HALAMAN JUDUL
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh :
Moch. Aripin
NPM: 03.2018.1.07445
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
NIP.
2. Penguji II
NIP :
3. Penguji III
NIP :
ii
IDENTITAS PENELITIAN
iii
DAFTAR ISI
iv
3.2.4 Perancangan Sistem Alat................................................................. 23
3.2.5 Pembuatan Alat ............................................................................... 27
3.2.6 Pengujian Alat ................................................................................. 27
3.2.7 Pengambilan Data ........................................................................... 27
3.2.8 Analisis Data ................................................................................... 27
3.2.9 Pembuatan Laporan......................................................................... 28
3.3 Jadwal Penelitian .................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berbasis algoritma dari berbagai observer. Selain dapat menghitung
kecepatan motor, algoritma tersebut dapat menghitung torsi dan flux magnet
pada rotor [3].
Algoritma tersebut berfungsi sebagai penghitung nilai parameter
motor 3 phase berdasarkan masukan data dari sensor tegangan dan arus yang
dikirim oleh mikrokontroler melalui USB. Masukan data dari sensor
diproses oleh fungsi pada matlab-simulink Pada modul ini proses
perhitungan dilakukan oleh matlab-simulink, sehingga dapat dianalisa
proses kerja algoritma pada matlab-simulink [3].
Pada penelitian sebelumnya proses perhitungan estimasi kecepatan
dilakukan pada controller yang masih belum bisa digunakan untuk
memenuhi kebutuhan pada industry karena tujuan nya yang hanya untuk
pembelajaran, maka pada tugas akhir ini untuk meniadakan penggunaan
sensor kecepatan (sensorless) pada motor penggerak dirancang sebuah
estimasi kecepatan didapatkan dengan menggunakan metode luenberger
berbasis Programmable Logic Controller yang sudah umum atau menjadi
standart industry. Berdasarkan latar belakang diatas penelitian ini
mengangkat sebuah permasalahan yang berjudul “Rancang Bangun
Estimator Kecepatan Motor Induksi 3 Phase Menggunakan Metode
Luenberger Berbasis PLC”
2
1.3. Batasan Masalah
Dalam rangka membatasi serta mempermudah bahasan dalam
penelitian, maka batasan masalah yang akan di bahas yakni:
1. Motor yang dipergunakan untuk penelitian ini berupa motor
induksi 3 Phase, 220 Volt AC, dan dengan daya 400 Watt.
2. RPM atau kecepatan putaran motor yang akan diuji hanya
sampai 1400 RPM.
a. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai kebermanfaatan yang akan didapat dari
b. Sistematika Penulisan
Agar memahami isi dari penelitian ini dibuat sistematika penulisan
yang menjelaskan gambaran secara umum dari penelitian. Berikut ini
penulisan sistematika yang akan dipergunakan:
3
BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan mendeskripsikan tentang latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dari penelitian.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
tinggi, setiap pengamat dapat memberikan kinerja yang sangat baik dan
kinerja estimasi kecepatan dinamis dapat ditingkatkan dengan
memperkenalkan pengamatan torsi beban. Performa kondisi mapan dan
operasi kecepatan rendah Luenberger Observer (LO) adalah yang terbaik.
Sliding Mode Observer (SMO) memberikan kinerja keseluruhan yang
serupa dengan Luenberger Observer (LO) dan ketahanan parameter yang
lebih baik. Extended Kalman Filter (EKF) adalah yang paling rumit untuk
diterapkan di DSP dan kinerja kecepatan rendahnya relatif lebih buruk,
terutama di bawah kondisi beban. Namun, Extended Kalman Filter (EKF)
memberikan kekebalan kebisingan terbaik. Dari segi aplikasi, Luenberger
Observer (LO) dan Sliding Mode Observer (SMO) lebih aplikatif secara
praktis daripada Extended Kalman Filter (EKF). Untuk Luenberger
Observer (LO) dan Sliding Mode Observer (SMO), ada tiga atau lima
parameter yang harus diatur, tergantung pada apakah pengamatan torsi
beban diperlukan, dan parameter yang diperoleh dari simulasi dapat dengan
mudah dimasukkan ke dalam eksperimen. Untuk Extended Kalman Filter
(EKF), masalah utamanya adalah menentukan nilai awal Q dan R. Biasanya
ada empat parameter, tiga untuk Q dan satu untuk R. Pada Extended Kalman
Filter (EKF) orde ke-6, parameter lain untuk pengamatan torsi beban juga
harus dipilih. Biasanya sulit untuk mengetahui pengetahuan tentang
kebisingan sistem praktis, parameter yang ditentukan oleh simulasi masih
harus diatur dalam sistem praktis, yang meningkatkan ketidaknyamanan
bagi Extended Kalman Filter (EKF) [5]. Penelitian ini digunakan sebagai
acuan penggunaan metode estimasi kecepatan yaitu metode Luenberger
observer karena kompleksitas nya lebih sederhana dari metode Extended
Kalman filter dengan performa kondisi yang lebih mapan dari Sliding Mode
Observer.
6
2.2. Landasan Teori
7
terjadi saat ragam fluksi di setiap kutub menghasilkan fluksi total (resultant)
dengan pergerakan mengelilingi stator. Perputaran fluksi dikenal dengan
medan putar, sedangkan kecepatan putaran dikenal dengan putaran sinkron
(n)[1].
Penggunaan inverter dalam mencatu daya motor induksi dengan
ragam perubahan frekuensi menyebabkan tegangan keluaran inverter
mengalami perubahan yang beragam secara liniear dengan frekuensi.
Kondisi ini bertujuan agar hasil bernilai konstan yang bersumber dari
perbandingan volt/Hz motor sehingga pemertahanan kerapatan fluksi
magnetik motor didapatkan [1].
8
koordinat Cartesian stasioner, masing-masing, 𝜓𝑟𝛼 dan 𝜓𝑟𝛽 menunjukkan
fluks yang digabungkan dengan belitan rotor. Demikian pula 𝑖𝑠𝛼 , 𝑖𝑠𝛽 , 𝑖𝑟𝛼
dan 𝑖𝑟𝛽 menandai arus belitan stator dan rotor. Tegangan suplai belitan
stator dilambangkan sebagai 𝑢𝑠𝛼 dan 𝑢𝑠𝛽 . Parameter rangkaian ekivalen
konstan dilambangkan dengan 𝑅𝑠 , 𝑅𝑟 , 𝐿𝑠 , 𝐿𝑟 dan 𝐿𝑚 [7].
Diasumsikan bahwa variabel keadaan motor 𝜓𝑠𝛼 , 𝜓𝑠𝛽 , 𝜓𝑟𝛼 dan 𝜓𝑟𝛽
termasuk dalam state vektor x, input 𝑢𝑠𝛼 dan 𝑢𝑠𝛽 membuat vektor input u,
output adalah 𝑖𝑠𝛼 dan 𝑖𝑠𝛽 membentuk vektor output y. Selain itu, gangguan
𝛿𝜔 diperkenalkan pada persamaan diatas, yang melambangkan perbedaan
antara kecepatan sudut aktual motor dan kecepatan yang diukur atau
direkonstruksi dan diteruskan ke observer sebagai parameter. Sinyal hanya
digunakan selama sintesis observer proporsional dengan integrator
tambahan, dalam kasus lain dihilangkan (𝛿𝜔 = 0) [7]. Vektor-vektor
berurutan dari model matematika dari sistem yang diamati berbentuk :
𝜓𝑠𝛼
𝜓𝑠𝛽 𝑢𝑠𝛼 𝑖𝑠𝛼 −𝜓𝑟𝛼 𝛿𝜔
𝒙= , 𝒖 = [𝑢 ], 𝒚 = [𝑖 ], 𝒅 = [ 𝜓 𝛿𝜔 ]
𝜓𝑟𝛼 𝑠𝛽 𝑠𝛽 𝑟𝛽
[𝜓𝑟𝛽 ]
Dari bentuk vektor-vektor diatas berikut bahwa untuk model matematika
motor induksi n = 4, p = q = z = 2 [7].
9
Dimana 𝑉𝑠𝛼 dan 𝑉𝑠𝛽 adalah tegangan stator pada kerangka acuan 𝛼,
𝛽. Transformasi Park mengubah kerangka acuan stasioner menjadi
kerangka acuan berputar (𝑑, 𝑞, 0) menggunakan persamaan [4].
Dimana 𝜃𝑒 adalah sudut listrik motor, sedangkan 𝑉𝑠𝑑 dan 𝑉𝑠𝑞 adalah
tegangan stator pada kerangka acuan 𝑑 − 𝑞. Model matematika motor
induksi pada rangka 𝑑 − 𝑞 adalah [4].
𝑑 1 𝑅𝑠 (1 − 𝜎 ) (1 − 𝜎 ) (1 − 𝜎)𝑁𝑝 𝜔𝑟
𝑖𝑠𝑑 = 𝑉𝑠𝑑 − ( + ) 𝑖𝑠𝑑 + 𝑖𝑟𝑑 + 𝑖𝑟𝑞 + 𝜔𝑒 𝑖𝑠𝑞
𝑑𝑡 𝜎𝐿𝑠 𝜎𝐿𝑠 𝜎𝜏𝑟 𝜎𝜏𝑟 𝜎
𝑑 1 𝑅𝑠 (1 − 𝜎 ) (1 − 𝜎 ) (1 − 𝜎)𝑁𝑝 𝜔𝑟
𝑖𝑠𝑞 = 𝑉𝑠𝑞 − ( + ) 𝑖𝑠𝑞 + 𝑖𝑟𝑞 + 𝑖𝑟𝑑 + 𝜔𝑒 𝑖𝑠𝑑
𝑑𝑡 𝜎𝐿𝑠 𝜎𝐿𝑠 𝜎𝜏𝑟 𝜎𝜏𝑟 𝜎
𝑑 𝑅𝑟 𝑅𝑟
𝑖𝑟𝑑 = − 𝑖𝑟𝑑 + 𝑖𝑠𝑑 + (𝜔𝑒 − 𝑁𝑝 𝜔𝑟 )𝑖𝑟𝑞
𝑑𝑡 𝐿𝑟 𝐿𝑟
𝑑 𝑅𝑟 𝑅𝑟
𝑖𝑟𝑞 = − 𝑖𝑟𝑞 + 𝑖𝑠𝑞 − (𝜔𝑒 − 𝑁𝑝 𝜔𝑟 )𝑖𝑟𝑑
𝑑𝑡 𝐿𝑟 𝐿𝑟
𝑑 𝑖𝑠𝑞
𝜃𝑒 = 𝑁𝑝 𝜔𝑟 +
𝑑𝑡 𝜏𝑟 𝑖𝑚𝑟
𝑑 1
𝜔𝑟 = (𝑇𝑒 − 𝑇𝐿 − 𝐵. 𝜔𝑟 )
𝑑𝑡 𝑗
𝑑
𝜃 = 𝜔𝑟
𝑑𝑡 𝑟
Dimana 𝑖𝑠𝑑 adalah arus stator pada rangka−𝑑, 𝑖𝑠𝑞 adalah arus stator
pada rangka−𝑞, 𝑖𝑟𝑑 adalah arus rotor pada rangka−𝑑, 𝑖𝑟𝑞 adalah arus rotor
pada rangka−𝑞, 𝜃𝑒 adalah sudut vektor tegangan, dan 𝜔𝑟 adalah kecepatan
rotor. Tabel dibawah menunjukkan nilai parameter motor induksi yang
digunakan sebagai contoh dalam makalah ini[4]. Parameter ditunjukkan
pada Gambar 2.
10
Tabel 2.1. Nilai Parameter Motor Induksi [4]
11
𝑥̇ (𝑡) = 𝐴𝑥 (𝑡) + 𝐵𝑢(𝑡),
𝑦(𝑡) = 𝐶𝑥(𝑡) + 𝐷𝑢(𝑡),
12
𝑥̂̇ (𝑡) = 𝐴𝑥̂ (𝑡) + 𝐿[𝑦(𝑡) − 𝑦̂(𝑡)] + 𝐵𝑢(𝑡),
𝑦̂(𝑡) = 𝐶𝑥̂ (𝑡) + 𝐷𝑢(𝑡),
13
2.2.4 Desain Luenberger Observer
Untuk menentukan kecepatan sinkron dan sudut listrik
persamaan berikut digunakan untuk mengimplementasikan estimasi
fluks. Diagram simulasi kontrol vektor tidak langsung [9],
𝑒
1 𝑒 𝐿𝑚 𝑒
𝑖𝑑𝑟 = 𝜓𝑑𝑟 − 𝑖
𝐿𝑟 𝐿𝑟 𝑑𝑠
𝑒
1 𝑒 𝐿𝑚 𝑒
𝑖𝑞𝑟 = 𝜓𝑞𝑟 − 𝑖
𝐿𝑟 𝐿𝑟 𝑞𝑠
Gambar 2.1 arus stator, fluks stator & vektor fluks rotor pada bidang
dq-ds [9]
Jika kita mensubstitusi nilai-nilai di atas dalam persamaan, diperoleh,
14
𝑒
𝑑𝜓𝑞𝑟 𝑅𝑟 𝑒 𝐿𝑚 𝑒
+ 𝜓𝑞𝑟 − 𝑅 𝑖 + 𝜔𝑠𝑙 𝜓𝑑𝑟 =0
𝑑𝑡 𝐿𝑟 𝐿𝑟 𝑟 𝑑𝑠
𝑒
𝑑𝜓𝑑𝑟 𝑅𝑟 𝑒 𝐿𝑚 𝑒
+ 𝜓𝑑𝑟 − 𝑅 𝑖 − 𝜔𝑠𝑙 𝜓𝑞𝑟 =0
𝑑𝑡 𝐿𝑟 𝐿𝑟 𝑟 𝑞𝑠
𝐿𝑟 𝑑𝜓̂𝑟
+ 𝜓̂𝑟 = 𝐿𝑚 𝑖𝑑𝑠
𝑒
𝑅𝑟 𝑑𝑡
𝐿𝑚 𝑅𝑟 𝑒
𝜔𝑠𝑙 = 𝑖𝑞𝑠
𝜓̂𝑟 𝐿𝑟
𝜓̂𝑟 = 𝐿𝑚 𝑖𝑑𝑠
𝑒
observer dirancang.
_
ABC
+ 1/s ÷
Lm +
+ 1/s
DQ0 X Rr / Lr
15
Dimana,
𝜔𝑒 = Kecepatan estimasi,
𝜔𝑟 = Kecepatan rotor,
𝑅𝑟 = Resistansi rotor,
𝐿𝑟 = Induktansi rotor,
𝐿𝑚 = Induktansi magnetisasi,
𝑒
𝑖𝑞𝑠 = arus stator sumbu 𝑞𝑒 ,
𝑒
𝑖𝑑𝑠 = arus stator sumbu 𝑑 𝑒 ,
𝑒
𝑖𝑑𝑠 = arus rotor sumbu 𝑞𝑒 ,
𝑒
𝑖𝑑𝑟 = arus rotor sumbu 𝑑 𝑒 ,
𝑒
𝜓𝑞𝑟 = hubungan fluks rotor sumbu 𝑞𝑒 ,
𝑒
𝜓𝑑𝑟 = hubungan fluks rotor sumbu 𝑑 𝑒
16
Alat pengatur kecepatan motor dengan merubah angka frekuensi
serta tegangan yang masuk ke motor adalah inverter. Tujuan pengaturan
angka frekuensi serta tengangan yakni memperoleh kecepatan perputaran
serta torsi motor yang diharapkan ataupun sesuai kebutuhan. Prinsip dasar
inverter dalam merubah frekuensi ke lebih kecil atau besar yakni dengan
merubah tegangan AC ke DC. Selanjutnya, dirubah ke AC kembali dengan
frekuensi yang diatur atau berbeda [1].
17
fungsi logika, timing, counting, sequencing, dan aritmatika yang bertujuan
pengontrol mesin serta proses adalah Programmable Logic Controller
(PLC). Konrol proses yang berlangsung berwujud aturan variabel secara
kontinyu misalnya dalam ragam sistem servo atupun pelibatan hanya dua
kontrol situasi (On/Off) tetapi dilaksanakan pengulangan. Proses yang
umum ditemui pada mesin pengeboran, sistem konveyor, dan lainnya [12].
Penggunaan logika istilah dibutuhkan sebab pemograman terkait
dengan penerapan logika dan operasi pengalihan, seperti kasus apabila A
ataupun B diaktifkan C, apabila A dan B diaktifkan D, input perangkat
sensor layaknya switch serta perangkat output pada kontrol sistem, motor,
katup, dan sebagainnya yang tersambung pada PLC. Selanjutnya, operator
melangkah ke urutan instruksi berupa suatu program pada memori PLC.
Peran kontroler sebagai monitor input dan output yang selaras dengan
program serta mengoperaskan regulasi kontrol yang telah terprogram [12].
18
melalui pembacaan data yang terkirim melalui masukan/keluaran port yang
dipergunakan sistem kontrolnya. Tipe port yang umum dipergunakan yakni
port com, port USB, port RS232, dan port serial lainnyadengan fungsi
kontrol dan pembacaan oleh HMI [14].
Pembuatan tampilan dari teknologi atupun sistem secara nyata agar
desain HMI mampu diselaraskan yang mempermudah kerja fisik adalah
tugas HMI (Human Machine Interface). Peningkatan interaksi antara mesin
dan operator dalam sebidang layar adalah tujuan adanya HMI (Human
Machine Interface). Berdasarkan interaksi dengan tujuan operasi serta
kontrol efektif, dan pemberain balikan dari mesin yang meringankan kerja
operator dapat membantu melaksanakan keputusan operasional. Konsep
interface pengguna yang mencakup ragam aspek interaktif diterapkan pada
sistem operasi komputer, ragam alat, kontrol operator mesin berat, dan
kontrol proses [14].
19
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur :
1. Skripsi, Tugas Akhir
2. Jurnal, Paper
Pengambilan data
Pembuatan Laporan
Pembuatan Sistem
Selesai
20
3.2.1 Blok Diagram Sistem Keseluruhan
Untuk mengetahui berjalannya system maka dibuat blok diagram
sebagai berikut :
VARIABLE FREQUENCY DRIVE
HUMAN 3 PHASE
PWM
MACHINE INDUCTION
INVERTER
INTERFACE MOTOR
DQ0
ABC
LUENBERGER
OBSERVER
1/s DQ0
ABC
Motor induksi adalah actuator dari system ini yang mana akan diestimasi
kecepatan putaran rotornya melalui pembacaan tegangan dan arus inputnya.
PLC berfungsi sebagai pengendali utama pada system, yang pada penelitian
ini bertugas mengolah data input tegangan dan arus dari VFD dengan mengelolah
21
data tersebut dengan algoritma tranasformasi clark dan park untuk mengubah dari
tegangan 3 phasa menuju 2 phasa. Variabel olahan dari transformasi ini digunakan
algoritma Luenberger dan menghasilkan variable data estimasi kecepatan dan
estimasi sudut rotor. Semua pengolahan algoritma dihitung pada PLC dengan
bahasa ladder dan structure text.
22
3.2.4 Perancangan Sistem Alat
Perancangan sistem serta alat termasuk pada tahap yang akan
dikerjakan pada penelitian ini. Perancangan system dan alat meliputi
perancangan perangkat keras (Hardware) berupa instalasi control dan
instalasi tenaga dan perancangan perangkat lunak (Software) berupa
pembuatan Ladder/Structure text pada PLC dan tampilan pada HMI.
AC L N
V+
6A
-F1
24VDC
G DC COM
0VDC
POWER SUPPLY DC24V
R N G
(DIGITAL INPUT)
S3/ S4/
R R/L1 S/L2 T/L3 S1 S2 S5/TH S6 S7/EB SC
GS1 GS2
RA+
IM
Y / 220VAC / 0,4kW
RB+
R N G
3~ COMMUNICATION PORT
MODBUS RTU RS485
XA XA XA
23
mengkomunikasikan data ke HMI dengan protocol modbus TCP.
Sumber tegangan yang digunakan adalah 24VDC dari Powersupply
switching.
24VDC 24VDC
0V0 0V0
HMI 1
24V
2V
0V
0V
OPERATOR PANEL
OMRON
MODBUS RTU MODBUS TCP NB7W-TW11B
RS485 ETHERNET
COM
ETH
KABEL LAN
FROM VFD
24
3.2.4.1.4 Flowchart Sistem
Parameter Identification
Rs, Rr, Ls, Lr, Lm
Mulai
Transformasi Park
Tes Rotor beban penuh
(Blocked Rotor Test)
Estimasi parameter motor
induksi menggunakan
algoritma Luenberger
Tahanan Rotor (Rr)
Induktansi Stator (Ls)
Estimasi Induktansi Rotor (Lr)
Kecepatan Induktansi Mutual (Lm)
motor
Parameter Identification
selesai Rs, Rr, Ls, Lr, Lm
Selesai
25
Pada tegangan spesifikasi motor induksi, daya masukan dan arus
masukan motor masing-masing disebut daya tanpa beban dan arus masukan
tanpa beban. Daya input dan arus motor diukur pada nilai tegangan yang
berbeda. Tahanan tanpa beban pada motor, impedansi tanpa beban dan
reaktansi tanpa beban yang dapat dihitung. Pengujian tanpa beban juga
dilakukan untuk menentukan rugi-rugi listrik tanpa beban dan rugi-rugi
magnetik tanpa beban [15].
Uji rotor terblokir juga dikenal sebagai uji hubung singkat. Tes ini
digunakan untuk menemukan: 1) arus hubung singkat atau arus rotor yang
terhalang dengan tegangan normal yang diterapkan ke stator, 2) faktor daya
pada hubung singkat, 3) reaktansi kebocoran total motor dibandingkan
dengan stator primer, 4) total resistensi motor lebih diusulkan daripada
primer. Dalam pengujian ini, rotor dikunci dan belitan rotor dihubung
pendek pada cincin slip, jika rotor memiliki rotor belitan. Daya input motor
dan tegangan fasa ke fasa motor pada arus pengenal masing-masing dikenal
sebagai daya rotor yang diblokir dan tegangan rotor yang diblokir.
Perhitungan untuk hambatan rotor motor yang diblokir, impedansi rotor
yang diblokir dan reaktansi rotor yang diblokir dapat dilakukan [15].
26
3.2.5 Pembuatan Alat
Pada tahap ini adalah perancangan dan implementasi estimator
kecepatan dengan PLC berbasis Luenberger observer. Dimana HMI sebagai
monitor kecepatan. Feedback yang digunakan yaitu monitoring data dari
VFD yang dikirim melalui komunikasi protokol modbus RTU RS485 untuk
membaca tegangan dan arus keluaran VFD untuk motor induksi dan
mengirim data tersebut ke PLC untuk diestimasi parameter dan
kecepatannya
27
Analisa dilakukan melalui pengambilan data grafik sebanyak
5 kali yaitu pada frekuensi inverter 10 Hz, 20 Hz, 30 Hz, 40 Hz,
50 Hz.
|𝜔
̂ 𝑟 −𝜔𝑟 |
̂𝑟
× 100 = 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 (%) , 𝜔𝑟 < 𝜔
̂𝑟 (12)
𝜔
28
Table 3.1 Jadwal Penelitian
Minggu Ke-
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5 6 s/d 16 17 18 19 20
Penyusunan
1
Proposal
2 Study Literatur
3 Persiapan
Pembuatan Alat dan
4
Pengambilan Data
5 Analisa Data
Penyusunan
6
Laporan
29
DAFTAR PUSTAKA
[2] W. Sun, Y. Yu, G. Wang, B. Li, and D. Xu, “Design method of adaptive
full order observer with or without estimated flux error in speed estimation
algorithm,” IEEE Trans. Power Electron., vol. 31, no. 3, pp. 2609–2626,
2016, doi: 10.1109/TPEL.2015.2440373.
30
[8] F. Bakhshande, “Observer-based Robust Nonlinear Control Design,” 2018,
[Online]. Available: https://duepublico2.uni-
due.de/servlets/MCRFileNodeServlet/duepublico_derivate_00045483/Diss
_Bakhshande.pdf.
31