Oleh
YANDAR MULIANDA
NIM : 1620305038
NIM : 1620305038
Untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya pada 01 Agustus 2019 sampai dengan
30 November 2019.
Disetujui oleh:
Mengetahui,
Manager PT.PLN(Persero) Pembimbing PKL
Unit Pelaksana Pembangkitan Tanggal 03/11/2019
Nagan Raya
NIM : 1620305038
Mengesahkan
Pembimbing
Tanggal 03/12/2019
Mengetahui,
Manager Manager
Pemeliharaan I PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya
NIM : 1620305038
Disetujui oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro,
Oleh
Yandar Mulianda
NIM : 1620305038
Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini yang melanda dunia
memunculkan persaingan di beberapa bidang, salah satunya dunia industri.
Perusahaan atau ruang kerja yang bergelut di bidang industri ini harus
mempersiapkan diri dengan cermat dalam semua aspek produksi agar dapat
bersaing. PLTU merupakan jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Emergency diesel generator (EDG)
merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki PLTU dan selalu standby
untuk menyuplai daya listrik ke beban yang berupa peralatan utama (essential)
yaitu peralatan kontrol dan intsrumentasi yang tidak boleh berhenti beroperasi.
EDG umumnya merupakan alat listrik yang membutuhkan perawatan dan
pemeliharaan. Pemeliharaan adalah upaya untuk melakukan perawatan dan
perbaikan serta penggantian sehingga EDG selalu dalam kondisi baik dan siap
digunakan, dan memperpanjang umur ekonomis mesin, berhasil atau gagalnya
pemeliharaan. Jadi dalam pemeliharaan itu diperlukan pengalaman, ketekunan,
dan tanggung jawab yang luar biasa. Maka dalam pengoperasian mesin diesel
harus diperiksa secara berkala untuk mengetahui kerusakan yang terjadi. Sehingga
performa atau kinerja mesin dapat bekerja dengan baik dan menjaga kualitas
produksinya. Untuk menjaga kualitas dan kuantitas alat-alat ini dalam operasi,
diperlukannya pemeliharaan. Pemeliharaan EDG meliputi, pemeliharaan baterai,
pemeliharaan sistem bahan bakar, pemeliharaan sistem pendingin dan
pemeliharaan sistem pelumasan. Kapasitas EDG di PT.PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW sebesar 200 KW.
i
KATA PENGATAR
Puji syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
yang berjudul “Pemeliharaan Emergency Diesel Generator (EDG) Di PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW” dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Rizal Syahyadi, S.T, M.Eng.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
2. Zamzami, S.T, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
3. Yassir, S.T., M.Eng selaku Ketua Program Studi Diploma IV Teknologi
Rekayasa Pembangkit Energi Politeknik Negeri Lhokseumawe.
4. Teuku Hasanuddin, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing PKL.
5. Harmanto selaku Manager PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya.
6. Mulkan Iskandar selaku Manager bagian pemeliharan.
7. Achmad Fadli Ardhi selaku Supervisor Pemeliharaan Listrik dan Pembimbing
lapangan
8. Vitra Mulyani Aglin selaku staf Administrasi
9. Seluruh Staf dan Tenaga Alih Daya pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya.
Dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Yandar Mulianda
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGATAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
I.2.1Tujuan Umum ........................................................................................ 2
I.2.1 Tujuan Khusus ...................................................................................... 3
I.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................. 3
BAB III Pemeliharaan EDG Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW .............................................. 10
III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) ........................................................ 10
III.2 Komponen-komponen Emergency Diesel Generator (EDG) ................... 12
III.3 Cara Kerja Emergency Generator Diesel (EDG) ...................................... 25
III.4 Pemeliharaan EDG pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW ............................................................................ 26
iii
III.4.1 Pemeliharaan preventif....................................................................... 27
III.4.2 Pemeliharaan Korektif ........................ Error! Bookmark not defined.
