Anda di halaman 1dari 55

PEMBANGKIT

LISTRIK TENAGA
MIKRO HIDRO
4A RPL - FARHAN SIANTURI
(44222204)
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro


merupakan salah satu jenis dari pembangkit listrik
tenaga air (PLTA). Ada 6 (enam) jenis pembangkit
listrik tenaga air, yaitu piko hidro; mikro hidro;
mini hidro; PLTA skala kecil; PLTA skala sedang;
PLTA skala besar (Bostan et al, 2013). Masing-
masing kategori memiliki kapasitas daya, berikut
dijabarkan pada tabel 2.1.
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO

Dalam merancang PLTMH, perlu diketahui terlebih dahulu potensi di lokasi yang dituju. Dalam menaksir potensi ini, ada 2
(dua) hal yang wajib diketahui, yakni ketinggian jatuh air dan debit air tersebut. Interaksi antara kedua hal ini tergambar lewat
formulasi sebagai berikut (Wiranto,2018):
DEBIT AIR

Air berasal dari hujan yang terjadi akibat proses penguapan air oleh energi surya, kemudian uap ini naik ke
atmosfer untuk bergabung dengan partikel aerosol dan debu sehingga membentuk awan hujan, dan darinya hujan terjadi
(Pudjanarsa et al, 2008: 153). Saat hujan, air akan jatuh ke tanah, membasahi perkmukaan, dan mengisi sungai dengan
volume tertentu. Air di sungai ini kemudian dimanfaatkan debitnya untuk dikonversi menjadi energi listrik. Debit air
sendiri adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang sungai tertentu per satuan waktu (Wiranto, 2018).

Debit air ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya curah hujan, keadaan geologi, flora, tempratur, di sebelah
hulu sungai. Ketika curah hujan tinggi, maka nilai debit akan besar. Semakin tinggi tempratur di hulu sungai, maka
semakin kecil nilai debitnya. Perihal flora, jika ada banyak flora di daerah pinggir sungai, maka nilai debit cenderung
stabil (Wiranto, 2018).
TINGGI JATUH AIR (HEAD)

Tinggi jatuh air menjadi perhatian dalam merancang PLTMH setelah mengetahui debit air target lokasi. Dalam perhitungan, debit
air dan tinggi jatuh air merupakan bagian dari formulasi untuk menentukan listrik yang dihasilkan (Dwivedi et al, 2006: 351). Tinggi jatuh
air menjadi bagian dari formulasi tersebut dengan pertimbangan pada pergerakan air terdapat 3 (tiga) bentuk energi, yaitu energi kinetik,
energi tekan, dan energi potensial. Pada energi potensial, ketinggian menjadi penentu besarnya energi, dan ketinggian dimaksud ialah
tinggi jatuh air. Ketinggian ini diukur dari titik masuk air (intake point) dan penampungan atas (headtank) dengan metode sederhana,
seperti menggunakan alat ukur meter pada umumnya (Department of Energy, 2009: 3-9).

Selain menentukan besar hasil energi listrik, tinggi jatuh air juga menjadi pertimbangan saat mengklasifikasikan pembangkit listrik
tenaga air. Klasifikasi ini menentukan komponen apa saja yang diperlukan, dan kapasitas masing-masing komponen. Ada 3 (tiga)
klasifikasi pembangkit listrik tenaga air berdasarkan tinggi jatuh air, yakni ketinggian tinggi, ketinggian menengah, dan ketinggian rendah
(Dwivedi et al, 2006: 353). Ketinggian tinggi ini memiliki tinggi jatuh air lebih dari 100 m, sementara ketinggian menengah memiliki
tinggi jatuh air sebesar 30 hingga 100 m, dan ketinggian rendah memiliki tinggi jatuh air lebih kecil dari 30 m. Dikarenakan PLTMH
bukanlah pembangkit listrik dengan kapasitas besar, maka PLTMH termasuk pada bagian pembangkit listrik tenaga air dengan ketinggian
rendah.
DAYA PLTMH

Bryan Leyland (Leyland, 2014: 2) menjelaskan bahwa daya yang keluar dari PLTMH dapat dihitung dengan
formulasi sebagai berikut:

