Anda di halaman 1dari 39

Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Daftar Isi
BAB 1 FILOSOFI MILL PULVERIZER.......................................................................
1.1 Definisi Pulverizing...................................................................................................1
1.2. Tujuan Pulverizing...................................................................................................1
1.3. Mekanisme Pulverizing............................................................................................2
1.4 Pulverizing Batu Bara................................................................................................3
1.5 Cara Kerja Pulverizer Mill.........................................................................................3
BAB II PERALATAN UTAMA & PENDUKUNG........................................................
2.1. Komponen Mill Pulverizer.......................................................................................6
2.2.1. Komponen Komponen Mill HP 963...................................................................6

BAB III PREVENTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER............................


3.1 Preventive Maintenance (Tanpa mematikan peralatan)........................................15
3.2. Preventive Maintenance Internal check................................................................18
3.3. Cost Effective Maintenance Dan Management Resiko Pemeliharaan Mill
Pulverizer.....................................................................................................................20
BAB IV CORRECTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER...........................
4.1 PELEPASAN GRINDING ROLL..................................................................................23
4.2 PEMASANGAN GRINDING ROLL..............................................................................27
BAB V TROUBLE SHOOTING MILL PULVERIZER.............................................
5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performa Mill................................................29
5.1.1. Penggiling Batubara........................................................................................29

5.1.2. Gaya Dorong...................................................................................................30

5.1.3. Material Yang Digiling.....................................................................................30

5.2. Permasalahan Banyaknya Reject Pyrite Mill.........................................................31


5.2..1 Excessive Raw Coal Feed................................................................................31

5.2.2 HGI ( Hardgrove Grindability Index ) Batubara Rendah..................................31

5.2.3 Excessive Coal Fineness..................................................................................32

5.2.4. Grinding roll dan bull ring mengalami kerusakan...........................................33

5.2.5. Inadequate grinding force ( kurangnya gaya tekan grinding )........................34

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

5.2.6 Roll Not Rotating.............................................................................................35

5.2.7 Low air velocity across the bowl......................................................................36

5.2.8 Excessive open area around the bowl.............................................................36

5.3 Resume Problem Solving Mill Pulverizer...............................................................37

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

BAB 1
FILOSOFI MILL PULVERIZER

1.1 Definisi Pulverizing


Pada industri kimia konsep pulverizing secara luas diartikan sebagai proses dari
raw material atau produk antara menjadi bahan yang siap untuk diproses lebih lanjut .
Proses operasi pemecahan dari suatu padatan menjadi butiran yang lebih halus di sebut
pulverizing. Material yang diumpankan ke mesin disebut bahan baku sedangkan keluaran
mesin pulverizer disebut produk. Ukuran material bahan baku dan produk bervariasi dari
beberapa puluh centimeter sampai beberapa mikron. Chruser primer menghasilkan
produk yang berukuran beberapa centimeter, Crusher Sekunder menghasilkan produk
beberapa millimeter, Fine Grinding menghasilkan produk berukuran ratusan sampai
puluhan micron, dan ultra fine grinding yang menghasilkan ukuran beberapa mikron dan
yang lebih kecil.

1.2. Tujuan Pulverizing


Tujuan langsung dari pulverizing adalah untuk mendapat ukuran butiran dan
specific surface atau distribusi ukuran butiran dari produk. Pada proses penanganan
material padat, ukuran butiran yang lebih kecil berarti mempunyai specific surface
yang lebih besar. Dalam usaha memperoleh ukuran butiran produk bubuk yang sangat
halus dengan cara pulverizing, akan dibatasi oleh kenaikan konsumsi energi penggilingan
yang diperlukan per unit specific surface area ataupun gejala penggumpalan pada produk.
Faktor ekonomi menjadi pembatas terhadap spesifikasi specific surface area dari produk.

Tujuan dari pulverizing yang utama adalah:

a. Untuk meningkatkan surface area

b. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang cocok untuk penanganan lebih lanjut

c. Untuk mendapatkan ukuran dan bentuk partikel sesuai dengan kebutuhan pengguna

1.3. Mekanisme Pulverizing


Mekanisme dari pulverizing adalah sesuatu hal yang rumit dan sesuatu yang bisa
berbeda pada kasus yang berlainan. Pada kebanyakan kasus, mekanisme pulverizing

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

dibedakan atas gaya pemecah eksternal yang digunakan pada bahan baku untuk
menghasilkan pecahan-pecahan produk. Pecahan-pecahan tersebut dihasilkan karena
perambatan crack (retak) pada daerah yang terkena stress. Berdasarkan hasil tes pada
sebuah kristal, pecahan/patahan terjadi karena stress vertikal atau gaya geser yang
mengenai kristal melebihi tensile strength atau shearing strength kristal tersebut.

Gambar 1.1 Proses penggilingan di mill tipe roll and race

1.4 Pulverizing Batu Bara


Klasifikasi batubara diberbagai negara didasrkan pada masing-masing standar yang
dikembangkan atau yang dianut oleh suatu negara . Namun demikian standar yang
banyak digunakan adalah standar ASTM D388-92a. Pada klasifikasi ini batubara
dibedakan berdasar kadar karbon (fixed carbon), kadar volatile matter, dan gross caloric
value (kandungan energi). Berdasarkan criteria tersebut batubara dikelompokkan menjadi
4 (empat) kelas : Anthrasit, Bituminious, Subbituminious, dan Lignit.

Grindability merupakan suatu ukuran kemudahan relatif suatu material umpan untuk
digiling . Pada saat ini telah disepakati suatu standar mesin penggiling yang digunakan

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

untuk mengukur tingkat kemudahan suatu material untuk digiling. Mesin tersebut telah
distardisasi dengan ASTM dan untuk aplikasi pada proses penggilingan batubara, yaitu
Metode Hardgrove grindability (ASTM D409)

Kapasitas suatu mill batubara tergantung dari tiga parameter utama yaitu ; indeks
kekerasan batubara (HGI: hard grove index); kadar air di batubara (moisture); dan tingkat
kehalusan produk mill berupa batubara bubuk (fineness). Kapasitas suatu mill biasanya
didisain dengan mengacu pada suatu kondisi HGI dan fineness serta kadar air yang
tertentu.

1.5 Cara Kerja Pulverizer Mill


Mill pada berbagai referensi juga disebut pulverizer. Boiler PLTU Paiton
termasuk jenis boiler dengan bahan bakar batubara yang dibakar secara pulverized firing,
yaitu cara pembakaran dimana batubara dihaluskan sebelum dibakar di furnace. Mill
adalah alat yang berfungsi untuk menggiling batubara mentah menjadi batubara
pulverized yang siap di bakar. Proses yang tejadi didalam mill disamping penggilingan
adalah proses pengeringan (drying), proses pemisahan (classifying) dan proses
pengangkutan (transporting).

Pengangkutan
(transporting)

Pemisahan
(Classifying)

Pengeringan
(drying)

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Penggilingan
(grinding)

Gambar 1.2 Proses pemisahan di internal mill

Proses penggilingan (grinding) adalah proses mekanis untuk menurunkan


ukuran butiran batubara dengan cara mekanik. Batubara mentah diumpankan ke mill
dengan laju alir massa tertentu dan distribusi ukuran butiran tertentu, digiling oleh
grinding mill sampai mempunyai kehalusan tertentu.

Proses pemisahan didalam mill (classifying) bertujuan untuk menghasilkan


produk batubara bubuk halus (pulverized coal) dengan spesifikasi tertentu. Pemisahan
dilakukan dengan cara screening di internal mill. Proses screening dilakukan dengan alat
yang disebut classifier yang bisa di atur tingkat pembukaannya. Batubara mentah yang
digiling di meja penggilingan dihembus udara primer yang panas dari arah bawah meja
dengan kecepatan tertentu sehingga batubara yang halus terbawa oleh aliran udara. Udara
primer ini dihembuskan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu siklon yang
memutar dan mengangkut batubara halus, kemudian dilewatkan pada classifier yang
diam. Classifier berupa rangkaian pelat pelat yang mirip sudu turbin yang dirangkai
menjadi satu kesatuan . Butiran batubara yang berukuran lebih besar ketika menghantam
classifier ini kehilangan momentum, sehingga dengan gaya gravitasi ia akan jatuh
kembali ke meja penggilingan dan selanjutnya digiling lagi. Batubara yang berukuran
halus ketika melewati classifier seakan-akan terlarut dalam udara sehingga bisa lolos
classifier . Udara primer disamping berfungsi untuk membawa panas untuk dryng juga
berfungsi untuk media pemisahan, dan sekaligus sebagai media pengangkut batubara
halus ke furnace ( gambar 2.3)

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

BAB II
PERALATAN UTAMA & PENDUKUNG

2.1. Komponen Mill Pulverizer

2.2.1. Komponen Komponen Mill HP 963


a. Motor penggerak & Fearbox

b. Grinding roll

c. Vane wheel

d. Classifier

e. Bowl

f. Scrapper

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 2.1 Foto Mill HP 963 PJB Paiton & UBJOM Rembang

2.2. SPESIFIKASI MILL

Gambar 2.3 menunjukkan ilustrasi mill HP963 di PLTU Paiton. Adapun data
spesifikasi mill adalah sebagai berikut :

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 2.2 Bagian bagian mill HP 963 with static clasifier

Gambar 2.3 Bagian bagian mill HP 963 with Dynamic clasifier

Contoh Mill HP 963 Paiton 1 & 2

Tipe : HP 963 vertical spindle

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

(High performance, 96 inch size of Bowl with 3 Grinder)

HGI : 34 – 64,2

Pabrik : ABB- Combustion Engineering , USA

Kapasitas : 62,5 ton/jam

Pemanas : Udara panas, maksimum 400oC

Flow udara : 94 ton/jam

Tipe classifier : Static upgrade dynamic classifier

Grinding : Grinding roll with bowl

Jumlah : 5 mill

2.2.1 Planetary Gearbox Assembly

Gearbox assembly merupakan peralatan Mill yg berfungsi mereduksi putaran Motor


untuk ditransfer ke Bowl

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 2.4 Planetary Gearbox

2.2.2 Bowl Assembly

Bowl Hub assembly merupakan peralatan Mill yg berbentuk seperti piringan besar
dengan gerakan berputar berfungsi landasan untuk menggerus batubara yg masuk ke Mill
dg grinding roll diatasnya ikut berputar.

Gambar 2.5 Bowl Assembly

2.2.3 Journal Shaft Assembly

Bowl Hub assembly merupakan peralatan mill yg berfungsi untuk menggerus batubara yg
masuk ke Mill, Journal terdapat grinding yg berputar bersamaan saat bowl diputar oleh
gearbox.

Gambar 2.6 Journal Assembly

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

2.2.5 Classifier

Classifier merupakan peralatan Mill yg berfungsi untuk mengklasifikasikan batubara yg


masuk ke furnace. Classifier terdapat ada 2 type yaitu type static dan type dynamic.

Gambar 2.7 Planetary Gearbox

2.2.5 Vane Wheel Assembly

Vane wheel merupakan peralatan Mill yg berfungsi untuk meningkatkan efektifitas


pengklasifian batubara dangan menciptakan udara turbulence serta mencegah dust
batubara menempel di body.

Gambar 2.8 Vanewheel Assembly

2.2.6 Journal Spring Assembly

Journal Spring merupakan peralatan Mill yg berfungsi untuk menahan gaya yg


ditimbulkan journal shaft assembly shg menjaga ketepatan posisi grinding.

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 2.9 Journal Spring assembly

2.2.6 Separator Body Assembly

Sebagai penutup innerpart Mill

Gambar 2.10. Separator Bod

2.3. Scrapper assembly Mill HP 963

Pada proses penggilingan batu bara oleh grinding, material yang tidak tergerus
akan terlempar ke bawah menuju ruang scrapper. Ruang scrapper merupakan ruangan
tempat saluran pembuangan material yang tidak tergerus oleh grinding. Dimana agar
material bisa masuk ke pyrite tank maka diperlukan daun scrapper untuk mengarahkan

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

material yang tidak tergerus oleh grinding yang jatuh ke lantai scraaper ke saluran Pyirite

tank.

Gambar 2.11 Ruang Scrapper mill HP 963

Gambar 2.12 Daun Scrapper

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Ruang Elbow
Scrapper Pyrite

Pyrite
Tank

Saluran ejector
Pompa pyrite

Gambar 2.13 Hopper pyrite tank

Scrapper menyatu dengan bowl hub sehingga apabila mill operasi maka dia akan
ikut berputar sehingga akan otomatis dengan gaya sentrifugal bisa menghantam dan
mengarahkan material ke lubang saluran Pyirite tank (tempat penampungan material
pyrite). Kemudian dari pyrite tank dihisap dengan sistem ejektor oleh pompa pyrite lalu
dibuang ke bak SSC. Dari bak SSC selanjutnya ditransportasikan menuju bottom ash silo
lewat conveyor.

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

BAB III
PREVENTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER

3.1 Preventive Maintenance (Tanpa mematikan peralatan)


Preventive Maintenance pada Mill Pulverizer meliputi kegiatan saat Mill
beroperasi:
1. Sight level glass lube oil
2. Kebocoran lube oil system
3. Kebocoran air pendingin pada heat exchanger
4. Differensial pressure pada lube oil pada strainer
5. Penambahan grease
6. Kebocoran manhole
7. Kebocoran coal pipe
8. Kebocoran valve inerting steam
9. Kelainan suara
10. Kebersihan peralatan

Clasifier :
1. Kelainan suara gear box
2. Level oli gearbox
3. Kebocoran oli gearbox
4. Kebersihan gearbox

Gambar 3.1 Level Oil tanki & Gearbox


DYNAMIC
CLASSIFIER

TURNION
Maintenance
BEARING
Training Center – Kampus Gresik

TRUST BEARING
BEARING
JOURNAL Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer
GRINDING MILL GEAR BOX MILL

BEARING SHAFT
MOTOR MILL

Gambar 3.2 Pelumasan pada Mill

Reliev
e
Valve
PDS-BY425

LS-BY425
TE-BY440

Gambar 3.2 Lube Oil Mill

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 3.3 Skema PID Lube Oil Mil

Pengecekkan Parameter Operasi untuk Rutin preventive:

2
 Discharge Pressure Pump (1,4-2,8 kg/cm )
2
 Differential Pressure (1,4 kg/cm )
0 0
 Coller temperature outlet heat exchanger 49 C-50 C
0
 Purverizer Lube Oil TEMPERATURE HIGH ( >60 C )
2
 Purverizer Lube Oil PRESSURE LOW ( 0,9 kg/cm )
2
 Purverizer Lube Oil CLOGGED ( >1.4 kg/cm )
0
 Purverizer Lube Oil TEMPERATURE LOW ( <30 C )
 Purverizer Lube Oil TANK LEVEL LOW ( <254mm )
 Purverizer Lube Oil SUPPLY FLOW LOW ( <123L/S )

3.2. Preventive Maintenance Internal check


Melakukan pengukuran dengan mematikan Mill dalam kondisi terbatas. Dimana
waktu dibatasi karena kepentingan operasi Pembangkit.
1. Keausan grinding roll ( timur,selatan, barat) Maks 31,75 mm

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

2. Gap grinding - bull ring 3mm (setelah adjust


grinding)
3. Gap journal head grinding – spring ass 1,5 mm
4. Keausan bull ring rata-rata 25,4 mm
5. Gap adjustable shroud visual
6. Kelengkapan adjustable shroud Visual
7. Vane wheel Visual
8. Baut vane wheel dan tutupnya Visual
9. Deflector linner Visual
10. Intermediet linner Visual
11. Bowl extension ring Visual
12. Level minyak journal ass Visual
13. Trunion shaft Visual
14. Scrapper Visual
15. Dinding ruang scraper Visual
16. Lantai ruang scrapper Visual
17. Primary air inlet Visual
18. Ceramic dischard coalpipe Visual

Tabel 3.1 List Internal Check Mill

Gambar 3.3 Foto Pengukuran saat Internal check

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 3.4 Foto Pengukuran saat Internal check

1 Kondisi blade rotor 9,8 mm


2 Kondisi drive pulley dan rotor pulley Visual
3 Level oli gearbox Visual (level)
4 Kondisi belt dan kekencanganya Visual
5 Gap sealing ring 0,635-0,762 mm
6 Gap rotor 4 mm
Tabel 3.2 List Internal Check Mill area Classifier

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

3.3. Cost Effective Maintenance Dan Management Resiko Pemeliharaan Mill


Pulverizer

Maintenance atau pemeliharaan dapat didefinisikan “kegiatan untuk menjaga


sesuatu tetap pada kondisi yang semestinya”. Atau juga pemeliharaan dapat
didefinisikan sebagai tindakan/kegiatan yang dilakukan untuk mencegah sebuah
peralatan atau komponen dari kegagalan/gangguan atau memperbaiki penurunan kinerja
peralatan yang dialami selama pengoperasian peralatan agar peralatan tersebut bekerja
sebagaimana mestinya.

Dari definisi diatas maka penting sekali pemeliharaan itu dilakukan, terutama
pemeliharaan pencegahan, yang sering diistilahkan dengan Preventive Maintenance.
Preventive maintenance ini dilakukan berdasarkan waktu (time base) atau terjadwal
berdasarkan jam operasi mesin yang mendeteksi, menghindarkan atau mengurangi
terjadinya kerusakan sebuah komponen atau sistem dengan tujuan mempertahankan atau
memperpanjang umur pakainya.

Untuk itu dalam memelihara suatu peralatan perlu adanya jadual dan konsitensi
dari berbagai pihak untuk melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan standar job/job task
yang telah dibuat. Jika Preventive Maintenace ini dilakukan dengan dengan benar maka
potensi terjadinya kerusakan/kegagalan dari peralatan akan turun. Dengan turunnya
kerusakan maka biaya yang dikeluarkan untup pemelihaan juga turun. Begitu pula
sebaliknya jika Preventive Maintenance tidak konsisten dalam pelaksanannya, maka
akan meningkatkan tingkat kerusakan/kegagalan peralatan. Hal ini berdampak pada
meningkatnya biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan. Jadi kesimpulannya Cost
Effective Maintenance sangat tergantung pada seberapa efektif dan konsisten dalam
melaksanakan Preventive Maintenance.

Dalam Pemeliharaan Pulverizer terdapat Preventive Maintenance internal check


mill. Untuk meningkatkan pencapaian Cost Effective Maintenance, maka diperlukan
jadual Preventive Maintenance internal check mill yang disepakati bersama antara
Perencanaan Pemeliharaan, Pelaksana Pemeliharaan dan Operator. Di bawah ini kami

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

sampaikan beberapa potensi risiko erat kaitannya dengan pelaksanaan Preventive


Maintenance yang pelaksanannya tidak efektif

dan konsisten.

POTENSI RISIKO
N
AKTIVITAS Cost
O
Mesin Lingkungan K3/orang

1 Pengecekan keausan Vane wheel jatuh sehingga 1. Pencemaran 1. Gangguan 1. Pengadaan


baut vane wheel mill tidak siap. Maka perlu udara. pernafasan vane wheel
dilakukan 2. Paparan panas 2. Gangguan mata 2. Tenaga kerja
perbaikan/penggantian vane 3. Sengatan listrik 3. Kelelahan 3. Konsumable
wheel. Kondisi ini berpotensi 4. Cedera
terjadinya derating unit.

2 Pengecekan kondisi Scraper lepas sehingga mill 1. Pencemaran 1. Gangguan 1. Pengadaan


scraper, lantai tidak siap. Maka perlu udara. pernafasan scraper
scraper dan wear dilakukan 2. Paparan panas 2. Gangguan mata 2. Tenaga kerja
plate perbaikan/penggantian 3. Sengatan listrik 3. Kelelahan 3. Konsumable
scraper. Kondisi ini berpotensi 4. Cedera
terjadinya derating unit.

3 Pengecekan keausan 1. Hasil penggilingan tidak 1. Pencemaran 1. Gangguan 1. Pembuangan


grinding roll optimal sehingga udara pernafasan batubara.
berdampak coal reject 2. Paparan panas 2. Gangguan mata 2. Tenaga kerja
banyak dan kinerja mill 3. Sengatan listrik 3. Kelelahan 3. Konsumable
turun 4. Cedera
2. Grinding roll pecah
sehingga mill tidak siap.
Maka perlu dilakukan
penggantian grinding roll
mill. Kondisi ini berpotensi
terjadinya derating unit

Dari table diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan yang tidak
efektif dan konsisten akan berdampak besar terhadap mesin, lingkungan maupun K3.
Dan diperlukan cost banyak/tinggi untuk pengadaan spare part, penyediaan tenaga kerja
dan penyediaan konsumabel untuk penormalan pulverizer yang sedang mengalami
gangguan.

Jadi kesimpulannya, Cost Effective Maintenance meningkat dan Potensi Risiko


turun bila pelaksanaan Preventive Maintenance dilaksanakan secara efektif dan konsisten
sesuai jadual yang telah ditetapkan dan dilakukan oleh personil yang kompeten

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

BAB IV
CORRECTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER

4.1 PELEPASAN GRINDING ROLL


Agar dalam melakukan pekerjaan pelepasan Grinding Roll dari Journal Shaft
berdasarkan referensi, pengalaman dan prosedur kaidah K3 sehingga diharapkan
tercapai kualitas pekerjaan dan performa peralatan yang optimal.

SUMBER DAYA

APD yang disiapkan / digunakan :

1. Safety shoes

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

2. Safety helmet
3. Masker
4. Safety goggle
5. Ear plug
6. Safety belt / body hardness
7. Sarungtangankatuntahanpanas

Alat – alatkerja

 Material yang diperlukan :


1. Tabung Gas
2. Majun
3. Solar
 Tool yang diperlukan :
1. Obeng Set
2. Kunci Shock no.41
3. Kunci Ring – Pas Set (ukuran 41)
4. WD / Penetran
5. Kunci L Set
6. Palu
7. Chain Block
8. Seling Kawat
9. Crane
10. Baut Mata (eye bolt) diameter ulir 1,5 inch
11. Dongkrak

Pelaksanan / PersonilTerkait
1. Staff Pemeliharaan Mesin 1
2. Helper (4)

PELAKSANAAN

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

 Menyiapkan personil , tool dan material yang diperlukan.


 Menggunakan APD untuk pelaksanaan pekerjaan
 Memastikan semua peralatan yang dibutuhkan telah siap
 Memastikan kondisi crane dapat digunakan
 Memasang pengait pada 3 titik grinding roll yang akan di angkat (gambar 1)
 Memasang seling kawat pada pengait grinding roll dan kaitkan pada crane
 Mengangkat grinding roll menggunakan crane menuju tempat untuk melepas
grinding roll (gambar 2)
 Meletakkan grinding roll pada dudukan sebagai tempat penyangga (gambar 3)
 Memasang baut journal shaft pada dudukan
 Melepas baut stopper grinding roll yang berjumlah 16 buah
 Memasang dongkrak pada posisi atas grinding roll sebagai penahan agar journal
shaft tidak ikut terangkat dan beban tidak tertumpu penuh pada bearing (gambar 4)
 Memastikan selling kawat sudah terpasang pada pengait grinding roll dengan kuat
pada 2 titik pengait (gambar 5)
 Mengaitkan seling serabut kawat pada chainblock dan crane
 Memanaskan sekeliling grinding roll dengan menggunakan api pemanas pada 4 titik
secara merata hingga mencapai temperature 90 derajat celcius (gambar 5) kurang
dari 110
 Melakukan pengukuran temperature grinding roll setelah dipanaskan menggunakan
Infrared Termometer (gambar 6) dengan cara sinar infrared ditembakkan pada
permukaan yang akan diukur
 Apabila temperature sudah mencapai sekitar 93 derajat celcius , angkat grinding roll
perlahan dengan menggunakan chainblock
 Grinding Roll terlepas dari Body Journal Shaft, letakkan pada tempat yang berbeda
angkat grinding roll dengan menggunakan crane (gambar 7)
 Jika pekerjaan
digunakan

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 4.1 Pemasangan Baut Mata Gambar 4.2. Pemasangan Baut Mata

Gambar 4.3 Meletakkan Grinding Roll di


dudukan Gambar 4.4 Pasang Dongkrak

Gambar 4.5 Proses Pemanasan Grinding Roll Gambar 4.6 Infrared Termometer

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 4.7 Grinding Roll yang Terlepas Gambar 4.8 Tabung Gas Elpiji

4.2 PEMASANGAN GRINDING ROLL


Proses assembly berkebalikan dari proses sebelumya saat pelepasan. Beberapa alat kerja
yg digunakan:
 Material konsumable :
1. Tabung Gas
2. Majun
3. Cleaner
4. Oli Grinding
5. Solar
6. Molykote
 Tool yang diperlukan :
1. Blander
2. Air impact
3. Selang Udara
4. Sensor temperatur
5. Kunci Torsi
6. Palu
7. Chain Block
8. Seling Kawat
9. Crane
10. Baut Mata (eye bolt) diameter ulir 1,5 inch
11. Shackle
12. Stick Oil Level

Langkah pemasangan Grinding

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

- Bersihkan permukaan journal housing dan lubang grnding roll baru


- Lumasi permukaan journal housing dan lubang grinding roll baru
- Pasang roll lifting equipment pada grinding roll baru
- Pasang grinding roll key pada journal housing
- Panasi grinding roll baru sampai temperatur 94°C

Gunakan alat sensor panas untuk mengetahui temperatur.

- Masukkan grinding roll baru kedalam journal housing


- Yakinkan back face of the roll has completely seated on the housing.
- Lepas roll lifting equipment dan pasang grinding roll keeper plates an keeper bolts.
Torque the keeper bolts to 50 ft lb ( 67.8 Nm )
- Lakukan pengencangan torque the keeper bolts to 310 ft lb (420 Nm) pada saat
grinding roll kondisi temperaturnya normal
- Tilt In the journal assembly
- Check journal oil level, untuk meyakinkan level oilnya
- Pasang journal opening cover
- Setting grinding roll. ( lihat IK setting clearance grinding roll )
- Pasang flexible hose seal air ke trunnions hafts and journal spring
- Tutup manhole mill
- Laporkan hasil pekerjaan ke pihak operasi jika pekerjaan sudah

BAB V
TROUBLE SHOOTING MILL PULVERIZER

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Performa Mill


Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan / diketahui oleh seorang teknisi, yang
mana faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi performa mill, diantaranya :

5.1.1. Penggiling Batubara


a. Kondisi bull ring.
Jika kedalaman keausan melebihi standard ( max 31.75mm ), lakukan penggantian
bull ring.
b. Kondisi grinding roll.
Jika kedalaman keausan melebihi standard ( max 31.75mm ), lakukan penggantian
grinding roll.
c. Gap grinding roll dan bull ring.
Gap standard sebesar 1/8 inch, jika gap melebihi standard lakukan resetting.
d. Kondisi intermediate liner dan deflector liner.
Pastikan kondisinya baik, jika ada yang pecah lakukan penggantian.
e. Kondisi Vane wheel.
Pastikan vane wheel masih berfungsi normal.
f. Setting spring assembly.
Pastikan pressure spring sesuai standard ( 29.3 MPa )
g. Scraper.
Pastikan scraper berfungsi normal sehingga area scraper bersih.
h. Air System
Pastikan laluan udara kondisi normal dan tidak mengalami kebuntuan.
i. Reject pyrite.
Pastikan laluan reject pyrite tidak buntu.

5.1.2. Gaya Dorong


a. Air Flow dan air pressure
Pastikan air flow dan air pressure terpenuhi. Discharge PA Fan PLTU rembang,
air pressurenya sebesar 9 kPa.
b. Bowl pressure.
Pertahankan bowl pressure pada range atas. Alarm di 3.25kPa, High di 4 kPa.
c. Air Ratio
Pertahankan air ratio ( air flow : coal flow ) dalam range sebesar 1.8 – 2.2

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

5.1.3. Material Yang Digiling


a. Dimensi / ukuran batubara
Ukuran batubara mengacu pada standard dalam manual book sebesar ≤ 1.5”
b. Kandungan moisture
Kandungan moisture dalam batubara yang diijinkan sesuai standard dalam
manual book sebesar < 35%
c. HGI ( Hardgrove Grindability Index ).
Kekerasan batubara yang diijinkan dan layak untuk dikonsumsi sesuai standard
dalam manual book sebesar 45 – 65.
d. Temperatur outlet mill.
Temperatur outlet mill di pertahankan sesuai dengan kesepakatan dengan STEK,
rata2 sebesar ≥58⁰C.
e. Coal fineness
Butiran batubara yang dihasilkan dari penggilingan batubara dinyatakan layak
untuk konsumsi pembakaran dalam furnace mempunyai tingkat kehalusan yang
lolos mesh 200 sebesar 70%.

5.2. Permasalahan Banyaknya Reject Pyrite Mill


Perlu diketahuai bahwa banyaknya reject pyrite mill yang keluar dari mill
disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya :

5.2..1 Excessive Raw Coal Feed.


Jumlah batubara berlebihan yang masuk kedalam mill yang dikirim dari Electric
Coal Feeder sangat mempengaruhi jumlah reject pyrite mill. Batubara yang berlebihan
berdampak melubernya batubara dari dalam bowl. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengurangan flow rate batubara nya.

Cara penanganan.

Lakukan kalibrasi belt conveyor coal feeder sehingga diperoleh kesesuaian coal flow rate
nya.

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

5.2.2 HGI ( Hardgrove Grindability Index ) Batubara Rendah.


HGI adalah tingkat kekerasan batubara. Nilai HGI dari rendah menuju tinggi.
Batubara dengan nilai HGI rendah memiliki nilai kekerasan yang tinggi ( keras ),
sedangkan batubara dengan HGI tinggi memiliki nilai kekerasan yang rendah ( lunak ).
Kondisi HGI rendah adalah salahsatu faktor penyebab banyaknya reject pyrite yang
keluar ke hopper karena batubara yang keras perlu waktu lebih lama untuk menggilingnya
menjadi halus dibandingkan batubara yang lunak. Batubara PLTU Rembang sesuai
kontrak batubara memiliki HGI range antara 45 sampai 65.

Cara penanganan:

Lakukan pengecekan HGI batubara yang digunakan saat terjadi reject pyrite banyak ,
sesuai atau tidak dengan HGI yang di persyaratkan.

5.2.3 Excessive Coal Fineness


Mesh adalah lubang-lubang pada ayakan batubara. Gunanya ayakan adalah untuk
mengukur tingkat kehalusan (Fineness) dari batubara setelah digiling pada Pulverizer,
artinya apabila batubara setelah digiling kemudian diayak, maka batu bara yang halus
akan lolos sedangkan yang kasar akan tertinggal dan tidak lolos ayak. Fineness adalah
kehalusan batubara, sedangan satuannya adalah %. Misalnya batu bara yang
diayak 100 gram, kemudian yang lolos ayakan 70 gram, sedangkan yang
tertinggal adalah 30 gram, maka Finenes batubara tersebut : 70 gram / 100 gram x
100 % = 70 %.

Ada beberapa macam jumlah lubang atau Mesh ayakan yang biasa digunakan
yaitu Mesh 30, 50, 100, dan 200 :
Mesh 50 berati untuk lebar 1 inchi terdapat 50 lubang, jadi lebar perlubang :
= 1 inchi / 50 = 1 / 50 inchi = 0,508 mm.
Fineness batubara untuk pembangkit umumnya berkisar 65 – 75 % untuk mesh
200. Berarti lebar lubangnya :1 inchi / 200 = 0,127 mm

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Gambar 5. 1 Coal
fineness

Adapun pengaruh yang diakibatkan jika fineness rendah ( batubara kasar ) yaitu :

1. Pembakaran lamban

2. Fire ball tidak sempurna

3. Nyala api tidak stabil saat beban rendah

4. Slagging pada ruang bakar

5. Effisiensi bahan bakar rendah

6. Potensi plugging di Air Heater.

Adapun jika terjadi Excessive coal fineness, maka banyak batubara yang kembali
ke bowl mill lagi sehingga menyebabkan beban penggilingan bertambah banyak dan
berat, hal ini berpotensi reject pyrite menjadi banyak.

Cara penanganan.

Lakukan pengaturan blades classifier dari kondisi semula ke open secara bertahap,
Setaip perubahan blade classifier harus dilakukan pengambilan sampel untuk fineness
test, langkah ini bertujuan untuk mengurang fineness yang terlalu tinggi dan mengurangi

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

batubara yang kembali ke bowl mill. Lakukan setting blades classifier dan fineness test
sampai diperoleh coal fineness yang diharapkan.

5.2.4. Grinding roll dan bull ring mengalami kerusakan.


Grinding roll dan bull ring adalah dua peralatan yang berfungsi untuk menggiling
batubara kasar menjadi halus. Dalam masa pemakaian grinding roll dan bull ring
mengalami keausan pada bidang yang kontak dengan batubara. Jika nilai keausanya
tinggi ( ausnya dalam ) maka kemampuan utuk menggilinya menjadi menurun sehingga
output batubara halus yang dihasilkan menjadi sedikit, dan batubara kasar masih banyak.
Kondisi ini harus dilakukan perbaikan agar performa grinding roll dan bull ring normal
kembali.

Cara penanganan.

a. Lakukan penggantian grinding roll dan bull ring yang telah mengalami
kedalaman keausan sampai 1 ¼”.
b. Lakukan setting grinding roll to bull ring sebesar 1/8”.
c. Lakukan setting journal insert sebesar 1/16”.

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Tabel 5. 1 Trouble shooting terkait kerusakan grinding

5.2.5. Inadequate grinding force ( kurangnya gaya tekan grinding )


Gaya tekan grinding roll adalah salah satu factor yang diperlukan untuk
memperoleh hasil penggilingan batubara dengan tingkat kehalusan yang tinggi. Oleh
karena itu kurangnya gaya tekan grinding roll pada saat menggiling batubara berdampak
masih banyaknya batubara kasar dalam bowl mill yang tidak bisa ditranspot ke furnace
sehingga jika flow rate dari coal feeder kontinyu masuk ke bowl bisa mengakibatkan
batubara dalam bowl meluber jatuh ke hopper pyrite berupa reject pyrite.

Cara penanganan.

Lakukan resetting spring pada tiap-tiap spring assembly dengan tekanan sebesar

29.3 MPa.

5.2.6 Roll Not Rotating


Grinding roll merupakan salah satu dari 2 part mill yang berfungsi untuk
menggiling batubara. Seandainya grinding roll mengalami gangguan berupa tidak
berputar saat mill beroperasi, maka hal tersebut berdampak kurang optimalnya hasil
penggilingan batubara di dalam mill. Sehingga mengakibatkan banyak batubara yang
tidak tergiling dan meluber ( tumpah ) ke hopper pyrite berupa reject pyrite.

Cara penanganan :

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

a. Lakukan cleaning internal mill


b. Lakukan pengecekan grinding roll dengan memutar secara manual.
c. Jika tidak berputar, lakukan penggantian bearing journal assembling.

5.2.7 Low air velocity across the bowl.


Air velocity yang bekerja pada mill sangat berpengaruh terhadap banyak /
sedikitnya reject pyrite, karena air velocity ini berfungsi untuk mentrasnfer batubara yang
telah digiling menujunu furnace. Jika air velocity rendah maka reject pyrite cenderung
banyak, sedangakan jika air velocity tinggi maka reject pyrite cenderung sedikit.

Cara penanganan :

a. Lakukan pengaturan operasional hot dan cold air damper sampai diperoleh air
flow yang proper ( sesuai ) untuk operasi.
b. Lakukan pengecekan air pressure discharge Primary Air Fan, apakah sudah
memenuhi dengan name palte yang ada di Fan.
c. Lakukan pengecekan area vane wheel, intermediate liner, deflector liner
adjustable shroud kondisi normal.

5.2.8 Excessive open area around the bowl.


Excessive open area around the bowl berpengaruh banyak terhadap menurunnya
air velocity. Seperti diterangkan diatas, low air velocity berdampak banyak terhadap
banyak / sedikitnya reject pyrite. Excessive open area around the bowl juga
mempermudah turunnya / tumpahnya batubara dari bowl mill ke hopper reject pyrite.

Cara penanganan :

a. Lakukan pengecekan kondisi intermediate liner, jika intermediate liner pecah


maka lakukan penggantian.
b. Lakukan pengecekan kondisi deflector liner, jika deflector liner pecah maka
lakukan penggantian.
c. Lakukan pengecekan / pengukuran gap adjustable shroud to intermediate
liner atau deflector liner, jika gap adjustable shroud melebihi 12mm maka maka
lakukan resetting adjustable shroudnya dengan nilai gap sebesar > 15.75mm
( standarnya 12.7mm +/-3.05mm ).

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

d. Lakukan pengecekan DP bowl mill, jika DP bowl mill rendah maka lakukan
penambahan air restriction ring pada vane wheel. Pastikan DP bowl mill nilainya
maksimal tapi masih aman dari nilai alarmnya. ( DP bowl alarm 3,25 kPa, DP
bowl High 4 kPa )
Even though several variables can cause or exacerbate spillage, the root cause of
coal spillage is that the air passing through the vane wheel annulus does not have
enough energy to maintain suspension of the coal particles. Under normal
conditions, air velocity across the vane wheel annulus must be in the range of
7,000 Fpm to 7,500 Fpm to maintain suspension of raw coal between  ¼” to 1” in
size.

5.3 Resume Problem Solving Mill Pulverizer


Berikut resume terkait Problem Solving pemeliharaan Mill Pulverizer dari
berbagai problem serta anasila penyebab dan action yg harus dilakukan

N0 PROBLEM POSSIBLE CAUSE CORRECTIVE ACTION

1 Arus motor tinggi 1. Mill overload atau wet coal 1. Kurangi flow rate batubara
menuju mill

2. Kalibrasi coal feeder

3. Check coal hardness

Readjust bukaan classifier


2. Coal fineness terlalu halus
(open)

3. Grinding force melebihi standar Kurangi pressure spring

4. Bearing motor rusak Penggantian bearing motor

5. Sering start stop Beri jeda start stop motor


( motor tidak boleh start lagi
<10 menit)

6. Motor mulfungtion Test motor

7. No coal entering mill Cek feeder dan feed pipe for


blockage

2 Arus motor rendah Pemeriksaan kemungkinan


1. Reduced or no coal to pulverizer
adanya chute block

2. Shaft motor atau coupling patah


Dilakukan perbaikan
rusak.

3. Bearing journal shaft Dilakukan penggantian bearing


grinding roll macet

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

3 Abnormal sound pada 1. Bearing rusak Penggantian bearing


bearing motor
2. Rumah bearing over Perbaikan bearing housing
clearance

3. Shaft rusak Perbaikan / penggantian shaft

4. Misalignment Realignment

5. Kurang pelumasan Regreasing

4 Bearing motor rusak 1. Tipe bearing tidak sesuai Penggantian bearing

2. Misalignment Realignment

3. Pemasangan tidak proper Pemasangan sesuai standar

4. Lifetime Penggantian bearing

5. Penggunaan pelumas tidak sesuai Penggunaan pelumas sesuai


instruction manual

5 Grinding roll tidak Bearing rusak Penggantian bearing


berputar

6 Grinding roll abnormal 1.Incorrect clearance antara Resetting gap grinding roll to
sound bull ring dengan grinding roll bullring

2. Grinding force melebihi Kurangi pressure spring


standar

Readjust bukaan classifier


3. Over grinding
(open)

1. Penambahan flow batubara


yang masuk mill
4. Batubara yang masuk mill
2. Cek feeder dan feed pipe for
sedikit
blockage
3. Cek HGI batubara

5. Grinding roll terkelupas Penggantian grinding roll

7 Lube oil keruh 1. Penggantian bearing


1. Seal lube oil tank rusak,
2. Penggantian roda gigi.

2. Air breather kotor Cleaning air breather

3. Grease pada labyrinth gearbox Pengegreasan pada labyrinth


kurang gearbox

4. Valve drain bocor Penggantian valve

5. Oil seal pompa bocor Penggantian seal

8 Oil level low 1. Valve drain bocor Penggantian valve

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

Penggantian seal
2. Oil seal pompa bocor

Penggantian gasket.
3. Gasket peep hole, flange bocor

9 Oil pressure low 1. Kebocoran di lube oil system Perbaikan kebocoran

2. Lube oil pump rusak Repair or replace pump

1. Bersihkan / ganti filter


3. Oil filter kotor
2. Penggantian oil

4. Low oil viscosity Jalankan heater lube oil tank

10 Air oulet temperatur 1. Mill fire Open inerting steam


tinggi
2. Hot air danmper 1. Close Hot Air Damper
mallfunction 2. Perbaikan damper

3. Cold air damper 1. Close mix damper


mallfunction 2. Perbaikan damper

4 Feeder mallfunction/feed pipe Kalibrasi feeder, pernormalan


plugged line yang plugging

1. Perbaikan thermocouple
5. Outlet thermocouple malfunction
2. Penggantian thermocouple

6. Cold air damper 1. Open HAD


mallfunction 2. Perbaikan damper

Pengaturan pembukaan CAD


7. Inlet air temperatur terlalu tinggi
dan HAD

11 Air oulet temperatur 1. Batubara sangat basah Pembangunan coal shelter.


rendah
2. Hot air gate not open Perbaikan

Pengecekan dan perbaikan


3. HAD dan CAD mallfunction
damper

Kurangi feed rate batubara dari


4. Low inlet air temperatur
feeder

5. Low air flow Penambahan air flow

12 DP Bowl high 1. Kurangi feed rate to mill


1. Overload pulverizer
2. Kalibrasi coal feeder

2. excessive fineness (terlalu halus) Tambah pembukaan classifier

Check purge air dan bersihkan


3.Plugging pada tapping point pressure
tapping pressure

4.Area sekitar bowl terlalu rapat. Kurangi lebar air ristriction ring

Maintenance Training Center – Kampus Gresik


Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer

(perlebar laluan udara)

13 DP Bowl low Check purge air dan bersihkan


1. Plugging pada tapping point pressure
tapping pressure

Tambah kerapatan area sekitar


2. Area sekitar bowl terlalu terbuka
bowl.

3. Low mill air flow Check air flow control system

14 Incorrect coal fineness 1. Setting classifier blades salah Open/close blades classifier

2. Blade classifier belum dikalibrasi Kalibrasi deflector blades

3. Deflector blades rusak repair or replace blades

4. inner cone berlubang repair or replace cone

15 Abnormal sound di atas 1. Material asing (reject material) diatas Remove material asing dan cek
bow bowl kerusakan.

2. Grinding force melebihi


Resetting spring pressure
standar

3. Grinding roll rusak Replace grinding roll

16 Abnormal sound di 1. Scraper rusak Repair/replace scraper


bawah bowl
2. Wear plate rusak Repair/replace wear plate

3. Lantai scraper rusak Repair/replace lantai scraper

4. Material asing Remove material asing

Tabel 5. 1 2. Trouble shooting Pemeliharaan Mill Pulverizer

Maintenance Training Center – Kampus Gresik

Anda mungkin juga menyukai