Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENERAPAN HIDRAULIKA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Disusun Oleh :

Yushril Amri : 18314066

Heru santika : 18314029

Galang patra devanka : 18314076

Chandra adinata : 18314003

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS


TEKNOKRAT INDONESIA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting bagi kehidupan
manusia baik untuk kegiatan industri, kegiatan komersial, maupun dalam
kehidupan sehari-hari rumah tangga. Energi listrik dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan penerangan dan juga proses produksi yang melibatkan barang-barang
elektronik dan alat-alat atau mesin industri. Mengingat begitu besar dan
pentingnya manfaat energi listrik sedangkan sumber energi pembangkit listrik
terutama yang berasal dari sumberdaya tak terbarui ketersediaannya semakin
terbatas, maka untuk menjaga kelestarian sumber energi perlu diupayakan langkah
strategis yang dapat menunjang penyediaan energi listrik secara optimal dan
terjangkau.

Saat ini, ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi


peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia. Krisis listrik terjadi karena pesatnya
pertumbuhan permintaan listrik tidak diimbangi penambahan jaringan distribusi
dan pembangkit, sehingga permintaan listrik perlu dikelola dengan baik.

Pembangkit listrik tenaga air merupakan salah satu sumber energi listrik
yang memanfaatkan air sebagai sumber listrik. Keberadaannya diharapkan mampu
memenuhi pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia, hal ini karena persediaan air
di Indonesia cukup melimpah. Keberadaan beberapa waduk besar di Indonesia
digunakan untuk penampungan air juga dimanfaatkan untuk menjadi energi
penghasil listrik. Pilihan mengembangkan pembangkit listrik tenaga air ini salah
satunya disebabkan potensi air yang ada di Indonesia. Jumlah air yang melimpah,
dikembangkan untuk menciptakan energi yang diubah menjadi sebuah arus listrik.
Pembangkit listrik tenaga air termasuk salah satu sumber pembangkit listrik tertua
yang pernah ditemukan. Selain pembangkit ini, masih ada pula beberapa jenis
pembangkit listrik yang ada di dunia. Seperti pembangkit listrik tenaga surya,
pembangkit listrik tenaga diesel, dan juga pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi

2
potensial (dari dam atau a i r t e r j u n ) m e n j a d i e n e r g i m e k a n i k ( d e n g a n
b a n t u a n t u r b i n a i r ) d a n d a r i e n e r g i mekanik menjadi energi listrik
(dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar
675.000 MW, setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan
24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA
termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya.

PLTA mulai dikembangkan di Indonesia secara bertahap pada tahun 1900.


Masa itu merupakan era dimana penggunaan bahan bakar minyak merupakan
sumber energi utama di dunia. Pengembangan PLTA tidak terlalu diprioritaskan
oleh karena itu progresnya berjalan lambat, sekarang pengembangan PLTA mulai
di tinjau ulang karena penggunaan bahan bakar minyak menghasilkan banyak
polusi lingkungan dan persediaan bahan bakar minyak mulai menipis.
Berdasarkan permasalahan latar belakang diatas, penulis akan menyusun
makalah yang berjudul “Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)”.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah,
diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan PLTA?
2. Apa saja komponen-komponen PLTA?
3. Apa saja jenis-jenis PLTA?
4. Bagaimana prinsip kerja PLTA?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini agar dapat mengetahui pengertian,
komponen-komponen, jenis-jenis, prinsip kerja, bagian-bagian dan fungsi serta
Studi Kasus yang berhubungan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian PLTA

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah pembangkit yang


mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi
listrik. Pada tahun 2015 tenaga air menghasilkan 16.6% total listrik dunia dan
70% dari seluruh energi terbarukan, dan diperkirakan akan naik 3.1% per tahun
sampai 25 tahun ke depan.

Ongkos listrik tenaga air relatif rendah, menjadikannya sumber yang


kompetitif untuk energi terbarukan. Pembangkitnya tidak menghabiskan air, tidak
seperti pembangkit batu bara atau gas. Ongkos listrik rata-rata untuk pembangkit
berukuran lebih dari 10 megawatt adalah 3 - 5 sen dolar AS per kilowatt-jam.
Dengan bendungan dan reservoir juga membuatnya sumber listrik yang fleksibel
karena listrik yang dihasilkan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan.
Ketika sebuah kompleks tenaga air dibangun, maka tidak menghasilkan limbah
langsung dan tingkat gas rumah kaca yang relatif lebih rendah daripada
pembangkit listrik berbahan bakar fosil

Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang
dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun,
secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah
waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang
menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak.
Hidroelektrisitas adalah sumber energi terbarukan.

2.2 Komponen – komponen PLTA


1. Kolam Tando
Kolam tando (reservoir) atau waduk adalah tempat yang digunakan
untuk menampung air yang kemudian akan disalurkan menuju turbin.

4
Sumber air waduk terutama berasal dari aliran permukaan dtambah
dengan air hujan langsung.

Gambar 2.1 Kolam Tando

2. Dam
Dam adalah suatu bangunan menahan laju air sehingga
mencapai ketinggian tertentu agar menghasilkan energi yang besar
saat air dialirkan. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah
besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil.
Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir.

Gambar 2.2 DAM

5
3. Intake building
Intake digunakan untuk mengatur banyaknya air yang masuk
menuju pipa pesat.

Gambar 2.3 Intake Building

4. Control Gate
Control gate adalah komponen pembangkit listrik tenaga air untuk
mengatur debit atau besar/kecilnya aliran air yang masuk menuju
turbin. Control gate dapat dibuka dan ditutup sesuai waktu operasi
ataupun jika terjadi masalah pada turbin atau komponen lain.

Gambar 2.4 Control Gate

6
5. Pipa pesat
Penstock adalah pipa tempat mengalirnya air bertekanan tinggi
karena perbedaan gravitasi. Penstock dipasang dengan kedudukan
vertikal ini digunakan untuk mengalirkan air dari kolam tando
(reservoir) menuju ke turbin.

Gambar 2.5 Pipa Pesat


6. Turbin
Turbin merupakan alat yang digunakan untuk mengkonversi
energi kinetik menjadi energi mekanik. Dimana system kerja dari
turbin adalah ketika ada suatu aliran air yang cukup kencang, dan
aliran air tersebut menabrak dan kemudian mendorong sudu-sudu
secara kontinyu akibatnya turbin tersebut berputar.

Gambar 2.6 Turbin

7
7. Generator
Generator merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi
energi listrik dari sumber energi mekanik. Tenaga mekanik dapat
berasal dari panas, air, uap, dan lain – lain.

Gambar 2.7 Generator

8. Draft tube
Draft tube merupakan saluran divergen kedap udara untuk membawa
air keluar dari sudu turbin menuju ke tail race. Secara bertahap
meningkatkan penampang draft tube membantu untuk mengubah energi
kinetik air keluar menjadi energi tekanan.

Gambar 2.8 Draft Tube

8
9. Kanal
Kanal untuk mengarahkan aliran air kembali ke saluran irigasi /
sungai yang berasal dari draf tube untuk pemanfaatan lebih lanjut.

Gambar 2.9 Kanal

2.3 Jenis-Jenis PLTA


1. PLTA jenis terusan air

Gambar 2.10 PLTA Jenis Terusan Air

9
Pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu
sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengan kemiringan
(gradient) yang agak kecil.Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara
memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.

2. PLTA jenis DAM

Gambar 2.11 PLTA Jenis DAM

Pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,


pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih
besar sebagai pembangkit listrik.
3. PLTA Jenis Terusan dan DAM (campuran)
Pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis
sebelumnya, energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
a. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

Gambar 2.12 PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

10
Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini
membangkitkan listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri
secara alamiah.
b. PLTA dengan kolam pengatur

Gambar 2.13 PLTA dengan Kolam Pengatur

Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan


menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan
membangkitkan listrik sesuai dengan beban.

c. Pusat listrik jenis waduk

11
Gamabr 2.14 Pusat Listrik Jenis Waduk

Membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga terbentuk


seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai
penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.

d. PLTA Jenis Pompa

Gambar 2.15 PLTA Jenis Pompa


Memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika musim hujan atau
pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam, pada
waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air
yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air
yang dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban
puncak terlewati.

12
2.4 Prinsip Kerja PLTA

Gambar 2.16 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Air

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pembangkit tenaga


listrik yang mengubah energi potensial air (energi gravitas air) menjadi energi
listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi
potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor generator
untuk menghasilkan energi listrik.

Sistem PLTA bekerja dengan cara aliran sungai dibendung agar terjadi
penimbunan air sehingga terjadi kolam tando. Selanjutnya air dari kolam tando
dialirkan ke bangunan air PLTA melalui pipa pesat untuk menggerakkan turbin
yang menyebabkan rotor generator ikut berputar juga karena rotor turbin seporos
dengan rotor dari generator. Dengan adanya penimbunan air terlebih dahulu dalam
kolam tando, maka pada musim hujan di mana debit air sungai besarnya melebihi
kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA dapat ditampung dalam kolam tando.

Jika terjadi kelebihan air pada DAM, maka petugas PLTA biasanya
memperbesar aliran air ke sungai dengan membuka pintu air. Namun jika
kekurangan, aliran sungai akan diperkecil. Hal ini bertujuan untuk menjaga
ketinggian air DAM. Fenomena seperti ini biasanya terjadi ketika puncak musim
kemarau tiba.

 DAM yang ada harus memiliki perbedaan ketinggian dengan turbin.


Semakin tinggi perbedaan ketinggiannya, maka semakin besar pula daya listrik

13
yang dihasilkan generator. Untuk menghubungkan antara DAM dengan turbin,
digunakan pipa besar dengan diameter yang menyesuaikan debit air yang akan
dialirkan. Pipa ini dinamakan dengan pipa pesat (penstock). Semakin besar
diameter, maka semakin besar pula debit air yang dialirkan.

Pada musim kemarau di mana debit air sungai lebih kecil dari pada
kapasitas penyaluran air bangunan air PLTA, selisih kekurangan air ini dapat di
atasi dengan mengambil air dari timbunan air yang ada dalam kolam tando. Inilah
keuntungan penggunaan kolam tando pada PLTA. Hal ini tidak dapat dilakukan
pada PLTA run off river. Namun, biaya pembangunannya mahal karena kolam
tando memerlukan bendungan yang besar dan juga memerlukan daerah genangan
yang luas.

1.1 Kesimpulan
Indonesia memilki sumber daya alam yang berlimpah, terutama sumber
daya air yang bisa dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air
(PLTA). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) merupakan pusat
pembangkit tanaga listrik yang mengubah energi potensial dan kinetik dari air
menjadi energi listrik.

      

14
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul, 1995. Energi; Sumber daya, inovasi, tenaga listrik, potensi
ekonomi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia ( UI-Press).
Kadir, Abdul, 1996, Pembangkit Tenaga Listrik, Rancangan Sistem Kontrol
Operasi Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-
Press).
M. M Dandekar dan K. N Sharma Penerjemah, D. Bambang Setyadi, Sutanto.
1991. Pembangkit Listrik Tenaga Air. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
( UI-Press).

15

Anda mungkin juga menyukai