UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. iii
2. SASARAN PROGRAM
Setelah mengikuti On the Job Training (OJT) ini, diharapkan mampu:
1. Memeriksa kesiapan peralatan
2. Mengoperasikan peralatan
3. Mengatasi gangguan peralatan
3. MATERI PROGRAM
1. Fungsi dan cara kerja peralatan
2. Proses / Pengoperasian
3. Penanganan Gangguan (Troubleshooting)
4. WAKTU
2 Bulan dengan langsung ditempatkan di unit PLTU 3/4
5. METODE
1. On the Job Training (OJT)
2. Diskusi dan tanya jawab
6. REFERENSI
1. Modul 2 pengopeerasian turbin uap dan alat bantunya.Unit Pendidikan Dan
Pelatihan Suralaya.
2. SOP pengoperasaian turbin uap PLTU 3/4
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
27-06-2010
Hal. iv
DAFTAR ISI
Judul
Lembar Pengesahan
ii
iii
Daftar Isi
iv
1. Turbin Uap
1.1 Fungsi turbin uap
2. Kondensor Utama
2.1 Kondensor Utama
11
12
13
14
15
16
18
4.2
19
4.3
20
4.4
Manual Trip
20
Tangki Pelumas
22
5.2
22
24
26
27
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. iv
28
6.2
28
6.3
34
6.4
35
7. Trobleshooting
39
8. Kesimpulan / saran
42
DISKUSI TEKNIK
UBP PRIOK
1.
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 1
TURBIN UAP
Turbin uap merupakan mesin rotasi yang berfungsi untuk mengubah energi panas
yang terkandung dalam uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Turbin uap terdiri dari beberapa bagian utama seperti : Rumah turbin (casing),
bagian yang berputar (Rotor), sudu-sudu yang dipasang pada rotor maupun
casing, bantalan untuk menyangga rotor.
1.2.1. Stator
Stator turbin pada dasarnya terdiri dari dua bagian, yaitu casing dan sudu diam (fixed
blade). Namun untuk tempat kedudukan sudu-sudu diam dipasang diapragma.
1.2.2. Casing
Casing merupakan rumah turbin yang membentuk ruangan (chamber) disekeliling rotor
sehingga memungkinkan uap mengalir melintasi sudu-sudu. Pedestal yang
berfungsi untuk menempatkan bantalan sebagai penyangga rotor juga dipasangkan
pada casing. Umumnya salah satu pedestal diikat (anchored) mati kepondasi.
Sedang yang lain ditempatkan diatas rel peluncur (Sliding feet) sehinggga casing
dapat bergerak bebas akibat pengaruh pemuaian maupun penyusutan (contraction).
Biasanya pedestal yang diikat pada pondasi adalah pedestal sisi tekanan rendah atau
sisi yang berdekatan dengan generator (generator end). Sedang sisi yang lain
dibiarkan untuk dapat bergerak dengan bebas. Ketika temperatur casing dan rotor
naik, maka seluruh konstruksi turbin akan memuai. Dengan penempatan salah
satu pedestal diatas rel peluncur, maka seluruh bagian turbin dapat bergerak dan
bebas ketika memuai seperti diilustrasikan pada gambar 1
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 2
Casing utuh
Seluruh bagian casing merupakan satu kesatuan. Umumnya diterapkan pada
konstruksi turbin-turbin kecil.
Dari klasifikasi ini casing turbin dibedakan menjadi 3 kategori yaitu single casing,
double casing dan triplle casing.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 3
Single Casing
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 4
Double Casing
Dalam rancangan double casing, Turbin terdiri dari 2 casing utuk setiap selinder.
Dengan demikian maka ketebalan masing-masing casing hanya setengah dari
ketebalan single casing. Dengan demikian maka proses pemerataan panas dan
ekspansi menjadi lebih cepat. Disamping itu, karena setiap segmen casing menjadi
lebih ringan, maka pemeliharaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Ilustrasi untuk
Turbin double casing dapat dilihat pada gambar 3.
