai berupa
lapisanllempeng batuan merupakan tempat yang stabil. Tempat di mana
kemiringan sungainya kecil, umumnya memiliki dasar sungai yang relatif
stabil. Pada kondisi yang tidak memungkinkan diperoleh lokasi intake
dengan dasar sungai yang relatif stabil dan erosi pada dasar sungai
memungkinkan teladi, maka konstruksi bangunan intake dilengkapi
dengan bendungan untuk menjaga ketinggian dasar sungai di sekitar
intake.

c) Bentuk aliran sungai


Salah satu permasalahan yang sering terjadi pada instalasi PLTMH
adalah kerusakan pada bangunan intake yang disebabkan oleh banjir. Hal
tersebut sering terjadi pada intake yang ditempatkan pada sisi luar sungai.
Pada bagian sisi luar sungai mudah erosi serta rawan terhadap banjir. Batu-
batuan, batang pohon serta berbagai material yang terbawa banjir akan
mengarah pada bagian tersebut. Sementara itu bagian sisi dalam sungai
merupakan tempat terjadinya pengendapan lumpur dan sedimentasi,
sehingga tidak cocok untuk lokasi intake. Lokasi intake yang baik
terletak sepanjang bagian sungai yang relatif lurus di mana aliran akan
terdorong memasuki intake secara alami dengan membawa beban (bed
load) yang kecil.

d) Lokasi rumah pembangkit (power house)


Pada dasarnya setiap pembangun an mikrohidro berusaha untuk
mendapatkan head yang maksimum. Konsekuensinya lokasi rumah
pembangkit (power house) berada pada tempat yang serendah mungkin.
Karena alasan keamanan dan konstruksi, lantai rumah pembangkit
harus selalu lebih tinggi dibandingkan permukaan air sungai. Data dan
informasi ketinggian permukaan sungai pada waktu banjir sangat
diperlukan dalam menentukan lokasi rumah pembangkit. Selain lokasi
rumah pembangkit berada pada ketinggian yang aman, saluran
pembuangan air ( tail race ) harus terlindung oleh kondisi alam, seperti
batu-batuan besar. Disarankan ujung saluran tail race tidak terletak pada
bagian sisi luar sungai karena akan mendapat beban yang besar pada saat
banjir, serta memungkinkan masuknya aliran air menuju ke rumah
pembangkit.

2.2.4 Perhitungan Teknis dalam pembangunan PLTMH


Perhitungan teknis potensi daya mikrohidro dapat dihitung dengan persamaan:

P = g . Q . Hn . η

Dimana:
P : daya [kW]
g : konstanta (9.8 m/s2)
Q : debit air [m³/detik]
H : tinggi air terjun (meter)
η : efesiensi turbnin bersama generator
Misalnya dalam sebuah perencanaan PLTMH di suatu desa didapatkan
data sebagai berikut :

Debit air yang bisa dialirkan sebesar 500 m3/dtk, dengan ketinggian head
net 20 meter, jika besarnya efisiensi keseluruhan sebesar 0.5, maka daya (P) yang
mampu dihasilkan adalah :

P = g . Q . Hn . η
P = 9.8 m/s2 x 500 m3/s x 20 m x 0.5
P = 49000 watt
P = 49 kW

Daya teoritis PLTMH tersebut di atas, akan berkurang setelah melalui turbin dan
generator, yang diformulasikan sebagai berikut :

Dimana :
eff T : Efisiensi Turbin antara ( 0,8 s/d 0,95)
eff G : Efisiensi Generator ( 0,8 s/d 0,95)

- Perkiraan beban tersambung :

Dimana : n = banyaknya pelanggan


P = Daya listrik pada tiap pelanggan ( Watt)

- Kecepatan medan putar di dalam generator sinkron dinyatakan


oleh persamaan :

Dimana :
ns = Kecepatan medan putar (rpm)
f = Frekuensi (Hz)
p = Jumlah kutub motor induksi
- Kecepatan putar rotor tidak sama dengan kecepatan medan putar,
perbedaan tersebut dinyatakan dengan slip :

Dimana :
s = slip
ns = kecepatan medan putar stator (rpm)
nr = kecepatan putar rotor (rpm)

- Daya maksimum yang di hasilkan dirumuskan :

- Dan efisiensi dituliskan :

2.3 Keuntungan dan kerugian

2.3.1 Pembangkit Listrik Tenaga Air


Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang
dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

 Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan


beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai
pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat
terjadi gangguan di jaringan.
 Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan
pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai
dengan baik oleh Indonesia.
 PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.
 Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk
kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.
 Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi
lingkungan.
 Tidak menyebabkan polusi gas rumah kaca.
Selain memiliki kelebihan, PLTA juga memiliki kelemahan sebagai
berikut:

 Mebutuhkan inventasi yang besar


 Membutuhkan lahan yang luas untuk membuat pusat listrik yang
berkapasitas besar.

