Anda di halaman 1dari 50

INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

1. FUNGSI DAN KLASIFIKASI KETEL

Ketel berfungsi untuk merubah air menjadi uap superheat yang bertemperatur dan bertekanan
tinggi. Proses memproduksi uap ini disebut ‘Steam Raising” (Pembuat Uap). Unit/alat yang
digunakan untuk membuat uap disebut “Boiler” (Ketel) atau lebih tepat “steam Generator”
(Pembangkit Uap).

Klasifikasi ketel secara umum dibagi menjadi dua yaitu, ketel pipa api dan ketel pipa air. Jenis
ketel pipa api banyak digunakan oleh industri yang memerlukan tekanan uap yang relatif
rendah, misalnya pabrik-pabrik gula. Sedangkan jenis pipa air digunakan oleh
industri/pembangkit listrik yang memerlukan tekanan uap yang tinggi, misalnya pada pusat-
pusat listrik tenaga uap.

1.1. Ketel Pipa Api

Pada jenis ketel pipa api, gas panas hasil pembakaran (flue gas) mengalir melalui pipa-
pipa yang dibagian luarnya diselimuti air sehingga terjadi perpindahan panas dari gas
panas ke air dan air berubah menjadi uap.
Gambar ketel pipa api dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Ketel Pipa Api

Keterbatasan dari boiler pipa api adalah tekanan uap tidak dapat dibuat terlampau tinggi
karena ketebalan drum akan sedemikian tebalnya sehingga tidak menguntungkan. Boiler
seperti ini banyak digunakan dipabrik-pabrik gula karena tidak memerlukan tekanan uap
yang tinggi.

1
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

1.2. Ketel Pipa Air

Pada boiler (ketel) jenis ini, air berada didalam pipa sedangkan gas panas berada diluar
pipa. Ketel pipa air dapat beroperasi dengan tekanan sangat tinggi (lebih dari 100 Bar).
Gambar ketel pipa air dapat dilihat pada gambar 2 dan gambar 3.

Gambar 2. Ketel Pipa Air

Gambar 3. Ketel Pipa Air

2
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

1.3. Tata Letak Ketel

Tata letak ketel berbahan bakar minyak dan ketel berbahan bakar batubara dapat dilihat
pada gambar 4 dan gambar 5.

Gambar 4. Tata Letak Ketal Minyak

3
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 5. Tata Letak Ketel Batubara

4
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

2. RUANG BAKAR

Ruang bakar adalah bagian dari ketel yang berfungsi untuk tempat berlangsungnya proses
pembakaran antara bahan bakar dan udara.

Tekanan gas panas yang berada didalam ruang bakar (Furnance) dapat lebih besar dari pada
tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar positip) dan dapat juga bertekanan lebih kecil dari
tekanan udara luar (Tekanan ruang bakar negatif) atau bertekanan seimbang (Balance
Draught).

2.1. Tekanan Positif

Pada boiler dengan tekanan ruang bakar positif, udara luar dihembuskan masuk kedalam
ruang bakar dengan menggunakan forced draught fan (Kipas tekan paksa), yang
sekaligus mendorong gas panas hasil pembakaran ke arah cerobong.

Boiler/ketel dengan tekanan ruang bakar positif banyak digunakan oleh ketel dengan
bahan bakar minyak.

2.2. Tekanan Negatif

Pada boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, gas panas hasil pembakaran dihisap
oleh induced draught fan sekaligus menghisap udara luar masuk kedalam ruang bakar.

Gabungan dari kedua cara tersebut diatas diterapkan pada balanced draught yang
memiliki baik forced draught fan untuk mendorong udara luar masuk kedalam boiler,
maupun induced draught fan untuk menghisap gas panas hasil pembakaran.

Pada sistem balanced draught, tekanan ruang bakar dibuat sedikit negatif yaitu sekitar -
10 mmWg (0,001 bar) .

Boiler dengan tekanan ruang bakar negatif, jarang digunakan/kurang ekonomis.


Sedangkan boiler dengan tekanan balanced draught (seimbang) banyak digunakan oleh
ketel dengan bahan bakar Batubara.

5
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

3. SIRKULASI AIR

Air dipompakan kedalam boiler dengan menggunakan pompa air pengisi (Boiler Feed
Pump/BFP), melalui katup pengatur. Sebelum masuk kedalam boiler drum, air dipanaskan
terlebih dahulu di Low Pressure Heater juga dipanasi di High Pressure Heater dan terakhir
dipanasi di Economizer sehingga temperatur air mendekati titik didihnya.

Dari dalam boiler drum air bersirkulasi melalui down comer dan riser sehingga dengan adanya
pemanasan dari ruang bakar terbentuklah uap air.
Sirkulasi ini dapat terjadi secara alami (natural circulation) ataupun sirkulasi yang dibantu
(assited circulation) dengan menggunakan pompa sirkulasi.
Gambar sirkulasi alami pada ketel dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Prinsip Sirkulasi Alami pada Ketel

6
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar sirkulasi air dan uap di boiler dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7. Sirkulasi Air dan Uap di Boiler

Salah satu bagian dari boiler adalah down comer. Down comer ini berada diluar ruang
bakar, menghubungkan antara boiler drum dengan bagian bawah tube wall (Riser). Down
comer tidak mendapat pemanasan dari ruang bakar boiler. Karena air didalam riser
mendapat pemanasan dari ruang bakar maka akan timbul uap air. Campuran air dan uap
yang berada didalam riser berat jenisnya akan lebih kecil dari pada air yang ada didalam
down comer, karena air didalam down comer tidak menerima pemanasan.

Selanjutnya air dan uap yang ada didalam riser akan naik sedangkan air yang ada
didalam down comer akan turun.

7
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Dengan demikian terjadilah sirkulasi air didalam boiler secara alami. Uap yang dihasilkan
ditampung didalam boiler drum kemudian dialirkan menuju turbin melewati superheater.
Komponen utama boiler dalam sirkulasi air adalah Ekonomiser, drum boiler, heater, riser
dan down comer.

3.1. Economizer

Economizer adalah Heat Exchanger (penukar kalor) yang dipasang pada saluran air
pengisi sebelum air masuk ke Boiler Drum (lihat Gambar .7)

Konstruksi Economizer berupa sekelompok pipa-pipa kecil yang disusun berlapis-lapis. Di


bagian dalam pipa mengalir air pengisi yang dipompakan oleh Boiler Feed Pump dan
dibagian luar pipa mengalir gas panas hasil pembakaran yang terjadi di ruang bakar.

Karena temperatur gas panas lebih tinggi dari temperatur air pengisi maka gas panas
menyerahkan panas kepada air pengisi sehingga temperatur air pengisi menjadi naik dan
diharapkan mendekati titik didihnya, tapi jangan melampaui titik didih karena akan
menyebabkan terbentuknya uap di dalam pipa Economizer dengan akibat lebih lanjut
terjadi overheating pada pipa tersebut.

3.2. Boiler Drum

Boiler Drum adalah bejana tempat menampung air yang datang dari Economizer dan uap
hasil penguapan dari Tube Wall ( Riser). Kira-kira separuh dari drum berisi air dan
separuhnya lagi berisi uap.
Boiler Drum terbuat dari plat baja dilas dan dilengkapi diantaranya :

 Man hole.
 Saluran menuju Superheater.
 Saluran menuju Feedwater Inlet.
 Saluran menuju Blow Down.
 Saluran menuju Down Comer
 Saluran menuju Safety Valve.
 Pipa injeksi bahan Kimia.
 Pipa Sampling.
 Pipa menuju alat ukur dan alat kontrol.

Seperti terlihat pada Gambar 8 di bagian dalam Boiler Drum terdapat peralatan-peralatan
Screen dryer (pengering uap) dan Steam separator (pemisah uap).

8
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Level air didalam drum harus dijaga agar selalu tetap kira-kira separuh dari tinggi drum.
Banyaknya air pengisi yang masuk ke dalam drum harus sebanding dengan banyaknya
uap yang meninggalkan drum, sehingga level air terjaga konstan.

Pengaturan level didalam Boiler Drum dilakukan dengan mengatur besarnya pembukaan
Flow Control Valve. Apabila level didalam air drum terlalu rendah/tidak terkontrol akan
menyebabkan terjadinya Overheating pada pipa-pipa Boiler, sedangkan bila level drum
terlalu tinggi, kemungkinan butir-butir air terbawa uap ke turbin dan mengakibatkan
kerusakan pada turbin. Untuk mengamankannya pada boiler drum dipasang alarm untuk
level high dan level low serta trip untuk level very low dan very high.

Level air didalam boiler drum dapat dimonitor dengan menggunakan perlatan level
gauge/level indikator yang terdapat didekat boiler drum (lokal), atau dengan cara remote
(jarak jauh) di control room, juga dicatat pada level recorder.

Uap yang dihasilkan dari dalam tube wall (riser), terkumpul didalam boiler drum. Uap akan
mengalir ke arah puncak boiler drum melewati steam separator dan screen dryer lalu
keluar dari dalam drum dalam keadaan kering menuju separator dan akhirnya ke turbin.
Butir-butir air yang terpisah dari uap akan jatuh dan bersirkulasi kembali bersama air yang
baru masuk.

Gambar 8. Boiler Drum

9
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

3.3 Header

Dari header air akan masuk ke tube wall (riser) untuk diubah menjadi uap dan kembali ke
Boiler. Header (low header) merupakan tempat penampungan air yang berasal dari down
comer.

3.4 Riser (Tube Wall) dan Down Comer

Didalam tube wall terdapat air yang bersirkulasi dari boiler drum melalui down comer dan
low header. Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran didalam furnance sebagian
diberikan kepada air yang ada didalam tube wall sehingga air berubah menjadi uap.
Selain berfungsi untuk membuat air menjadi uap, tube wall juga mencegah penyebaran
panas dari dalam furnance ke udara luar dan untuk lebih menjamin agar panas tersebut
tidak terbuang ke udara luar melewati tube wall, maka dibalik tube wall (arah udara luar)
dipasang dinding isolasi yang terbuat dari mineral fiber.

Sedangkan pada down comer merupakan pipa yang berukuran besar, menghubungkan
bagian bawah boiler drum dengan lower header. Down comer (pipa turun) tidak terkena
panas secara langsung dari ruang bakar. Dan untuk menghindari kerugian panas yang
terbuang pada down comer, maka down comer diberi isolasi.

10
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

4. SIRKULASI UAP

4.1. Superheater

Sirkulasi uap yang menuju ke superheater dapat dilihat pada gambar 9.

Gambar 9. Sirkulasi Uap Menuju Superheater

Aliran sirkulasi uap yang terjadi adalah sebagai berikut :

 Uap jenuh dari setam drum dialirkan ke primary superheater. Primary superheater
terletak dibagian belakang dari ketel dan menerima gas relatif dingin. Pipa-pipa
biasanya diatur dengan konfigurasi horizontal.

 Uap yang dipanaskan ini selanjutnya mengalir ke secondary superheater yang terletak
pada bagian gas sangat panas. Sebagian dari superheater terletak tepat diatas ruang

11
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
bakar dan menerima panas radiasi langsung dari ruang bakar. Kemudian dari
secondary superheater, uap mengalir ke turbin tekanan tinggi.

4.2. Reheater

Sirkulasi uap yang menuju ke reheater dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Sirkulasi Uap Reheater

12
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Aliran uap reheat yang terjadi adalah sebagai berikut :

Uap superheat yang berasal dari turbin tekanan tinggi, kembali ke steam generator
(boiler), untuk mendapatkan panas dalam reheat, kemudian setelah dipanaskan di reheat,
uap tersebut mengalir ke turbin tekanan sedang.

5. SIRKULASI AIR PENGISI KETEL

5.1. Terjadinya Sirkulasi Air Pengisi Ketel

Sirkulasi air pengisi ketel dapat dilihat pada gambar 11.

Gambar 11. Sirkulasi Air Pengisi Ketel

Dari gambar 11, dapat dilihat bahwa sirkulasi air pengisi ketel adalah sebagai berikut :

Air kondensat dari hotwell kondensor dipompakan dengan pompa kondensat menuju ke
pemanas tekanan rendah, kemudian menuju ke daerator. Dari daerator, air pengisi ketel
dipompakan oleh pompa air pengisi (boiler feed pump) menuju ke pemanas tekanan tinggi
dan selanjutnya menuju ke boiler.

13
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
5.2 Sistem Air Pengisi Ketel

Dalam suatu pusat pembangkit, sirkit air dan uap didalam boiler/turbin berada dalam
sistem loop tertutup (air dan uap tersebut digunakan secara berulang-ulang).

Begitu uap meningglkan turbin, uap tersebut dikondensasikan kembali menjadi air didalam
kondensor dan disebut kondensat.

Sistem air pengisi ketel adalah bagian dari loop, dimana air kondensat dikeluarkan dari
kondensor dan kemurnian temperatur dan tekanannya dinaikkan agar sesuai/memenuhi
syarat kembali ke boiler.

Tujuan menaikkan suhu air pengisi ketel adalah :

 Menghindarkan thermal stress


 Mengurangi kerja ketel
 Mendinginkan alat bantu
 Menaikkan effisiensi ketel.

Tujuan menaikkan kemurnian air pengisi adalah mencegah deposit, kerak dan korosi pada
pipa pemanas, pipa boiler, suhu turbin.

Tujuan menaikkan tekanan air pengisi ketel adalah :

 Agar tidak menjadi uap


 Agar dapat masuk ke boiler drum.

Pada sistem air pengisi ketel. Jenis pemanas yang digunakan adalah pemanas air pengisi
tekanan rendah (LP. Feed Water Heater). Deaerator dan pemanas air pengisi tekanan
tinggi (HP. Feed Water Heater).

5.2.1. Pemanas Air Pengisi Tekanan Rendah (L.P. Feed Water Heater)

Fungsi :

Untuk menaikkan suhu air pengisi keluar kondenseor dengan media pemanas :

 Uap pengambilan (bled steam) dari turbin


 Uap bantu (Auxilliary steam).

Pemanas ini terdiri dari dua jenis yaitu :

1. Tipe “tube/pipa” (sering juga disebut tipe permukaan)

14
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
2. Tipe “hubung langsung” (direct contact)

1. Pemanas tipe “tube/pipa” :

Pemanas tipe ini terdiri dari 2 jenis yaitu :


a. Pemanas air pengisi aliran tunggal
b. Pemanas air pengisi aliran ganda.

Cara pemanasan adalah dengan mengalirkan air pengisi didalam pipa dan uap
pemanas diluar pipa-pipa.

a. Pemanas air pengisi aliran tunggal.


Tipe pemanas ini seperti terlihat pada gambar 12 , air mengalir dari pompa
kondensat dan masuk ke pemanas pada sisi masuk kotak air (water box) mengalir
didalam pipa U dan meninggalkan pemanas melalui sisi keluar kotak air.
Uap pemanas dialirkan diluar pipa-pipa dan diarahkan oleh baffle-baffle dan
dikeluarkan sudah berbentuk air (kondensasi).

Gambar 12. Konstruksi Pemanas Tekanan Rendah

b. Pemanas air pengisi aliran ganda


Pemanas ini ditunjukkan pada gambar 13, dimana ikatan pipa (tube nest)
dipisahkan kedalam 2 bagian dan kotak air kedalam tiga bagian.

15
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Air pengisi mengalir melalui satu setengah dari ikatan pipa kemudian melalui
begian tengah dari kotak air dan melalui setengah bagian yang kedua dari ikatan
pipa seperti terlihat pada gambar. Penyekat ini juga berperan sebagai penyangga
pipa-pipa.

Satu atau lebih ventilasi dipasang untuk mengeluarkan gas yang tidak dapat
mengembun dari rumah (shell) pemanas, ventilasi ini dikembalikan kekondensor
utama dan dikeluarkan dari sistem oleh pompa vakum(ejector). Uap yang
terkondensasi dikeluarkan dari sisi bawah rumah pemanas melalui sistem
“pengeluaran pemanas” (heater drains).

Gambar 13. Two-pass Low Pressure Heater

16
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 14. Pemanas Tipe Kontak Langsung


(Direct Contact Heat)

2. Pemanas Kontak Langsung (Direct Contact Heater)

Pada tipe ini uap dan air pengisi bercampur bersama-sama dengan baik. Air pengisi
yang masuk ke heater dikabutkan dengan perantaraan nozzle-nozzle dan bled steam
yang masuk akan langsung bercampur dengan air yang dikabutkan tadi dan jatuh ke
“tray” yang dibuat bertingkat-tingkat.

Dengan bercampurnya uap dan air tadi berarti berarti panas yang dikandung oleh uap
akan dipindahkan secara langsung ke air pengisi, karenanya uap tadi menjadi air

17
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
kondensasi dan bersama air pengisi keluar dari heater sebagai air pengisi, sehingga di
heater tipe ini tidak diperlukan sistem drain.

Bila ada gas-gas atau uap yang tidak dapat terkondensasi dibuang dengan pipa ke
condensor dan akan dapat dibuang dengan sistem ejector yang terpasang di
condensor. Pemanas tipe ini dapat dilihat pada gambar 14.

5.2.2. Deaerator

Fungsi :

 Untuk membuang gas/udara yang larut dalam air pengisi


 Pemanas air pengisi
 Tangki air persediaan untuk pompa air pengisi (BFP)
 Memberi tekanan pada sisi hisap BFP

Deaerator modern terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian de-aerating dan tangki penyimpan air
besar. Suatu tipikal deaerator terlihat dalam gambar 15.

Konstruksi dan operasi bagian de-aerating adalah sama dengan pemanas hubung
langsung, dimana air dikabutkan dengan perantaraan nozzle-nozzle menjadi bentuk butir
yang halus dan kemudian bercampur secara langsung dengan uap. Gas-gas yang tidak
terkondensasi dikeluarkan dari sisi atas unit deaerating dan setelah melalui suatu
kondensor ventilasi (vent kondensor), kemudian dialirkan kembali kekondensor utama
untuk dikeluarkan dari sistem oleh pompa (udara) vakum.

Tangki penyimpan adalah cadangan untuk kebutuhan seluruh sistem dan memasok untuk
perubahan kebutuhan air dan menyediakan cadangan untuk keadaan darurat (sebagai
contoh turbin trip).

Untuk mempertahankan temperatur air tangki penyimpan selama periode off-load, maka
dipasang uap bantu dan atau pemanas listrik celup.

18
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 15. Deaerator

19
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
5.2.3. Pemanas Air Pengisi Tekanan Tinggi (HP. Feed Heater)

Konstruksi pemanas air pengisi tekanan tinggi adalah tipe pipa, dimana air pengisi
mengalir didalam pipa dan dipanaskan oleh uap yang mengalir diluar pipa. Pada unit
modern yang besar pemanas air pengisi berbentuk pipa U terbalik sehingga kotak air
berada dibagian bawah.

Contoh tipikal terlihat dalam Gambar 16.


Pemanas dapat dipisahkan kedalam beberapa bagian dasar :

a. Bagian de-superheating dimana uap superheat pertamakali mengalir pada saat


memasuki pemanas.
b. Bagian pemanas utama
Ini merupakan bagian terbesar dari pemanas air pengisi, disini uap mengembun
setelah memberikan panasnya pada pipa-pipa yang berisi air pengisi.
c. Bagian pendinginan pembuangan (drain cooling)
Air kondensasi dari uap mengalir sekeliling pipa-pipa pada sisi masuk (inlet) ke
pemanas yaitu sisi air pengisi yang terdingin, sehingga memanfaatkan uap dengan
lebih baik.
d. Casing (shell) dari baja tuang.

Gambar 16. Typical High Pressure Feedheater

20
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

6. SIRKULASI UDARA DAN GAS

Udara untuk proses pembakaran didalam furnance (ruang bakar) diambil dari udara luar
menggunakan forced draught fan dan dialirkan didalam air duet (saluran udara) melalui air
heater dan berakhir di wind box sebelum masuk ke furnance.

Gambar sirkulasi udara untuk ketel berbahan bakar batubara dapat dilihat pada gambar 17.

Gambar 17. Sirkulasi Udara

21
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

6.1. G a s

Pencampuran udara dan bahan bakar bereaksi dalam proses pembakaran menghasilkan
panas dan produk lain seperti gas buang (gas hasil pembakaran, flue gas) dan produk
lainnya seperti abu (Bottom Ash) dan debu (Fly Ash). Gas buang ini mengalir dari furnace
didalam saluran gas buang (flue gas duct) menuju cerobong (stack melalui superheater,
economizer, air heater, electrostatic presipitator dan induced draft fan (IDF).
Gambar sirkulasi gas dapat dilihat pada gambar 18.

Gambar 18. Sirkulasi Gas

6.2. Air Heater

Adalah pemanas udara sehingga temperatur udara pembakaran dapat mencapai + 300o
C menhasilkan pembakaran yang lebih sempurna. Air heater terpasang dari jenis tubular
air heater terdiri sekumpulan pipa baja., dipasang didalam saluran gas panas. Gas panas
mengalir didalam pipa sedangkan udara yang dipanasi mengalir diluar pipa.

22
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

6.3. Wind Box

Wind Box adalah kotak udara sebelum udara masuk ke dalam ruang bakar. Udara dari
wind box berfungsi sebagai udara sekunder.

6.4. Precipitator (Electro Static Precipitator)

Abu (Bottom Ash) yang diproduksi saat proses pembakaran akan jatuh ke bagian bawah
boiler dan dikeluarkan dari boiler menggunakan bottom ash extractor.
Debu (fly ash) sangat halus sehingga dapat terbawa oleh gas buang menuju cerobong ke
udara luar. Debu ini merupakan material yang dapat menimbulkan polusi udara, oleh
karenanya debu keluar harus diusahakan sekecil mungkin jumlahnya.

Salah satu jenis peralatan yang bertugas untuk menangkap debu menuju cerobong
tersebut dikenal dengan nama Electrostatic Precipitator (Gambar. 19) yang dapat
menangkap debu dari dalam gas buang sebanyak lebih dari 99% atau kadar debu dalam
gas buang hanya tinggal 0,4 g/Nm3.

Gas buang mengalir melalui medan Electrostatic yang dihasilkan oleh pasangan Electroda
arus DC bertegangan tinggi (50 KV - 70 KV). Discharge Electrodes atau Emitter
Electrodes biasanya berupa kawat-kawat logam yang dipasang tegak, digantung pada
insulator, dipasang dicelah-celah plat yang berfungsi sebagai Collecting Electrodes.

23
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 19. Electrostatic Precipitator

Pada waktu melalui medan Electrostatik butir-butir debu akan terionisasi akibat effek
korona sehingga dapat ditarik/ditangkapo oleh collecting electrode. Debu yang menempel
pada collecting electrode secara berkala dirontokkan dengan cara menggetarkan atau
mengetuk (rapping) collecting electrode. Debu yang jatuh akan terkumpul didalam ash
hopper dan selanjutnya dibuang melalui fly ash system.

Disetiap unit boiler terpasang dua electrostatic precipitator.

24
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

7. PENGENDALIAN ALIRAN UDARA

Pengendalian aliran udara dalam ketel dilakukan menggunakan FD Fan (Kipas Tekan Paksa)
dan ID Fan (Kipas Hisap Paksa). Tujuan dari pengendalian aliran udara adalah untuk mengatur
tekanan ruang bakar, mengimbangi beban ketel, pengotoran ketel dsb.
Ada dua cara dasar pengaturan kipas yaitu :
a. Pengaturan aliran dengan damper atau sudu atur (vane)
b. Pengaturan kecepatan yang bervariasi dengan kontrol elektris dari kecepatan motor atau
dengan penggunaan slip coupling (kopling gelincir).

Dalam Gambar 20 dapat dilihat hubungan antara konsumsi daya dan keluaran fan untuk
berbagai metoda dari pengaturan fan.

7.1. D a m p e r

Pengaturan ini sederhana, handal dan murah pemasangannya, tetapi karena efisiensinya
yang rendah maka jarang digunakan untuk fan-fan yang besar pada pusat pembangkit
yang modern. Sebaliknya, pengaturan dengan damper mempunyai biaya pemasangan
yang rendah dan kerugian daya tidak berarti atau bila daerah pengaturan yang cukup
kecil, cara pengaturan fan ini mungkin sesuai sebagai contoh, digunakan untuk
pengaturan aliran udara/gas pada fan untuk burner minyak penyalaan ketel pada
beberapa unit 500 MW.

Damper juga digunakan untuk mengisolasi fan untuk tujuan operasi dan pemeliharaan.

Gambar 20. Konsumsi Daya Untuk Berbagai macam Pengendalian Fan

25
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
7.2 Sudu Atur (Vane)

Sebagian besar dari fan hisap paksa dan tekan paksa mempunyai pengatur vane (lihat
gambar 21). Lustrasi menunjukan satu set vane pada saluran masuk ke fan, disusun
sedemikian sehingga mereka memberikan suatu dorongan ke udara atau gas yang masuk
ke fan. Keluaran fan diatur dengan mengubah sudut vane, hal ini memberikan suatu cara
pengaturan yang efisien sampai paling rendah 15% dari kapasitas penuhnya.

Jika sebuah fan harus dioperasikan untuk periode yang lebih lama pada beban tak penuh,
maka pengaturan dengan vane dan motor dengan dua macam kecepatan akan lebih
ekonomis dan menarik. Oleh karena itu kita sering menemukan pengaturan dengan vane
pada fan hisap paksa yang jarang beroperasi dengan keluaran maksimumnya.

Damper isolasi yang berdiri sendiri juga dipasang untuk memungkinkan pekerjaan
pemeliharaan dilakukan secara aman pada pengaturan dengan vane.

Gambar 21. Sistem Pengaturan Dengan Sudu Atur Pada Sisi Masuk Fan

26
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
7.3 Putaran Variabel

Pengaturan putaran variable ada dua yaitu :

 Motor dengan kecepatan bervariasi


 Kopling gelincir (slip coupling)

7.3.1. Motor dengan kecepatan bervariasi

Ada dua tipe pengaturan kecepatan motor yang biasa digunakan, motor arus bolak balik
(A.C) slip ring dengan belitan pada rotor dan motor komutator arus bolak balik.

Motor komutator A.C dengan menggunakan sebuah regulator induksi, lebih banyak
digunakan dan dimanfaatkan pada pengatur fan tekan paksa dan dari unit 500 MW untuk
mampu mengatur kecepatan motor yang menghasilkan 1,70 MW (2280 Hp), ntuk fan
tekan paksa dan 2,34 MW (3140 Hp) untuk fan hisap paksa.

Regulator induksi dapat merubah tegangan dari rantai magnetis antara medan putar stator
dan rotor dan mengatur derajat “slip” dari motor.

Sebagai tambahan pada motor kecepatan bervariasi, motor dengan kecepatan ganda juga
banyak digunakan., terutama untuk fan hisap paksa dan tekan paksa, dimana dipasang
pengaturan pada vane saluran masuk.

Motor kecepatan ganda aslinya adalah kumparan ganda, tetapi yang terahir
dikembangkan adalah motor pole modulated “Rawcliffe”, sekarang banyak digunakan
pada unit 500 MW, adalah motor dengan kecepatan ganda kumparan tunggal.

7.3.2. Kopling Gelincir (Slip Kopling)

Dua tipe kopling gelincir yang digunakan, kopling hidraulis (fluida) dan kopling magnetis.
Kopling-kopling ini memungkinkan daerah pengaturan yang tidak terbatas, dari keluaran
nol, sampai maksimum, tanpa penggunaan damper-damper pengatur. Meskipun dari
kopling gelincir adalah tinggi pada keluaran maksimum (sebaliknya pada gelincir/slip
minimum) efisiensi akan cepat turun jika slipnya makin besar.

27
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
8. PENGOPERASIAN KIPAS

8.1. Persiapan

1. Periksa secara umum untuk menjamin bahwa bagian bagian unit telah lengkap.
2. Permukaan minyak pelumas benar/sesuai.
3. Sisi masuk pipa tertutup secara penuh.
4. Tingkat sisi tekan tertutup secara penuh.
5. Sakelar pemilih pada posisi remote dan alat bantu kipas seperti :
a. Remote/Auto pada pompa minyak pelumas bantu.
b. Pengerem kipas (dipasang hanya pada IDF) untuk mencegah “Wind Milling”
c. Remote/Auto saklar pemilih kipas pada kecepatan rendah.
d. Pemanas-pemanas yang dibenamkan pada tangki minyak pelumas (suhu minyak
pelumas seringkali di interlock).
e. Remote/Auto sakelar pemindah untuk merubah kecepatan.
f. Remote/Auto saklar pemanas anti kondensasi.

Sistem pendinginan minyak pelumas juga harus diperiksa. Pada FD dan PA fan yang
terletak didalam gedung, air seringkali dipakai sebagai media pendinginan.

Pemeriksaan diatas hanya sebagai contoh. Untuk prosedur menjalankan unit, jelas
berbeda-beda pada setiap pembangkit dan ini dilakukan daftar pemeriksaan pre start unit
atau “spesifikasi pekerjaan”. Pemeriksaan awal ini dilakukan sebelum unit dioperasikan
untuk mencegah terjadinya penundaan. Dengan selesainya pemeriksaan kita dapat
menjalankan kipas (fan) kapan diperlukan.

8.2. Prosedur Operasi

Hampir semua instalasi pembangkit listrik yang besar menggunakan 2 (dua) buah forced
draught fan dan 2 (dua) buah induced draught fan. Fungsi dari forced draught fan atau FD
fan tel;ah diuraikan pada halaman dimuka. Induced draught fan atau ID fan digunakan
untuk menarik gas-gas dari boiler dan mendorong gas-gas tersebut ke cerobong asap.

Agar supaya boiler dapat dikontrol secara baik dan benar, keseimbangan yang tepat
antara udara yang dimasukkan kedalam boiler dan gas yang dibuang harus dijaga.
Keseimbangan ini dipertahankan dengan mengontrol tekanan ruang bakar. Tekanan
ruang bakar sedikit dibawah tekanan atmosfir (0,50 mb).

Proses ini disebut sebagai balance draught. Alasan utama untuk mengatur tekanan
didalam ruang bakar sedikit lebih rendah dari atmosfir (negatif) adalah untuk menjamin
bahwa ada aliran gas dalam boiler. Jika boiler (ruang bakar) dioperasikan dengan tekanan
lebih tinggi dari tekanan atmosfir (positif), maka akan ada bahaya api dari partikel-partikel
panas yang terhembus keluar.

28
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Disamping bahaya api, rumah boiler juga menjadi lebih kotor. Jumlah udara yang
digunakan pada boiler adalah berbanding langsung dengan jumlah batubara yang dibakar
untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna. Besar kerja yang dilakukan oleh ID fan
tergantung dari jumlah batubara yang dibakar. Gambar 22 dan 23 menunjukan diagram
urutan start dan stop untuk ID fan.

Discharge damper closed

Fan vane closed

Elect Oil Pump


Running & Up Lube Oil Cooling
to pressure Fan Starts

Fan Brake Rlease

I.D. Fan Starts

Time Delay

Discharge Damper Opens

Elect Oil Pump Cuts Out

Gambar 22. Starting Interlock Pada ID Fan

29
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
FAN MOTOR CIRCUIT BREAKER OPEN

1 st Fan Trip 2 nd Fan Trip

Discharge Damper Discharge


F.D. Fan Trip Will Close Will Remain Open FD. Fan Trip

Mill Trip
Preselector Elect Lub Oil Pump Cut In All Mills Trip

Mill not Selected


Will Trip Speed Switch

Brake runs on

Gambar 23. Tripping Interlock Pada ID Fan

30
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
9. PURGING (PEMBILASAN) KETEL

9.1. Fungsi Purging

Seperti dimaklumi bahwa ruang bakar adalah tempat dimana bahan bakar bercampur
dengan udara untuk membentuk reaksi pembakaran. Karenanya kemungkinan erdapatnya
sisa bahan bakar sangat besar. Sisa-sisa bahan bakar ini dapat bersifat sangat eksplosif
dan cukup membahayakan. Untuk mengurangi resiko ledakan (explosion), maka ruang
bakar senantiasa harus dibilas (purging) terlebih dahulu sebelum boiler dinyalakan dan
juga pada saat shut down.

9.2. Prosedur Operasi

Pembilasan dilakukan dengan cara mengalirkan udara dengan kuantitas yang memadai
kedalam ruang bakar untuk mendorong dan mambuang sisa-sisa bahan bakar yang
mungkin masih terdapat diruang bakar. Pembilasan ruang bakar pada ketel umunya
dilaksanakan berbasis waktu (timer) yang biasanya berkisar 5 menit. Jadi dengan
mengalirkan udara pada laju aliran tertentu selama + 5 menit, maka dianggap bahwa
ruang bakar (combustible).

Sebagai tambahan perlu diingat bahwa meskipun fokus utama yang harus dibilas adalah
ruang bakar, tetapi pada prinsipnya pembilasan harus meliputi seluruh laluan/saluran
beserta semua pembakaran. Untuk melakukan pembilasan boiler (Boiler Purging)
umumnya ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum pembilasan dapat
dimulai. Jumlah dan jenis persyaratan sangat bervariasi antara boiler yang satu dengan
boiler lainnya yang umumnya tergantung pada desain, jenis komponen dan jenis alat
bantu yang digunakan. Untuk detilnya persyaratan purging bagi setiap boiler dapat dilihat
pada operation manual yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa seluruh persyaratan harus dipenuhi sebelum pembilasan dapat dimulai.

Pada ketel-ketel yang pengoperasiannya berbasis panel (panel base), biasanya dilengkapi
dengan panel pembilas (purge panel) dimana pada panel tersebut terdapat lampu-lampu
indikator bai seluruh item persyaratan purging. Bila kondisi item yang disyaratkan sudah
terpenuhi, maka lampu tanda untuk item tersebut pada panel purging akan menyala.
Untuk boiler yang pengoperasiannya berbasis layar display (CRT base), item-item
persyaratan purging dapat dilihat dilayar monitor.

Pada boiler yang dilengkapi dengan penangkap abu elektrik (Electrostatic Precipitator),
pastikan bahwa electrostatic precipitator ini baru boleh dioperasikan setelah proses
pembilasan selesai. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya
ledakan didalam electrostatic precipitator ketika proses pembilasan tengah berlangsung.
Sambil menunggu pembilasan, sistem bahan bakar mulai disiapkan. Jalankan pompa
bahan bakar solar dan biarkan bersirkulasi. Isi bunker-bunker batubara secukupnya.

31
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
10. SISTEM BAHAN BAKAR

10.1. Sistem bahan bakar Minyak

Pada PLTU berbahan bakar minyak , bahan bakar utama yang di gunakan adalah minyak
Residu/Heavy Fuel Oil (HFO) , dan sebagai penyala awal digunakan minyak solar/HSD.

Pada sistem bahan bakar minyak ada dua sistem utama yaitu :
 Sistem Supplay Minyak Residu ke Boiler
 Sistem penyalaan awal

10.1.1 Sistem Supply Minyak Residu ke Boiler

Pada sistem ini di gunakan sistem saluran sirkulasi melingkar .


Minyak untuk boiler mengalir pada satu pipa , yang di kenal sebagai saluran utama
masing - masing unit pemompaan dan pemanasan. Minyak di pasok dari tangki
penyimpanan ke saluran hisap melalui penyaring ke pompa pemindahan minyak. Pompa-
pompa tersebut selalu memasok minyak lebih banyak dari pada yang di butuhkan boiler,
sisanya dikembalikan ke tangki penyimpanan melalui pipa minyak yang kedua yang
disebut sebagai saluran kembali (return oil). Kedua saluran tersebut dihubungkan
bersama pada ujung yang jauh dari tangki penyimpanan dengan katup pengukur tekanan
diletakkan antara dua pipa tersebut, untuk mempertahankan tekanan yang konstan pada
saluran utama dan memberi kesempatan pada minyak lebihnya untuk mengalir kembali ke
tangki penyimpanan melalui saluran kembali.

Saluran kembali yang mempunyai lubang lebih kecil dari pada saluran utama, mempunyai
cabang kegiatan atas dari tiap-tiap tangki sehingga dengan membuka katup yang sesuai
maka minyak kembali ke tangki. Ini menghindari aliran lebih pada tangki yang mungkin
telah penuh.

32
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 24. Sistem Bahan Bakar Minyak Residu Dengan Pengaturan Pada Sisi
Kembali (Return)

33
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
10.1.2 Sistem Penyalaan Awal

Sebelum mengoperasikan burner utama (normal operasi) terlebih dahulu dioperasikan


ignitor (burner HSD) yang berfungsi sebagai penyala burner utama /penyalaan awal .

Gambar . 25.

Gambar . 26.

34
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
10.2. Sistem bahan bakar batubara .

Pada sistem bahan bakar batubara, ada dua (2) Sistem Milling Plant (Penggiling
Batubara) yaitu dengan suction mill (Mill Tekanan Negatif) dan Pressure mill (Mill
Tekanan Positif). Gambar 27 :

menunjukkan blok diagram dari sebuah suction mill (penggiling hisap). Dalam desain ini
udara ditarik melewati mill untuk mengambil bubuk batubara .
Udara dan bahan bakar bubuk batubara (pf) ditarik dari mill menggunakan exhauster,
yaitu sejenis fan. Exhauster kemudian menghembuskan campuran udara/pf keruang
bakar boiler .

Gambar 27. Mill Tekanan Negatif.

Sitem mill tekanan positif dapat dilihat pada gambar 28. Dalam pressure mill udara
dihembuskan kedalam mill yang kemudian membawa batubara ke burner .
Udara dihembuskan kedalam mill oleh Primary Air Fan (PA FAN) .

Sistem ini lebih menguntungkan dari pada jenis suction mill, karena PA FAN hanya
menangani udara-udara, sedangkan pada sistem suction mill, exhauster menangani
campuran udara/pf sangat abrasive dan menyebabkan biaya pemeliharaan yang tinggi
pada exhauster (penghisap).Akibat dari PA FAN menghembuskan udara ke mill
menyebabkan mill bertekanan , sehingga bila campuran udara/pf bocor ke udara luar akan
mencemari motor, gearbox, bantalan dan sebagainya. Oleh karena itu di pasang sistem
perapat udara untuk mencegah pencemaran kebocoran tersebut .

35
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 28. Mill Tekanan Positif.

Dalam prakteknya sistem mill tekanan positif banyak di gunakan dari pada sistem mill
tekanan negatif. Karena sistem mill tekanan positif lebih mudah pemeliharaannya
dibandingkan sistem mill tekanan negatif. Gambar sistem bahan bakar batu bara dapat di
lihat pada gambar 29, dibawah ini :

Gambar 29. Sistem Bahan Bakar Batubara

36
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

10.3. Sistem Bahan Bakar Gas

Bahan bakar gas, termasuk gas alam, adalah bahan bakar yang paling mudah terbakar
.Gas hanya memerlukan sedikit atau bahkan tanpa persiapan sama sekali sebelum
pembakaran, yang diperlukan hanyalah, ia harus sebanding (proportioned), bercampur
dengan udara dan dinyalakan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan beberapa cara .

Pembakar gas atmosfer (atmosfirc gas burner) adalah salah satu pembakar gas yang
sangat umum dipakai. Pada sitem ini, momentum gas yang masuk digunakan untuk
menarik udara primer kedalam pembakar dengan suatu proses yang disebut aspirasi
(aspiration). Operasi sistem ini biasanya memuaskan untuk campuran mula udara primer
dengan prosentasi 30 hingga 70 persen. Udara sekunder ditarik sekelililng pembakaran
untuk menyempurnakan proses pembakaran. Dua buah pembakar tipikal ditunjukkan
pada gambar 30.

Gambar 30. Pembakaran Gas Atmosfir.

37
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

(a) Pembakaran gas atmosfir menarik kedalam udara primernya untuk pembakaran akibat
pengaruh arus gas bertekanan rendah yang berekspansi melalui sebuah orifis .

(b) Pembakaran bertingkat dua bekerja pada gas bertekanan tinggi ; melakukannya
melalui dua bagian venturi yang berhubungan secara seri.

Pembakar - pembakar gas tahan api (reftractory gas burners) biasanya dipakai untuk unit
pembangkit. Udara pembakaran di tarik ke sekelililng sebuah pembakar yang mempunyai
jet-jet gas yang banyak (multiple gas jet) yang mengeluarkan gas kedalam aliran udara
(air stream) dengan cara tertentu sehingga adukan yang keras itu menghasilkan
pencampuran yang baik. Campuran gas udara kemudian dikeluarkan ke sebuah tabung
atau terowongan pencampur yang pendek dengan bahan tahan api . Tabung tahan api
tersebut melindungi logam pembakaran dari temperatur tinggi .

Jenis pembakar gas tahan api ditunjukkan pada gambara 31.

Gambar 31 . Pembakar Gas Tahan Api .

38
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

11. MILL PULVERISER

11.1. Fungsi

Fungsi mill (pulverizer) pada sistem bahan bakar batubara adalah


menggiling/menghaluskan bongkahan-bongkahan batubara sehingga menjadi bubuk
batubara. Bubuk batubara (Pulverizered Fuel) mempunyai ukuran sekitar 200 Mesh.

Tujuan menggiling batubara adalah membuat luas permukaan bubuk batubara menjadi
besar, sehingga dalam proses pembakaran antara batubara dan udara lebih homogen
dan pembakaran menjadi lebih sempurna .

11.2. Jenis dan Konstruksi

Tiga jenis Unit penggilingan yang akan dibicarakan adalah :

1. Roller Mill
2. Penggilingan jenis “E” (E type mill)
3. Tube Ball Mill

1. Roller Mill (Penggilingan Jenis Roller)

Penggiling dari jenis ini terdiri dari penggulung (roller) yang berputar pada saat meja
berputar mengambil batubara antara meja roller lihat gambar 32. Jenis yang lama
mempunyai dua roller (menggulung), tetapi karena perlu keluarannya meningkat,
jumlah roller ditambah menjadi 3.

Keluaran penggilingan ini dapat mencapai 50 ton/jam. Prinsip kerja dari penggilingan
jenis ini adalah , bahwa batubara dari coal feeder jatuh kemeja penggilas dan dibawa
kebawah roller yang dapat berputar bebas dan ditekan oleh per sehingga merubah
batubara menjadi bahan bakar bubuk dengan kehalusan yang diperlukan .

Udara primer panas dialirkan kedalam “mill air scroll” yang mengisi “shovel port
ring” . Lintasan ini mengelilingi bagian bawah penggilingan, udara diisikan dari sana
kebadan penggilingan melalui sejumlah ujung kerucut yang mengontrol arah aliran
udara. Kecepatan udara yang tinggi membawa batubara yang sudah tergilas keatas
melalui penggilingan menuju classifier. Classifier ini menjamin bahwa hanya partikel-
partikel yang halus saja yang diijinkan melewati burner .

Partikel yang lebih besar dikembalikan kemeja untuk digilas ulang. Jenis penggilingan
ini sering menggunakan classifier putar atau “whizzer”. Sudu-sudu putar dengan
variable speed memisahkan partikel-partikel yang lebih berat.

39
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Jenis classifier ini dimaksudkan untuk saringan yang sangat berat karena aksi dari
debu batu bara, dan kebanyakan pusat pembangkit menggunakan sudu-sudu yang
tetap sehingga tidak lagi berputar .

Gambar 32. Roller Mill , Kapasitas Tinggi

Jenis penggilingan ini disebut berkecepatan medium dan berkecepatan meja kira-kira
50 rpm .
Sebagaimana telah dikatakan diatas, roller adalah ditahan per dan diatur sedemikian,
sehingga roller dan meja tidak pernah kontak langsung logam dengan logam .

Setiap pembuangan, pyrite dan sebagainya didalam batubara dikeluarkan dari meja
penggilas melalui bagian sekop dan jatuh kedasar penggilingan. Dua buah bajak
dikaitkan dibagian luar dari meja penggililngan dan bajak ini menyapu dasar
penggilingan dari bahan-bahan yang tidak terpakai dan dikeluarkan ke ruang
pengeluaran .

40
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Ruang pengeluaran mempunyai pintu bagian dalam dan pintu bagian luar. Pintu ini
harus dioperasikan sehingga pintu pengeluaran harus selalu tertutup ketika pintu
pemasukkan dibuka dan sebaliknya.

Pada mill bertekanan dimana bahan bakar bubuk dapat keluar keatmosfir , dilengkapi
dengan udara perapat atau bila disainnya tidak memungkinkan maka dipasang
perapat mekanik .

2. Pengilingan Jenis “E”

Penggilingan jenis “E” dari Babcock and Wilcox telah menaikkan ukuran yang terakhir
E10 . Angka sesudah huruf “E” menunjukkan ukuran meja dalam inchi . Dalam hal ini
E10 kehilangan nol yang satu dari “E100” .

Batubara dari coal feeder jatuh ke pusat meja putar dan kemudian melewati elemen
penggilas (lihat gambar 33). Elemen-elemen penggilas terdiri dari sejumlah bola-bola
baja antara dua cincin penggilas. Cincin yang atas stasioner (diam) dan menekan
bola-bola dari pegas penekan. Cincin yang bagian bawah diikatkan kemeja
penggilingan dan berputar dengannya.

Dengan memutar cincin bagian bawah berarti memutar bola-bola dan batu bara
dihancur lumatkan bila melewati elemen penggilas ini. Bahan bakar bubuk ini
kemudian melewati ujung luar dari cincin bawah dan dibawa oleh aliran udara primer
yang berkecepatan tinggi. Udara ini masuk kepenggilingan melalui lubang saluran
udara sebelum menghembuskan keatas antara cincin atas dan cincin penggilas
bawah .

Campuran batubara/udara dibawa keatas menuju classifier statis dimana partikel-


partikel yang lebih berat dipisahkan oleh gerakan sentrifugal dan dikembalikan kemeja
untuk penggilasan lebih lanjut. Benda-benda asing dalam batubara yang dikenal
sebagai mill reject dari penggilingan yang mungkin terdiri dari pyrites, batu, besi-besi
bekas atau sejenis bahan tak berguna biasanya terlalu berat untuk dibawa oleh aliran
udara dan jatuh melewati kerongkongan dan dibawa kelubang pembuangan dengan
penggaruk yang terpasang pada meja penggilingan (yoke). Bila pintu bagian dalam
terbuka , maka benda-benda asing jatuh keruang pembuangan untuk menunggu.

Pada operasi normal pintu-pintu ruang pembuangan bagian luar ditutup dan yang
bagaian dalam dibuka , yang memungkinkan ruangan ini diisi dengan benda-benda
afkir tadi. Untuk membersihkan ruangan ini pintu bagian dalam harus ditutup lebih dulu
sebelum membuka pintu bagian luar untuk mencegah bahan bakar/udara keluar dari
ruang penggilingan .

41
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama

Gambar 33 . Penggilingan Type “ E “

3. Tube Ball Mill

Jenis penggilingan ini dikenal sebagai berkecepatan rendah dan dioperasikan pada
17- 20 rpm.

Penggilingan ini ditunjukkan pada gambar 34, dan terdidri dari drum dengan diameter
yang besar kira-kira 9 feet, yang diisi dengan bola-bola baja sejumlah 40 ton sampai
kira-kira ½ nya (½ dari isi drum). Bola-bola ini diameternya bervariasi dari ½ inchi

42
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
sampai dengan 2 ½ inchi. Pada saat drum berputar bola-bola akan berpencaran dan
menghantam serta memecahkan batubara yang masuk menjadi bahan bakar bubuk.
Untuk mencegah drum menjadi aus, lapisan bagian dalam dari drum ini dikeraskan .

Batubara dari feeder (biasanya jumlahnya dua) jatuh kedalam tiap ujung-ujung
penggilingan dan diputar kedalam penggilingan dengan pita conveyor. Udara primer
masuk lagi dari masing-masing ujung penggilingan dan mengambil bubuk bahan bakar
ini dari dalam drum. Campuran bubuk bahan bakar/udara melewati classifier statis
menuju pita conveyor sebelum menuju ke burner .

Partikel-partikel besar-besar yang ditolak oleh classifier jatuh ke pita conveyor untuk
dikembalikan kepenggililingan, setiap benda-benda asing dalam batubara tetap tinggal
didalam penggilingan. Penggilingan dalam selang waktu 1 sampai 2 tahun harus
dikosongkan untuk mengeluarkan benda asing dan juga mengeluarkan bola-bola yang
telah berkurang ukurannya (lebih kecil dari ½ inchi) karena aus. Pengeluran bola-bola
yang aus dalam operasi normal dan pengisian kembali bola-bola dilaksanakan pada
saat penggilingan dalam keadaan operasi dengan menggunakan alat berupa corong
bola khusus yang masuk pada satu ujung penggilingan dekat conveyor pita .

Gambar 34. Penggilingan Bola Tabung

43
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
11.3. Pengoperasian

Pengoperasian mill (penggiling batu bara) yang akan dijelaskan ini adalah penggiling (mill)
batubara tipe bertekanan, dan pemanas udara tipe rotary, karena peralatan ini secara luas
digunakan pada unit-unit dengan bahan bakar batubara tetapi penjelasan pemakaian
pada peralatan yang lain (pemakaian penggiling batubara tipe hisap misalnya) tidak
banyak bebeda. Selama periode penyalaan awal dihidupkan, unit penggiling bahan bakar
batubara agar disiapkan. Udara panas adalah salah satu kebutuhan utama, demikian
pula gas asap agar dialirkan kepemanas udara penggiling dengan suhu gas masuk
mininum : 175 0 C. Pada tahap ini agar dijalankan kipas udara primer dan penggiling
nomor 1 .

Pemilihan penggiling batu bara sedapat mungkin mempunyai pengaruh terhadap keadaan
boiler. Pengiling untuk burner yang tertinggi diruang bakar akan menghasilkan suhu uap
superheat yang tinggi dan mungkin suhu metal superheater yang tinggi pula. Penggiling
batubara untuk burner terendah tidak dapat dilihat hasilnya seperti diatas, kecuali kalau
daerah-daerah radiasi superheater dekat dengan burner. Penggiling dengan burner ynag
berdekatan dengan pipa air boiler kemungkinan besar dapat menaikkan tekanan tetapi
masih belum menimbulkan masalah suhu metal dan suhu uap yang tinggi .\

Udara perapat agar digunakan pada penggiling bahan bakar yang dipilih dan lakukan
pemanasan awal. Tingkap udara masuk pemanas udara penggiling, agar sedikit demi
sedikit dibuka untuk menjaga suhu campuran (yang mungkin ditunjukkan dikontrol room)
sekurang-kurangnya 150 0 C, tetapi hal ini mungkin perlu membuka tingkap gas panas
untuk mencapainya . Untuk penggiling tipe spinddle vertikal, pertama perlu melewatkan
udara panas kepenggiling, sampai suhu normalnya kira-kira 75 0 C. Bila suhu ini telah
tercapai , penggilingan dapat dijalankan, tingkap udara primer dan tingkap pulverized fuel
dapat dibuka juga suplai udara sekunder burner pf. Batubara dapat dimasukkan
penggiling dengan jumlah yang tepat, dan beban penggiling batu bara dapat dinaikkan
sedikit demi sedikit .

Udara tempering tingkat-tingkat awal dapat dipakai untuk mengatur suhu masuk
penggiling sebelum suplly batubara yang cukup memadai dicapai. Segera setelah nyata
bahwa batubara telah gerus (perbedaan tekanan melintasi penggiling , yang dikenal
sebagai “mill differential” naik dan suhu udara/batubara turun). Ruang bakar harus
diperiksa untuk memastikan bahwa semua pembakar telah menyala dengan baik dan
kondisi pembakarannya stabil. Harus kita sadari bahwa menurut petunjuk praktis,
pembakaran batubara yang disebut keadaan baik adalah bahwa penyalaan harus dari
burner penyala awalnya sendiri tidak dari nyala api pembakar minyak yang berdekatan .
Begitu jumlah batubara kepenggiling bertambah (dengan menambah kecepatan
pengisian) aliran udara primer yang lewat penggiling untuk membawa beban yang lebih
besar. Disini juga perlu untuk terus mempertahankan. Suhu udara batubara keluar
penggiling diantara 60o ~ 65oC.

44
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
12. METODE ATOMISASI MINYAK

12.1. Fungsi

Fungsi atomisasi minyak adalah memecah partikel-partikel minyak sehingga luas


permukaaan dari minyak menjadi besar, metode atomisasi minyak degan cara
mengabutkan minyak menggunakan pembakar minyak (burner).

Tujuan atomisasi minyak adalah agar supaya proses pembakaran antara minyak dan
udara menjadi sempurna, sehingga efisiensi pembakaran lebih menjadi baik .

12.2. Jenis dan Konstruksi

Pada dasarnya ada tiga jenis pembakaran (burner) minyak dan ketiganya menggunakan
cara yang berbeda untuk mengatomisasikan minyak :

1. Mekanikal (atau tekanan)


2. Diatomisasikan dengan Uap
3. Diatomisasikan dengan udara

1. Pembakaran minyak dengan diatomosasikan secara mekanikal

Didalam pembakaran ini minyak diatomisasikan oleh tekanan yang didapat dari pompa
minyak. Minyak dengan tekanan yang sesuai melewati piringan penyemprotan yang
berisikan sejumlah jalur-jalur laluan tangensial untuk selanjutnya minyak menuju ruang
dipusat piringan. Disini minyak bergerak memutar dengan kecepatan tinggi yang
selanjutnya keluar melalui orifer dalam bentuk kabut kerucut.
Dapat dilihat bahwa adanya perubahan tekanan minyak atau keausan orifice dan jalur
tangensial akan menyebabkan atomisasi minyak menjadi terganggu dan titik-titik
minyak akan banyak terpancar lewat burner.

45
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Gambar burner dengan atomisasi mekanik dapat dilihat pada gambar 35 dibawah
ini.

Gambar 35 . Burner minyak dengan Atomisasi Mekanik

46
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
2. Pembakaran minyak dengan diatomisasikan uap

Perubahan dengan atomisasi mekanikal akan mempunyai kerugian dimana beban


tidak dapat diubah-ubah karena perubahan tekanan minyak ini akan mempengaruhi
atomisasi. Pada pembakar minyak atomisasi uap perbandingan mengecilkan (turn
down ration) 10 : 1 dapat dicapai .

Pada pembakaran ini atomisasi dilakukan dengan tekanan uap. Uap diisikan kepusat
tabung burner pada tekanan 1,5 bar sampai 9 bar menuju piringan yang dilubangi
dimana uap ini bertemu minyak yang telah melewati ruang antara tabung uap dan
tabung diluarnya yang sepusat .

Pada pembakaran jenis ini suhu minyak sebelum memasuki tabung tidak perlu
setinggi suhu minyak pada jenis atomisasi mekanikal, karena minyak akan mendapat
tambahan panas dalam perjalanannya ketengah tabung. Kerugian jenis atomisasi ini
adalah jumlah uap yang diperlukan dapat mencapai ½ % dari seluruh penguapan total
.

Gambar burner dengan atomisasi uap dapat dilihat pada gambar 36 dibawah ini,

Gambar 36 . Burner Minyak dengan Atomisasi Uap

3. Pembakaran dengan atomisasi udara

Pada pembakar ini, atomisasi dilakukan dengan udara tekanan tinggi dengan cara
yang sama seperti halnya dengan uap. Pembakaran jenis ini tidak banyak digunakan
oleh perancang boiler sebab memerlukan penambahan compressor udara yang mahal
baik pemasangannya ataupun pemeliharaannya.

47
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
13. PEMBERSIH JELAGA (SOOTBLOWER)

13.1. Fungsi

Boiler-boiler modern dilengkapi dengan pembersih jelaga (sootblower) yang dapat


dioperasikan dari jarak jauh (remotely operated) dan dikendalikan secara bergantian dan
berurutan .

Fungsi dari sootblower adalah untuk membersihkan abu, debu atau jelaga yang
menempel pada pipa-pipa ketel, superheater, Economizer dan pada elemen air heater.
Tujuan dari pembersihan tersebut adalah untuk menaikkan efisiensi dari boiler dan
menghindari kerusakan pipa-pipa pada bolier/superheater. Biasanya sootblower
menggunakan uap untuk membersihkan pipa-pipa boiler/superheater .

Uap yang digunakan untuk pembersihan abu biasanya diambil langsung dari boiler, dari
sisi keluar pemanas lanjut primer atau dari sisi masuk cold reheater, namun uap dari boiler
bantu (auxilary boiler) pun dapat digunakan. Tekanan uap yang menuju kemasing-masing
blower diturunkan seperlunya oleh plat-plat orifis (orifice plate). Pada pusat pembangkit
lain, udara bertekanan juga digunakan sebagai media pembersih. Sistem sootblowing
dengan udara bertekanan ini memerlukan tambahan modal dan biaya untuk kompressor
yang berkapasitas besar .

13.2. Jenis dan Konstruksi

Jenis penempatan , ukuran dan tekanan serta frekuensi penggunaan sootblower sangat
bervariasi sesuai dengan disain boiler dan karakter deposit/endapannya . Oleh karena itu
adalah tidak mungkin untuk menguraikan semua pemakaian-pemakainnya , tetapi secara
umum , jenis-jenis utama dari sootblower yang digunakan adalah seperti diperlihatkan
pada gambar 19, yaitu :

a. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) dengan nozle jet yang
berlawanan untuk membersihkan pipa-pipa air ruang bakar.
b. Blower-blower yang dapat ditarik (retractable gun blowers) yang mempunyai nozle jet
tunggal untuk diarahkan pada susunan pipa-pipa boiler dan superheater.
c. Blower-blower panjang yang dapat ditarik (long retractable lance blowers) yang
bergerak/bergeser diantara susunan pipa-pipa, dengan nozle berputar dan
mempunyai jet yang berlawanan untuk mengimbangkan gaya dorong. Jenis inilah
yang paling efektif, untuk pemanas lanjut pada boiler modern sehingga memungkinkan
mencapai sasaran yang lebar dengan merata/sebanding.
d. Blower dengan nozzle jet banyak (multi jet tube blowers), digunakan untuk zone
temperatur yang lebih rendah seperti economizer dan air heater. Blower tersebut tidak
dapat ditarik (non-retractring) tetapi dapat berputar dan/atau bergeser.

48
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
e. Sama dengan multi jet blower dengan nozzle jet yang dapat digunakan pada posisi
tetap untuk membersihkan lorong-lorong diantara pipa-pipa. Blower ini hanya cocok
untuk zone temperatur yang lebih rendah dan pada zone yang deposit/endapannya
ringan, oleh karena itu tidak perlu daya yang besar untuk beberapa nozle kecil .

Gambar 37. Jenis-jenis Sootblower

13.3. Pengoperasian

Frekuensi sootblowing ditentukan oleh pengalaman pada masing-masing boiler, dan tidak
boleh terlalu sering karena menurunkan effisiensi dan mahalnya harga uap yang
digunakan. Secara umum, saat diperlukannya sootblowing diperlihatkan dengan turunnya
temperatur superheater, naiknya temperatur gas asap bagian belakang atau indikasai
bahwa tarikan turun, namun pada bagian tertentu naik .

49
INDUCTION TRAINING

KETEL UAP DAN ALAT BANTU


a
Cogindo Daya Bersama
Pada waktu mengoperasikan sootblower (sootblowing), harus dilaksanakan tindakan
pengamanan sebagai berikut :

1. Vakum boiler harus dinaikkan untuk melindungi operator dari hembusan keluar gas-
gas panas.
2. Diperlukan drain yang cukup pada pipa-pipa supply uap dan biasanya dipasang katup-
katup drain otomatis.
3. Blower tidak boleh dibiarkan terus pada posisi kerja dengan uap didalamnya, karena
menyebabkan erosi pipa setempat.
4. Bila blower tertinggal dalam ruang bakar tanpa uap ia akan rusak. Bila supply Listrik
terganggu atau blower macet , ia harus dikeluarkan dengan tangan.
5. Boiler pf harus beroperasi dengan beban tinggi ketika sootblowing, agar pembakaran
stabil.
6. Suhu logam air heater harus di jaga setinggi mungkin ketika soot blowing dengan
mem-by-pass udara atau resirkulasi udara panas .

50

Anda mungkin juga menyukai