Tripple Casing
Dalam rancangan tripple casing, setiap selinder terdiri dari 3 buah casing yaitu
inner casing, intermediate casing dan outer casing. Seperti diperlihatkan pada
gambar 4.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 5
Rotor turbin terdiri dari poros beserta cincin-cincin yang terbentuk dari rangkaian
sudu-sudu yang dipasangkan sejajar sepanjang poros.
Rotor adalah bagian dari turbin yang mengubah energi yang terkandung dalam
uap menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Secara umum ada 2 macam tipe rotor turbin yaitu rotor tipe piringan (disk) dan rotor
tipe drum.
Pada rotor tipe ini, piringan-piringan (disk) dipasangkan pada poros sehingga
membentuk jajaran piringan seperti terlihat pada gambar 5.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 6
Pada rotor tipe ini, poros dicor dan dibentuk sesuai yang dikehendaki dan rangkaian
sudusudu Iangsung dipasang pada poros. Rotor tipe drum sangat fleksibel dan dapat
dipakai hampir untuk semua jenis turbin. Ilustrasi rotor jenis ini dapat dilihat pada
gambar 6.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 7
1.2.4. Sudu
Sudu adalah bagian dari turbin dimana konversi energi terjadi. Sudu sendiri terdiri
dari bagian akar sudu, badan sudu dan ujung sudu seperti terlihat pada gambar 7.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 8
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 9
1.2.5. Bantalan
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 10
Pada bantalan jurnal, permukaaan bagian dalam yang mungkin dapat kontak
langsung dengan permukaaan poros dilapisi oleh logam putih (white metal/babbit)
yang lunak. Disamping itu juga terdapat saluran-saluran tempat minyak pelumas
mengalir masuk ke bantalan dan saluran dimana minyak pelumas dapat mengalir
keluar meninggggalkan bantalan.
Sedangkan pada bantalan aksial (Thrust bearing), umumnya terdiri dari piringan
(Thrust Collar) yang merupakan bagian dari poros dan dua sepatu (Thrust pad) yang
diikatkan ke Casing.
Bantalan aksial berfungsi untuk mengontrol posisi aksial rotor relatif terhadap casing.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 11
Seperti diketahui bahwa dalam siklus PLTU, uap yang keluar meninggalkan tingkat
akhir turbin tekanan rendah akan mengalir memasuki kondensor.
Kondensor PLTU umumnya merupakan perangkat penukar panas tipe permukaan
(surface) yang memiliki 2 fungsi utama yaitu sebagai wahana penghasil vacum tinggi
bagi uap keluar exhaust turbin serta untuk mengkondensasikan uap bekas keluar
dari exhaust turbin. Kedua fungsi tersebut sekilas kurang begitu penting tetapi ternyata
keduanya merupakan faktor yang cukup vital dalam pengoperasian turbin maupun
efisiensi siklus.
Media yang dialirkan ke kondensor untuk mendinginkan/mengkondensasikan uap
adalah air yang disebut air pendingin utama (circulating water). Air pedingin
mengalir didalam pipa - pipa kondensor sedang uap bekas mengalir dibagian luar
pipa. Melalui proses tersebut, panas dalam uap bekas akan diserap oleh air
pendingin sehingga uap akan terkondensasi menjadi air yang dinamakan air
kondensat. Air kondensat ini akan ditampung dibagian bawah kondensor dalam
sebuah penampung yang disebut hotwell. Air kondesat dari dalam hotwell
selanjutnya dipompakan lagi ke deaerator oleh pompa kondensat.
Kondensor umumnya terletak dibagian bawah turbin (under slung) dan tersambung ke
exhaust turbin tekanan rendah. Penyambungan antara turbin dengan kondensor
harus cukup feksibel untuk mengakomodir adanya pemuaian akibat variasi
temperatur.
Ada 2 macam cara penyambungan turbin dengan kondensor yaitu Sambungan Rigid
dimana antara turbin exhaust dengan kondensor dihubungkan secara langsung
seperti terlihat pada gambar 12. Untuk mengakomodir pemuaian atau penyusutan
kondensor, bagian bawah kondensor ditumpu oleh pegas-pegas sehingga
memungkinkan kondensor bergerak keatas atau kebawah dengan bebas.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 12
Pada condensing turbin, efisiensi siklus maupun efisiensi turbin turut ditentukan
oleh vacum kondensor. Mengingat bahwa udara serta non condensable gas lain
senantiasa muncul dalam kondensor, baik disebabkan karena kebocoran kebocoran maupun yang terbawa bersama uap, maka akumulasi dari udara dan
gas-gas tersebut dapat mengganggu vacum kondensor. Agar tingkat kevacuman
kondensor dapat dipertahankan, maka kumulasi udara dan gas-gas tersebut harus
dikeluarkan dari kondensor secara kontinyu. Untuk keperluan ini, disediakan
perangkat penghisap udara (Air extraction plant) yang berfungsi untuk menghisap
udara dan non condensable gas dari kondensor. Ada 2 macam penghisap udara
yang banyak dipakai yaitu steam ejector dan vacum pump.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 13
Perangkat ini menggunakan ejector uap untuk menghisap udara dan non
condensable gas dari dalam kondensor. Gambar 22, merupakan ejector uap
bertingkat (Multy Stage Steam Ejector) yang terdiri dari 3 tingkat dengan 3 buah
ejector
yang
masing-masing
berbeda
ukurannya.
Ketiga
ejector
tersebut
Pasokan uap berasal dari main steam katup pengatur tekanan, dialirkan ke Nozzle
ejector tingkat pertama (primary ejector). Akibat transformasi energi pada Nozzle,
maka tekanan dibagian leher Nozzle (Throat) akan turun sehingga udara dan non
condensable gas dari kondensor akan terhisap dan keluar dari mulut Nozzle
bersama uap. Campuran ini kemudian masuk shell tingkat pertama dan mengalir
dibagian dalam pipa-pipa pendingin (tube) dimana dibagian luar pipa dialirkan air
condesate sebagai pendingin. Akibat proses pendingin, fraksi uap dalam campuran
akan terkondensasi sementara fraksi udara dan non condensable gas akan
mengalalmi pengecilan volume (contracting).
Campuran udara akan non condensable gas dari shell tingkat pertama kemudian
dihisap lagi oleh ejector tingkat kedua. Akibat campuran ini sudah mengalami
penurunan volume/kontraksi, maka ejector tingkat kedua hanya memerlukan uap
yang lebih sedikit serta ukuran ejector yang lebih kecil. Campuran uap dengan
udara dan non condensable gas yang keluar dari ejector tingkat kedua kemudian
masuk shell tingkat kedua yang didinginkan oleh air condensate.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 14
Hoging/Starting Ejector.
Selain perangkat ejector seperti yang dijelaskan diatas, PLTU juga dilengkapi dengan
ejector lain yang berukuran lebih besar dan umumnya disebut hoging atau starting
ejector. Sesuai namanya, ejector ini hanya dioperasikan sebelum turbin berputar.
Fungsinya adalah untuk menghisap udara dalam jumlah besar dari kondensor dalam
waktu yang singkat dalam rangka membuat vacum kondensor menjelang start turbin.
Dalam keadaan normal operasi, ejector ini umumnya tidak dioperasikan.
Steam chest adalah merupakan titik pertemuan antara pipa uap utama dengan
saluran uap masuk turbin. Fungsi utama Steam Chest adalah sebagai wadah untuk
menempatkan katup-katup governor sebagai pengatur aliran uap yang akan masuk ke
Turbin.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 15
Posisi Steam Chest pada konstruksi berbagai turbin sangat beragam. Pada salah
satu rancangan turbin, steam chest mungkin ditempatkan dibagian atas dan bawah dari
turbin tekanan tinggi. Pada rancangan lain, steam chest ditempatkan dikedua sisi turbin
tekanan tinggi. Disebagian besar konstruksi turbin, katup penutup cepat (stop valve)
juga ditempatkan pada steam chest. Gambar 26, memperlihatkan sketsa tipikal steam
chest dari turbin uap.
Stop valve adalah katup penutup cepat yang berfungsi untuk memblokir aliran uap
dari ketel ke Turbin. Katup ini dirancang hanya untuk menutup penuh atau membuka
penuh.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 16
Pada sebagian turbin, Pembukaan katup ini juga dapat diatur (Throtling) selama
periode start turbin untuk mengatur aliran uap hingga putaran turbin tertentu.
Fungsi pengaturan ini bagi katup penutup cepat merupakan fungsi tambahan. Fungsi
utamanya adalah untuk memutus aliran uap secara cepat ketika dalam kondisi
emergensi. Sesuai dengan fungsi utamanya, maka stop valve diharapkan menutup
lebih cepat dibanding katup governor.
Karena stop valve memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan, maka konstruksinya
juga terdiri dari katup utama (main valve) dan katup bantu (pilot valve) seperti
terlihat pada gambar 28.
Fungsi katup governor adalah untuk mengatur aliran uap dari steam chest yang
akan masuk ke Turbin. Jadi tugas utamanya adalah mengatur putaran atau beban
yang dihasilkan oleh turbin seperti terlihat pada gambar 15.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 17
Turbin merupakan suatu mesin yang beroperasi pada tekanan, temperatur dan putaran
tinggi. Sehingga menyimpan potensi bahaya yang cukup besar bukan hanya bagi
turbinnya sendiri, tetapi juga bagi manusia. Dalam usaha untuk memperkecil resiko
bahaya, maka turbin dilengkapi dengan berbagai pengaman (protection) yang antara
lain terdiri dari
Pengaman tekanan minyak bantalan aksial tinggi (Thrust Bearing Oil Pressure)
Perangkat proteksi turbin kerap disebut Turbine Protective Device seperti dilihat pada
gambar 16.
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 18
(control oil system). Pada gambar terlihat bahwa bila tuas dalam posisi horizontal,
berarti seluruh drain control oil system dalam keadaan tertutup. Kondisi ini adalah
kondisi normal operasi.
peralatan
proteksi
putaranlebih
(over
speed
protection)
untuk
mengamankan turbin. Ada 2 macam sistem proteksi putaran lebih yaitu sistem
proteksi putaran lebih mekanik (mechanical over speed) dan putaran lebih elektrik
(electrical over speed). Gambar 17, memperlihatkan sistem proteksi putaran lebih
mekanik.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 19
Pada poros turbin dibuat alur melintang. Pada alur tersebut dimasukkan logam
berbentuk ujung peluru yang ditahan dalam poros oleh pegas tarik. Bila poros
berputar, maka akan timbul gaya sentrifugal ke arah luar yang cenderung menarik
bonggol peluru keluar poros melawan tarikan pegas. Pada putaran nominal, gaya
sentrifugal sebanding dengan gaya tarik pegas. Bila putaran naik hingga mencapai
harga tertentu (umumnya 110 %) gaya sentrifugal yang timbul menjadi lebih besar dari
gaya tarik pegas. Hal ini mengakibatkan bonggol peluru akan menonjol keluar poros
dan mendorong tuas pengunci.
Terdorongnya tuas pengunci akan mengakibatkan terbukanya saluran drain pada
sistem minyak kendali (control oil) sehingga semua katup uap ke turbin akan
menutup yang berarti turbin trip. Dengan tripnya turbin, diharapkan putaran turbin tidak
naik lagi sehingga turbin terhindar dari keadaan yang membahayakan. Sistem proteksi
putaran lebih elktrik biasanya merupakan cadangan (back up) yang juga akan mentrip
bila putaran turbin mencapai > 110%.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 20
Selain semua perangkat proteksi yang telah dibahas di atas. Turbin juga masih
dilengkapi dengan fasilitas manual trip level yang umumnya ada di lokal serta
manual trip button yang terpasang di ruang kontrol (control room). Dengan
fasilitas ini, operator dapat mentrip turbin secra baik dari lokal maupun dari control
room bila mendapatkan bahwa turbin beroperasi dalam kondisi yang berbahaya.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 21
Pada gambar 17 juga terlihat fasilitas trip manual yang terpasang dilokal berupa tuas
(manual trip level). Bila tuas ini digerakkan ke kiri, maka turbin akan trip karena
gerakan turbin tuas ini akan membuka saluran drain dari sistem minyak kendali
( control oil sistem).
Sistem pelumas sistem yang cukup vital untuk turbin. Fungsinya bukan hanya terbatas
untuk pelumasan kerja saja, tetapi juga untuk memindahkan panas dan
memindahkan kotoran. Disamping itu, pada sebagian besar turbin saat ini, sistem
pelumasan juga memasok kebutuhan minyak hidrolik baik sebagai penggerak aktuator
hidrolik (Power oil) maupun sebagai minyak kendali (control oil) pada sistem
pengaturan governor. Untuk turbin-turbin yang menggerakan generator berpedingin
hidrogen, sistem pelumas juga merupakan pasokan cadangan (Back up oil) bagi
sistem perapat poros generator (seal oil system). Mengingat peranannya yang
cukup vital, maka sistem pelumasan menerapkan sistem sirkulasi bertekanan yang
dilengkapi oleh berbagai komponen seperti terlihat pada gambar 18.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 22
Tangki pelumas
Pompa pelumas
Saringan-saringan
Regulator
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 23
Pada sistem pelumasan, minyak pelumas dari tangki dipompakan oleh pompa
pelumas dan dialirkan melalui pendingin (Oil Cooler), melintasi pengontrol aliran
atau regulator tekanan dan selanjutnya mengalir kebantalan untuk akhirnya kembali
ke tangki pelumas.
Dalam keadaan turbin sudah beroperasi normal, minyak pelumas dipasok oleh Main
Oil Pump yang digerakkan oleh poros turbin. Tetapi dalam keadaan start/shutdown,
maka pompa-pompa yang terpasang di tangki pelumas yang beroperasi.
Pompa Pelumas Utama (Main Oil Pump)
Merupakan pompa sentrifugal yang terpasang dipedestal turbin dan digerakkan oleh
poros turbin. Pompa ini memasok kebutuhan minyak untuk sistem pelumas turbin,
minyak pengatur (control oil) untuk governor, minyak penggerak servomotor / aktuator
hidrolik (power oil) dan pasok cadangan (back up supply) untuk minyak perapat poros
generator (seal oil system). Karena pompa ini digerakkan manakala putaran turbin
sudah diatas 90 % dari putaran nominalnya. Pada saat putaran turbin < 90%, maka
diperlukan pompa pelumas lain (biasanya AOP) untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Gambar 19, merupakan ilustrasi dari pompa pelumas utama (MOP).
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 24
Umumnya merupakan konstruksi double suction single stage. Pompa ini dipasok oleh
minyak dari ejektor minyak (oil ejector) pada tekanan 1 - 1,5 bar dengan tekanan
sisi tekan (discharge) proporsional dengan putaran. Pada putaran nominal, tekanan
keluar pompa berkisar antara 20-30 bar (tergantung desain).
Seperti telah disinggung diatas bahwa minyak pelumas yang mengalir ke bantalan
bukan hanya berfungsi sebagai pelumas tetapi juga menyerap panas yang timbul
dibantalan. Panas yang diserap oleh minyak pelumas ini harus dikeluarkan lagi dari
minyak. Komponen yang dirancang untuk mengeluarkan panas dari minyak adalah
pendingin minyak (oil cooler). Didalam cooler, panas dari minyak akan diserap leh air
pendingin. Umumnya, untuk sistem pelumasan disediakan 2 buah cooler yaitu 1 cooler
aktif sedang 1 cooler lainnya standby seperti terlihat pada gambar 20.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 25
Cooler yang telah selesai dibersihkan harus dikembalikan ke kondisi stand by.
Yang dimaksud kondisi standby adalah bahwa didalam cooler sudah tidak ada lagi sisa
udara dan seluruh volume cooler sudah terisi minyak pelumas. Cara membuang udara
dari cooler adalah dengan
membuka saluran venting dan bersamaan dengan itu minyak pelumas dialirkan
kedalam cooler secara perlahan-lahan. Minyak pelumas yang mengalir dan mengisi
cooler akan mendorong keluar udara dari dalam cooler. Bila dari saluran venting sudah
mulai keluar minyak, berarti udara sudah habis dan katup venting dapat ditutup. Kini
cooler berada pada kondisi standby.
Pendingin minyak (oil cooler) merupakan komponen yang cukup penting karena
menentukan
temperatur
minyak
pelumas.
Sedangkan
temperatur
minyak
pelumas merupakan fungsi dari viskositas minyak pelumas yang turut menentukan
terbentuknya lapisan film pelumas pada bantalan.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 26
Berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga minyak pelumas yang akan mengalir
ke komponen-komponen yang akan dilumasi dalam kondisi bersih.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 27
5.5 Saluran Minyak Pelumas masuk dan Kembali (Supply & Return Line)
Sistem pelumas turbin memiliki kapasitas dengan volume minyak yang cukup besar.
Disamping itu, saluran-saluran minyak pelumas harus melintasi daerah-daerah yang
temperatur cukup tinggi disekitar turbin. Pada situasi yang demikian, bila terjadi
kebocoran minyak pada saluran, kondisinya akan sangat membahayakan. Untuk
mengurangi resiko, maka semua saluran minyak baik saluran pasokan (supply)
maupun saluran minyak kembali (return) ditempatkan dalam suatu sungkup pelindung
berupa pipa besar.
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
6.
10/03/2010
Hal. 28
Sistem pelumas ok
Turning gear ok
Untuk menjalankan turbin, tekanan dan temperatur uap dibedakan sesuai dengan
keadaan turbin pada waktu itu, seperti keadaan dingin, keadaan sedang, dan keadaan
panas. Perbedaan kondisi uap untuk start turbin dapat dilihat pada tabel berikut:
Nama start
Tekanan uap
Temperatur uap
Lama berhenti
(kg/cm2)
masuk (0C)
(jam)
Start dingin
40
310
> 50
Start sedang
50 - 60
350 - 400
20 50
Start panas
60 - 80
400
< 20
Fan inlet valve buka atur arus 2-3 Ampere, hampa 200 mmAq.
Drain ke pit buka ke kondensor tutup, bila sudah ada vacumm drain
kekondensor buka ke pit tutup.
Root valve (57V-61K) buka untuk warming, valve (51V-41t) buka dan atur
PC 201 dengan tekanan 0,3 kg/cm2.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 29
Spray water untuk gland buka (sebelum dan sesudah) control valve,
spray water untuk exhaust buka / by pass
5.
3.
Turbin reset
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 30
Main governing valve buka penuh, atur load limit dengan tangan 0,5
kg/cm2, lokal vacum trip reset
4. Rolling turbin
700 mmHg
3000
Vacu
m
2500
45 MW
5
37,5
50
1200
25
400
4
C
5
6
D
I
60 mnt
30 mnt
15 mnt
J
60 mnt
30 mnt
15 mnt
Keterangan :
Start dingin
Start sedang
Start panas
B
30 mnt
30 mnt
30 mnt
C
60 mnt
40 mnt
25 mnt
1. Boiler firing
2. Vacum up
D
30 mnt
25 mnt
15 mnt
E
30 mnt
25 mnt
15 mnt
3. Rolling turbin
F
60 mnt
40 mnt
25 mnt
G
60 mnt
30 mnt
15 mnt
4. Trip test
H
60 mnt
30 mnt
15 mnt
Total
5jam20mnt
3jam
1jam45mnt
6. Paralel on
Clutch lever lepas kembali dan matikan saklar motor pemutar poros.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 31
Periksa vibrasi
5. Periksa temperatur uap bekas dan hindari kenaikan temperatur yang tidak normal.
Temperatur sisi uap bekas sbb: katup pengatur spray water membuka
pada temperatur 60 0C, alarm 80 0C, trip 120 0C.
periksa sumber tenaga dan katup magnet (selenoid) untuk spray water,
apakah saklarnya sudah dimasukan.
dalam hal katup ini tidak bisa dijalankan, aturlah dengan tangan melalui
katup bypass.
6.
Adakan percobaan trip dengan tangan. Lakukan pada saat jalan pertama kali.
bila kecepatan putaran ditambah sampai 400 rpm dan keadaannya baik,
adakan percobaan trip secara manual. Periksa alat-alat trip (alat-alat
pengaman) dan periksa apakah setiap katup menutup dengan baik,
periksa suara-suara yang mencurigakan dengan sebuah tongkat
pendengar.
tutup segera katup masuk utama sesudah turbin ditrip. Putar + 1 kearah
membuka setelah katup tertutup rapat.
7.
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 32
reset turbin kembali bila keadaannya baik (reset lokal dilakukan setelah
relay 86 T di control room direset).
8.
Atur hampa kondensor agar sudah sama dengan hampa yang diperlukan
pada putaran 3000 rpm
9.
Kenaikan putaran dipercepat sampai 500 rpm setiap menitnya, apabila berada
di daerah putaran kritis. Daerah putaran kritis sebagai berikut:
Pertama
: 1709 rpm
Kedua
: 2191 rpm
periksa getaran turbin. Alat pengukur getaran turbin tidak tepat pengukurannya
pada putaran di bawah 1000 rpm.
10.
: 70 0C
: 50 0C
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 33
Rpm 2850
Auxiliary oil pump stop (oto), 5TL reset ECB, Auxiliary governor atur
pressure 0,5 kg/cm2
16. Paralel ON
17. Beban 10 MW
18. Beban 14 20 MW
Heater 5
Heater 4
Drain trap 5 dan 4 buka, untuk heater 5 dan 4 by pass orifice tutup
Ext.3 deaerator
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 34
Drain trap 5 dan 4 buka, untuk heater 5 dan 4 by pass orifice tutup
Ext.3 deaerator
Buka katup warming, setelah 150 oC tercapai buka penuh
Drain valve ext. 3 tutup
Auxiliary steam tutup pelan-pelan
Air vent orifice buka, by pass tutup
Valve control PC 209 dan PC 208 tutup
Drain valve dari heater 2 buka (setelah ext.2 dibuka)
Heater 2
Buka katup pengambilan ke heater 2 warming sampai 200 oC
Periksa level, temperatur dan tekanan pada LC 205
Drain setelah check valve tutup
Katup heater 2 buka penuh
Drain setelah check valve tutup
Heater 1
Katup heater 1 warming sampai 300 oC
Periksa LC 206 level, temperatur dan tekanan
Drain setelah check valve tutup
Katup heater 1 buka penuh
Drain sebelum check valve tutup
Keterangan :
16.
Steam air heater dari auxiliary steam tutup, dari ext.2 buka
Beban 40 MW
17.
Beban 50 MW
TURBIN UAP
UBP PRIOK
6.3.
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 35
Turbin terdiri dari dua macam komponen utama yaitu komponen yang berputar (rotor)
dan komponen yang stationer (casing). Keduanya akan bersentuhan dengan uap
yang bertemperatur tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kerusakan pada
komponen turbin oleh pengoperasian yang melebihi batas.
Parameter-parameter operasional ini perlu mendapat perhatian lebih serius ketika
melakukan start turbin. Parameter-parameter tersebut antara lain :
perbedaan pemuaian
thermal stress
vibrasi
putaran
tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Setelah unit (turbin generator) sinkron dengan sistem dan berbeban minimum,
kegiatan berikutnya adalah pembebanan (melayani kebutuhan daya). Sebagaimana
pada proses start-up (rolling), laju pembebanan juga harus mengikuti kurva
pembebanan yang dibuat oleh pabrik pembuat turbin.
Pada saat kondisi operasi sudah steady pengamatan terhadap trend parameter
utama tetap harus dilakukan. Adanya kecenderungan penyimpangan parameter
operasi harus segera diambil tindakan dan kelangsungan operasi yang aman serta
efisien harus dijaga.
Untuk memastikan pemeriksaan telah dilakukan biasanya manajemen pengoperasian
menyediakan logsheet untuk mencatat parameter penting dan kritis. Logsheet juga
berguna untuk pembanding bila terjadi penyimpangan dikemudian hari.
TURBIN UAP
UBP PRIOK
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
10/03/2010
Hal. 36
1.
Beban 40 MW
2.
Beban 12 MW
3.
Beban 10 MW
4.
Paralel OFF
5.
6.
7.
Governing buka
TURBIN UAP
UBP PRIOK
8.
9.
10.
10/03/2010
Vacum < 50 mm Hg
Periksa vacum manometer dipanel start turbin, atur air raksa sampai
12.
Hal. 37
11.
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
13.
10/03/2010
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
Hal. 38
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 39
7. TROUBLESHOOTING
No
1
Trouble
Ampere
leakage
Penyebab
Tindakan
terlalu besar
tinggi
banyak
2
leakage
load
yang
mati
condensor
jalan
sedangkan
oto
ke
yang
posisi
on,
mengalami
melebihi
2
LP)
tekanan
gland
steam
terlalu
(untuk
sisi HP)
ampere atau vacum
GLC terlalu kecil
labirin turbin sisi HP
keropos
(untuk sisi
0,3 kg/cm
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
4
Saat
10/03/2010
valve turbin belum direset reset turbin
throtle
dibuka,
Hal. 40
throttle turun
pengatur
tekanan
oil
filter
(saringan
magnit)
periksa/bongkar pilot valve
Vibrasi tinggi
sudu patah
unit distop
bantalan
radial
aus/pecah/rusak
turbin karatan
6
Suhu
uap
bekas hampa
tinggi
terganggu
masuknya
campuran
udara
(CV
tidak
213)
bekerja
dengan baik
7
Motor
penggerak tekanan
turbin terganggu
oil
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
TURBIN UAP
UBP PRIOK
8
10/03/2010
pelumas
bekerja
secara
WP
atau turunkan beban
maksimal
sistem pendingin air
tawar fresh water
cooler terganggu
matinya salah satu
atau
semua
SWP/Cool WP
9
Hampa
rendah
kondensor
Hal. 41
TURBIN UAP
OJT/OP/PLTU/UBPTGP/10
UBP PRIOK
10/03/2010
Hal. 42
8. Kesimpulan / Saran
8.1. Kesimpulan
Secara keseluruhan dalam pengopersian turbin uap ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu :
Persiapan dan Pemeriksaan Peralatan dan sistem-sistem seperti :
Sistem air pendingin ok
Sistem pelumas ok
Sistem udara kontrol ok
Turning gear ok
Sistem drain ekstraksi siap
Pemantauan Operasional Turbin
perbedaan pemuaian
thermal stress
vibrasi
putaran
tekanan dan temperatur uap masuk MSV
Dari OJT Turbin ini juga diharapkan operator mampu mengoperasikan start stop
turbin uap, khususnya turbin uap PLTU.
8.2. Saran
Dalam OJT ini saya menyadari pengetahuan dibidang turbin sangat minim
dikarenakan keterbatasan waktu mentor maupun kondisi turbin di PLTU . Bisa
dibayangkan OJT selama 2 bulan saya hanya bisa mengikuti proses start turbin 2 kali
dan stop turbin 1 kali. Padahal operator turbin bisa dikatakan kompeten bila jam
terbang dalam mengoperasikan turbin sering khususnya dalam start stop turbin.
Usulan dari saya sebelum OJT diadakan terlebih dahulu semacam diklat pengenalan
turbin uap secara keseluruhan agar pada saat nanti OJT sedikit banyak sudah
paham akan fungsi turbin dan alat bantunya.