Disusun Oleh:
-
-
-
-
-
Air dapat menjadi sumber energi yang dapat menghasilkan energi listrik dengan
dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Energi Air sangat ramah lingkungan,
sehingga dapat mendukung “revolusi” pemanfaatan energi bersih dan “hijau” di Indonesia.
Indonesia sebagai negara maritim, sangat kaya akan ketersediaan air, hal ini juga merupakan
salah satu sinyal positif yang menunjukan besarnya potensi energi air di Indonesia.
Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energi listrik yang memanfaatkan
air sebagai sumber listrik. Keberadaannya diharapkan mampu memenuhi pasokan listrik bagi
masyarakat Indonesia, hal ini karena persediaan air di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan
beberapa waduk besar di Indonesia digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk
menjadi energi penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah
satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah, dikembangkan
untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik. Pembangkit listrik tenaga air
termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua yang pernah ditemukan. Selain pembangkit
ini, masih ada pula beberapa jenis pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit
listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam
atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n
d a r i e n e r g i mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA
diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW, setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau
sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya.
PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900. Masa itu
merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan sumber energi utama di
dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan oleh karena itu progresnya berjalan
lambat, sekarang pengembangan PLTA mulai di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar
minyak menghasilkan banyak polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai
menipis.
Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, penulis akan menyusun makalah yang
berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)”.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat mengetahui pengertian, komponen-komponen,
jenis-jenis, prinsip kerja, dan bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
BAB II
PEMBAHASAN
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan energi
potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Pada tahun 2015 tenaga air
menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan 70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan
akan naik 3.1% per tahun sampai 25 tahun ke depan.
Tenaga air dihasilkan di 150 negara, dan kawasan Asia-Pasifik menghasilkan 33% tenaga
air global tahun 2013. China adalah produsen tenaga air terbesar (920 TWh tahun 2013)
menyumbang 16,9% kebutuhan listrik domestik.
Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang kompetitif untuk
energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak seperti pembangkit batu bara
atau gas. Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 -
5 sen dolar AS per kilowatt-jam. Dengan bendungan dan reservoir juga membuatnya sumber
listrik yang fleksibel karena listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai
kebutuhan. Ketika sebuah kompleks tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah
langsung dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada pembangkit listrik
berbahan bakar fosil
Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke
turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik
tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga
meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga
ombak. Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.
2.2 Komponen – komponen PLTA
1. Kolam Tando
Kolam tando (reservoir) atau waduk adalah tempat yang digunakan untuk
menampung air yang kemudian akan disalurkan menuju turbin. Sumber air waduk
terutama berasal dari aliran permukaan dtambah dengan air hujan langsung.
3. Intake building
Intake digunakan untuk mengatur banyaknya air yang masuk menuju pipa pesat.
4. Control Gate
Control gate adalah komponen pembangkit listrik tenaga air untuk mengatur debit
atau besar/kecilnya aliran air yang masuk menuju turbin. Control gate dapat dibuka
dan ditutup sesuai waktu operasi ataupun jika terjadi masalah pada turbin atau
komponen lain.
Gambar 2.4 Control Gate
5. Pipa pesat
Penstock adalah pipa tempat mengalirnya air bertekanan tinggi karena perbedaan
gravitasi. Penstock dipasang dengan kedudukan vertikal ini digunakan untuk
mengalirkan air dari kolam tando (reservoir) menuju ke turbin.
6. Turbin
Turbin merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi energi kinetik
menjadi energi mekanik. Dimana system kerja dari turbin adalah ketika ada suatu
aliran air yang cukup kencang, dan aliran air tersebut menabrak dan kemudian
mendorong sudu-sudu secara kontinyu akibatnya turbin tersebut berputar.
Gambar 2.6 Turbin
7. Generator
Generator merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik. Tenaga mekanik dapat berasal dari panas, air, uap, dan lain
– lain. Nergi listrik yang dihasilkan oleh generator dapat berupa listrik AC maupun
DC. Hal tersebut tergantung dari konstruksi generator yang dipakai oleh pembangkit
tenaga listrik. Pada gambar 8. dapat dilihat konstrusi generatot pada suatu
pembangkit.
Daya yang dibangkitkan generator yang diputar oleh turbin air adalah:
P = k . H .q .[kW]
Keterangan:
P = daya [Kw]
H = tinggi terjun air [meter]
q = debit air [m3/detik]
η = efisiensi turbin dan generator
k = konstanta
8. Draft tube
Draft tube merupakan saluran divergen kedap udara untuk membawa air keluar dari
sudu turbin menuju ke tail race. Secara bertahap meningkatkan penampang draft tube
membantu untuk mengubah energi kinetik air keluar menjadi energi tekanan.
Pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan
mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan (gradient) yang agak
kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan
sungai.
2. PLTA jenis DAM
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan listrik
dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.
b. PLTA dengan kolam pengatur
Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan kolam
pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik sesuai dengan
beban.
c. Pusat listrik jenis waduk
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit tenaga listrik yang
mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang
digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros
yang akan memutar rotor generator untuk menghasilkan energi listrik.
Sistem PLTA bekerja dengan cara aliran sungai dibendung agar terjadi penimbunan air
sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dari kolam tando dialirkan ke bangunan air PLTA
melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin yang menyebabkan rotor generator ikut berputar
juga karena rotor turbin seporos dengan rotor dari generator. Dengan adanya penimbunan air
terlebih dahulu dalam kolam tando, maka pada musim hujan di mana debit air sungai besarnya
melebihi kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA dapat ditampung dalam kolam tando.
Jika terjadi kelebihan air pada DAM, maka petugas PLTA biasanya memperbesar aliran
air ke sungai dengan membuka pintu air. Namun jika kekurangan, aliran sungai akan diperkecil.
Hal ini bertujuan untuk menjaga ketinggian air DAM. Fenomena seperti ini biasanya terjadi
ketika puncak musim kemarau tiba.
DAM yang ada harus memiliki perbedaan ketinggian dengan turbin. Semakin tinggi
perbedaan ketinggiannya, maka semakin besar pula daya listrik yang dihasilkan generator. Untuk
menghubungkan antara DAM dengan turbin, digunakan pipa besar dengan diameter yang
menyesuaikan debit air yang akan dialirkan. Pipa ini dinamakan dengan pipa pesat (penstock).
Semakin besar diameter, maka semakin besar pula debit air yang dialirkan.
Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil dari pada kapasitas penyaluran
air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat di atasi dengan mengambil air dari
timbunan air yang ada dalam kolam tando. Inilah keuntungan penggunaan kolam tando pada
PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan pada PLTA run off river. Namun, biaya pembangunannya
mahal karena kolam tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah
genangan yang luas.
Penjelasan bagian-bagian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pada gamabr 2.17,
sebagai berikut :
1. Waduk
Menahan air
2. Main gate
Katup pembka
3. Bendungan
Menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain
menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.
10. Transformator
Mengubah tegangan AC ke tegangan yang lebih tinggi.
11. Switchyard (controler)
12. Kabel transmisi
13. Jalur Transmisi
Menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.
14. Spillway
Lubang besar di dam (bendungan) yang sebenarnya adalah sebuah metode untuk
mengendalikan pelepasan air untuk mengalir dari bendungan atau tanggul ke daerah
hilir.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Indonesia memilki sumber daya alam yang berlimpah, terutama sumber daya air yang
bisa dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang mengubah energi
potensial dan kinetik dari air menjadi energi listrik.
1.2 Saran
Sebaiknya energi PLTA lebih dimanfaatkan agar dapat menjadi sumber energi alternatif
untuk pembangkit listrik masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Rancangan Sistem Kontrol Operasi
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto. 1991.
Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_air