Anda di halaman 1dari 26

SISTEM PENGOPERASIAN TURBIN UAP

BENY ARDIANSYAH
8909018H2
PLN  JAYA

SEKTOR TAMBORA  EXCELLENT

PLTU SUMBAWA BARAT  LUAR BIASA

MISI

1.Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang


VISI
terkait, berorientasi kepada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham
Diakui sebagai Perusahaan kelas 2.Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk
dunia yang bertumbuh kembang meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
unggul dan terpercaya dengan 3.Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong
bertumpu pada potensi insani kegiatan ekonomi masyarakat
4.Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan
lingkungan

BUDAYA PERUSAHAAN
MOTTO
1. SALING PERCAYA
MENUJU NUSA TERANG 2. INTEGRITAS
3. PEDULI
BENDERANG 4. PEMBELAJARwww.pln.co.id | 01
TURBIN UAP

Turbin uap merupakan peralatan yang


berfungsi untuk mengkonversi energi
panas yang dikandung oleh uap
menjadi energi putar (energi mekanik).
Poros turbin dikopel dengan poros
generator sehingga ketika turbin
berputar generator juga ikut berputar.

www.pln.co.id |
SISTEM PENGOPERASIAN TURBIN UAP

SISTEM YANG HARUS DIOPERASIKAN SEBELUM OPERASI TURBIN :


•Sistem Pendingin Utama
•Sistem Pendingin Bantu
•Sistem Pelumasan
•Sistem Gland Seal (uap perapat)
•Sistem Vacum Kondensor

www.pln.co.id |
SISTEM PENDINGIN UTAMA

Sistem Pendingin Utama berfungsi untuk menyediakan dan memasok air laut
sebagai pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas
Turbin di dalam kondensor.

www.pln.co.id |
SISTEM PENDINGIN UTAMA

FROM SEA WATER PUMP

MAKE UP
SEA WATER CWP

BALL CLEANING
COLECTOR

TRAVELING SCREEN
DEBRIS FILTER

GATE VALVE

SEA WATER
BAR SCREEN
CWP 1

BALL CLEANING DEBRIS FILTER


COLECTOR
CWP 2

OUT FALL

www.pln.co.id |
SISTEM PENDINGIN BANTU (CLOSE COOLING
WATER SYSTEM)

Close cooling water system merupakan sistem sirkulasi tertutup


yang berfungsi untuk mendinginkan peralatan-peralatan atau
komponen-komponen yang beroperasi pada unit pembangkit
sehingga komponen atau peralatan tersebut terhindar dari
kerusakan yang diakibatkan oleh panas yang berlebih (over
heating)

www.pln.co.id |
SISTEM PENDINGIN BANTU (CLOSE COOLING
WATER SYSTEM)
OIL COOLER
FROM SEA WATER

BFP

GENERATOR

IDF
HE 1
PAF

SPREADER

BLOWER ESP HE 2

SAMPLING
RACK

HE 3

MAKE UP WATER FROM WTP


OUT FALL

CCCWP 1 CCCWP 2 CCCWP 3

CCCW
SAMPLING TANK

www.pln.co.id |
SISTEM PELUMASAN

Prinsip dasar pelumasan adalah mengurangi gesekan antara dua material, di


mana gesekan tersebut selalu menimbulkan gaya yang berlawanan sehingga
terjadi kenaikan temperatur yang akan mengakibatkan keausan atau tergerusnya
material, dengan penyisipan pelumas pada dua material tersebut akan
menghindari kontak langsung sehingga laju dari dampak gesekan bisa dikurangi.

www.pln.co.id |
SISTEM PELUMASAN

www.pln.co.id |
SISTEM GLAND SEAL (UAP PERAPAT)

Gland Seal adalah suatu system


yang berfungsi untuk mencegah
steam (yang dalam hal ini sebagai
fluida kerja sebuah turbin uap)
supaya tidak keluar dari dalam
turbin melewati sela-sela antara
poros dengan casing akibat
perbedaan tekanan, dan juga untuk
mencegah udara masuk ke dalam
turbin selama turbin uap
beroperasi.

www.pln.co.id |
SISTEM GLAND SEAL (UAP PERAPAT)

MAIN STEAM

TURBIN
STEAM JET AIR EJECTOR

SPRAY FROM FEED WATER

EXTRACTION
HPH SPRAY FROM
CONDENSATE COLLECTING CONDENSOR
PIPE

HOTWEL

EQUALIZINK TANK

www.pln.co.id |
SISTEM VAKUM KONDENSOR

Kondensor harus dibuat vakum dikarenakan


agar uap terakhir dari LP turbine dapat
terkondensasi dengan maksimal dan untuk
menjaga supaya tidak terjadi tekanan balik
dari uap yang tidak terkondensasi ke
turbine,yang menyebapkan sudu – sudu
turbin rusak. Alat yang digunakan untuk
menarik sisa uap yang tidak terkondensasi
adalah SJAE (Sistem Jet Air Ejektor), hal ini
dimaksudkan untuk menjaga vakum dan
memaksimalkan proses kondensasi didalam
kondensor.

www.pln.co.id |
SISTEM VAKUM KONDENSOR
From condensor

From main steam

CONDENSOR
Ejector

HOTWELL
ATMOSFER
Drain to condensor

Vacum breaker

to LP heater
CP 1 CP 1

Header SJAE

LPH

TO DRAIN TANK

www.pln.co.id |
SISTEM PENGOPERASIAN TURBIN UAP

Ada 3 Jenis Pengoperasian Start Turbin :


1.Cold Start (Start Dingin) < 150°C
2.Warm Start (Start Hangat) 150°C - 350°C
3.Hot Start (Start Panas) > 350°C

www.pln.co.id |
Cold Start

Atur kenaikan speed turbine


Saat menaikkan turbine speed, amati hal-hal berikut harus dalam kondisi aman :
 Temperatur, tekanan dan level oli.
 Temperatur dan perubahan kondisi aliran oli di semua bearing.
 Kondisi kerja oil pump dan pergantiannya (switch-over).
 Turbine Expansion di casing, axial displacement di rotor dan differential expansion.
 Perbedaan temperatur antara upper dan lower half casing, perbedaan temperatur antara inner
dan outer wall di flange dan juga perbedaan temperatur antara flange dengan bolt (baut).
 Vibrasi turbin.
 Atur water drain valve di main steam line, extraction line dan di casing proper supaya air bisa
keluar seluruhnya. Setelah itu tutup semua water drain valve.
 Bila ditemukan kejanggalan di oil system, tahan kenaikkan speed dan temukan sebabnya.
 Bila ditemukan kejanggalan suara atau vibrasi di oil system, kurangi speed dan temukan
penyebabnya.
 Bila ditemukan kejanggalan thermal expansion (pemuaian), tahan kenaikkan speed dan temukan
sebabnya.
 Saat temperatur di exhaust chamber melebihi 120C, operasikan water spray dari make-up ke
Kondensor.

www.pln.co.id |
Cold Start

• Amati dan jaga kenaikkan temperatur dan perbedaan temperatur yang terbaca pada parameter-
parameter berikut :
 Kenaikkan temperatur di casing wall < 4 C/menit.
 Perbedaan temperature antara upper dan lower half casing < 50 C.
 Perbedaan temperature antara inner dan outer wall flange < 100 C.

www.pln.co.id |
Cold Start

COLD START UP CURVE

Load

100 %

(10 min)
90

Load
(10 min)
80

Speed
70
rpm (10 min)

3000 rpm
3000 (10 min)
60
Speed
2200~2400 rpm
(10 min)
50
(30 min)

2000 (15 min)


40
Δn = 100 rpm

Δn Critical = 500 rpm ΔN = 70 kW/menit


(15 min)
30
1000~1200 rpm
(80 min)
1000 (20 min)
20

500 rpm
500 (20 min) (25 min)
10
(15 min)

Parallel
0 1 2 3 4 5 6 Time (h)

www.pln.co.id |
WARM START

Laksanakan Warm start up unit apabila kondisi unit sebagai berikut :


 Temperatur di casing inner wall di belakang governor pada temperature 150~300 C atau restart turbine
lebih dari 24 jam sejak berhentinya (shut down) turbin.
 Bending di rotor tidak lebih dari 0.06 mm.
 Perbedaan temperatur antara upper dan lower half casing < 50 C.
 Inlet temperatur steam > 50 C dibanding temperatur tertinggi dari komponen turbin.
 Saat rotor masih terkopel dengan turning gear, operasikan sistem Gland Seal dan sistem Vakum
Kondensor sesuai IK Pengoperasian masing-masing sistem.
 Operasikan start mode automatically pada EH Control Woodward 505 yang akan menjalankan program
sesuai dengan kondisi pengoperasian Warm Start-Up Turbin.
 Jaga tekanan Vakum di Kondenser > - 0.067 MPa.
 Jaga temperatur Lube Oil ±40 C sebelum masuk ke Rotor.

www.pln.co.id |
WARM START

WARM START UP CURVE

Load

100 %

(10 min)
90

Load
(10 min)
80

Speed
70
rpm (10 min)
Speed
3000 rpm
3000 (10 min)
60

2200~2400 rpm
(10 min)
50
(15 min)

2000 (10 min)


40
Δn = ~ 120 rpm

Δn Critical = 500 rpm ΔN = 70 kW/menit


(15 min)
30
1000~1200 rpm
(60 min)
1000 (15 min)
20

500 (10 min) (20 min)


10

Parallel
0 1 2 3 4 5 6 Time (h)

www.pln.co.id |
HOT START
Laksanakan Hot start up unit apabila kondisi unit sebagai berikut :
 Temperatur di casing inner wall di belakang governor lebih dari 300 C atau restart turbine kurang
dari 24 jam sejak berhentinya (shut down) turbine.
 Bending di rotor tidak lebih dari 0.06 mm.
 Perbedaan temperatur antara upper dan lower half casing < 50 C.
 Inlet temperatur steam > 50 C dibanding temperatur tertinggi dari komponen turbin.
 Saat rotor masih terkopel dengan turning gear, operasikan sistem Gland Seal dan sistem Vakum
Kondensor sesuai IK Pengoperasian masing-masing sistem.
 Operasikan start mode automatically pada EH Control Woodward 505 yang akan menjalankan
program sesuai dengan kondisi pengoperasian Hot Start-Up Turbin. Kenaikan speed turbine akan
sesuai dengan kurva “HOT START UP CURVE”
 Jaga tekanan vakum di Kondenser > - 0.067 MPa.
 Jaga temperatur lube oil ± 40 C sebelum masuk ke Rotor.

www.pln.co.id |
HOT START

HOT START UP CURVE

Load

100 %

90

Load 80

Speed
70
rpm
3000 rpm
3000 60

Speed (20 min)


50

2000 40
Δn = 150 rpm ΔN = 70 kW/menit
Δn Critical = 500 rpm
30

1000 20

500 (20 min)


10

Parallel
0 1 2 3 4 5 6 Time (h)

www.pln.co.id |
SISTEM PENGOPERASIAN TURBIN UAP

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN SEBELUM ROLLING TURBIN :


1.Silica
2.Entalpi Uap Masuk Turbin

www.pln.co.id |
SILIKA (SiO2)

Silika dapat larut pada air dan uap pada tekanan dan suhu tinggi.
Silika dapat menyebabkan deposit (kerak) tipis yang sulit dihilangkan
di pipa-pipa boiler dan pipa uap. Hal tersebut dapat mengakibatkan
pemanasan yang terlokalisasi, sehingga perpindahan panas yang
terjadi tidak optimal, dan Silika yang terbawa uap akan menempel
pada sudu turbin dan mengurangi kinerja turbin.

www.pln.co.id |
Entalpi Uap Masuk Turbin
Entalpi uap masuk turbin
diharuskan 3000 kj/kg
atau lebih, ini
dikarenakan agar uap
pada saat memutar
turbin tidak cepat
terkondensasi didalam
turbin yang dapat
merusak sudu-sudu
turbin bagian belakang.

www.pln.co.id |
TERIMA KASIH

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik

Anda mungkin juga menyukai