Disusun oleh:
1. DANO SETIARI NIP 881321095I
2. MUCHAMAD RIVALDI FK NIP 951731030I
3. RIO SUNARYO NIP 119206810B
PT INDONESIA POWER
JPR OMU
2021
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Bidang
PEMBANGKITAN
GENERAL MANAGER
RIZQI PRIATNA
ii
PERNYATAAN ORIGINALITAS
Dengan ini menyatakan bahwa karya inovasi yang berjudul “Optimalisasi Pengaturan Main
Steam Pressure Saat Kondisi Emergency” merupakan karya inovasi baru/pengembangan
karya inovasi* yang original dan belum pernah dibuat sebelumnya, baik di unit kerja kami
maupun di unit-unit PT Indonesia Power.
Apabila pada kemudian hari ada tuntutan atau klaim mengenai karya inovasi yang dibuat,
kami siap mempertanggungjawabkan segala konsekuensinya.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan, sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Palabuhanratu , 29 November 2021
iii
PERNYATAAN IMPLEMENTASI
Mengetahui,
Palabuhanratu, 29 November 2021
MANAJEMEN PUNCAK
GENERAL MANAGER
RIZQI PRIATNA
iv
KLAIM
Saat terjadinya kenaikan main steam pressure yang cepat, selain menurunkan jumlah bahan
bakar dan menaikan beban, tambahan upaya pengendalian yang lebih efektif dapat
dilakukan dengan cara menurunkan pembukaan valve spray superheater dan membuka
aliran steam ke jalur sootblower sampai main steam pressure bisa turun dan stabil kembali.
Teknik ini telah terbukti efektif dan telah berhasil dilakukan, sehingga didapatkan manfaat
terhindarnya unit dari stop beroperasi, terhindar dari adanya biaya start up unit untuk kembali
masuk ke jaringan, dan terhindar dari adanya biaya yang ditimbulkan akibat perbaikan
kerusakan
INOVASI
v
PERNYATAAN
PENYERAHAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Diikutkan dalam Forum Karya Inovasi PT Indonesia Power Bidang Pembangkitan Semester
2 tahun 2021.
Dengan diikutkannya karya inovasi ini sekaligus menyerahkan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI) sepenuhnya kepada PT Indonesia Power dan menjadi milik PT Indonesia Power,
selanjutnya segala hal seperti pengurusan dan pemeliharaan paten serta hak-hak dan
kewajiban lainnya mengikuti aturan yang ditetapkan PT Indonesia Power.
WAKIL INOVATOR
DANO SETIARI
GENERAL MANAGER
RIZQI PRIATNA
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Optimalisasi Pengaturan Main Steam
Pressure Saat Kondisi Emergency. Melalui makalah ini dengan segala
kesederhanaannya, penulis harapkan memberikan ilustrasi dan perbaikan guna manfaat
bagi perusahaan serta menjadi pembelajaran baru bagi kami para insan PLTU
Palabuhanratu pada umumnya.
Tidak lupa ucapan terima kasih dihaturkan pada segenap pihak yang turut membantu
hingga selesainya tugas ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan sehingga saran
dan masukan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
PENULIS
vii
DAFTAR ISI
viii
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
ABSTRAK
Main steam pressure adalah parameter yang harus dijaga saat mengoperasikan unit PLTU.
Apabila main steam pressure terlalu tinggi berpotensi merusak peralatan sampai
menyebabkan unit shutdown. Pada tanggal 7 Desember 2018, unit 2 trip akibat Condensor
Vacuum LL pressure (<-79 kPa). Berdasarkan temuan lapangan, terdapat crack pada
welding joint pipa LP Bypass ke condenser. Penyebab crack tersebut adalah overcapacity
pada sistem HP-LP Bypass (> 30% BMCR) saat terjadi overpressure main steam, karena
hanya 1 ERV aktif dan 2 ERV tidak standby. Maka perlu ada suatu cara pengoperasian
untuk mengendalikan tekanan main steam agar tidak terlalu tinggi.
Spray superheater berasal dari feedawater yang mempunyai tekanan yang tinggi dari pompa
boiler feed pump. Ketika aliran spray ditambahkan tidak hanya berpengaruh terhadap
penurunan main steam temperature tetapi juga berpengaruh terhadap kenaikan main steam
pressure, sehingga pengaturan spray superheater ini dapat kita lakukan untuk
mengendalikan main steam pressure.
Sootblower sumber steamnya di dapat dari superheater. Ketika line sootblower ini dibuka
maka aliran steam akan terbagi sehingga akan berpengaruh terhadapa tekanan main steam.
Saat terjadinya kenaikan main steam pressure yang cepat, pada kondisi emergency ini
selain menurunkan jumlah bahan bakar dan menaikan beban, tambahan upaya
pengendalian dengan cara menurunkan pembukaan valve spray superheater dan membuka
aliran steam ke jalur sootblower telah tebukti berhasil mencegah overpressure main steam,
sehingga didapatkan manfaat terhindarnya unit dari stop beroperasi, terhindar dari adanya
biaya start up unit untuk kembali masuk ke jaringan, dan terhindar dari adanya biaya yang
ditimbulkan akibat perbaikan kerusakan.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Metodologi
Metodologi penulisan adalah sebagai berikut:
1. Perumusan masalah, terdiri dari: root cause analysis, studi literatur
2. Pengumpulan data
3. Testing pengujian
1
BAB II
RUJUKAN REFERENSI
Boiler pada pembangkit listrik menghasilkan uap bertekanan tinggi dari transfer panas
pembakaran di berbagai bagian perpindahan panas. Volume satu satuan massa uap adalah
seribu kali volume air, Ketika air diubah menjadi uap dalam bejana tertutup, tekanannya
akan meningkat. Boiler menggunakan prinsip ini untuk menghasilkan uap bertekanan tinggi.
2
Pemanas air umpan menggunakan uap yang diekstraksi dari turbin, dan economiser
memanfaatkan panas dari flue gas, menambahkan sebagian panas sensibel sebelum
air masuk ke boiler.
Steam drum merupakan bejana silinder besar yang berfungsi sebagai tempat
penyimpanan dan pemasukan air dan tempat pengumpulan campuran air dan uap
2. Ketel air pada saturation temperature menghasilkan uap.
Penguapan terjadi di walltube yang merupakan pipa berisi air yang membentuk
dinding furnace. Walltube mendapatkan air dari down comer yang merupakan pipa
besar yang terhubung ke drum. Saat air memanas pada furnace, sebagian air di
walltube menjadi uap. Campuran uap air ini memiliki densitas yang lebih rendah
dibandingkan dengan air di bagian bawah. Perbedaan densitas ini menciptakan
sirkulasi air dari drum, melalui down comer, walltube dan kembali ke drum. Uap
terkumpul di bagian atas drum. Temperatur pada drum, downcomer dan water wall
berada pada temperatur saturasi.
3. Pemanasan steam dari temperatur saturasi ke temperatur yang lebih tinggi disebut
Super heating
Steam dari drum dialirkan ke superheater yang ditempatkan pada jalur flue gas.
Temperatur steam meningkat dari temperatur saturasi sampai maksimum yang
diperlukan untuk operasi. Uap superheat kemudian akhirnya masuk ke turbin
Masalah serius yang dapat menyebabkan kerusakan yang parah terjadi pada sistem uap
utama:
- Thermal stresses;
- Pipeline vibration;
- Steam wetness at the turbine inlet;
- Water hammer;
- Steam hammer
2.2 Pembakaran
3
Pembakaran adalah reaksi kimia yang terjadi antara material yang dapat terbakar dengan
oksigen pada volume dan temperatur tertentu. Pembakaran akan terjadi bila adanya bahan
bakar, adanya oksigen dari udara pembakaran, dan adanya sumber panas.
Seperti diketahui bahwa unsur – unsur dalam bahan bakar dapat membentuk reaksi
pembakaran dengan oksigen adalah Carbon, Hidrogen dan Sulfur. Karena itu proses
pembakaran bahan bakar tidak lain adalah terbentuknya reaksi pembakaran antara ketiga
unsur tersebut dengan oksigen. Reaksi pembakaran untuk ketiga unsur tersebut adalah
sebagai berikut :
4
2.3 Spray Superheater
Spray superheater berasal dari feedawater yang mempunyai tekanan yang tinggi dari pompa
boiler feed pump. Fungsi dasarnya spray superheater digunakan untuk menjaga agar
temperature dari main steam tetap stabil sesuai dengan set point.
Spray superheater terdiri dari dua jalur, dapat dilihat pada gambar 3. 1st spray superheater
ditempatkan pada pipa inlet dari partition panel superheater, fungsinya untuk mengatur
temperature steam yang masuk ke partition panel superheater. 2nd spray superheater
ditempatkan pada pipa inlet final superheater, fungsinya untuk mengatur temperature steam
outlet final superheater.
Spray superheater dialirkan masuk kedalam aliran steam dan bercampur dengan steam
untuk mendinginkan steam. Air yang digunakan untuk spray akan menjadi uap sehingga
akan menambah jumlah uap pada main steam. Aliran spray superheater diatur oleh control
valve.