III.4.3 Pemeliharaan Prediktif ....................................................................... 34
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Struktur Organisasi Ketenagakerjaan ................................................. 5
Gambar II.2 Proses konversi energi pada PLTU .................................................... 6
Gambar II.3 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU .......................................... 7
Gambar II.4 Diagram Alir PLTU Nagan Raya 2x110 MW .................................... 9
Gambar III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) pada PLTU Nagan Raya ...... 10
Gambar III.2 Name Plate EDG pada PLTU Nagan Raya ..................................... 11
Gambar III.3 Komponen pada EDG ..................................................................... 13
Gambar III.4 Diagram Alir Sistem bahan bakar ................................................... 15
Gambar III.5 Automatic Voltage Regulator (AVR) .............................................. 16
Gambar III.6 Radiator dan kipas sebagai pendingin EDG .................................... 17
Gambar III.7 Diagram alir sistem pendinginan..................................................... 18
Gambar III. 8 Exhaust manifold pada EDG .......................................................... 20
Gambar III.9 Diagram alir sistem pelumasan ....................................................... 21
Gambar III.10 Baterai dan Aki.............................................................................. 23
Gambar III.11 Panel Kontrol EDG ....................................................................... 24
Gambar III.12 Pengecekan tegangan baterai EDG ............................................... 28
Gambar III.13 Tegangan baterai pada Tester ........................................................ 28
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilakukan di
lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih
memahami bidang studinya, baik di perusahaan maupun di instansi tertentu.
Praktek kerja lapangan ini dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dapat memberi dan menambah pengalaman, pengetahuan dan perkembangan ilmu
keteknikan kepada mahasiswa dalam penerapannya di bidang aplikasi dan industri
teknologi.
PLTU merupakan jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Emergency diesel generator (EDG)
merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki PLTU dan selalu standby
untuk menyuplai daya listrik ke beban berupa peralatan utama (essential) berupa
peralatan kontrol dan intsrumentasi yang tidak boleh berhenti beroperasi.
Emergency diesel generator adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut juga sebagai generator set dengan pengertian
adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat yang berbeda yaitu engine
dan generator.
Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator sebagai perangkat
pembangkit listrik, dimana engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan
bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator merupakan
kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan
rotor (kumparan berputar). Engine memutar rotor pada generator sehingga
menimbulkan medan magnet pada kumparan stator generator, medan magnet
yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan
menghasilkan arus listrik.
Di dalam pembangkitan, bisa mengalami hal-hal yang tidak dinginkan
seperti ketidakstabilan jaringan dan gangguan gangguan lainnya berupa kerusakan
peralatan yang dapat menyebabkan unit pembangkitan harus melakukan
1
pemadaman secara darurat. Maka dari itu diperlukanlah EDG untuk memback-up
peralatan yang tidak boleh berhenti beroperasi.
Emergency diesel generator (EDG) pada umumnya sebuah alat listrik
yang membutuhkan pemeliharaan dan perawatan. Perawatan adalah suatu usaha
untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan serta penggantian agar mesin selalu
dalam kondisi baik dan siap pakai, serta memperpanjang umur ekonomis mesin
tersebut, berhasil atau tidaknya suatu perawatannya. Jadi didalam perawatan
diperlukan pengalaman, ketekunan serta tanggung jawab yang besar.
Maka dalam pengoperasian EDG perlu dicek secara berkala untuk
mengetahui kerusakan-kerusakan yang terjadi. Sehingga performa atau kinerja
mesin dapat bekerja dengan baik dan menjaga kualitas produksi untuk tetap
terjaga kualitas dan kuantitas alat tersebut dalam beroperasi. Dalam kegiatan PKL
ini, Penulis akan membahas tentang “Pemeliharaan Emergency Diesel
Generator (EDG)” yang ada di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW.
2
I.2.1 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami apa itu Emergency Diesel Generator (EDG).
2. Mengetahui dan memahami prinsip operasi dari Emergency Diesel
Generator (EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW.
3. Mengetahui dan memahami fungsi dari Emergency Diesel Generator
(EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya
2x110 MW.
4. Memahami secara umum tentang pemeliharaan dan perawatan Emergency
Diesel Generator (EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Visi
Diakui sebagai pengelola listrik CFB terbaik di Indonesia dengan
tata kelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada
potensi Insani.
Misi
1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efesiensi, andal,
dan berwawasan lingkungan.
2. Menerapkan tata kelola pembangkitan dengan mengimplementasikan
EAM dan OPI.
3. Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, intregritas,
peduli dan pembelajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang di miliki PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya sejumlah 218 orang
pegawai dan 383 orang tenaga alih daya.
MANAGER
SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR HAR.
PENGELOLA SUPERVISOR KEUANGAN
OPERASI A COAL & ASH MANAGER ULPL COT
SISTEM PEMELIHARAAN PEJABAT PELAKSANA
HANDLING TRUENG
TURBIN LINGKUNGAN
SUPERVISOR SUPERVISOR
OPERASI B SUPERVISOR
PENGELOLAAN
PEMELIHARAAN
BAHAN BAKAR
BOILER
SUPERVISOR
OPERASI C SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
LISTRIK
SUPERVISOR
OPERASI D SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
KONTROL
INTRUMEN
SUPERVISOR
ANALISA KIMIA
SUPERVISOR
LOGISTIK
5
II.4 Pengertian Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkitan yang
mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk menghasilkan
energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar batu bara minyak
residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses konversi enegi pada PLTU
berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperature tinggi diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.
6
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator.
4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat.
Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.
7
II.7 Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya
adalah :
1. Desalination Plant (unit desal) peralatan ini berfungsi untuk mengubah air
laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan
(kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut
yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke
dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
PLTU.
2. Reverse Osmosis (RO) Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination
plant namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini
digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam
yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.
3. Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre treatment
berfungsi untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang
terkandung di dalam air tersebut.
4. Demineralizer Plant (unit demin) berfungsi untuk menghilangkan kadar
mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja
PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung
mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur
perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada
peralatan PLTU.
5. Chlorination Plant (unit chlorin) berfungsi untuk menghasilkan senyawa
natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling)
pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal.
8
6. Coal Handling (unit pelayanan batubara) merupakan pengolahan batubara
yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga,
penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
7. Ash Handling (unit pelayanan abu) Merupakan unit yang melayani
pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag
Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu
(ash valley).
9
BAB III
Pemeliharaan EDG Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW
Gambar III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) pada PLTU Nagan Raya
10
Berikut ini adalah spesifikasi EDG pada PLTU Nagan Raya
Mode MP-200-4
11
Konten Satuan Nilai Dijamin
12
Gambar III.3 Komponen pada EDG
13
(2) Generator
Pompa bahan bakar (2) mengantar bahan bakar dari tangki harian
(8) ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang
keluar dari injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki
harian melalui pipa pengembalian bahan bakar.
14
Gambar III.4 Diagram Alir Sistem bahan bakar
1. Pompa penyemperot bahan bakar
7. Injektor
8. Tanki
15
(4) Automatic Voltage Regulator (AVR)
16
(5) Cooling and Exhaust Systems / Sistem Pendinginan dan Pengeluaran
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar
yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang
sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian
tabung silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula
bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan
untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap
oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin
minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.
Gambar III.
17
Pada saat genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin
masih terlalu rendah, maka oleh thermostat (5), air pendingin tersebut
dipaksa melalui jalan potong atau bypass (6) kembali ke pompa. Dengan
demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk
operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui
jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.
4. Radiator
5. Thermostat
8. Kipas
18
Pada proses pembakaran akan menghasilkan sisa gas buang yang
mengandung karbon dioksida. Pada mesin dibentuk sistem pembuangan
untuk membuang gas sisa pembakaran dari ruang bakar (combustion
chamber) menuju lingkungan bebas. Sistem pembuangan terdiri dari
exhaust manifold, exhaust pipe , flexible pipe, dan silencer.
19
Gambar III. 8 Exhaust manifold pada EDG
20
Saluran yang lain memberi minyak pelumas pada nozzle
penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston
sebagai pendingin.
2. Pompa pelumas
4. Pipa hisap
21
8. Katup bypass untuk saringan
9. Pipa pembagi
14. Piston
17. Ayunan
22
Proses pengisian baterai dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui
sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses
pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula.
Baterai yang digunakan pada sistem otomatis genset berfungsi sebagai
sumber arus DC pada starting diesel.
Gambar III.
23
c. Generator gauges – Panel kontrol juga memiliki bagian untuk
pengukuran arus keluaran dan tegangan, dan frekuensi operasi.
d. Kontrol lainnya – saklar frekuensi, dan saklar kontrol mesin (mode
manual, mode otomatis) dan lain lain.
24
III.3 Cara Kerja Emergency Generator Diesel (EDG)
Sesuai dengan kegunaannya, EDG hanya beroperasi pada saat terjadi
pemadaman listrik (blackout) secara mendadak ataupun terencana. Dengan
demikian, maka EDG akan beroperasi secara otomatis untuk menyuplai daya ke
beban tertentu yang mungkin diperlukan secara darurat seperti peralatan
komputer, alat instrumentasi, dan gedung-gedung pada pembangkit. Untuk
peralatan komputer dapat di backup oleh UPS dalam penyaluran daya listrik.
UPS (Uninterruptible Power Supplies) adalah perangkat ektronik yang
mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama (PLN)
mengalami pemadaman. Di dalam UPS terdapat baterai, dari baterai ini listrik bisa
disimpan dan dapat disalurkan. Salah satu keunggulan UPS adalah tidak ada jeda,
jadi perangkat elektronik tidak akan mati ketika listrik mati. Karena UPS otomatis
akan mengambil alih listrik yang terputus dari PLN, UPS akan mengalirkan listrik
yang telah disimpan di baterai. Selain itu UPS sudah dilengkapi stabilizer, dimana
listrik yang dialirkan distabilkan terlebih dahulu sebelum disalurkan ke beban.
Dikarenakan UPS hanya dapat menyuplai aliran listrik cadangan
sementara, maka EDG harus beroperasi secara otomatis, maka digunakan panel
ATS-AMF. Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan panel listrik dengan
fungsi mengendalikan 2 sumber aliran listrik yaitu EDG dan PLN yang dapat
bekerja secara otomatis. Sedangkan AMF (Automatic Main Failure) adalah panel
listrik dengan fungsinya mengontrol sistem on atau off pada EDG dengan
otomatis.
Pada saat listrik utama (PLN) telah mengalami pemutusan pada sumber
dayanya dengan begitu panel kontrol AMF akan menyalakan EDG dengan
otomatis. pada tahap ini, jika AMF bekerja, EDG sudah menyala dan siap
menerima beban, tetapi masih belum terhubung sama sekali ke beban. Untuk
menyambungkan EDG ke jaringan gedung (beban) secara otomatis, maka akan
berfungsi ATS. Pada tahap ini EDG sudah dapat menyuplai daya ke beban beban
yang diperlukan.
25
Perlu diketahui bahwa EDG dan PLN terhubung secara interlock. Interlock
merupakan suatu rangkaian kontrol untuk mengunci / menutup kondisi dari dua
atau lebih kondisi yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang
bersamaan. Dapat disimpulkan bahwa pada saat listrik utama (PLN) sudah
menyala, maka EDG tidak akan menyuplai daya lagi ke beban akibat dari
rangkaian interlock tersebut.
Pada saat listrik utama (PLN) sudah menyala, ATS akan mengoperkan
beban dari EDG ke PLN secara otomatis pula. Pada keadaan ini panel kontrol
AMF akan bekerja untuk mematikan operasi EDG secara otomatis.
26
III.4.1 Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
pemeliharaan preventive adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian peralatan secara rutin
dan berkala. Pada umumnya pemeliharaan preventif EDG terdiri dari :
1. Pemanasan EDG
2. Pengecekan Baterai
27
Gambar III.12 Pengecekan tegangan baterai EDG
28
3. Pengecekan bahan bakar
Memeriksa level bahan bakar (harus di atas 1/3 dari level meter)
dan Jika level bahan bakar rendah, isi ulang bahan bakar tepat
waktu.
Memeriksa apakah posisi katup sistem oli unit EDG benar dan
sesuai dengan mode operasi yang sebenarnya.
Indikasi level oli tangki oli harus pada 2/3 tangki untuk
memastikan operasi 8 jam dengan beban penuh. Jika level oli
kurang dari 1/3 tangki, isi ulang oli hingga mencapai sekitar 2/3.
29
III.4.2 Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi mesin ke kondisi normal melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjutment (penyetelan). Berikut ini merupakan beberapa
pemeliharaan korektif pada EDG :
30
Permasalahan Penyebab Solusi
1. Sistem startup memiliki 1. Periksa warna dan kualitas
kesalahan, kontak baterai asap knalpot dan analisis
buruk atau tegangan situasi pembakaran.
rendah, gigi startup 2. Periksa apakah sistem
macet. bahan bakar bocor, level
2. Berhenti manual Katup tangki oli primer harus
kotak bahan bakar yang normal dan katup stop
tidak terbuka, tidak ada manual terbuka.
pasokan bahan bakar. 3. Cobalah melakukan
3. Suhu minyak pelumas pemanasan atau ganti ketika
terlalu rendah dan viskositas minyak pelumas
viskositas terlalu tinggi. tinggi.
4. Bahan bakar tidak bisa 4. Cobalah untuk menambah
terbakar sepenuhnya di ketika tegangan startup
Kegagalan ruang bakar. baterai rendah dan periksa
Startup EDG
5. Saluran masuk udara apakah roda gigi terhambat.
terhambat. 5. Periksa level oli bahan
6. Kurangnya bahan bakar bakar dan coba buang air
atau kualitas bahan bakar drain dari sistem bahan
tidak baik. bakar.
7. Sistem bahan bakar dan 6. Periksa saluran masuk udara
injeksi rusak. tersumbat oleh hal-hal
8. Float charge bermasalah, asing.
atau tegangan baterai 7. Menginformasikan personil
EDG rendah. pemeliharaan jika
9. Kegagalan sirkuit kegagalan startup masih
sekunder. ada.
31
Permasalahan Penyebab Solusi
EDG berputar Hubungan mekanis antara Matikan dan perbaiki secara
dalam akselerasi bahan bakar, darurat.
kecepatan reduce-turbo dan regulator
tinggi dan tidak tidak dapat kembali dengan
dapat benar.
dihentikan
1. Mengatur respons dinamis
1. Parameter dinamis
pengendali kecepatan agar
pengendali kecepatan
lebih stabil.
tidak diatur dengan
2. Periksa kadar udara dalam
benar.
bahan bakar.
2. Bahan bakar tercampur
Kecepatan 3. Isi daya baterai.
dengan udara.
putar EDG 4. Hubungkan baterai ke
3. Pengaturan pengontrol
yang tidak pengisi daya.
salah (mungkin
stabil pengaturan tombol
pengaturan salah).
4. Tegangan kontrol DC
terlalu rendah.
5. Baterai tidak terhubung
ke pengisi daya.
32
Permasalahan Penyebab Solusi
1. Saklar daya masuk dari 1. Periksa tindakan
distributor daya pada perlindungan dan pastikan
output dari EDG trip. penyebab trip dan titik
2. ESS yang dipasok oleh kegagalan.
EDG kehilangan daya. 2. Periksa apakah peralatan
3. Panel kontrol EDG dan bus non-gangguan
alarm pada monitor. diaktifkan dengan
interlock.
3. Mengisolasi titik kegagalan
dan membutuhkan
33
III.4.3 Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan Prediktif adalah pemeliharaan untuk mengantisipasi
kegagalan pada EDG sebelum terjadi kerusakan total. Pemeliharaan Prediktif
bertujuan untuk menganalisa keadaan EDG saat beroperasi. Keadaan tersebut
dapat digunakan untuk memprediksi sampai kapan EDG mampu beroperasi secara
normal.
1. Vibration Analysis
2. Thermal Imager
34
3. Oil Analysis
Metode ini merupakan salah satu alat yang bisa menguji kandungan
yang terdapat di dalam oil dengan sangat cepat. Dengan oil analysis, kita
bisa tahu bila terjadi kontaminasi terhadap oil yang akibatnya bisa
merugikan kita sendiri, yaitu oil analyzer. Dapat dibayangkan jika suatu
mesin dimasukan oil yang telah terkontaminasi dengan air, maka hasil
kerja dari oil tidak akan maksimal dan akan ada masalah baru muncul
untuk mesin. Sebagai contoh adalah logam yang terdapat di dalam mesin
akan menjadi karat.
35
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2 x 110 MW, dapat disimpulkan
bahwa :
1. EDG dioperasikan dalam keadaan darurat pada saat terjadi gangguan atau
blackout pada sistem pembangkit utama yang berfungsi untuk menyuplai
tegangan pada peralatan utama (essential) yaitu peralatan kontrol dan
instrumentasi yang tidak boleh stop beroperasi sehingga tidak terjadi
kerusakan pada peralatan pembangkit sehingga EDG harus selalu standby
dalam kondisi apapun.
2. Kapasitas EDG pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2 x 110 MW sebesar 200 KW.
3. Pemeliharaan EDG di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2 x 110 MW dilakukan secara preventif dalam seminggu
sekali setiap hari Selasa.
4. Pemeliharaan preventif yang dilakukan dalam seminggu sekali berupa
pengecekan tegangan baterai, pengecekan tegangan kerja generator, dan
pengisian air baterai (aki).
IV.2 SARAN
Utuk menciptakan lingkungan kerja yang aman untuk peralatan di PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2 x 110 MW,
maka dapat disarankan :
1. Diharapkan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan pada EDG tersebut.
36
DAFTAR PUSTAKA