Daftar Isi
BAB 1 FILOSOFI MILL PULVERIZER.......................................................................
1.1 Definisi Pulverizing...................................................................................................1
1.2. Tujuan Pulverizing...................................................................................................1
1.3. Mekanisme Pulverizing............................................................................................2
1.4 Pulverizing Batu Bara................................................................................................3
1.5 Cara Kerja Pulverizer Mill.........................................................................................3
BAB II PERALATAN UTAMA & PENDUKUNG........................................................
2.1. Komponen Mill Pulverizer.......................................................................................6
2.2.1. Komponen Komponen Mill HP 963...................................................................6
BAB 1
FILOSOFI MILL PULVERIZER
b. Untuk mendapatkan ukuran partikel yang cocok untuk penanganan lebih lanjut
c. Untuk mendapatkan ukuran dan bentuk partikel sesuai dengan kebutuhan pengguna
dibedakan atas gaya pemecah eksternal yang digunakan pada bahan baku untuk
menghasilkan pecahan-pecahan produk. Pecahan-pecahan tersebut dihasilkan karena
perambatan crack (retak) pada daerah yang terkena stress. Berdasarkan hasil tes pada
sebuah kristal, pecahan/patahan terjadi karena stress vertikal atau gaya geser yang
mengenai kristal melebihi tensile strength atau shearing strength kristal tersebut.
Grindability merupakan suatu ukuran kemudahan relatif suatu material umpan untuk
digiling . Pada saat ini telah disepakati suatu standar mesin penggiling yang digunakan
untuk mengukur tingkat kemudahan suatu material untuk digiling. Mesin tersebut telah
distardisasi dengan ASTM dan untuk aplikasi pada proses penggilingan batubara, yaitu
Metode Hardgrove grindability (ASTM D409)
Kapasitas suatu mill batubara tergantung dari tiga parameter utama yaitu ; indeks
kekerasan batubara (HGI: hard grove index); kadar air di batubara (moisture); dan tingkat
kehalusan produk mill berupa batubara bubuk (fineness). Kapasitas suatu mill biasanya
didisain dengan mengacu pada suatu kondisi HGI dan fineness serta kadar air yang
tertentu.
Pengangkutan
(transporting)
Pemisahan
(Classifying)
Pengeringan
(drying)
Penggilingan
(grinding)
BAB II
PERALATAN UTAMA & PENDUKUNG
b. Grinding roll
c. Vane wheel
d. Classifier
e. Bowl
f. Scrapper
Gambar 2.1 Foto Mill HP 963 PJB Paiton & UBJOM Rembang
Gambar 2.3 menunjukkan ilustrasi mill HP963 di PLTU Paiton. Adapun data
spesifikasi mill adalah sebagai berikut :
HGI : 34 – 64,2
Jumlah : 5 mill
Bowl Hub assembly merupakan peralatan Mill yg berbentuk seperti piringan besar
dengan gerakan berputar berfungsi landasan untuk menggerus batubara yg masuk ke Mill
dg grinding roll diatasnya ikut berputar.
Bowl Hub assembly merupakan peralatan mill yg berfungsi untuk menggerus batubara yg
masuk ke Mill, Journal terdapat grinding yg berputar bersamaan saat bowl diputar oleh
gearbox.
2.2.5 Classifier
Pada proses penggilingan batu bara oleh grinding, material yang tidak tergerus
akan terlempar ke bawah menuju ruang scrapper. Ruang scrapper merupakan ruangan
tempat saluran pembuangan material yang tidak tergerus oleh grinding. Dimana agar
material bisa masuk ke pyrite tank maka diperlukan daun scrapper untuk mengarahkan
material yang tidak tergerus oleh grinding yang jatuh ke lantai scraaper ke saluran Pyirite
tank.
Ruang Elbow
Scrapper Pyrite
Pyrite
Tank
Saluran ejector
Pompa pyrite
Scrapper menyatu dengan bowl hub sehingga apabila mill operasi maka dia akan
ikut berputar sehingga akan otomatis dengan gaya sentrifugal bisa menghantam dan
mengarahkan material ke lubang saluran Pyirite tank (tempat penampungan material
pyrite). Kemudian dari pyrite tank dihisap dengan sistem ejektor oleh pompa pyrite lalu
dibuang ke bak SSC. Dari bak SSC selanjutnya ditransportasikan menuju bottom ash silo
lewat conveyor.
BAB III
PREVENTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER
Clasifier :
1. Kelainan suara gear box
2. Level oli gearbox
3. Kebocoran oli gearbox
4. Kebersihan gearbox
TURNION
Maintenance
BEARING
Training Center – Kampus Gresik
TRUST BEARING
BEARING
JOURNAL Pelatihan Pemeliharaan Mill Pulverizer
GRINDING MILL GEAR BOX MILL
BEARING SHAFT
MOTOR MILL
Reliev
e
Valve
PDS-BY425
LS-BY425
TE-BY440
2
Discharge Pressure Pump (1,4-2,8 kg/cm )
2
Differential Pressure (1,4 kg/cm )
0 0
Coller temperature outlet heat exchanger 49 C-50 C
0
Purverizer Lube Oil TEMPERATURE HIGH ( >60 C )
2
Purverizer Lube Oil PRESSURE LOW ( 0,9 kg/cm )
2
Purverizer Lube Oil CLOGGED ( >1.4 kg/cm )
0
Purverizer Lube Oil TEMPERATURE LOW ( <30 C )
Purverizer Lube Oil TANK LEVEL LOW ( <254mm )
Purverizer Lube Oil SUPPLY FLOW LOW ( <123L/S )
Dari definisi diatas maka penting sekali pemeliharaan itu dilakukan, terutama
pemeliharaan pencegahan, yang sering diistilahkan dengan Preventive Maintenance.
Preventive maintenance ini dilakukan berdasarkan waktu (time base) atau terjadwal
berdasarkan jam operasi mesin yang mendeteksi, menghindarkan atau mengurangi
terjadinya kerusakan sebuah komponen atau sistem dengan tujuan mempertahankan atau
memperpanjang umur pakainya.
Untuk itu dalam memelihara suatu peralatan perlu adanya jadual dan konsitensi
dari berbagai pihak untuk melaksanakan pemeliharaan sesuai dengan standar job/job task
yang telah dibuat. Jika Preventive Maintenace ini dilakukan dengan dengan benar maka
potensi terjadinya kerusakan/kegagalan dari peralatan akan turun. Dengan turunnya
kerusakan maka biaya yang dikeluarkan untup pemelihaan juga turun. Begitu pula
sebaliknya jika Preventive Maintenance tidak konsisten dalam pelaksanannya, maka
akan meningkatkan tingkat kerusakan/kegagalan peralatan. Hal ini berdampak pada
meningkatnya biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan. Jadi kesimpulannya Cost
Effective Maintenance sangat tergantung pada seberapa efektif dan konsisten dalam
melaksanakan Preventive Maintenance.
dan konsisten.
POTENSI RISIKO
N
AKTIVITAS Cost
O
Mesin Lingkungan K3/orang
Dari table diatas dapat kita ketahui bahwa pelaksanaan pemeliharaan yang tidak
efektif dan konsisten akan berdampak besar terhadap mesin, lingkungan maupun K3.
Dan diperlukan cost banyak/tinggi untuk pengadaan spare part, penyediaan tenaga kerja
dan penyediaan konsumabel untuk penormalan pulverizer yang sedang mengalami
gangguan.
BAB IV
CORRECTIVE MAINTENANCE MILL PULVERIZER
SUMBER DAYA
1. Safety shoes
2. Safety helmet
3. Masker
4. Safety goggle
5. Ear plug
6. Safety belt / body hardness
7. Sarungtangankatuntahanpanas
Alat – alatkerja
Pelaksanan / PersonilTerkait
1. Staff Pemeliharaan Mesin 1
2. Helper (4)
PELAKSANAAN
Gambar 4.1 Pemasangan Baut Mata Gambar 4.2. Pemasangan Baut Mata
Gambar 4.5 Proses Pemanasan Grinding Roll Gambar 4.6 Infrared Termometer
Gambar 4.7 Grinding Roll yang Terlepas Gambar 4.8 Tabung Gas Elpiji
BAB V
TROUBLE SHOOTING MILL PULVERIZER
Cara penanganan.
Lakukan kalibrasi belt conveyor coal feeder sehingga diperoleh kesesuaian coal flow rate
nya.
Cara penanganan:
Lakukan pengecekan HGI batubara yang digunakan saat terjadi reject pyrite banyak ,
sesuai atau tidak dengan HGI yang di persyaratkan.
Ada beberapa macam jumlah lubang atau Mesh ayakan yang biasa digunakan
yaitu Mesh 30, 50, 100, dan 200 :
Mesh 50 berati untuk lebar 1 inchi terdapat 50 lubang, jadi lebar perlubang :
= 1 inchi / 50 = 1 / 50 inchi = 0,508 mm.
Fineness batubara untuk pembangkit umumnya berkisar 65 – 75 % untuk mesh
200. Berarti lebar lubangnya :1 inchi / 200 = 0,127 mm
Gambar 5. 1 Coal
fineness
Adapun pengaruh yang diakibatkan jika fineness rendah ( batubara kasar ) yaitu :
1. Pembakaran lamban
Adapun jika terjadi Excessive coal fineness, maka banyak batubara yang kembali
ke bowl mill lagi sehingga menyebabkan beban penggilingan bertambah banyak dan
berat, hal ini berpotensi reject pyrite menjadi banyak.
Cara penanganan.
Lakukan pengaturan blades classifier dari kondisi semula ke open secara bertahap,
Setaip perubahan blade classifier harus dilakukan pengambilan sampel untuk fineness
test, langkah ini bertujuan untuk mengurang fineness yang terlalu tinggi dan mengurangi
batubara yang kembali ke bowl mill. Lakukan setting blades classifier dan fineness test
sampai diperoleh coal fineness yang diharapkan.
Cara penanganan.
a. Lakukan penggantian grinding roll dan bull ring yang telah mengalami
kedalaman keausan sampai 1 ¼”.
b. Lakukan setting grinding roll to bull ring sebesar 1/8”.
c. Lakukan setting journal insert sebesar 1/16”.
Cara penanganan.
Lakukan resetting spring pada tiap-tiap spring assembly dengan tekanan sebesar
29.3 MPa.
Cara penanganan :
Cara penanganan :
a. Lakukan pengaturan operasional hot dan cold air damper sampai diperoleh air
flow yang proper ( sesuai ) untuk operasi.
b. Lakukan pengecekan air pressure discharge Primary Air Fan, apakah sudah
memenuhi dengan name palte yang ada di Fan.
c. Lakukan pengecekan area vane wheel, intermediate liner, deflector liner
adjustable shroud kondisi normal.
Cara penanganan :
d. Lakukan pengecekan DP bowl mill, jika DP bowl mill rendah maka lakukan
penambahan air restriction ring pada vane wheel. Pastikan DP bowl mill nilainya
maksimal tapi masih aman dari nilai alarmnya. ( DP bowl alarm 3,25 kPa, DP
bowl High 4 kPa )
Even though several variables can cause or exacerbate spillage, the root cause of
coal spillage is that the air passing through the vane wheel annulus does not have
enough energy to maintain suspension of the coal particles. Under normal
conditions, air velocity across the vane wheel annulus must be in the range of
7,000 Fpm to 7,500 Fpm to maintain suspension of raw coal between ¼” to 1” in
size.
1 Arus motor tinggi 1. Mill overload atau wet coal 1. Kurangi flow rate batubara
menuju mill
4. Misalignment Realignment
2. Misalignment Realignment
6 Grinding roll abnormal 1.Incorrect clearance antara Resetting gap grinding roll to
sound bull ring dengan grinding roll bullring
Penggantian seal
2. Oil seal pompa bocor
Penggantian gasket.
3. Gasket peep hole, flange bocor
1. Perbaikan thermocouple
5. Outlet thermocouple malfunction
2. Penggantian thermocouple
4.Area sekitar bowl terlalu rapat. Kurangi lebar air ristriction ring
14 Incorrect coal fineness 1. Setting classifier blades salah Open/close blades classifier
15 Abnormal sound di atas 1. Material asing (reject material) diatas Remove material asing dan cek
bow bowl kerusakan.