Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEKNOLOGI ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

HYDROPOWER ENERGY

DISUSUN OLEH:
1. ADE KURNIAWAN (03031181520008)
2. AGUNG PRABOWO (03031281520098)
3. ENDRA HAKIM TANARA (03031281520100)
4. FEBRIAN GLENDI PRADITA (03031181520094)
5. HABIL MAJID WIRAWAN (03031181520002)
6. ROMA DHONA INDRA PUTRA (03031181520102)
7. WAHYU ILMI AL RIDHA (03031281520096)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2017
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 2
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................ 3
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 3
1.4. Manfaat .............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
2.1. Energi Hydropower .......................................................................................... 4
2.2. Sumber Energi Hydropower ............................................................................ 5
2.3. Roadmap Energi Hydropower ......................................................................... 6
2.4. Karakteristik Energi Hydropower .................................................................. 8
2.5. Potensi Energi Hydropower dan Hubungan Energi Hydropower terhadap
Jumlah Energi Listrik .................................................................................................. 9
2.6. Aspek-aspek Kimia Pada Energi Hydropower ............................................ 11
2.7. Aplikasi Energi Hydropower ......................................................................... 13
2.8. Perkembangan Energi Hydropower di Indonesia ....................................... 16
BAB III PENUTUP ......................................................................................................... 19
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................... 19
3.2. Saran ................................................................................................................ 19
DAFTRAR PUSTAKA ..................................................................................................... 0

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena
pada air tersimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air
mengalir). Tenaga air (Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam wujud
energi mekanis maupun energi listrik. Pemanfaatan energi air banyak dilakukan
dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang memanfaatkan adanya suatu
air terjun atau aliran air di sungai. Sejak awal abad 18 kincir air banyak
dimanfaatkan sebagai penggerak penggilingan gandum, penggergajian kayu dan
mesin tekstil. Memasuki abad 19 turbin air mulai banyak dikembangkan, hingga
saat sekarang turbin air dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Pada pemanfaatan energi air untuk pembangkitan listrik, kerap kali
memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh air, yaitu dengan membentuk
bendungan. Aliran sungai dengan sejumlah anak sungainya dibendung dengan
sebuah Dam. Airnya ditampung dalam waduk yang kemudian dialirkan melaui
Pintu Pengambilan Air yang selanjutnya masuk ke dalam Terowongan Tekan.
Sebelum memasuki Pipa Pesat, air harus melewati Tangki Pendatar yang berfungsi
untuk mengamankan pipa pesat apabila terjadi tekanan kejut atau tekanan
mendadak yang biasa disebut sebagai pukulan air saat Katup Utama ditutup
seketika. Setelah Katup Utama dibuka, aliran air memasuki Rumah Keong.
Aliran air yang bergerak memutar Turbin dan dari turbin, air mengalir
keluar melalui Pipa Lepas dan selanjutnya dibuang ke Saluran Pembuangan. Poros
turbin yang berputar tersebut dikopel dengan poros Generator sehingga
menghasilkan energi listrik. Melalui Trafo Utama (Main Transformer), energi
listrik disalurkan melewati Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kV ke
konsumen melalui Gardu Induk.
Oleh karena pemanfaatan energi air sangat bermanfaat dalam pembangkitan
energi listrik, dimana dalam pengaplikasiannya hanya memerlukan biaya operasi

2
yang relatif murah tetapi menghasilkan energi yang besar, sehingga penggunaan
energi hydropower sebagai pembangkit tenaga listrik banyak digunakan oleh
seluruh negara di dunia, bahkan termasuk di Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa bentuk jenis-jenis sumber dalam pembangkit tenaga hydropower?
2. Bagaimana rute (road map) konversi energi tenaga hydropower?
3. Bagaimana karakteristik energi hydropower?
4. Apa bentuk persamaan antara jumlah energi hydropower terhadap kalori
atau energi listrik yang dihasilkan?
5. Bagaimana aspek-aspek kimia dalam energi hydropower?
6. Bagaimana pengaplikasian energi hydropower dalam industri?
7. Bagaimana perkembangan energi hydropower di Indonesia?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis sumber energi hydropower.
2. Dapat mengetahui road map konversi energi dari energi hydropower.
3. Dapat mengetahui karakteristik dari pembangkit listrik energi hydropower.
4. Memahami persamaan yang berhubungan antara energi hydropower
terhadap jumlah energi listrik yang dihasilkan.
5. Mengetahui aspek-aspek kimia dalam energi hydropower.
6. Dapat mengetahui bentuk pengaplikasian energi hydropower dalam dunia
industri.
7. Dapat mengetahui perkembangan pemanfaatan energi hydropower di
Indonesia sebagai pembangkit listrik.

1.4. Manfaat
Makalah yang kami susun ini diharapkan dapat menambah ilmu
pengetahuan pelajar ataupun masyarakat yang ingin mengetahui mengenai energi
hydropower lebih lanjut. Tidak hanya mengenai pengetahuan umum tentang energi
tersebut, tetapi juga mengetahui bagaimana perkembangannya di Indonesia sendiri.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Energi Hydropower


Energi hydropower adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir.
Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam
sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Di mana air menguap,
kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia
memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi
menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut. Aliran air yang
dikonversikan menjadi energi listrik. Hujan yang turun mengalir menuju ke laut.
Aliran air ini memiliki energi kinetik dan energi potensial relatif terhadap
permukaan laut dimana air tersebut bermuara. Energi ini dapat dikonversikan
menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin yang digunakan bersama dengan
generator. Pada mulanya, energi yang terkandung di dalam air tersebut diubah
menjadi daya poros dengan menggunakan turbin air. Selanjutnya, daya poros ini
digunakan untuk memutar generator sehingga dihasilkan listrik yang dapat
digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Hydropower merujuk kepada teknologi
yang mengubah air menjadi energi listrik. Sebagai salah satu aplikasi dari green
technology, hydropower menghasilkan sedikit pencemaran dibandingkan dengan
teknologi pembangkit lainnya. Prinsip teknologi ini adalah menggunakan energi
kinetik dari arus air untuk memutar turbin yang nantinya akan diubah menjadi
energi listrik. Hydropower dibagi menjadi empat kategori, yaitu conventional
hydroelectric, run-of-the-river hydroelectricity, small hydro projects, micro hydro
projects, dan pumped-storage hydroelectricity.
Hydropower memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan
energi konvensional lainnya, terutama dalam hal efek lingkungan yang
ditimbulkan. Pertama, energi hydropower merupakan energi yang terbarukan
sehingga ketersediaannya di alam sangat melimpah. Kedua, energi hydropower
tidak menghasilkan pencemaran baik pencemaran air, pencemaran tanah, dan
pencemaran udara, khususnya gas rumah kaca yang sekarang ini menjadi masalah

4
dunia karena menjadi salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Selain itu,
pembangkit listrik tenaga air dikenal memiliki laju kegagalan dan biaya operasi
yang rendah tetapi memiliki kehandalan yang tinggi. Namun demikian, energi
hydropower juga memiliki beberapa kelemahan, misalnya: dengan adanya
bendungan yang dibangun maka akan mengganggu proses migrasi ikan. Selain itu,
air yang melewati turbin akan mengalami kenaikan temperatur yang mungkin
menggangu ekosistem disekitarnyaa, dan banyaknya ikan yang mati karena
tertabrak putaran turbin yang terlalu cepat.
2.2. Sumber Energi Hydropower
Ada beberapa sumber energi hydropower yang bisa dimanfaatkan karena
banyaknya jumlah air yang ada dipermukaan bumi. Namun tidak semua dari
sumber air dapat digunakan sebagai sumber dari energi hydropower, sumber air
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi hydropower adalah air yang
mengalir sehingga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin. Adapun
beberapa sumber energi hydropower adalah sebagai berikut
2.2.1. Sungai dan Bendungan
Pada tahun 2003, 16 persen listrik di dunia diproduksi oleh pembangkit listri
tenaga air. Tenaga air memanfaatkan energi air yang bergerak dari tingkat tinggi ke
tingkat rendah. Makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin besar
listrik dapat dihasilkan. Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga
air dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani, dan
ekosistem seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas.
Lebih lanjut, energi air dari bendungan tidak bisa diandalkan selama musim
kering yang panjang dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya
berkurangBagaimanapun juga, sistem hidro skala kecil dapat menghasilkan listrik
cukup besar tanpa membutuhkan bendungan yang besar. klasifikasi sebagai “kecil,”
‘Mini,” “mikro,” tergantung pada berapa banyak listrik yang diproduksinya, sistem
hidro kecil menangkap energi sungai tanpa mengambil banyak air dari alirannya.
2.2.2. Ombak
Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat
menghasilkan dua terawatts energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi

5
listrik dunia saat ini dan setara dengan energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit
listrik bertenaga minyak, gas, batu bara dan nuklir. Total energi terbarukan di
dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat memenuhi kebutuhan energi dunia
lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan tenaga ombak masih bersifat
teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih sangat awal
untuk memprediksikan secepat apa ini akan berkontribusi pada gambaran energi
global.
2.3. Roadmap Energi Hydropower
Kekuatan mekanis yang dihasilkan dari air yang jatuh sudah banyak
digunakan selama ribuan tahun di banyak belahan dunia. Penemuan generator
listrik di akhir Abad 19 melahirkan listrik tenaga air dan pada awal abad ke-20
sudah menghasilkan 40% daya listrik yang dihasilkan oleh Amerika Serikat.
Dengan banyak kota dan Industri yang berada di dekat sungai, tenaga air mampu
untuk memasok listrik dari pabrik yang dekat dengan beban pusat.
Hydropower adalah teknologi matang yang digunakan di 159 negara.
Teknologi ini menyediakan 16,3% dari dunia listrik (sekitar 3 500 TWh tahun
2010), lebih dari tenaga nuklir (12,8%), 2 lebih banyak dari pada listrik bertenaga
angin, solar, panas bumi dan sumber lainnya yang jika digabungkan (3,6%), namun
hanya kalah dibanding pembangkit listrik bertenaga bahan bakar fosil (67,2%)
(IEA, 2012a). Di negara-negara OECD, PLTA Kontribusinya adalah 13% (sekitar
1 400 TWh di tahun 2008). Ini lebih kecil daripada di negara-negara non-OECD
(19,8%, sekitar 2100 TWh di tahun 2008), dimana telah meningkat dengan tingkat
pertumbuhan tahunan rata-rata 4,8% sejak tahun 1973.
PLTA dapat meningkatkan pencapaiannya pada tahun 2050, hingga
mencapai 2.000 GW dan pada kapasitas global bisa lebih dari 7.000 TWh.
Pencapaian ini, didasari oleh kebutuhan untuk mencari listrik bersih yang dapat
mencegah emisi tahunan hingga 3 miliar ton CO2 yang diakibatkan oleh
pembangkit listrik dari bahan bakar fosil. Sebagian besar perubahan ini berasal dari
perkembangan besar di negara maju dan negara berkembang.

6
Banyak kelebihan dari hydroelectricity meliputi kehandalan, teknologi
tinggi, kapasitas penyimpanan yang besar, biaya operasi dan perawatan yang sangat
rendah. PLTA sangat fleksibel, PLTA sendiri merupakan aset berharga bagi
operator jaringan listrik, terutama karena cepat munculnya berbagai teknologi
energi terbarukan lainnya seperti tenaga angin dan energi lainnya. Banyak
pembangkit listrik tenaga air juga menyediakan pengendalian banjir, irigasi,
navigasi dan suplai air tawar. Hidroelektrik mempunyai beberapa kelebihan

7
dibanding sumber tenaga listrik lainnya, diantaranya adalah tingkat kehandalan,
teknologi tinggi, efisiensi tinggi, biaya operasi dan perawatan yang sangat rendah,
fleksibilitas dan kapasitas penyimpanan yang besar. Sejak tahun 2005, penambahan
kapasitas baru di PLTA telah menghasilkan lebih banyak listrik dari pada energi
terbarukan lainnya.
Potensi air yang akan dijadikan pembangkit listrik tambahan tetap besar,
terutama yang berada di Afrika, Asia dan Amerika Latin. Peta jalan ini meramalkan,
pada tahun 2050, dua kali lipat kapasitas global bisa mencampai hampir 2.000 GW
dan pembangkit listrik global lebih dari 7.000 TWh. Sebagian besar pertumbuhan
pembangkit listrik tenaga air berasal dari proyek besar di negara maju dan negara
berkembang. Di negara-negara ini, proyek pembangkit listrik tenaga air yang besar
dan kecil dapat memperbaiki akses terhadap layanan energi modern dan
mengurangi kemiskinan, dan mendorong pembangunan sosial dan ekonomi,
terutama untuk masyarakat lokal. Di negara-negara industri, peningkatan atau
pembangunannya dapat memberikan manfaat tambahan. Untuk mencapai potensi
yang cukup besar dan untuk meningkatkan keamanan energi sambil mengurangi
ketergantungan pada listrik dari bahan bakar fosil, PLTA harus mengatasi hambatan
relatif terhadap kebijakan, lingkungan, penerimaan publik, desain pasar dan
tantangan finansial.
Proyek pembangkit listrik tenaga air membutuhkan investasi di muka yang
sangat besar, yang dapat berkisar hingga puluhan miliar USD. Meskipun PLTA
adalah teknologi listrik terbarukan dengan biaya paling murah dan biasanya
bersaing dengan semua alternatif, namun pembiayaan tetap menjadi isu utama.
Road map ini menyerukan skema pembiayaan inovatif dan reformasi desain pasar
untuk memastikan arus pendapatan jangka panjang yang memadai dan mengurangi
risiko bagi investor.
2.4. Karakteristik Energi Hydropower
Keuntungan dari pembangkit listrik tenaga air tidak "menghabiskan" air,
semua air dikembalikan ke sumber asalnya. PLTA dapat dibuat bekerja 24 jam, 7
hari seminggu. PLTA juga adalah sumber energi yang bersih, tidak menghasilkan
polusi udarai. Pembangkit listrik, sekali di tempat, tidak menciptakan produk

8
sampingan limbah dalam konversi mereka. Bendungan yang dibangun juga dapat
menutup gerbang mereka dan menyimpan air untuk digunakan oleh PLTA ketika
beban tinggi.
Seperti semua pembangkit listrik, pembangkit listrik tenaga air
membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk pembangunan, dan harus dibangun
untuk standar yang sangat tinggi. Tingginya biaya berarti bahwa pembangkit harus
beroperasi untuk waktu yang lama untuk menjadi menguntungkan. Pembangunan
bendungan juga dapat menyebabkan banjir, yang berarti lingkungan dan habitat
alami hewan, dan bahkan manusia mungkin hancur. Pembangunan bendungan
untuk pembangkit listrik tenaga air juga dapat menyebabkan banyak masalah akses
air. Penciptaan sebuah bendungan di satu lokasi mungkin berarti bahwa aliran
sungai tersebut turun dan tidak lagi memiliki kontrol aliran air. Hal ini dapat
menjadi kontroveesi di tempat-tempat di mana negara-negara yang bertetangga
berbagi pasokan air.
2.5. Potensi Energi Hydropower dan Hubungan Energi Hydropower
terhadap Jumlah Energi Listrik
Potensi energi air di Indonesia adalah 75,000 MW, namun baru
dimanfaatkan sekitar 10 persen atau sebesar 7,572 MW, Potensi energi air pun
tersebar diseluruh wilayah Indonesia, berdasarkan data dari Kementerian ESDM
potensi energi di Sumatera sebanyak 15,600 MW (20.8%); di Jawa sebesar 4,200
MW (5.6%); di Kalimantan sebesar 21,600 MW (28.8%); di Sulawesi sebesar
10,200 MW (13.6%); di Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
sebesar 620 MW (0.8%); di Maluku sebesar 430 MW (0.6%); dan di Papua sebesar
22,350 MW (29.8%).
Dengan banyaknya potensi energi air di Indonesia, seperti sumber air tawar,
waduk, sungai, laut, danau, pemafaatan energi air menggunakan energi potensial
gravitasi, air akan memutar turbin generator hingga dapat menkoversikan tenaga
mekanik yang dihasilkan menjadi energi listrik. Hal tersebut mendorong
pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan energi air dengan membangun
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Bahkan potensi pembuatan Pembangkit Listrik
Tenaga Miko Hidro (PLTMH) akan sangat potensial karena akan membantu daerah

9
potensi energi air kurang dari 100 kW untuk memanfaatkan PLTMH untuk
memenuhi kebutuhan listrik. Di Indonesia sendiri telah banyak dibangun beberapa
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangkit Listrik Tenaga Air yang telah
dibangun di Indonesia beberapa diantaranya adalah sebagai berikut: PLTA
Cikalong yang berada di Jawa Barat dengan 3 unit pembangkit (19.2 MW), PLTA
Saguling dengan 4 unit pembangkit (700 MW), PLTA Cirata dengan 8 unit
pembangkit (1,008 MW), PLTA Jatiluhur dengan 7 unit pembangkit (175 MW),
dan masih banyak lagi.
Selain pembangunan PLTA, pembangunan PLTMH juga dapat menjadi
solusi bagi daerah di Indonesia yang belum teraliri listrik, sehingga masyarakat di
daerah tersebut dapat memanfaatkan tenaga listrik dalam menunjang kegiatan
sehari-hari. Salah satu PLTMH yang dibangun oleh Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral adalah PLTMH yang berada di Desa Oi Panihi, Pulau Bima,
Nusa Tenggara Barat, PLTMH yang beroperasi sejak 13 januari 2017 dengan
kapasitas 100 KW tersebut mengaliri listrik ke 150 rumah warga (3). Diharapkan
pengembangan PLTMH dapat dilakukan di beberapa daerah di Indonesia yang
belum teraliri listrik, sehingga rasio elektrifikasi di Indonesia dapat meningkat dan
sebagai upaya pemanfaatan energi baru terbarukan secara maksimal sesuai potensi
yang ada di daerah tersebut.
Dalam melakukan suatu studi analisa potensi pusat listrik tenaga hydro,
terlebih dahulu kita harus mengetahui beberapa kriteria kelayakan suatu potensi
daerah tersebut. Kriteria-kriteria ialah sebagai berikut:
1) Konsumen, ada calon konsumen listrik di sekitar instalasi Pusat Listrik pada
radius 2 km dari pembangkit atau gardu distribusi.
2) Jarak, panjang jaringan distribusi dari titik lokasi pusat listrik terhadap penerima
daya (beban) kurang dari 2 km untuk tegangan rendah (220 V)
3) Kapasitas, daya terbangkit cukup memadai untuk seluruh warga agar tidak
menimbulkan konfik social, min 1 ampere atau 200 watt/ KK.
4) Debit air, fluktuasi debit sumber air tidak terlampau besar dan maksimal 1 bulan
kering pada musim kemarau serta tidak menurunkan fungsi system keairan yang
ada.

10
5) Bencana, konstruksi berada pada tanah yang stabil. Tinggi bendung tidak lebih
dari 2 meter, dan Head desain kurang dari 50 meter.
6) Aksesibilitas, jalan akses menuju lokasi dapat dijangkau atau dapat ditempuh
dengan aman dan ekonomis.
7) Lingkungan, lokasi Pusat listrik tidak merusak lingkungan dan atau berada di
kawasan konservasi yang dilarang
8) Ekonomi, masyarakat memiliki sumber pendapatan uang untuk membiayai
operasi dan pemeliharaan instalasi.
2.5.1. Persamaan Yang digunakan
Produksi energi dihitung berdasarkan tenaga andalan. Tenaga andalan
dihitung berdasarkan debit andalan yang tersedia untuk pembangkitan energi listrik
yang berupa debit air rata-rata. Daya yang di bangkitkan generator yang di putar
oleh turbin adalah

P = 9,8 x Q x H x ηg x ηt

Dimana:
P : Daya (kW)
H : Tinggi jatuh efektif (m)
Q : Debit air rata-rata (m3/dtk)
ηg : effisiensi generator
ηt : efisiensi turbin

2.6. Aspek-aspek Kimia Pada Energi Hydropower


Seperti yang kita ketahui, energi hydropower merupakan energi yang berasal dari
air yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan sumber
listrik dari pergerakan tersebut. Banyak energi-energi yang berperan dalam
menentukan cepat atau tidaknya perputaran turbin yang dihasilkan. Selain itu juga
banyak terdapat pengaruh dari aspek-aspek fisika maupun kimia dalam menentukan
jumlah daya yang akan dihasilkan.
Tidak terlalu banyak aspek-aspek kimia yang berperan dalam menentukan
besarnya energi yang nanti akan dihasilkan, karena sumber energi hydropower pada
dasarnya hanya memanfaatkan energi-energi dari pergerakan air, bukan dari energi-
energi dari pembentukan air tersebut. Jadi dapat dikatakan energi hydropower ini

11
lebih dominan pada aspek fisika dibandingkan dengan aspek kimia dari molekul air
tersebut.
Apabila dikatakan tidak terlalu berperan, belum berarti aspek kimia pada
energi hydropower tidak berperan sama sekali. Untuk mengetahui peran tersebut,
tentunya harus dipahami terlebih dahulu sifat-sifat kimia yang dimiliki oleh
molekul air. Adanya muatan pada tiap-tiap atom membuat molekul air memiliki
sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat
adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya
sulit untuk dipisahkan antar komponennya. Hal ini tentunya akan sangat
menentukan dalam proses perputaran turbin.
Energi hydropower sangat dipengaruhi oleh dua energi utama, yaitu energi
potensial dan juga energi kinetik dari pergerakan air tersebut. Energi potensial air
terdapat pada perbedaan ketinggian air dan energi kinetik didapat dari pergerakan
air tersebut. Kedua energi inilah yang akan menentukan besarnya energi atau daya
yang dihasilkan nantinya. Apabila nilai kedua energi ini semakin besar, maka akan
menyebabkan perputaran turbin akan semakin cepat, dan ujung-ujungnya akan
berakibat pada jumlah daya yang dihasilkan.
Setiap benda yang bergerak memiliki energi kinetik. Dengan demikian,
energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda karena geraknya. Energi
yang dimiliki oleh benda yang bergerak disebut dengan energi kinetik. Kita ambil
permisalan bahwa motor melaju lebih cepat daripada truk. Hal ini disebabkan massa
motor lebih kecil dibandingkan massa truk. Akibatnya, untuk dapat melaju lebih
cepat truk tersebut membutuhkan energi yang lebih besar. Jadi, semakin besar
massa suatu benda maka energi kinetiknya akan semakin besar. Semakin cepat
benda itu bergerak, energi kinetiknya juga semakin besar. Besarnya energi kinetik
suatu benda ditentukan oleh besar massa benda dan kecepatan geraknya.
Hubungan antara massa benda (m), kecepatan (v), dan energi kinetik (Ek)
dituliskan secara matematis dalam rumus berikut.

1
Ek = mv 2
2
Keterangan:

12
m = Massa air (Kg)
v = Kecepatan air (m/s)
Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda karena
kedudukannya terhadap tanah. Misalnya, pada peristiwa jatuhnya buah mangga.
Ketika buah mangga terjatuh, buah mangga tersebut memiliki energi kinetik karena
geraknya. Akan tetapi ketika buah mangga masih berada di pohon, buah mangga
tersebut memiliki energi potensial karena kedudukannya terhadap tanah.
Sedangkan, saat buah mangga menyentuh tanah, energi potensialnya nol karena
kedudukannya terhadap tanah nol.
Apabila dihubungkan pada pergerakan air, maka energi potensial akan
memiliki nilai yang lebih besar pada ketinggian yang semakin tinggi. Jadi pada
bendungan, akan dibuat setinggi mungkin untuk mendapatkan energi potensial
yang tinggi. Selain itu juga semakin besar massa benda maka semakin besar energi
potensial yang dimilikinya. Semakin tinggi letaknya, energi potensial yang dimiliki
juga semakin besar.
Besarnya energi potensial dapat dirumuskan sebagai berikut.
Ep = m.g.h
Keterangan:
m = massa air (Kg)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2) (g = 9,8 m/s2)
h = ketinggian air (m)

2.7. Aplikasi Energi Hydropower


Hydropower merujuk kepada teknologi yang mengubah air menjadi energi
listrik. Sebagai salah satu aplikasi dari green technology, hydropower menghasilkan
sedikit pencemaran dibandingkan dengan teknologi pembangkit lainnya. Prinsip
teknologi ini adalah menggunakan energi kinetik dari arus air untuk memutar turbin
yang nantinya akan diubah menjadi 4 kategori, yaitu conventional hydroelectric,
run-of-the-river hydroelectric, small hydro projects, micro hydro projects, dan
pumped-storage hydroelectric. Conventional hydroelectric merupakan teknologi
hydro power yang menggunakan DAM seperti Pembanagkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan

13
bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. PLTA
bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi
energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi
listrik (dengan bantuan generator). PLTA merubah energi yang disebabkan gaya
jatuh air untuk menghasilkan listrik. Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke
dalam daya mekanik. Kemudian generator mengkonversi daya mekanik tersebut
dari turbin ke dalam tenaga elektrik.
Komponen utama dari suatu PLTA adalah sebagai berikut
2.7.1. Bendungan
Bendungan berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan
tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan
untuk menyimpan energi.
2.7.2. Turbine
Gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar.
Turbin air kebanyakan seperti kincir angina, dengan menggantikan fungsi dorong
angina untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin.
Selanjutnya turbin merubah energi kinetic yang disebabkan gaya jatuh air menjadi
energi mekanik.
 Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetic pada nozzle. Air keluar
nozzle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah
membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse) akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nozzle tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
 Turbin Pelton
Turbin pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air
yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nozzle. Turbin pelton
adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien, turbin yang cocok
digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang

14
simetris, sudu dibentuk demikian sehingga pancaran air tersebut akan mengenai
tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehingga
bias membalikkan pancaaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-
gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya
dibagi lewat beberapa nozzle. Dengan demikian diameter pancaran air bisa
diperkecil dan ember sudu lebih membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi
untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
 Turbin Turgo
Turbin turgo dapat beroperasi pada head 30 sampai 300 meter. Seperti
turbin pelton dan turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.
Pancaran air dari nozzle membentur sudu pada sudut 20o. kecepatan putar turbin
turgo lebih besar dari turbin pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung
dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan
biaya perawatan.
2.7.3. Generator
Dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-
baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA
bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya. Generator mengubah
energi mekanik menjadi energi listrik. Tergantung pada karakteristik jaringan yang
dipasok, produsen bisa memilih antara generator sinkronus yang dilengkapi dengan
sistem eksitasi DC (rotasi atau statis) yang terkait dengan regulator tegangan, untuk
memberikan tegangan, frekuensi dan control sudut fase sebelum generator
disambungkan ke jaringan dan memasok energi reaktif yang diperlukan oleh sistem
tenaga ketika generator telah. disambungkan ke jaringan. Generator asinkronus
adalah motor induksi sederhana yang tidak menggunakan pengaturan voltase dan
berjalan pada kecepatan yang secara langsung terkait dengan frekuensi sistem.
Mereka menarik arus eksitasinya dari jaringan, sehingga menyerap energi reaktif
dari magnetismenya sendiri.
Keunggulan PLTA umumnya terlihat jelas dari sisi ekonomi dan
lingkungan. Secara ekonomis, walaupun memerlukan bendungan , ternyata PLTA

15
memiliki ongkos produksi yang rendah. Dari segi lingkungan berkurangnya emisi
karbon akibat digunakannya sumber energi bersih seperti air, jelas merupakan
kontribusi berharga bagi lingkungan. Namun ada juga efek atau aspek kimia dari
dibangunnya PLTA yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai atau danau
tempat dibangunnya bendungan untuk PLTA. Selain itu pembangunan bendungan
juga memakan waktu yang cukup lama.
2.8. Perkembangan Energi Hydropower di Indonesia
Di Indonesia, penerapan energy ini baru sebatas PLTA yang memanfaatkan
DAM dan Pembangkit berkapasitas beberapa kilowatt. Berikut adalah pemanfaatan
tenaga air sebagai sumber energy di Indonesia.

Kapasitas Terpasang PLN menurut Jenis


Pembangkit Listrik (MW) Tahun 2000-2015
Tenaga Air
11% 0% 12%
Tenaga Uap
2%
Tenaga Gas
Tenaga Gas Uap

25% Tenaga Panas Bumi


Tenaga Diesel
42% Tenaga Mesin Gas
Tenaga Mikro Hidro
8%
Tenaga Surya

Grafik Kapasitas Terpasang PLN Tahun 2000-2015


Sumber : bps.go.id

Dapat dilihat bahwa pemanfaatan sumber energy hydropower di Indonesia


masih dirasa kurang. Kenyataannya bahwa Indonesia memiliki banyak aliran
sungai yang dapat dimanfaatkan untuk media pembangkit listrik namun belum
dimanfaatkan secara maksimal dengan berbagai alasan. Dilihat dari
pertumbuhannya, pemanfaatan tenaga air semakin meningkat tiap tahunnnya.
Berikut adalah data daya yang dihasilkan dari pemanfaatan tenaga air sebagai
pembangkit listrik dari tahun 2000 hingga 2015.

16
Tenaga Air
tahun MW tahun MW
2000 3010 2008 3504
2001 3105 2009 3508
2002 3154 2010 3683
2003 3166 2011 3891
2004 3203 2012 4509
2005 3221 2013 4492
2006 3529 2014 4712
2007 3502 2015 4739
Tabel Kapasitas Pembangkit Tenaga Air Tahun 2000-2015
Sumber : bps.go.id

Berikut beberapa alasan mengapa teknologi hydropower perlu diterapkan di


Indonesia. Pertama, Indonesia memiliki banyak sungai yang berpotensi untuk
dijadikan pembangkit listrik. Dengan menerapkan conventional hydroelectric, run-
of-the-river hydroelectricity atau small hydro projects, sungai-sungai di Indonesia
dapat dijadikan sumber energi listrik yang ramah lingkungan. Menurut Menteri
Pekerjaan Umum dan Dirut PLN Indonesia Fahmi Mochtar dalam alpensteel.com,
Indonesia memiliki potensi PLTA sebesar 70,000 MegaWatt. Menurut beliau,
hanya 6%-nya saja yang sudah dimanfaatkan. Sangat disayangkan jika potensi
tersebut tidak dimanfaatkan dengan optimal. Padahal, sungai-sungai besar di
Indonesia jumlahnya cukup banyak.
Kedua, perairan laut di Indonesia menyimpan potensi energi listrik yang
sangat besar. Berdasarkan riset yang dikembangkan oleh BPPT, selat-selat di NTB
dan NTT diperkirakan dapat menghasilkan listrik sebesar 3000MW. Dengan
memanfaatkan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Air laut (PLTAL), derasnya
arus laut dapat diubah menjadi energi listrik. Teknologi tersebut sudah diterapkan
di Norwegia. Sekitar 80% kebutuhan listrik negara tersebut dipasok dari PLTAL.
Ketiga, banyaknya desa-desa yang terisolasi listrik. Menurut Drs. Agus
Salim M.Eng Direktur Teknologi Konversi dan Konversi Energi Badan Pengkajian
dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam alpensteel.com, sekitar 48% atau 18 juta

17
rumah di Indonesia belum dialiri listrik. Sebagai contoh, desa Bacu-Bacudi
Makassar. Awalnya desa tersebut tidak dialiri listrik sedangkan pemerintah tidak
begitu tanggap bahwa mereka sangat membutuhkan listrik. Namun, sejak teknologi
micro hydro project atau yang lebih dikenal dengan Pembangkit Listrik Tenaga
Mikro Hidro (PLTMH) digunakan, kebutuhan listrik desa tersebut dapat terpenuhi.
Dengan membendung sungai, memakai generator bekas, dan memanfaatkan pohon
aren sebagai pipa penyalur air ke turbin, PLTMH tersebut mampu menghasilkan
listrik sebesar 3kWh yang cukup untuk 1.500 orang yang tinggal disana. Dengan
kapasitas 3kWh, warga dapat menonton TV, anak-anak dapat belajar di malam hari,
dan bahkan beberapa warga menggunakan rice cooker.
Keempat, teknologi hydro power relatif tidak memakan banyak biaya.
Menurut Rizal, Deputi Menko Bidang Kerja Sama Internasional dalam
okezone.com, teknologi tenaga air (PLTAL) lebih murah dibandingkan teknologi
tenaga panas bumi. Biaya investasi mungkin telihat sangat besar tetapi biaya
perawatan justru relatif lebih murah. Sedangkan, untuk teknologi PLTMH pun
demikian, dengan modal generator bekas dan kayu pohon aren, warga desa Bacu-
Bacu Makassar dapat menikmati listrik murah dengan biaya perawatan hanya
Rp20.000, – 30.000,-.
Kelima, teknologi hydro power dapat dipadukan dengan sistem irigasi.
Konsep PLTMH hampir sama dengan PLTA karena sama-sama membendung
aliran sungai. Aliran sungai yang telah melewati turbin dapat disalurkan ke sistem
irigasi yang akan mengalir ke sawah atau kebun masyarakat. Dengan membendung
air, volume air dapat dijaga sehingga sawah-sawah tidak akan kekurangan air saat
musim kemarau. Selain itu, kepedulian masyarakat terhadap hutan akan semakin
meningkat. Masyarakat akan menjaga kelestarian hutan yang merupakan sumber
air.
Jika dilihat dari pertumbuhannya, pemanfaatan sumber energy ini di Indonesia akan
terus meningkat meskipun tidak secara signifikan. Ditinjau dari potensi perairan di
Indonesia yang mendukung, maka diharapkan pemanfaatannya akan maksimal
guna mengatasi krisis energy di masa yang akan datang.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Energi hydropower memiliki banyak sumber pada pemanfaatannya dalam
pembangkitan listrik seperti sungai, air terjun, dan bendungan.
2. Perkembangan energi hydropower dari tahun ke tahun selalu meningkat.
3. Karaktarestik dari energi hydropower ialah biaya operasinya yang relatif
murah karena hanya membutuhkan air untuk memutar turbin.
4. Semakin banyak debit air yang masuk, maka akan menyebabkan putaran
turbin lebih cepat, sehingga akan menghasilkan energi listrik yang lebih
besar.
5. Secara umum tidak terdapat aspek kimia dalam pembangkit listrik tenaga
hydropower dikarenakan energi yang memutar turbin ialah air, pembangkit
listrik tenaga hydropower lebih mengacu kepada aspek fisika.
6. Energi hydropower banyak digunakan sebagai power plant di dunia industri.
7. Perkembangan penggunaan energi hydropower di Indonesia dari tahun ke
tahun selalu meningkat dikarenakan banyaknya sumber air yang dapat
dimanfaatkan.
3.2. Saran
Perkembangan penggunaan energi hydropower sebagai pembangkit listrik
di Indonesia selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, akan tetapi masih
banyak sumber energi hydropower yang belum termanfaatkan sepenuhnya, untuk
itu kedepannya penulis berharap pemerintah setempat dapat memanfaatkan potensi
tersebut dengan sebaik mungkin.

19
DAFTRAR PUSTAKA

Ahmad, D. 2016. Pengertian Energi Kinetik, Energi Potensial dan Energi Kimia.
http://www.sridianti.com/pengertian-energi-kinetik-energi-potensial-dan-
energi-kimia.html. (Diakses pada tanggal 23 November 2017)
Fauzian, A. 2013. Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan. (Online).
Http://blogdeazmi.blogspot.in/2013/04/contoh-contoh-pembangkit-
ramah.html?m=1. (Diakses pada tanggal 23 November 2017)
Israwati. 2012. Sifat-sifat kimia Air. https://israchemmercury99.wordpress.com/-
2012/05/16/sifat-sifat-kimia-air-air/. (Diakses pada tanggal 23 November
2017)
Lobão, Edison. 2012. Technology Roadmap Hydropower. Paris: International
Energy Agency.
Phinas. 2013. Hydro Power, Eneegi Listrik untuk Negeri Maritim. (Online).
http:gadgetan.com/hydro-power-energi-listrik-maritim/41277. (Diakses
pada tanggal 23 November 2017)
Tangkilisan,. dkk. 2015. Analisa perhitungan specific water consumption pada
pembangkit listrik tenaga air di sistem Minahasa. E-journal teknik elektro
dan komputer vol 4(5) :27-36.

Anda mungkin juga menyukai