BAB I
PERALATAN PLTU
Pembangkit listrik tenaga uap (Steam power plant) memiliki peralatan pembangkit
guna memproduksi uap sehingga menghasilkan tenaga listrik. Selain itu juga memiliki
peralatan untuk perawatan yang berpungsi merawat dan mereparasi peralatan produksi agar
dapat berfungsi dan beroperasi sesuai dengan yang diinginkan.
Siklus PLTU Lengkap
1. Peralatan Utama
1.1. Boiler
Boiler adalah alat untuk memproduksi uap, prinsip kerjanya adalah dengan pemberian panas
dalam boiler sehingga air dalam boiler berubah menjadi uap yang ditampung di dalam boiler
drum. Kemudian uap ini dipanaskan lebih lanjut oleh superheatter menjadi uap kering dan
akhirnya digunakan untuk memutar turbin.
Boiler yang digunakan pada instalasi adalah adalah jenis ketel pipa air yang
dilengkapi dengan ekonomizer, steam drum, super heater, dan saluran gas untuk pembakaran.
Pembakaran dilakukan secara bertahap, pertama dengan menggunakan bahan bakar
HSD (minyak no.2 = solar) dengan memakai injektor, yang merupakan pembakaran awal
sebelum pembakaran sebenarnya. Setelah mencapai temperatur tertentu bahanbakar diganti
dengan residu (minyak no .6) dengan mempergunakan Main Burner. Pembakaran dilakukan
dengan sistem pengabutan udara dimana pengabutan dilakukan dengan tekanan udara.
Air pengisi ketel yang berasal dari air laut yang telah dimurnikan terlebih dahulu baik
secara fisik maupun secara kimia. Air yang aru dimurnikan ditampung dalam Dewin water
Tank kemudian baru dipompakan ke dalam ketel sesuai dengan kebutuhan.
Pembuatan air murni didapatkan dengan cara :
1. Dengan Flash Evaporator
Di sini air murni didapatkan dari air tawar/ sumur yang dipanaskan oleh panas dari
uap ketel, kemudian uap hasil pemanasan ini diembunkan kembali dengan menggunakan
air laut sebagai media pendingin.
2. Dengan Desalination Evaporator
Air murni dihasilkan dari air laut yang dipanaskan menggunakan media pemanas dari
uap ketel, kemudian yang dihasilkan ini diembunkan dengan air laut sebagai media
pendinginnya. Air murni yang dihasilkan oleh flash evaporator dan desalination
evaporator ini ditampung didalam tangki ( Make Up Water Tank ).
3. Demin Plant
Demin plant adalah pemurnian air dari make up water tank dengan Demineralizer,
kemudian hasil dari proses ini akan ditampung dalam Demin Water Tank, lalu
dipompakan ke ketel.
1.2. Turbin
Turbin merupakan mesin rotary yang diputar oleh fluida kerja (uap) sehingga akan
memutar generator yang di kopel langsung pada turbin. Ketika berputar dengan perantaraan
kopling generator ikut berputar, setelah mencapai putaran 3000 rpm (putaran permenit)
dengan penguatan Brushless Exiter generator akan menghasilkan tenaga listrik dengan
tegangan 18 kv dan 11,5 kv. Dengan menggunakan trafo tegangan dinaikan menjadi 150 kv
dan 37,5 kv.
Tujuan menaikan tegangan ini adalah untuk mengurangi kerugian tegangan dalam
tranmisi.
1.3. Kondensor
Kondensor yang berfungsi untuk mengkondensasikan uap menjadi air kembali. Uap
yang keluar dari turbin terlebih dahulu dibuat vakum (70 mmhg). Air pendingin (Cooling
water) berasal dari air laut yang dipompakan langsung oleh cirlating water pump. Air hasil
kondensasi ditampung dalam bak penampung (hot well condenser), Kemudian dengan
melalui daerator dipompakan kembali ke ketel.
Jadi dilihat dari urutan di atas seoalah – olah instalasi PLTU tidak membutuhkan air
penambah lagi, karena memiliki siklus tertutup ddimana air yang dipanaskan menjadi uap
setelah dipakai untuk memutar turbin uap ini dikondensasikan kembali menjadi air dan
seterusnya dikembalikan lagi ke ketel. Tetapi sebenarnya masih memerlukan air penambah
untuk ketel untuk mengganti kehilangan air yang disebabkan oleh adanya kebocoran –
kebocoran atau karena sengaja dihilangkan untuk membuang gas oksigen dan partikel –
partikel yang dapat merusak material.
1.2.1.2. Ekonomizer
-pembuat : Foster wheeler Co. USA.
-Luas permukaan pemanasan efektif : 1259 m2
1.2.1.8. Turbin
-Pembuat :General Electrik
-tipe :Single flow, non reheat Condensing
-Kapasitas :50 MW
-Temperatur uap masuk :5100C
-kecepatan putaran :3000 rpm
-Tekanan masuk :91,4 kg/cm2
-Tekanan keluar :83 mm Hg abs
1.2.1.9. Generator
-Pembuat : General Electrik
-Karakteristik Votage Listrik :11.500 volt, 3phasa, 50 hz
-putaran :3000 rpm.
-Kapasitas pada tekanan : 30 psi H2 : 62.500 KVA
: 15 psi H2 :57.500KVA
: 0,5 psi H2 :53.750KVA
1.2.1.10. Kondenser
-Pembuat :South Western Engineering Compony.
-Tipe :Single pass devided, shell and tube
-Luas permukaan pipa efektif : 2322,2 m2
-Ukuran pipa :25,4 mm (D) x 9,7 M (pjg)
-Tipe dan jumlah pipa
Almunium-Brass :2.884 batang
70-30 Cu-Ni :126 batang.
Total :3010 batang
1.2.1.11. Air Ejector
-Tipe :Single Element, single stage.
-Kapasitas :0,28m2/mnt udara dan uap.
Pada 220C, tekanan 254,4 mmHg
-Bahan :18-8 stainless steel
-Tekanan design :19,7 kg/cm2
-Temperatur masuk :42,60C
-Capasitas Aliran Uap :0,333 Mt/jam
1.2.1.14. Daerating
-Pembuat :Chicago Heater Company
-Tipe :Horizontal Spray-Troy tipe
-Cara Pendinginan :Spray type
-Jumlah Flow keluar :277 mt/jam
-Aliran uap :19,3 mt/jam
Flow kondenser :258 mt/jam
-Volume penyimpanan :37.850 liter
2.4.1 Unit 3
2.4.1.1 Boiler
-Pembuat :Riley Mitsui, Japan
-tipe :ISR (Integreted Superheater and Reheater)
-kapasitas uap :675 ton/jam
-Temperatur
Superheater :5400C
Reheater :5400C
-Tekanan
Superheater :131 kg/cm2
Reheater :37 kg/cm2
-Bahan bakar :residu (minyak no.6)
3.6.2.2. Ekonomizer
-Luas permukaan pemanasan :7997 m2
-Tekanan :63,5 mm Hg
-Temperatur :242 0F
-Bahan :SA-178C
3. Peralatan Perawatan
Peralatan perawatan adalah peralatan yang mendukung proses produksi agar peralatan
utama dapat beroperasi secara baik dan jika terjadi kerusakan akan membantu memperbaiki
peralatan yang rusak dan mengurangi kehilngan waktu operasi. Peralatan untuk perawatan
berupa antara lain :
1. peralatan bengkel
2. peralatan kontrol (instrumen)
1.7.1. Peralatan Bengkel
Peralatan bengkel berpungsi untuk mempeprbaiki (mereparasi) peralatan-peralatan
yang rusak. Membuat dan menyediakan komponen yang tidak terdapat di pasaran.
1.7.1.1. Peralatan Bengkel Mesin
Peralatan bengkel mesin terdiri dari :
- Mesin bubut (3 unit)
- Mesin bor stasioner dan mesin bor listrik
- Mesin las
- Crane yang terdapat pada ruangan turbin (2 unit) yang digunakan untuk perawatan
turbin
- Dan peralatan bengkel lainya,yang berupa kunci-kuunci pas, dan lain sebagainya.
1.7.1.2. Bengkel listrik
Bengkel listrik menyediakan peraltan yang berhubungan dengan listrik baik untuk
pembangkitan maupun untuk jaringannya
Pada dasarnya masalah perawatan sudah timbul sejak saat pemilihan instalasi atau
suatu yang diproduksi. Hal ini disebabkan karena perawatan hanya dapat dilakukan dengan
baik dan benar sekurang kurangnya telah dipahami prinsip kerja dan karakteristiknya,
sehingga dapat memperkirakan bahan dan energi yang digunakannya jumlah, klasifikasi
operator yang menanganinya.
Adapun jenis-jenis maintenance (perawatan) yang dapat dilakukan pada suatu
instalasi, adalah:
- Break Down Maintenance
- Time Based Maintenance
- Rowtine Maintenance
- On-Condition Maintenance
- Corective maintenance
3.1. Umum
Sebelum pelaksanaan perawatan perlu terlebih dahulu di ketahui kerusakan-kerusakan
yang akan terjadi pada peralatan yang digunakan serta penyebab-penyebbnya. Pada
umumnya kerusakan peralatan mesin atau komponen-komponen disebabkan oleh antara lain
korosi, kelelahan, kepanasan, keausan kebocoran, overload (pembebanan melebihi batas),
pengotoran, vibrasi, dan sebagainya.
Kerusakan-kerusakan mesin ini dapat mengakibatkan terhentinya produksi atau
paliing tidak menurunkan efisiensi kerja. Untuk menanggulangi kerusakan ini atau
mengurangi dan jika perlu meniadakannya dengan jalan merawat peralatan tersebut dengan
sistim yang baik bagi peralatan tersebut.
Dalam perawatan suatu mesin perlu diketahui faktor-faktorvperawatan mesin
diantaranya karakteristik, kontruksi, dan filsafat perancangan, funsi dan kegunaan, bahan dan
fluida kerja yang dipergunakan, energi yang dipakai, serta biaya perawatan mesin tersebut.
3.2. Kerusakan-Kerusakan
Kerusakan-kerusakan yang sering dialami pada instlasi PLTU Sektor semarang antara
lain :
1. Korosi
2. Kebocoran
3. Pengotoran
4. Vibrasi (getaran)
5. Keausan
6. Kepanasan
3.2.1. Korosi
Korosi adalah peristiwa pengikisan pengrusakan material karena bereaksinya dengan
lingkungan sekitarnya, lngkungan ini dapat berupa cair, udara (gas) maupun pada
material padat. Umumnya material yang terkena korosi adalah material yang berasal
dari logam.
Jenis-jenis korosi ada dua jenis, yaitu :
1. Korosi basah.
Yaitu korosi yang terjadi bila logam berada pada zat cair.
Contoh : Besi (steel) yang berada dalam air.
2. Korosi kering
Yaitu korosi yang terjadi bila logam berada pada lingkungan yang tidak mengandung
air atau berada pada lingkungan yang temperaturnya berada di atas titik embunnya.
Contoh : besi (steel) yang berada dalam gas asap (gas buang).
Proses terjadinya korosi dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut. Bahan yang
memiliki elektroda positif (+) yang memiliki sifat katalis (menyerap ion negatif) seperti :
emas, oksigen, hidrogen, dll, bereaksi dengan bahan yang memiliki elektroda negatif (-) yang
memiliki sifat anodic (melepas ion) seperti :seng (Zn), ferrow, magnesium (Mg), dll.
Contoh reaksi korosi besi yang berada di air :
Air yang bersifat katodic, maka reaksinya :
2H2O O2 + 2H2
2O2+2H2+4e 4OH-
Reaksi dari logam ferrow yang bersifat anodic :
Fe Fe2+ + 2e
Reaksi proses korosi pada logam Fe ;
2Fe2+ + 4OH- 2Fe (OH)2
Komponen- komponen intasli PLTU yang terdiri dari ber macam bahan segagian
besar terbuat dari bermacam macam bahan yang sebagian besar terbuat dari baja (logam) dan
banyak berhubungan dengan fluida kerja yang mengandung oksigen dan hidrogen, sehingga
kemungkinan terjadinya korosi sangat besar . korosi umumnya terjadi pada material yang
berhubungan langsung dengan air laut, karena air laut bersifat korosif, seperti pipa-pipa air
dan bahan bakar.
Selain itu korosi terjadi juga pada daerah-daerah yang mengandung oksigen rendah,
seperti pada daerah-daerah yang mengandung oksigen rendah, seperti pada daerah dimana
terdapat retak-retak, di sela-sela pipa atau dekat sambungan dan daerah yang tertutup kotoran.
Daerah seperti ini cenderung bersifat anadic sehingga akan lebih cepat terjadi karena
disebabkan karena pada daerah yang banyak oksigen memerlukan banyak elektron untuk
reaksi katodicnya, dimana kebutuhan elektron diambil dari daerah yang bersifat anodic. Maka
dapat disimpulkan bahwa daerah-daerah yang bersifat anodic yaitu daerah yang mengandung
oksigen lebih rendah akan menyerahkan elektronya ke tempat-tempat yang kaya akan
oksigen, akibatnya daerah yang kekurangan oksigen akan mengalami korosi.
Kejadian korosi tak dapat di hindarkan namun demikian kita harus berusaha untuk
mencegah dan mengurangi terjadinya korosi tersebut. Cara-cara untuk mencegah terjadinya
korosi antara lain :
Cara lain adalah dengan mensuplay elektron pada logam yang di lindungi dengan
menggunakan tegangan terpasang dari luar. ssumber tegangan dari arus searah yang kecil
cukup mampu menghasilkan elektron sedemekian sehingga bahan menjadi katoda.
5.2.2. Kebocoran
Pada instalasi PLTU peristiwa kebocoran sangat memungkinkan sekali karena pada
instalasi ini memiliki fluida kerja yang bertekanan dan temperatur tinggi memiliki aliran
massa yang besar.
Kebocoran terjadi pada daerah – daerah kritis yaitu pada daerah yang memiliki
konsentrasi tegangan yang lebih besar dari daerah lainnya, seperti pada sambungan pipa, pada
peralatan yang mengalami temperatur tinggi ( boiler dengan peralatan penghasil uap lainnya
), serta peralatan lainnya yang mempunyai fluida kerja cair.
Untuk mencegah terjadinya kebocoran ini yaitu dengan cara mengurangi terjadinya
sambungan-sambungan, membuat komponen yang tahan ter hadap tekanan dan temperatur
yang tinggi. Sedangkan untuk menanggulanginya hanyalah dengan cara melas atau
mengganti komponen yang rusak tersebut.
5.2.3. Pengotoran
Pada instalasi PLTU pengotoran terjadi pengotoran terjadi pada setiap peralatan.
Pengotoran oleh debu dapat terdebu dapat terbuka dan kering, sedangkan pengotoran oleh
benda-benda lainnya seperti lumpur, sampah berasal dari air laut, seperti pada boiler dan
kondenser.
Kondenser sering terjadi pengotoran berasal dari pendinganan yang melewati pipa-
pipa (tube) yang berasal langsung dari laut yang memiliki tingkat pengotoran yang tinggi
karena air laut terdiri dari berbagai macam benda yang bercampur didalamnya. Pengotoran
yang terjadi pada tube merupakan faktor yang besar dalam menentukan performance
kondenser karena menyangkut jumlah panas yang ditransfer dari uap keluaran turbin ke air
pendingin. Bila tidak terjadi pengotoran akan meningkatkan performance kondenser dan
secara keseluruhan akan menaikan performance dari Steam Power Plant tersebut.
Tejadinya getaran pada suatu mesin merupakan peristiwa yang tak diinginkan , karena
akibat dari getaran ini dapat menimbulkan antara lain : kendurnya baut – baut pengikat,
tumbukan antara bagian – bagian mesin dan dapat menimbulkan beban yang berlebihan.
Untuk mengatasi atau mencegah dan mengurangi terjadinya getaran di perlukan perawatan
dan reparasi secara baik dan kontinyu pada mesin tersebut.
Getaran umumnya terjadi pada mesin – mesin berputar ( rotari ) seperti turbin ,
pompa, dll. Selain itu terjadi juga pada mesin – mesin yang mendapat tumbukan oleh fluida
kerja yang mempunyai tekanan dan temperatur besar.
Adapun getaran itu sendiri merupakan gerakan yang periodik dari suatu massa ( benda
) ke kanan – ke kiri/ ke atas – ke bawah terhadap titik netralnya. Getaran dapat berupa getaran
harmonis yaitu getaran yang terjadi tampa mendapat gesekan sehingga benda akan tergetar
terus menerus. Getaran teredam adalah getaran yang mendapat gaya gesekan sehingga benda
akan terhenti bergetar.
Dalam suatu mesin umumnya merupakan getaran teredam dan dapat disimpulkan
bahwa terjadinya getaran pada mesin sebenarnya disebabkan karena adanya gaya yang
bekerja secara siklik.
Untuk mencegah getaran debgan memantau ( memonitor ) getaran yang terjadi pada
mesin itu sendiri secara kontinyu, kemudian menganalisa data yang ada, jika terdapat
kejanggalan perlu diambil tindakan lebih lanjut guna mengamankan mesin tersebut. Selain itu
pemantauan dapat juga dilakukan secara periodik, yaitu pemantauan yang dilakukan dengan
mengukur besarnya getaran pada suatu mesin secara periodik dengan mengambil sample
data.
Alat – alat pengukur getaran antara lain :
1. Shack Pule Meter
Fungsinya untuk mendeteksi kerusakan/ kondisi Ball Bearing
2. Vibration Signature Analyzer dan Digital Vector Filter ( DVF 0
3. FT Real Time Spectrum Analyzer
Fungsinya melakukan analisa spektrum dan bunyi
4. PMC-208 Vibration Analyzer/ Balancer
Fungsinya untuk menganalisa getaran/balancer
5. TK-8 Portable Analyzer
Fungsinya melakukan pengukuran dan analisa getaran.
6. X-Y Recoder Model 7046A
Fungsinya untuk membuat grafik.
7. Panel Monitoring Vibration dengan Digital Technometer
Fungsinya mengukur getaran dari Shaft.
5.2.5. Keausan
Keausan adalah peristiwa pengikisa oleh material yang bersifat Abrasive, sehingga
lama kelamaan material akan menipis. Keausan sering terjadi pada komponen yang
mengalami gesekan, baik terjadi antara komponen lainnya atau antara material dengan fluida
kerja yang memiliki kecepatan tinggi.
Contohnya terjadi antara poros dengan bantalan, pergerakan antara fluida kerja ( air,
uap ) yang bergerak dengan cepat dan dinding –dinding pipa.
Dengan adanya gesekan antara poros dan bantalan, lama kelamaan Clearence akan
membesae sehingga terjadi Un – Balance terhadap putaran dan akhirnya akan meningkatkan
getaran pada mesin.
Pada fluida yang bergerak maka akan terjadi gesekan antara partikel fluida kerja yang
bergerak yang mengikis material secara kontinyu sehingga dinding –dinding pipa akan
menipis, akibat penipisan ini akan terjadi perbedaan konsentrasi tegangan maka akan terjadi
kerusakan lebih lanjut, seperti keretakan, patah, kebocoran atau kerusakan lainnya.
Pencegahan terjadinya keausan ini antara lain dengan pelumasan yang baik terhadap
komponen – komponen yang bergesekan serta menggunakan bahan yang tahan terhadap
keausan yaitu bahan- bahan yang keras.
5.2.6. Pepanasan
Kerusakan oleh kepanasan sangat memungkinkan terjadinya pada instalasi PLTU,
karena memiliki temperatur fluida kerja yang tinggi. Kerusakan oleh kepanasan ini sering
dialami oleh peralatan unit steam generator karena peralatan ini berhubungan langsung
dengan pembakaran yang merupakan energi utama ( awal ) dari instalasi PLTU.
Pencegahan akibat kerusakan ini dengan menggunakan material yang tahan terhadap
temperatur tinggi, cara lain adalah dengan menggunakan suatu lapisan pelindung pada
permukaan material, seperti melapisi material dengan lapisan keramik yang tahan terhadap
temperatur tinggi.
Metode ini dilakukan terhadap mesin – mesin boiler, pompa, kondenser dan
terhadap pipa – pipa sirkulasi.
Dengan menggunakan katodic protection yaitu dengan mensuplai elektron
kepada logam yang di lindungi dengan menggunakan power suplay.
2.3 Saring dan pipa penguap wall Bersihkan dinding atau pipa-pipa,
tube, pipa tungku dwuencomer, dari kerak yang menempel dan
riser pada dru uap atau air lakuakan pemeriksaan
Periksa dan pelihara plat-plat pemisah
dan penyanggah
Ukur diameter luar pipa disekitar
burner
Potong beberapa pipa, periksa sisi
dalamnya
2.4 Super haeter
2.4.1 pipa super heater Periksa dan bersihkan abu/kotoran
serta kerak yang menempel pada pipa
Periksa dan pelihara plat-plat pemisah
dan penyanggah
Potong beberapa pipa, periksa sisi
dalamnya
2.4.2 header (penampung) Periksa bagian-bagian dalam
sambungan plat
2.5 Ketel
Periksa dan ganti paking katub-katub
bertekanan tinggi dan katup lainnya
Periksa keretakan-keretakan,
perubahan bentuk, korosi dan batu-
batu tahan api pada atap dan dinding
luar ketel
Lakuakn test hydrostatis untuk
kebocoran dengan pompa pengisi
ketel
3. Sistim udara dan pembakar Lakukan pembersihan dengan larutan
asam pada seluruh bagian ketel
4.2 Nozel
Sama dengan 4.1
a. Rotor
b. Peringanan rotor
c. Permukaan sudut dan
dudukannya
d. Keadaan kedudukan pemberat (
balance weight )
e. Prapat labirin
4.4 Bantalan
Mengelurkan seluruh bantalan dan
melakukan pemeliharaan dan
pemeriksaan bagian – bagian yang
mendapatkan tekanan
5 kondensor
5.1 kondensor
Pemeriksaan dan pemeliharaan water
book dengan membuka manhole,
pembersihan pipa kondensor
Pengetasan kebocoran
5.2 Peralatan pembersih
Pemeriksaan peralatan pembersih
seperti bola pembersih, sistim
pembersi aliran balik dan sitim
5.3 Ejektor pembersi secara
Masalah 2 : kebocoran pada air preheat coil yang di sebabkan pada bahan korosit dan
abrasif
Turbin
Masalah : sering terjadi penurunan tekan pada vakum condenser yang
mengakibatkan:
- Kotornya air pendingin
- Kumpulan kotoran menempel pad apipa air pendingin kondensor
3.6.2. Unit 3
Ketel
Masalah : gangguan pada sistim kebakaran, dimana frekuensi gangguan saat star
masih tinggi di sebabakan karena adanya pada ignitor gun.
Turbin
Masalah : menurunya kemampuan akibat sudu – sudu tetap dan sudu – sudu jalan
HP dan IP karena korosi.
PLTU telah melaksanakan over hool terhadap masing – masing unit, seperti terlihat di
bawah ini:
Unit No Perioda Jam kerja Produksi Pemakain Jenis over hool
(jam ) ( MWH ) BBM
(Liter)
I 1 25-9-78 - - - Mulai beroperasi
Di akhir laporan ini setelah melaksanakan kerja praktek selama hampir tiga bulan di
PLTU Tambak Lorok Semarang, berdasarkan pengamatan – pengamatan di lapangan,
petunjuk – petunjuk karyawan PLTU semarang dan literatur yang ada. Pada akhir laporan ini
praktikan mengambil beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan laporan ini, beberapa
kesimpulan tersebut antara lain:
1. Dalam suatu instalasi pemeliharaan/maentenance merupakan hal yang mutlak ada dan
harus di laksanakan dengan baik dan tepat. Dengan merawat mesin –mesin yang ada
akan mengurangi biaya investasi untuk membeli mesin – mesin baru. Apalagi pada
saat ini dalam era tegnologi maju memiliki peralatan yang canggih dan tentunya
memiliki harga yang mahal `untuk merawat dan memilihara peralatan yang canggih
dan mahal ini agar dapat dioperasikan secara maksimal sesuai kemampuannya maka
dibutuhkan pula peralatan kontrol yang canggih serta keterampilan dan kecakapan
operator yang tinggi agar dapat mengoperasikan peralatan tersebut. Denagn adanya
peralatan kontrol yang canggih akan memudahkan operator serta akan menjaga ke
amanan dan keselamatan instalasi dan lingkungannya.
2. PLTU Tambak Lorok Semarang dalam merawat dan memelihara peralatan telah
menerapkan metode predictive maintenance. Hal ini terlihat dari melaksanakan
perwatan yang telah terjadwal. Perawatan yang merupakan perpaduan antara
permanent monitoring dan On – condition maintenance pelaksanaan permanent
monitoring yaitu dengan menggunakan peralatan – peralatan kontrol yang baik, yang
dapat memberi peringatan yang lebih dini jika terjadi kerusakan. Sedangkan
pelaksanaan On – condition maintenance adalah dengan mendeteksi kesalahan yang
terjadi, kemudian menganalisa dan akhirnya baru mengambil tindakan yang sesuai
terhadap kerusakan tersebut
3. Penyebab – penyebab kerusakan pada instalasi PLTU antara lain:
- Korosi
- Pengotoran
- Getaran
- Kepanasan
- Kebocoran keausan
- Kesalahan perencanaan
- Kesalahan pembuatan
- Kesalahan pemasangan
4. Jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen diusahakan tidak mengakibatkan
kerusakan terhadap komponen lainnya ( kerusakan skunder ) atau tidak
mengakibatkan cedera pada karyawan/operator dengan mengganti komponen yang
rusak tersebut secepatnya. Jika terjadi kerusakan yang tak dapat di hindari diusahakan
tidak menyebabkan dwontime terlalu lama. Peralatan yang memiliki risiko kerusakan
yang tak dapat dihin dari harus di pantau dan dimonitor secara kontinyu agar dapat di
ketahui gejala – gejala kerusakan lebih awal yang akan terjadi dan segera
mempersiapkan suku cadang dan tenaga secukupnya agar dwontime tidak terlalu
lama. Kerusakan yang tek dapat di hindari ini umunya terjadi pada unit turbin seperti
korosi, keausan, getaran/bunyi dll.
5. Kesulitan dalam melaksanakan perawatan instalasi PLTU adalah jika terjadi
kerusakan – kerusakan yang tidak dapat di deteksi oleh alat monitor sehingga harus di
lakukan pengujian pada tiap –tiap bagian instalasi yang memakan waktu yang lama
untuk menemukan kerusakan tersebut sehingga akan mengurangi efesiensi kerja
mesin.
Selain itu karena masih kurang pengetahuannya dan tegnologi serta tenaga ahli dalam
negri untuk membuat dan merawat peralatan instalasi PLTU yang berkapasitas besar
sehibgga harus didatangkan dari luar negri yang memkan biaya yang besar. Untuk
menanggulangi hal tersebut harus diciptakan proses alih teknologi sehingga secara
berangsur – berangsur kita dapat merawat secara keseluruhannya dari peralatan PLTU
sehingga akan mengurangi biaya perawatan.