Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK 5

PLTA

DOSEN : Dr. HERIX SONATA MS,ST,M.Si

NAMA NIM

1. ICHWANUL IHSAN 2022210042


2. WAHYU RAMADHAN 2022210043
3. RAHMAD FAJRI ALDINO 2022210044
4. PUTRA GELBI JANNATUL YUDA 2022210045
5. MUHAMMAD RIDHA IKRAM 2022210046
6. RIDHO AFRIANTO 2022210047

PROGRAM STUDY TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK SIPIL

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

2022
DAFTAR ISI

BAB I …………………………………………………………………………

Pendahuluan …………………………………………………………………

1.1 Latar Belakang …...….…………………………………………………

1.2 Tujuan …………………………………………………………………

1.3 Manfaat …………………………………………………………………

BAB II …………………………………………………………………………

ISI …………………………………………………………………………………

1.1 Landasan Teori …………………………………………………

2.2 Pengertian PLTA …………………………………………………

2.3 Prinsip PLTA dan konversi energi …………………………………

2.4 Komponen Dasar PLTA …………………………………………

2.5 Jenis - jenis PLTA …………………………………………………

2.6 Waduk …………………………………………………………………

2.7 Parameter Yang Mempengaruhi Pengoperasian PLTA …………

2.8 Klasifikasi PLTA …………………………………………………

2.9 Jenis Turbin Air …………………………………………………

BAB III …………………………………………………………………………

Penutup …………………………………………………………………………

3.1 Kesimpulan …………………………………………………………

3.2 Saran …………………………………………………………………


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semakin meningkatnya jumlah penduduk kebutuhan energi listrik yang
dibutuhkan di Indonesia bertambah. Sejatinya tidak sejalan dengan persebaran
listrik yang tidak merata. Sehingga persebaran penggunaan listrik hanya
menjangkau daerah perkotaan, sedangkan daerah pelosok belum mendapatkan
pasokan listrik yang cukup. Pembangkit listrik tenaga air sebagai energi listrik
yang memanfaatkan bentuk perubahan dari tenaga air dengan ketinggian dan
debit tertentu menjadi tenaga listrik. Untuk mengantisipasi kebutuhan akan energi
listrik terutama menggunakan sumberdaya air seperti PLTA. Keberadaan
beberapa kolam tandon besar di Indonesia, selain digunakan untuk penampungan
air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik. Pilihan
mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya disebabkan
potensi air yang ada di Indonesia yang cukup melimpah, sehingga sangat
berpotensi untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Oleh karena itu penerapannya di Indonesia perlu dipelajari lebih mendalam,
bahwa potensinya diperkirakan menurut Senior Advisor Andritz Hydro Adhi
Satriya, potensi energi air Indonesia yang dapat menghasilkan listrik melalui
PLTA mencapai 75.000 Mega Watt (MW). Namun, pemanfaatannya masih relatif
rendah kurang dari 8 persen.

Pembangkit listrik tenaga air adalah salah satu sumber energi listrik yang
memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Pembangkit ini merupakan salah satu
sumber energi listrik utama yang ada di Indonesia. Keberadaannya diharapkan
mampu memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, selain yang berasal
dari bahan bakar batu bara. Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia banyak
dikembangkan. Hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah.
Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia, selain digunakan untuk
penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi penghasil listrik.
Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah satunya
disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Hal ini ditujukan untuk menciptakan biaya produksi yang murah pada listrik di
Indonesia. Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit
listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula
beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik
tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga
nuklir. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n
b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e r g y mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA perlu untuk
diketahui oleh para mahasiswa sebagai modal awal untuk kedepannya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.
Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan
sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan
oleh karena itu progresnya berjalan lambat. Sedangkan sekarang, pengembangan
PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak
mengahasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak
mulai menipis.
Beberapa alasan tambahan bahwa PLTA lebih menguntungkan dibandingkan
tipe generator lain adalah :

1. Persediaan air cenderung tidak habis dan dapat diperbaharui.


2. Ramah Lingkungan.
3. Tidak memerlukan bahan bakar.
4. Periode mulainya terjadi secara terus menerus.
5. Pengoperasiannya sederhana dan biaya perawatannya murah.
6. Hampir tidak ada resiko meledak.

1.2 Tujuan Pembahasan

Tujuan dari pembahasan mengenai PLTA pada makalah ini adalah:

1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang pembangkitan listrik, khususnya


PLTA.
2. Mahasiswa mengetahui bagaimana prinsip kerja dari sebuah PLTA.
3. Dengan membahas PLTA, kita bisa mengetahui faktor penting dalam
pembangunan PLTA dan dampak bagi masyarakat sekitar.

Tetapi jika tujuan PLTA untuk lingkungan hidup masyarakat adalah :

1. Tujuan yang ingin dicapai adalah PLTA dapat beroperasi dan digunakan
secara efektif.
2. Persebaran listrik yang merata ke seluruh daerah pelosok dll.
1.3 Manfaat

Adapun manfaat PLTA antara lain sebagai berikut:

1. Sumber energi segala kebutuhan, baik kebutuhan rumah tangga hingga


kebutuhan pada sektor industri.
2. Energi yang ramah lingkungan, hal ini dikarenakan gas emisi PLTA tidak
sebesar pembangkit listrik lain yakni hanya berkisar 18,5 gCO2-eq/kWh.
3. Meningkatkan perekonomian, PLTA ini dapat membantu menekan pengeluaran
biaya penggunaan energi listrik sehingga akan lebih menghemat pengeluaran
biaya kebutuhan hidup sehari-hari.
4. Destinasi wisata, adanya bendungan PLTA dapat dijadikan destinasi wisata baru
yang mengedukasi.
5. Irigasi, air yang tersimpan dibendungan dapat diambil dan dimanfaatkan sebagai
sumber irigasi untuk ladang dan sawah.
6. Cadangan air, tampungan air dalam bendungan PLTA dapat dijadikan cadangan
air terutama pada saat musim kemarau tiba.
7. Ketahanan energi nasional, listrik yang mana dulunya hanya mengandalkan batu
bara yang bersifat tidak dapat diperbarui kini dengan adanya PLTA maka
penggunaan energi batu bara dapat berkurang sehingga lebih menjaga ketahanan
energi yang dimiliki oleh Indonesia.
BAB II
ISI

1. Landasan Teori

Tenaga air merupakan sumber daya terpenting. Tenaga air memiliki beberapa
keuntungan yang tidak dapat dipisahkan. Bahan bakar untuk PLTU adakah
batubara. Berdasarkan pengertian yang sama, kita dapat mengatakan bahwa bahan
bakar untuk PLTA adalah air. Nyatanya suatu jurnal teknis mengenai tenaga air
menamakannya sebagi batubara putih. Tetapi keunggulan untuk bahan bakar
PLTA ini sama sekali tidak akan habis terpakai ataupun berubah menjadi yang
lain.

PLTA tidak menghadapi masalah pembuangan limbah. PLTA merupakan


suatu sumber energy yang abadi. Air melintas melalaui turbin tanpa kehilangan
kemampuan pelayanan untuk wilayah di hilirnya. Biaya pengoperasian dan
pemeliharaan PLTA sangat rendah.

Pada PLTA, transportasi batubara putih berlangsung secara alamiah. Turbin-


turbin pada PLTA bisa dioperasikan setiap saat dan cukup sederhana untuk
dimengerti. Peralatan PLTA yang mutakhir, umumnya memiliki peluang yang
besar untuk bisa dioperasikan selama 50 tahun. PLTA bisa diamnfaatkan untuk
cadangan yang bisa diandalakn pada sistem kelistrikan terpadu.

A. Pengertian PLTA

Pengertian pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah
energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan
bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator) Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara
mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Pada saat beban puncak
air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air
pada waduk utama tetap stabil.
PLTA dapat beroperasi sesuai dengan perancangan sebelumnya, bila
mempunyai Daerah Aliran Sungai (DAS) yang potensial sebagai sumber air untuk
memenuhkebutuhan dalam pengoperasian PLTA tersebut. Pada operasi PLTA
tersebut, perhitungan keadaan air yang masuk pada waduk / dam tempat
penampungan air, beserta besar air yang tersedia dalam waduk / dam dan
perhitungan besar air yang akan dialirkan melalui pintu saluran air untuk
menggerakkan turbin sebagai penggerak sumber listrik tersebut, merupakan suatu
keharusan untuk dimiliki, dengan demikian kontrol terhadap air yang masuk
maupun yang didistribusikan ke pintu saluran air untuk menggerakkan turbin harus
dilakukan dengan baik, sehingga dalam operasi PLTA tersebut, dapat dijadikan
sebagai dasar tindakan pengaturan efisiensi penggunaan air maupun pengamanan
seluruh sistem, sehingga PLTA tersebut, dapat beroperasi sepanjang tahun,
walaupun pada musim kemarau panjang.
Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6
milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang
digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
Dalam penentuan pemanfaatan suatu potensi sumber tenaga air bagi
pembangkitan tanaga listrik ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

a. Jumlah air yang tersedia, yang merupakan fungsi dari jatuh hujan dan
atau salju.
b. Tinggi terjun yang dapat dimanfaatkan, hal mana tergantung dari
topografi daerah tersebut.
c. Jarak lokasi yang dapat dimanfaatkan terhadap adanya pusat-pusat
beban atau jaringan transmisi.
B. Prinsip PLTA dan konversi energi

Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi
kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis
dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini
berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah
energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua
hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa
tahapan perubahan energi, yaitu:

a. Energi Potensial
Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu
akibat adanya perbedaan ketinggian. Besarnya energi potensial yaitu:
Ep = m . g . h
Dimana:
Ep : Energi Potensial
m : massa (kg)
g : gravitasi (9.8 kg/m2)
h : head (m)
b. Energi Kinetis
Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga
timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan.
Ek = 0,5 m . v . v
Dimana:
Ek : Energi kinetis
m : massa (kg)
v : kecepatan (m/s)
c. Energi Mekanis
Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin.
Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi
kinetis. Besarnya energi mekanis.
dirumuskan: Em = T . ω . t
Dimana:
Em : Energi mekanis
T : torsi
ω : sudut putar
t : waktu (s)
d. Energi Listrik
Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi
listrik sesuai persamaan:
El = V . I . t
Dimana:
El : Energi Listrik
V : tegangan (Volt)
I : Arus (Ampere)
t : waktu (s)

C. Komponen Dasar PLTA

Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan


transmisi. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir.
a. Turbin
Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
Air akan memukul sudu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran
turbin ini di hubungkan ke generator.
Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan
suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah
turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat
pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum
air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls.
Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja
karena kecepatan air yang menghantam sudu.
Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan
propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa
digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-
sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh
servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu
atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada
sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin
rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan,
posisinya tetap (tidak bisa digerakkan).
Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-
sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-
sudu jalan (mangkok-mangkok runner).Air yang digunakan untuk membangkitkan
listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau
dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air
didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini
merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.
b. Generator
Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.
Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan
stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara
melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini
dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul
magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar
maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di
kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu
tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa
menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

                                                      i.        Putaran


Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor,
sesuai dengan persamaan:
η = 60 . f / P
dimana:
η : putaran
f : frekuensi
P : jumlah pasang kutub
Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan
frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333
rpm.
                                                     ii.        Kumparan
Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya
daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit
                                                    iii.        Magnet
Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan
dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi
dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor.
Sehingga didapat persamaan:
E=B.V.L
Dimana:
E : Gaya elektromagnet
B : Kuat medan magnet
V : Kecepatan putar
L : Panjang penghantar
Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan
kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur
adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk.
Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan
makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.
Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi
empat, yaitu:

 Jenis biasa thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide
bearing.
 Jenis Payung (Umbrella Generator) thrust bearing dan satu guide bearing
diletakkan dibawah rotor.
 Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) kombinasi guide dan
thrust bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing
diletakkan diatas rotor.
 Jenis Penunjang Bawah thrust bearing diletakkan dibawah coupling.
Generator yang digunakan di Saguling adalah jenis Setengah Payung.
c. Travo
Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan
adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke
rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan
lagi dengan travo step down. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja
dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini
ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant.
d. Bendungan
Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air
menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk
mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga
memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak
diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:
i. Bendungan Beton
a. Bendungan Gravitasi
b. Bendungan Busur
c. Bendungan Rongga
ii. Bendungan Urugan
a. Bendungan Urugan Batu
b. Bendungan Tanah
iii. Bendungan Kerangka Baja
iv. Bendungan Kayu
D. Jenis - jenis PLTA
a. PLTA jenis terusan air (water way)
Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient)
yang agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi
terjun dan kemiringan sungai.
b. PLTA jenis DAM /bendungan
Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang
disungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan
air dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar
sebagai pembangkit listrik.
c. PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)
Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,
jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
E. Waduk
Waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai
kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.Sesuai
dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe
waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan(reservoir)
dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat berupa
aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan
bendungan pendek (run-off river with low head dam). Contohnya adalah
bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-
tahunan.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh, dan dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan
atau ketinggian.
a. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat
diklasifikasikan sebagai: Dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam".
b. Berdasarkan tujuan dibuatnya, yaitu: untuk menyediakan air untuk irigasi atau
penyediaan air di perkotaan meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga
hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan
lainnya. Pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri
seperti pertambangan  atau pabrik.
c. Berdasarkan ketinggian, yaitu: dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam
utama lebih dari 150 m.-dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-
medium antara 30 -100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.Beberapa
bendungan lainnya yaitu bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah
dike,yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi
tanah disekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang
dibuatsepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di
sekitarnya darikebanjiran. Sebuah bendungan Pengukur overflow dam
didisain untuk dilewati air. Weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil
yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan Pengecek check dam
adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus
soil erosion. Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:
 Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional.
Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.
 Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung
di lower reservoir sebelum dibuang disungai.
F. Parameter yang mempengaruhi pengoperasian PLTA
a. Keberadaan Air
Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan
musim penghujan. Maupun musim kemaraupanjang, diperlukan perhitungan besar
volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit
air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin. Bila terjadi
banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari waduk / dam
melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air dalam
waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan waduk / dam
maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan perhitungan
keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam waduk / dam,
dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi keadaan air yang
akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam. Pengukuran tersebut dilakukan
pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada DAS dalam waduk / dam tersebut.

b. Konstruksi Saluran Air ke Turbin


Kecepatan gerakan turbin, dipengaruhi oleh besar tekanan aliran air yang
dialirkan ke turbin. Besar tekanan aliran air yang dialirkan tersebut, dipengaruhi
debit air yang dialirkan beserta konstruksi dan penempatan saluran air yang
mengalirkan air tersebut. Semakin lebar diameter dan semakin tinggi pintu saluran
air dibuka, semakin besar debit air yang dialirkan, semakin tinggi tekanan air yang
terjadi masuk ke turbin. Selain hal tersebut diatas, rancangan dan peletakan saluran
air tersebut, juga mempengaruhi tekanan air yang dialirkan ke turbin.

c. Pada prinsipnya ada beberapa parameter yang mempengaruhi operasi PLTA,


disebabkan oleh :
i.        Keberadaan Air

Untuk dapat mengoptimalkan pengoperasian PLTA, baik dalam keadaan


musim penghujan maupun musim kemarau panjang, diperlukan perhitungan besar
volume air yang tersedia dalam waduk / dam, guna perhitungan berapa besar debit
air yang harus dialirkan melalui pintu air yang dialirkan ke turbin.
Bila terjadi banjir, berapa besar volume air yang harus dibuang keluar dari
waduk / dam melalui pintu pembungan air, sehingga tetap terjadi keseimbangan air
dalam waduk / dam, dengan demikian dapat dihindari kerusakan bangunan
waduk / dam maupun perangkat keras pendukung lainnya. Untuk kebutuhan
perhitungan keadaan air baik yang akan masuk maupun yang berada dalam
waduk / dam, dilakukan pengukuran terhadap parameter yang mempengaruhi
keadaan air yang akan masuk maupun yang ada dalam waduk/dam.
Pengukuran tersebut dilakukan pada berbagai stasiun ukur yang tersebar pada
DAS dalam waduk / dam tersebut. Data hasil pengukuran yang diperoleh pada
stasiun pengukuran, ditransmisikan melalui media komunikasi yang digunakan ke
pusat kontrol operasi PLTA untuk diproses sesuai fungsinya dalam sistem kontrol
tersebut.
Pada perhitungan keberadaan air tersebut, ada beberapa parameter yang
harus diperhatikan antara lain:
ii.        Aliran permukaan ( surface flow)
Aliran permukaan dan aliran dasar dipengaruhi intensitas curah hujan dan
lama turunnya hujan. Semakin tinggi intensitas curah hujan dan semakin lama
waktu turunnya hujan, semakin besar aliran permukaan dan aliran dasar sungai.
Tinggi permukaan dipengaruhi aliran permukaan dan aliran dasar. Semakin besar
aliran permukaan dan aliran dasar, semakin tinggi muka air yang terjadi, sehingga
semakin besar volume air yang mengalir ke dalam waduk / dam.
iii.        Aliran dasar ( Base flow)
iv.        Tinggi muka air
v.        Kehilangan air karena keadaan lingkungan
Parameter kehilangan air yang disebabkan keadaan lingkungan, dipengaruhi
antara lain:

 Suhu udara semakin tinggi suhu udara, semakin besar kehilangan air.
 Kelembaban semakin kecil kelembaban (humidity), semakin besar
kehilangan air.
 Kecepatan angin semakin cepat kecepatan angin berhembus, semakin
besar kehilangan air.
 Penyinaran matahari semakin panas dan semakin lama penyinaran
matahari, semakin besar kehilangan air.

vi.        Keadaan DAS


Parameter keadaan DAS dipengaruhi beberapa parameter, antara lain :

 Vagitasi semakin rapat tumbuhnya tumbuh-tumbuhan (pohon)


dalam DAS, semakin besar aliran dasar sungai.
 Penduduk semakin padat / ramai penduduk yang bermukim dalam
DAS, semakin besar kehilangan air.
 Industri semakin banyak industri yang beroperasi dalam DAS,
semakin besar kehilangan air
G. Klasifikasi PLTA
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air berdasarkan:
a. Berdasarkan tujuan
Hal ini disebabkan karena fungsi yang berbeda-beda misalnya untuk
mensuplai air, irigasi, kontrol banjir dan lain sebagainya disamping produksi
utamanya yaitu tenaga listrik.
b. Berdasarkan keadaan hidraulik
Suatu dasar klasifikasi pada pembangkit listrik tenaga air adalah
memperhatikan prinsip dasar hidraulika saat perencanaannya. Ada empat jenis
pembangkit yang menggunakan prinsip ini. Yaitu:
i. Pembangkit listrik tenaga air konvensional yaitu pembangkit yang
menggunakan kekuatan air secara wajar yang diperoleh dari
pengaliran air dan sungai.
ii. Pembangkit listrik dengan pemompaan kembali air ke kolam
penampungan yaitu pembangkitan menggunakan konsep perputaran
kembali air yang sama denagn mempergunakan pompa, yang
dilakukan saat pembangkit melayani permintaan tenaga listrik yang
tidak begitu berat.
iii. Pembangkit listrik tenaga air pasang surut yaitu gerak naik dan turun
air laut menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas.
Gambaran siklus air pasang adalah perbedaan naiknya permukaan air
pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Air pada waktu
pasang berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat disalurkan ke
dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi tersebut. Air akan
dialirkan kelaut pada waktu surut melalui turbin-turbin.
iv. Pembangkit listrik tenaga air yang ditekan yaitu dengan mengalihkan
sebuah sumber air yang besar seperti air laut yang masuk ke sebuah
penurunan topografis yang alamiah, yang didistribusikan dalam
pengoperasian ketinggian tekanan air untuk membangkitkan tenaga
listrik.
c. Berdasarkan Sistem Pengoperasian
Pengoperasian bekerja dalam hubungan penyediaan tenaga listrik sesuai
dengan permintaan, atau pengoperasian dapat berbentuk suatu kesatuan sistem
kisi-kisi yang mempunyai banyak unit.
d. Berdasarkan Lokasi Kolam Penyimpanan dan Pengatur.
Kolam yang dilengkapi dengan konstruksi bendungan/tanggul. Kolam tersbut
diperlukan ketika terjadi pengaliran tidak sama untuk kurun waktu lebih dari satu
tahun. Tanpa kolam penyimpanan, pembangkit/instalasi dipergunakan dalam
pengaliran keadaan normal.
e. Berdasarkan Lokasi dan Topografi
Instalasi pembangkit dapat berlokasi didaerah pegunungan atau dataran.
Pembangkit di pegunungan biasanya bangunan utamanya berupa bendungan dan
di daerah dataran berupa tanggul.
f. Berdasarkan Kapasitas PLTA
Menurut Mesonyi:
i. Pembangkit listrik yang paling kecil sampai dengan : 100 kW
ii. Kapasitas PLTA yang terendah sampai dengan : 1000 kW
iii. Kapasitas menengah PLTA sampai dengan : 10000 kW
iv. Kapasitas tertinggi diatas : 10000 kW
g. Berdasarkan ketinggian tekanan air
i. PLTA dengan tekanan air rendah kurang dari : dibawah 15 m
ii. PLTA dengan tekan air menengah berkisar : 15 m – 70 m
iii. PLTA dengan tekanan air tinggi berkisar : 71 m – 250 m
iv. PLTA dengaan tekanan air yang sangat tinggi : diatas 250 m

h. Berdasarkan bangunan/konstruksi utama


Berdasarkan bangunan / konstruksi utama dibagi atas:
 Pembangkit listrik pada aliran sungai, pemiliahn lokasi harus
menjamin bahwa pengalirannya tetap normal dan tidak mengganggu
bahan-bahn konstruksi pembangkit listrik. Dengan demikian
pembangkit listrik walaupun mempunyai kolam cadangan untuk
penyimpanan air yang besar, juga mempunyai sebuah saluran pengatur
jalannya air dari kolam penyimpanan itu.
 Pembangkit listrik dengan bendungan yang terletak di lembah, maka
bendungan itu merupakan lokasi utama dalam menciptakan sebauh
kolam penampung cadangan air, dan konstruksi bangunan terletak
pada sisi tanggul.
 Pembangkit listrik tenaga air dengan pengalihan terusan, aliran air
yang dialirkan melalui sebauh terusan ke konstruksi bangunan yang
lokasinya cukup jauh dari kolam penyimpanan. Air dari lokasi
bangunan dikeringkan ke dalam sungai semula denagn suatu
pengalihan aliran air. Pembangkt listrik tenaga air dengan pengalihan
ketinggian, tekanan air dialirkan melalui sebuah sitem terowongan dan
terusan yang menuju kolam cadangan diatas, atau aliran lain melalui
lokasi bangunan ini.

H. Jenis Turbin Air


a. Turbin Kaplan
Turbin Kaplan digunakan untuk tinggi terjun yang rendah, yaitu di bawah20
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik roda
air turbin dilakukan melalui pemanfaatan kecepatan air. Roda air turbin Kaplan
menyerupai baling-baling dari kipas angin.
b. Turbin Francis
Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin ini digunakan
untuk tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter. Teknik mengkonversikan
energi potensial air menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui
proses reaksi sehingga turbin Francis jugadisebut sebagai turbin reaksi.
c. Turbin Pelton
Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas 300
meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada
roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton juga
disebut sebagai turbin impuls.
Untuk semua macam turbin air tersebut di atas, ada katup pengatur yang
mengatur banyaknya air yang akan dialirkan ke roda air. Dengan pengaturan air
ini, daya turbin dapat diatur. Di depan katup pengatur terdapat katup utama yang
harus ditutup apabila turbin air dihentikan untuk melaksanakan pekerjaan
pemeliharaan atau perbaikan pada turbin. Apabila terjadi gangguan listrik yang
menyebabkan PMT generator trip, maka untuk mencegah turbin berputar terlalu
cepat karena hilangnya beban generator yang diputar oleh turbin, katup pengatur
air yang menuju ke turbin harus ditutup. Penutupan katup pengatur ini akan
menimbulkan gelombang air membalik yang dalam bahasa Inggris disebut water
hammer (palu air). Water hammer ini menimbulkan pukulan mekanis kepada pipa
pesat ke arah atas (hulu) yang akhirnya diredam dalam tabung peredam (surge
tank).
d. Kecepatan spesifik (specffic speed) turbin air didefinisikan sebagai jumlah
putaran per menit [rpm] (rotation per minute [rpm] dari turbin untuk
menghasilkan satu daya kuda pada tinggi terjun H = I meter.
e. Saluran air dari dam atau kolam tando sampai pada. tabung peredam,
panjangnya dapat mencapai beberapa kilometer. Apabila saluran ini tidak rata,
jalannya naik turun, maka di bagian-bagian cekungan yang rendah, harus ada
katup untuk membuang endapan pasir atau lumpur yang terjadi di cekungan
rendah tersebut. Di sisi lain, yaitu di bagian-bagian lengkungan yang tinggi
juga harus ada katup, tetapi dalam hal ini untuk membuang udara yang
terperangkap dalam lengkungan yang tinggi ini. Secara periodik, katup-katup
tersebut di atas harus dibuka untuk membuang endapan yang terjadi maupun
untuk membuang udara yang terperangkap.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komponen – kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan


transmisi.

Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin
memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi
untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar
kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.


gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin
air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin
untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Perputaran
turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti
turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.

Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox.


Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam
generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik
tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan
adalah travo step up.
Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah
atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo
step down.

3.2 Saran

Dasarnya PLTA merupakan pembangkit yang sangat ramah lingkungan,


dengan tidak merusak alam disekitarnya, selain itu juga pembangkit ini memiliki
potensi yang sangat baik dan jangka panjang, jika dilihat dengan banyaknya sungai
yang berada di Indonesia, selain dukungan alam dari Indonesia pembangkit ini
mungkin saja merupakan pembangkit yang dapat di dirikan dengan anggaran dana
yang sangat murah. Bila ingin membangun pembangkit listrik tenaga air harus
terlebih dahulu melakukan survey dan analisis tempat agar dapat menemukan
lokasi yang tepat dengan debit aliran sungai yang stabil dan ketinggian air jatuh
(head) yang pas agar daya yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga air
tersebut optimal.

Anda mungkin juga menyukai