Anda di halaman 1dari 8

Makalah Prakarya dan Kewirausahaan

Konversi Energi Tenaga Air

Guru Pengampu : Drs. Pargaulan Sirait

DISUSUN OLEH:
Kelompok 6
XI IPS 3
1. Muhammad Hadiyu (21)
2. Muhammad Fathir (22)
3. Muhammad Raflianysah (23)
4. Muhammad Naufal Afif (24)
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................4
B. Tujuan Pembahasan ................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................5
A. Pengertian dan Fungsi Energi Tenaga Air ........................................5
B. Penerapan Konversi Energi Tenaga Air di Indonesia.......................5
C. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Air..........................................6
D. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air...........7
BAB III PENUTUPAN....................................................................................9
A. Kesimpulan...............................................................................................9
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kebesaranNya kami
dapat menyelesaikan makalah mengenai “Konversi Energi Tenaga Air” ini dengan tepat waktu.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai “Konversi Energi Tenaga Air”. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami
harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta, 26 Juli 2021

Kelompok 6 XI IPS 3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air memiliki sumber potensi yang besar dalam mengatasi krisis energi saat ini. Selain
memiliki potensi yang besar, pemanfaatan air sebagai sumber penghasil energi tidak
menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan seperti yang diakibatkan dalam
penggunaan bahan bakar fosil. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pemanfaatan energi air
oleh banyak pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Indonesia memiliki potensi energi tenaga air yang sangat besar yakni 75,67 gigawatt untuk
skala besar dan 712 megawatt untuk pembangkit sedang dan kecil. Potensi ini baru sedikit
yang dimanfaatkan yakni 4200 megawatt untuk skala besar dan 206 Mwatt untuk skala kecil
[1] .Dari hal ini dapat diketahui bahwa masih sedikit potensi energi air yang dimanfaatkan di
indonesia. Potensi air yang dapat kita manfaatkan yaitu berupa aliran air, energi aliran air dapat
dimanfaatkan menggunakan turbin air.

Aliran air yang besar biasanya telah dimanfaatkan oleh turbin–turbin yang berukuran besar
pula, seperti banyak PLTA yang ada di Indonesia, akan tetapi pemanfaatan aliran air yang
kecil dengan head yang menengah kebawah dengan menggunakan turbin belumlah terlalu
dioptimalkan di Indonesia. Pembangkit listrik tenaga piko hidro (PLTPH) merupakan salah
satu solusi untuk membantu ketersediaan listrik. Untuk itu diperlukan karakteristik turbin air
dan parameter yang diperlukan untuk mendapatkan jenis aliran yang sesuai. Sehingga
diperlukan penelitian mengenai turbin air yang diuji dengan parameter torsi, tekanan, debit
dan kecepatan putar dari poros turbin yang nantinya dapat menentukan nilai efisiensi dari
turbin air yang diuji.

B. Tujuan Pembahasan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah mengetahui definisi dari konversi tenaga air serta
penerapannya pada teknologi di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Energi Tenaga Air

Hydropower adalah energi yang telah dimanfaatkan secara luas di Indonesia yang dalam
skala besar telah digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik. Pemanfaatan energy air
pada dasarnya adalah pemanfaatan energy potensial gravitasi energi mekanik aliran air
yang merupakan transformasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk
menggerakan turbin.

Tenaga air digunakan dalam ladang angin skala besar untuk penghasilan listrik nasional
dan juga dalam turbin individu kecil untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir.
Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak terbatas, tersebar luas, bersih, dan mengurangi
efek rumah kaca. Di Indonesia, pembangkit listrik tenaga air sangat dimanfaatkan dan
banyak dipakai.

B. Penerapan Konversi Energi Tenaga Air di Indonesia

Energi air adalah satu dari lima sumber terbesar energi terbarukan. Energi ini dapat
dimanfaatkan dan diubah menjadi listrik dan pembangkit listrik Tenaga air tanpa
meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang
menggunakan energi fosil. Berbeda dengan sumber energi terbarukan lainnya air akan
terus menghasilkan tenaga non-stop dan ketersediaannya terus dihasilkan oleh adanya
siklus hidrologi. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dihasilkan dari energi potensial air
yang diubah menjadi energi mekanik oleh turbin dan energi tersebut yang selanjutnya
diubah untuk menjadi energi listrik oleh generator dengan memanfaatkan ketinggian dan
kecepatan air.

Berdasarkan dari daya listrik yang dihasilkan, pembangkit listrik tenaga air dibedakan
menjadi: (1) pico hydro yang menghasilkan 5 kW, (2) micro hydro yang menghasilkan
5-100 kW, (3) mini hydro yang menghasilkan daya di atas 100 kW, namun tetap di
bawah 1MW dan (4) Bendungan/ dam/ large hydro dengan daya yang dihasilkan sebesar
lebih dari 100 MW. Indonesia telah memanfaatkan air sebagai pembangkit listrik, salah
satunya adalah PLTA Cirata, Purwakarta.

Pembangkit listrik yang telah dibangun sejak 1983 ini bukanlah pembangkit utama
dalam jaringan listrik Jawa Bali, melainkan dijadikan pembangkit listrik cadangan.
Apabila keseluruhan turbin yang berjumlah 8 di PLTA tersebut berfungsi, PLTA Cirata
hanya mampu menyuplai sekitar 4 persen atau sekitar 1.008 MW dari beban listrik Pulau
Jawa yang mancapai 23.000 MW. Selain Cirata, terdapat pula pembangkit listrik tenaga
air lainnya yang ada di Indonesia seperti PLTA Saguling, Jatiluhur dan Lamajan.
Selain menjadi pembangkit, PLTA juga bermanfaat bagi sektor pariwisata. Pemandangan
alam berupa gunung, danau dan wisata kulinernya menjadi daya tarik pariwisata.
Pemandangan alam tidak hanya menjadi objek wisata di kawasan bendungan Jatiluhur,
terdapat pula objek pariwisata lain yang tersedia di sana seperti kolam renang dan ski air
yang secara langsung menghadap ke danau. Meskipun mendatangkan banyak manfaat,
pemanfaatan air dengan membangun bendungan memiliki dampak lain seperti dapat
mengganggu keseimbangan ekosistem sungai atau danau, pembangunan yang memakan
biaya dan waktu yang cukup lama dan kerusakan pada bendungan yang dapat
menyebabkan risiko kecelakaan dan kerugian lain yang besar. Oleh karena itu perlu
diperhatikan aspek-aspek kelingkungan serta keselamatan agar pemanfaatan bendungan
dapat dilakukan secara maksimal.

C. Proses Pembangkitan Listrik Tenaga Air

PLTA adalah mengolah energi potensial dari air yang kemudian diubah menjadi energi
kinetis. Energi potensial terjadi karena adanya perbedaan ketinggian. Sedangkan untuk
energi kinetis, adanya arus air pada kecepatan tertentu. Energi kinetis yang menyebabkan
turbin bergerak, sehingga muncul energi mekanik. Besarnya energi mekanik tergantung
dari energi kinetik dan potensial.

Melalui rotor pada generator yang bergerak, energi mekanik berubah menjadi energi
listrik yang bisa digunakan di beberapa rumah. Rotor bergerak karena turbin yang
bergerak. Turbin dihubungkan pada generator untuk memutar kumparan magnet yang
ada di dalam generator. Kumparan magnet yang berputar tersebut menghasilkan
pergerakan elektron dan menghasilkan arus AC. Pada PLTA, terdapat transformator atau
trafo step-up yang digunakan untuk meningkatkan tegangan arus AC.

Tujuan penggunaan trafo step-up adalah supaya listrik tidak banyak terbuang saat
dialirkan melalui transmisi. Saat mengalirkan listrik ke rumah, alat yang digunakan
adalah transmisi. Sebelum listrik digunakan, tegangan diturunkan lagi menggunakan
trafo step-down.

Cara kerja pembangkit listrik tenaga air adalah memanfaatkan sungai dengan arus tinggi
atau air terjun. Saat ini, sudah ada riset untuk membuat PLTA di laut. PLTA digunakan
untuk menghasilkan arus listrik sejak lama. Di Indonesia sendiri, potensi PLTA sangat
besar, yaitu 70.000 mega watt. Namun, PT PLN masih masih memanfaatkannya sekitar
enam persen. Setiap PLTA pasti memiliki bendungan, seperti Bendungan Jatiluhur.
Fungsinya adalah menampung air karena turbin membutuhkan pasokan air yang cukup
besar dan stabil. Bendungan juga berfungsi untuk menciptakan air yang jatuh dari
ketinggian dengan arus tinggi. Misalnya, air terjun agar turbin dapat bergerak dengan
cepat. Selain itu, bendungan dapat digunakan untuk mengurangi banjir karena dapat
menampung air dalam jumlah banyak.

Memanfaatkan PLTA sangat baik karena sumber daya utama yang berasal dari minyak
bumi akan habis jika digunakan terus menerus. Sebenarnya, cara kerja pembangkit
listrik tenaga air tidak menyebabkan pencemaran. Pembangkit listrik tenaga air terus
ditingkatkan untuk menjadi alternatif sumber daya dari minyak bumi.

D. Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air

PLTA adalah satu pembangkit listrik yang sangat bermanfaat dan memiliki kelebihan itu
tersendiri seperti, PLTA bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi
bergharga bagi lingkungan, selain itu PLTA bertahan lama dengan umur kisaran 50-100
Tahun dan kapasitas daya keluaran PLTA relative lebih besar dibandingkan dengan
pembangkit energy terbarukan lainnya. Selain menjadi tempat untuk pembangkit listrik
bendungan PLTA juga bisa berguna untuk pariwisata, irigasi air, dan cadangan air.

Tetapi, PLTA memiliki kekurangan salah satunya adalah menganggu ekosistem


kehidupan sungai atau danau akibat dibangunnya bendungan. Pembangunan bendungan
juga mengharuskan menghabiskan biaya yang banyak dan waktu yang lama dan jika
bendungan rusak akan membuat kerusakan dan kerugian yang besar.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan Konversi Energi Tenaga Air di Indonesia, maka diperoleh


kesimpulan sebagai berikut:

1. Pembangkit Listrik Tenaga Air atau biasa disingkat PLTA adalah pembangkit
listrik yang memanfaatkan energi air untuk menggerakkan turbin atau kincir yang
nantinya akan berubah menjadi energi listrik. Sumber daya alam ini tentu menjadi
alternatif dari sumber energi listrik lainnya yang umumnya tidak ramah lingkungan
dan tidak terbarukan, seperti batubara dan fosil. Oleh karena itu, pemerintah
Indonesia mulai giat untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di beberapa
daerah di Indonesia.

2. Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin secara


prinsipnya adalah disebabkan karena sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti
eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya air yang berkurang
seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil.

3. Ramah lingkungan- keuntungan terpenting dari tenaga angin adalah berkurangnya


level emisi karbon dioksida penyebab perubahan ikilm. Tenaga ini juga bebas dari
polusi yang sering diasosiasikan dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil dan
nuklir.

4. Penggunaan energi konvensional tenaga air merupakan alternative sumber energi


yang efektif apabila digunakan ditempat yang mempunyai sumber daya air yang
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai