Anda di halaman 1dari 40

Selamat Datang

Di
PT Enexde Hakit

EXELLENT POWER PLANT TRAINING PROVIDER


Iwan Darusman M
PT Enexde-Hakit

• Kelahiran
- Medan, 29 Oktober 1955
• Pendidikan
- FT USU Jur. Mesin USU
- Magister Manajemen ITB
• Karir PLN
- Supervisor Mesin Proyek PLTU Belawan
- Kabag O&M PLN Sektor Belawan & Kabag Logistik PLN Wil II Sumut
- Manajer, VP, Sekper, KPI PT PJB (Pembangkitan Jawa Bali) Surabaya
• Lain-Lain
- Komisaris PT Daya Citra Mulia, Komisaris PT Meppogen
- Adviser Proyek Pembangkit PT PLN Jasa Manajemen Konstruksi
- Instruktur & Asesor PT PLN Pusdiklat
- Instruktur & Asesor Hakit
- Direktur PT Enexde-Hakit
HAKIT
(Himpunan Ahli Pembangkitan Tenaga Listrik)

Enexde Eleska Eliete


• Pelatihan & • Sertifikasi Kompetensi • Sertifikasi Unit
Pengembangan SDM Personil Pembangkit
• Konsultasi Manajemen
PELATIHAN & PEMBEKALAN
UJI SERTIFIKASI KOMPETENSI
PEMERIKSAAN & PENGUJIAN PLTP
PT PJTEK MANDIRI
MATERI

I. Keselamatan Ketenagalistrikan (K2)


II. Uraian Tentang PLTP
III. Pengenalan Uji Sertifikasi Kompetensi
KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
( K2)
DASAR HUKUM & PENGERTIAN

• UU RI No 30 Thn 2009 Ttg Ketenagalistrikan, Pasal 44


➢ Ayat 1 : Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan,
wajib memenuhi ketentuan KITAB
UNDANG-UNDANG
keselamatan ketenagalistrikan (K2)
• K2 (Keselamatan Ketenagalistrikan) adalah segala upaya /
langkah – langkah pengamanan instalasi PENYEDIAAN / PEMANFAATAN
tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi (Pasal 44 Ayat 2):
➢ Andal dan aman bagi instalasi
➢ Aman dari bahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya
➢ Ramah lingkungan (Pasal 42 → Lingkungan Hidup)
PENERAPAN KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN
(K2)
Setiap usaha ketenagalistrikan
wajib memenuhi ketentuan
Keselamatan Ketenagalistrikan
Setiap peralatan dan Setiap instalasi tenaga listrik yang
pemanfaat tenaga listrik wajib beroperasi wajib memiliki
memenuhi ketentuan Standar Sertifikat Laik Operasi.
Nasional Indonesia

Setiap badan usaha


Setiap tenaga teknik dalam
penunjang tenaga listrik
usaha ketenagalistrikan
wajib memiliki Sertifikat
wajib memiliki Sertifikat
Badan Usaha (klasifikasi
Kompetensi Setiap kegiatan usaha
dan kualifikasi)
ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan yang disyaratkan dalam
peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup
ANDAL BAGI INSTALASI

• Andal ( Reliability) adalah menjamin akan kemampuan suatu pembangkit


untuk beroperasi sesuai dengan spesifikasinya
• Uji keandalan pembangkit
➢ RR (Reliability Run) pada akhir masa konstruksi dan setelah major
overhaul, continuous load dan MCR load
➢ Test pembebanan bertahap : 25%, 50%, 75% dan 100%
➢ Test proteksi mekanikal dan elektrikal
RELAY PROTEKSI PEMBANGKIT

TURBIN GENERATOR TRANSFORMATOR

1. Over speed 1. Over Current 1. Over Current


2. Vibration 2. Ground Fault 2. Ground Fault
3. Low Oil Pressure 3. Differential 3. Differential
4. Vacuum Low 4. Low Exitation 4. Winding
5. Thrust Bearing 5. Reverse Power Temperature
6. Hyd. Oil Pressure 6. Over Voltage 5. Negative Sequence
7. Over Speed 6. Bucholz
8. Neutral Ground Fault 7. Sudden Pressure
9. Temperature
10. Lub Oil Pressure
AMAN BAGI INSTALASI
• Instalasi (Pembangkit, Transmisi, Distribusi &
Pemanfaat) dilengkapi dengan sistim
pengaman (proteksi) yang telah melalui
kalibrasi dan pengetesan
• Aman dari gangguan luar instalasi : pagar Peralatan Proteksi
pengaman, pest control, petugas keamanan,
tanda bahaya dll
AMAN BAGI MANUSIA & MAKHLUK HIDUP LAINNYA

