Anda di halaman 1dari 44

PENGERTIAN BOILER CFB ( CIRCULATING FLUIDIZED BED )

Konsep dasar dari boiler CFB adalah boiler :


stoker ( unggun fluidisasi ) dimana batu bara dibakar diatas rantai
berjalan dan diberi hembusan udara dari sisi bawah sehingga batu
bara membara diatas rantai berjalan tersebut.

setelah dilakukan repowering dan redesigning maka didapatkan lah boiler


dengan type CFB. Berikut ini akan dibahas secara singkat pengertian
bagian boiler, konsep pembakaran, perbandingan boiler CFB dan
Pulvurized coal, prosedur umum operasi, proses pembakaran, kontrol
pembakaran, dan lain lain .

A. pengertian CFB
 CIRCULATING :
Terjadinya sirkulasi batu bara yang belum habis terbakar dari
FURNACE ke CYCLONE kemudian masuk ke SEALPOT dan
kembali ke FURNACE.

 FLUIDIZED :
Penghembusan udara primer untuk menjaga material bed dan batu
bara tetap melayang didalam furnace.

 BED :
Material berupa partikel-partikel kecil ( pasir kuarsa, bottom ash )
yang digunakan sebagai media awal transfer panas dari pembakarn
HSB kepembakaran batu bara ( 100 ton )

B. 3 Bagian utama boiler type CFB


 FURNACE :
Yang berfungsi sebagai tempat terjadinya pembakaran bahan bakar.
komponen yang terdapat difurnace :
wall tube, panel evaporator , panel super heater.
 CYCLONE :
Yang berfungsi untuk memisahkan batubara yang belum terbakar
dengan abu ( ash ) sisa pembakaran dan mengembalikannya ke
furnace.
komponen utama Cyclone :
Cyclone, Sealpot, Seal Pot Dutch
 BACKPASS :
Yang berfungsi sebagai ruang pemanfaatan kalor yang terdapat
dalam flue gas .
komponen utama di backpass adalah :
Finishing, Superheater , Low temperature Superheater ,
Economizer, dan Tubular Air Heater.

C. Konsep pembakaran Boiler CFB


Konsep pembakaran dari boiler CFB ini adalah :
 CFB Boiler mampu membakar dengan tingkat emisi yang rendah (
Sox dan Nox yang sangat rendah )
 Coal dibakar pada bagian "bed of material " yang mengambang dan
sirkulasi dalam furnace karena kecepatan udara yang tinggi
sehingga menyebabkan fluidisasi pada bed material .
 Bed infentory terdiri dari fuel , Sorbent, Inert sand , dan reinjected
coal dari cyclone.
D. gambar perbedaan boiler CFB dan Boiler PC
1. Gambar boiler CFB

2. Gambar boiler Pulvurized Coal


E. Perbandingan Boiler CFB dengam Boiler PC
Teknologi boiler type CFB ini mempunyai banyak kelebihan dibandingan
dibandingkan dengan jenis Boiler Pulvirized Coal yang kita kenal selama
ini. Berikut adalah beberapa perbandingan antara boiler tipe CFB dan
Boiler PC
No BOILER CFB BOILER PC
1 Temperatur pembakaran di Temperature pembakaran di
furnace rendah ( ± 800 C ). Fuernace tinggi ( ≥1000 C ).
2 Kadar Sox dan Nox yang Kadar Sox dan Nox tinggi karena
rendah karena tidak menggunakan Limestone
menggunakan Limestone
3 Ukuran batu bara yang Ukuran batubara yang masuk
masuk kefurnace ( ± 6 mm kefurnace dalam bentuk halus.
).
4 Dapat menggunakan batu Menggunakan batubara dengan
bara dengan nilai kalor nilali kalor tinggi.
yang rendah.
5 Menggunakan panel Tidak menggunakan panel
evaporator dan panel evaparator dan panel superheater.
superheater di dalam
furnace untuk pemanfaatan
radiasi panas dari
pembakaran.
6 Penggunaan Start up burner Penggunaan start up burner
tidak tergantung dari beban tergantung beban.
( MW ) tetapi temperatur
furnace.

Persiapan Sebelum Start Up Boiler.


- Menyediakan air demin.
- Menyediakan / start instrument air (pneumatic air).
- Menyediakan power.
- Menyediakan steam MS.
- Menyediakan / start cooling water.
- Test Fluidisasi furnace.

Cara Tes Fluidisasi :


- Start ID Fan.
- Start RA Fan, tanpa RA Fan sebenarnya bisa, tapi riskan yaitu
kawatir terjadinya penumpukan batu bara di duck planum cyclon.
- Start SA Fan tidak perlu (by pass).
- Start PA Fan dua-duanya, flow paralel buat 130 KNm3/H.
Catat flow, ampere.
- Flow PA dikurangi hingga pasir merata dan kelihatan seperti mendidih.
- Flow diangkat lagi hingga 130 KNm3/H, kemudian PA Fan yang A di
kurangi minim kemudian di matikan, yang B catat Flow dan Ampere.
- Start lagi yang A, angkat lagi dua-duanya flow paralel hingga 130
KNm3/H, kemudian yang B kurangi hingga minim kemudian matikan,
catat yang A flow dan amperenya.
- Check kebocoran udara di man hole planum (mumpung masih pakai
udara dingin).

Urutan Start Fan :


- 24-K-204 / Induced Draft Fan (ID Fan).
- 24-K-203 / Recycle Air Fan (RA Fan).
- 24-K-202 / Secandary Air Fan (SA Fan).
- 24-K-201 / Primary Air Fan (PA Fan).
IDF (INDUCED DRAFT FAN)/( K-204/304 A/B )
Persiapan start ID Fan :
1. Check level oil.
2. Cooling Water Aktif.
3. Inlet demper harus nutup, Outlet demper harus buka (manual).
4. Hydroulict Coupling Close Position.
5. Local Remote Selector.
6. Jika Hyd. Coupling inlet oil press low < 0.3. => maka jangan lupa bypass

Start Permissive ID Fan :


1. ID Fan Inlet Demper Close Position.
2. Hydroulict Coupling Close Position.
3. Local Remote Selector.
4. Fault In Left IDF. (tidka ada masalah kelistrikan)
5. Wire Breaking Of Left IDF. (tidak ada masalah kumparan motor)

Trip System ID Fan :


1. IDF Vibration HH.
2. Hyd. Coupling inlet oil press low < 0.3.
3. Hyd. Coupling inlet oil temp > 67 0C.
4. Hyd. Coupling outlet oil temp > 90 0C.
5. Stop PB (DCS).
Catatan ketika Start IDF adalah
- Pressure oil harus di bypass lebih dahulu sebelum start, karena belum
ada pressure / pompa oli putaraannya jadi satu dengan putaran motor
IDF, sehingg pressure oil inlet < 0,3.
- Naikan speed ± 100 rpm, kemudian buka damper inlet, perhatikan
tekananan di furnace hingga vacum (- / negative), tambah speed hingga
rate PA Fan 70 %.
- IDF satunya yang belum running, tapi sudah mengalami putaran balik,
sebelum terjadinya putaran yang lebih cepat, maka segera disetart agar
terhindar dari overload, patah shaft / kerusakan.
- Ketika RAF distart maka tekanan furnace cendrung naik.
- Ketika SAF distart maka tekanan furnace cendrung tambah naik.
- Start PAF bisa dilakukann Dua-duanya untuk mengangkat fluidisasi
awal yang pasirnya relative basah / berat, jika sudah fluidisasi normal
bisa di matikan satu.

Matikan salah satu ID Fan dalam kondisi normal operasi, ada 2 ID fan yaitu IDF-A
dan IDF-B, misal IDF-A di matikan, caranya :
- Prinsipnya pindah alih beban dari IDF-A ke IDF-B.
- ID Fan-A dikurangi speednya / SCV sampai 5% (± 200 rpm) di imbangi
dengan menaikan speed /SCV ID Fan-B max 55% (± 800-900 rpm).
- Bila IDF-A speed / SCV sudah ± 5% (± 200 rpm) langsung dimatikan /
distop. Kenapa speed tidak sampai nol (0) ? untuk menghindari aliran
udara balik karena mungkin dumper tidak rapat dan ada tarikan dari
IDF-B yang running.
- Jika di furnace tekanan naik / positif, maka harus di imbangi dengan
penurunan beban atau back filter di bypass.
- Jika IDF-A tidak bisa di turunkan speednya karena mungkin Hydrouliq
coupling / SCVnya macet maka dengan cara :
Dumper inlet ditutup rapat dan IDF-A segera matikan dan segera
imbangi dengan penurunan beban, jika tekanan di furnace masih
naik/positif maka buka bypass back filter.
Fungsi IDF :
1 Menjaga tekanan furnace tetap vacum.
2 Menyebarkan panas di seluruh system.
3 Menarik fly ash agar bisa ditangkap di bag filter.
4 ?
Mengapa Furnace dibuat vacum ?
System fluidisasi agar bisa mengalir (sirkulasi).
Speed IDF dicontrol / tergantung pada :
PIC-235/335 (pressure control di furnace).
IDF yang tidak running ada kalanya mengalami putar balik mengapa?
Pengaruh tekan dari fan yang sedang running.
Mengapa fan putar balik harus dihindari ?
Melawan putaran balik Ketika start, akan menyebabkan overload / patah
shaft / Rusak.
RECYCLE AIR FAN / RA Fan ( K-203/393 A/B )

Persiapan start RA Fan :


1. Check level oil.
2. Cooling Water Aktif.

Start Permissive RA Fan :


1. 1 of 2 IDF running.
2. Local Remote Selector.
3. Fault In Left RAF.
4. Wire Breaking Of Left RAF.
5. Start PB (DCS).

Trip System RA Fan :


1. All IDF stop.
2. Steam Drum level HH.
3. Steam Drum level LL.
4. Steam Drum Pressure HH > 120 kg/cm2.
5. Stop PB (DCS).
Fungsi Recycle Fan :
1 Membuat fluedisasi di ruang planum cyclone.
2 Mensirkulasikan / mengembalikan material berat yang dipisahkah oleh
cyclone yaitu pasir dan batubara yang belum sempat terbakar.
3 Sebagi seal duck terhadap furnace.
Mengapa material berat yang dipisahkan oleh cyclone harus di kembalikan ke
furnace ?
Untuk meningkatkan effisiensi.
RA fan pada awal start up di runningkan 3 kenapa?
Karena temperatur masih rendah sehingga material masih lembab /
mengandung air / lebih berat sehingga untuk mendorongnya perlu
tekanan / tenaga lebih besar.
Kapan RA fan dikurangi / dimatikan satu ?
Ketikan temperatur di batom furnace tidak naik lagi.
SECONDARY AIR FAN / SA Fan ( K-202 / 302 A/B )

Persiapan start SA Fan :


1. Check level oil.
2. Cooling Water Aktif.
3. Inlet demper harus nutup, Outlet demper harus buka.
4. Local Remote Selector.

Start Permissive SA Fan :


1. 1 of 3 Recycled Air Fan Running.
2. Demper Close Position.
3. Local Remote Selector.
4. Fault.
5. Wire Breaking.
6. Start PB (DCS).

Trip System SA Fan :


1. SAF vibration HH.
2. All RAF Stop.
3. All IDF Stop.
4. Steam Drum Level HH.
5. Steam Drum Level LL.
6. Outlet Pressure Furnace HH.
7. Steam Drum Pressure HH > 120 kg/cm2.
8. Stop PB (DCS).

Apa fungsi SA Fan ?


1. Sebagai siling dinding furnace terhadap pengaruh abrasi dari pasir
dan batu bara saat terjadinya proses fludisasi.
2. membantu proses pembakaran di furnace, jika PA Fan pada kondisi
tertentu tidak memungkinkan untuk dinaikan lagi, yaitu :
- Temperatur operasi furnace minimum, tetapi O2 contain rendah.
PRIMARY AIR FAN / PA Fan ( K-201/321 A/B )

Persiapan start PA Fan :


1. Check level oil.
2. Cooling Water Aktif.
3. Inlet demper harus nutup, Outlet demper harus buka.
4. Local Remote Selector.

Start Permissive PA Fan :


1. 1 of 2 SA Fan Running.
2. Demper Suction Close Position ( Open < 5%, belum ada indikasi
open).
3. Local Remote Selector.
4. Fault.
5. Wire Breaking.
6. Start PB (DCS).
Trip System PA Fan :
1. RA Fan vibration HH.
2. All SA Fan Stop.
3. All RA Fan Stop.
4. All ID Fan Stop.
5. Steam Drum Level HH.
6. Steam Drum Level LL.
7. Outlet Pressure Furnace HH.
8. Steam Drum Pressure HH > 120 kg/cm2.
9. Stop PB (DCS).

Apa fungsi Primary fan :


1. Pensuplay oksigen pembakaran di furnace.
2. Membuat fludisasi di furnace.
3. Mengatur temperatur di furnace.
4. Mengatur tekanan di furnace.
5. Sebagai pendorong batubara di coal feeder ke arah furnace.
6. Sebagai siling di coal feeder terhadap furnace.
TURBINE ( 24-P-225/325 A)
Start turbine di mulai pada rate boiler 60 – 70 %, kenapa ?
- Karena pada rate tersebut keperluan steam di deaerator masih lebih
besar dari jumlah steam LP hasil dari ekstrasi turbine, sehingga
memungkinkan PV-298/398 di line letdown HP-LP tidak nutup.

Persiapan Start Turbine :


Sisi Pompa :
1. Buka valve minimum flow.
2. Line Suction Open.
3. Line discharge close.
4. Drain discharge pump di buka sampai udara habis, kemudian tutup
lagi.
5. Aktifkan siling pump.

Sisi Turbine :
1. Test fungsi TTV / simulasi TTV.
2. Check level lube oil.
3. Aktifkan lube oil pump, Pressure discharge ± 1kg/cm2, supaya tidak
banyak tetesan yang memicu kebakaran, bila turbin sudah normal,
tekanan bisa di tambah lagi hingga ± 2kg/cm2.
4. Line outlet / exhause turbine open.
5. Line suction / inlet turbine close.
6. Drain inlet, drain casing, drain outlet full open.

Cara Test fungsi TTV / Simulasi TTV ? :


1. Kalau ada alarm, reset di logic drawing CCR (P-225/325-A logic drawing),
dan di Wid word (local panel).
2. Angkat lever (tuas TTV) untuk di lock dan bendera diangkat.
3. Start di wid word.
4. Lihat governoor sampai open.
5. Tunggu TTV samapai jatuh (± 3-4 menit).
6. Kalau normal
Pelaksanaan start up Turbine :
1. Syarat Switch motor ke turbine adalah Rate boiler ≥ 70%.
2. Line up steam MP, open drainnya.
3. Buka bypass MOV-221/321, setelah equalis buka MOV-221/321 => HPS -
> MPS, Lt 2
4. Open MOV-221/321 (HPS -> MPS, Lt 2) kemudian buka PV-297/397 ± 5 %
(HPS -> MPS, Lt 2), dan buka venting steam inlet turbine jika masih satu
turbine, karena line masih banyak kondensate, jika sebelumnya turbine
sudah ada yang running maka venting tidak perlu dibuka.
5. Heating up 24-TS-225/325 dengan membuka semua drain chasing, open
MOV-232/323 ( venting exhaust turbine ) 100 % dan open MOV-231/331
( line exhaust turbine ).
6. Naikkan pressure letdown ke 10 kg/cm2, tambah opening MOV-230/330
( line inlet turbine ) agar steam cepat kering dan temperature naik.
7. Bila temperature heating up sudah mencapai ± 300 oC pada inlet turbien,
maka segera start turbine.
8. Reset logic drawing di panel DCS. Yakinkan tidak ada yang menyala
merah. Naikan pressure ke 15 kg/cm2. Open BV MOV-230/330 (line inlet
turbine) dan tombol start di WW Governur Panel sampai muncul speed,
tahan speed 500 rpm. Naikkan speed sesuai sequence dan naikan
pressure steam pelan – pelan sesuai kenaikan speed.
( catatan : jangan menaikan pressure steam ke normal sebelum
mencapai MGS ).
Governor : mengatur flow steam untuk memutar turbine.
9. Tutup MOV-232/323 (venting exhaust turbine) jika speed minimal 2.000
rpm atau MGS. Dengan pertimbangan FI (Flow Indikasi) 225/325. Kurangi
venting inlet turbine dan tutup drain casing turbine dengan
mempertimbangkan temperature steam inlet turbine.
10. Bila speed sudah mencapai MGS (ditandai dengan governor mulai
mengontrol). Full open MOV-233/330 (line inlet turbine).
Catatatan :
- MGS (Minimum Gavernor Speed) : 2.533 rpm.
- GV (Governor Valve) : Mengatur flow steam yang masuk untuk memutar
turbine.
- TTV (Trip Throttle Valve) : Mengatur speed turbine / mengetripkan
turbine.

1.START TURBINE (24-TS-225/24-TS-325) SAAT BOILER BARU RUNNING 1.

1. Rate boiler sudah ≥ 70 %.


2. Line up MP steam open drain-drainnya.
3. Buka B/V MOV-221/321 setelah equalis, open MOV nya.
4. Open MOV-219/319, kemudian buka PV-297/397 ± 5% dan venting
inlet turbine.
5. Heatting up 24-TS-225/24-TS-325 dengan membuka drain casing ,
open MOV-223/323 venting turbine, dan open MOV-231/331 (line
exhause).
6. Naikkan pressure let down ke 10 kg/cm2, tambah opening venting
supaya steam cepat kering / temperatur naik.
7. Bila temperatur H/U sudah mencapai ± 300 oC segera start turbine.
8. Riset logic drawing di DCS yakinkan tidak ada yang menyala merah.
Naikan pressure ke 15 kg/cm2, open BV MOV 219/319 dan tombol
start di WW Gevernor panel sampai muncuk speed, tahan speed 500
rpm. Naikkan speed sesuai sequence dan naikkan pressure steam
pelan-pelan sesuai kenaikan speed.
Note : Jangan menaikan pressure ke normal sebelum MGS.
9. Tutup venting MOV-223/323 bila speed min 2.000 rpm atau MGS.
Dengan pertimbangan F1-225/325. Kurangi venting inlet turbine dan
tutup drain casing turbine dengan mempertimbangkan temperature
steam inlet turbine.
10. Bila speed sudah MGS (ditandai dengan GV mulai mengontrol). Buka
ke full open MOV-219/319 inlet turbine.
11. Lihat opening GV bila ≥ 50 % naikkan pressure inlet turbine, naikkan
speed turbine dengan mengimbangi PIC-298/398 secara manul /
auto, dan juga monitor PIC-297/397 let down steam LP jangan
sampai full close.
12. Bila speed turbine sudah normal (2.900 - 3.000 rpm), open b/v MOV-
225/325-A setelah equalis open pelan-pelan dengan mengamati
pressure steam inlet turbine PIC-298/398, bila ada penurunan tahan
dulu sampai kembali normal, kemudian tambah lagi sampai full
open.
13. Amati turbie dari vibarasi, temperature bearing dll, bila kondisinya
normal mulai switch dari turbine ke motor. Kurangi MOV-225/325-B
dengan memonitor PIC-297/397 karena beban mulai di pindahkan ke
turbine dan amati penurunan ampere motor BFW jangan terlalu
cepat, agar steam MPS, LPS dan Sepeed Turbine dan Discharge Pump
stabil.
14. Bila MOV-225/325 B sudah full close dan sudah stabil, baik flow
BFW, level deaerator / steam drum, speed turbie serta steam MPS
dan LPS, infokan ke koorshift untuk mematikan 24-P-225/325 B.
15. Setelah 24-P-225/325-B mati posisikan “ auto “ motor dan MOV-
225/325-B.

2.START TURBINE (24-TS-225/24-TS-325) SETELAH SALAH SATU TURBINE


RUNNING.
Start TS-225-A dimana TS-325-A sudah running atau sebaliknya, sehingga
pressure MPS sudah stabil 42 kg/cm2 lewat PV-297 (62 %), kemudian lakukan :
1. H/u TS-225-A lewat by pass MOV-235 (inlet turbine) buka drain casing
dan exhause, bila letdown HP-MP yang aktif auto PV-397, open manual
PV-297 pelan-pelan sampai opening PV-397 mengarah ke ≤ 50 %, (PV-
297 manual) dan imbangi terus sesuai setting pressure 42 kg/cm2,
sampai turbine dirunningkan (CCR).
2. Setelah temperature tercapai 300 oC atau sudah kering, reset di logic
drawing DCS yakinkan switch trip tidak ada yang nyala merah, stanby-
kan lever TTV dan tarik lever TTV.
3. Open MOV-232 (venting), open MOV-231 (exhause).
4. Tutup by pass MOV-233, (cara 1. Ajust opening input valve) tombol
START di panel Wood Word amati GV akan full open, segera open by
pass MOV-233 amati speed, bila belum muncul speed segera tamah
pembukaan b/v MOV-233 pelan-pelan sampai muncul speed, tahan di
speed 500 rpm sesuai dengan sequence kenaikan sepeed. Naikan sepeed
ke 1.000 rpm dengan membuka b/v sampai full open, setealh itu naikkan
speed dengan mulai membuka MOV-233 (inlet turbine) sampai speed
2.000 rpm (drain casing turbine mulai ditutup dengan catatan steam
sudah kering >300 oC). Pada speed tersebut bisa mulai menutup venting
(MOV-232) dan imbangi dengan menambah opening MOV-233 agar
speed bisa bertahan. Atau menutup venting setelah speed MGS (2.500
rpm).
Note :
Kemungkinan yang terjadi pada saat nutup venting adalah :
 Bila nutup venting pada speed 1.000 rpm adalah venting tidak besar,
tapi kalau lambat menambah pembukaan valve inlet turbine dalam
rangka mengimbangi speed, kemungkinan akan terjadi back pressure
yang akan menimbulkan sampai zero speed (turbine stop / mati).
 Bila nutup venting pada speed 1.500-2.000 rpm adalah venting tidak
terlalu besar, tapi kalau lambat menambah pembukaan valve inlet
turbine dalam rangka mengimbangi speed, kemungkinan akan
terjadi back pressure, tetapi tidak akan sampai menimbulkan zero
speed (turbine stop / mati).
 Bila nutup venting pada speed MGS (Minimum Governoor Speed) =
2.533 rpm adalah venting terlalu besar, tapi turbine dalam rangka
mengimbangi speednya, otomatis akan dicontrol / diimbangi oleh
pembukaan GV (Governoor Valve) sendiri.
5. Imbangi penurunan pressure MPS bila turun pada saat menaikan speed
turbine dengan menambah opening PV-397 (jaga pressure MPS dan LPS
tidak hunnting terlalu tinggi. Selama periode start, cara 1. Tidak perlu
memperhatikan opening GV, bila speed sudah MGS, GV akan
mengontrol, kemudian full openkan MOV-233. Bila speed tidak muncul
selama 2 menit maka woodward akan trip.
6. (Cara 2. Rise-Lower Woodward) 1. Start Wood ward. Setelah itu langsung
tekan Raise atau Lower. Ini bertujuan untuk mencegat set point agar
tidak menuju 2.533 rpm. Untuk mengetahui nilai set point, instrument
harus memasang hand held woodward. Buka by pass MOV-233, bila
speed tidak muncul tambah dengan membuka MOV-233 (steam inlet).
Bila speed tidak mencul selam 2 menit setelah tombol start ditekan,
maka woodwad akan trip. Atur speed dengan menekan tombol raise dari
woodward sesuai grafik start up hingga MGS. Saat menaikkan speed,
monitor opening GV. Bila full open berarti steam inlet kurang. Cari
opening inlet valve yang tepat hingga didapat kondisi dimana saat
menekan tombol raise operator tidak perlu lagi meng-adjust inlet vave.
Note :
Cara 2 belum pernah dicoba maka dari itu untuk start berikutnaya
perlu dicoba bersama instrument.
7. Naikkan speed sampai normal 2.975 rpm, amati prssure discharged
pompa, bila sudah di atas pressure BFW motor segera open by pass,
setelah equalis open MOV-225 A pelan-pelan sambil moitor pressure
MPS karena turbine mulai mengangkat beban. (Hal ini dilakukan bila
discharge BFW tidak parallel dengan disch BFW boiler 2). Lakukan
sampai MOV-225 A full open. (amati amper notor ada penurunan atau
tidak, kalau tidak turun tambah speed sampai amper turun).
8. Setelah turbine kondisi stabil, mulai close pelan-pelan discharge P-225B
(MOV-225 B) amati perbahan press steam MP header bila turun tahan
dulu penutupan MOV-225 B dikarenakan turbine mulai mengambil alih
beban P-225B. Lakukan terus sampai MOV-225B full close, dan jangan
sampai pressure steam MP dan LP tidak hunting pada saat menutup
discharge P-225-B (MOV-225-B). Setealah turbine stabil matikan P-225B
dan auto-kan MOV-225-B (P-225-B Auto).
9. Bila pressure discharged P-225-A kurang tinggi, naikan speed turbine.
10. Siapkan APPAR, FIRE HYDRANT untuk antisipasi terjdinya kebakaran di
casing turbine.

PROCEDURE OF SWITCH BFW PUMP MOTOR TO TURBINE DRIVER BOILER 2.


A. Persiapan umum.
1. Lihat lampiran 6-4C.
2. Rate boiler product steam di 24-FT-307 minimal 60 % (± 157 ton/jam).
3. BFW pump motor P-325B beroperasi normal dan memenuhi kwantitas
umpan BWF ke sesuai rate boiler.
4. DSH-302 beroperasi normal untuk suplai LP steam ke Deaerator (PV-398
& TV-328 auto made).
5. DSH-301 telah dilakukan pengetesan berfungsi dengan baik.
6. Buka penuh MOV-326A (sebagai minimum flow BFW turbine pump
325A).
7. Pipa inlet steam turbine telah dilakukan heating up hingga MOV-330.
8. Posisikan tertutup MOV-331 dan MOV-323 dalam keadaan terbuka untuk
buangan.
9. Posisikan PV-397 pada mode auto untuk menjaga pressure max. 46
kg/cm2 dan TV-327 pada mode manual untuk menjaga temperatur
sekitar 435 0C.

B. Balance LP Steam Turbine (24-TS-325) exhaust untuk umpan steam ke


Deaerator (24-V-320).
1. Buka draine valve pada piping sebelum turbine dan pada turbine untuk
menghilangkan kondensate.
2. Buka bypass MOV-330 (inlet turbine) untuk heating up turbine (TS-325)
dan venting melalui MOV-323 (venting outlet turbine) , set turbine agar
berputar pelan pada rpm 500.
3. Tutup semua drain bila tidak ada kondensate yang keluar.
4. Buka MOV-330 (inlet turbine) dan MOV-331 (outlet turbine) lalu tutup
MOV-323 (venting outlet turbine).
5. Naikkan kecepatan putaran turbine secara bertahap hingga 2980 rpm.
6. Monitor respon DSH-301 (HP-MP) dengan mengamati pembukaan control
valve PV-397, seharusnya bergerak halus dan proporsional.
7. Atur bukaan TV-397 untuk menjaga temperatur sekitar 435 OC.
8. TV-327 pada mode manual hingga flow pada DSH-301 mencapai 30 % (15
t/h) karena DSH turn down 30 %.
9. Set TV-327 pada mode auto ketika flow DSH-301 naik melebihe 30 % (15
t/h).
10. Monitor respoon DSH-302 dengan mengamati penutupan control valve
PV-398 and TV-328, seharusnya bergerak halus an proporsional.
11. Monitor bukaan control valve 24-PV-320 (setting auto) sesuai kebutuhan
temperature deaerator (24-V-320).
12. Jaga temperatur Deaerator (24-V-320) sekitar 159 oC.
13. BFW pump turbie normal operasi pada rpm 2980 dan menggunakan
sirkulasi minimum ke deaerator.
14. BFW Motor Pump dan Turbine Pump are running paralel.
C. Switch Pompa BFW (P-325-B To P-325-A)
1. Buka perlahan MOV-325A (discharge pump) hingga full open.
2. Monitor flow BFW ke steam drum (V-301) melalui FT-306.
3. Tutup bertahap dan perlahan MOV-325-B (discharge pump) hingga full
close.
4. Jaga flow BFW ke stean drun (V-301) melalui FT-306 sehingga flow stabil
sesuai kebutuhan boiler.
5. Setelah boiler beroperasi normal, biarkan BFW Motor P-325B tetap
beroperasi selam 1 jam.
6. Monitor flow BFW ke steam drum (V-301) melalui FT-306, flow steam ke
BFW turbine, BFW Motor ampere, etc.
7. Stop BFW Pump Motor P-325B, set BFW Pump motor P-325B auto start
mode.
8. Monitor kenaikan flow BFW ke steam drum (V-301) stabil rate sesuai
dengan kebutuhan boiler.
9. Monitor respon DSH-301(HP-MP) dengan melihat perubahan bukanan
PV-397, TV-397 dan temperaturr TIC-327A bergerak perlahan dan
secukupnya.
10. Monitor respon DSH-302 (HP-LP) dengan melihat perubahan bukanan PV-
398 dan TV-398 bergerak perlahan dan secukupnya.
11. Lihat ke lampiran6-4D.

BFW Pump Motor : ( P-225/325-B )


Persiapan :
1. Buka valve minimum flow.
2. Line Suction Open.
3. Line discharge close.
4. Drain discharge pump di open kecil aja.
5. Check level lube oil.
6. Aktifkan lube oil pum.
7. Aktifkan siling pump.
8. Local Remote Selector.

Start Permissive :
1. Lube oil pressure.
2. MOV discharge open potition.
3. Bypass auto start P-232A active.
4. Bypass auto start P-232B active.
5. Local Remote Selector.
6. Fault.
7. Wire Breaking.
Trip System.
1. Pressure Lube oil low.
2. Bearing vibration HH.
3. Stop PB (DCS).

Kapan Auto Start :


Discharge pressure BFW low.
Bag filter di awal start up harus di bypass kenapa ?
Karena temperatur rendah sehingga terjadi lembab, mungkin sekali debu
menempel pada filter yang menyebabkan filter buntu.

Prosedure Switch dari BFW Turbine Ke BFW Motor (BB1)


Kondisi :
- Tujuannya akan menyadownkan boiler 1.
- Boiler 2 sudah mati.
- Rate BB1 ± 70%.
Langkah :
- Cooling casing BFW pump di drain untuk menghilangkan udara yang
terjebak dan untuk pemanasan awal, dan kalau sudah tidak ada udara
yang terjebak dan casing pump sudah panas, maka drain bisa di tutub
kembali.
- Close Valve dischager BFW motor pump.
- Switch BFW motor pump di“remote”kan.
- Start BFW motor pump dari CCR.
- Buka Valve dischager BFW motor pump ± 10% secara bertahap sampai
full open.
 Perhatikan pressure di dischager BFW motor pump (jangan sampai
gejolak).
- Kurangi speed dari widword secara bertahap sampai MGS (Minimal
Generator Speed = 2.533 rpm).
 Sambil memperhatikan pressure Steam MP di PIC-297 (inlet turbine)
tidak sampai gejolak (tahan ± 44 kg/cm2).
- Buka BV by pass steam inlet turbine hingga full open.
- Kurangi steam inlet turbine dengan menutup BV inlet turbine secara
bertahap sampai full close (sampai TTV menutup sendiri).
- Tutup BV by pass steam ilet tubine sampai full closs.
- Tutup MOV dischager pompa turbine.
- Open semua drain yang ada di turbine.
- T

CARA SOOT BLOW (di Panel) :


1. Program starting “ ON ” .La
2. Tunggu warna hijau kemudian di “ Off “ kan.
3. “ Pressure reducer is adjusting “ di “ ON “ kan.
4. Operate 24-CV-205/305 Manual / Auto.
5. Selama berjalan ditandai
- PR Is Adjusting. “ Warna
- PR Begin To Adjusting. hijau
6. ± 30 menit Soot Blow Running.
7. Setelah Soot Blow selesai
- Program Ending => merah.
Merah
- Pressure Deducer Stop To Adjust => merah.
8. Kemudian “ Pressure Reducer Is Adjusting “ nyala hijau di “ off “ kan.
9. Kemudian 24-CV-205/305 di manualkan “ Close “.
Aturan steam untuk soot bow ?
- Setelah venting di Pabrik-2 surplus ± 10-15 toh/jam.
MENURUNKAN BEBAN.
Dampak :
1. Temperature furnace turun.
2. Udara sisa (Air Axces) naik, maka menurunkan udara primary dan
scandary.
Penurunan udara primary max. 110 KNm3/H.
Penurunan udara secandary max. 40 KNm3/H.
3. Steam product turun.
Sehingga Steam LP (PV-298/398) cendrung kearah nutup.
Cara Steam LP (PV-298/398) supaya tidak sampai nutup adalah :
a. Naikkan pressure di deaerator, sehingga untuk mencapai
temperature saturatead steam akan lebih banyak juga jumlah steam
yang di perlukan daripada sebelumnya. Logikanya LP steam yang di
hasilkan turbine tetap, maka steam LP (PV-298/398) cendrung
bertambah pembukaan.
b. Naikan pressure inlet turbine (PIC-297/397). Dengan menaikan
pressure di inlet turbine berarti menaikan enthalpi, dengan
keperluan speed turbine tetap, sehingga tonase steam LP hasil
exstrasi turbine turun (FRQ-236/336). maka steam LP (PV-298/398)
cendrung bertambah pembukaan.
c. Alternatif terakhir, menurunkan speed turbine, sehingga tonase
steam LP hasil exstrasi turbine turun (FRQ-236/336). maka steam LP
(PV-298/398) cendrung bertambah pembukaan.
- namun yang menjadi pertimbangan adalah pressure dischager
pompa BFB di FV-206/306 A/B, jangan sampai menyentuh pressure
auto Start motor pompa BFW (121 Kg/cm2), oleh karena itu FV-
206/306 A/B tidak boleh open < 30 %, guna menghindari gunjangan.

PRISTIWA DAN ANALISA BOILER BATU BARA.

= ID Fan (K-204/304 A) bermasalah =


Speed Control Valve (SCV) Tidak bisa digerakkan / macet.
Maka akan dimatikan dalam kondisi normal operasi untuk diperbaiki.
Cara matikan satu ID Fan pada saat normal operasi :

- Turunkan rate.
- Pindah alih beban dari A ke B, yaitu dengan mengurangi speed yang A
dengan di sertai menaikan beban di B sampai maksimal, Speed Control
Valve (SCF) ± 50 %, dengan pertimbangan
SCV : 50 % ≈ speednya 800 rpm.
SCV > 55 tidak bisa di control, dan ingat speed ID.
Belum selesai

= FURNACE BERMASALAH =
Bocor Tube Riser Furnace BB2.
Penyebab :
- Penipisan karena abrasi oleh pasir fluidisasi.
Akibat :
- Level steam drum turun.A
- Penyebab : tube riser furnace bocor.
- Akibat : RA Fan mati, SA Fan mati, PA Fan mati.
- Pressure furnace naik (+).
- Penyebab :
- Tambahan pressure dari kebocoran
- IDFan tidak mampu menarik / membuat fakum.
- Akibat :
- Speed / kerja ID Fan tambah naik.
- Temperature furnace turun.
- Penyebab :
- Tersiram air oleh riser furnace yang bocor.
- Akibat :
- Coal feeder mati (jika Auto).
- Pressure planum / dischage primary naik.
- Penyebab :
- Material bed basah sehinga tidak bisa naik.
- Akibat :
- Kerja ID fan berat / speed naik.
- Water balance => flow BFW suction > flow Steam product.
- Penyebab :
- Air sebagian tidak nyampek dram.
- Akibat :
- Level steam drum L / LL.
- Flow steam turun.
- Pressure steam turun.
- Temperature steam turun.
- Pressure header steam product turun.
- Penyebab :
- Temperature
- Akibat :
- Termperature header steam product turun.
- Start running BFW motor.
- Pressure dan temperatur deaerator turun.
- Akibat terhadap BB1:
- Start running BFW motor BB1.
- Product LP Steam turun.
- Product MP steam turun.
- Pressure dan temperatur deaerator turun.
Belum selesai
= LUBE OIL TURBINE BB1 BERMASALAH =
Oli mengandung air berdasarkan analisa lab.
Turbine akan dimatikan / beban pompa BFW turbine akan di switch ke pompa
BFW Motor pada kondisi normal operasi.
Langkah :
No. BFW Pump Turbine (P-225 BFW Pump Motor (P-225 B)
A)
1 Manualkan MOV-225 B (valve
discharge), kemudian valve di closse.
Ingat MOV-226 (Valve minimum flow to
Deaerator) harus open.
2 Runningkan BFW Pump Motor.
3 MOV-225 B (valve discharge) dibuka
pelan-pelan sampai full open.
Perhatikan kondisi turbine
karena sebagian beban
sudah diambil pompa BFW
motor. Belum selesai
4 Buka valve bypass sampai
full open dari MOV-230
(valve inlet steam turbine)
5 Lewat WW Panel :
Kurangi speed turbine pelan-
pelan sampai MGS
(Minimum Governor Speed)
yaitu ± 2500 rpm, dengan
maksud PV-297 (valve HP-
MP steam) tetap masih bisa
ngontrol.
6 MOV-225 A (valve discharge)
tutup pelan-pelan sampai
full open.
7 MOV-230 (valve inlet steam
turbine) di tutup sampai full
closse.
8 tutup valve bypass sampai
full closse dari MOV-230
(valve inlet steam turbine)
9 Pengamanan turbine
- Buka valve drain casing.
-

= SWITCH VALVE INTEGRASI SUCTION DAN DISCHARGE FILLING PUMP


(P-602), DARI BOILER 2 KE BOILER 1 =
SWITCH VALVE DISCHAGE
No. Boiler 1 Boiler 2
1 - Buka valve by pass dari MOV-329.
2 - Tutup valve MOV-329 (sampai full
closse.
3 Buka valve by pass dari V-229. -
4 Open valve V-229 sampai (full -
open).
5 Tutup valve by pass dari V- -
229.
6 - Tutup valve by pass dari MOV-329.

SWITCH VALVE MINIMUM FLOW


No. Boiler 1 Boiler 2
1 Valve ke arah boiler 1 buka
pelan2 sampai full open.
Sehingga kedua2nya kondisi
terbuka
2 Valve ke arah boiler 12 tutup sampai
full closse

SWITCH VALVE SUCTION


No. Boiler 1 Boiler 2
1 Manualkan selector pompa (P-602)
2 - Tutup valve kearah boiler 2
3 Buka valve kearah boiler 1 -

CATATAN UMUM :
Product Steam rate 100 % : 540 oC.
: 98 Kg/cm2.
: 262 Ton/H.
TI-215/315 A/B top backpass : 720 oC.

Letak sensor :
PDI-218/318 A/B (di furnace) : lower + Upper (Furnace profile)
PDI-219/319 A/B (di furnace) : midle + outlet furnace (Furnace profile)

Untuk soot blow.


TI-280/380 A/B (di outlet back pass) : 140 oC toleransi ± 10.
Kapan shoot Blow?
Temperature pada 24-TI-280 A/B (battom back pass) mengalami kenaikan ±
130 mmH2O, karena transfer heat di atas tidak efektif yang disebabkan oleh
terhalang debu yang menempel pada tubing.
Kapan slage ?
1. Pressure 24-PI-218 A/B/C (Planum), naik.
2. Pressure Discharge 24-K-201 (PAF naik), atau naiknya open demper pada
suchtion PAF.
Kapan Loading pasir ?
1. PDI-318 A/B (Battom Furnace)
2.
Kondisi 24-PIC-135 (Top Furnace) biasanya negative, tapi pada kondisi tertentu
menjadi positif
Penyebab : waktu Back filter jetting yang mengakibatkan udara tertahan,
sehingga tekanan di furnace menjadi positif.

START BURNER.
Purging burner no.1/A.
Valve yang dibuka dalah :
- SV-252/352
- SV-254/354-AB
- SV-254/354-AC

Purging burner no.2/B.


Valve yang dibuka dalah :
- SV-252/352
- SV-254/354-BB
- SV-254/354-BC

Purging burner no.3/C.


Valve yang dibuka dalah :
- SV-252/352
- SV-254/354-CB
- SV-254/354-CC
Start burner langkah-langkahnya adalah :
- Usahakan start burner yang pertama no. 1/A, (tengah supaya panas relatif
merata).
- Indikasi PSH, PSL, MFT harus berwarna hijau.
- Burner sebelum di start harus dipurging lebih dahulu (manual).
- Alihkah dulu udara dari planum ke line burner, yaitu
 Buka penuh (full open) MOV-214/314-AA/BA/CA (depan
pembakaran)
MOV-214/314-AB/BB/CB (belakang
pembakaran)
 Tutup penuh (full close) MOV-213/313-AB
- Kemudian mengatur rasio udara di line burner, dengan rasio depan :
belang 1:3
 yang depan ± 3 kNm3/H (MOV-214/314-BA)
 yang belakang ± 9 kNm3/H (MOV-214/314-BB)
- Buka SV-250, dan SV-252
- Posisikan auto (hijau ke merah).
- Tombol start.

Catatan :
Agar line tidak buntu.
- Loading pasir halus open valve ± 20 %
- Loading pasir kasar open valve ± 10 %

C-202/302 A_B (Udara Scondary) HH : 200 kNm3/h


PH : 150
PL : 18
LL :0
VL : 200
DL : 25
SVH : 200
SV : 78
24-FIC-204/304 A_B (Udara Primary) HH : 320 kNm3/h
PH : 220
PL : 90
LL :0
VL : 320
DL : 40
SVH : 320
SV : 119
24-PDI-218/318 A/B (Furnace). HH : 0,2000 kg/cm2
PH : 0,2000
PL :0
LL :0
VL : 0,2000
24-PDI-218/318 AA/BA (Planum). HH : 0,2000 kg/cm2.
PH : 0,2000
PL :0
LL :0
VL : 0,2000
24-PDI-219/319(Top Furnace). HH : 200 mmH2O.
PH : 200
PL :0
LL :0
VL : 200
24-PI-203/303 (Middle Furnace). HH : 0,1200 kg/cm2.
PH : 0,1200
PL : -0,1200
LL : -0,1200
VL : 0,2400
24-PI-210/310 (Upper Furnace). HH : 400 mmH2O.
PH : 400
PL : -400
LL : -400
24-PI-213/313 (Top Furnace). HH : 1.000 mmH2O.
PH : 1.000
PL :0
LL :0
VL : 10
o
24-PI-215/315 (Lower Furnace). HH : 0,1600 C.
PH : 0,1600
PL : -0,1600
LL : -0,1600
VL : 0,3200
24-PIC-218/318 A/B/C (pressure HH : 0,200 kg/cm2
planum) PH : 0,133
PL : 0,00
LL : -100
SV : -3
24-PIC-235/335/ (Top Furnace). HH : 100 mmH2O
PH : 50
PL : -50
LL : -100
VL : 200
DL : 200
SVH : 100
SV : -3
24-SI-225/325 A_B (Speed Turbine) HH : 3.200 rpm
PH : 3.150
PL :0
LL :0
VL : 3.511
24-TI-202/302 (Lower Furnace). HH : 1.050 oC.
PH : 990
PL : 820
LL :0
VL : 1.200
24-TI-204/304 (Middle Furnace). HH : 1.200 oC.
PH : 1.200
PL :0
LL :0
VL : 1.200
24-TI-207/307 (Upper Furnace). HH : 1.200 oC.
PH : 1.200
PL :0
LL :0
VL : 1.200
24-TI-211/311 (Top Furnace). HH : 1.100 oC.
PH : 100
PL :0
LL :0
VL : 1.100
24-TI-280/380 A/B (Battom backpass) HH : 200 mmH2O
PH : 200
PL :0
LL :0
VL : 200

Kapan shoot Blow?


Temperature pada 24-TI-280 A/B (battom back pass) mengalami kenaikan ±
130 mmH2O, karena transfer heat di atas tidak efektif yang disebabkan oleh
terhalang debu yang menempel pada tubing.
Kapan slage ?
3. Pressure 24-PI-218 A/B/C (Planum), naik.
4. Pressure Discharge 24-K-201 (PAF naik), atau naiknya open demper pada
suchtion PAF.
Kapan Loading pasir ?
3. PDI-318 A/B (Battom Furnace)
4.
Kondisi 24-PIC-135 (Top Furnace) biasanya negative, tapi pada kondisi tertentu
menjadi positif
Penyebab : waktu Back filter jetting yang mengakibatkan udara tertahan,
sehingga tekanan di furnace menjadi positif.

DRY OUT.
Target Dry Out => Furnace dan Cyclone, khususnya sport yang mengalami repair
castable.
Prosedur Dry Out versi operasi :
1. Naikkan furnace Battom (TI-2/302) ke 150 oC dan ditahan selama 3,5
jam.
2. Naikkan termperature battom furnace (TI-2/302) agar tercapai
temperatur top furnace A/B (TI-2/313 A/B) pada 150 oC dan ditahan
selama 3,5 jam.
Catatan :
Bila Battom furnace (TI-2/302) tercapai lebih dulu sebelum top
furnace(TI-2/313 A/B) tercapai 150 oC, Maka tahapan no. 3 untuk battom
furnace (TI-2/302) = 350 oC di tahan selama 4,5 jam.
3. Naikkan battom furnace (TI-2/302) ke 350 oC dan ditahan selama 4,5
jam.
4. Naikkan termperature battom furnace (TI-2/302) agar tercapai
temperatur top furnace A/B (TI-2/313 A/B) pada 350 oC dan ditahan
selama 4,5 jam.
Catatan :
Bila battom furnace (TI-2/302) tercapai lebih dulu sebelum top furnace
A/B (TI-2/313 A/B) tercapai 650 oC, Maka tahapan no. 5 untuk battom
furnace (TI-2/302) = 650 oC di tahan selama 2,5 jam.

5. Naikkan battom furnace (TI-2/302) ke 650 oC dan ditahan selama 2,5


jam.
6. Naikkan termperature battom furnace (TI-2/302) agar tercapai
temperatur top furnace A/B (TI-2/313 A/B) pada 650 oC dan ditahan
selama 2,5 jam.
7. Setelah tahapan di atas maka lanjutkan untuk proses normal start up.
Catatan :
Kecepatan menaikkan temperature per jam adalah 27 oC.

Zerro Set Bage Total Unloaded


F1 (bacic Screen) →
K15 (login) →
F2 (isi User), caranya
tekan →I ke “O”

Kontingency BFW Terjadi Masalah Di P-325-B


Kondisi Operasi
Boiler 1 Boiler 2
Rate 90%=235,8 T/H (100%=262 T/H) Rate 65%=170 T/H (100%=262 T/H)
P-225-A Running P-325-A Stop / Rusak
P-225-B Stop / standby auto Running P-325-B Running
BV Such. Integrasi Close BV Such. Integrasi Open
BV Disch. Integrasi Close MOV Disch. Integrasi Open
BV Minim flow to deaerator Close BV Minim flow to deaerator Open

F
Keperluan Power di Unit BB 1 & 2.
No. Item Power (KW)
1 P-225/325-B (BFW PUMP) 1800
2 K-204/304-A/B (ID Fan) 900
3 K-203/303-A/B/C (RA Fan) 30
K-202/302-A/B (SA Fan) 315
K-201/301-A/B (PA Fan) 710
P-614-A/B (Cooling Tower Pump) 18,5
P-602 (Filling Pump) 185
P-611-A/B/C (Demin Pump) 132
CBU-101 387
RE-146 (Reclaimer) 200
CR-131-A/B (Crusher) 200
L-121 (Jetty-Dome Conveyo)r 107
L-116 (Jetty Conveyor) 45
L-126 (Dome-Crusher conveyor) 15
L-135 ( 90
L-141 11
Total

Demin Water (T-661)


No. Unit Satuan Rang
pH - -
Conductifity ɱs -
PO4 ppm -

ANALISA COOLING WATER (Z-614)


No Unit Satuan Batasan
PH - 8-9
Conductifity ɱs -
PO4 ppm 12
Turbidity NTU < 20
Fe ppm 2
C- CaCO3 Minim 30
Bakteri Coloni Maks. 1000

Boiler Feed Water (V-220/320)


No Unit Satuan Batasan
PH - 8,5-9,5
Conductifity ɱs <5
N2H4 ppm 0,02
SiO2 ppm 0,02
Steam Drum (V-201/301)
No Unit Satuan Batasan
PH - 9,5-10,5
Conductifity ɱs 30
PO4 ppm 2-10
SiO2 ppm <2
Cl- < 0,1

Steam Product
No Unit Satuan Batasan
PH - 9-9,8
Conductifity ɱs <3
SiO2 ppm < 0,1
NH4 ppm <2
CO2 ppm <1
Cl-

No. Tag No. Description Unit Normal Rang


Operation
UTILITY
1 PI-663 IA Kg/cm2 7 6-8
2 PI-614 Disc. Cooling Water Kg/cm2 2,7 2,4-3
Pump
3 PI-290A Press. Steam Pruduct Kg/cm2 94,7 90-96
o
4 TI-290A Temp. Steam Product C 505 498-513
o
5 PIC-220 Press. Deaerator C 5,1 4-6
6 PDIC-218A Deferencial Bed Kg/cm2 0,045 0,040-
Material 0,065
7 PIC-235A Furnace mmH2O -10 -50-50
o
8 TI-202 Furnace C 900 810-990
9 FIC-204A/B PA Fan kNm3/h 130 100-160
10 AICA-301A Oxigen excess % 4,2 3-7
11 AI-676 SO2 Flue Gas Mg/m3 140 3-7
12 Analisa Lab pH steam product PH 9,3 9-93
13 Analisa Lab Silica steam product ppm 0,02 0-0,1
MENGCOPY DATA AUTO DCS DI RUANG RENDAL.
PKT
 Passward : rendalboiler12 (enter)
 Buka : evaluation
 Pilih tanggal sebelumnya / terakhir, klik kanan, copy kemudian simpan di
laporan harian.
 Buka “nero” pilih data CD dan klik 2x, hasil copyan di pastekan di nero.
 Klik tombol “next” di kanan bawah.
 Lihat tulisan di current recorder : harus tertulis “E : hp DVD A DH16ABLH
(CD-R/RW)
 Klik “burning” dikanan bawah layar, tunggu sampai proses burning
selesai, yaitu di layar tertulis “data verification completed succes fully”
 Klik ok (selesai).
(setelah selesai komputer tidak boleh dimatikan).

Anda mungkin juga menyukai