Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah
Magang I di Program Studi Teknik Elektro Universitas Negeri Medan
Oleh :
T. AFRIAN
5193530005
FAKULTAS TEKNIK
2021
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG I
“Metode dan Analisis Kalibrasi Sensor Temperatur Tipe PT-100 di PT.
Pacific Medan Industri”
Oleh :
T. Afrian
5193530005
NIP : 197706172005011001
NIP : 196402201991031002
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan laporan akhir pelaksanaan Magang ini. Laporan akhir pelaksanaan
Magang ini merupakan tugas individu untuk memenuhi syarat tugas mata kuliah
Magang I (semester IV).
1. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd. selaku Dekan I Fakultas Teknik
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Salman Bintang, M.Pd. selaku ketua jurusan Teknik Elektro
3. Bapak Dr. Adi Sutopo, MT. selaku ketua prodi Teknik Elektro nondik
4. Bapak Drs. Dadang Mulyana, M.Pd. selaku sekretaris jurusan Teknik Elektro.
6. Pimpinan, staf / pegawai, dan karyawan PT. Pacific Medan Industri yang telah
memberikan izin dan bantuan selama penulis melakukan kegiatan magang.
7. Keluarga tercinta yang telah begitu tulus memberikan semangat, dorongan dan doa
yang bermanfaat bagi penulis.
9. Terima kasih kepada teman saya Farras Tamim yang memberikan motivasi dalam
penyelesaian dan ikut serta dalam pelaksanaan magang ini.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesainya laporan Magang ini yang tidak
dapat penulis sebut satu persatu.
11. Semua kawan – kawan yang telah membantu dalam melaksanakan v pembuatan
laporan magang 1.
ii
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyusunan laporan Magang ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga karya tulis ini ada manfaatnya bagi pihak yang
membutuhkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN MAGANG I ............................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pacific Medan Industri .............................. 1
A. Profil Perusahaan ........................................................................................ 1
B. Nilai dan Norma Perusahaan ........................................................................ 3
C. Visi dan Misi Perusahaan ............................................................................. 4
1.2 Latar Belakang ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Magang ............................................................................................... 5
1.4 MANFAAT MAGANG .................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................... 7
2.1 Termokopel ................................................................................................... 7
2.1.1 Prinsip Kerja Termokopel ........................................................................ 8
2.1.3 Jenis-Jenis Termokopel ............................................................................ 9
2.2 Pengukuran Temperatur ................................................................................ 13
2.3 Kalibrasi Sensor Suhu Termokopel ............................................................... 13
2.3.1 Kategori Kalibrasi .................................................................................. 13
2.3.3 Jenis-jenis kalibrasi sensor suhu termokopel .......................................... 14
2.4 Kontrol Temperatur ...................................................................................... 17
BAB III TEKNIK PELAKSANAAN DAN PENGALAMAN LAPANGAN .......... 18
3.1 Teknik Pelaksanaan ...................................................................................... 18
3.2 Pengalaman Lapangan .................................................................................. 18
3.2.1 Termokopel PT-100 ............................................................................... 18
3.2.2 Temperature dry-well calibrator, model CTD4000. ................................ 19
3.2.4 Persiapan Kalibrasi ................................................................................ 21
iv
3.2.5 Pelaksanaan .......................................................................................... 22
3.2.6 . Verifikasi ............................................................................................. 23
3.3 Pembahasan .................................................................................................. 23
3.3.1 Manfaat dan Tujuan Kalibrasi ............................................................... 23
3.3.2 Prinsip Dasar Kalibrasi .......................................................................... 24
3.3.4 Hasil Kalibrasi ...................................................................................... 24
3.3.2 Kasus Yang Serung Dijumpai Saat Melakukan Kalibrasi ....................... 26
3.3.3 Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Masalah Saat Ingin Melaksanakan
Kalibrasi ......................................................................................................... 26
BAB IV PENUTUP ............................................................................................... 29
4.1 Kesimpulan .................................................................................................. 29
4.2 Saran ............................................................................................................ 30
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 31
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Visi dan Misi PT. Pacific Medan Industri ................................................. 4
Tabel 3. 1 Data Hasil Kalibrasi ............................................................................... 26
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Pacific Medan Industri
A. Profil Perusahaan
HSA GROUP
INDONESIA Grup memulai bisnis di Indonesia pada 1999 dan sekarang ini focus
pada bisnis utama pada perdagangan minyak dan produk-produk berkualitas tinggi
lainnya dengan harga yang terjangkau. Saat ini Grup memiliki 9 perusahaan di
Indonesia sebagai berikut:
1
6. Pacific Indo Dairy, Tangerang (Manufaktur)
Perusahaan yang bernama PT. Pacific Medan Industri adalah perusahaan yang
bergerak di bidang industri pengolahan minyak kelapa sawit. PT. Pacific Medan
Industri, beralamatkan di Jln. Pulau Nias Selatan Kawasan Industri Medan (KIM) II
Medan 20242. Dengan lokasi perusahaan yang terletak di Kawasan Industri Medan
II, menjadikan perusahaan ini memilki kedudukan strategis secara ekonomi dan
politik atas pengembangan investasinya yang terkonsentrasi didalam kawasan
berikat. Sebagaimana kawasan berikat ini, telah diatur terkait perlindungan kegiatan
investasi yang ada didalamnya dibawah peraturan pemerintah No. 19 Tahun 1984
Tentang Penyertaan Modal untuk PT. KIM serta Peraturan Menteri Keuangan No.
120 Tahun 2013 Tentang Kawasan Berikat Secara ekonomi, pengembangan investasi
perusahaan yang berada di lingkungan kawasan berikat sangat diperbantukan dengan
ketersediaan fasilitas pergudangan, energi, akses bahan mentah, dan pembuangan
limbah. Sedangkan secara politik perusahaan telah dijamin atas pengamanan dan
kekondusifan dari segala bentuk pengrusakan dan kecauan sosial dibawah kendali
kepolisian bahkan tentara dalam kebijakan kawasan berikat KIM merupakan salah
satu objek vital nasional Indonesia (OVNI) Lokasi perusahaan yang berada di
Kawasan Medan Industri II memiliki 2 area produksi yang saling berdekatan yaitu
area I (Pamin I) dan area II (Pamin II). Luas area I sendiri yaitu sekitar 2,5 Ha
dengan 4 gedung utama produksi, sedangkan luas area II yakni 2 Ha dengan 3
gedung utama produksi. Dibawah ini merupakan lambang PT. Pacific Medan
2
Industri yang melambangkan produktifitas minyak kelapa sawit atau CPO (Crude
Palm Oil) dan denah lokasi perusahaan yang berada di lingkungan Kawasan Medan
Industri II (KIM)
3
C. Visi dan Misi Perusahaan
NO KODE PERTANYAAN JAWABAN
A. KEPEMIMPINAN
A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai
1. Apa visi organisasi anda? Menjadi Perusahaan Minyak Goreng dan sejenisnya terdepan untuk kelas
Dunia
2. Apa misi organisasi anda? 1. Mengembangkan Produk yang berkualitas, aman dikonsumsi dan halal
untuk masyarakat 2. Meningkatkan Kualitas SDM Perusahaan sebagai aset
bagi kemajuan Perusahaan 3. Meningkatkan Kreativitas Produk melalui
inovasi proses dan teknologi
3. Apa tata nilai (value ) yang 1. Hasil Kerja dari Team 2. Senantiasa Berusaha menuju perbaikan terus
dikembangkan organisasi? menerus 3. Menempatkan pelanggan diatas segala-galanya 4. memberi
penghargaan ke karyawan 5. Religius
4. Bagaimana visi, misi dan tata nilai Visi & Misi ditetapkan dengan bukti dari Kebijakan Top Manajemen terkait
ditetapkan? Kebijakan Mutu Kutu, Keamanan Pangan, Halal dan Lingkungan RSPO
5. Bagaimana pimpinan Program Sosialiasai Visi,Misi & Tata Nilai Persahaan dilakukan pada : 1.
mensosialisasikan visi, misi, tata nilai Seluruh karyawan melalui awareness training 2. Program Pengembangan
kepada seluruh lapisan organisasi? karyawan melalui training, forum-forum khusus pertemuan 3. Pengenalan
Budaya Perussahaan melalui Program Induksi untuk karyawan Baru 4. Visi,
Misi dan Tata Nilai disosialisasikan melalui : Buletin, Training Internal,
Selebaran (Handbook), Pertemuan Internal dan media lainnya
6. Bagaimana hal-hal terkait dengan Telah ditetapkan kebijakan Perusahaan yaitu mematuhi Standar Pemenuhan
standardisasi/SNI dan pemenuhan Peraturan Pemerintah SNI dan lainnya untuk proses keamanan pangan
regulasi ditetapkan dalam kebijakan melalui : 1. Telah diimplementasikan SNI Wajib Minyak Goreng 2. Pada
organisasi? Proses Pelaksanaan Pengujian Proses melakukan uji dengan metode SNI 3.
Menggunakan peralatan2 yang telah berstandar SNI seperti Sepatu Safety,
Helm dll
Di dalam laporan ini saya memuat hal yang kami observasi di PT. Pacific Medan
Industri mengenai cara kalibrasi sensor temperatur pada termokopel atau PT-100
menggunakan alat Wika temperature dry-well calibrator, model CTD4000.
Termokopel atau PT-100 ini sendiri digunakan pada PT. Pacific medan industri
untuk mengukur suhu yang mengalir pada pipa tangki minyak goreng.
4
1.3 Tujuan Magang
5. Memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Magang I dari program studi teknik
elektro.
5
f) Mendapatkan pengalaman dan penghayatan melalui pengamatan terhadap proses
kegiatan kerja di dunia usaha perusahaan.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Termokopel
Gambar 2. 1 Termokopel
Termokopel merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling populer dan
sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan listrik dan Elektronika
yang berkaitan dengan Suhu (Temperature). Beberapa kelebihan Termokopel yang
membuatnya menjadi populer adalah responnya yang cepat terhadap perubahaan
suhu dan juga rentang suhu operasionalnya yang luas yaitu berkisar diantara -200˚C
hingga 2000˚C. Selain respon yang cepat dan rentang suhu yang luas, Termokopel
juga tahan terhadap goncangan/getaran dan mudah digunakan.
7
- Pemegang : Tempat dimana tangan saat melakukan pengukuran.
b. Thermocouple
- Display : Sebagai petunjuk hasil pengukuran.
- Kenop : Sebagai pemutar ON atau OFF.
Pada gambar 2.2 terlihat hubungan termokopel, yang dimana untuk mengukur
perubahan panas ini gabungan dua macam konduktor sekaligus sering dipakai pada
ujung benda panas yang diukur. Konduktor tambahan ini kemudian akan mengalami
gradiasi suhu, dan mengalami perubahan tegangan secara berkebalikan dengan
perbedaan temperatur benda. Menggunakan logam yang berbeda untuk melengkapi
sirkuit akan menghasilkan tegangan yang berbeda, meninggalkan perbedaan kecil
tegangan memungkinkan kita melakukan pengukuran, yang bertambah sesuai
temperatur. Perbedaan ini umumnya berkisar antara 1 hingga 70 microvolt tiap
derajad celcius untuk kisaran yang dihasilkan kombinasi logam modern. Beberapa
kombinasi menjadi populer sebagai standar industri, dilihat dari biaya,
ketersediaanya, kemudahan, titik lebur, kemampuan kimia, stabilitas, dan hasil.
Sangat penting diingat bahwa termokopel mengukur perbedaan temperatur di antara
2 titik, bukan temperatur absolut.
Pada banyak aplikasi, salah satu sambungan - sambungan yang dingin dijaga
sebagai temperatur referensi, sedang yang lain dihubungkan pada objek pengukuran.
contoh, pada gambar di atas, hubungan dingin akan ditempatkan pada tembaga pada
8
papan sirkuit. Sensor suhu yang lain akan mengukur suhu pada titik ini, sehingga
suhu pada ujung benda yang diperiksa dapat dihitung. Termokopel dapat
dihubungkan secara seri satu sama lain untuk membuat termopile, dimana tiap
sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang lebih tinggi dan semua sambungan
dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan begitu, tegangan pada setiap termokopel
menjadi naik, yang memungkinkan untuk digunakan pada tegangan yang lebih
tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada sambungan dingin, yang berguna untuk
pengukuran di laboratorium, secara sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk
kebanyakan indikasi sambungan langsung dan instrumen kontrol. Mereka
menambahkan sambungan dingin tiruan ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang
sensitif terhadap suhu (seperti termistor atau dioda) untuk mengukur suhu
sambungan input pada peralatan, dengan tujuan khusus untuk mengurangi gradiasi
suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini, tegangan yang berasal dari hubungan dingin
yang diketahui dapat disimulasikan, dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan.
9
Gambar 2. 3 Termokopel PT-100
PT100 merupakan salah satu jenis sensor suhu yang terkenal dengan keakurasiannya.
PT100 termasuk golongan RTD (Resistive Temperature Detector) dengan koefisien
suhu positif, yang berarti nilai resistansinya naik seiring dengan naiknya suhu. PT100
terbuat dari logam platinum. Oleh karenanya namanya diawali dengan ‘PT’. Disebut
PT100 karena sensor ini dikalibrasi pada suhu 0°C pada nilai resistansi 100 ohm.
Ada juga PT1000 yang dikalibrasi pada nilai resistansi 1000 ohm pada suhu 0°C.
Termokopel tipe E terdiri dari nikel dan kromium pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel dan
tembaga. Thermocouple ini memiliki output yang besar (68 µV/°C) membuatnya
cocok digunakan pada temperatur antara -200˚C – 900˚C. Properti lainnya tipe E
adalah tipe non magnetik.
10
Gambar 2. 4 Termokopel Tipe K
Termokopel tipe K terdiri dari; nikel dan kromoium pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) terdiri dari
nikel dan alumunium. Thermocouple jenis ini sering dipakai pada tujuan umum
dikarenakan cenderung lebih murah. Tersedia untuk rentang suhu -200˚C – 1250˚C.
Termokopel tipe N terdiri dari nikel , 14 kromium dan 1.4 silikon pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel,
silicon dan magnesium. Stabil dan tahanan yang tinggi terhadap oksidasi membuat
tipe N cocok untuk pengukuran suhu yang tinggi tanpa platinum. Dapat mengukur
suhu antara 0˚C – 1250˚C.
Termokopel tipe T terdiri dari Tembaga dan pada sisi positif (Thermocouple Grade)
sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade) Constanta. Cocok untuk
pengukuran antara −200 to 350 °C. Konduktor positif terbuat dari tembaga, dan yang
negatif terbuat dari constantan. Sering dipakai sebagai alat pengukur alternatif sejak
penelitian kawat tembaga. Type T memiliki sensitifitas ~43 µV/°C
11
Gambar 2. 5 Termokopel Tipe R
Termokopel tipe R terdiri dari Rhodium dan platinum 13% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) dan sisi negatif negatif (Extension Grade) Platinum. Cocok
mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan biaya tinggi
membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum.
Termokopel tipe S terdiri dari Rhodium dan platinum 10% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) dan sisi negatif negatif (Extension Grade) nikel dan
tembaga. Cocok mengukur suhu di atas 1600 °C. sensitivitas rendah (10 µV/°C) dan
biaya tinggi membuat mereka tidak cocok dipakai untuk tujuan umum. Karena
stabilitasnya yang tinggi Tipe S digunakan untuk standar pengukuran titik leleh emas
(1064.43 °C).
Termokopel tipe B terdiri dari Rhodium dan platinum 30% pada sisi positif
(Thermocouple Grade) sedangkan sisi negatif negatif (Extension Grade)
platinum. Cocok mengukur suhu di atas 1800 °C. Tipe B memberi output yang sama
pada suhu 0 °C hingga 42 °C sehingga tidak dapat dipakai di bawah suhu 50 °C.
12
2.2 Pengukuran Temperatur
- Kalibrasi Internal
- Kalibrasi Eksternal
Kalibrasi Internal
13
Kalibrasi Internal merupakan pekerjaan kalibrasi yang dilakukan oleh PT. Pamin.
Untuk dapat Kalibrasi Internal ini PT. Pamin harus memiliki syarat – syarat seperti
di bawah ini:
Kalibrasi Eksternal
14
Gambar 2. 6 . Calibration Bath CTB9400, CTB9500
Bak kalibrasi tersedia dalam bentuk instrumen portabel atau peralatan laboratorium
berukuran besar yang dipasang secara permanen. Mereka mencapai ketidakpastian
kalibrasi terendah sebagai hasil dari lingkungan suhu yang stabil dan seragam yang
mereka hasilkan. Keuntungan lainnya adalah probe dari semua ukuran dan bentuk
dapat dikalibrasi, selama dapat benar-benar dibenamkan. Namun, desain bak
kalibrasi juga bisa membatasi. Karena item uji direndam dalam minyak atau air,
wadah kalibrasi tidak dapat digunakan di lingkungan yang steril (di mana tidak boleh
ada kontaminasi). Sebuah probe yang digunakan dalam industri makanan untuk
pengukuran suhu susu, misalnya, dapat mencemari produk jika direndam dalam
minyak untuk kalibrasi.
2. Dry-well calibrator
Kalibrator sumur kering sering kali lebih disukai sebagai metode kalibrasi
portabel. Dengan demikian, pengguna terhindar dari menangani cairan apa
pun. Mereka juga memiliki keuntungan bahwa probe tidak bersentuhan dengan zat
lain yang dapat membahayakan produk akhir. Namun, mengkalibrasi beberapa probe
sekaligus dapat menjadi tantangan jika memiliki kepala pengukur yang dapat saling
15
mengganggu. Dalam hal ini, jumlah kalibrasi yang dapat dilakukan secara bersamaan
dibatasi. Pengguna juga harus membeli beberapa sisipan - cocok untuk berbagai
probe. Kebanyakan sisipan terbuat dari kuningan atau aluminium, meskipun ini tidak
cocok untuk kalibrasi pada suhu yang sangat tinggi. Dalam aplikasi ini, selongsong
keramik harus digunakan untuk memastikan suhu yang lebih stabil.
1. Blok suhu
2 Antarmuka pengguna
3 antarmuka RS-232
4 Sambungan daya
5 Saklar utama
6 Dudukan sekring
8 Gagang pembawa.
16
2.4 Kontrol Temperatur
Sebagai contoh suatu ruangan yang memiliki pendingin udara harus dapat
menghemat biaya pengunaan listrik, dengan menggunakan temperature control kita
dapat membuat pendingin ruangan tersebut dapat menyala dan mati sesuai waktu
yang telah kita tentukan.
Dengan memanfaatkan sensor suhu data suhu ruangan dapat kita ketahui
selanjutnya data tersebut akan diproses oleh control unit, dan control unit akan
memberikan perintah kepada sistem yang dimiliki oleh pendingin ruangan untuk
menyala dan padam ketika pendingin udara tidak diperlukan.
Salah satu manfaat dari temperature control adalah sebagai on/off , kontroler on-
off adalah bentuk sederhana dari perangkat kontrol suhu. Sebuah kontroler on-off
akan beralih output hanya ketika suhu melintasi setpoint. Untuk kontrol pemanasan,
output adalah pada saat suhu berada di bawah setpoint, dan off atas setpoint.
17
BAB III
18
Gambar 3. 1 Termokopel Pada Tangki Minyak Goreng di PT.Pacific Medan Industri
Pada PT. Pamin alat yang digunakan untuk melakukan kalibrasi adalah Model
kalibrator blok sumur kering suhu CTD4000 yang telah dirancang untuk aplikasi di
tempat dengan dirancang dan diproduksi menggunakan teknologi mutakhir. Bagian
termal dari kalibrator terbuat dari balok logam dipanaskan / didinginkan dengan
resistor atau dengan modul termoelektrik Peltier. Di blok logam ada satu lubang di
19
mana sisipan yang dapat diganti ditempatkan. Serta juga telah bersertifikat ISO 9001
dan ISO 14001.
Pada alat ini terdapat blok kalibrasi suhu (temperature block) yang digunakan
untuk tujuan pengujian & kalibrasi pasangan / RTD. Pada dasarnya wadah kalibrasi
berisi beberapa jenis elemen pemanas yang digunakan untuk menaikkan suhu
wadah. Untuk Menjaga Suhu, kita membutuhkan sensor suhu internal seperti RTD,
sehingga kita dapat mengontrol suhu bak dengan pengontrol PID bawaan yang
sederhana. Setpoint dari wadah kalibrasi akan diberikan oleh operator / pengguna
menggunakan kenop ujung depan. Perangkat yang diuji yaitu Sensor suhu yang akan
dikalibrasi akan ditempatkan di dalam penangas suhu. Blok ini mempertahankan
suhu sesuai pengaturan atau persyaratan pengguna.
Jika kita menempatkan RTD di dalam wadah kalibrasi suhu, maka pertahankan
suhu tetap katakanlah 100 derajat C dan catat nilai resistansi RTD. Sekali lagi
naikkan suhu katakanlah 120 Derajat C dan catat nilai resistansi RTD dan ulangi hal
yang sama untuk tiga suhu yang berbeda.
Pada blok kalibrasi suhu (temperature block) terdapat beberapa bagian yaitu :
1. Sensor-under-test
2. Blok logam padat (blok kering)
3. Sisipan yang dapat dipertukarkan untuk sensor-under-test
4. Sensor referensi RTD internal
5. Elemen pemanas
6. Kipas pendingin
20
3.2.4 Persiapan Kalibrasi
Persiapan merupakan langkah – langkah awal yang dilakukan pada peralatan yang
dibutuhkan sebelum melaksanakan kalibrasi. Adapun langkah – langkah persiapan
yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
b. Bersihkan peralatan yang akan dikalibrasi dari debu dan kotoran lainnya jika perlu
g. Pastikan battery masih bagus untuk peralatan yang memakai battery dengan
“check battery” fasilitas
j. Pasangkan peralatan sesuai dengan alat yang akan dikalibrasi dan standar yang
diperlukan.
21
Gambar 3. 4 Skema Pemasangan Peralatan
3.2.5 Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan kalibrasi ada langkah –langkah yang harus dilakukan sesuai
dengan metode pelaksanaan kalibrasi. Adapun langkah – langkah metode
pelaksanaan kalibrasi standar yaitu:
c. Tentukan nilai pengukuran alat yang dikalibrasi, catat pada formulir rekaman
22
Gambar 3. 5 Pelaksanaan Kalibrasi Termokopel di PT. Pacific Medan Industri
3.2.6 . Verifikasi
Setelah proses pelaksanaan kalibrasi dilakukan maka hasilnya akan diverifikasi.
Berikut langkah – langkah verifikasi yang dilakukan:
a. Pastikan nilai atau angka pada kalibrator tidak lebih dari 5℃ atau sama dengan
tempratur kontrol
b. Pastikan selama pekerjaaan kalibrasi tetap memakai safety protector yang sesuai .
3.3 Pembahasan
a. Tujuan Kalibrasi
23
3. Untuk mencapai ketertelusuran pengukuran.
b. Manfaat Kalibrasi
1. Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur agar tetap sesuai dengan
sfesifikasinya.
Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 bahwa semua alat ukur setelah melewati
mobilisasi atau pergeseran dari satu tempat ke tempat lainnya, maka sebaiknya di
lakukan kalibrasi menyeluruh untuk mendapatkan keakuratan
Rekaman data hasil pengujian kalibrasi merupakan unsur yang sangat penting
dalam keseluruhan proses pengujian kalibrasi, karena rekaman merupakan bukti
kegiatan kalibrasi telah dilakukan. Berdasarkan ISO 9000: 2000 rekaman
didefinisikan sebagai dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau sebagai
bukti pelaksanaan kegiatan. Dalam hal ini rekaman dapat berupa hard copy atau
24
media elektronik. Karena itu, rekaman dapat dipakai, misalnya, untuk
mendukumentasikan ketelusuran dan memberi bukti verifikasi, tindakan pencegahan,
dan tindakan perbaikan. Pengamatan, pencatatan data, perhitungan harus direkam
pada saat pengujian kalibrasi dilakukan serta dapat di identifikasi.
25
9 30 31 +1 5 √
10 35 35 0 5 √
Tabel 3. 1 Data Hasil Kalibrasi
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kondisi termokopel tersebut masih dalam
keadaan yang sangat baik, karena dari data tersebut hasil pengukuran yang terbaca
oleh sensor termokopel melalui kontrol tempratur tidak melebihi dari nilai toleransi
atau sama dengan alat kalibrasi yaitu Temperature dry-well calibrator, model
CTD4000. Sehingga termokopel ini masih sangat layak untuk digunakan.
Beberapa kasus yang sering dijumpai dalam pelaksanaan kalibrasi diantaranya yaitu:
2. Tenaga ahli yang bersertifikat masih kurang, sehingga jika ada trouble dalam
proses kalibrasi terpaksa menunggu tenaga ahli tersebut.
3. Spare-part yang dibutuhkan tidak ada, akibatnya harus menunggu sampai spare-
part tersebut didapatkan.
26
- Arus turun naik tanpa terkendali
- Harus tahu pencuci/pembersih yang tepat untuk setiap bahan yang berbeda
27
9. Alat dan bahan pencuci/ pembersih tidak tersedia atau tidak lengkap
10. Tidak ada rak/alat pengering/oven untuk alat yang baru dicuci
- Kalau tidak dipakai, simpan di kotak tertutup di kamar AC dan bebas asam-
uap air
- Umumnya karena pemakai tidak mengerti, tidak teliti, tidak baca manual
16. Alat pendeteksi faktor lingkungan tidak ada atau tidak berfungsi
- Keasaman udara
- Volt-Ampere meter.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau
indikasi dari suatu perangkat pengukuran agar sesuai dengan besaran dari standar
yang digunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi
sehingga kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan
(melalui konstanta kalibrasi), sehingga termometer tersebut
menunjukan temperatur yang sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu
di skala.
Dari analisa penulis ada beberapa permasalahan yang dapat disimpulkan yaitu:
a) Termokopel sebagai alat sensor suhu harus terpelihara dengan baik supaya hasil
pengukurannya lebih akurat.
d) Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kalibrasi tidak hanya tergantung pada
metode standar saja, masih ada metode lain yang bisa dikembangkan berdasarkan
teori spesifik peralatan instrumen tersebut.
e) Metode kalibrasi suatu peralatan intrumen berkaitan dengan teori dasar instrumen
tersebut
29
4.2 Saran
Dari kesimpulan penulis ada beberapa saran yang akan disampaikan yaitu:
b) Peralatan – peralatan standar kalibrasi haruslah selalu ada dan terpelihara dengan
baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
Kho, Dickson. Pengertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip Kerjanya : The
Elektronika, https://teknikelektronika.com/pengertian-termokopel-thermocouple-dan-
prinsip-kerjanya/ ( Diakses tanggal 25 Maret 2021).
Chiang, Hai Hung, 1984. Electrical and Electronic Instrumentation. John Wiley &
Sons. Inc, Canada.
31