Dosen Pengampu :
Syahrizal,S.T.,M.T
Disusun Oleh :
Hafist Ardana V.
1920305001
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah- Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pemanfaatan Energi
Matahari Sebagai Pembangkit Listrik ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Energi Baru dan Terbarukan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Energi Angin bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Syahrizal, S.T., M.T. selaku dosen
pengampu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... I
ABSTRAK............................................................................................................................. II
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... V
DAFTAR TABEL................................................................................................................... VI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................................1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN........................................................................................1
1.3 RUMUSAN MASALAH..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
2.1 SEJARAH PLTS DI INDONESIA............................................................................................................3
2.2 KOMPONEN-KOMPONEN PLTS..................................................................................4
2.2.1 Panel Surya.....................................................................................................4
2.2.2 Controller Regulator.......................................................................................5
2.2.3 Baterai............................................................................................................ 6
2.2.4 Inverter........................................................................................................... 6
2.3 SISTEM & PRINSIP KERJA PLTS..................................................................................7
2.3.1 Diagram Blok PLTS.........................................................................................7
2.3.2 Proses Konversi...............................................................................................7
2.4 PERHITUNGAN KONVERSI ENERGI...................................................................................................12
2.4.1 Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah).............................12
2.4.2 Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem.......................................................12
2.4.3 Menentukan jam Matahari Ekivalen............................................................12
2.4.4 Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya..........................................12
2.4.5 Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya..........................13
2.4.6 Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan. .13
2.4.7 Efisiensi Konversi Energi...............................................................................14
2.5 PERHITUNGAN BIAYA.......................................................................................................................14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN..................................................................................................................................... 16
3.2 SARAN................................................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 18
DAFTAR GAMBAR
Tabel 1. Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu cadangan modul photovolaik buatan
Solarex.............................................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Maksud dan Tujuan
1. Agar mengetahu sejarah PLTS di Indonesia
2. Agar mengetahui apa saja komponen utama PLTS
3. Agar mengetahui sistem & prinsip kerja PLTS
4. Agar mengetahui perhitungan konversi energi dan biaya
Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara
seri dan parallel. Dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon
(disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan
arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah
panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt tegangan
maksimun).
Biaya yang dikeluarkan untuk membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari
biaya total. Jadi, jika modul sel surya bisa diproduksi di dalam negeri, berarti akan bisa
menghemat biaya pembangunan PLTS. Untuk itulah modul pembuatan sel surya di Indonesia
tahap pertama adalah membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel
yang masih diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi oembuatan sel surya dengan bahan silicon single dan poly
crystal secara teoritis sudah ada patennya.
Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan pada PLTS, Indonesia ternyata telah
melewati tahapan penelitian dan pengembangan dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan
dan instalasi untuk elektrifikasi untuk pedesaan. Teknologi ini cukup canggih dan
keuntungannya adalah harga murah, bersih, mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah
dirawat.
Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energy fotovoltaik
adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitakn relative tinggi,
karena memerlukan subsistem yang terdiri dari baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.
Gambar 3. Baterai.
2.2.4 Inverter
Inverter berfungsi merubah arus DC menjadi arus AC. Tegangan arus searah
keluaran baterai 12Vdc diubah menjadi menjadi tegangan arus bolak-balik 220Vac sesuai
dengan kebutuhan listrik rumah tangga saat ini yang kebanyakan menggunakan tegangan
jala-jala 220Vac. Maka dari itu tegangan arus searah tersebut perlu diubah menjadi tegangan
arus bolak-balik menggunakan inverter.
Gambar 4. Inverter.
2.3 Sistem & Prinsip Kerja PLTS
2.3.1 Diagram Blok PLTS
Sistem PLTS terdiri dari beberapa blok, meliputi : panel surya, controller regulator,
baterai dan inverter. Berikut merupakan diagram blok sistem PLTS.
B D
d. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion region) ditandai
dengan huruf W.
e. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan pembawa muatan
minoritas (minority charge carriers) karena keberadaannya di jenis semikonduktor yang
berbeda.
f. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah deplesi, maka timbul
dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi positif ke sisi negatif, yang mencoba
menarik kembali hole ke semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik
ini cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada awal terjadinya
daerah deplesi (nomor 1 di atas).
Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik terjadi.
Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan atas sambungan p yang
menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan dibuat jauh lebih tipis dari
semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang jatuh ke permukaan sel surya dapat terus
terserap dan masuk ke daerah deplesi dan semikonduktor p.
Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah Indonesia terletak
pada 10o LS – 10o LU. Ini berarti bahwa waktu cadangan untuk seluruh wilayah Indonesia,
adalah sama yaitu 5 – 6 hari. Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari baterai dihitung
dengan persamaan :
Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec...................................................... (9)
Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan
Pada sistem PLTS terpusat ini, sumber energi energi listrik yang
dihasilkan oleh Modul Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam
baterai. Proses pengisian energi listrik dari PV ke baterai diatur oleh Solar
Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Besar energi yang
dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran
matahari yang diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari
maksimum mencapai 1000 Watt/m2, dengan efisiensi cell 14% maka daya
yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140 Watt/m2.
Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk
menyuplai beban melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah
tegangan DC pada sisi baterai menjadi tegangan AC pada sisi beban
Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem PLTS ini akan tetap
berhubungan dengan jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi
PV untuk menghasilkan energi listrik semaksimal mungkin.
Pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan
mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC).
Selanjutnya sebuah komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus
searah (DC) dari PV menjadi listrik arus bolak-balik (AC) yang kemudian dapat
digunakan untuk mensuplai berbagai peralatan rumah tangga seperti Lampu, TV,
Kulkas, Mesin Cuci, dll. Jadi pada siang hari, kebutuhan energi listrik berbagai
peralatan disuplai langsung oleh Modul Surya. Jika pada kondisi ini terdapat
kelebihan energi dari PV maka kelebihan energi ini dapat dijual ke PLN
(tergantung kebijakan).
Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka peralatan akan
disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap
terkoneksi dengan jaringan PLN. Ilustrasi penggunaan Grid Connected dapat
dilihat pada grafik berikut :
Sistem PLTS ini juga berfungsi sebagai backup energi listrik untuk menjaga
kontinuitas operasional peralatan-peralatan elektronik. Jika suatu saat terjadi
kegagalan pada suplai listrik PLN (Pemadaman listrik) maka peralatan-peralatan
elektronik dapat beroperasi secara normal dalam jangka waktu tertentu tanpa
adanya gangguan.
Keuntungan menggunakan sistem ini adalah:
Tujuan utama dari sistem PLTS hybrid pada dasarnya adalah berusaha
menggabungkan dua atau lebih sumber energi (sistem pembangkit) sehingga dapat
saling menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai keandalan supply
dan efisiensi ekonomis pada type load (Load profile) tertentu.
Type load (Load profile) adalah keyword penting dalam sistem PLTS
hybrid. Untuk setiap load profile yang berbeda, akan diperlukan system hybrid
dengan komposisi tertentu, agar dapat dicapai system yang optimum. Oleh
karenanya, system design dan system sizing (lihat publikasi pt Azet tentang topik
ini), memegang peranan penting untuk mencapai target dibuatnya system hybrid.
Sebagai contoh, load profile yang relatif konstan selama 24 jam dapat dicatu
secara efisien dan ekonomis oleh genset (dengan kapasitas yang sesuai), akan
tetapi load profile dimana penggunaan listrik pada siang hari berbeda jauh
dibandingkan dengan malam hari, akan membuat penggunaan genset saja tidak
optimum.
System Hybrid dapat melibatkan 2 atau lebih system pembangkit listrik,
umumnya system pembangkit yang banyak digunakan untuk hybrid adalah genset,
PLTS, mikrohydro, Tenaga Angin. Sehingga system hybrid bisa berarti PLTS-
Genset, PLTS-Mikrohydro, PLTS-Tenaga Angin dst. Di indonesia system hybrid
telah banyak digunakan, baik PLTSGenset, PLTS-Mikrohydro, maupun PLTS-
Tenaga Angin-Mikro Hydro. Namun demikian hybrid PLTS-Genset yang paling
banyak dipakai. Umumnya digunakan pada captive genset/isolated grid (stand
alone genset, yakni genset yang tidak di interkoneksi).
besar. Dilain pihak, Investasi awal genset tidak besar tetapi O&M cost tinggi dan
mahal untuk jangka panjang, sehingga efektif dan efisien untuk mencatu load
besar pada saat peak load, tetapi tidak efisien pada base load, karena jauh dibawah
kapasitas optimumnya. Kombinasi Hybrid PV-Genset akan mengurangi jam
operasi genset (misalnya dari 24 jam per hari menjadi hanya 4 jam per hari pada
saat peak load saja) sehingga biaya O&M dapat lebih efisien, sementara PLTS
digunakan untuk mencatu base load, sehingga tidak dibutuhkan investasi awal
yang besar. Dengan demikian Hybrid PV-Genset akan dapat menghemat O&M
cost, mengurangi inefisiensi penggunaan genset, serta sekaligus menghindari
kebutuhan investasi awal yang besar.
Sistem PLTS hybrid secara skematis disajikan pada diagram berikut:
Cara kerja sistem hybrid:
Apabila load dapat di catu oleh PLTS dan battery, maka SMD akan
mengkonversi listrik DC dari PLTS atau battery menjadi listrik AC, lalu di catu ke
jaringan. Apabila PLTS dan battery tidak mampu lagi mencatu load, maka genset
akan di nyalakan untuk membantu mencatu listrik. Tergantung pada system sizing
dan system designnya, hal ini berarti pada dasarnya base load akan dicatu oleh
PLTS (dan battery), sedangkan peak load akan dicatu oleh genset.
Battery akan di isi (charge) oleh dua sumber, yakni PLTS pada siang hari,
dan genset yang berasal dari daya berlebih (excessive power) pada saat genset
mencatu peak load, yakni ketika peak load mulai menurun (dan genset masih
menyala). Perilaku hybrid tersebut di atas dapat di set pada SMD, dan dasar set up
nya adalah pada saat penentuan system sizing dan system design berdasarkan data
load profile. Oleh Battery Modul Surya SMD (Solar Mains Diesel) Controller, Bi-
directional Inverter Jaringan Distribusi Genset karena itu, seperti telah dijelaskan
di bab sebelumnya, load profile sangat menentukan perilaku system hybrid dalam
mencatu listrik.
Apabila system sizing dan system designya tidak baik, genset dapat sering
menyala atau menyala pada jam-jam yang tidak diinginkan (misalnya tengah
malam), sehingga persediaan BBM tidak dapat diprediksi. Hal ini akan menjadi
masalah besar apabila system hybrid di tempatkan di wilayah dimana supply
BBM relatif sulit.
2.7 Perancangan sistem pembangkit tenaga surya
Dalam merancang suatu sitem pembangkit tenaga surya ada beberapa
tahap yang harus diperhatikan agar sistem tersebut berjalan dengan optimal
diantaranya:
1. Menghitung beban yang akan ditanggung oleh pembangkit
Langkah pertama dalam merencanakan pembangunan PLTS terlebih dahulu
diperhitungkan beban dari PLTS sehingga kita dapat menghitung kapasitas
listrik tenaga surya yang akan dibangun. Berikut ini merupakan contoh
perhitungan beban pada suatu desa pada siang dan malam hari
kWp
Area (m2) =
𝐸fi𝑠i𝑒𝑛𝑠i 𝑚𝑜𝑑𝑢𝑙 𝑠𝑢𝑟𝑦𝑎
Misalnya, dipilih Modul Surya dengan efisiensi 14%, maka area yang
dibutuhkan adalah seluas
20
Area (m2) = = 143𝑚2
0,1
4
Jika lokasi yang direncanakan untuk pembangunan PLTS terpusat tidak
memenuhi luasan yang dibutuhkan, perlu dipilih Modul Surya dengan
efisiensi yang lebih tinggi (yang telah ada di pasaran saat ini adalah Modul
Surya dengan efisiensi 14-18%). Lakukan terus langkah ini (iterasi)
sampai diperoleh kesesuaian antara efisiensi Modul Surya yang ada
dengan luasan lahan PLTS. Perlu dicatat bahwa area ini merupakan luas
area modul surya (=area efektif), tanpa memperhitungkan jarak antar
rangkaian modul surya untuk instalasi dan perawatan,
5. Menghitung Jumlah Modul
Jumlah Modul dihitung dengan rumus:
20.000
jumlah modul = = 80𝑢𝑛i𝑡
259
3.1 Kesimpulan
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi
surya menjadi energi listrik. Pembangn listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
langsung menggunakan photovoltaic dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi
surya. Photovoltaic mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik
menggunakanefek fotoelektrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau
cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu
titik untuk menggerakan mesin kalor.
Photovoltaic (photo- cahaya, voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari:
melibatkan pembangkit listrik dari cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan
semi konduktor yang dapat disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel
bermuatannegative yang membentuk dasar listrik.
Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan
iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel surya tidak
memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon dioksida. Panel surya
memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi paling berlimpah yang
tersedia di planet . Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang
sangat rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak mengalami
penurunan harga. Harga panel rumah sedang saat ini ser IDR27.500/wp (watt peak). Panel
surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar matahari
terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini mencapai efisiensi
kurang dari 20%. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel
surya.
3.1 Saran
Mengingat potensi energi matahari di indonesia sangat melimpah karena berada di dekat
garis katulistiwa. Saran saya terkhusus pada pemerintah agar lebih mengembangkan
energi ramah lingkungan ini. Dan memberikan subsidi pada kelengkapan pembangkit
berbasis energi terbarukan ini karena harganya yang masih sangat mahal.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. R. (2020, januari 17). Apakah Panel Surya Dapat Tetap Bekerja Saat
Hujan ataupun Mendung? Dipetik 12 18, 2020, dari Koaksi Indonesia :
https://coaction.id/apakah-panel-surya-dapat-tetap-bekerja-saat-hujan- ataupun-
mendung/
nur, f. (2017). pembangkit listrik tenaga surya. Diambil kembali dari academia:
academia.edu
rakhman, a. (2017). Jenis sistem PLTS. Dipetik desember 18, 2020, dari
rakhman.net: https://rakhman.net/
http://www3.esdm.go.id/berita/56-artikel/5797-matahari-untuk-plts-di-indonesia-.html
http://kip.esdm.go.id/regulasi/index.php/list-data-regulasi/110-peraturan-
menteri/peraturan-menteri-esdm/tahun-2013/558-peraturan-menteri-esdm-no-17-
tahun-2013
http://www.alpensteel.com/article/126-113-energi-lain-lain/4702-sejarah-tenaga-surya-di-
indonesia