Coal feeder yang digunakan di PLTU UP Suralaya unit 5-7 merupakan jenis
gravimetric, jumlah aliran baru bara dihitung berdasarkan beratnya batu bara per
jarak area pengukuran dan kecepatan putaran motor penggerak. Berat batu bara
dibuat konstan dengan mengatur luas area dan tinggi pada cross sectional area saat
kalibras coal feeder, untuk mendapatkan jumlah aliran batu bara yang sesuai
dilakukan dengan mengendalikan kecepatan putaran motor penggerak belt feeder,
kecepatan putaran ini akan menyesuaikan sesuai dengan set point yang diberikan
pada sistem yang dikendalikan oleh DCIS (Distributed Control and Information
System ).
Jumlah : 6 buah
Pabrik : Stock Equipment Co
EG 2A Gravimetric feeder
Spesifikasi density of mat handled : 720 kgs/MCub
Capacity feed rate (max) : 71,7 t/h
Capacity feed rate (min) : 9,07 t/h
Capacity motor speed : 900 rpm
Tachometer type : 12 Pulse-24 Pole
Input signal : 4-20mA
Feedback signal : 4-20mA
Tegangan motor : 400 V
1. Load cell
Berfungsi untuk mendeteksi berat batu bara yang terdapat pada belt feeder.
Pengontrolan laju aliran batu bara bertujuan untuk menjaga jumlah batu bara
yang masuk ke pulverizer sesuai dengan kebutuhan, bila batu bara yang masuk ke
mill terlalu banyak akan menimbulkan plugg pada mill serta beban motor akan berat
(overload) karena tidak sesuainya putaran motor dengan jumlah batu bara yang
dihaluskan, jika batu bara yang masuk terlalu sedikit sedangkan udara dari Primary
Air Fan dan putaran motor mill pada kondisi untuk beban penuh, akan
mengakibatkan naiknya temperature pada mill.
Pada speed control card juga besaran sinyal yang dikeluarka akan dikoreksi terus
dengan menerima sinyal umpan balik dari tachometer, nilai yang dikoreksi pada
speed control card ini berupa besarnya pulsa yang diterbaca oleh tachometer, nilai
pulsa ini akan dibandingkan dengan nilai pulsa yang dikirim oleh controller
sehingga pengiriman sinyal ke kumparan eddy current clutch akan lebih presisi.
4.1.2 Perhitungan Kecepatan Motor Dengan Metode Pulse/Length
Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui tepat atau tidak hasil kalibrasi
coal feeder yang telah dilakukan. Untuk menghitung kecepatan motor drive belt,
ada 2 metode perhitungan yaitu metode pulse/length dan metode perhitungan gear
ratio, perhitungan yang digunakan pada coal feeder unit 5-7 menggunakan metode
pulse/length, sebab metode ini lebih akurat dan tidak akan berubah meski gear
reducer pada motor belt feeder diganti.
Nilai dimensi yang digunakan untuk melakukan perhitungan volume batu baara saat
kalibrasi coal feeder unit 5-7 adalah :
Karena tachometer pada coal feeder unit 5-7 membaca 12 pulse dalam satu kali
putaran, maka kecepatan putar motor drive belt dalam Rpm adalah :
𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒
𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒 ( ) 𝑥 60
𝑠
N=
12 𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒
N = kecepatan putar drive belt (Rpm)
3. No coal at belt
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya batu bara pada belt conveyor pada coal
feeder, sensor ini akan terdorong oleh batu bara, dan jika batu bara tidak ada pada
belt conveyor maka sensor akan kembali ke posisi awal yang menandakan sensor
aktif, jika ini terjadi maka coal feeder akan trip, dan coal feeder yang standby akan
di jalankan. Sensor yang digunakan adalah limit switch.
Penyebab tidak adanya batu bara pada belt coal feeder, dikarenakan saluran pada
outlet gate bunker terdapat plugg atau ada batu bara yang mengganjal. Untuk
pembersihan plugg dilakukan dengan secara manual oleh operator dengan
membuka main hole.
Gambar 4.8 No coal at Belt pada coal feeder