2.3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Keuntungan pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro adalah sebagai berikut:


 Merupakan sumber daya terbarukan (proses alam yang berkelanjutan)
 Biaya operasional dan pemeliharaan lebih murah dibanding mesin dengan
energi fosil
 Penerapannya relatif mudah dan ramah lingkungan, tidak menimbulkan
polusi udara dan suara.
 Efisiensinya tinggi
 Produk sampingan seperti air keluaran bisa dimanfaatkan untuk keperluan
irigasi. Selain itu panas yang dihasilkan juga bisa dipakai.
 Masyarakat yang menikmati manfaat mikrohidro dapat membantu
menjaga kondisi lingkungan daerah tangkapan airnya.

Selain memiliki keuntungan PLTMH juga memiliki kelemahan seperti:

 Biaya investasi untuk teknologi mikrohidro masih tinggi.


 Kurangnya sosialisasi PLTMH, terutama potensinya sebagai penggerak
mekanis seperti pompa air, penggiling padi, dll
 Diperlukan sosialisasi mengenai dampak positif penerapan mikro hidro
terhadap pengembangan kegiatan sosial ekonomi masyarakat pedesaan
seperti industri kecil/rumah, perbengkelan, pertanian, peternakan,
pendidikan, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu pembangkit listrik yang
menggunakan energi terbarukan (energi air merupakan salah satu energi
terbarukan yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang besar).
Selain itu pembangkit listrik ini ramah lingkungan karena tidak menggunakan
energi fosil sebagai sumber energinya. Sehingga pembangkit ini tidak
menghasilkan emisi gas rumah kaca

Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energy yang memiliki
potensi begitu besar untuk dikembangkan di Negara kita Indonesia. Karena
Negara kita memiliki begitu banyak sungai dan hutan hujan tropis sebagai
penyedia sumber energi tersebut. Sehingga diharapkan kedepannya indonesia bisa
terbebas dari krisis energi. Sekarang tergantung kita untuk seberapa besar upaya
kita untuk memaksialkan sumber energi air tersebut.

Pada kawasan pedesaan yang belum tersentuh aliran listrik. Suatu solusi
yang dihadirkan Dengan adanya teknologi PLTMH diharapkan suatu desa mampu
menjadi desa yang mandiri akan sumber listriknya sendiri. Dengan adanaya
sumber listrik di desa tersebut diharapakan akan mendongkrak kemajuan desa
tersebut di berbagai sector kehidupan.

3.2 Saran
Saran yang ingin penulis sampaikan kepada pemerintah agar lebih
mendukung potensi PLTMH di Indonesia baik secara sosialisasi dan bantuan
material. karena dilihat dari sisi ekonomis, sistim pembangkit ini lebih efektif
untuk mengatasi persebaran distribusi listrik yang tidak merata terutama di daerah
terpencil.
DAFTAR PUSTAKA
Asmara, Y. (t.thn.). Komponen dan Prinsip Kerja PLTA. Diambil kembali dari
http://yanuarasmara.blogspot.com/2018/09/komponen-dan-prinsip-kerja-
plta.html

Burhanuddin, M. (t.thn.). Potensi Tenaga Air untuk PLTA. Diambil kembali dari
https://alvinburhani.wordpress.com/2015/03/31/potensi-tenaga-air-untuk-
plta/

Hasbi, I. M. (t.thn.). WATER TURBINE. Diambil kembali dari


https://yokealjauza.wordpress.com/2014/02/28/water-turbine/

Pambudi, W. (2007). OPTIMASI DIMENSI PIPA PENSTOCK


PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR AMPELGADING
MALANG.
Diambil kembali dari Department of Civil Engineering: http://student-
research.umm.ac.id

resashogi. (t.thn.). resashogi blogspot. Diambil kembali dari


http://resashogi.blogspot.com/

Said_Jamsi. (t.thn.). ENERGI AIR. Diambil kembali dari 2016:


https://muhammadsaid28.blogspot.com/2016/08/energi-air.html

Sudrajat, A. (t.thn.). Jenis Turbin Air. Diambil kembali dari Tulisan Biru:
http://tulisanazat.blogspot.com/2017/04/jenis-jenis-turbin-air.html

Surabaya, F. T. (t.thn.). Program Studi Teknik Mesin. Diambil kembali dari


http://repository.untag-sby.ac.id/323/3/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai