Anda di halaman 1dari 7

A.

Cooling Tower

Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk


menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi panas dari air dan
mengemisikannya ke atmosfir. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana
sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir.
Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan secara signifikan (Gambar 1). Menara
pendingin mampu menurunkan suhu air lebih dari peralatan-peralatan yang hanya
menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil, dan oleh
karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.

Gambar 2.1 Diagram skematik sistim menara pendingin


Sumber : Laboratorium Nasional Pacific Northwest, 2001

Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan


perpindahan kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke
udara. Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke
aliran udara yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa
didinginkan secara signifikan. Air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk
dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara
langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena
pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu
mengalir jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu
kondensasinya sangat rendah mendekati suhu bola-basah udara. Air yang sudah
mengalami penurunan suhu ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga
dipasang katup make up water untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi
kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut sedang berlangsung.

B. Fungsi Cooling Tower di PLTU


Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit yang mengandalkan
energi kinetik dari uap untuk menghasilkan energi listrik. Bentuk utama dari pembangkit
listrik jenis ini adalah Generator yang seporos dengan turbin yang digerakkan oleh
tenaga kinetik dari uap panas/kering. Pembangkit listrik tenaga uap menggunakan
berbagai macam bahan bakar terutama batu bara dan minyak bakar serta MFO untuk
start up awal.
Cooling Tower pada PLTU sendiri berfungsi sebagai mesin pendingin yang
mendinginkan uap dan turbin yang telah dikondensasi oleh kondensor. Air yang
digunakan biasanya bersumber dari sungai atau air tanah.

C. Komponen-Komponen Pada Cooling Tower


Komponen dasar sebuah Cooling tower meliputi rangka dan wadah, bahan
pengisi, kolam air dingin, eliminator aliran, saluran masuk udara, louvers, nosel dan fan.
Kesemuanya dijelaskan dibawah ini:

1. Rangka dan wadah.

Hampir semua menara memiliki rangka berstruktur yang menunjang tutup


luar (wadah/casing), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang
lebih kecil, seperti unit fiber glass, wadahnya dapat menjadi rangka.
2. Bahan Pengisi (Filler)

Hampir seluruh Cooling tower menggunakan bahan pengisi (terbuat dari


plastic atau kayu) untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan
kontak udara dan air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:

o Bahan pengisi berbentuk percikan/Splash fill: air jatuh diatas lapisan yang
berurut dari batang pemercik horisontal, secara terus menerus pecah menjadi
tetesan yang lebih kecil, sambil membasahi permukaan bahan pengisi. Bahan
pengisi percikan dari plastic memberikan perpindahan panas yang lebih baik
daripada bahan pengisi percikan dari kayu.
o Bahan pengisi berbentuk film: terdiri dari permukaan plastik tipis dengan
jarak yang berdekatan dimana diatasnya terdapat semprotan air, membentuk
lapisan film yang tipis dan melakukan kontak dengan udara. Permukaannya
dapat berbentuk datar, bergelombang, berlekuk, atau pola lainnya. Jenis
bahan pengisi film lebih efisien dan memberi perpindahan panas yang sama
dalam volume yang lebih kecil daripada bahan pengisi jenis splash.
3. Kolam air dingin

Kolam air dingin terletak pada atau dekat bagian bawah Cooling tower, dan
menerima air dingin yang mengalir turun melalui Cooling tower dan bahan pengisi.
Kolam biasanya memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin.
4. Drift eliminators

Alat ini menangkap tetes-tetes air yang terjebak dalam aliran udara supaya
tidak hilang ke atmosfir.
5. Saluran udara masuk

Ini merupakan titik masuk bagi udara menuju Cooling tower . Saluran masuk
bisa berada pada seluruh sisi menara (desain aliran melintang) atau berada dibagian
bawah menara (desain aliran berlawanan arah).
6. Louvers

Pada umumnya, Cooling tower dengan aliran silang memiliki saluran masuk
louvers. Kegunaan louvers adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi
dan menahan air dalam Cooling tower. Beberapa desain Cooling tower aliran
berlawanan arah tidak memerlukan louver.
7. Fan

Fan aksial (jenis baling-baling) dan sentrifugal keduanya digunakan dalam


Cooling tower. Umumnya fan dengan baling-baling/propeller digunakan pada
Cooling tower induced draft dan baik fan propeller dan sentrifugal dua-duanya
ditemukan dalam menara forced draft. Tergantung pada ukurannya, jenis fan
propeller yang digunakan sudah dipasang tetap atau dengan dapat dirubah-rubah/
diatur. Sebuah fan dengan baling-baling yang dapat diatur tidak secara otomatis
dapat digunakan diatas range yang cukup luas sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-
baling yang dapat diatur secara otomatis dapat beragam aliran udaranya dalam
rangka merespon perubahan kondisi beban.

D. MASALAH PADA COOLING TOWER

Masalah yang berpotensi muncul dalam sistem pendingin adalah : korosi, deposit
kerak, dan pertumbuhan mikrobiologi (jamur dan lumut).

1. Korosi

Korosi adalah proses elektrokimia, proses anodik yang terjadi dalam


sistem dimana beda potensial dan keberadaan oksigen yang terlarut dalam
media akan
membentuk radikal bebas yang sangat reaktif terhadap besi. Kondisi ini akan
diperparah oleh keberadaan chemical lain yang terlarut dalam media (air).

2. Kerak
Kerak adalah endapan yang melekat dalam sistem perpindahan panas,
material endapan yang terlarut dalam air secara spesifik dikenal sebagai
‘hardness’ Material atau hardness ini akan membentuk kerak bila
konsentrasinya tinggi dan atau temperatur yang cukup tinggi. Semakin tebal
kerak yang terbentuk dalam sistem pendingin, maka efisiensi cooling tower
akan semakin kecil dan bila dibiarkan tanpa control maka saluran air pendingin
akan menjadi buntu.
3. Lumpur
Lumpur biasanya terbentuk dari endapan yang tidak dapat
membentuk kerak seperti :

 Suspensi dari besi atau garam kesadahan yang terikut dalam air
make up.

 Material organik alami dari air make up.

 Partikel yang terikut dari udara.

 Additive organic yang terikut dari proses yang rusak.

 Hasil dari korosi migrasi

4. Mikroorganisma

Sistem pendingin air, biasanya menggunakan sirkulasi dimana kontak


dengan udara adalah hal yang utama dalam transfer panas, hal ini
memungkinkan kontak yang sangat besar dengan spora algae, jamur, dan
bakteri (mikroorganisma) dari udara. Adakalanya lumpur dan mikroorganisma
bersinergi membentuk endapan tebal pada permukaan basin cooling tower.

E. PRINSIP PERAWATAN COOLING TOWER


Perawatan cooling tower pada prinsipnya adalah perawatann sistem
pendinginan, mulai dari tendon air, perpipaan, cooling tower sampai dengan cooling
point (pendingin alat produksi). Perawatan dengan bahan kimia harus diperhatikan aspek
keseimbangan antara mencegah pembentukan kerak dengan keberhasilan menahan/
mencegah terbentuknya korosi. Penentuan dosis chemical didasarkan pada total volume
sistem, make up/ air yang dikonsumsi. jnis cooling tower, tata letak dan sistem perpipaan
serta analoisa air yang dipakai.
Adakalanya terbentuk endapan yang berlebihan, hal ini terjadi karena kondisi
solid dalam air yang terlalu tinggi. Bila pembentukan lumpur terbentuk pada sistem
terbuka pada bagian sisi dari cooling tower, maka perawatan cukup dengan
membersihkan lumpur yang mengendap secara manual. Mikroorganisme dihambat
dengan memberikan chemical yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
tersebut.

F. DAFTAR PERAWATAN PADA COOLING TOWER

 Cooling tower
Periksa dari kebocoran, crack (retak) lubang serta korosi bila memakai

casing logam

 Basin
Periksa korosi bagian kotoran, puing-puing yang menghasilkan kondisi optimum untuk
perkembangan bakteri (legionalle). Periksa sambungan air dan bersihkan dari sampah.
Periksa bagian yang terbuat dari logam terhadap korosi dan kebocoran (harian).
 Fan deck
Periksa korosi pada logam dan kayu yang rapuh, pastikan bagian dari
deck dalam kondisi baik dan hubungan antara bagian kencang
 Sistem perpipaan
Sistem periksa dari kebocoran, korosi dan berkurangnya material lapisan (bulanan)
 Control flow valve
Periksa dari korosi dan kejenuhan air, reset valve untuk balancing

(bulanan)
 Fill (packing)
Terdiri dari 2 jenis, splash dan film, film yang berbeda membutuhkan perawatan yang
berbeda pula
 Kopling dan drive shaft
Periksa dari korosi dan kerusakan, periksa seluruh sambungan, teruama pada flexible
connection dari korosi, kejenuhan, retak, (tergantung kebutuhan)
 Fan
Jika dipasang fan sentrifugal, blower diperiksa dari kerusakan atau hilangnya blade, serta
korosi dari endapan. Periksa dan setel kembali fan pitch (sudu) sesuaikan dengan ukuran
yang direkomendasikan dengan toleransi 1/2 . Periksa dan kencangkan seluruh koneksi
(tergantung kebutuhan)
 Make up water
Jalankan/operasikan valve atau switch secara manual sehingga diperoleh penutup valve
sesuai dengan rancangan (sesuai kebutuhan)

Anda mungkin juga menyukai