Seperti diungkapkan sebelumnya, besar debit dan


tinggi jatuh air menjadi pertimbangan penting karena
termasuk dalam forlumasi keluaran daya PLTMH.
Selain mengetahui debit dan tinggi jatuh air, efisiensi
turbin dan generator juga perlu diperhatikan sesuai
dengan kondisi yang ada demi terciptanya hasil daya
secara maksimal (Leyland, 2014: 2).
INTAKE (SALURAN PENGAMBIL) Dalam pembangunan intake, seyogianya diperhatikan lokasi
tempat intake akan dibangun. Perhatian khusus layak diberikan saat
menentukan dan menganalisis tempat intake karena mempunyai
Bangunan ambil air, atau lebih dikenal dengan pengaruh terhadap perkembangan proyeksi ekonomi (Department of
intake building, adalah fasilitas yang dipakai untuk Energy, 2009: 4-6). Perhatian diberikan kepada 8 (delapan) hal
mengambil air lansung dari sungai atau dari tempat mengenai lokasi intake, yakni:
penyimpanan (waduk) ke dalam saluran air (Wiranto,
a. Bentuk aliran sungai
2018). Mengacu pada pengertian tersebut, intake berperan
b. Stabilitas kelandaian bagian hulu
sebagai penyalur air di bagian awal PLTMH. Air ini akan
disalurkan menuju saluran Penstock, seperti yang c. Pengunaan bangunan yang sudah ada

dikemukakan oleh Davis, setiap sistem mikrohidro d. Penggunaan fitur topografi alami
mempunyai intake, tempat air mengalir menuju Penstock e. e. Volume Intake dan ketinggian air banjir
dari sumber alami (Davis, 2003: 94)
f. Kondisi wilayah untuk bak penenang dan saluran pembawa

g. Pengurangan keberadaan air sungai

h. Fitur yang sudah ada pada bagian terpencil sungai


BAK PENENANG

Bak penenang merupakan bagian dari PLTMH. Prinsip bak penenang ini didasarkan pada pengurangan kecepatan
dan hambatan pada aliran air sehingga menjadikan penurunan tingkat sedimentasi pada air (European Small Hydro
Association, 2004: 120). Kemampuan bak penenang dalam meperlambat aliran air menyesuaikan dengan ukuran dari
sedimentasi dan berbagai benda kecil lainnya.

Untuk menghilangkan sedimentasi atau benda kecil berdiameter sebesar 0,5 mm, kecepatan pada bak penenang
diatur agar tidak lebih dari 300 mm/s. Ketika asumsi kecepatan pada bak penenang ini dirubah satuannya menjadi m/s
sesuari standar SI, maka kecepatan air saat melewati bak penenang tidak boleh lebih dari 0.3 m/s (Leyland, 2014: 35).
BAK PENENANG

Supaya membuat bak penenang sesuai dengan keinginan, ada beberapa hal patut disoroti dalam perencanaannya.
Mengacu pada Department of Energy (Department of Energy, 2009: 5-15), hal-hal tersebut terjabarkan dalam formulasi
sebagai berikut:
PIPA PENSTOCK

Pipa Penstock terbuat dari baja, batang kayu, polyethylene padat, PVC, atau serat kaca dengan fungsi membawa air
bertekanan menuju rumah daya (Leyland, 2014: 16). Leyland lebih lanjut menjelaskan masing-masing bahan pembuat
Penstock sebagai berikut:

1. Penstock Baja Penstock baja normalnya dibuat dengan panjang 10 hingga 20 meter. Pipa-pipa ini dapat digabung
menjadi kesatuan dengan proses pengelasan atau dengan menggunakan alat pengait.

2. Penstock Batang Kayu Penstock batang kayu seringnya menjadi pilihan karena mampu bertahan lama dan terhindar
dari keusangan. Penstock jenis ini memiliki diameter 1 meter.

3. Penstock Plastik dan Kaca dengan Tambahan Plastik (GRP) Penstock jenis ini biasanya lebih murah ketimbang
Penstock jenis lain pada penggunaan berukuran diameter 1 hingga 1,2 meter dan bertekanan sekitar 50 hingga 100
meter.
PIPA PENSTOCK

Selanjutnya, diperlukan formulasi saat merancang Penstock ini. Mengacu kembali pada Department of Energy (Department of
Energy, 2009: 5-30) Formulasi perancangan pipa Penstock meliputi dua hal, yakni ketebalan pipa dan diameter pipa. Formulasi dalam
menentukan seberapa tebal pipa yang diperlukan adalah sebagai berikut:
PIPA PENSTOCK

Karena diperlukan nominal diameter pipa untuk menghitung formulasi ketebalan pipa Penstock, berikut adalah
formulasi dari perhitungan diameter pipa Penstock mengacu pada Department of Energy (Department of Energy, 2009:
5- 31):
PIPA PENSTOCK

Nilai Vopt sendiri didapatkan dari persamaan average angle of Penstock (rata-rata sudut Penstock). Persamaan tersebut termaktub
dalam grafik sebagai berikut (Department of Energy, 2009: 5-31):
RUMAH PEMBANGKIT

Bangunan sentral, atau bisa juga disebut stasiun tenaga air dan
powerhouse merupakan bagian dari PLTMH secara keseluruhan.
Bangunan sentral adalah nama umum bagi fasilitas yang berisikan turbin
air, generator, dan mesin-mesin pembantu lainnya (Wiranto, 2018).

Bangunan sentral terbagi menjadi 2 (dua) jenis berdasarkan pondasi


bangunan dari karakterisik turbin yang digunakan, yaitu karakteristik turbin
impuls -turbin pelton, turbin turgo, turbin crossflow- dan turbin reaksi -
turbin francis, turbin propeller. Untuk pondasi bangunan sentral yang
menggunakan turbin berkarakteristik reaksi, jarak antara bagian pusat
turbin dan ketinggian air dapat digunakan untuk pembangkitan daya.
Kemudian, menjadi mungkin jika turbin dipasang dibawah ketinggian air
ketika banjir dengan penambahan komponen gerbang tailrace dan pompa
(Department of Energy, 2009: 5-34).
TURBIN

Turbin air adalah turbin dengan air sebagai fluida kerja. Air yang mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat
yang lebih rendah mengakibatkan air memiliki energi potensial. Dalam proses aliran didalam pipa, energi potensial
tersebut berangsur-angsur berubah menjadi energi kinetis dan ketika air menabrak turbin energinya berubah menjadi
energi mekanis. Roda turbin dihubungkan dengan generator yang mengubah energi mekanis (gerak) menjadi energi
listrik (Ma’ali, 2017).

Pemilihan turbin air pada suatu pembangkit ditentukan berdasarkan beberapa paramater yakni faktor tinggi jatuh air
efektif ( Head efektif), debit aliran air, kecepatan spesifik turbin yang akan ditransmisikan ke generator.Kecepatan
spesifik dari suatu turbin ialah kecepatan putaran runner yang dapat dihasilkan daya effektif 1 BHP untuk setiap tinggi
jatuh 1 meter (Ma’ali, 2017).
TURBIN

Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head)


dan debit yang akan dimanfaatkan untuk operasi
turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai
contoh : turbin pelton efektif untuk operasi pada
head tinggi, sementara turbin proppeller sangat
efektif beroperasi pada head rendah (Ma’ali,
2017).

Berikut ini adalah diagram hubungan debit


dan head terhadap pemilihan turbin:
GENERATOR

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, generator adalah sebuah kata benda dengan makna pembangkit tenaga
(listrik, uap, dan sebagainya). Berdasarkan buku Power Plant Engineering (Dwivedi et al, 2006: 386), generator
memproduksi e.m.f (elektromotive force, gaya gerak listrik) melalui pergerakan koil terhadap medan magnet, yang
kemudian e.m.f ini menghasilkan arus listrik

Berdasarkan buku Hydro Plant Electrical System (Clemen, 1999: 2-1), generator untuk pembangkit listrik tenaga
air dipasang pada powerhouse dengan kapasitas tenaga beberapa kilo watt hingga ratusan mega watt. Generator ini
merupakan salient pole machines, secara bahasa berarti mesin dengan kutub menonjol, yang memiliki kecepatan antara
80 – 100 rpm. Umumnya, generator pembangkit listrik tenaga air dirancang dengan 10 hingga 120 kutub medan rotor
proyeksi dari poros rotor. Kebutuhan rancangan, pemasangan, serta perawatan berdasarkan keluaran tenaga, kecepatan
rotasi, dan si pembuatnya.
GENERATOR

Pada Perancangan ini, generator yang digunakan


merupakan generator jenis sinkron dengan kecepatan
operasi sebesar 1500 rpm. Ihwal kapasitas pemilihan
generator, besarnya kapasitas yang digunakan
bergantung pada besarnya keluaran listrik yang
dihasilkan PLTMH bersangkutan, dan daya keluar
dari turbin. Pertama-tama, kita perlu mengetahui daya
keluar dari turbin melalui formulasi sebagai berikut:
GENERATOR

Setelah mengetahui daya yang keluar dari turbin, kemudian perlu diketahui keluaran listrik dari PLTMH bersangkutan.
Besarnya keluaran listrik ini ditentukan melalui formulasi sebagai berikut (Wiranto, 2018):
GENERATOR

Ketika data besarnya daya keluar dari turbin, dan keluaran listrik dari PLTMH bersangkutan diperoleh, dapatlah kemudian ditentukan
kapasitas generator yang hendak dipilih. Memperimbangkan keawetan dari generator, maka kapaistas generator harus lebih besar, paling tidak
20%, dari pembangkitan listrik yang dilakukan. Oleh karenanya, nilai kapasitas generator didapat melalui rumus sebagai berikut (Wiranto,
2018):
GENERATOR

Ketika data besarnya daya keluar dari turbin, dan keluaran listrik dari PLTMH bersangkutan diperoleh, dapatlah kemudian ditentukan
kapasitas generator yang hendak dipilih. Memperimbangkan keawetan dari generator, maka kapaistas generator harus lebih besar, paling tidak
20%, dari pembangkitan listrik yang dilakukan. Oleh karenanya, nilai kapasitas generator didapat melalui rumus sebagai berikut (Wiranto,
2018):
MAINTENANCE
MAINTENANCE
MAINTENANCE
MAINTENANCE
MAINTENANCE
PERANCANGAN
ANALISA DEBIT ANDALAN

Debit yang digunakan disini adalah debit bukaan


pintu suatu waduk. Untuk menghitung debit andalan
data debit yang dibutuhkan adalah sekurang-kurangnya
10 tahun. Dari data tersebut, dicari debit minimum,
maksimum, dan debit andalan yang dipakai. Oleh
karena PLTMH ini digunakan untuk meringankan beban
PLN, maka debit yang dipakai adalah debit 80% (Q80).
ANALISA DEBIT ANDALAN Dari tabel maupun grafik diatas, dapat dilihat bahwa hasil
Q80 adalah sebesar 2.07 m3 /detik. Debit tersebut merupakan
debit perkiraan yang terjadi di pintu air waduk Siman. Untuk
memperoleh debit yang sampai pada lokasi PLTMH, maka debit
Q80 waduk Siman dikurangi dengan kehilangan air yang
diperkirakan sebesar 20% karena kemungkinan air berkurang di
saluran dan dipakai untuk irigasi pada sawah sebelum sampai
lokasi PLTMH. Didapatkan hasil akhir yaitu:
ANALISA TINGGI JATUH AIR

Tinggi jatuh air merupakan salah satu hal penting


dalam perancangan PLTMH. Tingi jatuh air (head)
didapat dari pengukuran langsung, yaitu merupakan
selisih elevasi antara muka air di bak penenang dan tail
water level (TWL). Cara pengukuran tinggi jatuh
dilakukan dengan menggunakan theodolit agar didapat
hasil yang akurat.
PERANCANGAN BANGUNAN PENGAMBILAN

Air tersebut sudah dapat digunakan untuk


menghitung daya. Dengan tinggi jatuh sebesar 3.5
m, maka secara teknis dapat dimanfaatkan untuk
PLTMH. Tinggi jatuh tersebut nantinya akan
dikurangi dengan kehilangan energi pada pipa pesat.
Hasil dari perhitungan tersebut nantinya akan
digunakan dalam perhitungan daya terbangkit. Hal
selanjutnya yang harus dilakukan adalah optimasi
unit pembangkit. Yaitu merekayasa unit pembangkit
lain agar daya yang dihasilkan dapat optimal.
PERANCANGAN BANGUNAN PENGAMBILAN

Dengan memanfaatkan bangunan pengambilan yang Oleh karena kecepatan yang dihasilkan adalah 0.9
telah ada, maka dilakukan perhitungan ulang seperti berikut: m/detik maka saluran tersebut sudah memenuhi prasyarat,
yaitu tidak lebih dari kecepatan kritis.