5
2.4 Sootblower
Sootblower merupakan alat pembersih slag yang menempel pada pipa-pipa boiler yang
terbentuk sebagai akibat dari hasil pembakaran. Sootblower menggunakan steam yang
diambil dari superheater
Line supply steam stooblower dapat dilihat pada gambar 4, terdiri dari manual valve motor
valve, pneumatic control valve dan memiliki safety valve.
6
2.5 Bypass System
Bypass system terdiri dari dua stage yaitu High Pressure Bypass dan Low Pressure Bypass
seperti terlihat pada gambar 5. Bypass system memiliki kapasitas 30% BMCR.
Bypass system digunakan untuk mempercepat proses start up unit sehingga meningkatkan
nilai ekonomis operasi unit, untuk menghindari overheat pada reheater, menyeimbangkan
jumlah uap antara turbin dan boiler, mencegah overpressure main steam, sehingga
mengurangi polusi kebisingan dengan menghindari seringnya safety valve boiler beroperasi.
Spesifikasi dari bypass system PLTU Pelabuhanratu dapat dilihat pada tabel
7
Tabel 1. Spesifikasi Bypass System
Fungsi safety valve pada boiler adalah untuk membuang tekanan uap yang berlebih untuk
mencegah kerusakan pada komponen boiler. Tekanan uap yang berlebih pada boiler dapat
memecahkan pipa-pipa pada boiler dan dapat membahayakan bagi manusia yang
mengoperasikan. Dengan bekerjanya safety valve membuang tekanan uap yang terlalu
tinggi, maka tekanan uap akan turun lagi ke kondisi normal sesuai batas tekanan kerja yang
diijinkan. Berikut terlihat pada tabel safety valve yang terpasang pada boiler PLTU
Pelabuhanratu
10
Gambar 6. Kronologi Gangguan
Berdasarkan kesimpulan RCFA tersebut adanya over capacity pada system HP-LP Bypass
(>30 % BMCR) sehingga menimbulkan crack pada welding joint pipa LP Byapss ke
condenser, dapat dilihat pada gambar 7.
11
Gambar 7. Crack pada Welding Joint pipa LP Bypass ke Condenser
Saat terjadi gangguan, untuk ERV yg standby hanya 1, sedangkan 2 lagi dalam posisi not
standby. Hal tersebut berdampak pada terjadinya lonjakan main steam dan reheat steam
flow pada bypass system (over capacity) yang menyebabkan vibrasi pada pipa. Untuk RCFA
gangguan dapat terihat pada gambar 8.
ERV (Electronic Relief Valve) merupakan perangkat proteksi tekanan lebih pada jalur main
steam dari historical peralatan sering sekali mengalami gangguan sehingga saat terjadi
overpressure ERV tidak bisa dioperasikan, dapat terlihat pada gambar 9, beberapa historical
gangguan ERV dari data maksimo
12
13
Gambar 9. Gangguan ERV dari data Maksimo
Pada saat spray suprheater kita coba tambahkan dengan beban yang tetap dan coal flow
yang tetap, akan terdapat penurunan main steam temperature, kemudian dapat kita lihat
juga adanya pengaruh terhadap main steam pressure, penambahan spray superheater akan
berdampak terhadap adanya kenaikan main steam pressure. Sehingga pengaturan spray
superheater dapat kita gunakan untuk mengendalikan main steam pressure.
14
Gambar 10. Pengaruh spray superheater terhadap main steam pressure
Steam sootblower diambil dari superheater, pada saat kita lakukan percobaan membuka line
sootblower dengan kondisi di set untuk beban tetap, coal flow tetap, spray superheater tetap.
Dari data yang dapat kita lihat pada gambar 11, pada saat line sootblower kita buka maka
akan berpengaruh terhadap penurunan main steam pressure. Sehingga pada saat terjadi
kenaikan main steam pressure yang begitu cepat, membuka line sootblower dapat dilakukan
sebagai suatu upaya untuk mengendalikan main steam pressure supaya tidak terjadi
overpressure. Line sootblower seperti terlihat pada gambar 5 memiliki safety valve sebagai
pengaman jika ada kelebihan steam yang dialirkan pada line sootblower, safety valve
sootblower bekerja pada tekanan 3,9 MPa.
15
Gambar 11. Pengaruh Main steam pressure terhadap pembukaan lin sootblower
Sehingga dari dua percobaan diatas, keika terjadi kenaikan main steam pressure yang
terlalu cepat upaya pengendalian yang dapat kita lakukan selain dengan cara mengurangi
bahan bakar dan menaikan beban, alternatif solusi lain yang sangat berdampak yang dapat
kita lakukan juga pada kondisi emergency seperti ini adalah dengan cara mengurangi
pembukaan spray superheater dan membagi aliran steam dengan cara mengalirkan ke line
sootblower.
16
3.3 Desain Karya Inovasi
YA
17
3.4 Implementasi
Gambar 12. Trending data kenaikan Main steam Pressure 9 Oktober 2020
Dapat kita lihat pada gambar 12, pada tanggal 9 Oktober 2020 kondisi main steam pressure
naik mencapai 17,57 Mpa. Kenaikan main steam pressure ini berhasil dikendalikan dengan
tambahan cara yaitu menurunkan pembukaan spray superheater dan dibantu dengan
pembukaan valve line sootblower, sehingga berhasil menurunkan main steam pressure dan
terhindar dari overpressure.
18
Gambar 13. Trending data penanganan kenaikan Main steam presure 24 April 2021
Pada tangal 24 April 2021 juga dapat terlihat data pada gambar 13 dan tabel 3, adanya
kenaikan main steam pressure mencapai puncaknya 17,7 MPa, upaya penurunan coal flow
dan menaikan beban dilakukan, ditambah dengan menurunkan pembukaan spray
superheater dan mengalirkan aliran steam ke line sootblower, sehingga berhasil lagi
menurunkan tekanan main steam. Pada saat penurunan spray superheater dapat kita lihat
untuk temperature main steam cendrung masih dapat terkendali tidak terjadi kenaikan.
sampai main steam pressure kembali turun.
19
Tabel 3. Data penanganan kenaikan main steam pressure 24 April 2021
20
BAB IV
MANFAAT INOVASI DAN ANALISA RISIKO
21
4.2 Analisis Risiko
Menganalisa risiko yang akan terjadi apabila hasil inovasi diterapkan dan mitigasinya dengan
menggunakan tabel dan matrik risiko.
BidangStrategis
Bidang Operasional
Mengurangi
pembakaran
terutama layer
Laporan
atas,
shift
Menaikan top
Service
secondary air
Menjaga Kenaikan Main Request
Menengah dan menurunkan Rendah
O2 keandalan steam Medium Kecil OP & HAR Continue pada
(6) bootom (2)
peralaan Temperature Aplikasi
secondary air
Maksimo
jika ada
Turunkan posisi
kerusakan
tilting burner
peralatan
Lakukan
sootblower
Berdasarkan tabel, kemudian dipetakan angka risiko (sesuai urutan dalam tabel) ke dalam
matriks risiko.
22
QONSEQUENCE
Tidak
KEMUNGKINAN Minor Medium Major Malapetaka
Signifikan
1 2 3 4 5
RENDAH MENENGAH
TINGGI TINGGI
Sedang III (3) (6) TINGGI (9)
(12) (15)
S1 O1
RENDAH RENDAH
RENDAH MENENGAH MENENGAH
Sangat Kecil I (1) (2)
S1 (3) (4) (5)
O1
Sebelum Mitigasi
Setelah Mitigasi
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada tanggal 7 Desember 2018, unit 2 trip akibat Condensor Vacuum LL (<-79 kPa).
Berdasarkan temuan lapangan, terdapat crack pada welding joint pipa LP Bypass ke
condenser. Penyebab crack tersebut adalah overcapacity pada sistem HP-LP Bypass (>
30% BMCR) saat terjadi overpressure main steam, karena hanya 1 ERV aktif dan 2 ERV
tidak standby.
Saat terjadinya kenaikan main steam pressure yang cepat, selain menurunkan jumlah bahan
bakar dan menaikan beban, tambahan upaya pengendalian dapat dilakukan dengan cara
menurunkan pembukaan valve spray superheater dan membuka aliran steam ke jalur
sootblower sampai main steam pressure bias turun dan stabil kembali.
Teknik ini telah terbukti efektif dan telah berhasil dilakukan, sehingga didapatkan manfaat
terhindarnya unit dari stop beroperasi, terhindar dari adanya biaya start up unit untuk kembali
masuk ke jaringan, dan terhindar dari adanya biaya yang ditimbulkan akibat perbaikan
kerusakan
5.2 Saran
Teknik pengendalian main steam pressure ini bisa diterapkan untuk PLTU batubara sejenis
24
DAFTAR PUSTAKA
25
BIODATA
Email : dano.setiari@indonesiapower.co.id
26