OLEH:
H1C014061
Disusun Oleh:
Moh Rifqi Nurakmali
H1C014061
Menyetujui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan kerja praktik di PT. Indonesia Power
UPJP Kamojang. Sholawat serta senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang
telah membawa manusia ke arahcahaya yang menuju keselamatan.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekuragnan dan
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat konstruktif.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
2.6. Uraian Singkat PLTP UPJP Kamojang .................................................. 13
2.6.1. Sistem Pembangkitan Listrik PLTP Kamojang .................................. 13
2.6.2. Alat / Mesin Unit PLTP Kamojang ................................................. 16
2.7. Sistem Kelistrikan PLTP Kamojang ...................................................... 25
2.7.1. Sistem 150 kV ................................................................................. 26
2.7.2. Sistem 11.8 kV ................................................................................ 26
2.7.3. Sistem 6.3 kV .................................................................................. 27
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 28
3.1. Siklus Penguapan Tunggal (Single Flash Steam Cycle) PLTP .............. 28
3.2. Turbin Uap ............................................................................................. 30
3.3.1. Klasifikasi Turbin Uap .................................................................... 30
3.3.2. Bagian-Bagian Turbin Uap ............................................................. 32
3.4. Generator Sinkron .................................................................................. 33
3.4.1. Prinsip Kerja Generator Sinkron ..................................................... 34
3.1.4. Konstruksi Generator Sinkron......................................................... 34
3.5. Rugi-Rugi Daya Generator ..................................................................... 37
3.5.1. Rugi Listrik ..................................................................................... 37
3.5.2. Rugi Besi ......................................................................................... 38
3.5.3. Rugi Mekanis .................................................................................. 39
3.6. Efisiensi Generator ................................................................................. 39
3.7. Steam Tab ............................................................................................... 40
BAB IV PERHITUNGAN DATA DAN ANALISA............................................ 42
4.1. Spesifikasi Generator dan Turbin Uap Unit 2 PLTP Kamojang ............ 42
4.2. Data Pengamatan dan Metode Pengumpulan Data ................................ 43
4.3. Perhitugan Daya Keluaran Turbin ......................................................... 45
4.4. Perhitungan dan Analisis Efisiensi Generator ........................................ 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 53
5.2. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 54
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pada proses pembangkit listrik di PLTP Kamojang dya rated yang
dibangkitkan oleh generator sebesar 55 MW. Secara aktual daya yang dibangkitkan
tidak selalu statik pada nilai rated. Kondisi saat ini PLTP telah beroperasi 30 tahun
telah mengalami banyak permasalahan yang dapat menurunkan efisiensi dari
generator.
1.2. Tujuan
2
1.4. Waktu dan tempat pelaksanaan
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktik, yaitu :
Waktu : 1 Februari 2017 s.d 28 Februari 2017
Tempat : PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang
3
Pada tinjauan pustaka membahas tentang materi-materi yang menyangkut
efisiensi generator seperti siklus PLTP, generator sinkron, turbin uap, dan rugi-rugi
daya generator.
Bab IV : Perhitungan dan analisis
Pada bab ini, berisi tentang spesifikasi komponen yang digunakan, data
pengamatan, perhitungan efisiensi generator sinkron unit 2, serta analisis efisiensi
generator hasil perhitungan.
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini, ada kesimpulan dari keseluruhan laporan kerja praktek dan
ada saran untuk perusahaan maupun saran untuk melanjutkan penelitian laporan
kerja praktek ini.
4
BAB II
PROFIL UMUM PERUSAHAAN
Salah satu diantara kelima sumur tersebut engeluarkan uap bertekanan 3,5 –
4 bar dan suhunya 140 C yang sampai saat ini masih menyemburkan uap kering.
Pada tahun 1971, setelah adanya program kerja sama antara pemerintah Republik
Indonesia dengan pemerintah New Zealand, maka akwasan Kamojang telah dipilih
untuk prioritas utama dalam penyelidikan ilmiah lanjutan.
5
Penggunaan energi panas bumi sebagai pembangkit listrik di Indonesia
diawali dengan berdirinya PLTP Kamojang Unit I, sebesar 30MW yang merupakan
hibah bantuan dari pemerintah New Zealand dan diresmikan oleh Presiden
Republik Indonesia, Bapak Soeharto pada tanggal 7 Februari 1983. Pendirian
pembangkit listrik ini didasarkan atas hasul dari beberapa tahapan penelitihan, yaitu
: pre-feasibility study kawah Kamojang bersamaan dengan lapangan panas bumi
Darajat pada tahun 1972 yang menyimpulkan bahwa luas dari area panas bumi di
Kamojang diperkirakan sebesar 14 km2. Hasil dari pre-feasibility study ini ditindak
lanjuti dengan pengeboran 5 (lima) sumur di Kamojang pada kedalaman menengah.
Pengeboran ini dilakukan pada periode September 1974 – Agustus 1975, dimana
dua diantara sumur-sumur tersebut menghasilkan uap dengan suhu dan potensi
yang baik. Pada waktu itu juga diambil kesimpulan, bahwa reservior di Kamojang
mampu memasok listrik dengan daya 100 MW – 200 MW dalam kurun waktu lebih
dari 25 tahun.
6
bersamaan, dimana Unit II telah beroperasi pada bulan Juli 1987 dan kemudian
diikuti Unit III pada bulan November dalam tahun yang sama.
7
PT. Indonesia power UPJP Kamojang berlokasi di kampung Pangkalan Desa
Laksana Kabupaten Bandung Provisi Jawa Barat dengan alamat perusahaan yaitu
komplek perumahan PlTP Kamojang kotak pos 125 Garut 44101. Gambar di bawah
ini menunjukan denah lokasi kawasan PLTP Kamojang :
8
2.3.1. General Manager
Tugas dari seorang General Manager (GM) adalah memimpin dan
mengurus unit pembangkitan sesuai dengan tujuan dan lapangan usahanya,
dengan berusaha meningkatkan kinerja unit pembangkitan dan mempunyai
tugas sebagai berikut:
a. Mengevaluasi perkembangan unit pembangkitan dan lingkungan yang
mempengaruhi serta melaksanakan identifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan PLTP Kamojang
b. Menyusun rencana strategi PLTP Kamojang untuk mencapai tujuan
sesuai dengan lapangan usahanya, dengan memperhatikan strategi dan
kebijaksanaan perusahaan dan memproses pengesahan Direksi
c. Mengarahkan dan membina program-program operasi dan
pemeliharaan unit pembangkit
d. Menentapkan standar-standar prosedur pelaksanaan meliputi operasi,
pemeliharaan, logistik, anggaran keuangan, dan akuntansi dengan
memperlihatkan ketentuan yang lebih tinggi
9
h. Ahli madya engineer K3, kimia dan lingkungan
i. Supervisor senior perencanaan unit dan kinerja, dibantukan oleh
beberapa bidang:
- Ahli muda pengelolaan RJP dan kinerja unit
- Ahli muda perencanaan dan pengendalian
- Ahli muda knowledge management dan inovasi
j. Supervisor senior Reliability and System Owner, dibantukan oleh
beberapa bidang:
- Ahli muda reliability
- Ahli muda muda turbin
- Ahli muda generator
k. Supervisor senior Condition Based Maintenace, dibantukan oleh
beberapa bidang:
- Ahli muda predictive maintenace
- Teknisi senior predictive maintenace
l. Supervisor senior sistem informasi, dibantukan oleh beberapa bidang:
Ahli muda sistem informasi.
- Pelaksanaan senior infrastruktur
- Pelaksanaan senior admin dan help desk
10
Mempunyai tugas mengkoordinasikan pengelolaan sumber daya
manusia dan sistem informasi Unit Pembangkitan dan Jasa Pembangkitan
dengan kegiatan utama sebagai berikut:
a. Pengembangan organisasi
b. Perencanaan dan pengadaan pegawai
c. Pengembangan kompetensi
d. Administrasi kepegawaian
e. Pengelolaan implementasi budaya perusahaan
f. Penyusunan anggaran unit bisnis
g. Pengelolaan keuangan
h. Pengembangan sistem administrasi keuangan dan penyusunan laporan
keuangan
2.4.1. Paradigma
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
2.4.2. Visi
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunnia dan bersahabat
dengan lingkungan.
11
2.4.3. Misi
Melakukan usaha dalam bidang ketenaga listrikan dan mengembangkan usaha
lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna
menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
2.4.4. Motto
Bersama kita maju.
2.5.1. Bentuk
Karena nama yang kuat, Indonesia Power dan Power ditampilkan dengan
menggunakan dasar jenis huruf (font) yang tegas dan kuat : Futura Book / Regular
dan Futura Bold.
1. Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf O melambangkan Tenaga Listrik yang
merupakan lingkungan usaha utama perusahaan.
2. Titik atau bulatan merah (red dot) diujung kilatan petir merupakan simbol
perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I. Titik
12
ini merupakan simbol yang digunakan pada sebagian besar materi komunikasi
perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan
dapat langsung terwakili.
2.5.2. Warna
1. Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukan identitas yang kuat dan
kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, untuk
dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
2. Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan
sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata POWER, maka warna ini
menunjukan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri
yaitu berteknologi tinggi, efisien, aman, dan ramah lingkungan.
13
Gambar 2.4. Flow Diagram PLTP Kamojang
Energi primer untuk PLTP Kamojang adalah uap panas bumi yang dipasok
oleh Pertamina, uap dari sumur produksi lapangan panas bumi Kamojang dialirkan
melalui beberapa Pipe Line (PL 401, 402, 403, 404).
Uap dari sumur produksi mula-mula dialirkan ke steam receiving header (1),
yang berfungsi untuk menampung uap panas bumi yang disuplai dari beberapa
lapangan sumur produksi uap, di sistem steam recieving ini terpasang katup
pelepasan uap (Vent Structure) yang berfungsi untuk menjaga tekanan pasokan uap
ke pembangkit apabila terjadi perubahan pasokan dari sumur produksi maupun
terjadi perubahan permbebanan dari pembangkit. Selanjutnya melalui flow meter
(2) dialirkan ke separator (3) yang berfungsi untuk memisahkan partikel padat yang
terbawa dari sumur produksi dan demister (4) untuk memisahkan butiran air dari
uap panas bumi. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya vibrasi, erosi, dan
pembentukan kerak pada sudu dan nozzle turbine.
14
Uap yang bersih itu dialirkan melalui main steam valve / generator valve (5)
menuju ke turbin (6). Didalam turbin, uap tersebut berfungsi untuk memutar double
flow condensing yang dikopel dengan generator (7), pada kecepatan 3000 rpm.
Proses ini menghasilkan energi listrik dengan arus 3 fasa, frekuensi 50 Hz, dan
tegangan 11,8 Kv. Melalui step-up transformer (8), arus litrik dinaikkan
tegangannya hingga 150kV, selanjutnya dihubungkan secara paralel dengan sistem
penyaluran Jawa- Bali (9).
Agar turbin bekerja secara efisien, maka exhauset steam yang keluar dari
turbin harus dalam kondisi vakum (0, 10 bar), dengan mengkondensasikan uap
bekas memutarkan turbin dalam condenser (10) dengan cara kontak langsung yang
dipasar di bawah turbine. Exhaust steam dari turbin masuk dari sisi atas condenser
kemudian terkondensasi sebagai akbiat penyerapan panas oleh air pendingin yang
diinjeksikan lewat spray-nozzle. Level air kondensat dijaga selalu dalam kondisi
normal oleh dua buah cooling water pump (11), lalu didinginkan di cooling tower
(12) sebelum disirkulasikan kembali.
Sekitar 70% uap yang terkondensasi akan hilang karena penguapan dalam
cooling water, sedangkan sisanya diinjeksikan kembali ke dalam cooling water
(15). Reinjeksi dilakukan untuk mengurangi pengaruh pencemaran lingkungan,
mengurangi ground subsidence, menjaga tekanan, serta recharge water bagi
15
reservoir. Aliran air dari cooling tower disirkulasikan lagi oleh primary pump (16)
sebagai media pendingin secondary di intercooler. Kemudian melalui after
condenser dan intercondenser (17) dimasukkan kembali ke dalam kondensor.
Pada Receiving Header tekannnya dijaga sekitar 6.5 bar. Pengendalian teknan
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan dikendalikan dari lokal atau
dikendalikan dari Control Room. Didalam Control Room alat yang digunakan untuk
memantau dan mengontrol secara jarak jauh adalah unit control dest. Jika terjadi
masalah lampu yang berapa di unit Control Desk akan menyala, kemudian disusul
oleh bunyi alarm.
Cara untuk menjaga agar tekanan dalam Receiving Header tetap 6.5 bar
adalah dengan memasang Vent Structure (pelepas uap). Vent Structure ini terdiri
dari dua bagian. Setiap bagian ini terdiri dari 3 Vent Structure. Dalam
pengeoperasiaanya setiap Vent Structure ini digilir setiap minggunya. Dalam
penggiliran ini ada satu atau 2 Vent Structure yang dibuat stand by agar jika terjadi
16
perawatan Vent Structure yang dibuat dalam Mode stand by ini dapat langsung
digunakan.
Namun juka Vent Structure tidak dapat menahan/ menurunkan tekanan dalam
receiving Header maka Rapture Disk akan bekerja (meledak). Hal ini bertujuan
untuk mengurangi tekanan secara paksa agar tidak merusak Receiving Header-nya.
Tekanan ketika Rapture Disk bekerja adalah sekitar 9 bar. Jika rapture Disk ini
sudah bekerja maka sistem kerja pembangkitan lumpuh total.
Sehingga apabila ada gangguan pada unit yang mengakibatkan sudden trip,
maka aliran uap dari alam yang tidak dihentikan akan dibuang melalui alat ini.
Bangunan Vent Structure ini berupa kontruksi beton bertulang berbentuk bak
persegi panjang yang disekat pada bagian bawahnya dan diatasnya diberi tumpukan
batu. Penumpukan batu ini dimaksudkan agar pelepasan uap ke udara dengan
17
menggunakan efek Nozzle Diffuser dapat diredam sehingga angka kebisingan dapat
dikurangi.
1. Secarra otomatis, kompresor akan start apabila tekanan didalam sistem turun
dibawah 2.5 bar. Kompresor akan mati dengan sendirinya ketika tekanan sudah
melewati 6.5 bar.
2. Secara lokal (setempat) salah satu atau dua kompresor dapat di-start / di stop
dari station service 380V switch board.
3. Secara Remote, dimana satu atau dua kompresor dapat di start / stop dari rumah
Vent Structure. Saklar selektor auto / local/ remote dan operasi/ standby
terpasang di Station Service 380 V Switch Board.
2.6.2.3. Separator
Uap yang keluar dari sumur-sumur eksplorasi mengandung silica dan zat
padat lainnya yang dapat menimbulkan penyempitan dan penurunan aliran uap serta
peningkatan tekanan pada Steam Chest Press. Untuk mencegah hal ini maka dalam
pembangkitan listrik dengan memanfaatkan panas bumi diperlukan Separator yang
berguna untuk memisahkan partikel padat yang terbawa di dalam uap.
18
Gambar 2.7. Separator
Separator yang digunakan bertipe silinder tegak, dimana uap yang masuk
melalui saluran masuk diarahkan sedemikian rupa sehingga didalam silinder aliran
uap, arah aliran uapnya adalah aliran sentrifugal. Akibatnya aliran sentrifugal
tersebut, maka material yang ikut bersama aliran, misal kondensat maupun zat padat
terlempar kearah luar dan membentur dinding separator. Dan akibat adanya gaya
gravitasi, material-material padat ini akan jatuh kebagian bawah separator.
2.6.2.4. Deminister
Peralatan ini digunakan untuk menangkap butiran-butiran air (mist) yang
dapat menyebabkan terjadinya timbunan didalam turbin yang dapat menimbulkan
kavitasitas pada sudu-sudu turbin dengan menggunakan semacam saringan.
Tujuannya agar ketika uap masuk kedalam turbin tidak menyebabkan kerusakan
pada sudu-sudu turbin.
19
Gambar 2.8. Deminister
20
sudu turbin yang dikopel langsung dengan generator. Kecepatan putar turbin yang
dihasilkan alaha sekitar 3000 rpm.
Uap yang masuk kedalam turbin jumlahnya sangat besar. Hal ini dikarenakan
tekanan uap yang digunakan oleh PLTP rendah yakni berada pada kisaran 2-10
kg/cm2g. Tekanan yang rencah ini berdampak terhadap volume spesifika uap.
Volume spesifik uap menjadi besar dan heat drope dari turbin menjadi rendah, oleh
karena itu jumlah uap yang dibutuhkan menjadi banyak.
Pada turbin yang digunakan di UPJP Kamojang, seluruh mulut saluran masuk
kedalam turbin yang terdapat pada bagian bawah rumah turbin. Saluran pipa uap
tersebut berada disamping kanan dan kiri arah memanjang dari turbin. Ruang uap
pertama yang terdapat didalam ruang uap kedua dipisahkan dengan menggunakan
sekat, sehingga uap pertama tidak masuk ke nozzel tingkat pertama yang tepat
berada di tengah-tengah turbin. Kemudian uap kedua disalurkan kedalam ruang
pemasukan lalu kedua uap tersebut bertemu untuk mengalir menuju sudu-sudu
selanjutnya.
21
2.6.2.6. Kondensor
Untuk mendapatkan efisiensi turbin yang tinggi maka uap bekas atau
exhauuust steam keluar dari turbin harus dalam kondisi vakum sekitar 0.1 bar yang
diperoleh dengan mengkondensasikan uap tersebut dalam sebuah kondensor kontak
langsung yang dipasang dibawah turbin. Berbeda dengan kondensor permukaan
yang ada pada PLTU konvensional, kondensor kontak langsung mempunyai
efisiensi perpindahan panas yang jauh lebih besar dari pada kondensor permukaan
hingga ukuran dan biaya investasinya jauh lebih kecil.
Pemakaian kondensor ini sangat cocok, karena untuk pembangkit panas bumi
mempunyai siklus terbuka sehingga tidak diperlukan sistem pengembalian kembali
kondensat seperti pada PLTU konvensional. Exhaust Steam dari turbin masuk dari
atas kondenser, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat penyerapan panas
laten oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Gas-gas yang tidak
dapat dikondensasikan di gas cooling zone, untuk dikeluarkan lewat sisi atas
kondenser oleh sistem ekstrasi gas. Level kondensat di dalam kondenser dijaga
selalu dalam kondisi level normal oleh dua buah cooling water pump dan dialirkan
ke cooling tower untuk didinginkan ulang sebelum disirkulasikan kembali.
22
2.6.2.7. Generator
Generator berfungsi untuk mengubah energi mekanik dari turbin menjadi
energi listrik. Generator yang dipakai adalah jenus Turbo Generator dengan putaran
3000 rpm berkutub silindris dengan sistem eksitasi secara brushless (tidak bersikat).
Tegangan generator yang dihasilkan sebesar 11.8 kV dan daya 55MW (untuk unit
II dan unit III). Generator yang digunakan di PT. Indonesia Power UPJP Kamojang
ditunjukan pada gambar dibawah ini :
2.6.2.8. Transformator
Transformator utama yang digunakan adalah trafo tenaga yang berfungsi
untuk menaikan tegangan dari 11.8 kV menjadi 150k V sesuai dengan tegangan
jaringan. Untuk menghindari panas yang berlebihan pada saat trafo beropersai,
dipakai pendinginan sistem oil natural air natural (ONAN) atau pendingin udara
dan minyak yang bersikulasi secara alamiah melalui sirip-sirip yang terdapat
dibagian sisi luar dari rumah trafo.
23
Gambar 2.12. Transformator (Trafo)
24
Gambar 2.13. Cooling Tower
25
2.7.1. Sistem 150 kV
Sistem transmisi listrik 150 kV ini dilakukan untuk melayani kebutuhan
listrik wilayah Garut dan Bandung. Pada sistem ini, peralatan utama yang dipakai
adalah trafo generator utama. Trafo pada unit II dan unit III (T21 dan T31) berfungsi
untuk menaikkan tegangan 11.8 kV yang dibangkitkan generator menjadi 150 kV.
Kerja paralel generator dengan rel penghantar 150 kV dilakukan pada sisi tegangan
tinggi trafo melalui pemutus arus (PMT) 150 kV.
26
2.7.3. Sistem 6.3 kV
Untuk mendapatkan tegangan 6.3 kv dipasang beberapa transformator yaitu
transformator T8 yang menyediakan tegangan listrik 6.3 kv dari tegangan primer
150 kv, Kapasitas trafo ini sebesar 7 MWA yang berfungsi untuk menyediakan
listrik pada saat startup untuk unit I, II, dan III. Fungsi dari sistem 6.3 kv adalah
mensuplai tegangan listrik untuk unit melalui high voltage board (UHB) yaitu
motor pompa air pendingin utama dan pelayanan penggunaan station melalui trafo
penurun tegangan.
27
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Titik 2 merupakan keadaan fluida di separator atau alat pemisah antara air
dan uap. Fluida pada keadaan ini telah mengalami flashing. Terlihat pada diagram
T-s diatas bahwa pada titik 2, fluida merupakan fluida 2 fasa dengan kandungan
uap yang lebih tinggi. Pada titik 2 ini, dilakukan pemisahan antara air dan uap. Air
28
dibawa ke titik 3 untuk selanjutnya menuju sumur injeksi sedangkan uap dibawa ke
titik 4 untuk selanjutnya masuk ke turbin.
Pada titik 4 keadaan uap telah terpisahkan dari air, titik 4 ini merupakan titik
masuk uap ke turbin. Adanya penurunan tekanan sepanjang pipa alir dari separator
keturbin menyebabkan titik 4 jatuh tidak segaris dengan titik 2. Apabila tidak ada
penurunan tekanan pada pipa maka titik masuk turbin akan jatuh segaris dengan
titik 2.
Titik 5 merupakan titik keluar turbin, sekaligus titik dimana uap masuk ke
kondensor. Adanya rugi-rugi daya yang terjadi saat uap memutar turbin,
menyebabkan nilai entropi keluar turbin akan lebih besar daripada saat masuk ke
turbin. Andaikan proses ini ideal maka nilai entropi keluar dan masuk turbin akan
sama, atau disebut dengan proses isentropik atau titik keluar turbin akan jatuh pada
titik 5s.
Fluida keluaran turbin yaitu dititik 5 adalah fluida dua fasa. Biasanya fraksi
uap pada keadaan ini diastas 80%. Fluida yang keluar turbin harus diinjeksikan
kembali ke perut bumi. Namun karena massa jenis uap sangat kecil dibandingkan
massa air sehingga uap cenderung bergerak ke atas. Oleh karena itu, fluida harus
dikondensasikan terlebih dahulu sebelum diinjeksikan. Proses kondensasi ini
terjadi dalam kondenor dan keadaan fluida keluar kondensor adalah pada titik 6,
yaitu saat keadaan air jenuh. Selanjutnya fluida ini diturunkan kembali
termperaturnya dimenara pendingin seblum di injeksikan ke perut bumi.
29
Gambar 3.2. Diagram Skematik Sederhana Siklus Penguapan Tunggal
Di dalam turbin, fluida kerja (uap) secara kontinyu mengalami ekspansi, yaitu
proses penurunan tekanan. Fluida kerja mengalir melalui ruang di antara sudu-sudu
pada roda turbin, yang mengakibatkan sudu-sudu turbin mendapat gaya sehingga
roda turbin berputar. Gaya tersebut timbul karena terjadi perubahan momentum dari
fluida kerja yang mengalir diantara sudu-sudunya.
30
Gambar 3.3. Single Cylinder Single Flow Turbine
3. Turbin dua tekanan dua aliran satu silinder (single cylinder double flow
double pressure type).
Tipe ini sesuai untuk uap tekanan rendah, memberikan uap pada ruang antar
tingkat sebagai penambah uap langsung. Keluaran yang dihasilkan 30 sampai 70
MW. Gambar 3.5 menunjukan Turbin dua tekanan dua aliran satu silinder.
31
Gambar 3.5. Single cylinder double flow double pressure type
32
Thrust Bearing berfungi untuk menahan atau menerima gaya aksial atau
gaya sejajar terhadap poros turbin. Gaya tersebut disebabkan oleh gerakan maju
mundurnya poros rotor yang berputar sangat cepat.
6. Komponen Pendukung
Dalam masa operasinya turbin memerlukan alat bantu agar kinerjanya lebih
maksimal. Berikut komponen pendukung turbin adalah:
a. Steam Chest merupakan titik pertemuan antar pipa uap utama dengan saluran
uap masuk turbin. Fungsinya sebagai wadah untuk menempatkan katup-katup
governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke turbin.
b. Stop Valve merupakan katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir
aliran uap dari ketel ke turbin.
c. Governor Valve, alat ini berfungsi untuk mengatur aliran uap dari steam chest
yang akan masuk ke turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran
atau beban yang dihasilkan oleh turbin.
33
3.4.1. Prinsip Kerja Generator Sinkron
Adapun prinsip kerja dari generator sinkron secara umum adalah sebagai
berikut:
1. Kumparan medan yang terdapat pada rotor dihubungkan dengan sumber
eksitasi tertentu yang akan mensuplai arus searah terhadap kumparan medan.
Dengan adanya arus searah yang mengalir melalui kumparan medan maka akan
menimbulkan fluks yang besarnya terhadap waktu adalah tetap
2. Penggerak mula (Prime Mover) yang sudah terkopel dengan rotor segera
dioperasikan sehingga rotor akan berputar pada kecepatan nominalnya.
3. Perputaran rotor tersebut sekaligus akan memutar medan magnet yang
dihasilkan oleh kumparan medan. Medan putar yang dihasilkan pada rotor,
akan diinduksikan pada kumparan jangkar sehingga pada kumparan jangkar
yang terletak di stator akan dihasilkan fluks magnetik yang berubah-ubah
besarnya terhadap waktu. Adanya perubahan fluks magnetik yang melingkupi
suatu kumparan akan menimbulkan ggl induksi pada ujung-ujung kumparan
tersebut, hal tersebut sesuai dengan Persamaan 3.1.
dφ
𝑒 = −𝑁 𝑑𝑡 (3.1)
Untuk generator sinkron tiga phasa, digunakan tiga kumparan jangkar yang
ditempatkan di stator yang disusun dalam bentuk tertentu, sehingga susunan
kumparan jangkar yang sedemikian akan membangkitkan tegangan induksi pada
ketiga kumparan jangkar yang besarnya sama tapi berbeda fasa 120o satu sama lain.
34
elektrik untuk menjadi energi mekanis yang akan memutar suatu beban. Pada
umumnya kumparan medan terletak pada rotor dan kumparan jangkar pada stator
(Sumardjati, 2008). Adapun konstruksi generator sinkron terdiri dari :
35
Gambar 3.7. Konstruksi stator pada generator sinkron
36
Poros rotor merupakan tempat meletakkan kumparan medan, dimana pada
poros rotor tersebut telah dibentuk slot-slot secara paralel terhadap poros rotor.
37
Dimana :
Rs : Tahanan stator
Rr : Tahanan rotor
Rugi kumparan stator sebesar sekitar 30 sampai 40% dari rugi total pada
beban penuh. Sedangkan rugi kumparan rotor sebesar sekitar 20 sampai 30% dari
rugi beban penuh. Sangat berkaitan dengan rugi I2 R adalah rugi – rugi kontak sikat
pada cincin slip dan komutator, rugi ini biasanya diabaikan pada mesin induksi dan
mesin serempak, dan pada mesin dc jenis industri tegangan jatuh pada sikat
dianggap tetap sebesar 2V keseluruhannya jika dipergunakan sikat arang dan grafit
dengan shunt.
38
3.5.3. Rugi Mekanis
Rugi mekanik terdiri dari :
a. Rugi gesek yang terjadi pada pergesekan sikat dan sumbu. Rugi ini dapat
diukur dengan menentukan masukan pada mesin yang bekerja pada kecepatan
yang semestinya tetapi tidak diberi beban dan tidak diteral.
b. Rugi angin (windageloss) atau disebut juga rugi buta (stray loss) akibat adanya
celah udara antara bagian rotor dan bagian stator. Besar rugi mekanik sekitar
10 sampai 20% dari rugi total pada beban penuh.
Rugi mekanis dapat dihitung dengan persamaan 3.6.
Efisiensi generator adalah rasio daya masukan terhadap daya keluaran atau
daya yang dibangkitakan generator. Secara umum efisiensi generator dapat
dinyatakan seperti persamaan 3.7.
𝑃𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
𝜂= 𝑥 100% (3.7)
𝑃𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
Semakin besar nilai efisiensi generator maka semakin besar juga daya output yang
dihasilkan. Selain itu, Efisiensi geneartor juga akan mempengaruhi kinerja dari
sistem pembangkitan secara keseluruhan. Efisiensi dari sebuah generator dapat
mengalami penurunan akibat beberapa faktor antara lain lamanya waktu operasi
generator, rugi-rugi yang timbul daya pada gemerator, dan proses pemeliharannya.
Seperti yang kita ketahui daya masukan generator berupa energi mekanik
hasil kerja turbin. Sehingga daya masukan generator akan sama dengan daya
39
keluaran turbin, karena turbin dan generator di kopel dan bekerja bersama. Untuk
mencari daya yang dihasilkan turbin dapat dihitung dengan perhitungan penurunan
entalpi.
1. Mencari h1 (Kj/Kg) dan s1 (Kj/Kg K) pada tekanan uap masuk turbin (P1).
2. Mencari nilai sf, sg, sfg (Kj/Kg K), hf, dan hg (Kj/Kg) pada P2 (tekanan uap
keluar turbin).
3. Mencari Fraksi Uap (x)
(S1 –Sf)
x= (3.8)
Sfg
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
𝜂𝑔𝑒𝑛 = 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑔𝑒𝑛𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑥100% = 𝑥100% (2313)
𝑃𝑖𝑛
40
Chemical SteamTab Companion adalah sebuah perangkat lunak yang
menyediakan data dari daftar lengkap sifat thermodinamika dan fisik untuk air dan
uap, seperti nilai Entalpi dan Entropi pada kondisi saturated dan superheated.
41
BAB IV
PERHITUNGAN DATA DAN ANALISA
MITSUBISHI ELECTRIC
Merek
CORPORATION
Phasa Sinkron 3 Phasa
Rating Beban 55 MW
Kapabilitas Beban Lebih 57.75 MW
Tegangan Terminal 11800 V
Arus Terminal 3364 A
Frekuensi 50 Hz
Tegangan eksitasi 54 V
Arus Eksitasi 344 A
Power Factor 0.8 Lagging
Putaran Turbin 3000 rpm
Efisiensi (output 55 MW) 98%
Temperatur Cooling Water 32oC
Batas Kenaikan suhu
- Stator 79 oC
- Rotor 90oC
Rugi Daya Disipasi Pendingin 1050 KW
Resistansi Stator 0.00305 ohm
Resistansi Rotor 0.174 ohm
42
Table 4.2. Spesifikasi Turbin Uap Unit 2
Dari table 4.1 dapat diketahui bahwa generator sinkron unit 2 memiliki rating
beban 55 MW dengan tegangan terminal 11,8 kV. Prime mover yang dibutuhkan
generator sebesar 3000 rpm. Kemudian dengan beban rating 55 MW nilai efisiensi
ideal generator adalah 98%. Sedangakandari table 4.2 dapat diketahui bahwa turbin
uap dapat memilkul beban 55 MW dengan besar aliran uap maksimal adalah
388300 kg/H. Tekanan uap yang masuk kedalam turbin sebsar 6.5 bar dan uap
keluar turbin yang menju kondensor adalah 0.1 bar. Data spesifikasi ini nantinya
digunakan untuk membandingkan dengan data aktual generator dan turbin.
43
Gambar 4.1 Titik-titik Pengambilan Data Pengamatan
Karena tidak adanya data aliran massa uap masuk turbin, maka digunakan
data aliran massa uap utama. Namun setelah melewati deminister tidak semua uap
masuk ke turbin, sebagian digunakan untuk glad steam (sebagai perapat poros) dan
auxiliary steam (menyerap NCG yang terkandung di dalam uap yang tidak
terkondensasi didalam kondensor). Karena data dari uap yang menuju glad steam
dan auxiliary steam tidak dicatat secara real time, maka alirannya dianggap sama
pada saat comissioning tanggal 4 Oktober 1987 yaitu sebesar 11720 kg/jam.
Turbin yang digunakan adalah jenis double flow dimana ada 2 aliran uap yang
masuk, yaitu aliran uap kiri dan aliran uap kanan. Untuk mempermudah
perhitungan, data yang digunakan adalah nilai rata-rata dari aliran uap kiri dan
kanan.
Pengambilan data dilakukan selama 7 hari yaitu dari 1 Februari 20017 sampai
7 Februari 2017. Nilai yang digunakan adalah rata-rata dalam 24 jam. Data hasil
pengamatan disajikan pada tabel 4.3 dan 4.4.
44
Tabel 4.3 Data Beban Rata-rata Generator Unit 2
1 01/02/2017 55.2
2 02/02/2017 55.3
3 03/02/2017 55.0
4 04/02/2017 54.8
5 05/02/2017 55.2
6 06/02/2017 55.2
7 07/02/2017 55.1
Tabel 4.4 Data Tekanan Uap dan Aliran Uap Turbin Unit 2
Aliran Massa
Tekanan Tekanan
Tanggal Uap Utama m
Masuk P1 (Bar) Keluar P2 (Bar)
(kg/h)
01/02/2017 5.54 0.125 413.000
02/02/2017 5.55 0.124 414000
03/02/2017 5.54 0.124 413000
04/02/2017 5.55 0.124 411000
05/02/2017 5.55 0.120 410000
06/02/2017 5.54 0.119 411000
07/02/2017 5.54 0.120 412000
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa besar daya yang dibangkitkan generator
sinkron unit 2 berada antara 55-56 MW. Hal ini masih dalam batas kemampuan
generator menuut spesifikasinya. Kemudian dari tabel 4.4. Takanan uap yang
masuk rata-rata 5.55 bar sedangkan menurut spesifikasinya sebesar 6.5 bar. Karena
PLTP menggunakan uap dari bumi dan tidak mengalami pemanasan ulang untuk
menaikan tekanan uap, sehingga untuk mendapatkan uap masuk yang idela adalah
dengan menambah massa aliran uap yang masuk.
45
1. Ekspansi dalam turbin terjadi secara adiabatic (isentropik) yaitu entropi
sesudah dan sebelum proses konstan, berarti proses tersebut berlangsung
sempurna tanpa ada kerugian sedikitpun.
2. Semua proses bekerja secara internally reversible yaitu proses termodinamik
yang dapat berlangsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami
idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan
termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya.
3. Bukaan governor pipa uap 100%
4. Efisiensi turbin sebesar 90% (berdasarkan wawancara dengan teknisi mesin).
Daya yang dihasilakan oleh turbin uap dapat dihitung dengan menggunakan
metode penurunan entalpi. Berikut adalah contoh perhitungannya menggunakan
sampel data pada hari pertama yang tersaji pada tabel 4.5.
Data Nilai
Tekanan Uap masuk (P1) 5.54 bar
Tekanan Uap keluar (P2) 0.125 bar
Aliran massa uap utama (m) 413000 kg/h
Daya keluaran generator (Pout) 55.2 MW
Uap yang digunakan di PLTP kamojang adalah jenis uap 2 fasa (saturated)
sehingga harus mencari fasa uap dan fasa cair uap keluaran turbin untuk
menghitung daya keluaran turbin. Dengan menggunakan program Chemical
SteamTab companion dari Tekanan uap masuk (P1) didapat nilai entalpi fasa uap
(h1) dan entropi fasa uap (s1). Sedangkan dari Tekanan uap keluar (P2) didapat
entalpi fasa air (hf), entalpi evaporation (hf), entropi fasa air (sf), dan entropi
evaporation (hfg). Karena disasumsikan bahwa dalam turbin berlangsung terjadi
proses isentropik, maka nilai entropi fasa uap saat uap keluar sama dengan nilai
entropi fasa uap dari uap masuk turbin. Berikut data entalpi dan entropi uap.
46
sf = 0.70686 kJ/kg
sfg = 7.3639 kJ/kg
Mencari nilai kualitas uap keluar / fraksi x :
𝑠1 − 𝑠𝑓
𝑥=
𝑠𝑓𝑔
6.7862 − 0.70686
𝑥=
7.3639
𝑥 = 0.82555 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Berarti uap yang keluar dari turbin terdiri 82.5% fasa uap dan 17.5% fasa cair.
𝑃𝑠 = 𝑚𝑡 (ℎ1 − ℎ2)
𝑃𝑠 = 401,280 𝑘𝑔/ℎ (2752.7𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 2176.23𝑘𝐽/𝑘𝑔)
𝑃𝑠 = 231125242 𝑘𝐽/ℎ
𝑃𝑠 = 64.20 𝑀𝑊
47
Dari contoh perhitungan pada data hari pertama (1 Februari 2017) seperti
yang tampak diatas didapatkan nilai daya output yang dihasilkan oleh turbin sebesar
57.80 MW. Karena turbin uap dikopel dan bekerja bersama dengan generator maka
dapat dinyatakan daya keluaran turbin sebagai daya masukan generator.
Dengan menggunakan metode perhitungan yang sama pada data yang lain,
maka didapatkan nilai daya masukan dan beban yang dibangkitkan generator. Data
nilai daya masukan dan beban generator disajikan pada table 4.6.
Dari Tabel 4.6 telah diketahui nilai daya masukan dan daya keluaran (beban)
generator sinkron unit 2. Dari data tersebut dapat ditentukan besar efisiensi aktual
generator sinkron unit 2 di PLTP Kamojang.
Pin = 61.50 MW
Beban = 55.2 MW
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
𝜂𝑔𝑒𝑛 = × 100%
𝑃𝑖𝑛
48
55.2 𝑀𝑊
𝜂𝑔𝑒𝑛 = × 100%
57.80 𝑀𝑊
𝜂𝑔𝑒𝑛 = 95.5 %
Dengan menggunakan perhitungan yang sama pada data yang lainnya, maka
didapatkan nilai efisiensi yang dihasilkan oleh generator unit 2 yang mana disajikan
pada tabel 4.7.
Dari table 4.7 dapat dibuat grafik yang menunjukkan perubahan efisiensi
generator unit 2 di PLTP Kamojang dari tanggal 1 Februari 2017 sampai dengan 7
Februari 2017. Grafik tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2.
49
Berdasarkan grafik pada gambar 4.2 terlihat efisiensi dari generator unit 2 PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang tidak terlalu fluktuatif dan stabil diangka ±95%
setiap harinya. Selama 7 hari pengamatan didapat nilai efisiensi terendah dari
generator unit 2 yaitu pada tanggal 3 Februari 2017 sebesar 94.8 %. Sedangkan nilai
efisiensi generator tertinggi terjadi pada hari pertama tanggal 1 Februari 2017 yaitu
95.5%. Stabilnya angka efisiensi generator menunjukkan setiap harinya konsumsi
daya yang diperlukan generator dengan daya yang dihasilkan generator relatif sama.
Seperti terlihat pada tabel 4.6. beban yang ditanggung generator tidak terlalu
fluktuatif dan selalu berada di angka ±55 MW. Dengan begitu generator unit 2 PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang beroperasi dalam kondisi aman sesuai
kapasitasnya.
Efisiensi pada generator tidak mungkin mencapai 100%, hal ini disebabkan
oleh adanya rugi-rugi daya yang ada pada generator tersebut. Dalam buku Electric
Machinery Fundamentals, SJ. Chapman dijelaskan bahwa rugi-rugi generator
meliputi rugi-rugi panas pada kumparan (winding) dan rugi-rugi besi pada inti
generator (core), serta rugi-rugi mekanik akibat gesekan terhadap udara pada saat
rotor berputar. Rugi-rugi panas yang dihasilkan inti dan kumparan generator
dipengaruhi oleh sistem pendinginnya (generator cooling system) dan resistensi
induktif pada kumparan. Hal ini menyebabkan efisiensi generator dapat mengalami
perubahan saat beroperasi.
Berdasarkan pada tabel 4.5 dan 4.6, didapatkan nilai rata-rata efisiensi
generator pada unit 2 sebesar 95.1%, dengan beban rata-rata 55.1 MW dan daya
masukan rata-rata 57.84 MW. Mengacu pada manual book generator unit 2 nilai
efisiensi generator secara desain ketika dioperasikan untuk menanggung beban 55
MW sebesar ±98.4%. Apabila menggunakan persamaan efisiensi generator untuk
mencari daya input generator, maka akan didapat nilai daya input saat beban 55.1
MW dengan efisiensi sesuai manual book 98.4%
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 55.1 𝑀𝑊
𝑃𝑖𝑛 = = = 56 𝑀𝑊
𝜂𝑔𝑒𝑛 98.4%
50
Dari perhitungan tersebut dapat dilakukan perbandingan antara daya input
dan nilai efisiensi aktual dengan daya input dan nilai efisiensi berdasar spesifikasi
pada manual book generator unit 2 saat daya output (beban) generator 55.1 MW.
Perbandingan tersebut dapat dilihat pada table 4.8
Dari tabel 4.8 dapat diamati saat beban generator 55.1 MW dan efisiensi
sesuai spesifikasi pada manual book seharusnya daya masukannya sebesar 56 MW.
Bila dibandingkan dengan data aktual hasil perhitungan, daya masukan generator
sudah mengalami kenaikan 1.9 MW. Sehingga nilai efisiensi generator turun 3.3%.
kenaikan daya masukan dan berkurangnya nilai efisiensi ini dapat disebabkan oleh
meningkatnya rugi-rugi daya pada generator terutama rugi-rugi tembaganya.
Sehingga energi yang seharusnya diubah menjadi listrik akan berubah menjadi
panas. Akan tetapi selain akibat rugi daya pada generator, besar nilai efisiensi hasil
perhitungan juga dipengaruhi oleh rugi daya mekanis pada kopel turbin generator
saat transfer daya antara turbin dan generator.
Berdasar pada tabel 4.7 selisih rata-rata beban masuk dan keluar aktual
adalah sebesar 2.8 MW. Selisih ini adalah rugi daya total pada generator. Berdasar
data spesifikasi generator pada tabel 4.1 diketahui tahanan rotor 0.174 ohm, tahanan
stator 0.00305 ohm dan daya disipasi pendingin 1050 KW. Sedangkan arus ekitasi
generator adalah 344 A dan arus yang mengalir pada stator 3364 A. Dengan
menggunakan persamaan 3.6 dapat dihitung rugi daya mekanis dan besi pada
generator. Berikut perhitungannya.
51
PF&W = Ptot – [(3 x Is2 x Rs) + (Ir2 x Rr) + Pcooler]
PF&W = 2.8 x 106 – [(3 x 33642 x 0.00305) + (3442 x 0.174) + 1050 x 103]
PF&W = 1.62 MW
Dari perhitungan diatas didapat rugi mekanis dan besi sebesar 1.62 MW. Rugi
mekanis dan inti besi ini dinilai telalu besar, dimana seharusnya rugi besi dan rugi
mekanis sebesar 30% dari rugi total atau sebesar 840 KW dan cenderung bersifat
konstan. Hal ini menunjukkan terjadi kenaikan rugi-rugi daya pada kumparan
generator (rugi tembaga). Kenaikan rugi-rugi daya kumparan ini bisa
disebabkankan meningkatnya resistansi kumparan atau bisa juga akibat
meningkatnya arus yang mengalir pada kumparan.
52
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengamatan dan analisa selama kerja praktik di PLTP PT.
Indonesia Power UPJP Kamojang dapat disimpulkan bahwa :
1. Daya masukan dan beban yang ditanggung pada generator sinkron unit 2
tidak terlalu fluktuatif dengan efisiensi ±95% setiap harinya.
2. Nilai Efisiensi generator sinkron unit 2 terendah terjadi pada tanggal 3
Februari 2017, sedangkan nilai efisiensi generator sinkron tertinggi terjadi
pada tanggal 1 Februari 2017.
3. Generator sinkron unit 2 mengalami penurunan efisiensi sebesar 3.3% dari
nilai efisiensi manual design 98.4%, atau mengalami kenaikan daya
masukan sebesar 1.9 MW dari kondisi seharusnya.
4. Penurunan efisiensi ini disebabkan oleh meningkatnya rugi-rugi daya pada
generator terutama rugi tembaga.
5. Masih tingginya rata-rata nilai efisiensi generator yaitu sebesar 95.1%
menunjukkan generator sinkron unit 2 PLTP PT. Indonesia Power UPJP
Kamojang memiliki keandalan kinerja yang baik dalam mengkoversi
energi.
5.2. Saran
Dalam penulisan laporan ini, penulis mempunyai saran sebagai berikut :
1. Diharapkan PT. Indonesia Power UPJP Kamojang dapat mempertahankan
dan meningkatkan unjuk kerja generator unit 2 yang sudah dalam keadaan
stabil dan memiliki nilai efisiensi yang baik.
2. Diharapkan ditambahnya alat ukur pada beberapa komponen unit agar
dalam pengambilan data dapat lebih akurat dan lengkap.
53
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Marsudi, D. 2006. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
[2]. Muslim, H. 2008. Teknik Pembangkit Tenaga Listrik Jilid II. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan.
[3]. Sumardjati, P. 2008. Teknik Pemanfaatan Tenaga Listrik Jilid III. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Sekolah menengah Kejuruan.
[4]. Chapman, Stephen. 2005. Electric Machinery Fundamentals, 4th Edition.
New York : Mc-Graw Hill International Edition.
[5]. Kamojang Geothermal Power station. 1988. Design Manual Steam Turbine-
Generator and Ancillary Palant for Kamojang Geothermal Power
Station Unit 2 & 3. Perusahaan Umum Listrik Negara Vol TD 02.
[6]. Ujianto, Tri. 2014. Perhitungan Efisiensi Pada Turbin Generator 51g1
Kondisi Ekstraksi di Utilities Section Area 50 PT Pertamina RUIV
Cilacap. Makalah Seminar Kerja Praktik UNDIP, Semarang.
[7]. Cahyadi, Dwi. 2015. Analisa Perhitungan Efisiensi Turbine Generator
QFSN-300-2-20B Unit 10 dan 20 PT. PJB UBJOM PLTU REMBANG.
Makalah Seminar Kerja Praktik UNDIP, Semarang.
[8]. Udiklat Suralaya. 2008. Modul 2 Pengoperasian (Thermodinamika). PT.
PLN (Persero).
54