Bangunan pengambilan ini dilengkapi dengan pintu air


serta trashrack kasar untuk menyaring sampah terapung.
Keberadaan trashrack di sini sangat penting karena air yang
dialirkan menuju turbin harus terbebas dari sampah terapung
dan sedimen. Trashrack pada bangunan pengambilan
merupakan trashrack pertama dalam layout PLTMH sehingga
trashrack ini dirancang dengan plat besi berjarak 3 cm. Oleh
karena letak bak pengendap berada langsung setelah
bangunan pengambilan maka tidak diperlukan saluran
pengarah.
PERANCANGAN BAK PENGENDAP

Butiran sedimen yang masuk dalam bangunan


pengendap sedimen, dengan kecepatan endap sedimen
“w” dan kecepatan air “v“ harus mencapai titik C.
Sehingga butiran sedimen tersebut akan berjalan
selama waktu H/V , yang diperlukan untuk mencapai
dasar, untuk selanjutnya bergerak atau bergulir
sepanjang L dalam waktu L/v.
PERANCANGAN BAK PENGENDAP

Perhitungan panjang minimum bak


pengendap dapat memakai persamaan. Langkah
perhitungannya adalah sebagai berikut:

kecepatan di bak pengendap tidak boleh lebih


dari 0.36 m/detik, direncanakan kecepatannya
adalah 0.3 m/detik.
PERANCANGAN BAK PENGENDAP

Oleh karena L dan b yang direncanakan sudah melebihi L dan b minimum, maka desain tersebut sudah memenuhi
syarat. Dalam perhitungan tersebut, debit yang dipakai adalah 0.825 m3 /detik, hal ini dikarenakan saluran dibagi menjadi
dua lajur sehingga masing-masing lajur dialiri setengah debit total. Pembagian seperti ini dilakukan untuk rekayasa
pengoperasian, yaitu ketika satu lajur dikuras maka air tetap dapat mengalir melalui lajur yang satunya dan PLTMH tetap
dapat beroperasi. Untuk dapat mengatur aliran, maka ditempatkan pintu air di hulu lajur saluran.

Selanjutnya, diujung bak pengendap terdapat trashrack yang kedua. Trashrack ini memiliki jarak yang lebih rapat dari
yang pertama, yatu berjarak 1cm. Trashrack yang kedua ini berfungsi untuk menyaring sampah melayang yang masih
tertinggal. Pemasangannya harus dapat menutup semua luasan basah air, untuk lebih efisien maka dapat dibeti pasangan batu
di bawah trashrack untuk mengurangi panjang totalnya agar lebih efektif.
PERANCANGAN PENSTOCK

A. Perancangan Dimensi Penstock

Untuk mendapatkan diameter pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan. Perhitungannya adalah seperti berikut:

Sehingga digunakan pipa diameter 0.65m dan kecepatan dalam pipa adalah 5.27m/detik
PERANCANGAN PENSTOCK

B. Tebal dan Material Penstock

Penstock yang akan digunakan terbuat dari besi. Sesuai dengan pedoman teknis maka tebal penstock yang dipakai
adalah 1.5 mm. dengan ketebalan dan material seperti itu, penstock sudah mampu mengendalikan air karena panjang
penstock keseluruhan yang hanya 7 m dan beda tinggi sebesar 3.5 m
PERANCANGAN PENSTOCK Dari desain pipa pesat PLTMH, diketahui terdapat 2 sudut
belokan dengan besar masing-masing 50o . Dengan demikian maka

C. Tebal dan Material Penstock koefisien kehilangan energi adalah sebesar 0.67. Perhitungan
kehilangan energi dihitung dengan rumus:
Kehilangan energi pipa dihitung untuk mencari
tinggi jatuh efektif. Kehilangan energi pipa yang utama
disebabkan oleh belokan pipa. Belokan pipa menyebabkan
kehilangan energi yang mempunyai koefisien sebagai
berikut:

Maka didapatkan ∆h sebesar 0.95 m. Kemudian tinggi jatuh


kotor dikurangi dengan kehilangan energi untuk mendapatkan
tinggi jatuh efektif. Maka didapat tinggi jatuh efektif sebesar (3.5 –
0.95 = 2.55 m).
PEMILIHAN TURBIN

Turbin Pemilihan turbin ini berhubungan erat dengan


jenis generator yang akan mengubah tenaga air menjadi listrik
serta tinggi jatuh air dan debit air. Untuk tinggi jatuh air yang di
peroleh dari hasil perhitungan itu setinggi 3.5 m dan debit air
sebesar 1.65 m3/s . Maka dari data tersebut bias di katakana
turbin propeller dianggap cocok untuk kondisi suatu sungai di
mana tinggi head yang di pakai untuk turbin propeller ini
2<H<20 (m).

Turbin propeller dipilih karena memenuhi kriteria debit Daya turbin yang dihasilkan oleh debit sebesar 1.65 m3

dan head. Batas head untuk turbin propeller adalah 3-70 m, dan Ús dari suatu sungai dengan head 3.5 meter ini dapat di hitung

batas debitnya adalah 50 m3 /detik. dengan effisiensi turbin propeller sebesar 0.8-0.9 (dipakai 0.8).
Selanjutnya koefisien tersebut digunakan untuk menghitung
daya total terbangkit.
PEMILIHAN GENERATOR

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada
perencanaan PLTMH ini adalah Generator Sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) dengan penggunaan dua tumpuan
bantalan ( two bearing ).

Spesifikasi generator adalah 1500 rpm, 50 Hz, 3 Phasa dengan keluaran tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum
adalah sebagai berikut :

• Aplikasi < 10 kVA efisiensi 0.7 – 0.8

• Aplikasi 20 – 50 kVA efisiensi 0.85 – 0.9

• Aplikasi 50 – 100 kVA efisiensi 0.9

• Aplikasi >100 kVA efisiensi 0.9 – 0.95


PERHITUNGAN DAYA DAN ENERGI

Daya keseluruhan yang dapat dibangkitkan dihitung dengan mengalikan semua efisiensi turbin dan generator. Dihitung dengan
menggunakan persamaan dengan efisiensi yang dipertimbangkan adalah efisiensi turbin dan generator.
PERHITUNGAN DAYA DAN ENERGI
SISTEM KONTROL

Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan pengaturan beban sehingga jumlah output daya
generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke system
pemanas udara ( air heater ) yang dikenal sebagai ballast load / dummy load.

Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah :

• Electronic Load Controller ( ELC ) untuk penggunaan generator sinkron

Gambar Tipikal Single Line Diagram Sistem Kontrol ELC


SISTEM KONTROL

Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan ara lokal, dan terbukti handal pada terbukti handal
pada  penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol terintegrasi pada panel control ( switch gear ). Fasilitas operasi panel
control minimum terdiri dari :

• Kontrol start / stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual

• Stop / berhenti secara otomatis

• Trip Stop ( berhenti pada keadaan gangguan : over-under voltage, over-under frekuensi )

• Emergency shutdown, bila terjadi gangguan listrik ( missal arus lebih )


SKETSA PLTMH
OPERASIONAL PLTMH

Pengoperasian PLTMH adalah langkah kerja PLTMH agar dapat berfungsi optimal. Pengoperasian tersebut memperhatikan
kelangsungan daya yang dihasilkan, kapasitas alat dan ketahanan terhadap bencana. Secara prinsip, PLTMH harus sebisa mungkin dapat
bekerja terus-menerus. Untuk dapat bekerja dengan optimal maka diperlukan pengoperasian PLTMH.

Operasional PLTMH adalah sebagai berikut:

1. Air masuk melalui pintu intake yang telah disaring di trashrack terlebih dahulu

2. Kemudian air dialirkan menuju bak penenang.

3. Aliran dibagi menjadi 2 lajur, dan masing-masing saluran mempunyai penangkap pasir

4. Sedimen diendapkan di saluran penangkap pasir

5. Air disaring kembali dengan trashrack yang lebih halus Keterangan Besaran Satuan Debit 1.65 m 3 /detik Head 2.56 m E. Turbin 0.8 E.
Generator 0.9 Gravitasi 9.81 m 2 /detik Daya Terbangkit 29.87 kW
OPERASIONAL PLTMH

6. Air mengalir menuju ruang penstock yang dilengkapi trashrack yang lebih halus lagi

7. Air mengalir ke penstock menuju turbin

8. Air menggerakkan turbin dan keluar menuju saluran pembuang

9. Rekayasa operasional dilakukan di pintu intake untuk mengontrol debit yang masuk

10. Kemudian bak pengendap mempunyai dua lajur agar ketika yang satu sedang dibersihkan maka air tetap dapat mengalir melalui lajur
yang satunya

11. Pintu penguras pasir secara berkala dikuras dan dalirkan menuju saluran pembuangan

12. Bak pengendap dilengkapi pelimpah untuk mengantisipasi debit bajir yang mungkin terjadi

13. Semua saluran pembuang dialirkan menuju hilir sungai


KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

Dari hasil perancangan pada Makalah yang berjudul Rancang Bangun PLTMH ini, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa :

1. Debit andalan yang dapat digunakan pada PLTMH adalah debit 80% (Q80) sebesar 1.65 m3 /detik.

2. Tinggi jatuh efektif yang dapat dimanfaatkan PLTMH adalah sebesar 2.55m.

3. Penstock yang digunakan adalah berbahan besi dengan ketebalan 1.5 mm. Panjang penstock keseluruhan
adalah 7 m dan diameter 0.65 m

4. Turbin yang dipilih adalah turbin Propeller dengan pertimbangan debit dan head yang ada serta mempunyai
efektifitas 0.8

5. Daya total yang mungkin dihasilkan oleh PLTMH adalah sebesar 29.87 kW
SARAN

Setelah melakukan penelitian, penulis mempunyai beberapa saran agar ke depannya makalah perancangan
ini dapat dikembangkan lebih baik lagi, yaitu:

1. Hendaknya pelaksanaan pembangunan PLTMH ke depannya dilakukan dengan normalisasi sungai


terlebih dahulu agar perhitungan dapat lebih tepat.

2. Hendaknya PLTMH dikelola dan dilakukan pemeriksaan berkala agar dapat mengantisipasi masalah yang
meyebabkan kerusakan PLTMH.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Artono & Kuwahara, Susumu. (1974). Buku Pegangan Teknik Tenaga Listrik 1. Jakarta: Pradnya Paramita.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang. Keadaan Curah Hujan Tiap Bulan Menurut Kecamatan (mm)
Kabupaten Karawang Tahun 2013, akses online 25 Januari 2023, URL: https://karawangkab.bps.go.id/link-
TabelStatis/view/id/10.

Bostan, I., et al. (2013). Resilient Energy Systems. London: Springer.

Clemen, M.D. (1999). Hydro Plant Electrical Systems. Kansas City: HCI Publications.

Davis, Scott. (2003). Microhydro, Clean Power Form Water. Gabriola Island: New Society Publishers.

Department of Energy, Energy Utilization Management Bureau. (2009). Manuals and Guidelines for Mirco-hydropower
Development in Rural Electrification.

Dwivedi, M., Srivastava, A.P., & Raja, A.K. (2006). Power Plant Engineering. New Delhi: New Age International.

European Small Hydro Association (ESHA). (2004). Guide on How To Develop a Small Hydropower Plant.
DAFTAR PUSTAKA

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at: http://kbbi.web.id/pusat, [Diakses 25 Januari
2023].

Leyland, B. (2014). Small Hydroelectric Engineering. Leiden: CRC Press.

Ma’ali, Nashrul. (2017). Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Kepung Kabupaten Kediri. Surabaya:
Institut Sepuluh Nopember.

Mott, L, R. (2004). Machine Elements in Mechanical Design. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Pramana, Sangga. 2010. Kehilangan Tenaga pada Pipa. Diakses pada 12 Januari 2023, dari
https://sanggapramana.wordpress.com/2010/09/12/kehilangantenaga-pada-pipa/

Pudjanarsa, A & Nursuhud, D. (2008). Mesin Konversi Energi. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

A. Adzhary Dwi Putra, 2020. Perbandingan Potensi Air Embung Tambakboyo Menggunakan Metode F.J.Mock Dengan Debit
Terukur Untuk Keperluan Irigasi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

sda.pu.go.id. 2021. Embung Tambakboyo. Diakses pada 30 Januari 2023, dari


https://sda.pu.go.id/balai/bbwsserayuopak/projects-item/embungtambakboyo/
DAFTAR PUSTAKA

Wibowo, N, A., Dermawan, V., Harisuseno., D. (2013). Studi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)
Wamena Di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua.

Wiranto, Bayu Suryo. (2018). Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Vokasional Teknik Elektro: Universitas
Negeri Jakarta.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai