Anda di halaman 1dari 69

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PADA DEPARTEMEN TEKNIK


PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
SISTEM BUKA TUTUP MOTOR VALVE UNTUK PENGISIAN
DRUM BOILER MENGGUNAKAN LEVEL DENGAN CONTROL
PLC

Laporan Praktek Kerja Lapangan Ini Diajukan


Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Program Pendidikan Diploma III

Unit kerja : Instrumen dan Kontrol


Jurusan : Teknik Elektro
Program studi : Teknik Listrik

Oleh :
ANNUR FITRIANSYAH R
14 642 012

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
2016
ii

LEMBAR PENGESAHAN
PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini telah disetujui sebagai Laporan Resmi
Pelaksanaan PKL di Departemen Teknik

Judul : Sistem Buka Tutup Motor Menggunakan Level Dengan Control PLC
Nama : Annur Fitrinsyah Ramadhan
NIM : 14 642 012
Jurusan/Prodi :Teknik Elektro / Teknik Listrik
Unit Kerja : Instrumen & Kontrol
Periode : 03 Juni – 02 September 2016

Disahkan :
Pembimbing Lapangan Supervisor

Median Akbar TiffanoArdhie Pradana

Mengetahui :

Manager Departemen Teknik

Supono
iii

LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN


LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
DIPLOMA III TEKNIK LISTRIK
PADA
SISTEM BUKA TUTUP MOTOR VALVE UNTUK PENGISIAN DRUM BOILER
MENGGUNAKAN LEVEL DENGAN CONTROL PLC
Oleh :

ANNUR FITRIANSYAH RAMADHAN


NIM : 14 642 012
Samarinda, 28 November 2016

Disahkan :

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Sunu Pradana, ST., M.Eng. MedianAkbar


NIP : 19780182006041002

Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Ir. Bustani, MT
NIP : 196107121993031003
iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan
laporan kerja praktek dengan judul “SISTEM AUTO OVERCHANGE MOTOR
POMPA INDUSTRI DENGAN KONTROL PLC”. Adapun penyusunan laporan ini
dimaksud untuk memenuhi persyaratan yang berlaku pada jurusan Teknik Elektro (D3)
Politeknik Negeri Samarinda. Disamping itu juga dapat menambah dan memperluas
pengalaman dan pengetahuan penulis, guna melengkapi materi-materi yang telah
diperoleh dibangku kuliah terhadap aplikasi dilapangan. Penulis juga sangat
berterimakasih kepada semua pihak yang telah mebantu dari awal hingga selesainya
penyusun laporan ini, untuk itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang selalu memberikan nikmat yang tak terhingga serta selalu
memberikan jalan di setiap kesulitan.
2. Kedua orang tua, serta segenap keluarga yang senantiasa memberikan doa,
kasih sayang, perhatian, dan dukungan baik moral maupun material.
3. Bapak IR. Bustani, MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
4. Bapak Subir ST.,MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
5. Bapak Rusdiansyah, ST,. MT, selaku Kaprodi D3 Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda.
6. Bapak Sunu Pradana ST,. M.Eng., selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja
Lapangan.
7. Bapak Supono, selaku Manager Departemen Teknik PT.CFK.
v

8. Bapak Sukidi, selaku Superintendent Departemen Teknik PT.CFK


9. Bapak Tifanno Ardhie P, selaku Supervisor Elektrik dan Instrument & Control
PT. CFK
10. Bapak Median Akbar, selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan.
11. Bapak Marsito Bakat P, selaku Plan Engineer Departemen Teknik PT. CFK
12. Segenap karyawan Instrumen & Kontrol dan seluruh karyawan PT. CFK yang
telah membrikan banyak pengetahuan.
13. Dan seluruh teman seperjuangan yang melakukan Praktek Kerja Lapangan di
PT. CFK
Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari adanya kekurangan,oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 26 November 2016

Penulis
vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul------------------------------------------------------------------- i
Halaman Pengesahan Perusahaan -------------------------------------------- ii
Halaman Pengesahan Jurusan ------------------------------------------------ iii
Kata Pengantar ------------------------------------------------------------------ iv
Daftar Isi ------------------------------------------------------------------------- vi
Daftar Gambar ------------------------------------------------------------------ vi
Daftar Tabel --------------------------------------------------------------------- vi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kegiatan --------------------------------------------- 1
1.2 Ruang Lingkup Kegiatan --------------------------------------------- 2
1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ------------------------------------- 2
1.4 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapangan ------------------- 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sistem Instrumen dan Kontrol -------------------------------------- 4
2.1.1 Sistem Instrumen ---------------------------------------------- 6
2.1.2 Sistem Kontrol ------------------------------------------------- 6
2.2 Pengertian Programmable Logic Control -------------------------- 6
2.3 Fungsi Programmable Logic Control ------------------------------- 7
2.4 Ladder Diagram -------------------------------------------------------- 8
vii

2.5 Timer -------------------------------------------------------------------- 8


2.6 Prinsip Kerja Programmable Logic Control ---------------------- 9
2.7 Struktur Dasar Programmable Logic Control --------------------- 10
2.7.1 Central Prosesing Unit ( CPU ) ------------------------------ 10
2.7.2 Memory --------------------------------------------------------- 11
2.7.3 Input / Output --------------------------------------------------- 12
2.7.4 Power Supply ---------------------------------------------------- 13
2.8 Keuntungan dan Kerugian Programmable Logic Control ------- 14
2.9 Komponen Motor Starter --------------------------------------------- 16
2.9.1 Trafo Arus ------------------------------------------------------ 16
2.9.2 Kontaktor ------------------------------------------------------- 16
2.9.3 Timer ----------------------------------------------------------- 17
2.9.4 Miniatur Circiut Breaker ------------------------------------ 18
2.9.5 No Fuse Breaker ---------------------------------------------- 19
2.9.6 Overload --------------------------------------------------------- 20
2.9.7 Kabel Listrik ---------------------------------------------------- 21
2.9.8 Box Panel-------------------------------------------------------- 21
2.9.9 Motor Induksi 3 Phasa ---------------------------------------- 22
2.9.10 Name Plate Motor ---------------------------------------------- 23

BAB III HASIL PELAKSANAAN PKL


3.1 Unit Kerja Praktek Kerja Lapangan --------------------------------- 24
3.1.1 Struktur Organisasi PT. Cahaya Fajar Kaltim ------------- 25
3.1.2 Struktur Organisasi Departemen Teknik -------------------- 26
3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan ------------------------------------- 27
3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan ----------------------- 37
3.3.1 Sistem Kerja Motor Pompa Industrial ----------------------- 37
viii

3.3.2 Ladder Diagram ------------------------------------------------- 39


3.3.3 Flow Chart Overchange Motor ------------------------------- 43
3.3.4 Rangkaian Kontrol Motor Pompa 3A dan 3B -------------- 44
3.3.5 Rangkaian Daya Motor Pompa 3A dan 3B ----------------- 45
3.3.6 Tabel Input / Output pada program PLC ------------------- 46
3.3.7 Perangkat lunak Program PLC -------------------------------- 46
3.3.8 Perangkat keras PLC ------------------------------------------- 47
3.4 Identifikasi Kendala -------------------------------------------------- 48
3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas ----------------------------------- 48
3.4.2 Cara Mengatasi Kendala --------------------------------------- 48
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ------------------------------------------------------------ 49
4.1 Saran -------------------------------------------------------------------- 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Blok PLC --------------------------------------- 8


Gambar 2.2 Diagram Ladder -------------------------------------------- 9
Gambar 2.4 Rangkaian koneksi motor dengan kontrol PLC ------ 11
Gambar 2.5 CPU pada PLC -------------------------------------------- 12
Gambar 2.6 Modul Input / Output PLC ------------------------------- 14
Gambar 2.7 Power Supply Pada PLC --------------------------------- 14
Gambar 2.8 Trafo Arus -------------------------------------------------- 17
Gambar 2.9 Kontaktor --------------------------------------------------- 18
Gambar 2.10 Timer ON Delay ------------------------------------------- 19
Gambar 2.11 MCB -------------------------------------------------------- 20
Gambar 2.12 No Fuse Breaker ------------------------------------------- 21
Gambar 2.13 Overload ---------------------------------------------------- 22
Gambar 2.14 Kabel Listrik ----------------------------------------------- 22
Gambar 2.15 Box Panel Kontrol ---------------------------------------- 23
Gambar 2.16 Motor Induksi 3 fasa -------------------------------------- 24
Gambar 2.17 Name Plate Motor ----------------------------------------- 24
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Cahaya Fajar Kaltim -------- 26
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Departemen Teknik -------------- 27
Gambar 3.3 Motor Pompa 3A dan 3B -------------------------------- 39
Gambar 3.4 Selektor Switch Interlock Motor ----------------------- 39
x

Gambar 3.5 Ladder Diagram Overchange Motor ------------------- 42


Gambar 3.6 Flow Chart Overchange Motor ------------------------- 44
Gambar 3.7 Rangkaian Kontrol Star Delta Motor Pompa --------- 45
Gambar 3.8 Rangkaian Daya Motor Pompa ------------------------- 46
Gambar 3.9 Program CX Programmer -------------------------------- 48
Gambar 3.10 CPU PLC ------------------------------------------------- 48
xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Input / Output ----------------------------------------- 47


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kegiatan

Pemanfaatan sumber energi listrik saat ini sangat diperlukan seiring dengan
semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Program Studi Teknik
Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Samarinda adalah salah satu
perguruan tinggi negeri dengan sasaran pembentukan calon pekerja yang mempunyai
keahlian dibidang kelistrikan dan mampu bersaing didunia kerja nyata. Salah satu
upaya peningkatan sumber daya manusia tersebut adalah melalui program Praktek
Kerja Lapangan yang merupakan sarana penting bagi pengembangan diri dan
kemampuan berwirausaha serta kemandirian bagi lulusannya dalam menghadapi dunia
industri.

Sedangkan suksesnya penggunaan tenaga listrik erat hubungannya dengan


monitoring sistem instrumentasi dan kontrol untuk menunjang kelestarian sistem.
Telah banyak diketahui bahwa sistem instrumentasi dan kontrol pada pembangkit
selalu ada kemungkinan terjadi masalah pada peralatan pengukurannya, baik pada
sensor-sensornya ataupun pada peralatan kontrol lainnya yang saling berkaitan. Pompa
industrial sebagai salah satu pendukung untuk proses pendinginan peralatan (seperti
pompa-pompa) pada sistem pembangkit yang beroperasi, harus selalu beroperasi
selama 24 jam. Untuk itu diperlukan suatu sistem kontrol untuk overchange motor
secara otomatis, jika salah satu (dari dua) motor pompa industrial bermasalah.

Permasalahan motor pompa industrial yang perlu di antisipasi seperti motor


over current, motor short, atau emergency stop (contohnya ada kebocoran di pompa).
Jika salah satu motor pompa ada yang over current, short serta stop yang menyebabkan
motor pompa tersebut berhenti bekerja, maka motor pompa industrial yang standby
2

akan bekerja secara otomatis. Oleh sebab itu dengan monitoring sistem instrumentasi
dan kontrol pada pembangkit, masalah-masalah tersebut dapat diminimalisir.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Di dalam Sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap pada PT. Cahaya Fajar
Kaltim memiliki bagian-bagian kerja yang saling berhubungan dan mempunyai fungsi
masing-masing, seperti unit kerja Instrumen dan Kontrol yang sangat menunjang
kelestarian sistem pembangkitan. Dalam laporan akhir program Praktek Kerja
Lapangan ( PKL ) ini hanya akan dibahas mengenai apa yang ada pada bagian “
SISTEM AUTO OVERCHANGE MOTOR POMPA INDUSTRIAL DENGAN
KONTROL PLC “

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan dari tanggal 27 Juni sampai dengan 06


Agustus 2016 di Pembangkitan Listrik Tenaga Uap PT. Cahaya Fajar Kaltim.

1.4 Tujuan dan Kegunaan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan yang ingin didapat dalam Praktik Kerja Lapangan adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Kerja Lapangan.


2. Dapat mengenal dan memahami komponen utama dan cara pengoperasian
sistem overchange dua motor pompa dengan kontrol PLC.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat diperguruan tinggi ke dunia kerja.
4. Mengetahui sejauh mana teori yang didapat dari bangku kuliah dengan yang
ada di dunia industri.
3

Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan ini mendatangkan banyak manfaat


Diantaranya :

A. Perusahaan :

1. Mempermudah perusahaan dalam merekrut calon karyawan yang


professional.
2. Membantu perusahaan dalam meningkatkan mutu karyawan.
3. Menghemat dana untuk pengembangan SDM.
4. Membina hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dan perusahaan.

B. Perguruan Tinggi :

1. Menyesuaikan metode dan isi kuliah agar lebih siap dengan dunia kerja.
2. Membina hubungan kerjasama antara perguruan tinggi dan perusahaan
dalam sarana dan prasarana pendidikan.
3. Membekali kemampuan dasar yang memberikan kemampuan kepada
mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan perubahan dalam pekerjaan
4. Meningkatkan kualitas program praktek kerja lapangan para lulusannya.

C. Mahasiswa

1. Memiliki pengalaman kerja di suatu perusahaan.


2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang diperolehnya dari perguruan tinggi
dalam dunia kerja.
3. Memberikan kesempatan kerja yang lebih besar.
4. Memberikan kesempatan mencari pengalaman, promosi, dan peningkatan
karir.
5. Memperoleh pengalaman berorganisasi dalam tim kerja nyata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Instrumentasi dan Kontrol

Pengukuran dan kontrol adalah sistem otak dan syaraf pada setiap pembangkit
tenaga listrik modern. Sistem pengukuran dan kontrol memonitor dan mengatur proses-
proses yang jika tidak demikian akan sulit untuk mengoperasikan dengan efisien dan
aman serta mencapai kualitas yang tinggi dan biaya yang rendah. Proses pengukuran
dan kontrol diperlukan dalam proses pembangkit modern sebagai bisnis agar tetap
menguntungkan. Untuk meningkatkan mutu, mengurangi emisi, meminimalkan
kesalahan manusia dan menurunkan biaya operasi, dan banyak keuntungan lainnya
Dengan munculnya fungsi berbasis software dan berkembangnya teknologi di banyak
bidang, keahlian, khusus bidang ini telah bercabang menjadi sub-keahlian khusus
tersendiri. Pengukuran dan kontrol proses, yang juga umumnya di istilahkan sebagai
“Instrumentasi dan Kontrol (Instrumentation and Control)”, telah berkembang dari
teknologi manual dan mekanis berturut-turut menjadi teknologi pneumatik, elektronik
dan kini teknologi digital. Perancang instrumentasi dan kontrol harus memahami
terlebih dahulu proses agar bisa menerapkan sistem kontrol yang diperlukan dengan
instrumen yang tepat, pemilihan peralatan instrumentasi dan kontrol mencakup
beberapa aspek penting selain teknologi spesifik meliputi :
a. Safety, Safety (keselamatan) harus dianggap sebagai prioritas utama. Material-
material yang tidak layak, dapat menyebabkan korosi dan kegagalan materi al
yang dapat memicu kebocoran. Semua ukuran dan peralatan kontrol harus
diproduksi , diinstal, dan dimaintain sesuai dengan standart ketika ditempatkan
pada area yang penuh resiko.
b. Performa, implementasi pengukuran dan peralatan kontrol harus sesuai dengan
syarat performa sesuai dengan proses kebutuhan user, seperti akurasi dan
kecakapan.
5

c. Lokasi Peralatan, Semua pengukuran dan peralatan kontrol haru 25 diinstal


pada lokasi yang mudah diakses. Sebagai tambahan, user harus
mempertimbangkan baik temperature maximum dan minimum lingkungan, dan
peralatan elektronik harus dilindungi dari temperature proses.
d. Suplai Udara,. Dalam sistem kontrol modern, udara biasanya dibutuhkan untuk
mengontrol gerakan katup. Dalam banyak desain, kontrol katup akan berpindah
dari posisi aman ketika sistem instrument udara mengalami kegagalan.
Instrumen sistem supply udara terdiri dari pembangkitan udara (kompresor),
pemanas udara, dan distribusi udara, termasuk penerima udara yang menjaga
hilangnya tekanan udara dan independensi pengguna non instrumen udara.
e. Suplai Listrik, dibutuhkan pada semua sistem kontrol modern. Pada
kebanyakan aplikasi industri, sangat penting bahwa kualitas dan integritas
persediaan tenaga untuk proses komputer dan hardware pelengkap harus
dimaintan pada level yang sangat tinggi. Misalnya integritas dapat dicapai
menggunakan perlengkapan dengan ukuran yang baik misalnya on-line
uninterruptible power supply (UPS), ferroresonant isolating transformer, atau a
surge suppressor.
f. Grounding, merupakan bagian yang esensial pada system kontrol modern.
Peralatan grounding yang baik akan membantu memastikan kualitas
installation dan bebas gangguan operasi. Pengguna harus menerapkan sistem
grounding yang disesuaikan dengan aturan dan rekomendasi vendor sistem.
g. Installation And Maintenance, Pengguna harus melihat kemampuan staff
pemeliharaan pada pembangkit ketika memilih pengukuran dan peralatan
kontrol. Pemeliharaan mungkin harus dilakukan oleh orang kontraktor.
Pertimbangan lain termasuk kesulitan dan frekuensi pada kalibrasi, dan
kalibrasi juga harus dilakukan oleh penyedia fasilitas.
(Sumber : https://www.academia.edu/20812762/Laporan_PKL_PLTU_Pacitan_Full )
6

2.1.1 Sistem Instrumentasi


Menurut (W. Bolton, 2004 : 02) Sistem instrumentasi adalah penerapan alat
ukur yang bertujuan untuk mengetahui harga numerik variable suatu besaran dan
juga untuk tujuan mengendalikan besaran agar berada dalam batas daerah tertentu
atau pada nilai besaran yang diinginkan.

2.1.2 Sistem Kontrol


Menurut (W. Bolton, 2004 : 83) Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau
pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable atau parameter)
sehingga berada pada suatu harga tertentu.

2.2 Pengertian PLC ( Programmable Logic Control )

Secara mendasar PLC adalah suatu peralatan kontrol yang dapat diprogram
untuk mengontrol proses atau operasi mesin. Kontrol program dari PLC adalah
menganalisa sinyal input kemudian mengatur keadaan output sesuai dengan keinginan
pemakai. Keadaan input PLC digunakan dan disimpan didalam memory dimana PLC
melakukan instruksi logika yang di program pada keadaan inputnya. Peralatan input
dapat berupa sensor photo elektrik, push button pada panel kontrol, limit switch atau
peralatan lainnya dimana dapat menghasilkan suatu sinyal yang dapat masuk ke dalam
PLC. Peralatan output dapat berupa switch yang menyalakan lampu indikator, relay
yang menggerakkan motor atau peralatan lain yang dapat digerakkan oleh sinyal output
dari PLC. Selain itu PLC juga menggunakan memory yang dapat diprogram untuk
menyimpan instruksi – instruksi yang melaksanakan fungsi – fungsi khusus seperti :
logika pewaktuan, sekuensial dan aritmetika yang dapat mengendalikan suatu mesin
atau proses melalui modul – modul I/O baik analog maupun digital.
(Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )
7

( Sumber : http://www.mikrokontrol.co.yu )
Gambar 2.1 Diagram Blok PLC
2.3 Fungsi PLC
Fungsi dan kegunaan dari PLC dapat dikatakan hampir tidak terbatas. Tapi
dalam prakteknya dapat dibagi secara umum dan khusus.
Secara umum fungsi dari PLC adalah sebagai berikut :

1. Kontrol Sekensial
PLC memroses input sinyal biner menjadi output yang digunakan untuk
keperluan pemrosesan teknik secara berurutan (sekuensial), disini PLC
menjaga agar semua step / langkah dalam proses sekuensial berlangsung dalam
urutan yang tepat.
2. Monitoring Plant
PLC secara terus menerus memonitor suatu sistem (misalnya temperatur,
tekanan, tingkat ketinggian) dan mengambil tindakan yang diperlukan
sehubungan dengan proses yang dikontrol (misalnya nilai sudah melebihi
batas) atau menampilkan pesan tersebut ke operator.
( Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )
8

2.4 Ladder Diagram

Ladder diagram terdiri dari garis vertikal yang di sebut garis bar. Instruksi yang
dinyatakan dengan simbol digambarkan dan disusun sepanjang garis horizontal
dimulai dari kiri dan dari atas ke bawah. Ladder diagram digunakan untuk
menggambarkan rangkaian listrik dan dimaksudkan untuk menunjukkan urutan
kejadian, bukan hubungan kabel antar komponen. Pada ladder diagram memungkinkan
elemen - elemen elektrik dihubungkan sedemikian rupa sehingga keluaran ( output )
tidak hanya terbatas pada ketergantungan terhadap masukan ( input) tetapi juga
terhadap logika. Untuk mengetahui contoh ladder diagram dapat ditunjukkan pada
gambar berikut
( Sumber : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf )

Gambar 2.2 Ladder Diagram

2.5 Timer

Timer berfungsi untuk mengaktifkan suatu keluaran dengan interval waktu


yang dapat diatur. Pengaturan waktu dilakukan melaui nilai setting (preset value).
Timer tersebut akan bekerja bila diberi input dan mendapat pulsa clock. Untuk pulsa
clock sudah disediakan oleh pembuat PLC. Besarnya nilai pulsa clock pada setiap timer
tergantung pada nomor timer yang digunakan. Saat input timer ON maka timer mulai
9

mencacah pulsa dari 0 sampai preset value. Bila sudah mencapai preset value maka
akan mengaktifkan Output yang telah ditentukan
( Sumber : http://eprints.undip.ac.id/41701/12/BAB_II.pdf )

2.6 Prinsip Kerja Programmable Logic Control

PLC merupakan peralatan elektronik yang dibangun darimikroprosesor untuk


memonitor keadaan dariperalatan input untuk kemudian di analisa sesuai dengan
kebutuhan perencana (programmer) untuk mengontrol keadaan output. Sinyal input
diberikan kedalam input card.

Ada 2 jenis input card, yaitu :


1. Analog input card
2. Digital input card
Setiap input mempunyai alamat tertentu sehingga untuk mendeteksinya
mikroprosesor memanggil berdasarkan alamatnya. Banyaknya input yang dapat
diproses tergantung jenis PLC- nya. Sinyal output dikluarkan PLC sesuai dengan
program yang dibuat oleh pemakai berdasarkan analisa keadaan input.
Ada 2 jenis output card, yaitu :
a. analog output card
b. digital output card
Setiap ouput card mempunyai alamat tertentu dan diproses oleh mikroprosesor
menurut alamatnya. Banyaknya output tergantung jenis PLC- nya. Pada PLC juga
dipersiapkan internal input dan output untuk proses dalam PLC sesuai dengan
kebutuhan program. Dimana internal input dan output ini hanya sebagai flag dalam
proses. Di dalam PLC juga dipersiapkan timer yang dapat dibuat dalam konfigurasi on
delai , off delai, on timer, off timer dan lain- lain sesuai dengan programnya. Untuk
memproses timer tersebut, PLC memanggil berdasarkan alamatnya. Untuk
melaksanakan sebagai kontrol system, PLC ini didukung oleh perangkat lunak yang
merupakan bagian peting dari PLC. Program PLC biasanyaterdiri dari 2 jenis yaitu
10

ladder diagram dan instruksi dasar diagram, setiap PLC mempunyai perbedaan dalam
penulisan program.
(Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )

( Sumber : http://www.mikrokontrol.co.yu )
Gambar 2.3 Rangkaian koneksi motor dengan kontrol PLC

2.7 Struktur Dasar Programmable Logic Control


2.7.1 Central Prosesing Unit ( CPU )
CPU berfungsi untuk mengontrol dan mengawasi semua pengopersian
dalam PLC, melaksanakan program yang disimpan didalam memory. Selain itu
CPU juga memproses dan menghitung waktu memonitor waktu pelaksanaan
11

perangkat lunak dan menterjemahkan program perantara yang berisi logika dan
waktu yang dibutuhkan untuk komunikasi data dengan pemrogram.
(Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )

Gambar 2.4 CPU pada PLC

2.7.2 Memori
Memori yang terdapat dalam PLC berfungsi untuk menyimpan program
dan memberikan lokasi-lokasi dimana hasil – hasil perhitungan dapat disimpan
didalamnya. PLC menggunakan peralatan memory semi konduktor seperti
RAM ( Random Acces Memory ), ROM( Read Only Memory ), dan PROM (
Programmable Read Only Memory) RAM mempunyai waktu akses yang cepat
dan program – program yang terdapat didalamnya dapat deprogram ulang
sesuai dengan keinginan pemakainya. RAM disebut juga sebagai volatile
memory, maksudnya program program yang terdapat mudah hilang jika supply
listrik padam. Dengan demikian untuk mengatasiu supply listrik yang padam
12

tersebut maka diberi supply cadangan daya listrik berupa baterai yang disimpan
pada RAM. Seringkalo CMOS RAM dipilih untuk pemakaian power yang
rendah. Baterai ini mempunyai jangka waktu kira – kira lima tahun sebelum
harus diganti.
(sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )

2.7.3 Input / Output


Sebagaimana PLC yang direncanakan untuk mengontrol sebuah proses
atau operasi mesin, maka peran modul input / output sangatlah penting karena
modul ini merupakan suatu perantara antara perangkat kontrol dengan CPU.
Suatu peralatan yang dihubungkan ke PLC dimana megirimkan suatu sinyal ke
PLC dinamakan peralatan input. Sinyal masuk kedalam PLC melalui terminal
atau melalui kaki – kaki penghubung pada unit. Tempat dimana sinyal
memasuki PLC dinamakan input poin, Input poin ini memberikan suatu lokasi
didalam memory dimana mewakili keadaannya, lokasi memori ini dinamakan
input bit. Ada juga output bit di dalam memori dimana diberikan oleh output
poin pada unit, sinyal output dikirim ke peralatan output. Setiap input / output
memiliki alamat dan nomor urutan khusus yang digunakan selama membuat
program untuk memonitor satu persatu aktivitas input dan output didalam
program. Indikasi urutan status dari input output ditandai Light Emiting Diode
( LED )pada PLC atau modul input / output, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pengecekan proses pengoperasian input / output dari PLC itu
sendiri.
(Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )
13

Gambar 2.5 Modul Input / Output PLC


2.7.4 Power Supply
PLC tidak akan beroperasi bila tidak ada supply daya listrik. Power
supply merubah tegangan input menjadi tegangan listrik yang dibutuhkan oleh
PLC. Dengan kata lain sebuah suplai daya listrik mengkonversikan suplai daya
PLN ( 220 V ) ke daya yang dibutuhkan CPU atau modul input / output.
(Sumber : https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf )

Gambar 2.6 Power Supply Pada PLC


14

2.8 Keuntungan dan Kerugian PLC

Dalam industri-industri yang ada sekarang ini, kehadiran PLC sangat dibutuhkan
terutama untuk menggantikan sistem wiring atau pengkabelan yang sebelumnya masih
digunakan dalam mengendalikan suatu sistem. Dengan menggunakan PLC akan
diperoleh banyak keuntungan diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Fleksibel, tiap perangkat elektronik yang berbeda dikendalikan dengan


pengendalinya masing-masing. Misal sepuluh mesin membutuhkan sepuluh
pengendali, tetapi kini hanya dengan satu PLC kesepuluh mesin tersebut dapat
dijalankan dengan programnya masing-masing.
b. Perubahan dan pengkoreksian kesalahan sistem lebih mudah, bila salah satu
sistem akan diubah atau dikoreksi maka pengubahannya hanya dilakukan pada
program yang terdapat di komputer, dalam waktu yang relatif singkat, setelah
itu didownload ke PLC-nya. Apabila tidak menggunakan PLC, misalnya relay
maka perubahannya dilakukan dengan cara mengubah pengkabelannya. Cara
ini tentunya memakan waktu yang lama.
c. Jumlah kontak yang banyak. Jumlah kontak yang dimiliki oleh PLC pada
masing-masing koil lebih banyak dari pada kontak yang dimiliki oleh sebuah
relay.
d. Harganya lebih murah. PLC mampu menyederhanakan banyak pengkabelan
dibandingkan dengan sebuah relay. Maka harga dari sebuah PLC lebih murah
dibandingkan dengan harga beberapa buah relay yang mampu melakukan
pengkabelan dengan jumlah yang sama dengan sebuah PLC. PLC mencakup
relay, timers, counters, sequencers, dan berbagai fungsi lainnya.
e. Kecepatan operasi. Kecepatan operasi PLC lebih cepat dibandingkan dengan
relay. Kecepatan PLC ditentukan dengan waktu scannya dalam satuan
millisecond.
15

f. Sifatnya tahan uji Solid state device lebih tahan uji dibandingkan dengan relay
dan timers mekanik atau elektrik. PLC merupakan solid state device sehingga
bersifat lebih tahan uji.
g. Menyederhanakan komponen-komponen sistem kontrol. Dalam PLC juga
terdapat counter, relay dan komponen-komponen lainnya, sehingga tidak
membutuhkan komponen-komponen tersebut sebagai tambahan. Penggunaan
relay membutuhkan counter, timer ataupun komponen-komponen lainnya
sebagai peralatan tambahan.

Selain keuntungan yang telah disebutkan di atas maka ada kerugian yang dimiliki
oleh PLC, yaitu:

a. Teknologi yang masih baru. Pengubahan sistem kontrol lama yang


menggunakan ladder atau relay ke konsep komputer PLC merupakan hal yang
sulit bagi sebagian orang.
b. Buruk untuk aplikasi program yang tetap. Beberapa aplikasi merupakan
aplikasi dengan satu fungsi. Sedangkan PLC dapat mencakup beberapa fungsi
sekaligus. Pada aplikasi dengan satu fungsi jarang sekali dilakukan perubahan
bahkan tidak sama sekali, sehingga penggunaan PLC pada aplikasi dengan satu
fungsi akan memboroskan (biaya).
c. Pertimbangan lingkungan. Dalam suatu pemrosesan, lingkungan mungkin
mengalami pemanasan yang tinggi, vibrasi yang kontak langsung dengan alat-
alat elektronik di dalam PLC dan hal ini bila terjadi terus menerus, mengganggu
kinerja PLC sehingga tidak berfungsi optimal.
d. Operasi dengan rangkaian yang tetap. Jika rangkaian pada sebuah operasi tidak
diubah maka penggunaan PLC lebih mahal dibanding dengan peralatan kontrol
lainnya. PLC akan menjadi lebih efektif bila program pada proses tersebut di-
upgrade secara periodik.
(Sumber : http://irmatrianjaswati-fst11.web.unair.ac.id/artikel_detail-83331-
ProgrammableLogicControllerPLC-keuntungandankerugianPLC.html )
16

2.9 Komponen Motor Starter


2.9.1 Current Transformator ( Trafo Arus )
Untuk pemasangan alat-alat ukur dan alat -alat proteksi / pengaman pada
instalasi tegangan tinggi, menengah dan rendah diperlukan trafo pengukuran.

Gambar 2.7 Trafo Arus

Fungsi CT :
Memperkecil besaran arus pada sistem tenaga listrik menjadi besaran arus
untuk sistem pengukuran, mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian
primer, standarisasi rating arus untuk peralatan sisi sekunder.
(Sumber : https://ronipln.files.wordpress.com/2010/10/1_3-ct_060905.pdf )

2.9.2 Kontaktor
Kontaktor adalah suatu peralatan listrik arus kuat low voltage sampai dengan
tegangan 600 volt AC (Alternating Current) maupun DC (Direct Current) yang
mana bisa disebut sebagai saklar pemutus / penghubung arus yang bekerja
berdasarkan elektromagnetik. The National Manufacture Assosiation (NEMA)
menjelaskan kontaktor magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk
17

menyambung dan membuka rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor
dirancang untuk menyambung dan membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak.
(Sumber : https://totoktpfl.files.wordpress.com/2011/02/kontrol-konvensional.pdf )

Gambar 2.8 Kontaktor

2.9.3 Timer ON Delay


Time Delay Relay ini juga disebut sebagai relay penunda waktu yang sering
disebut juga dengan TIMER. Adapun prinsip kerja dari Time Delay Relay ini
adalah sebagai pewaktu atau memperlambat kerja (menunda) yang diperlukan
untuk kontak – kontak NO atau NC agar beroperasi secara normal. Sehingga dapat
disimpulkan apabila coil sudah diberikan sumber tegangan maka setelah tertunda
beberapa detik/menit,/jam (waktu yang ditentukan) kemudian aktif kontak – kontak
NO atau NC secara normal.
(Sumber : https://totoktpfl.files.wordpress.com/2011/02/kontrol-konvensional.pdf )
18

Gambar 2.9 Timer ON Delay

2.9.4 Miniatur Circiut Breaker


MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian control. Pada
sebuah MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban/daya lebih dari daya yang
dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada system tersebut
melebihinya (P = V.I Cos Φ) maka akan terjadi menurunnya tuas pada MCB yang
posisi semula pada angka 1 menuju ke angka 0, atau dari posisi naik menjadi turun,
sehingga sering disebut dengan istilah trip pada MCB. MCB juga berfungsi sebagai
pengaman kesalahan rangkaian, sehingga apabila terjadi short circuit (hubung
singkat) atau konsleting maka MCB juga akan menjadi trip. Hubungan singkat
tersebut terjadi apabila antara penghantar/kabel fasa/line terhubung langsung
dengan penghantar/kabel netral/nol dan atau juga dengan ground/pentanahan.
Dalam melakukan pendesainan control selalu dibutuhkan adanya pengaman
rangkaian control dengan menggunakan MCB jenis 1 fasa.
(Sumber : https://totoktpfl.files.wordpress.com/2011/02/kontrol-konvensional.pdf)
19

Gambar 2.10 MCB

2.9.5 No Fuse Breaker


NFB dalam bahasa indonesia bisa diartikan sebagai pemutus tanpa sikring,
berfungsi untuk menghubungkan dan memutus tegangan / arus utama dengan
sirkuit atau beban, selain itu berfungsi juga untuk memutuskan/melindungi beban
dari arus yang berlebihan ataupun jika terjadi hubung singkat. Cara kerja NFB,
ketika arus yang mengalir melaluinya melebihi dari nilai yang tertera pada NFB
maka secara otomatis NFB akan memutuskan rangkaiannya. NFB 3 Phase
umumnya digunakan pada sirkuit induktion motor atau control panel.
(Sumber:https://maryonoam.files.wordpress.com/2013/11/5-peralatan-pengaman-arus-listrik-
untuk-penghubung-dan-pemutus.pdf)
20

Gambar 2.11 No Fuse Breaker

2.9.6 Overload
Instalasi motor listrik membutuhkan pengaman beban lebih dengan tujuan
menjaga dan melindungi motor listrik dari gangguan beban lebih supaya motor
listrik tidak mengalami kerusakan yang fatal. Rele pengaman arus lebih merupakan
pengamanan motor akibat adanya arus lebih/ beban lebih. Pengaman beban lebih
atau over load yang digunakan pada instalasi motor listrik adalah Thermal Over
Load Relay (TOR/TOL). Jika arus yang melalui penghantar yang menuju motor
listrik melebihi kapasitas atau setting TOR/TOL, maka TOR/TOL drop atau
terputus sehingga rangkaian yang menuju motor listrik terputus. Thermal Over
Load Relay (TOR/TOL)biasanya digandengkan dengan kontaktor, dipasaran ada
juga pengaman beban lebih yang terintegrasi pada Motor Circuit Breaker. Relay ini
biasanya dihubungkan pada kontaktor ke kontak utama 2, 4, dan 6 sebelum
dihubungkan ke beban (motor). Gunanya untuk memberikan perlindungan
terhadap motor dari kerusakan akibat beban lebih.
(Sumber : https://ariwicaksono234.files.wordpress.com/2014/12/thermal-over-load-relay.pdf )
21

Gambar 2.12 Overload

2.9.7 Kabel Listrik


Kabel listrik adalah media untuk menyalurkan energi listrik. Sebuah kabel
listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator di sini adalah bahan
pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari bahan thermoplastik atau
thermosetting, sedangkan konduktornya terbuat dari bahan tembaga ataupun
aluminium.
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik )

Gambar 2.13 Kabel

2.9.8 Box Panel


Box panel digunakan untuk penempatan semua peralatan listrik yang akan
digunakan. Panel kontrol listrik adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur
dan mengendalikan beban listrik. Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua
jenis yaitu jenis manual dan jenis otomatis.
22

Gambar 2.14 Box Panel Kontrol

2.9.9 Motor Listrik


Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik. Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor
listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor
asinkron IEC berbasis metrik (milimeter), sedangkan motor listrik NEMA
berbasis imperial (inch), dalam aplikasi ada satuan daya dalam horsepower (hp)
maupun kiloWatt (kW).
(Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik)
23

Gambar 2.15 Motor Induksi 3 fasa

2.9.10 Name Plate Motor


Name plate pada motor mempunyai informasi umum seperti daya,
tegangan, arus nominal, frekuensi.

Gambar 2.16 Name Plate Motor


BAB III
HASIL PELAKSANAAN PKL

3.1 Unit Kerja Praktek Kerja Lapangan

Dalam suatu sistem Pembangkitan Listrik Tenaga Uap PT. Cahaya Fajar
Kaltim, dibutuhkan unit kerja yang memiliki fungsi masing – masing untuk menjaga
agar sistem produksi listrik tetap berjalan dengan efesien, terutama pada unit kerja
sebagai berikut :

a. Instumentasi, unit kerja ini diposisikan pada pembangkitan listrik untuk


menganalisis klasifikasi alat ukur, menentukan cara kalibrasi peralatan
instrumen dan kontrol, menganalisis pemeliharaan alat ukur kontrol
pembangkit, mengukur tegangan dan arus sistem DC power sesuai dengan
karakteristik kebutuhan unit pembangkit.
b. Kontrol, unit kerja ini diposisikan pada pembangkitan listrik untuk menetukan
sistem kontrol pada unit pembangkit, melakukan pengendalian peralatan
pendukung pada unit pembangkit, menetukan standar operasional sistem
kontrol pada unit pembangki.
25

3.1.1 Struktur Organisasi PT. Cahaya Fajar Kaltim

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Cahaya Fajar Kaltim


26

3.1.2 Struktr Organisasi Departemen Teknik

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Departemen Teknik


27

3.2 Uraian Praktik Kerja Lapangan

Form Kegiatan Kerja Praktek


PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
27 Juni 2015-06 Agustus 2016

Nama Mahasiswa : Riyan Indriyanto


NIM : 14 612 025
Jurusan : Teknik Elektro (D3)

Hari/
No Area Kegiatan Tindakan
Tanggal
1. Senin, 27  Office  Pembuatan
Juni 2016 ID Card
 Pembuatan
absen sidik
jari

 Ruangan  Breafing K3
k3

 Ruangan  Penempatan
Supervis posisi kerja
or
 Pengenalan
 Boiler, dilapangan
generato kerja
r, turbin,
GI

2. Selasa, 28  Oil  Pengenalan


Juni 2016 separato presure
r switch.

 Pengenalan
 DCS Distributed
Control
System
28

3. Rabu, 29  ESP #1  Pengecekan  Tes manual


Juni 2016 valve blow open
tank, tidak  Cleaning filter
bisa open regulator
 Tes open close
valve

4. Kamis, 30  Boiler  Cleaning  Cleaning panel


Juni 2016 #1 coal feeder coal feeder
A,B,C A,B,C
 Cleaning
transmiter area
coal feeder

 Turbin  Tes kebocoran


#1  Cek pressure oil
switch oil  Setting PS ke
separator 0,04 Mpa
 Tes inject
dengan hard
pump, termiral
NO aktif terus

5. Jumat, 01  Unit #3  Pengenalan


Juli 2016 sistem DCS
6. Senin, 11  ESP #1  Cek  Ganti tabung
Juli 2016 kebocoran oil lubrikasi
angin di  Perbaiki
regulator konektor
pneumatik pneumatik
blow tank discharge
1A & 1B valve 1A
 Beri silicon
threebond
ventirg
regulator
pneumatik
blow tank 1B

 WTP  Persiapan  Cek program


instalasi PLC
29

control
Alarm WTP

7. Selasa, 12  WTP  Instalasi  Koneksi kabel


Juli 2016 kontrol di auxiliary
alarm pada contact NC
saat posisi main kontaktor
manual industrial
motor pump A dan B
industrial  Tes kontrol
pump A dan star/stop pump
B di PLC A dan B tanpa
motor, tes stop
dari PB, OL,
dan
Emergency,
alarm aktif

8. Rabu, 13  Boiler  Pengecekan  Cleaning


Juli 2016 #2 air demper hardel manual
CC4, motor yang
indikasi - jamed
25%, tidak  Ganti motor
bisa open spare
close  Ganti gear
modul

 Cleaning
 Repair motor motor dan
CC4 stator
 Ganti bearing
depan motor

9. Kamis, 14  Boiler  Preventive  Cleaning


Juli 2016 #2 Coal feeder inverter,
A,B,C kencangkan
teminal
konektor
 Cleaning
contactor dan
relay
30

 Main kontaktor
dengung,
cleaning coil
dan amplas
platina
 Varnish coil
kontaktor

 Cek sensor
sudut coal  Cleaning
feeder bearing flap
 Coal feeder
o A = 900
: 19.30
mA
o B=
900 :
19.40
mA
o C = 900
: 20
mA

10. Jumat, 15  Turbin  Support  Melepas sensor


Juli 2016 #1 pekerjaan temperatur
mekanik di no.2 dan no.3
turning gear

 Boiler  Cek camera  Cek dan


#2 furnace cleaning lensa
camera
 Perbaiki posisi
hose pendingin

 Boiler  Pengcekan  Cek dan


#2 ignition gun cleaning stik
ignition A,C,B
 Tes pemantik
api
31

11. Sabtu, 16  Turbin  Cek limit  Cleaning


Juli 2016 #2 switch terminal kabel
extraction
steam

12. Senin, 18  A2B  Pemasangan  Ganti konektor


Juli 2016 telepon kabel R2

 Office  Permintaan  Puling kabel


pemasangan RG-6
TV di
ruangan
DIRUT

13. Selasa, 19  Boiler  Cek nilai  Flushing


Juli 2016 #1 presure yang presure
rendah pada separator
mil A,B,C tubing

 Lanjut  Puling kabel


 Office instalasi TV RG-6 dari
ruangan server
sampai
ruangan
DIRUT
 Pasang
konektor TV

14. Rabu, 20  ESP #3  Pengecekan  Suport


Juli 2016 air drayer B pengecekan
kompresor pressure
unit 3 switch,
selenoid valve

 Pompa  Info dari  Suport Tes


solar manager manual open
produksi close valve
PVC return (PVC return oil
oil tidak bisa langsung open
menutup ± 5%)
rapat
32

15. Kamis, 21  Boiler  Pengecekan  Cek limit


Juli 2016 #3 soot blow switch
D1, tidak  Stel ulang limit
bisa stop switch
sudah 3 kali
putaran
 Turbin  Ganti tubing
#3  Cek  Bending tubing
kebocoran di baru dari spare
tubing part AC
jacking oil
pump
16. Jumat, 22  Boiler  Coal feeder  Cleaning panel
Juli 2016 #1, #2 A,B,C inverter motor

 Boiler  Pengecekan  Tes tukar TE


#2 TE 166 A 166 A ke 166
dan TE 166 B
B

 WTP  Pengambilan  Ambil program


data laporan PLC
Overchange
motor dan
komponen
motor starter

17. Sabtu, 23  Boiler  Air damper  Pasang motor


Juli 2016 #2 B3 ke dumper B3
 Suport
kalibrasi dan
tes open close

18. Senin, 25  Boiler  Pengetesan  Melepas TE


Juli 2016 #2 TE 166 A 166 A dan B
dan 166 B  Tes TE 166 A
menggunaka dan B
n jofra menggunakan
JOFRA
33

 Hasil tes masih


OK
 Pasang
kembali TE
166 A dan TE
166 B

19. Selasa, 26  Pompa  Pengecekkan  Support


Juli 2016 solar PVC return kalibrasi ulang
oil PVC return oil
 Support tes
open – close
valve

 WTP/  Kabel stired  Isolasi bagian


LAB di cover kabel yang
calorimeter terlepas
terlepas

20. Rabu, 27  Public  Cek PG  Mengganti PG


Juli 2016 area outlet drain yang rusak
pump B yang dengan yang
 Boiler eror baru
#3  Support
 Sensor pelepasan
proximity sensor
untuk proximity
indikasi di  Support
coal feeder pemasang
3c rusak sensor baru

21. Kamis, 28  EPS #3  Preventive  Cek dan


juli 2016 maintenance cleaning panel
area ESP #3 pneumatic
blow tank
1,2,3,4
 Cek dan beri
pelumasan
pada valve
blow tank
1,2,3,4
34

 Cleaning
transmitter
TE,PG di area
blow tank
1,2,3,4

22. Jumat, 29  Boiler  Pengecekan  Support cek


Juli 2016 #2 nilai oxgen oxygen probe
analyzer, heater yang
(16%) rusak
 Support lepas
dan pasang
oxygen probe

 Gudang  Persiapan  Mengambil 6


penggantian box panel dan
panel pindahkan
pneumatik kegudang
valve di instrument
WTP
23. Sabtu, 30  Boiler  Pengecekkan  Cek limit
Juli 2016 #3 soot blow D1 switch
yang eror  Repair
lagi auxiliary
contact
 Cleaning limit
switch

24. Senin, 01  WTP  Buat support  Ganti tray


agustus panel kabel
2016 pneumatik  Potong hose
untuk dan pasang
 Cek konektor
keboncoran
angin di hose
pneumatik
mixbed A

25. Selasa, 02  ESP #3  Cek drain  Support cek


agustus valve air solenoid
2016 drayer B control valve
tidak bisa
35

open close  Ganti koil


solenoidcontrol
valve A
 Pub.  Presure
Area gauge outlet  Ganti PG
BFWP C
eror

26. Rabu, 03  Boiler  Lanjut  Support setting


agustus #3 pengcekan ulang limit
2016 soot blow A2 switch
 Support
pengecekan
test soot blow
A2

 Boiler  Cek nilai  Support cek


#2 temperature kabel sensor di
coil V1 pin konektor
motor fan  Cleaning
mill B junction box
fluktuasi terminal

 WTP  Siapkan plate


 Persiapan  Buat support
reposisi panel
panel
pneumatik
mixbed A
dan panel
display
conductivity

27. Kamis, 04  Boiler  Pengecekan  Tes ganti


agustus #3 display temp. display (masih
2016 kamera eror)
furnace yang  Cek sensor
eror temperature,
probe kamera
furnace putus
 Solder kabel
sensor yang
36

putus, cleaning
panel display
 Support pasang
kembali
kamera furnace

28. Jumat, 05  Boiler  Lanjut  Suport


Agustus #3 pengecekan pengerjaan
2016 damper PA damper PA
Fan B Fan B
 Cleaning PCB
Modul switch
operation
 Suport pasang
modul di FV
1511 B

29. Sabtu, 06  WTP  Pengambilan  Ambil gambar


Agustus data laporan system kerja
2016 overchange
motor pompa
industrial 3A
dan 3B

 Konfirmasi
PKL telah
 Office selesai
37

3.3 Pembahasan Hasil Praktik Kerja Lapangan

3.3.1 Sistem Kerja Motor Pompa Industrial 3A dan 3B


Pompa industrial sebagai salah satu pendukung untuk proses pendinginan
peralatan (seperti pompa-pompa) pada sistem pembangkit yang beroperasi, harus
selalu beroperasi selama 24 jam. Untuk itu diperlukan suatu sistem kontrol untuk
overchange motor secara otomatis, jika salah satu (dari dua) motor pompa industrial
bermasalah.
Saat mengoperasikan motor pompa industrial dimulai dari motor pompa 3A
dan masing – masing posisi selektor REMOTE dan selektor INTERLOCK pada posisi
ON, ketika motor pompa 3A di start, timer akan bekerja selama 10 detik maka motor
3A akan bekerja.

Jika motor pompa 3A tiba – tiba berhenti bekerja, baik disebabkan karena
ditekan tombol stop emergency dan motor overload, maka alarm akan otomatis
berbunyi mengindikasikan bahwa motor pompa 3A berhenti bekerja, bersamaan
dengan alarm berbunyi, maka timer INTERLOCK pump 1 akan bekerja selama 3 detik
untuk mengaktifkan motor pompa 3B yang standby secara otomatis.

Begitu pula dengan motor pompa 3B, Jika motor pompa 3B tiba – tiba berhenti
bekerja, baik disebabkan karena ditekan tombol stop emergency dan motor overload,
maka alarm akan otomatis berbunyi mengindikasikan bahwa motor pompa 3B berhenti
bekerja, bersamaan dengan alarm berbunyi, maka timer INTERLOCK pump 2 akan
bekerja selama 3 detik untuk mengaktifkan motor pompa 3A yang standby secara
otomatis.

Untuk alarm yang diaktifkan karena motor stop emergency, alarm akan
berhenti secara otoamatis, sedangkan alarm yang diaktifkan karena motor overload,
alarm tidak akan berhenti secara otomatis jika overload belum di reset.
38

Gambar 3.3 Motor Pompa 3A dan 3B

Gambar 3.4 Selektor Switch Interlock Motor


39

3.3.2 Ladder Diagram


40
41

Gambar 3.5 Ladder Diagram Over Change Motor Pompa 3A dan 3B

Penjelasan Ladder Diagram


Motor Pompa 3A
a. Rung 0, saat posisi selector swtch remote diaktifkan dan tombol start
ditekan, maka akan mengaktifkan relay internal 40.06.
b. Rung 1, pada saat relay internal 40.06 aktif, maka akan mengaktifkan
bit timer ON – Delay T0083.
c. Rung 2, setelah timer 0083 aktif selama 10 detik, maka akan
mengaktifkan relay output motor pompa industrial 3A.
d. Rung 3, indikasi motor pompa industrial 3 A stop.
e. Rung 4, saat selector switch interlock pada posisi auto aktif dan motor
pompa 3A bekerja, maka akan mengaktifkan timer 0080 untuk
mendelay interlock pump 1.
f. Rung 5, untuk mengaktifkan bit relay internal INTERLOCK pump 1.

Motor Pompa 3B
a. Rung 6, saat posisi selector swtch remote diaktifkan dan motor pompa
3A berhenti bekerja, maka interlock dari pump 1 akan mengaktifkan
relay internal 40.07.
b. Rung 7, pada saat relay internal 40.07 aktif, maka akan mengaktifkan
bit timer ON – Delay T0084.
42

c. Rung 8, setelah timer 0083 aktif selama 10 detik, maka akan


mengaktifkan relay output motor pompa industrial 3B.
d. Rung 9, saat selector switch interlock pada posisi auto aktif dan motor
pompa 3B bekerja, maka akan mengaktifkan timer 0081 untuk
mendelay interlock pump 2.
e. Rung 10, untuk mengaktifkan bit relay internal INTERLOCK pump.

Indikasi Alarm
a. Rung 11, apabila salah satu motor pompa yang bekerja tiba - tiba
berhenti, baik karena di tekan tombol stop emergency ataupun over
load, maka alarm akan aktif mengindikasikan bahwa motor tidak
bekerja
b. Rung 12, jika motor pompa 3A stop, maka akan mengaktifkan bit timer
ON delay T0088 untuk mematikan alarm secara otomatis
c. Rung 13, indikasi motor pompa 3A stop
d. Rung 14, jika motor pompa 3B stop, maka akan mengaktifkan bit timer
ON delay T0089 untuk mematikan alarm secara otomatis
e. Rung 15, indikasi motor pompa 3B stop.
43

3.3.3 Flow Chart Overchange Motor

Gambar 3.6 Flow Chart Overchange Motor


44

3.3.4 Rangkaian Kontrol Motor Pompa 3A dan 3B

(Sumber : www.totoktpfl.wordpress.com)
Gambar 3.7 Rangkaian Kontrol Star Delta
45

3.3.5 Rangkaian Daya Motor Pompa 3A dan 3B

(Sumber : www.totoktpfl.wordpress.com)
Gambar 3.8 Rangkaian Daya Motor Pompa 3A dan 3B
46

3.3.6 Tabel Input / Output pada program PLC

No Input Keterangan Output keterangan

1 I: 3.08 Selektor Swicth Remote Q: 4.06 Relay output motor


Pump 3A pompa 3A

2 I: 3.06 Selektor Switch Auto Q: 6.13 Relay output motor


Interlock 3A dan 3B pompa 3B

3 I: 3.00 Start Motor Pompa 3A Q: 5.15 Indikasi Stop motor


pompa 3A

4 I: 3.01 Stop Motor Indistri 3A Q: 6.15 Relay ouput alarm


motor pompa 3A dan
3B

5 I: 0.13 Trip overload motor


pompa 3A

6 I: 3.09 Selektor Swicth Remote


Pump 3B

7 I: 3.03 Start Motor Pompa 3B

8 I: 3.04 Stop Motor Indistri 3B

9 I: 3.05 Trip overload motor


pompa 3B

Tabel 3.1 Tabel Input / Output

3.3.7 Perangkat Lunak Program PLC yang digunakan


Program CX One (Programmer) adalah salah satu perangkat lunak yang
digunakan untuk menyiapkan sistem pemrograman, memasukkan data program,
memonitor operasi sistem dan menjalankan program. CX One (Programmer)
digunakan dengan menggunakan perangkat komputer. Instruksi ladder diagram dapat
secara langsung diprogram ke PLC, tidak seperti melalui programming console, yang
harus diubah dulu ke dalam bentuk mnemonic. Jadi penggunaan perangkat lunak ini
47

dirasa lebih mudah dan praktis dibanding pemrograman menggunakan programming


console.

Gambar 3.9 Program CX Programmer

3.3.8 Perangkat Keras PLC yang digunakan


Pada program ini menggunakan tipe omron SYSMAC CJ1M CPU11.

Gambar 3.10 CPU PLC


48

3.4 Identifikasi kendala yang dihadapi


Selama praktek kerja lapangan di Pembangkitan Listrik Tenaga Uap PT. Cahaya
Fajar Kaltim banyak pengalaman dan keterampilan yang didapat. Pengalaman yang
sangat penting adalah dapat merasakan bagaimana suasana bekerja di perusahaan,
merasakan bagaimana bekerja dengan tim untuk mengatasi gangguan diunit kerja dan
menerapkan ilmu yang suda didapat selama perkuliahan dilapangan kerja. Adapun
keterampilan yang didapat saat melaksanakan praktek kerja lapangan salah satunya
ialah menginstalasi sistem kontrol dengan berbasis PLC.

3.4.1 Kendala Pelaksanaan Tugas


Kendala yang dihadapi saat praktek kerja lapangan adalah belum sepenuhnya
memahami suasana kerja, lambatnya peralatan atau bahan untuk datang, belum
mengenal sepenuhnya barang yang diberikan pembimbing saat diberi tugas serta
sulitnya memahami gambar rangkaian sistem kontrol dan keterangan
komponennya yang memakai Bahasa Cina.

3.4.2 Cara Mengatasi Kendala


Cara mengatasi kendala tersebut adalah dengan cara :
a. Membiasakan diri dengan pekerjaan dilapangan
b. Memodifikasi peralatan yang masih layak pakai
c. Aktif bertanya dengan pambimbing lapangan
d. Mencari refrensi gambar rangkaian yang mudah dipahami
BAB IV
PENUTUP

Berdasarkan hasil penulisan laporan dan praktek kerja lapangan di PLTU


Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
dan saran, diantaranya adalah :

4.1 Kesimpulan
a. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM ini mempunyai 3 unit
pembangkit yang mempunyai kapasitas total tenaga listriknya sebesar 2 x 25
MW dan 1 x 60 MW = 110 MW.
b. Energi yang dihasilkan oleh PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM
nantinya akan disalurkan melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) 150
kV sepanjang 1,5 Kilometer ke gardu induk milik PLN.
c. PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM menggunakan pasokan batu
bara dan air untuk digunakan menjalankan siklus pembangkitan listrik tenaga
uapnya.
d. Mendapatkan pengalaman kerja langsung dilapangan dengan menerapkan ilmu
yang didapat saat perkuliahan.
e. Mengetahui sistem kerja program PLC yang mengontrol overchange dua motor
pompa secara otomatis.
f. Mengetahui cara memperbaiki dan merawat peralatan listrik.
g. Mengetahui peran dari unit kerja Instrumen dan Kontrol dalam suatu
pembangkit listrik.
50

4.2 Saran
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa harus serius dalam melaksanakan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan dan menggunakan kesempatan ini untuk mencari judul Tugas
Akhir.
2. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan hendaknya mahasiswa dapat
menjaga nama baik instansi pendidikan dan instansi tempat mahasiswa
melaksanakan Praktik Kerja Lapangan dengan baik.
3. Selama Praktik Kerja Lapangan mahasiswa harus menjaga etika di instansi
perusahaan

b. Bagi Politeknik Negeri Samarinda


1. Perlu adanya pembekalan sebelum pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan
dengan tujuan untuk pemahaman sistem Praktek Kerja Lapangan serta
sistem penulisan laporan.
2. Meningkatkan hubungan kerja sama dengan pihak industri dalam bentuk
penyediaan lokasi Praktik Kerja Lapangan.

c. Bagi PLTU Embalut PT. CAHAYA FAJAR KALTIM


1. Dikarenakan sistem motor pompa industrial sebagai salah satu pendukung
penting bagi pembangkitan listrik, hendaknya selalu dilakukan perawatan
dan perbaikan yang teratur.
2. Meningkatkan hubungan antara industri dengan lembaga pendidikan harus
terus ditingkatkan dalam kerjasama di bidang akademis maupun non
akademis.
3. Mempercayai kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan troubleshoot
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ifaza, M. (2015). Laporan PKL PLTU Pacitan. Diakses 11 November 2016 dari
https://www.academia.edu/20812762/Laporan_PKL_PLTU_Pacitan_Full
Anonim. (n.d.). Motor Listrik. Diakses 04 November 2016 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Motor_listrik
Anonim. A Beginner's Guide to PLC, 1997 Omron Asia Pasific PTE. LTD

Anonim. (2010). ebookplcv7. Diakses 06 November 2016 dari


https://didinlubis.files.wordpress.com/2016/09/ebookplcv7.pdf
Anonim. (n.d.). Kabel Listrik. Diakses 06 November 2016 dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabel_listrik
Wicaksono, A. (2014). Thermal Overload Relay, 01. Diakses 08 November 2016 dari
https://ariwicaksono234.files.wordpress.com/2014/12/thermal-over-load-
relay.pdf

Bolton, W. (2004.). Instrumentation and Control System.


LAMPIRAN
Sejarah PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Selama kurang lebih puluhan tahun lamanya, termasuk Gubernur Kalimantan


Timur saat itu, Bapak H. Suwarna AF sangat prihatin dengan kenyataan akan
langkanya tenaga listrik di Kaltim, hal ini sering di tandai dengan terjadinya
pemadaman bergilir di seluruh wilayah Kaltim. Begitu banyak keluhan, begitu banyak
merasa dirugikan ketiak sumber listrik yang menjadi ketergantungan bagi masyarakat
Kaltim ini harus padam dengan waktu dan batas yang terkadang tidak mengenal waktu.

Kurun waktu yang begitu sangat lama yang pada akhirnya, Gubernur Kaltim
selalu berusaha untuk mencari jalan keluar, mencari jalan yang terbaik, namun untuk
mengatasi hal ini bukanlah sesuatu yang sangat mudah, ini disebabkan karena
penyediaan listrik adalah menjadi tugas dan wewenang Pembangunan Listrik Negara (
PLN ) yang segala sesuatunya tunduk pada ketentuan dan kemampuan PLN pusat.

Seiring berjalannya waktu, krisis ekonomi pun melanda negara Indonesia ini.
PLN pun tak luput dari krisis tersebut, sehingga kemampuan pendanaan untuk
mengatasi penyedian listrik di Kaltim pun harus sesuai dengan kebijakan – kebijakan
prioritas.

Untuk menciptakan betapa seriusnya persoalan listrik di Kaltim ini, maka untuk
menarik perhatian PLN agar benar – benar memperhatikan masalah ini, Gubernur
Kaltim beserta jajarannya mengajak segenap masyarakat untuk membicarakan hal ini
secara terbuka, seperti dilakukannya seminar – seminar kelistrikan di Kaltim. Langkah
– langkah inilah tentunya menjadi harapan besar bagi masyarakat pun sudah ada di
depan mata.

Adalah Bapak Dahlan Iskan dari Jawa Pos Group, yang kemudian sanggup
untuk melakukan pembangunan pembangkit listrik yang berkapasitas 2 x 25 MW,
dengan bahan baku batu bara yang banyak di Kaltim. Kesedian bapak Dahlan Iskan
dilatar belakangi kemampuannya dalam bidang pendanaan, mengadakan perlatan dan
kemampuan di bidang networking, serta yang paling mendasar adalah rasa
keprihatinannya terhadap Kaltim yang dianggap sebagai daerah yang telah
membesarkannya.

Mengingat PLN tidak bisa melakukan MOU dengan pihak swasta, maka
akhirnya di sepakati bahwa penandatanganan MOU dilakukan antara PLN dengan
Pemerintah Provinsi Kaltim, dari sinilah beridiri perusahaan patungan bernama PT.
CAHAYA FAJAR KALTIM, yang merupakan perusahaan patungan antara Perusda
ketenaga listrikan Kaltim dengan Jawa Pos Group.

Gambar PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Profile Perusahaan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Tanggal 26 Maret 2003 merupakan awal resminya PT. CAHAYA FAJAR


KALTIM yang menempatkan daerah Operasionalnya di PLTU Embalut, Tanjung
Batu, Tenggarong seberang, Kutai Kartanegara KALTIM. PT. CAHAYA FAJAR
KALTIM memiliki luas area 1.450.299 m² atau 145 hektar.
Dari luas area ini manfaatkan oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk membangun
daerah proses yang mendukung menghasilkan kapasitas daya 2 x 25 MW. Sumber daya
alam Batubara menjadi pilihan PT. CAHAYA FAJAR KALTIM untuk menjadikan
sumber tenaga uap yang bisa menghasilkan energi listrik.

PT. CAHAYA FAJAR KALTIM sebagai operator pembangkit serta


pelaksanaan pengembangnya. PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) yang
dibangun oleh PT. CAHAYA FAJAR KALTIM telah dan akan menggunakan nama
“PLTU Embalut”. Ini merupakan pembangkit listrik swasta ( IPP ) pertama yang
didanai dan dioperasikan langsung oleh swasta. Hal ini adalah selaras dengan kebijakan
Pemerintah dimana pihak swasta dapat diberi kesempatan untuk bisa berinvestasi
dibidang industri kelistrikan. Lokasi yang berjarak kurang lebih 1,5 km dari lokasi
PLTGU Tanjung batu milik PT. PLN ( Persero ) Samarinda. Dari sinilah yang
kemudian oleh PLN didistribusikan ke tempat tinggal penduduk, perkantoran, gedung
– gedung, serta pabrik – pabrik yang berada di wilayah Kaltim.

PT. CAHAYA FAJAR KALTIM juga memanfaatkan luas area tersebut untuk
membangun beberapa fasilitas sebagai pendukung jalannya Opersional seperti gedung
perkantoran, Bangunan utama, Transfer House, Turbin dan Generator, Boiler, Dry
Coal Storage, Water Intake, Bengkel, Demineralized Plant, Relay Room, Control
Room Boiler, Bangunan Chimney, Bangunan Silo, Dermaga, Mess, Klinik, Ruang
Absensi, dan Control Room.
Gambar Gardu Induk PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Arti Lambang CFK

Gambar Lambang PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

 Keseluruhan logo menggambarkan sebuah anak panah dimana simbol tulisan


CFK sebagai mata panahnya mencerminkan CFK yang bergerak maju, tepat
sasaran menuju tujuan, dan cepat dalam perkembangan mengatasi krisis baik
didalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
 Warna menunjukkan langkah besar CFK dan aspirasi perusahaan akan masa
depan yang lebih positif dan dinamis.
Warna Merah melambangkan keuletan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam tantang
Warna Hitam melambangkan ketegasan dalam bertindak saat
beroperasi.
 Tulisan Cahaya Fajar Kaltim dengan pilihan huruf yang mencerminkan
kejelasan dan kelembutan perusahaam terhadap melayani masyarakat serta
kesungguhan dalam mengatasi krisis listrik yang terjadi didaerah Kalimantan
Timur.

Visi dan Misi PT. CFK

Visi perusahaan :

Membangun keunggulan kompetisi bagi Kalimantan Tinur menuju daerah industri


khususnya dalam bidan pengadaan listrik murah

Misi perusahaan :
Mengatasi kekurangan daya listrik di Kalimantan Timur

Anda mungkin juga menyukai