A. pengertian CFB
CIRCULATING :
Terjadinya sirkulasi batu bara yang belum habis terbakar dari
FURNACE ke CYCLONE kemudian masuk ke SEALPOT dan
kembali ke FURNACE.
FLUIDIZED :
Penghembusan udara primer untuk menjaga material bed dan batu
bara tetap melayang didalam furnace.
BED :
Material berupa partikel-partikel kecil ( pasir kuarsa, bottom ash )
yang digunakan sebagai media awal transfer panas dari pembakarn
HSB kepembakaran batu bara ( 100 ton )
Matikan salah satu ID Fan dalam kondisi normal operasi, ada 2 ID fan yaitu IDF-A
dan IDF-B, misal IDF-A di matikan, caranya :
- Prinsipnya pindah alih beban dari IDF-A ke IDF-B.
- ID Fan-A dikurangi speednya / SCV sampai 5% (± 200 rpm) di imbangi
dengan menaikan speed /SCV ID Fan-B max 55% (± 800-900 rpm).
- Bila IDF-A speed / SCV sudah ± 5% (± 200 rpm) langsung dimatikan /
distop. Kenapa speed tidak sampai nol (0) ? untuk menghindari aliran
udara balik karena mungkin dumper tidak rapat dan ada tarikan dari
IDF-B yang running.
- Jika di furnace tekanan naik / positif, maka harus di imbangi dengan
penurunan beban atau back filter di bypass.
- Jika IDF-A tidak bisa di turunkan speednya karena mungkin Hydrouliq
coupling / SCVnya macet maka dengan cara :
Dumper inlet ditutup rapat dan IDF-A segera matikan dan segera
imbangi dengan penurunan beban, jika tekanan di furnace masih
naik/positif maka buka bypass back filter.
Fungsi IDF :
1 Menjaga tekanan furnace tetap vacum.
2 Menyebarkan panas di seluruh system.
3 Menarik fly ash agar bisa ditangkap di bag filter.
4 ?
Mengapa Furnace dibuat vacum ?
System fluidisasi agar bisa mengalir (sirkulasi).
Speed IDF dicontrol / tergantung pada :
PIC-235/335 (pressure control di furnace).
IDF yang tidak running ada kalanya mengalami putar balik mengapa?
Pengaruh tekan dari fan yang sedang running.
Mengapa fan putar balik harus dihindari ?
Melawan putaran balik Ketika start, akan menyebabkan overload / patah
shaft / Rusak.
RECYCLE AIR FAN / RA Fan ( K-203/393 A/B )
Sisi Turbine :
1. Test fungsi TTV / simulasi TTV.
2. Check level lube oil.
3. Aktifkan lube oil pump, Pressure discharge ± 1kg/cm2, supaya tidak
banyak tetesan yang memicu kebakaran, bila turbin sudah normal,
tekanan bisa di tambah lagi hingga ± 2kg/cm2.
4. Line outlet / exhause turbine open.
5. Line suction / inlet turbine close.
6. Drain inlet, drain casing, drain outlet full open.
Start Permissive :
1. Lube oil pressure.
2. MOV discharge open potition.
3. Bypass auto start P-232A active.
4. Bypass auto start P-232B active.
5. Local Remote Selector.
6. Fault.
7. Wire Breaking.
Trip System.
1. Pressure Lube oil low.
2. Bearing vibration HH.
3. Stop PB (DCS).
- Turunkan rate.
- Pindah alih beban dari A ke B, yaitu dengan mengurangi speed yang A
dengan di sertai menaikan beban di B sampai maksimal, Speed Control
Valve (SCF) ± 50 %, dengan pertimbangan
SCV : 50 % ≈ speednya 800 rpm.
SCV > 55 tidak bisa di control, dan ingat speed ID.
Belum selesai
= FURNACE BERMASALAH =
Bocor Tube Riser Furnace BB2.
Penyebab :
- Penipisan karena abrasi oleh pasir fluidisasi.
Akibat :
- Level steam drum turun.A
- Penyebab : tube riser furnace bocor.
- Akibat : RA Fan mati, SA Fan mati, PA Fan mati.
- Pressure furnace naik (+).
- Penyebab :
- Tambahan pressure dari kebocoran
- IDFan tidak mampu menarik / membuat fakum.
- Akibat :
- Speed / kerja ID Fan tambah naik.
- Temperature furnace turun.
- Penyebab :
- Tersiram air oleh riser furnace yang bocor.
- Akibat :
- Coal feeder mati (jika Auto).
- Pressure planum / dischage primary naik.
- Penyebab :
- Material bed basah sehinga tidak bisa naik.
- Akibat :
- Kerja ID fan berat / speed naik.
- Water balance => flow BFW suction > flow Steam product.
- Penyebab :
- Air sebagian tidak nyampek dram.
- Akibat :
- Level steam drum L / LL.
- Flow steam turun.
- Pressure steam turun.
- Temperature steam turun.
- Pressure header steam product turun.
- Penyebab :
- Temperature
- Akibat :
- Termperature header steam product turun.
- Start running BFW motor.
- Pressure dan temperatur deaerator turun.
- Akibat terhadap BB1:
- Start running BFW motor BB1.
- Product LP Steam turun.
- Product MP steam turun.
- Pressure dan temperatur deaerator turun.
Belum selesai
= LUBE OIL TURBINE BB1 BERMASALAH =
Oli mengandung air berdasarkan analisa lab.
Turbine akan dimatikan / beban pompa BFW turbine akan di switch ke pompa
BFW Motor pada kondisi normal operasi.
Langkah :
No. BFW Pump Turbine (P-225 BFW Pump Motor (P-225 B)
A)
1 Manualkan MOV-225 B (valve
discharge), kemudian valve di closse.
Ingat MOV-226 (Valve minimum flow to
Deaerator) harus open.
2 Runningkan BFW Pump Motor.
3 MOV-225 B (valve discharge) dibuka
pelan-pelan sampai full open.
Perhatikan kondisi turbine
karena sebagian beban
sudah diambil pompa BFW
motor. Belum selesai
4 Buka valve bypass sampai
full open dari MOV-230
(valve inlet steam turbine)
5 Lewat WW Panel :
Kurangi speed turbine pelan-
pelan sampai MGS
(Minimum Governor Speed)
yaitu ± 2500 rpm, dengan
maksud PV-297 (valve HP-
MP steam) tetap masih bisa
ngontrol.
6 MOV-225 A (valve discharge)
tutup pelan-pelan sampai
full open.
7 MOV-230 (valve inlet steam
turbine) di tutup sampai full
closse.
8 tutup valve bypass sampai
full closse dari MOV-230
(valve inlet steam turbine)
9 Pengamanan turbine
- Buka valve drain casing.
-
CATATAN UMUM :
Product Steam rate 100 % : 540 oC.
: 98 Kg/cm2.
: 262 Ton/H.
TI-215/315 A/B top backpass : 720 oC.
Letak sensor :
PDI-218/318 A/B (di furnace) : lower + Upper (Furnace profile)
PDI-219/319 A/B (di furnace) : midle + outlet furnace (Furnace profile)
START BURNER.
Purging burner no.1/A.
Valve yang dibuka dalah :
- SV-252/352
- SV-254/354-AB
- SV-254/354-AC
Catatan :
Agar line tidak buntu.
- Loading pasir halus open valve ± 20 %
- Loading pasir kasar open valve ± 10 %
DRY OUT.
Target Dry Out => Furnace dan Cyclone, khususnya sport yang mengalami repair
castable.
Prosedur Dry Out versi operasi :
1. Naikkan furnace Battom (TI-2/302) ke 150 oC dan ditahan selama 3,5
jam.
2. Naikkan termperature battom furnace (TI-2/302) agar tercapai
temperatur top furnace A/B (TI-2/313 A/B) pada 150 oC dan ditahan
selama 3,5 jam.
Catatan :
Bila Battom furnace (TI-2/302) tercapai lebih dulu sebelum top
furnace(TI-2/313 A/B) tercapai 150 oC, Maka tahapan no. 3 untuk battom
furnace (TI-2/302) = 350 oC di tahan selama 4,5 jam.
3. Naikkan battom furnace (TI-2/302) ke 350 oC dan ditahan selama 4,5
jam.
4. Naikkan termperature battom furnace (TI-2/302) agar tercapai
temperatur top furnace A/B (TI-2/313 A/B) pada 350 oC dan ditahan
selama 4,5 jam.
Catatan :
Bila battom furnace (TI-2/302) tercapai lebih dulu sebelum top furnace
A/B (TI-2/313 A/B) tercapai 650 oC, Maka tahapan no. 5 untuk battom
furnace (TI-2/302) = 650 oC di tahan selama 2,5 jam.
F
Keperluan Power di Unit BB 1 & 2.
No. Item Power (KW)
1 P-225/325-B (BFW PUMP) 1800
2 K-204/304-A/B (ID Fan) 900
3 K-203/303-A/B/C (RA Fan) 30
K-202/302-A/B (SA Fan) 315
K-201/301-A/B (PA Fan) 710
P-614-A/B (Cooling Tower Pump) 18,5
P-602 (Filling Pump) 185
P-611-A/B/C (Demin Pump) 132
CBU-101 387
RE-146 (Reclaimer) 200
CR-131-A/B (Crusher) 200
L-121 (Jetty-Dome Conveyo)r 107
L-116 (Jetty Conveyor) 45
L-126 (Dome-Crusher conveyor) 15
L-135 ( 90
L-141 11
Total
Steam Product
No Unit Satuan Batasan
PH - 9-9,8
Conductifity ɱs <3
SiO2 ppm < 0,1
NH4 ppm <2
CO2 ppm <1
Cl-