➢ Pemasangan grounding/pentanahan/SPD sesuai standar


➢ Penggunaan isolasi panas dan isolasi kabel listrik yang berfungsi baik
➢ Sistim penerangan yang cukup
➢ Pagar pengaman untuk unit pembangkit, gardu induk, anti panjat
menara
➢ Pemasangan rambu-rambu tanda bahaya
➢ Penggunaan APD waktu bertugas
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

4 2 1
3
Keterangan :
1. Safety Helmet
2. Ear Protection
8 3. Ear Plug
5 4. Welder Mask
5. Masker debu/racun
6. Body Harness
7. Sarung Tangan
6
8. Goggle/Safety Glass
7 9. Safety Shoes

9
RAMAH LINGKUNGAN

• UU No.30 Thn2009 Ttg Ketenagalistrikan, Pasal 42


Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi
ketentuan yg disyaratkan dalam peraturan perundang-undangan
di bidang lingkungan hidup
• UU No.32 TAHUN 2009 Tentang Perlindungan &
Pengelolaan Lingkungan Hidup,Pasal 103 :
Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1
(satu) tahun dan paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp.1.000.000.000,-
(satu miliar rupiah), dan paling banyak Rp.3.000.000.000,- (tiga miliar rupiah)
POTENSI PENCEMARAN LIMBAH PLTP

• Limbah cair PLTP berasal dari fluida panas bumi yg tidak


diinjeksikan seluruhnya kembali kedalam reservoir
(dibuang ke sungai → Ulumbu)
• Salah satu zat yang terkandung dalam limbah cair
adalah Arsen (As) menyebabkan pigmentasi kulit, gangren.
• Pada PLTP dengan condensing system, uap yang terbuang keudara bebas
mengandung zat non condensable gas (NCG) yg mengandung H2S, metana dll.
• Kebocoran gas SO2 dan CO2 dari dalam sumur panas bumi yang bersifat racun
(Kasus H2S PLTP Sorik Marapi)
BAKU MUTU LIMBAH BAGI USAHA PANAS BUMI
(Permen LH No.19 Tahun 2010)
PERMEN LHK 15 THN 2019
Permen LHK No.15 Tahun 2019
Tentang
Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal

Pasal 3 : Setiap penanggung jawab usaha /kegiatan wajib memenuhi ketentuan baku
mutu emisi
Pasal 9 : Kewajiban penggunaan CEMS utk pemantauan emisi terus menerus

Kadar Maksimum
No Parameter Batubara Minyak Solar Gas
(mg/Nm3) (mg/Nm3) (mg/Nm3)
1 Sulfur Dioksida (SO2) 550/200 650/350 50/25
2 Nitrogen Oksida (NO2) 550/200 650/350 320/100
3 Partikulat (PM) 100/50 450/250 30/10
4 Merkuri (Hg) 0.03/0.03 - -
PEMBUANGAN LIMBAH CAIR PLTP ULUMBU
CONDENSING TYPE GEOTHERMAL PP
KEBISINGAN
TINGKAT KEBISINGAN :
AMBANG PENDENGARAN = 0 dB LALU LINTAS RAMAI = 70 – 80 dB
BISIKAN = 10-20 dB PABRIK = 80 – 90 dB
KANTOR YANG TENANG = 20-40 dB MESIN TEKAN (PUNCH) = 100 – 110 dB
MOBIL = 40 – 50 dB AMBANG KESAKITAN = 130 – 140 dB
PERCAKAPAN = 60 dB TEMBAKAN = 140 dB

KERUSAKAN PENDENGARAN :
(Menurut CEGB)
< 85 dB = NORMAL
90 dB = 8 JAM
93 dB = 4 JAM
96 dB = 2 JAM
99 dB = 1 JAM
102 dB = 30 MENIT
105 dB = 15 MENIT
SKEMA KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN (K2)
K2

Penerapan Pengawas
Standarisasi 4 Pilar K2 Sertifikasi
SOP Pekerjaan

Keselamatan Melaksanakan
Proses SLO Pengoperasian K3 sesuai
Kerja
prosedur

Keselamatan Kesesuaian dg
Uji Pemeliharaan
Umum standar PUIL

Keselamatan Tanda
Produk Inspeksi
Lingkungan Keselamatan

Sertifikat
Keselamatan
Kompetensi Konstruksi
Instalasi
Personal
PENYEBAB KECELAKAAN SECARA UMUM

1. Sikap yang tdk aman :


1. Tidak mengikuti SOP/IK (cara yg salah)
2. Bekerja bukan pada bidangnya, tanpa wewenang
3. Kurang kompeten (SKA)
4. Tidak menggunakan alat keselamatan Kerja yg memadai
5. Sikap tubuh yang tidak benar.
6. Kurang focus/konsentrasi, emosional, panik, marah, sedih, sakit.
7. Bekerja dengan kecepatan yang salah
8. Gagal untuk meyakinkan / memberi peringatan
9. Menyebabkan alat pelindung mesin tak berfungsi, mesin rusak
10. Dll
PENYEBAB KECELAKAAN SECARA UMUM
2. Kondisi Kerja Yg Kurang Aman
- APD yang tidak memenuhi syarat
- Terlalu sesak (congestion), personil
maupun peralatan/mesin
- Sistem pemberi tanda yang kurang
- Bahaya ledakan dan kebakaran
- Tata rumah tangga dibawah standar
- Keadaan udara beracun : gas, debu, uap dll
- Bising
- Paparan radiasi
- Ventilasi dan Penerangan yang kurang dll
- Kondisi lantai yang licin
PENYEBAB KECELAKAAN SECARA UMUM

3. Miss Management
▪ Peralatan keselamatan kerja kurang memadai
▪ Tidak ada petunjuk/ procedure kerja.
▪ Tidak melakukan identifikasi bahaya dan cara penanggulangannya,
JSA dan safety induction yang kurang efektif,
▪ Tidak melakukan pembahasan K3 secara terjadual.
PERSENTASE PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
NO PENYEBAB %

1 Sesuatu Yg Tidak Terhindarkan 3


(force majeure/keadaan kahar)
✓ Bencana Alam
24
Lingkungan Kerja atau Perlengkapan Yg Tidak
2
Memenuhi Syarat
✓ Penerangan, Sirkulasi Udara, Kebisingan
✓ APD kurang, Peralatan Rusak
73
3 Prilaku Yg Tidak Aman
✓ Tdk mengikuti SOP/IK
✓ Kondisi Kurang Sehat
KECELAKAAN KERJA

• Suatu kejadian pada saat bertugas yang


tidak diinginkan , yang dapat mengakibatkan
cidera terhadap manusia atau kerusakan
pada peralatan dan harta.
• Kecelakaan atau insiden dapat merugikan Tenaga kerja, Perusahaan
dan Masyarakat
EFEK BAGI TENAGA KERJA

• Cidera ringan, cacat tetap, bahkan kematian


• Kejiwaan berkaitan dengan cacat tetap,
kerusakan bentuk tubuh dan kehilangan
harta (depresi)
• Kesedihan dan penderitaan keluarga (Trauma)
• Beban masa depan (menurunnya produktivitas)
• Kehilangan hobby (kegembiraan)
EFEK BAGI PERUSAHAAN
• Biaya pengobatan, kegiatan pertolongan dan biaya waktu penyelesaian administrasi
• Biaya ganti rugi dan upah yang dibayar selama korban tidak bekerja
• Kerusakan peralatan, hasil produksi dan bahan produksi
• Kelambatan produksi (rugi waktu dan produktivitas), gangguan operasi dan mutu produk
• Waktu kerja yang hilang (Atasan dan rekan kerja)
• Penurunan produktivitas korban setelah bekerja kembali
• Biaya melatih dan pembinaan serta kesulitan mendapat tenaga kerja yang baik
• Hilangnya kepercayaan masyarakat
• Turunnya moral kerja tenaga kerja
• Naiknya biaya asuransi
EFEK BAGI MASYARAKAT

• Korban jiwa dan cacat,


pengaruh pada keluarga
• Kerusakan lingkungan
• Kerusakan harta
• Dan lain-lain
KONSEP PENGENDALIAN SEBAB KECELAKAAN
PERIODE SEBAB KECELAKAAN USAHA YANG DILAKUKAN
• Masa sebelum • Nasib • Sesajian
revolusi industry
• Revolusi industry • Unsafe condition • Mengatasi unsafe condition
1931 (memberi pelindung mesin,
peraturan KK dll)
• 1931 – 1960 (Dikenal • Unsafe action • Disamping mengatasi unsafe
dg konsep HW condition, juga mengendalikan
Heinrich) unsafe action
• 1960 – 1970 (Dikenal • Kelemahan system • Mengidentifikasi, mengendalikan
dg konsep Frank E manajemen dan mengawasi kelemahan
Bird Jr.) manajemen
• 1970 s.d Sekarang • Manajemen system • Mengidentifikasi, mengendalikan
dan mengawasi kelemahan
manajemen sejak dini, sebelum
operasi dimulai
EFEK SENGATAN ARUS LISTRIK
TEGANGAN SENTUH YG DIIJINKAN (IEC)
BEKERJA PADA KETINGGAN
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai