Anda di halaman 1dari 53

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

RE-INSTALLATION REFRACTORY BOILER UNIT 1


PLTU BANJARSARI 2 X 135 MW

LAPORAN KERJA MAGANG

ASER FERRIANTA NAINGGOLAN


2015-12-117

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI SARJANA
TEKNIK MESIN
JAKARTA, 2020
ii
UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang
sebesar– besarnya kepada yang terhormat:

Bapak Rezza E.Prasetyo, S.T.,M.T Selaku Pembimbing Lapangan

Bapak Dr.-Ing. Andika Widya Pramono, M.Sc. Selaku Pembimbing


Program Studi

Yang telah memberikan petunjuk, saran -saran serta bimbingannya sehingga


laporan kerja magang ini dapat diselesaikan.

Terima kasih yang sama, saya sampaikan kepada :

1. Bapak Rahmad Qodriansyah Selaku EPV PLTU Banjaarsari


2. Bapak Rezza Eko Prasetyo Selaku Manager Pengendalian O&M
3. Seluruh Staff PT. Bukit Pembangkit Innovative, terutama pada Divisi
Pengendalian OM

Yang telah mengijinkan untuk melakukan Kerja Magang diperusahaan PT. Bukit
Pembangkita Innovative, PLTU Banjarsari.
Jakarta, 6 Juli 2020

Aser Ferrianta Nainggolan


2015-12-117

ii
DAFTAR ISI

Hal
Lembar Pengesahan ………………………………………………………….. i
Ucapan Terima Kasih …………………………………………………………. ii
Daftar Isi ………………………………………………………………………… iii
Daftar Tabel ……………………………………………………………………. iv
Daftar Gambar…………...……………………………………………………... v
Daftar Lampiran ………………………………………………………………... vi

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………... 1


1.1 Latar Belakang ………………………………..………….. 1
1.2 Ruang Lingkup Kerja Magang ………………………….. 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ………………………..…………….. 2
1.3.1 Tujuan Penelitian ………………………..……………….. 2
1.3.1 Manfaat Penelitian ………………………………..…..….. 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ……………..………... 2
1.5 Metode Pengumpulan Data Laporan ……….…….….... 3
1.5.1 Observasi Lapangan …………………………….……….. 3
1.5.2 Studi Literatur …………….…………………………...….. 3
1.6 Sistematika Penulisan…………………………………….. 3

BAB II LANDASAN TEORI ………………………………………………... 6


2.1 Pembangkit Listrik……………………….………..……….. 6
2.2 Komponen Utama PLTU…………………………..…….. 6
2.2.1 Boiler………………………..………….…………………….. 6
2.2.2 Turbin Uap…………………………………………..…….. 7
2.2.3 Kondensor…………………………………….……..…….. 7
2.2.4 Generator…………………………………………..…..…….. 7
2.3 Prinsip Kerja PLTU…………………..……………..…….. 8
2.4 Refraktori…………………………………………....…….. 8
2.4.1 Definisi Refraktori………………………………..…..…….. 8
2.4.2 Klasifikasi Refraktori…………………………….…..…….. 9
2.4.2.1 Refraktori Berdasarkan Bentuknya…………………..…….. 9
2.4.2.2 Refaktori Berdasarkan Berat Jenis ……………..……….. 12
2.4.2.3 Refaktori Berdasarkan Cara Pembuatan …..………….. 12
2.4.3 Fungsi Refraktori ………………………..……………….. 12
2.4.4 Karakteristik Dari Material Refraktori ……………………….. 13
2.4.5 Aplikasi Material Refraktori Dalam bidang Teknik ……... 17
2.5 Jenis – Jenis Pemeliharaan ………………………..….... 18
2.5.1 Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan).….... 18
2.5.2 Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)…... 18
2.6 Info Perusahaan ………………………………………….. 20
2.6.1 Sejarah Singkat ……………………………..………….... 20
2.6.2 Profil Perusahaan ………………………………….…….. 20
2.6.3 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan ………………….. 21
2.6.4 Kontrak - Kontrak ………………………..……………….. 21
2.6.5 Manajemen Perusahaan ……………………...…..…….. 23
iii
2.6.6 Alamat ………………………..………………………..….. 23
2.6.7 Struktur Organisasi ………………………..……….…….. 24

BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………. 25


3.1 Perencanaan ................................................................ 25
3.1.1 Perencanaan Kerja Magang ......................................... 25
3.1.2 Lokasi Kegiatan Magang .............................................. 27
3.1.3 Waktu Kegiatan ............................................................ 27
3.2 Prosedur / Instruksi Kerja ............................................. 28
3.3 Pelaksanaan Kerja Magang .......................................... 29
3.4 Peluang dan Kendala Yang Dihadapi ........................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 35


4.1 Perencanaan ……………………………..……….……… 35
4.2 Pengerjaan …………………………..…………….……… 36
4.3 Evaluasi …………………………………………….……… 38

BAB V PENUTUP....................................................................................... 39
5.1 Kesimpulan ................................................................... 39
5.2 Saran . ……………………………………………….……. 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 40


LAMPIRAN ......................................................................................... 41

iv
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 3.1 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama………………………….. 29
Tabel 3.2 Pelaksanaan Magang Minggu Kedua...………………………….. 30
Tabel 3.3 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama………………………….. 31
Tabel 3.4 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama………………………….. 32
Tabel 3.5 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama………………………….. 33
Tabel 3.6 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama………………………….. 33

v
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bukit Pembangkit Innovative ………. 24
Gambar 3.1 Flowchart Perencanaan Kerja Magang …………..……. 25
Gambar 3.2 Tampak atas PLTU Banjarsari ………………..…..……. 27
Gambar 3.2 Flowchart Prosedur Kerja …………………………..……. 28

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerja magang merupakan syarat kelulusan pendidikan sarjana Teknik,
khususnya di Institut Teknologi PLN program studi Teknik mesin diharuskan
untuk melaksanakan kerja magang sebuah instant perusahaan yang bergerak
dibidang energi listrik, setelah menempu syarat untuk melaksanakan kerja
magang dan menajukan permohonan dibeberapa instansi, akhirnya penulis
diterima untuk melaksanakan kerja magang di PLTU Banjarsari melalui PT. Bukit
Pembangkit Innovative.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah salah satu bagian dari alat
industri yang dipakai untuk memproduksi tenaga listrik, PLTU sendiri adalah
pembangkit yang memanfaatkan energi kinetik uap berbahan baku air, untuk
bahan bakar PLTU biasa menggunakan bahan bakar solid, gas dan cair, batu
bara adalah salah satu bahan bakar solid dan untuk diindonesia batu bara
menduduki peringat pertama bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk
Pembangkit listrik.
PLTU Banjarsari adalah pembangkit listik yang menggunakan bahan bakar
batu bara dengan menggunakan boiler Circulating Fluidized Bed (CFB), dari
namanya, CFB adalah boiler stoker yang membakar batu bara diatas material
bed (pasir kuarsa) dengan memanfaatkan sikulasi hembusan udara. Ada tiga
bagian utama dalam CFB boiler, yaitu funace adalah tempat terjadinya
pembakaran, cyclone berfungsi memisahkan antara batubara yang belum habis
terbakar dengan sisa pembakaran, sedangkan backpass adalah ruang yang
memiliki fungsi pemanfaatan kalor dalam fluegas.
Bagian utama CFB boiler ini haruslah memiliki kondisi yang prima untuk
menjaga kestabilan efisiensi pembakaran boiler itu sendiri, untuk mendapatkan
kondisi yang prima maka diperlukan Outage Management guna perencanaan,
persiapan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan rencana tindak
lanjut program pemeliharaan, saat mahasiswa mengawali kerja magang di PLTU

1
Banjarsari sedang dalam masa Major OH (overhaul), pada dinding cyclone terjadi
perubahan bentuk yang harus dilakukan rehabilitasi dengan sedikit modifi kasi,
maka dari itu penulis akan membahas judul laporan kerja magang, “RE-
INSTALLATION REFRACTORY BOILER UNIT 1 PLTU BANJARSARI 2 X
135MW”.

1.2 Ruang Lingkup Kerja Magang


Untuk memperjelas arah penulisan laporan kerja magang perlu diberikan
beberapa batasan masalah sebagai berikut:
1. Kerja magang dilaksanakan di PLTU Banjarsari PT. Bukit Pembangkit
Innovative.
2. Refraktori boiler Circulating Fluidized Bed (CFB).
3. Penulis tidak terjun langsung dalam pekerjaan, hanya melakukan
pengamatan observasi lapangan dengan mengambil dokumentasi
dalam bentuk gambar.

1.3 Tujuan dan Manfaat


1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui ruang lingkup kerja dibagian Pengendalian OM PT. Bukit
Pembangkit Innovative
2. Mengetahui kebutuhan hingga permasalahan yang terjadi dibagian
Pengendalian OM PT. Bukit Pembangkit Innovative
3. Mengetahui proses pengerjaan pemeliharaan refaktori boiler

1.3.2 Manfaat Penelitian


1. Membangun relasi dengan pegawai PT. Bukit Pembangkit Innovative
2. Dapat mempelajari sistem pengambilan keputusan dalam sebuah
permasalahan yang terjadi dalam sebuah pekerjaan overhaul PLTU
3. Dapat membuat sebuah perencanaan, pelaksanaan hingga rencana
tindak lanjut pekerjaan overhaul PLTU

2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kerja magang dilaksanakan berdasarkan surat izin melaksanakan Kerja
magang pada:
Waktu pelaksanan : 17 Februari 2020 – 17 Mei 2020
Tempat pelaksanaan : PT. Bukit Pembangkit Innovative, PLTU Banjarsari
Alamat : Kantor Site & Lokasi PLTU, Jl. Lintas Tengah
Sumatera Desa Sirah Pulau & Desa Gunung
Kembang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten
Lahat, Sumatera Selatan, Indonesia

1.5 Metode Pengumpulan Data Laporan 1.5.1 Observasi lapangan


1. Mengamati secara langsung dan mendokumentasikan dalam
bentuk gambar proses pekerjaan
1.5.2 Studi Literatur
1. Diskusi dengan pembimbing lapangan
2. Pembekalan materi oleh pembimbing lapangan
3. Mengamati dan membaca desain, spesifikasi, SOP dan manual
book komponen PLTU Banjarsari

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk memberikan gambaran mengenai pembahasan dalam laporan kerja
magang, maka perlu adanya sistematika penulisan laporan yang dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang
menggambarkan dengan tepat isi usulan penelitian yang meliputi; latar belakang,
ruang lingkup, tujuan dan manfaat,waktu dan tempat pelaksanaan,metode
pengumpulan data laporan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini merupakan penjelasan tentang landasan teori yang sesu ai dengan
3
pengamatan, tinjauan aspek dalam pembahasan yang digunakandalam laporan
magang dan profil perusahaan tempat penulis melakukan kegiatan kerja
magang. Bab ini dapat dirinci menjadi beberapa sub bab yang menjelaskan teori
secara menyeluruh sesuai dengan tema pembahasan pada laporan
magang.
BAB III METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
Bab ini dibagi menjadi 2 (dua) bagian :
1. Bagian Rencana. Berisi penjelasan mengenai rencana kegiatan, lokasi
kegiatan dan waktu kegiatan.
a. Rencana kegiatan berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang
akan dikerjakan di institusi magang, selama pelaksanaan magang.
b. Lokasi kegiatan magang berisi nama instansi, alamat instansi, unit
atau bagian tempat magang mahasiswa.
c. Waktu kegiatan berisi waktu pelaksanaan kegiatan magang di
instansi tempat magang.

2. Bagian Pelaksanaan. Berisi penjelasan mengenai pelaksanaan Kerja


Magang.
a. Menjelaskan secara spesifik tentang bentuk / jenis / bidang kerja;
termasuk tempat / bagian / unit kerja; dan peraturan kerja yang
berlaku di instansi. Bidang kerja harus sesuai dengan konsentrasi
program studi masing- masing;
b. Prosedur Kerja. Hal-hal yang perlu dikemukakan di bagian ini adalah
menguraikan secara spesifik tentang prosedur/tata cara kerja untuk
masing-masing jenis pekerjaan yang dilakukan. Prosedur dapat
berupa uraian tentang spesifikasi program atau sistem yang berupa
penjelasan tentang teknik instalasi model/program, tata cara
pengoperasian model/program, hasil integrasi sistem, serta
perangkat keras dan perangkat lunak pendukung yang digunakan.
Penjelasan prosedur/tata cara kerja tersebut dapat dilakukan
dengan cara: apakah nama atau jenis pekerjaan yang dilaksanakan;

4
mengapa pekerjaan tersebut penting dilaksanakan; kepada siapa
saja pekerjaan tersebut berhubungan; bagaimana cara
melaksanakan pekerjaan tersebut. Penjelasan prosedur / tata kerja
dapat dilengkapi dengan tabel, gambar, grafik, bagan dan
sejenisnya.
c. Keterlibatan atau keikutsertaan dalam Proyek di instansi/perusahaan.
Dapat diawali dengan pemaparan secara garis besar tugas-tugas dan
proyek yang dikerjakan selama kerja magang, kemudian dilanjutkan
dengan pemaparan secara rinci keterlibatan mahasiswa dalam proyek.
Data-data tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel yang memuat
informasi tanggal dan kegiatan/aktifitas yang dilakukan.
d. Kendala dan Peluang yang Dihadapi. Pada sub-bab ini mahasiswa harus
menyajikan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan / instansi atau
mahasiswa, khususnya yang dihadapi oleh unit kerja yang bersangkutan.
Permasalahan tersebut dari Kendala Kerja dan Pemecahannya, secara
spesifik tentang kendala-kendala yang dihadapi selama pelaksanaan kerja dan
upaya yang telah dilakukan untuk pemecahannya dapat berupa kendala,
kelemahan, atau peluang-peluang yang dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi perusahaan / instansi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan kerja magang serta
implikasi dari kerja magang yang dilakukan. Hasil dan Pembahasan merupakan
tempat penulis mengemukakan pendapat dan argumentasi secara bebas tetapi
logis. Hasil dan pembahasan berupa data yang dikumpulkan baik dari survei di
lapangan maupun dari pengamatan kemudian diolah dan dikaji, analisis situasi
umum, hasil kegiatan, studi kasus, dan pembahasan.
BAB V PENUTUP
Pada Bab ini berisi ringkasan temuan, rangkuman dan saran atau biasanya
dinamakan kesimpulan dan saran. Sekurang-kurangnya setiap masalah
pelaksanaan kerja magang menghasilkan satu temuan atau kesimpulan.

5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembangkit Listrik
Pembangkit Listrik Tenaga Uap adalah pembangkit yang mengandalikan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama
pembangkit listrik jenis ini adalah Generator yang di hubungkan ke turbin dimana
untuk memutar turbin diperlukan energi kinetik dari uap panas atau kering.
Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan berbagai macam bahan bakar
terutama batu-bara dan minyak bakar serta MFO untuk start awal. Konsumsi
energi pada peralatan PLTU bersumber dari putaran turbin uap. PLTU adalah
suatu pembangkit yang menggunakan uap sebagai penggerak utama. Untuk
menghasilkan uap, maka haruslah ada proses pembakaran untuk memanaskan
air. PLTU merupakan suatu sistem pembangkit tenaga listrik yang
mengkonversikan energi kimia menjadi energi listrik dengan menggunakan uap
air sebagai fluida kerjanya, yaitu dengan memanfaatkan energi kinetik uap untuk
menggerakkan proses sudu-sudu turbin menggerakkan poros turbin, untuk
selanjutnya poros turbin menggerakkan generator yang kemudian
dibangkitkannya energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan akan menyuplai alat-
alat yang disebut beban.

2.2 Komponen Utama PLTU


2.2.1 Boiler
Boiler adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk merubah air
menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap dilakukan dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan panas hasil
pembakaran bahan bakar. Proses pembakaran dilakukan secara kontinyu
didalam ruang bakar dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar.
Uap yang dihasilkan adalah uap superheat dengan tekanan dan temperatur
yang tinggi. Jumlah produksi uap tergantung pada luas permukaan
pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran yang diberikan. Boiler
yang konstruksinya terdiri dari pipa-pipa berisi air disebut dengan water
tube boiler (boiler pipa air).
6
2.2.2 Turbin Uap
Turbin uap berfungsi untuk merubah energi panas yang terkandung
dalam uap menjadi gerakan memutar (putaran). Uap dengan tekanan dan
temperatur tinggi diarahkan untuk mendorong sudu-sudu turbin yang
dipasang pada poros sehingga poros turbin berputar. Akibat melakukan
kerja di turbin tekanan dan temperatur uap keluar turbin turun hingga
hingga menjadi uap basah. Uap ini kemudian dialirkan ke kondensor,
sedangkan tenaga putar yang dihasilkan digunakan untuk memutar
generator. Saat ini hampir semua mesin turbin uap adalah dari jenis
turbine condensing atau uap keluar turbin (exhaust steam) dialirkan ke
kondensor.

2.2.3 Kondensor
Kondensor adalah peralatan untuk merubah uap menjadi air. Proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap kedalam suatu
ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap mengalir diluar pipa-pipa
sedangkan air sebagai pendingin mengalir didalam pipa-pipa. Kondensor
seperti ini disebut surface (tubes) condenser. Sebagai pendingin digunakan
air sungai atau air laut.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin,
kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara uap dan air
pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan
temperatur jenuh, dalam hal ini kondensor berada pada kondisi vakum.
Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
temperatur air kondensat nya maksimum mendekati temperatur udara luar.
Apabila laju perpindahan panas terganggu, maka akan berpengaruh
terhadap tekanan dan temperatur.

2.2.4 Generator
Tujuan utama dari kegiatan proses di PLTU adalah energi listrik. Energi
listrik dihasilkan dari peralatan pembangkit listrik yang disebut generator.

7
Generator berfungsi mengubah energi mekanik berupa putaran menjadi
energi listrik dengan menerapkan prinsip induksi magnet.
Generator terdiri dari bagian yang diam disebut stator dan bagian berputar
disebut rotor. Stator terdiri dari casing yang berisi kumparan dan rotor yang
merupakan medan magnet listrik terdiri dari inti yang berisi kumparan.

2.3 Prinsip Kerja PLTU


Prinsip kerja dari PLTU adalah dengan menggunakan siklus air-uap-air yang
merupakan suatu sistem tertutup air dari kondensat atau air dari hasil proses
pengondensasian di kondensor dan air make up water (air yang dimurnikan)
dipompa oleh condensat pump ke pemanas tekanan rendah. Disini air dipanasi
kemudian dimasukkan oleh daerator untuk menghilangkan oksigen, kemudian air
ini dipompa oleh boiler feed water pump masuk ke economizer. Dari economizer
yang selanjutnya dialirkan ke pipa untuk dipanaskan pada tube boiler.
Pada tube, air dipanasi berbentuk uap air. Uap air ini dikumpulkan kembali
pada steam drum, kemudian dipanaskan lebih lanjut pada superheater sudah
berubah menjadi uap kering yang mempunyai tekanan dan temperatur tinggi, dan
selanjutnya uap ini digunakan untuk menggerakkan sudu turbin tekanan tinggi,
untuk sudu turbin menggerakkan poros turbin. Hasil dari putaran poros turbin
kemudian memutar poros generator yang dihubungkan dengan coupling, dari
putaran ini dihasilkan energi listrik. Energi listrik yang dihasilkan dari generator
disalurkan dan didistribusikan lebih lanjut ke pelanggan. Uap bebas dari turbin
selanjutnya dikondensasikan dari kondensor dan bersama air dari make up water
pump dipompa lagi oleh pompa kondensat masu k ke pemanas tekanan rendah,
daerator, boiler feed water pump, pemanas tekanan tinggi, economizer, dan
akhirnya menuju boiler untuk dipanaskan menjadi uap lagi. Proses ini akan terjadi
berulang-ulang.

2.4 Refraktori
2.4.1 Definisi Refraktori
Refraktori adalah material yang dapat mempertahankan sifat-sifatnya
yang berguna dalam kondisi yang sangat berat karena temperatur tinggi

8
dan kontak dengan bahan-bahan yang korosif. Refraktori dibuat dari
berbagai jenis material terutama keramik yang mana termasuk bahan-
bahan seperti alumina, lempung (clay), magnesia, chromit, silicon karbida
dan lain-lain. Refraktori digunakan untuk mengkonstruksi atau melapisi
struktur yang berhubungan dengan temperatur tinggi, dari perapian sampai
blast furnace.

Untuk dapat melayani aplikasi yang diminta, refraktori memerlukan sifat-


sifat tertentu. Sifat-sifat ini diantaranya titik lebur yang tinggi, kekuatan yang
bagus pada temperatur tinggi, tahan terhadap degradasi, mudah dipasang,
dan biaya murah. Refraktori didefinisikan sebagai material konstruksi yang
mampu mempertahankan bentuk dan kekuatannya pada temperatur sangat
tinggi dibawah beberapa kondisi seperti tegangan mekanik (mechanical
stress) dan serangan kimia (chemical attack) dari gas-gas panas, cairan
atau leburan dan semi leburan dari gelas, logam atau slag [Hancock, 1988].

Material refraktori sangat diperlukan untuk banyak industri proses.


Material ini melapisi furnace, tundish, ladle dan sebagainya. Material ini juga
digunakan sebagai Nozzle, Spout, dan Sliding Gate. Biaya untuk pembelian
dan instalasi refraktori adalah faktor yang menentukan dalam biaya proses
secara keseluruhan. Kegagalan (failure) material refraktori ketika
digunakan dalam suatu proses dapat berarti suatu bencana. Material
refraktori diharapkan dapat tahan terhadap temperatur tinggi, tahan
terhadap korosi slag cair, logam cair dan gas-gas agresif, siklus termal
(thermal cycling), tahan terhadap benturan dan abrasi dengan hanya sedi kit
perawatan. Banyak orang bekerja di Industri yang menggunakan refraktori
tetapi hanya sedikit yang mengerti tentang material ini, sehingga
pemborosan biaya tidak dapat dihindari [Hancock, 1988 ].

2.4.2 Klasifikasi Refraktori


2.4.2.1 Refaktori Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan maka refaktori dapat dibagi atas:

9
1. Formed Refaktori
Terdapat berbagai bentuk refaktori tergantung penggunaannya
yaitu apakah dilantai, di dinding,di atap dll. Bentuk tersebut
antara lain: Straight, Arch, Wedge, Key, Plain dll

2. Unformed Refaktori ( Momolithic refactory )


Unformed refaktori adalah refaktori yang dipasarkan tan pa
dibentuk terlebih dahulu. Ada beberapa jenis Unformed refaktori
antara lain:Plastik refaktri,Ramming mixture,Gunning
mixture,Castables.

3. Plastik refaktori
Plastik refaktori umumnya mengandung lempung pengikat yang
tinggi sehingga dapat di bentuk dengan cara plastis. Bahan ini
diproduksi siap pakai, dapat dipakai atau dibentuk dengan
tangan tanpa air.

4. Ramming mixture
Produk ini diperdagangkan dalam bentuk gumpalan yang rapuh,
agak basah atau kering dan dipadatkan dengan mesin vibrator.
Terdapat ramming alumina tinggi dengan komposisi corunndum
dan lempung plastis, kadang – kadang dicampur alumina
phospat sebagai pengikat refaktori. Juga terdapat dalam
campuran asam dengan kuarsa, refaktori basa berbasis
magnesia dan chrom. Sebagai pengikat campuran ini maka
ditambahkan waterglass, magnesium sulfat, sodium bichromat
atau tar, khususnya untuk ramming mixture dolomit.

5. Gunning mixture
Gunning mixture terdiri atas butiran halus yang dalam
pemakaiannya di semprotkan ke permukaan yang di inginkan
dengan tekanan udara melalui hose. Pada ujung nozzle

10
biasanya ditambahkan air atau cairan untuk pengikat. Dengan
cara ini kehilangan bahan harus diperhitungkan. Tungku baru
biasanya dibiasanya dilapisi dengan gunning mixture, biasanya
pipa boiler dilapisi dengan SiC dengan cara semprot.

6. Castable refaktori
Castable adalah agregat dengan penambahan binder hidrolik
seperti semen portland atau semen alumina. Agregat ini dibuat
jadi “Castable” dengan menambahkan kemudian dituang. Bahan
akan disetting pada suhu kamar. Komposisi yang sering dipakai
adalah alumina tinggi, mulilite dan fireclay. Senyawa basa atau
asam dengan sodium silikat atau magnesium sulfat dapat juga
dibuat castable dengan menambahkan air.

7. Refaktori Mortar
Refaktori mortar termasuk Unformed refaktori, namun diberi
klasifikasi lain karena umumnya refaktori mortar dipakai
terutama untuk menyambung “shape refaktori” dan bukan
dipakai untuk membuat suatu bentuk tertentu.
Ada beberapa syarat untuk refaktori mortar antara lain:
a. Bila dicampur air harus dapat membentuk konsistensi yang
diperlukan, dapat mengisi spasi antar bata.
b. Mempunyai refaktoriness dan refaktoriness under load yang
memadai.
c. Mortar harus “setting” dan menempel ke bata, dan
mempunyaikuat mekanis tinggi setelah kering dan pada suhu
tinggi.
d. Thermal expansion, suisut kering dan susut bakar harus sama
dengan bata yang disemen.
e. Refaktori mortar dapat terdiri dari kalsium aluminat. “low
cement”, Ultra-low cement, bahkan zero cement. Dalam hal ini

11
pengikat yang dipakai adalah silika koloid, pospat kering, dan
silika kering

2.4.2.2 Refaktori Berdasarkan Berat Jenis


Berdasarkan berat jenis refaktori dapat dibagi atas:
1. Refaktori berat (heavy weight refactory)
Disebut heavy weight bila bulk densitynya> 1,3 g/cm³. Umumnya
dipakai untuk refaktori yanglangsung terkena panas/suhu tinggi.
2. Refaktori ringan ( light weight refactory )
Disebut light weight bila densitynya≤1,3 g/cm³. Bila refaktori
digunakan pada suhu < 1000ºC maka refaktori tersebut refaktori
isolasi. Dan bila digunakan pada suhu> 1000ºC, refaktori disebut
light weight refactory.

2.4.2.3 Refraktori Berdasarkan Cara Pembuatan


Berdasarkan cara pembuatan maka refaktori dibagi atas:
1. Burned refaktori
Termasuk kedalam burned refaktori adalah refaktori silika, fire
clay, alumina tinggi dll.
2. Unburned refaktori
Termasuk kedalam unburned refaktori adalah refaktori magnesit
dan refaktori karbon.

2.4.3 Fungsi Refaktori


Bahan refraktori memenuhi beberapa fungsi di seluruh cabang industri
sebagai berikut:
1. Mengisolasi ruangan reaksi panas dengan sekelilingnya untuk
mencegah kehilangan panas seminimum mungkin.
2. Menyimpan panas di regenerator untuk kemuadian dilepaskan
3. Untuk transfer panas pada rekuperator.
4. Memisahkan ruang api dengan ruang reaksi.
5. Melindungi bagian lain yang lebih mah al seperti steel dll.

12
Suhu proses pada industri tertentu berkisar antara 1000-1800ºC
Fungsi utama refaktori
Berdasarkan fungsi utama refaktori dapat dibagi atas:
1. Refaktori kerja
Refaktori ini disebut juga “heavy refactory” atau”working refactory”.
Fungsi utamanya adalah menahan suhu tinggi tanpa lebur.
2. Refaktori Isolasi
Fungsi utamanya adalah untuk mencegah panas keluar dari sistem.

2.4.4 Karakteristik Dari Material Refraktori


1. Lempung (Clays)
Lempung dari berbagai kelompok material terbentuk dari proses
pelapukan batuan metamorphosis atau batuan beku. Material ini
umumnya sangat halus dengan ukuran partikel kurang dari 2 mikron.
Material yang menarik bagi pembuat (manufaktur) refraktori adalah
yang mempunyai kandungan alumino-silikat yang tinggi.
Kelompok refraktori ini biasanya mempunyai ketahanan yang bagus
terhadap slag asam (acid slag). Secara umum property dari kelompok
ini yaitu sebagai berikut:
a. Bagus sebagai material insulator.
b. Beberapa jenis mempunyai perilaku ekspansi yang kompleks,
tetapi kebanyakan hanya mempunyai ekspansi panas yang kecil.
c. Kekuatan yang sedang pada temperatur tinggi, mengandung fasa
gelas yang bertitik lebur rendah.
d. Ketahanan yang bagus terhadap slag asam (acid slag).
e. Ketahanan yang bagus terhadap kejut panas (thermal shock)
f. Tidak mahal dan mudah tersedia.
Lempung adalah campuran dari beberapa mineral lempung, yang
biasanya juga mengandung jumlah yang bervariasi dari mineral bukan
lempung.

13
Lempung Cina (China Clay) atau Kaolin adalah jenis lempung yang
mempunyai kandungan mineral utama berupa kaolinite. Mineral yang
lain seperti kwarsa, feldspar dan mika.
Lempung Bola (Ball clays) terdiri dari mineral utama kaolinite dan illite,
dan sering juga mengandung sejulah tertentu bahan -bahan organic.
Ukuran butiran dari ball clays biasanya lebih kecil dari pada China
clay, selain itu juga mempunyai tingkat plastilitas yang tinggi serta
kekuatan yang bagus bila kering. Jumlah illite yang besar di dalam
material cenderung menurunkan titik lebur dari ball clays.
Fire clay (lempung api) adalah ball clay dengan kandungan kaolinite
yang tinggi dan kandungan illite yang rendah. Sebagai akibatnya, fire
clay mempunyai titik lebur yang tinggi untuk jenis lempung, oleh
karena itu digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.
Flint clays (lempung batu api) adalah lempung dengan kandungan
silica yang tinggi, juga digunakan untuk aplikasi sebagai refraktori.
Bata lempung (Brick clay) mempunyai rentang komposisi yang lebar,
tetapi biasanya komposisi utamanya kaolinite atau illite. Selain itu juga
mengandung mineral besi yang menghasilkan warna merah ketika
dibakar.
2. Alumina
Alumina untuk refraktori berasal dari deposit alami dan buatan.
Sumber-sumber alami terdiri dari Bauksite dan Diaspore. Sedangkan
yang buatan terdiri dari Calcined Alumina, Sintered Alumina, dan
Fused Alumina.
Bauksit adalah bijih yang mengandung Boehmite (Al2O3.H2O) atau
Gibbsite (Al2O3.3H2O) dalam proporsi yang bervariasi. Bauksit juga
mengandung oksida besi, alumino-silikat dan titania. Bauksit yang
kaya akan oksida besi dan pengotor lain dapat digunkan untuk
membuat Calcined Alumina melalui proses Bayer atau untuk membuat
logam alumunium. Bauksit yang langsung digunakan unuk membuat
refraktori harus memiliki kandungan pengotor yang rendah. Segera
setelah ditambang kemudian bauksit dikalsinasi di rotary kiln untuk

14
penyetabilan. Komponen utama adalah corundum (alumina α) dengan
sedikit Mullit dan sejumlah kecil fasa glas.
Diaspore adalah monohidrat alumina, membentuk corundum
langsung selama pemanasan, sehingga hanya membutuhkan
kalsinasi sebelum digunakan sebagai bahan baku refraktori. Calcined
alumina dibuat dengan proses Bayer, beberapa grade tersedia
dengan property yang sesuai dengan aplikasinya. Sintered Alumina
dibuat dengan peletisasi (peletizing) calcined alumina, lalu
disinterisasi pada temperature sangat tinggi (> 1800 C) di Rotary Kiln.
Sintered pellet kemudian di remuk (crushing) yang akan menghasilkan
alumina kualitas sangat tinggi dengan butiran kasar. Kadang-kadang
juga disebut tabular alumina karena bentuk kristalnya yang besar
menyerupai tablet. Kandungan mineral utama adalah alumina α
dengan hanya sejumlah kecil sangat kecil (trace) alumina β
(Na2O.11Al2O3).
Fused Alumina dibuat dengan cara melebur calcined bauxite atau
calcined alumina di electric Arc furnace (EAF). Material yang telah
lebur tersebut lalu dicetak menjadi ingot dan kemudian diremuk.
Terdapat beberapa jenis fused Alumina, yaitu:
a. Brown Fused Alumina yang terbuat dari bauksit, selama peleburan
pengotor-pengotor dipisahkan sehingga akan diperoleh kandungan
alumina sebesar 94-97%, pengotor yang tersisa akan memberikan
warna coklat.
b. White Fused Alumina yang terbuat dari calcined Alumina dan
mengandung alumina sebesar > 99%, material ini bersifat sangat
refraktori (> 1900 C), densitasnya tinggi dan tangguh, bila warnanya
pink maka mengandung oksida Khrom sekitar 2%.
Fused alumina mempunyai kristalisasi yang hamper sempurna
sehingga membuatnya sangat stabil, oleh karena itu mempunyai
kekuatan yang sangat bagus pada temperature tinggi dan ketahanan
yang prima terhadap abrasi dan korosi. Properti umum yang dimiliki
refraktori alumina adlah sebagai berikut:

15
a. Kekuatan yang tinggi pada temperatur tinggi.
b. Sangat keras.
c. Bersifat Amphoter, ketahanan korosi yang bagus terhadap
berbagai variasi slag.
d. Konduktivitas panasnya lebih tinggi daripada kelompok alumino-
silikat.
e. Kurang tahan terhadap kejut panas.

3. Silika
Silika membentuk sekitar 60% dari lapisan kerak bumi, sehingga
bahan baku untuk refraktori silica mudah tersedia. Sumber alaminya
adalah kwarsa dan tanah diatomae. Pasir silica adalah bahan baku
utama. Pasir dpat berasal dari pantai, lempung pasir, atau dibuat
dengan meremuk batu pasir. Sedangkan tanah diatomae atau diatomit
mengandung rangka-rangka silica dari alga bersel tunggal yang
disebut diatom. Rangka-rangka tersebut tersusun dari silica hidrat dan
silica amorf. Setelah dikalsinasi material bersifat sangat porous dan
ringan sehingga bagus digunakan sebagi material insulator.
Fused silica dibuat dengan melebur pasir murni, hampir sama dengan
cara membuat fused alumina, dengan sedikit perbedaan yaitu disertai
quenching terhadap material. Produknya bersifat amorf dan
mempunyai ekspansi panas yang sangat rendah, sehingga
volumenya sangat stabil. Akan tetapi material hanya dapat digunakan
untuk periode yang panjang pada temperature sampai 1200 C, ketika
itu material gelas akan melunakan dan membentuk kristobalit pada
1270 C.
Silika mempunyai banyak polimorf sehingga perubahan fasa akan
terjadi bila memanaskan silica, selain itu juga disertai dengan
perubahan volume yang cukup berarti. Hal ini akan menyebabkan
masalah jika memanaskan material yang mengandung kwarsa.
Penggunaan refraktori silica penggunaannya terus menurun, hal ini
disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada teknologi

16
steelmaking dimana membutuhkan refraktori yang mampu mengatasi
temperature yang lebih tinggi. Selain itu juga masalah kesehatan yang
berkaitan dengan handling silica (silikosis) juga turut menyumbang
pada penurunan popularitasnya.
Properti umum dari refraktori silica adalah sebagai berikut:
1. Masih dapat menanggung beban sampai mendekati titik leburnya.
2. Hanya sedikit menyusut sampai 1600 C.
3. Tahan terhadap korosi leburan Fe dan slag asam
4. Insulator yang baik.
5. Sensitif terhadap kejut panas pada 600 C.
6. Bila terkena uap air dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
hancur (crumbling).
Debu SiO2 dapat menyebabkan maslah kesehatan (Silikosis).

2.4.5 Aplikasi Material Refraktori Dalam bidang Teknik


1. Komponen Dapur/Oven (furnace) : Refraktori padat, Isulator,
Refraktori cor, Penanganan logam cair, Elemen pemanas,
Perkakas oven.
2. Komponen Mesin Otomotif : Busi, Sil pompa, Katup, Rotor
turbocharger
3. Komponen Gas Turbin : Ruang Bakar, Sudu -sudu turbin, Pemindah
panas,
4. Penahan Panas : Dinding pesawat ulang alik, Isolator panas,
Lapisan penahan panas, Bahan tahan api
5. Komponen tahan aus : Alat-alat potong, Penempa (die), Kran
(nozzle), Sil dan plunyer pompa, Lining dan alat Miling, Abrasif,
Pelumas padat, Alat ukur standar
6. Keramik Tangguh : benang (fiber), Whisker (fiber), Peralatan golf,
Lempengan tahan peluru, Bantalan, pisau dan gunting
7. Keramik Optik : benang optic, Lensa, Laser, Alumina translusen,
Dioda, Keramik luminesen

17
8. Pelapis Keramik: Tahan aus, Tahan korosi, Penghalang panas,
Dielektrik, Pelumas, Katalis.
9. Keramik Elektromagnetik: Elemen magnet, Kapasitor, Resistor, IC
substrat, Sensor oksigen, Sel bahan baker, Pompa oksigen,
Superkouktor, Elektroda, Varistor, Pizoelektrik, Isulator,
Termistor,Semikonduktor, Konduktor ion
10. Keramik Bangunan : Atap, lantai, Kaca jendela, Semen dan Beton,
Gelas keramik, Terakota, Gerabah, Batu bata
11. Biokeramik: Pengganti tulang, Pengganti gigi, Katup jantung,
Porselin gigi
12. Saringan dan Selaput Keramik : Selaput pemisah cairan, Selaput
pemisah gas, Saringan logam cair
13. Keramik Nuklir : Bahan bakar nuklir, Moderator, Pelindung, Kapsul
gelas, Pembungkus bahan bakar nuklir.

2.5 Jenis – Jenis Pemeliharaan


2.5.1 Maintenance (Perawatan saat terjadi Kerusakan)
Breakdown Maintenance adalah perawatan yang dilakukan ketika
sudah terjadi kerusakan pada mesin atau peralatan kerja sehingga Mesin
tersebut tidak dapat beroperasi secara normal atau terhentinya
operasional secara total dalam kondisi mendadak. Breakdown
Maintenance ini harus dihindari karena akan terjadi kerugian akibat
berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak tercapai Kualitas
ataupun Output Produksi.

2.5.2 Preventive Maintenance (Perawatan Pencegahan)


Preventive Maintenance atau kadang disebut juga Preventative
Maintenance adalah jenis Maintenance yang dilakukan untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
Preventive maintenance adalah melakukan penjadwalan untuk
pengecekan (inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian

18
suku cadang secara rutin dan berkala. Preventive Maintenace terdiri dua
jenis, yakni :
1. Periodic Maintenance (Perawatan berkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala
yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin , Inspeksi
mesin, meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang
terjadwal untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara
mendadak yang dapat menganggu kelancaran produksi. Periodic
Maintenance biasanya dilakukan dalam harian, mingguan,
bulanan ataupun tahunan.
2. Predictive Maintenance (Perawatan Prediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total.
Predictive Maintenance ini akan memprediksi kapan akan
terjadinya kerusakan pada komponen tertentu pada mesin
dengan cara melakukan analisa trend perilaku mesin/peralatan
kerja. Berbeda dengan Periodic maintenance yang dilakukan
berdasarkan waktu (Time Based), Predictive Maintenance lebih
menitikberatkan pada Kondisi Mesin (Condition Based).
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
Corrective Maintenance adalah Perawatan yang dilakukan
dengan cara mengidentifikasi penyebab kerusakan dan kemudian
memperbaikinya sehingga Mesin atau peralatan Produksi dapat
beroperasi normal kembali. Corrective Maintenance biasanya
dilakukan pada mesin atau peralatan produksi yan g sedang
beroperasi secara abnormal (Mesin masih dapat beroperasi tetapi
tidak optimal).

19
2.6 Info Perusahaan
2.6.1 Sejarah Singkat
PT. Bukit Pembangkit Innovative (PT. BPI) adalah perusahaan
pembangkit listrik swasta yang didirikan demi memenuhi kebutuhan
listrik di Indonesia. Visi PT. BPI sejalur dengan visi yang dicanangkan
oleh PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN), yakni visi 75-100. Di visi
75-100, PT. PLN bertekad untuk berhasil memenuhi 100 persen
kebutuhan listrik di Nusantara pada saat yang betepatan dengan Hari
Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia yang ke-75 pada tahun 2020.
Memiliki visi yang serupa, PT. BPI memiliki hubungan yang dekat dengan
PT. PLN.
Saat ini, PT. BPI sedang berada di dalam pembangungan pembangkit
listriknya yang pertama. Pembangkit listrik milik PT. BPI berlokasi di
Lahat, Sumatera Selatan. Pembangkit yang dibangu n adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara yang
nantinya akan berkapasitas 2x110 MW. Pembangkit ini akan
dipergunakan sebagai pemasok listrik untuk PT. PLN demi kelancaran
visi 75-100.
Pembangunan PLTU Banjarsari ini direncanakan untuk selesai pada
pertengahan tahun 2014, atau selambat-lambatnya pada tahun 2015.
Selesainya pembangunan PLTU Banjarsari di tahun 2014/2015 akan
menjadi milestone terbesar bagi PT. BPI dan rekan -rekannya, dan berkat
komersiliasi tenaga listrik yang dih asilkan oleh PLTU Banjarsari, PT. BPI
akan mulai mendapatkan penghasilan setelah melakukan pengeluaran
uang dan tenaga yang sangat besar.

2.6.2 Profil Perusahaan


PT. Bukit Pembangkit Innovative (BPI) adalah Perusahaan yang
didirikan khusus untuk membangun dan memiliki Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Banjarsari 2x110 MW di Kabupaten Lahat Provinsi
Sumatera Selatan.

20
BPI didirikan berdasarkan Akta Notaris Hasanal Yani Ali Amin No.063
tanggal 28 Agustus 2006 dan telah mendapatkan Pengesahaan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.: W7-
01585 HT.01.01-TH.2006 tanggal 12 Oktober 2006. Pemegang saham
BPI adalah PT. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero), Tbk. (PT BA),
PT. Pembangkitan Jawa-Bali (PJB), dan PT. Navigat Innovative
Indonesia (NII).

2.6.3 Visi, Misi, dan Nilai-Nilai Perusahaan


Visi Perusahaan adalah sebagai Produsen Listrik Swasta (”Independent
Power Producer”) yang efisien dan handal, sehingga menjadi salah satu
referensi perusahaan pembangkit listrik Nasional.

Misi BPI adalah membangun, memiliki dan mengoperasikan Pembangkit


Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang dengan bahan bakar batubara,
serta menghasilkan listrik untuk kepentingan umum dan mengelola usaha
secara efisien dan handal, sehingga memberikan Nilai Tambah yang
Optimal bagi “Stake Holders”.

Nilai-Nilai Perusahaan :
1. Kejujuran (“Honesty”)
2. Tanggung Jawab (“Responsibility”)
3. Menghargai Orang Lain (“Respect”)
4. Kerjasama (“Partnership”)
5. Berorientasi Pada Hasil (“Achievement Orientation”)

2.6.4 Kontrak - Kontrak


BPI telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau
Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT. PLN (Persero) pada
tanggal 16 Januari 2007, untuk masa perjanjian selama 30 tahun terhitung
mulai Commercial Operating Date (COD diperkirakan pada awal 2015).

21
Di luar penandatanganan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik dengan
PT. PLN, BPI juga telah menandatangani kontrak-kontrak sebagai berikut:
1. Kontrak Engineering, Procurement, Construction (EPC) PLTU dengan
China National Electric Engineering Co. Ltd (CNEEC), salah satu
kontraktor EPC PLTU terkemuka dari China.
2. Kontrak EPC Jaringan transmisi 150 kVA dari lokasi PLTU ke Gardu
Induk Lahat sepanjang + 23 km, dengan PT. Citacontrac, salah satu
kontraktor lokal yang memiliki spesialisasi pembangunan jaringan
transmisi.
3. Kontrak Pengawasan Proyek dengan Black & Veatch International
(BVI), sebuah perusahaan pengawasan proyek dalam bidang energi
kelas dunia. BVI bertugas mensupervisi para kontraktor EPC untuk
memastikan kesesuaian kualitas dan jadwal pekerjaan.
4. Perjanjian Jual Beli Batubara dengan PTBA, produsen batubara
terkemuka di Indonesia, untuk menjamin kelangsungan suplai bahan
bakar PLTU selama masa kontrak dengan PLN.
5. Perjanjian Pokok (Head of Agreement) Operasi dan Pemeliharaan
dengan PJB, anak perusahaan PLN yang memiliki dan
mengoperasikan banyak pembangkit listrik di Indonesia, untuk
menjamin operasional dan perawatan PLTU secara efektif dan efisien
selama masa kontrak dengan PLN.
6. Perjanjian Kredit dengan sindikasi yang dipimpin oleh PT. Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk.

