Judul : Sistem Kontrol Proses Pengisian Air Pada Drum Boiler Dengan
Motor Valve Feedwater LCV103
Nama : Annur Fitrinsyah Ramadhan
NIM : 14 642 012
Jurusan/Prodi : Teknik Elektro / Teknik Listrik
Unit Kerja : Instrumen & Kontrol
Periode : 03 Juni 2017 – 02 September 2017
Disahkan :
Pembimbing Lapangan Supervisor
Mengetahui :
Supono
I
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DIPLOMA IV TEKNIK LISTRIK
PADA
SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM BOILER
DENGAN MOTOR VALVE FEEDWATER LCV103
Disusun Oleh :
ANNUR FITRIANSYAH RAMADHAN
NIM : 14 642 012
Samarinda, 02 Oktober 2017
Disahkan :
Toyib.ST.,MT. MedianAkbar
NIP : 196112271989031003
Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
Ir. Bustani, MT
NIP : 196107121993031003
II
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan laporan kerja praktek dengan judul “ SISTEM KONTROL PROSES
PENGISIAN AIR PADA DRUM BOILER DENGAN MOTOR VALVE
FEEDWATER LCV103 “
. Adapun penyusunan laporan ini dimaksud untuk memenuhi persyaratan yang
berlaku pada jurusan Teknik Elektro (D3) Politeknik Negeri Samarinda. Disamping
itu juga dapat menambah dan memperluas pengalaman dan pengetahuan penulis,
guna melengkapi materi-materi yang telah diperoleh dibangku kuliah terhadap
aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat berterimakasih kepada semua pihak yang
telah mebantu dari awal hingga selesainya penyusun laporan ini, untuk itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material.
2. Bapak IR. Bustani, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
3. Bapak Subir ST.,MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Bapak Khairuddin Karim, ST,. MT, selaku Kaprodi D4 Teknik Elektro
Politeknik Negeri Samarinda.
5. Bapak Toyib. ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
6. Bapak Supono, selaku Manager Departemen Teknik PT.CFK.
7. Bapak Sukidi, selaku Superintendent Departemen Teknik PT.CFK
8. Bapak Tifanno Ardhie P, selaku Supervisor Elektrik dan Instrument &
Control PT. CFK
9. Bapak Median Akbar, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
10. Bapak Marsito Bakat P, selaku Plan Engineer Departemen Teknik PT.
CFK
III
11. Segenap karyawan Instrumen & Kontrol dan seluruh karyawan PT. CFK
yang telah membrikan banyak pengetahuan.
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari adanya kekurangan,oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
IV
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... I
DAFTAR ISI..........................................................................................................V
BAB I ...................................................................................................................... 1
V
BAB III ................................................................................................................. 22
VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
IX
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Permasalahan
Motor valve LCV103 sebagai salah satu faktor utama untuk memoitoring level
suplay air yang ada ada drum Boiler pada sistem pembangkit pada saat beroperasi,
Dan harus selalu beroperasi selama 24 jam agar suplai air tetap terjaga. Untuk itu
diperlukan suatu sistem kontrol, Motor valve LCV103 yang di lengkapi dengan
modul kontrol yang berfungsi untuk memberikan sinyal feedback yang nantinya
akan diterima oleh DCS ( Distributed Control System ) sehingga motor dapat
bekerja dan dikontrol melalui program sehingga proses penyaluran air dapat
berlansung dan level drum tetap terjaga.
Permasalahan motor valve LCV ( Level Control Valve ) yang perlu di antisipasi
seperti terjadi pada modul kontrol yang tidak bisa memberikan sinyal Umpan balik
ke DCS dan Macet . Oleh sebab itu dengan adanya monitoring sistem instrumentasi
dan kontrol pada pembangkit, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir.
2
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan
Di dalam Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap pada PT. Cahaya Fajar
Kaltim memiliki bagian-bagian kerja yang saling berhubungan dan mempunyai
fungsi masing-masing, seperti unit kerja Instrumen dan Kontrol yang sangat
menunjang ketersediaan sistem pembangkitan. Dalam laporan akhir program
Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) ini hanya akan dibahas mengenai apa yang ada
pada bagian “ SISTEM KONTROL PROSES PENGISIAN AIR PADA DRUM
DENGAN MOTOR VALVE FEEDWATER LCV 103 “
3
4. Memiliki semangat kerja dan dapat bersosialisasi dalam suatu organisasi/dunia
kerja
5. Memiliki motifasi yang tinggi, ketekunan, dan ketahanan mental
6. Mentaati peraturan yang perlaku di tempat kerja yang bersangkutan.
Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mendatangkan banyak manfaat
diantaranya :
A. Perusahaan :
1. Mempermudah perusahaan dalam merekrut calon karyawan yang
professional
2. Membantu perusahaan dalam meningkatkan mutu karyawan
3. Menghemat dana untuk pengembangan SDM
4. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan.
B. Perguruan Tinggi:
1. Menyesuaikan metode dan isi kuliah agar lebih relevan dengan dunia
kerja.
2. Meningkatkan kemampuan tenaga pengajar agar memberikan kuliah
yang relavan dengan dunia kerja di samping mutu akademisnya.
3. Membina hubungan kemitraan antara perguruan tinggi dan perusahaan
dalam sarana dan prasarana pendidikan.
4. Membekali kemampuan dasar yang memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam
pekerjaan.
5. Meningkatkan kualitas program praktek kerja lapangan para lulusannya.
C. Mahasiswa
1. Memiliki pengalaman kerja di suatu perusahaan.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang di perolehnya dari perguruan tinggi
dalam dunia kerja.
3. Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar.
4. Memperoleh insentif sesuai dengan kemampuanya.
5. Memberikan kesempatan mencari pengalaman, promosi dan
peningkatan karir.
4
6. Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata.
Metode Observasi
Metode ini di lakukan dengan mengamati secara langsung ke lapangan
mengenai objek Praktek Kerja Lapangan, agar mendapat gambaran secara riil
tentang proses yang terjadi dan mendapatkan data-data secara akurat.
Metode Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan
pembimbing atau teknisi yang bersangkutan agar mendapat gambaran yang
lebih jelas dan spesifik tentang materi yang akan dipelajari.
5
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan secara mengenai latar belakang,
permasalahan, tujuan dan manfaat Praktek Kerja Lapangan ini,
waktu dan tempat pelaksanaan PKL, metode pengumpulan data dan
sitematika penulisan laporan.
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan system kerja Motor LVC (Level Control
Valve)
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
8
alam Batubara menjadi pilihan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk menjadikan
sumber tenaga uap yang bisa menghasilkan energi listrik.
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM sebagai operator pembangkit serta
pelaksanaan pengembangnya. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) yang
dibangun oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM telah dan akan menggunakan nama
“PLTU Embalut”. Ini merupakan pembangkit listrik swasta ( IPP ) pertama yang
didanai dan dioperasikan langsung oleh swasta. Hal ini adalah selaras dengan
kebijakan Pemerintah dimana pihak swasta dapat diberi kesempatan untuk bisa
berinvestasi dibidang industri kelistrikan. Lokasi yang berjarak kurang lebih 1,5 km
dari lokasi PLTGU Tanjung batu milik PT. PLN ( Persero ) Samarinda. Dari sinilah
yang kemudian oleh PLN didistribusikan ke tempat tinggal penduduk, perkantoran,
gedung – gedung, serta pabrik – pabrik yang berada di wilayah Kaltim.
PT. Cahaya Fajar Kaltim juga memanfaatkan luas area tersebut untuk
membangun beberapa fasilitas sebagai pendukung jalannya Opersional seperti
gedung perkantoran, Bangunan utama, Transfer House, Turbin dan Generator,
Boiler, Dry Coal Storage, Water Intake, Bengkel, Demineralized Plant, Relay
Room, Control Room Boiler, Bangunan Chimney, Bangunan Silo, Dermaga, Mess,
Klinik, Ruang Absensi, dan Control Room.
9
Gambar 2. 2 Gardu Induk PT Cahaya Fajar Kaltim
11
maju, tepat sasaran menuju tujuan, dan cepat dalam perkembangan
mengatasi krisis baik didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
Warna menunjukkan langkah besar CFK dan aspirasi perusahaan akan masa
depan yang lebih positif dan dinamis.
Warna Merah melambangkan keuletan serta keberanian dalam menghadapi
berbagai macam tantang
Warna Hitam melambangkan ketegasan dalam bertindak saat
beroperasi.
Tulisan Cahaya Fajar Kaltim dengan pilihan huruf yang mencerminkan
kejelasan dan kelembutan perusahaam terhadap melayani masyarakat serta
kesungguhan dalam mengatasi krisis listrik yang terjadi didaerah
Kalimantan Timur.
Misi perusahaan :
“ Mengatasi kekurangan daya listrik di Kalimantan Timur ”
12
Operator unit : PT Cahaya Fajar Kaltim
COD : - Unit 1 : November 2008
- Unit 2 : November 2008
- Unit 3 : Agustus 2014
13
2.6 Layout Unit 1,2 dan Unit 3
14
2.7 Skema Proses Produksi
15
2.9 Struktur Organisasi
16
Gambar 2. 8 Struktur Organisasi Departemen Teknik PT.CFK
17
Sejak 26 Maret 2003 terbentuk struktur organisasi yang efektif dan efisien
dengan lima Departemen, yaitu Departemen Operasional, Sumber Daya Manusia
& Umum, Teknik, Keuangan, dan Alat-alat berat & Keuangan. Serta dipimping
satu direktur utama dan dua direktur serta komisaris. Berikut adalah penjelasan dari
setiap departemen yang ada adalah sebagai berikut :
1. Departemen SDM & Umum
SDM merupakan asset yang sangat penting bagi perusahaan. PT Cahaya Fajar
Kaltim mempunyai SDM yang berkualifikasi dan menjadi asset penting bagi
perusahaan. Pelatihan-pelatihan telah diadakan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dari SDM seiring dengan kebutuhan
perusahaan.
2. Departemen Operasional
Departemen yang mengoperasikan unit pembangkit dengan bagian-bagian
adalah sebagai berikut:
a. Coal Feeding
Bagian ini bertugas untuk melakukan supply batu bara ke boiler unit
b. Water Treatment Plant dan Laboratorium
Bagian ini bertugas untuk memproduksi air bersih dan air denim yang
digunakan untuk pembangkit, sekaligus pada bagian ini terdapat
laboratorium yang difungsikan untuk menganalisa kualitas air dan batu bara
c. Boiler
Bagian ini bertugas untuk mengoperasikan mesin boiler atau ketel uap
dengan menjaga kualitas steam yang akan digunakan untuk menggerakkan
turbin uap
d. Turbin dan Generator
Bagian yang bertugas untuk mengoperasikan mesin turbin dan mengontrol
pembebanan pada generator serta menjalin komunikasi dengan PLN AP2B
(Area Pengatr dan Penyaluran Beban) wilayah Balikpapan.
18
3. Departemen Teknik
Bagian Teknik merupakan bagian yang bertanggung jawab atas pelaksanakan
segala hal yang menyangkut kegiatan bersifat teknis yang dilakukan terhadap
unit pembangkit tenaga listrik dan unit-unit pendukungnya. Bagian-bagian dari
Departemen Teknik adalah sebagai berikut :
a. Millwright
Bagian ini bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan mesin
meliputi seluruh area pembangkit.
b. Elektrik
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan yang
berhubungan terhadap kelistrikan dan jaringan.
c. Instrumen dan Kontrol
Bagian yang bertugas untuk melakukan perawatan dan perbaikan system
control dan peralatan instrumentasi yang meliputi seluruh area pembangkit
4. Departemen Keuangan
Bagian keuangan bertanggung jawab atas segala hal yang menyangkut kondisi
keuangan pada akas perusahaan. Bagian ini terdiri dari unit anggaran dan
keuangan serta unit akuntansi.
5. Departemen Alat-alat Berat & Lingkungan
Departemen yang bertugas untuk menangani alat-alat berat, baik perawatan
maupun maintenance. Pada departemen ini, sekaligus menangani
pembongkaran batu bara dari ponton ke coal storage. Selain itu juga
pengendalian dampak lingkungan (pengontrolan terhadap kualitas limbah dan
penanganannya).
19
2.10 Tenaga Kerja dan Waktu Kerja
Waktu kerja bagi karyawan PT.CAHAYA FAJAR KALTIM dibagi dua, yaitu
karyawan shift dan non shift. Untuk non shift, lama jam kerja adalah 8 jam sehari,
seminggu lima hari, mulai pukul 08.00 – 16.00 WITA untuk hari senin sampai
kamis sedangkan hari jum’at mulai pukul 08.00 – 17.00 WITA. Sedangkan untuk
shift, terdapat pembagian kerja sebagai berikut :
20
2.13 Konsumsi Solar
Tahun Konsumsi Solar ( Liter )
2012 217.658
2013 290.912
2014
Tabel 2.3 Konsumsi Solar
21
BAB III
LANDASAN TEORI
22
bermacam macam, yang pasti ia merupakan besaran yang dapat dimanipulasi
oleh final control element atau control valve agar measurement variable sama
dengan set point.
- Plant
Plant adalah seperangkat peralatan, mungkin hanya terdiri dari beberapa
bagian mesin yang bekerja bersama - sama, yang dilakukan untuk melakukan
suatu operasi tertentu. Atau dengan kata lain plant adalah objek yang
dikendalikan.
- System ( Sistem )
Sistem adalah kombinasi dari beberapa komponen yang bekerja
bersama sama dan melakukan suatu sasaran tertentu.
- Controlled Variable
Controlled variable adalah besaran atau variable yang dikendalikan.
Besaran ini pada diagram kotak disebut juga dengan out put proses atau
process variable.
- Manipulated Variable
Manipulated variable adalah input dari suatu proses yang dapat
dimanipulasi atau di ubah ubah besarnya agar process variable atau control
variable besarnya sama dengan set point.
- Disturbance (Gangguan)
Disturbance adalah suatu sinyal yang cenderung mempunyai pengaruh
yang merugikan pada harga keluaran system,atau biassa disebut dengan
besaran lain, manipulated variable yang menyebabkan berubahnya
controlled variable , besaran ini juga lazim disebut dengan load.
- Sensing Element
Sensing Element adalah bagian yang paling ujung suatu sistem
pengukuran (measuring system), bagian ini juga disebut dengan sensor atau
primary element.
23
- Transducer dan Transmitter
Transducer adalah unit pengalih sinyal sedangkan transmitter adalah alat
yang berfungsi membaca sinyal sensing element dan mengubahnya menjadi
sinyal yang dapat dimengerti oleh controller. Transmitter lebih khusus
pemakainnya dalam sistem pengukuran.
- Measurrement Variable
Measurement variable adalah sinyal yang keluar dari transmitter.
Besaran ini merupakan cerminan besarnya sinyal sistem pengukuran.
- Set point
Set point besar process variable yang dikehendaki. Sebuah controller
akan selalu berusaha menyamakan controlled variable dengan set point.
- Error
Error adalah selisih antara setpoint dikurangi dengan measured
variable. Error bisa negatif dan bisa juga positif. Bila setpoint lebih besar dari
measured variable demikian sebaliknya bila setpoint lebih kecil dari
measured variable maka error akan negatif.
- Controller
Controller adalah element yang mengerjakan tiga dari empat tahap
langkah pengendalian yaitu membandingkan setpoint dengan measurement
variable, menghitung berapa banyak koreksi yang dilakukan, dan
mengeluarkan sinyal koreksi sesuai dengan hasil perhitungan tadi. Controller
sepenuhnya menggantikan peran manusia dalam meengendalikan sebuah
proses. Controller sering diterjemahkan sebagai alat pengendali.
- Feedback (Umpan Balik)
Umpan balik adalah sifat dari suatu sistem untaian tertutup yang
memungkinkan keluarannya bisa dibandingkan dengan masukan sistem itu
agar tindakan pengendalian yang tepat sebagai fungsi dari keluaran dan
masukannya bisa terjadi.
- Final Control Element
Final control element adalah bagian terakhir dari instrumentasi sistem
pengendalian. Bagian ini berfungsi untuk mengubah measurement variable
24
dengan cara memanipulasi besarnya manipulated variable, berdasarkan
perintah controller.
Masukan Keluaran
Control Plant
25
Ada dua keistimewaan dalam sistem loop terbuka ini adalah:
a. Ketelitian dari sistem loop terbuka tergantung pada
kalibrasinya.
b. Sistem ini lebih stabil.
Sistem pengendalian loop tertutup adalah sistem pengendalian yang
sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi pengendalian.
Jadi sistem pengendalian tertutup adalah sistem pengendalian berumpan
balik (feedback control). Sistem pengendalian loop tertutup menggunakan
aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.
Masukan Keluaran
Controller Plant
Elemen Ukur
26
3. Sistem Pengendalian Bertingkat (Cascade Control System)
Sistem pengendalian bertingkat adalah sistem pengendalian yang
memiliki 2 besaran pengukuran yang berada dalam satu kontrol loop.
Tujuan dari sistem pengendalian bertingkat ini adalah untuk mendapatkan
hasil pengaturan yang tepat dengan mengurangi efek penundaan waktu yang
terjadi. Hal ini dilakukan dengan jalan menggunakan out put dari controller
pertama (primary controller), sebagai besaran untuk mengatur set point bagi
controller kedua (secondary controller).
27
3.2 Prinsip Pengontrolan Proses
Ada 3 parameter yang harus diperhatikan sebagai tinjauan pada suatu
sistem kontrol proses yaitu :
- cara kerja sistem kontrol
- keterbatasan pengetahuan operator dalam pengontrolan proses
- peran instrumentasi dalam membantu operator pada pengontrolan
proses
Empat langkah yang harus dikerjakan operator yaitu mengukur,
membandingkan, menghitung, mengkoreksi. Pada waktu operator
mengamati ketinggian level, yang dikerjakan sebenarnya adalah mengukur
process variable (besaran parameter proses yang dikendalikan).
Contohnya proses pengontrolan water level secara manual, proses
variabelnya adalah level. Lalu operator membandingkan apakah hasil
pengukuran tersebut sesuai dengan apa yang diinginkan. Besar proses
variabel yang diinginkan tadi disebut desired set point. Perbedaan antara
process variabel dan desired set point disebut error.
Dalam sistem kontrol suhu di atas dapat dirumuskan secara matematis:
Process variabel bisa lebih besar atau bisa juga lebih kecil daripada
desired set point. Oleh karena itu error bisa diartikan negatif dan juga bisa
positif.
28
• Elemen proses flow merupakan salah satu jenis pengendali akhir
yang paling umum dipakai untuk sistem pengendali proses.
• Pressure (tekanan), tekanan air dalam sebuah pipa atau vessel.
Prinsip kerjanya sama dengan proses flow karena sama-sama
mengendalikan flow.
• Temperatur (suhu), suhu pada unit-unit proses.
Pengukuran suhu biasanya terjadi pada suatu unit proses
yang memerlukan perubahan suhu, baik jenis steam maupun yang
lainnya. Misalnya perpindahan panas yang terjadi pada sistem
pengukuran suhu yaitu pada proses endotermis (suatu perolehan
energi panas dari suatu media panas), seperti yang terjadi pada
heat exchanger.
Level Transmitter
DCS (Distributed Control System)
Control Valve
Level Monitoring
29
3.4.1 Level Transmitter
Level transmitter adalah sebuah alat yang memanfaatkan asas bahan apung
sederhana untuk mendeteksi dan mengkonversi perubahan level Air. Pada E-103,
level transmitter yang digunakan merupakan tipe sensor Linear Variable
Differential Transformer (LVDT). Secara umum LVDT bekerja karena adanya
perbedaan medan magnet.
30
ditransmisikan lagi ke control valve melalui I/P yang mengkonversi sinyal elektrik
menjadi sinyal pneumatic, sehingga valve akan membuka sesuai setpoint operasi.
Gambar
Gambar 3.
3 15 Monitoring
Monitoring DCS
DCS
32
3.4.3 Kontrol Valve
Kontrol valve adalah suatu alat yang digunakan untuk memodifikasi aliran
fluida atau laju tekanan pada sebuah sistem proses dengan menggunakan daya
untuk operasinya. Valve ini digunakan oleh industri dalam banyak aplikasi. Kontrol
valve adalah elemen kontrol akhir yang paling umum digunakan untuk mengatur
aliran bahan dalam sebuah proses. Pada suatu loop proses, hanya ada resistansi
variable yang dikontrol, sedangkan resistansi berubah-ubah karena perubahan
aliran pada sistem atau karena lapisan pipa dan permukaan dinding peralatan.
Variasi resistansi ini tidak diinginkan dan harus dikompensasi dengan
menggunakan control valve.
33
3.4.4 Bagian-Bagian Kontrol Valve LCV 103
a. Motor Valve
Pada kontrol valve ini menggunakan motor servo yang merupakan sebuah
perangkat atau aktuator putar ( motor ) yang dirancang dengan sistem kontrol
umpan balik ( Feedback ) loop tertutup ( servo ), sehingga dapat di set-up atau di
atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor. motor
servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros
motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo,
sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar
berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo. Dengan
fungsinya yaitu menggerakan valve untuk membuka dan menutup namun
dilengkapi dengan input nilai set-point untuk mengatur besar bukaan dalam proses
penyaluran ( Flow ) agar sesuai dengan kebutuhan. Jenis motor servo yang
digunakan yaitu jenis motor servo Continous yang dapat berputar searah jarum dan
berlawanan dengan jarum jam. Dan tidak memiliki sudut defleksi putaran alias
dapat berputar secara kontiyu. Dan karna penggunaan untuk industri motor servo
yang digunakan adalah motor AC karna skala untuk beban beban yang berat.
Terdapat 3 komponen utama pada motor valve ini, Yaitu :
1. Handle untuk pengoperasian secara manual
2. Trigger ( 0 – 24 VDC ) Sebagai sinyal untuk memerintah valve
membuka dan menutup.
3. Limit Switch sebagai pembatas motor pada saat membuka dan
menutup valve
Kelebihan menggunakan motor servo.
- Tidak bergetar dan tidak ber – resonansi saat beroperasi
- Daya yang dihasilkan sebanding dengan ukuran dan berat motor
- Penggunaan arus listrik sebanding dengan beban yang diberikan
- Resolusi dan akurasi dapat diubah dengan hanya mengganti encoder
yang dipakai.
- Tidak berisik saat beroperasi dengan kecepatan tinggi.
34
Kekurangan menggunakan motor servo.
- Harga relatif lebih mahal dibanding motor DC lainnya
- Bentuknya cukup besar karna satu paket.
35
Data Motor
Name Plate : Motor Valve LCV 103
DY – J : 41 W
Integration and Elctronic type Electric Acuator
Output Torque : 600 N.m
Input Signal : 4 20 mA
No.200 : 704196 6
Design Code :
LCV103ABC
Date Of Manufacture :
2007
b. Modul Control
Modul Control yang digunakan oleh motor valve LCV 103 adalah tipe DY-J.
Seri elektronik DY-J adalah peralatan kontrol dalam pengukuran proses industri
dan sistem kontrol. Ini dapat mengubah sinyal kontrol sistem ke dalam poros sudut
output untuk mengendalikan posisi inti katup dari katup kontrol atau mekanisme
pengaturan lainnya. Kemudian media yang dikontrol akan bekerja mengikuti
perintah sesuai dengan sistem yang ditentukan.
Aktuator listrik dibagi menjadi tipe proporsional dan tipe integral sesuai dengan
mode kontrol. Jenis aktuator proporsional terdiri dari motor servo, reducer, sensor
posisi dengan fungsi servo dan integral actuator. Ini dapat membandingkan sinyal
kontrol dari sistem dan sinyal umpan balik dari posisi keluaran poros (closed loop
control) untuk mengubah sinyal dan membuatnya sebanding dengan sinyal output.
Tipe integral aktuator terdiri dari motor servo, reducer dan sensor posisi normal.
Bisa bekerja sama dengan operator listrik atau mekanisme regulasi lainnya untuk
mewujudkan operasi remote.
36
Sistem kontrol otomatis dengan aktuator listrik dilengkapi dengan rangkaian
listrik DFD Operator dan bisa mewujudkan peralihan tanpa ada gangguan antara
status kerja Manual dan Auto dari sistem kontrol.
Aktuator listrik aman dan terpercaya. Pemasangan, operasi dan perawatannya
mudah dilakukan. Hal ini dapat diterapkan secara luas di bidang energi, Ini
memainkan peran penting dalam pengukuran proses industri dan sistem kontrol.
- Kondisi Aplikasi
1. Power supply
Single phase AC power supply
Voltage: 220V +10%/-15%
Frequency: 50Hz +/-1%
2. Kondisi Lingkungan
Temperature dan Kelembapan Relatif
Aktuator listrik adalah instrumen yang dipasang di lapangan di
dalam ruangan.
Temperatur : -10 - +55
R.H.: 95%
Tekanan Atsmorfir
86-106kPa
Tidak ada media korosif di atmosfer sekitar.
37
- Spesifikasi Dan Type
38
1. Rating beban dari besar output yang digunakan, Rated Travel dan
Rated Travel Time bisa dilihat pada tabel diatas.
2. Rating sinyal kerja dari akuator listrik bisa dilihat pada tabel diatas.
3. Referensi kemapuan kerja dari modul.
- Batas kesalahan dasar: tidak melebihi +/- 2,5% dari Rated Travel
Hystersis: tidak melebihi 1,5% dari Rated Travel
Nilai kesalahan waktu tempuh: tidak lebih dari +/- 20% Rated Travel
Time.
- Aktuator proporsional
Zona mati : tidak melebihi 3% dari skala masukan
Karakteristik lembab : tidak melebihi 3 periode setengah ayunan.
- Aktuator integral
Diam: Tidak melebihi 1% dari Rated Travel (bila Rated Travel Time
antara 10 s dan 25 s)
Tidak melebihi 0,5% dari Rated Travel (bila Rated Travel Time
adalah antara 25s dan 63s).
4. Resistansi
Bila suhu 15-35 dan kelembapan relatifnya 45% -75%:
Catu daya tidak kurang dari 50M
Catu daya Terminal input tidak kurang dari 50M
Terminal input tidak kurang dari 20M
5. Terminal
Terdapat 14 terminal input yang terdapat pada modul control yang
memiliki fungsi dari inputan yang berbeda.
Terminal 1 – 2 : Input Sinyal Control
Terminal 3 : Input Capacitor.
Terminal 4 - 5 : Input Sinyal Feedback 4 – 20 mA
Terminal 6 - 7 : Output ke motor valve.
Terminal 8 – 9 : Limit Switch ON
Terminal 10 – 11 : Limit Switch OFF
Terminal 12 : Ground
39
Terminal 13 – 14 : Input tegangan 4 – 20 mA.
Gambar
Gambar3.3.3
10Terminal
TerminalInput
Input
d. Kapasitor
Kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan
listrik dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik.
Untuk membantu perputaran awal motor valve pada saat bekerja di perlukan torsi
start atau tenaga yang besar. Tegangan kapasitor berkisar 300 – 500 VAC dengan
Frekuensi 50 / 60 Hz. Nilai yang biasanya di gunakan 12µF ± 5% pada AC.
40
Gambar 3.12 Kapasitor
e. Potensiometer
Potensiometer adalah sebuah jenis resistor yang nilai tahanannya atau
hambatannya (resistansi) dapat dirubah atau diatur (adjustable). Potensiometer
memiliki 3 terminal, 2 terminal terhubung ke kedua ujung elemen resistif, dan
terminal ketiga terhubung k e kontak geser yang disebut wiper. Posisi wiper
menentukan tegangan keluaran dari potensiometer. Dan yang di gunakan pada
motor valve memiliki resistansi 1 Kg Ω.
Gambar3 3.
Gambar 13 Potensiometer
4 Potensiometer
41
f. Limit Switch
Limit switch (saklar pembatas) adalah saklar atau perangkat elektromekanis
yang mempunyai tuas aktuator sebagai pengubah posisi kontak terminal (dari
Normally Open/ NO ke Close atau sebaliknya dari Normally Close/NC ke
Open). Posisi kontak akan berubah ketika tuas aktuator tersebut terdorong atau
tertekan oleh suatu objek. Sama halnya dengan saklar pada umumnya, limit
switch juga hanya mempunyai 2 kondisi, yaitu menghubungkan atau
memutuskan aliran arus listrik. Dengan kata lain hanya mempunyai kondisi ON
atau Off.
Namun sistem kerja limit switch berbeda dengan saklar pada umumnya, jika
pada saklar umumnya sistem kerjanya akan diatur/ dikontrol secara manual oleh
manusia (baik diputar atau ditekan). Sedangkan limit switch dibuat dengan
sistem kerja yang berbeda, limit switch dibuat dengan sistem kerja yang
dikontrol oleh dorongan atau tekanan (kontak fisik) dari gerakan suatu objek
pada aktuator, sistem kerja ini bertujuan untuk membatasi gerakan ataupun
mengendalikan suatu objek/mesin tersebut, dengan cara memutuskan atau
menghubungkan aliran listrik yang melalui terminal kontaknya.
42
g. Valve
Valve adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan, yang
berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran ( Flow ) dengan
cara membuka, menutup atau mengalirkan sebagian guna mendapatkan tekanan (
pressure ) yang lebih rendah.
Selain untuk proses industri, valve atau katup atau bahasa lokalnya 'kran' dalam
kehidupan sehari-hari sering kita jumpai, Salah satunya adalah kran air di rumah
kita.
Pengoperasian valve bisa dilakukan secara manual dengan merubah posisi
sudut sebuah pegangan / tuas , pedal maupun roda. Di bidang industri selain
manual, Banyak dipakai sistem pengoperasian secara otomatis dengan pengontrol,
diantaranya adalah dengan tenaga hydraulik, pneumatik, dan elektrik.
Terdapat 11 jenis valve yang dapat digunakan namun yang digunakan pada
proses pengontrolan ini adalah jenis ball valve.
- Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah katup dengan pengontrol aliran berbentuk disc bulat
seperti bola. Disc bola tersebut memiliki lubang yang berada tepat di tengahnya.
Ball Valve dalam posisi terbuka ( open ) ketika lubang tersebut menghadap searah
dengan kedua ujung katup, dan aliran akan terjadi. Dan ketika handle diputar
sehingga posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, Maka posisi valve
dalam kondisi tutup ( close ), dan aliran akan terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan
kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa
mereka terbuat, Ball Valve dapat menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan
temperature sekitar 200 derajat Celcius.
Ball Valve digunakan secara luas dalam aplikasi industri karena mereka sangat
serbaguna, dapat menahan tekanan hingga 1000 barr dan suhu hingga 482 ° F (250
° C). Ukurannya biasanya berkisar 0,2 - 11,81 inci (0,5 cm sampai 30 cm). Ball
Valve dapat terbuat dari logam , plastik atau pun dari bahan keramik. Bolanya sering
dilapisi chrome untuk membuatnya lebih tahan lama.
43
- Tipe – Tipe Ball Valve
Ada 2 tipe Ball Valve yaitu :
1. Full Bore Ball Valve
44
Reduced bore ball valves adalah jenis ball valve yang diameter lubang bolanya
tidak seukuran / lebih kecil dari ukuran pipa. Minimum diameter bola katup yang
berkurang adalah satu ukuran lebih rendah dari ukuran diameter pipa sebenarnya.
Misalnya ukuran diameter pipa 4 inci dan diameter bola valve adalah 3 inchi.
- Fungsi Ball Valve
Ball Valve sering dipakai pada proses hydrocarbon, ball valve mampu
mengatur besar kecil aliran gas, air, dan uap terutama untuk tekanan rendah. Valve
ini dapat dengan cepat ditutup dan cukup kedap untuk menahan fluida/ zat cair. Ball
valve tidak menggunakan handwheel, tetapi menggunakan ankle untuk membuka
atau menutup valve dengan sudut 90°. Desainnya yang simple, meminimalkan
turunnya tekanan pada saat valve dibuka penuh.
Ball valve banyak dipakai dan difungsikan pada :
Pengendalian Aliran (Flow Control).
Pengendali Tekanan (Pressure Control).
Shut off.
Cocok untuk high pressure dan temperatures / tekanan dan suhu yang
tinggi.
Kelebihan dari ball valve :
- Kehilangan tekanan sangat rendah.
- Jarang bocor.
- Ukuran simple dan tidak begitu berak jika dibandingkan dengan jenis
valve lain yang sejenisnya.
- Mudah dibuka dan tidak mudah terkontaminasi.
Kekurangan dari ball valve :
- Seat bisa rusak karena adanya gesekan antara ball dengan seat
- Pembukaan handle yang cepat bisa menimbulkan water hammer / palu
air pada sistem sehingga terjadi tekanan yang besar yang bisa merusak
sambungan dan dinding pipa.
45
3.4.5 Level Monitoring
Level monitoring sangat penting peranannya dalam pemantauan tingkat air
pada drum boiler sangat ditekankan. Karena ketika tingkat air berada pada posisi
yang sangat tinggi dapat menyebabkan uap menjadi basah yang menyebabkan
kerusakan pada peralatan yang terdapat pada proses penyaluran steam termasuk
turbin. Dan ketika tingkat air pada kondisi yang sangat rendah dapat menyebabkan
over heating pada drum yang dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi dan
kemungkinan terjadi ledakan pada boiler. Oleh karena itu, semua bagian yang
terdapat pada boiler memerlukan pemantauan secara berkala dan terus menerus
terhadap tingkat air yang terdapat pada drum boiler.
Level state Systems memproduksi Electronic Drum Level Indicator (EDLI)
yang dirancang khusus untuk aplikasi ini. Sistem pemantauan tingkat elektronik
canggih ini didasarkan pada prinsip konduktivitas, teknik yang terbukti dan
diterima dan diterapkan dilapangan
46
Gambar 3. 17 Electronic Drum Level Indicator ( EDLI )
EDLI ( Electronic Drum Level Indicator ) memudahakan pengunaannya
seperti industri karna perawatan yang mudah serta tidak perlu dicek secara berkala
dan kalibrasi, tidak seperti peralatan monitoring lainnya.
- Fitur yang terdapat pada EDLI :
Standar dari sistem ini tersedia untuk rating tekanan sampai dengan
207 bar pada suhu jenuh.
Pilihan 8-48 saluran untuk berbagai tingkat visibilitas.
Terdapat Fitur diagnostik sendiri untuk mendeteksi kontaminasi /
short circuit / probe kontaminasi / komponen internal dan
kegagalan pentanahan..
Pengaturan konfigurasi banyak SPCO / relay output dilengkapi
energi DPCO / terdapat pengaturan output time – delay.
Beberapa fasilitas display jarak jauh.
47
Output analog 4-20 mA terisolasi.
Indikator digital terhadap tingkat air dalam mm (opsional).
Juga tersedia untuk zona berbahaya (proof ledakan) dan
penggunaan sangat berbahaya.
- Prinsip kerja
EDLI ( Electronic Drum Level Indicator ) menggunakan prinsip diskriminasi
terhadap resistivitas yang stabil antara uap dan air untuk memberikan indikasi yang
tepat terhadap tingkat air pada drum boiler. Diskriminasi antara uap dan air
didasarkan pada perbedaan resistivitas yang signifikan antara kedua posisi bagian.
Bagian utama dari level monitoring adalah probe dengan ujung terisolasi
yang disisipkan di kolom air bagian samping boiler. Setiap probe terhubung ke
rangkaian penginderaan dan indicator. Bila probe direndam dalam air, konduksi
terjadi antara ujung dan dinding bagian dalam kolom. Probe akan mengirim sinyal
ketika uap mencapai level. Tampilan vertikal LED dengan intensitas tinggi dengan
warna hijau / merah sebagai indikasi terhadap tingkat air. Tingkat deteksi level
tergantung pada kondisi operasi kemurnian dan ketangkasan air pada boiler.
48
Gambar 3. 18 Probe EDLI
49
BAB VI
PEMBAHASAN
51
c. Grease / Pelumas sering kering karna motor valve ini berada pada
outdoor dan terlebih pula posisinya dekat dengan boiler yang suhunya
cukup panas.
d. Modul Kontrol sering tidak merespon.
Cara perawatan motor valve jenis LCV 103
a. Melakukan permbersihan pada komponen cover dari debu atau kotoran
yang menempel.
b. Pemberian pelumas secara bertahap agar tidak kering
c. Pengecekan pada modul control dengan cara test manual dengan
dihubungkan dengan avo meter.
d. Pemeriksaan Limit switch , capacitor , dan kabel kabel yang terhubung
pada modul control yang terangkai pada motor valve
e. Pemberian WD / Pelumas sejenisnya pada handle untuk memutar
manual.
f. Pemeriksaan secara bertahap pada motor dan komponen kompon yang
terdapat pada motor valve.
52
Gambar 4. 2 Water System untuk LCV 103
53
7. Setelah itu maka akan timbul panel untuk menginput nilai Set Point sesuai
kebutuhan.
54
Gambar 4. 5 Button Untuk Meningkatkan 1 Percent
11. Untuk menaikan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
55
12. Untuk menurunkan sebesar 1 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
13. Untuk menurunkan sebesar 5 persen bisa mengklik Button seperti dibawah ini.
56
14. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di High Level di + 60
15. Terdapat Indicator Alarm ketika level air berada di Low Level di – 60
57
BAB V
PENUTUP
4.1 Simpulan
a. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM ini mempunyai 3 unit
pembangkit yang mempunyai kapasitas total tenaga listriknya sebesar 2 x
25 MW dan 1 x 60 MW = 110 MW.
b. Energi yang dihasilkan oleh PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR
KALTIM nantinya akan disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi
( SUTT ) 150 kV sepanjang 1,5 Kilometer ke gardu induk milik PLN.
c. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM menggunakan pasokan
batu bara dan air untuk digunakan menjalankan siklus pembangkitan listrik
tenaga uapnya.
d. Mendapatkan pengalaman kerja langsung dilapangan dengan menerapkan
ilmu yang didapat saat perkuliahan.
e. Mengetahui sistem kerja program PLC yang mengontrol LCV motor valve
Feed Water untuk drum boiler.
f. Mengetahui cara memperbaiki dan merawat peralatan listrik.
g. Mengetahui peran dari unit kerja Instrumen dan Kontrol dalam suatu
pembangkit listrik.
58
4.2 Saran
A. Bagi Mahasiswa.
1. Mahasiswa harus mengerti dan menerapkan Standard Oprasional
Prosedur ( SOP ) yang di miliki perusahaan dan waktu kerja yang harus
ditaati.
2. Mahasiswa harus serius dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan menggunakan kesempatan ini untuk menunjang dalam
mencari data untuk penyusunan skripsi.
3. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hendaknya mahasiswa
dapat menjaga nama baik instansi pendidikan dan instansi tempat
mahasiswa melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan baik.
4. Selama Praktik Kerja Lapangan mahasiswa harus menjaga etika di
instansi perusahaan
59
DAFTAR PUSTAKA
- Ifaza, M. (2015). Laporan PKL PLTU Pacitan. Diakses 18 Agustus 2017 dari
https://www.academia.edu/20812762/Laporan_PKL_PLTU_Pacitan_Full
- Anonim. A Beginner's Guide to PLC, 1997 Omron Asia Pasific PTE. LTD
60
LAMPIRAN
50