22
2.6.5 Manajemen Perusahaan
• Komisaris
Komisaris Utama : Ir. M. Soleh Thamrin
Komisaris : Muliato, SH
Komisaris : Ir. Budi Sulistyo
• Direksi
Direktur Utama : Wibisono
Direktur Produksi dan Niaga : Ir. Ochairialdy, MM.
Direktur Umum dan Keuangan : Sri Andini

2.6.6 Alamat
• Kantor Pusat : PT. Bukit Pembangkit Innovative
Graha Surveyor Inonesia, 17th Floor, Suite 1703 Jl. Jend. Gatot
Subroto Kav. 56 Jakarta 12950, Indonesia
Telp : +62-21-521-2463, +62-21-521-2470
Fax : +62-21-521-0725
• Kantor Site & Lokasi PLTU: PT. Bukit Pembangkit Innovative, PLTU
Banjarsari
Jl. Lintas Tengah Sumatera Desa Sirah Pulau & Desa Gunung
Kembang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan, Indonesia
Telp : +62-813-6638-2392

23
2.6.7 Struktur Organisasi
PT.Bukit Ppembangkit Innovative (Site)PLTU Banjarsari

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bukit Pembangkit Innovative

24
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Perencanaan
3.1.1 Perencanaan Kerja Magang
Perencanaan merupakan awal kegiatan untuk menentukan tujuan dan
langkah-langkah yang harus dilakukan agar tujuan dapat tercapai dalam
pelaksanaan Kerja Magang :

Gambar 3.1 Flowchart Perencanaan Kerja Magang

25
Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing tahap perencanaan
pada pelaksanaan kerja magang :
a. Pengisian form surat permohonan kerja magang
Untuk membuat surat pengantar permohonan program magang diajukan
ke perusahaan yang akan ditempati dalam kerja magang, sebelumnya
harus mengisi form yang telah disediakan di jurusan, Data yang harus diisi
berupa nama, NIM, instansi(perusahaan) yang dituju, alamat
instansi(perusahaan) yang dituju, penempatan(bagian)kerja magang ,
serta periode pelaksanaan kerja magang, lalu menunggu surat tersebut
telah dibuat oleh pihak jurusan(kampus).
b. Pengiriman Surat Pengantar Permohonan Program Magang
Setelah menerima surat pengantar permohonan program magang yang
dibuat oleh pihak kampus, selanjutnya surat di dikirimkan ke perusahaan
yang dituju. Menunggu hingga konfirmasi lanjutan dari surat pengantar
permohonan program magang tersebut.
c. Menerima Surat Balasan Permohonan Kerja Magang
Setelah menerima lanjutan dari surat permohonan magang yang telah
disampaikan. Ketika perusahaan yang dituju memberikan izin untuk
magang diperusahaan tersebut. Kita mendapatkan surat balasan dari
perusahaan tersebut.
d. Pelaksanaan Kerja Magang
Melaksanaan kerja magang sesuai dengan surat pengantar dan surat Ijin
diterima kerja magang dari perusahaan yang dituju.
e. Penulisan Laporan Kerja Magang
Pembuatan laporan kerja magang dan kegiatan-kegiatan selama proses
pelaksanaan magang yang telah disahkan oleh pembimbing akademik
dan pembimbing lapangan. Selanjutnya dikeluarkannya surat telah
menyelesaikan kerja magang
f. Konsultasi Dengan Dosen Pembimbing Magang
Konsultasi bertujuan untuk mendapatkan arahan serta solusi dari
permasalahan-permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kerja
magang berlangsung. Dalam tahap ini, dapat melakukan konsultasi
dengan dosen pembimbing magang.

26
3.1.2 Lokasi Kegiatan Magang
Kantor Site & Lokasi PLTU:
PT. Bukit Pembangkit Innovative, PLTU Banjarsari
Jl. Lintas Tengah Sumatera Desa Sirah Pulau & Desa Gunung
Kembang, Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, Sumatera
Selatan, Indonesia
Telp : +62-813-6638-2392
Penempatan : Divisi Pengendalian Operasi Maintenance (OM)

Gambar 3.2 Tampak atas PLTU Banjarsari

3.1.3 Waktu Kegiatan


Kerja magang dilaksanakan selama 3 bulan pada :
Tanggal : 17 Februari 2020 – 17 Mei 2020
Jam masuk / keluar : 7.30/16.00
Dengan kerja magang 5/7 hari kerja.

27
3.2 Prosedur / Instruksi Kerja

Gambar 3.3 Flowchart Prosedur kerja


Dalam Gambar 3.1 Flowchart Prosedur kerja menjelaskan beberapa
tahapan untuk mengatur jalannya kerja magang sebagai berikut :
1. Rapat Bersama Pegawai
Perhari dalam kegiatan kerja magang mahasiswa mengikuti rapat
bersama (pegawai) tim Pengendalian OM guna mengetahui detail
kegiatan yang akan dilakukan dihari tersebut.
2. Studi Literatur
Setelah mengetahui detail kegiatan yang akan dilakukan, pembimbing
lapangan memberikan materi berupa dasar teori dan manual book
mengenai site atau objek yang akan dikunjungi.
3. Observasi Lapangan
Pada tahap ini pembimbing lapangan mendampingi mahasiswa kerja
magang menuju lokasi yang sudah ditentukan, dengan mematuhi
prosedur K3. Setiap kegiatan yang dilakukan dilapangan mahasiswa
kerja magang diwajibkan memakai alat pelindung diri (APD) sebagai
berikut:

28
a. Sepatu safety
b. Helm safety
c. Earplug (bila diperlukan)
d. Kacamata safety (bila diperlukan)
e. Masker (bila diperlukan)
f. Sarung tangan (bila diperlukan)
Adapun alat-alat penunjang kegiatan kerja magang sebagai berikut:
a. Alat tulis
b. Alat dokumentasi gambar
c. Modul mengenai objek
Mahasiswa kerja magang dapat melakukan tanya jawab kepada
pembimbing lapangan jika ada pertanyaan yang diajukan tentang objek
yang sedang diamati dan mengambil dokumentasi berupa gambar.
4. Diskusi Bersama Pembimbing Lapangan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk melakukan review kegiatan observasi
lapangan yang telah dilakukan sebelumnya. Pembimbing lapangan akan
memberikan pertanyaan kepada mahasiswa kerja magang dan mahasiswa
kerja magang juga dapat mengajukan pertanyaan jika masih ada hal yang
kurang jelas terkait objek yang dikunjungi, bila diperlukan mahasiswa kerja
magang dapat mempresentasikan hasil pengamatan yang telah
didapatkan.

3.3 Pelaksanaan Kerja Magang

Penulis telah melakukan kegiatan–kegiatan yang telah dijelaskan dalam


tabel. Berikut adalah tabel Laporan Kegiatan Pelaksanaan Harian Kerja
Magang :
Tabel 3.1 Pelaksanaan Magang Minggu Pertama
NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto Kegiatan
1 Senin, Pengenalan strukur organisasi,
17/2/2020 sistem kerja, pembagian jobdesk

29
2 Selasa, Pengenalan secara umum PLTU
18/2/2020 Banjarsari, kunjungan ke setiap
objek PLTU
3 Rabu, Belum ada instruksi
19/2/2020
4 Kamis, Izin Tidak Bisa Hadir Kerja
20/2/2020 magang dikarenakan Terkendala
Transfortasi
5 Jumat, Belum ada instruksi
21/2/2020

Tabel 3.2 Pelaksanaan Magang Minggu Kedua


NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto
1 Senin, Studi literatur, pembimbing
24/2/2020 lapangan memberikan teori dan
materi water treatment plant
(RWTP) dan water treatment
plant (WTP) PLTU Banjarsari
2 Selasa, Libur Nasional
25/2/2020 Tahun Baru Imlek
3 Rabu, Pengenalan sistem river water
26/2/2020 treatment plant (RWTP),
mengunjungi

4 Kamis, Pengenalan sistem water


27/2/2020 treatment plant (WTP)

30
5 Jumat, Diruangan (izin melakukan
28/2/2020 pendaftaran magang dan skripsi)

Tabel 3.3 Pelaksanaan Magang Minggu Ketiga


NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto Kegiatan
1 Senin, Briefing sebelum masuk ke
2/3/ 2020 wearhouse Turbin,
pembimbing magang
menjelaskan peraturan yang
harus dipatuhi di area kerja

2 Selasa, Pengenalan Boiler, masuk


3/3/2020 kedalam ruang furnace
sekaligus inspeksi mengenai
pemeliharaan boiler

3 Rabu, Diruangan Studi literatur


4/3/2020 mengenai Turbin
4 Kamis, Pengenalan Turbin sekaligus
5/3/2020 me-monitoring pengangkatan
upper case turbin

31
5 Jumat, Managemen Gudang dan
6/3/2020 pendataan sparepart PLTU
(Gudang PJBS)

Tabel 3.4 Pelaksanaan Magang Minggu Keempat


NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto Kegiatan
1 Senin, Kunjungan Bersama
9/3/2020 Pembimbing lapangan,

2 Selasa, Mengunjungi Site central


10/3/2020 control room (CCR)

3 Rabu, Mengamati proses cleaning


11/3/2020 kondensor dengan
menggunakan water jet

4 Kamis, Izin (sakit) tidak bisa hadir


12/3/2020 Kerja magang,
5 Jumat, Izin (sakit) tidak bisa hadir
13/3/2020 Kerja magang,

32
Tabel 3.5 Pelaksanaan Magang Minggu Kelima
NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto Kegiatan
1 Senin, Studi literatur mengenai judul skripsi
16/3/2020
2 Selasa, Studi LIteratur mengenai judul
17/3/2020 skripsi
3 Rabu, Diskusi Bersama Manager
18/3/2020 Pengendalian O&M, membahas
judul Skripsi yang akan diambil
4 Kamis, Pemilihan saran judul Skripsi oleh
19/3/2020 Manager Pengendalian O&M
5 Jumat, Diruangan Mengerjakan Proposal
20/3/2020 Skripsi

Tabel 3.6 Pelaksanaan Magang Minggu Keenam


NO Hari/Tanggal Kegiatan yang dilakukan Foto Kegiatan
1 Senin, Izin Mengerjakan proposal Skripsi
23/3/2020
2 Selasa, Diruangan Mengurus Surat
24/3/2020 Internship From home (covid-19)
3 Rabu Libur Nasional
25/3/2020 Hari Raya Nyepi

4 26/3/2020 – Internship From Home (IFH)


17/5/2020 COVID - 19

3.4 Peluang dan Kendala yang dihadapi


Saat melaksanakan kerja magang di PLTU Banjarsari ada beberapa
peluang yang didapat yaitu sebagai berikut:
1. Mahasiswa Kerja magang diizinkan untuk berinteraksi langsung
dengan para pegawai di PLTU Banjarsari untuk berkonsultasi.
2. Memperoleh data-data dari PLTU Banjarsari guna kepentingan
menyelesaikan Pendidikan.

33
Adapun Kendala yang dihadapi saat menyelesaikan kerja magang yaitu:
1. Adanya Pandemi COVID-19 yang mengharuskan mahasiswa kerja
magang menyelesaikan dan membuat laporan kerja magang melalui
daring(online).

34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan
Dibutuhkan sebuah perencanaan sebelum melakukan pekerjaan, ada
tahap- tahap yang perlu dicapai guna membuat sebuah perencanaan
sebagai berikut:

Gambar 4.1 Inspeksi Lapangan Pertama


Inspeksi lapangan atau biasa disebut survei lapangan dilakukan untuk
melihat permasalahan yang terjadi, faktor teknis,ekonomis, fungsional dan
ketentuan standar ,lalu diambil kesimpulan dan menentukan pekerjaan apa
yang perlu dilakukan. Pada tahap ini PT. Bukit Pembangkit Innovative dan
berkonsultasi dengan PT. PJB Services mengenai permasalahan yang
terjadi, setelah itu PT. PJB Services melakukan riset terhadap benda kerja
dan memberikan laporan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan pada
objek tersebut.

35
Gambar 4.2 Inspeksi Lapangan Kedua
Inspeksi lapangan kedua dilakukan bersama pihak penyedia jasa, tahap ini
dilakukan untuk melihat seberapa besar pekerjaan yang akan dilakukan, dengan
kata lain ini adalah budgeting sebuah pekerjaan,

4.2 Pengerjaan

Pengerjaan dilakukan oleh pihak penyedia jasa,Gambar 4.3 menunjukkan


sketsa yang akan dikerjakan,

Gambar 4.3 Mapping Area Refractory Work


Gambar diatas didesain oleh pihak penyedia jasa yang merupakan hasil diskusi
setelah melakukan inspeksi objek kerja, gambar teknik digunakan sebagai
dasar pekerjaan yang akan dilakukan.

36
Gambar 4.4 Proses pengerjaan refraktori
Pengerjaan dilakukan oleh pihak penyedia jasa, refraktori yang sudah dibuat
berdasarkan perbandingan campuran (peruntukan temperature tinggi), alat- alat
yang dipakai pun sederhana seperti pengerjaan konstruksi bangunan, namun
dikarenakan tempat kerja adalah tempat yang sulit dijangkau, seperti halnya
mesin pengaduk refraktori(molen) memerlukan selang yang sangat pangjang
untuk menindah kan dari mesin pengaduk refraktori ke dalam ruang furnace,
lama waktu pengeringan setelah instalasi refraktori minimal 36 jam secara
alami, setelahnya dilakukan pemanasan dengan memberi temperature 150
derajat Celsius selama 12-24 jam, pada tahap ini tidak diharuskan tidak terjadi
penurunan suhu karena tahap ini menentukan kualitas refraktori, setelahnya
meningkatkan suhu 23-30 derajat Celsius setiap jamnya hingga mencapai 350
derajat Celsius dan ditahan pada suhu tersebut selama 5 jam, selanjutnya
menaikkan suhu 40-50 derajat Celsius hingga mencapai temperature
operasional, maka boiler dapat diopersikan sebagai mana biasanya.

37
Gambar 4.5 Pengecekan Hasil Kerja
Adapun pengecekan hasil kerja dilakukan untuk melihat hasil yang sudah
dikerjakan, apakah perlu dilakukan penambahan atau pengurangan pekerjaan,
melihat secara detail apabila ada pekerjaan yang gagal

4.3 Evaluasi
Evaluasi dilakukan setelah selesai pengerjaan, dimana proses ini
mencakup semua kegiatan yang telah dilaksanakan, mulai dari kemajuan
suatu kegiatan, pencapaian suatu kegiatan terhadap tujuan awal dan
langkah yang akan diambil dimasa mendatang

38
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan
Setelah menyelesakan kerja magang dan pengamatan secara langsung
dengan observasi lapangan serta berdiskusi dengan pembimbing lapangan
mengenai pemasangan ulang refraktori boiler:
1. Scope kerja Divisi Pengendalian O&M PT.Bukit Pembangkit
Innovative adalah me-monitoring, mengevaluasi dan pengambil
keputusan terhadap semua yang berhubungan dengan Operation &
Maintenance PLTU Banjarsari
2. Pemasangan ulang refractory pada boiler dilakukan guna
mengembalikan performa kinerja boiler.

5.2 Saran

1. Guna meningkatkan kinerja komponen PLTU lakukan penggantian


sparepart yang memiliki kualitas lebih baik dibanding sparepart OEM
(Original Equipment Manufacturer)
2. Guna meningkatkan kinerja perlu memperbaiki sistem kerja SDM dan
peraturan yang berlaku

39
DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, D, Pembangkitan Energi Listrik. Politeknik Negeri Sriwijaya, 2006


Hancock, J. D, Practical Refractories, Cartworth Industries, 1988
Pranowo, Ignatius Deradjad, Sistem dan Managemen Pemeliharaan
(Maintenance: System and Management), Deepublish, 2019
E-book PT. Bukit Pembangkit Innovative, 2015

40
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Konfirmasi Permohonan Magang

41
Lampiran 2 Lembar Rencana Pelaksanaan Kerja Magang

42
Lampiran 3 Lembar Absensi Kerja Magang -1

43
Lampiran 4 Lembar Absensi Kerja Magang -2

44
Lampiran 5 Lembar Keterangan Selesai Magang

45
Lampiran 6 Lembar Nilai Pembimbing Lapangan

46

Anda mungkin juga menyukai