Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PEMELIHARAAN EMERGENCY DIESEL GENERATOR


(EDG) DI PT.PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA
PEMBANGKITAN NAGAN RAYA

Oleh
YANDAR MULIANDA
NIM : 1620305038

PRODI TEKNOLOGI REKAYASA PEMBANGKIT ENERGI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyetujui permohonan:

Nama : Yandar Mulianda

NIM : 1620305038

Untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya pada 01 Agustus 2019 sampai dengan
30 November 2019.
Disetujui oleh:

Mengetahui,
Manager PT.PLN(Persero) Pembimbing PKL
Unit Pelaksana Pembangkitan Tanggal 03/11/2019
Nagan Raya

Harmanto Achmad Fadli Ardhi


Manager UPK Supervisor Pemeliharaan Listrik
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pemeliharaan Emergency Diesel Generator (EDG) pada PT. PLN


(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW
Nama : Yandar Mulianda

NIM : 1620305038

Mengesahkan
Pembimbing
Tanggal 03/12/2019

Achmad Fadli Ardhi


Supervisor Pemeliharaan Listrik

Mengetahui,

Manager Manager
Pemeliharaan I PT. PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya

Mulkan Iskandar Harmanto


LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pemeliharaan Emergency Diesel Generator pada PT. PLN (Persero)


Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW
Nama : Yandar Mulianda

NIM : 1620305038

Disetujui oleh:

Ketua Program Studi Teknologi Dosen Pembimbing


Rekayasa Pembangkit Energi
Tanggal 03/12/2019 Tanggal 03/12/2019

Yassir, S.T., M.Eng Teuku Hasanuddin, S.T., M.Eng


NIP. 19730106 200312 1 008 NIP. 19741010 200212 1 008

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro,

Zamzami , S.T., M.Eng


NIP. 19791112 200312 1 003
ABSTRAK

PEMELIHARAAN EMERGENCY DIESEL GENERATOR (EDG) DI


PT.PLN (PERSERO) UNIT PELAKSANA PEMBANGKITAN NAGAN
RAYA 2X110 MW

Oleh
Yandar Mulianda
NIM : 1620305038

Seiring dengan perkembangan era globalisasi saat ini yang melanda dunia
memunculkan persaingan di beberapa bidang, salah satunya dunia industri.
Perusahaan atau ruang kerja yang bergelut di bidang industri ini harus
mempersiapkan diri dengan cermat dalam semua aspek produksi agar dapat
bersaing. PLTU merupakan jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Emergency diesel generator (EDG)
merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki PLTU dan selalu standby
untuk menyuplai daya listrik ke beban yang berupa peralatan utama (essential)
yaitu peralatan kontrol dan intsrumentasi yang tidak boleh berhenti beroperasi.
EDG umumnya merupakan alat listrik yang membutuhkan perawatan dan
pemeliharaan. Pemeliharaan adalah upaya untuk melakukan perawatan dan
perbaikan serta penggantian sehingga EDG selalu dalam kondisi baik dan siap
digunakan, dan memperpanjang umur ekonomis mesin, berhasil atau gagalnya
pemeliharaan. Jadi dalam pemeliharaan itu diperlukan pengalaman, ketekunan,
dan tanggung jawab yang luar biasa. Maka dalam pengoperasian mesin diesel
harus diperiksa secara berkala untuk mengetahui kerusakan yang terjadi. Sehingga
performa atau kinerja mesin dapat bekerja dengan baik dan menjaga kualitas
produksinya. Untuk menjaga kualitas dan kuantitas alat-alat ini dalam operasi,
diperlukannya pemeliharaan. Pemeliharaan EDG meliputi, pemeliharaan baterai,
pemeliharaan sistem bahan bakar, pemeliharaan sistem pendingin dan
pemeliharaan sistem pelumasan. Kapasitas EDG di PT.PLN (Persero) Unit
Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW sebesar 200 KW.

Kata kunci : EDG, Pemeliharaan, Pembangkitan

i
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Lapangan
yang berjudul “Pemeliharaan Emergency Diesel Generator (EDG) Di PT. PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW” dengan baik.
Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Rizal Syahyadi, S.T, M.Eng.Sc selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
2. Zamzami, S.T, M.Eng selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
3. Yassir, S.T., M.Eng selaku Ketua Program Studi Diploma IV Teknologi
Rekayasa Pembangkit Energi Politeknik Negeri Lhokseumawe.
4. Teuku Hasanuddin, S.T., M.Eng selaku dosen pembimbing PKL.
5. Harmanto selaku Manager PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya.
6. Mulkan Iskandar selaku Manager bagian pemeliharan.
7. Achmad Fadli Ardhi selaku Supervisor Pemeliharaan Listrik dan Pembimbing
lapangan
8. Vitra Mulyani Aglin selaku staf Administrasi
9. Seluruh Staf dan Tenaga Alih Daya pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya.
Dalam penulisan laporan ini banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan ini. Penulis juga berharap laporan ini dapat bermanfaat, khususnya bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.

Nagan Raya, 30 November 2019


Penulis,

Yandar Mulianda

ii
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGATAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
I.2 Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
I.2.1Tujuan Umum ........................................................................................ 2
I.2.1 Tujuan Khusus ...................................................................................... 3
I.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek ............................................. 3

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN .................................................... 4


II.1 Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan
Raya 2x110 MW ......................................................................................... 4
II.2 Visi, Misi dan Ketenagakerjaan ................................................................... 4
II.3 Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPK Nagan Raya ........................... 5
II.4 Pengertian Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) ............................... 6
II.5 Sirkulasi Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU ............................................. 6
II.6 Bagian Utama PLTU .................................................................................... 7
II.7 Peralatan Penunjang ..................................................................................... 8

BAB III Pemeliharaan EDG Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW .............................................. 10
III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) ........................................................ 10
III.2 Komponen-komponen Emergency Diesel Generator (EDG) ................... 12
III.3 Cara Kerja Emergency Generator Diesel (EDG) ...................................... 25
III.4 Pemeliharaan EDG pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW ............................................................................ 26

iii
III.4.1 Pemeliharaan preventif....................................................................... 27
III.4.2 Pemeliharaan Korektif ........................ Error! Bookmark not defined.
III.4.3 Pemeliharaan Prediktif ....................................................................... 34

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 36


IV.1 KESIMPULAN ......................................................................................... 36
IV.2 SARAN ..................................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Struktur Organisasi Ketenagakerjaan ................................................. 5
Gambar II.2 Proses konversi energi pada PLTU .................................................... 6
Gambar II.3 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU .......................................... 7
Gambar II.4 Diagram Alir PLTU Nagan Raya 2x110 MW .................................... 9

Gambar III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) pada PLTU Nagan Raya ...... 10
Gambar III.2 Name Plate EDG pada PLTU Nagan Raya ..................................... 11
Gambar III.3 Komponen pada EDG ..................................................................... 13
Gambar III.4 Diagram Alir Sistem bahan bakar ................................................... 15
Gambar III.5 Automatic Voltage Regulator (AVR) .............................................. 16
Gambar III.6 Radiator dan kipas sebagai pendingin EDG .................................... 17
Gambar III.7 Diagram alir sistem pendinginan..................................................... 18
Gambar III. 8 Exhaust manifold pada EDG .......................................................... 20
Gambar III.9 Diagram alir sistem pelumasan ....................................................... 21
Gambar III.10 Baterai dan Aki.............................................................................. 23
Gambar III.11 Panel Kontrol EDG ....................................................................... 24
Gambar III.12 Pengecekan tegangan baterai EDG ............................................... 28
Gambar III.13 Tegangan baterai pada Tester ........................................................ 28

v
DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Data spesifikasi EDG .......................................................................... 11


Tabel III.2 Permasalahan yang terjadi pada EDG ................................................. 30

vi
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan yang dilakukan di
lapangan selama periode tertentu untuk menjadikan para mahasiswa lebih
memahami bidang studinya, baik di perusahaan maupun di instansi tertentu.
Praktek kerja lapangan ini dipandang perlu karena melihat pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang cepat berubah. Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dapat memberi dan menambah pengalaman, pengetahuan dan perkembangan ilmu
keteknikan kepada mahasiswa dalam penerapannya di bidang aplikasi dan industri
teknologi.
PLTU merupakan jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis. Emergency diesel generator (EDG)
merupakan salah satu peralatan yang harus dimiliki PLTU dan selalu standby
untuk menyuplai daya listrik ke beban berupa peralatan utama (essential) berupa
peralatan kontrol dan intsrumentasi yang tidak boleh berhenti beroperasi.
Emergency diesel generator adalah sebuah perangkat yang berfungsi
menghasilkan daya listrik. Disebut juga sebagai generator set dengan pengertian
adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat yang berbeda yaitu engine
dan generator.
Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan generator sebagai perangkat
pembangkit listrik, dimana engine dapat berupa perangkat mesin diesel berbahan
bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin, sedangkan generator merupakan
kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri dari stator ( kumparan statis ) dan
rotor (kumparan berputar). Engine memutar rotor pada generator sehingga
menimbulkan medan magnet pada kumparan stator generator, medan magnet
yang timbul pada stator dan berinteraksi dengan rotor yang berputar akan
menghasilkan arus listrik.
Di dalam pembangkitan, bisa mengalami hal-hal yang tidak dinginkan
seperti ketidakstabilan jaringan dan gangguan gangguan lainnya berupa kerusakan
peralatan yang dapat menyebabkan unit pembangkitan harus melakukan

1
pemadaman secara darurat. Maka dari itu diperlukanlah EDG untuk memback-up
peralatan yang tidak boleh berhenti beroperasi.
Emergency diesel generator (EDG) pada umumnya sebuah alat listrik
yang membutuhkan pemeliharaan dan perawatan. Perawatan adalah suatu usaha
untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan serta penggantian agar mesin selalu
dalam kondisi baik dan siap pakai, serta memperpanjang umur ekonomis mesin
tersebut, berhasil atau tidaknya suatu perawatannya. Jadi didalam perawatan
diperlukan pengalaman, ketekunan serta tanggung jawab yang besar.
Maka dalam pengoperasian EDG perlu dicek secara berkala untuk
mengetahui kerusakan-kerusakan yang terjadi. Sehingga performa atau kinerja
mesin dapat bekerja dengan baik dan menjaga kualitas produksi untuk tetap
terjaga kualitas dan kuantitas alat tersebut dalam beroperasi. Dalam kegiatan PKL
ini, Penulis akan membahas tentang “Pemeliharaan Emergency Diesel
Generator (EDG)” yang ada di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW.

I.2 Tujuan Penulisan

I.2.1 Tujuan Umum


Sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan praktek kerja
lapangan ini antara lain sebagai berikut:
1. Menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama
perkuliahan dalam bentuk praktek kerja pada Industri/Instansi.
2. Mampu beradaptasi dan bersosialisasi dengan dunia Industri/Instansi.
3. Membandingkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dengan pelaksanaan
praktek kerja di Industri/Instansi.
4. Menambah wawasan mahasiswa mengenai pengalaman dan lingkungan
kerja yang sebenarnya di Industri/Instansi.

2
I.2.1 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penulisan laporan Praktek Kerja Lapangan
ini antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami apa itu Emergency Diesel Generator (EDG).
2. Mengetahui dan memahami prinsip operasi dari Emergency Diesel
Generator (EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW.
3. Mengetahui dan memahami fungsi dari Emergency Diesel Generator
(EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya
2x110 MW.
4. Memahami secara umum tentang pemeliharaan dan perawatan Emergency
Diesel Generator (EDG) di PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana
Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW

I.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktek


Waktu pelaksanaan kerja praktek dimulai dari tanggal 01 Agustus 2019
sampai dengan 30 November 2019. Kerja praktek ini dilaksanakan di PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW yang bertempat
Di Jl. Meulaboh – Tapaktuan, Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala Pesisir,
Kabupaten Nagan Raya, Aceh

3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

II.1 Sejarah Singkat PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan


Nagan Raya 2x110 MW
PT.PLN (Persero) Sektor Nagan Raya berawal dari cikal bakal
pembangunan Proyek 10.000 MW penugasan pemerintah kepada PT.PLN
(Persero) pada tahun 2006 sesuai perpres RI No. 71 tahun 2006 pada tanggal 5
Juli 2006, proyek tersebut terletak di Desa Suak Puntong, Kecamatan Kuala
Pesisir, Kabupaten Nagan Raya, pada akhir tahun 2011 menjelang
direncanakannya Commercial on date baru dibuat Kepdir PT.PLN pembentukan
pusat listrik di bawah PT.PLN (Persero) Sumatra Bagian Utara.
Keputusan direksi selanjutnya muncul pada bulan Juli 2012 yang mengubah
pusat listrik Nagan Raya menjadi Sektor Nagan Raya dan Sektor Lueng Bata
menjadi pusat listrik sesuai dengan SK Direksi No.285.K/DIR/2012 dan
No.28.K/DIR/2012. Pada saat perubahan status tersebut PT.PLN (Persero) Sektor
Pembangkit Lueng Bata baru saja menerima pelimpahan PLTD sewa di Grid 150
KV dari PT.PLN (Persero) wilayah Aceh Ke PT.PLN (Persero) KITSBU sehingga
bertambah dua lokasi lagi yaitu PLTD Pulo Pisang dan PLTD Cot Trueng.
Pada tahun 2018 PT.PLN (Persero) Sektor Nagan Raya berubah nama
menjadi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya sesuai SK
Direksi No.357.P/DIR/2018. PT.PLN (Persero) UPK Nagan Raya juga mengelola
3 unit layanan yang tersebar di wilayah Aceh, yaitu:

1.UL PLTD Leung Bata

2.UL PLTD Pulo Pisang

3.UL PLTD Cot treung

II.2 Visi, Misi dan Ketenagakerjaan


Visi dan Misi PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan
Raya adalah sebagai berikut :

4
 Visi
Diakui sebagai pengelola listrik CFB terbaik di Indonesia dengan
tata kelola ekselen yang berwawasan lingkungan dan bertumpu pada
potensi Insani.
 Misi
1. Menjalankan usaha pembangkitan energi listrik yang efesiensi, andal,
dan berwawasan lingkungan.
2. Menerapkan tata kelola pembangkitan dengan mengimplementasikan
EAM dan OPI.
3. Mengembangkan SDM dengan budaya saling percaya, intregritas,
peduli dan pembelajar dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab.
 Ketenagakerjaan
Tenaga kerja produktif sementara ini yang di miliki PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya sejumlah 218 orang
pegawai dan 383 orang tenaga alih daya.

II.3 Struktur Organisasi Ketenagakerjaan PT.PLN (Persero) UPK Nagan


Raya

MANAGER

MANAGER BAGIAN MANAGER


MANAGER BAGIAN MANAGER BAGIAN MANAGER MANAGER BAGIAN COAL AND ASH MANAGER ULPL PEJABAT PELAKSANA
ENJINIRING OPERASI PEMELIHARAAN I PEMELIHARAAN II BAGIAN KSA LUENG BATA PENGADAAN
HANDLING

SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR SDM


SUPERVISOR SUPERVISOR SUPERVISOR
PEMELIHARAAN OPERASI COAL & & UMUM MANAGER ULPL PEJABAT PELAKSANA
RENDAL OPERASI RENDAL RENDAL PL
PREDEKTIF ASH HANDLING PULO PISANG K3 & KEAMANAN
PEMELIHARAAN TERSEBAR

SUPERVISOR SUPERVISOR
SUPERVISOR SUPERVISOR HAR.
PENGELOLA SUPERVISOR KEUANGAN
OPERASI A COAL & ASH MANAGER ULPL COT
SISTEM PEMELIHARAAN PEJABAT PELAKSANA
HANDLING TRUENG
TURBIN LINGKUNGAN

SUPERVISOR SUPERVISOR
OPERASI B SUPERVISOR
PENGELOLAAN
PEMELIHARAAN
BAHAN BAKAR
BOILER

SUPERVISOR
OPERASI C SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
LISTRIK

SUPERVISOR
OPERASI D SUPERVISOR
PEMELIHARAAN
KONTROL
INTRUMEN
SUPERVISOR
ANALISA KIMIA
SUPERVISOR
LOGISTIK

Gambar II.1 Struktur Organisasi Ketenagakerjaan

5
II.4 Pengertian Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkitan Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkitan yang
mengandalkan energi kinetik dari uap yang bertekanan tinggi untuk menghasilkan
energi listrik. PLTU adalah jenis pembangkit listrik tenaga thermal yang banyak
digunakan, karena efesiensinya baik dan bahan bakarnya mudah didapat sehingga
menghasilkan energi listrik yang ekonomis.
PLTU pada umumnya menggunakan bahan bakar batu bara minyak
residu/solar (MFO) untuk start awal. Proses konversi enegi pada PLTU
berlangsung melalui 3 tahap yaitu:
1. Energi kimia dalam bahan bakar diubah menjadi energi panas dalam
bentuk uap bertekanan dan temperatur tinggi menggunakan boiler.
2. Energi panas dalam bentuk uap bertekanan dan temperature tinggi diubah
menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran menggunakan turbin uap.
3. Energi mekanik diubah menjadi energi listrik menggunakan generator.

Gambar II.2 Proses konversi energi pada PLTU

II.5 Sirkulasi Fluida Kerja Sederhana Pada PLTU


PLTU menggunakan fluida kerja air uap yang bersirkulasi secara tertutup
berarti menggunakan fluida yang sama secara berulang-ulang, Urutan sirkulasinya
secara singkat adalah sebagai berikut :
1. Air diisikan ke boiler hingga memenuhi seluruh permukaan pemindah
panas. Didalam boiler air dipanaskan dengan gas panas hasil pembakaran
bahan bakar dengan udara sehingga berubah menjadi uap.
2. Uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan suhu tertentu diarahkan
untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa
putaran.

6
3. Generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan
energi listrik sebagai hasil dari perputaran medan magnet dalam
kumparan, sehingga ketika turbin berputar dihasilkan energi listrik dari
terminal output generator.
4. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air
pendingin agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat.
Air kondensat hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air
pengisi boiler.
5. Demikian siklus ini berlangsung terus menerus dan berulang-ulang.

Gambar II.3 Siklus fluida kerja sederhana pada PLTU

II.6 Bagian Utama PLTU


Bagian utama yang terdapat pada suatu PLTU yaitu :
1. Boiler, berfungsi untuk mengubah air menjadi uap panas bertemperatur
dan bertekanan tinggi yang digunakan untuk memutar turbin uap.
2. Turbin uap, berfungsi untuk mengkonversi energi panas yang dikandung
oleh uap menjadi energi putar yang kemudian digunakan untuk memutar
generator.
3. Generator, berfungsi untuk mengubah energi mekanik yang dihasilkan
oleh turbin menjadi energi listrik.
4. Kondensor, berfungsi untuk mengkondensasikan uap panas yang keluar
dari turbin menjadi air dan kemudian digunakan kembali.

7
II.7 Peralatan Penunjang
Peralatan penunjang yang terdapat dalam suatu PLTU pada umumnya
adalah :
1. Desalination Plant (unit desal) peralatan ini berfungsi untuk mengubah air
laut (brine) menjadi air tawar (fresh water) dengan metode penyulingan
(kombinasi evaporasi dan kondensasi). Hal ini dikarenakan sifat air laut
yang korosif, sehingga jika air laut tersebut dibiarkan langsung masuk ke
dalam unit utama, maka dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan
PLTU.
2. Reverse Osmosis (RO) Mempunyai fungsi yang sama seperti desalination
plant namun metode yang digunakan berbeda. Pada peralatan ini
digunakan membran semi permeable yang dapat menyaring garam-garam
yang terkandung pada air laut, sehingga dapat dihasilkan air tawar seperti
pada desalination plant.
3. Pre Treatment pada unit yang menggunakan pendingin air tanah / sungai
Untuk PLTU yang menggunakan air tanah/air sungai, pre treatment
berfungsi untuk menghilangkan endapan, kotoran dan mineral yang
terkandung di dalam air tersebut.
4. Demineralizer Plant (unit demin) berfungsi untuk menghilangkan kadar
mineral (ion) yang terkandung dalam air tawar. Air sebagai fluida kerja
PLTU harus bebas dari mineral, karena jika air masih mengandung
mineral berarti konduktivitasnya masih tinggi sehingga dapat
menyebabkan terjadinya GGL induksi pada saat air tersebut melewati jalur
perpipaan di dalam PLTU. Hal ini dapat menimbulkan korosi pada
peralatan PLTU.
5. Chlorination Plant (unit chlorin) berfungsi untuk menghasilkan senyawa
natrium hipoclorit (NaOCl) yang digunakan untuk memabukkan/
melemahkan mikro organisme laut pada area water intake.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya pengerakkan (scaling)
pada pipa-pipa kondensor maupun unit desal.

8
6. Coal Handling (unit pelayanan batubara) merupakan pengolahan batubara
yaitu dari proses bongkar muat kapal (ship unloading) di dermaga,
penyaluran ke stock area sampai penyaluran ke bunker unit.
7. Ash Handling (unit pelayanan abu) Merupakan unit yang melayani
pengolahan abu baik itu abu jatuh (bottom ash) maupun abu terbang (fly
ash) dari Electrostatic Precipitator hopper dan SDCC (Submerged Drag
Chain Conveyor) pada unit utama sampai ke tempat penampungan abu
(ash valley).

Gambar II.4 Diagram Alir PLTU Nagan Raya 2x110 MW


Tiap-tiap komponen utama dan peralatan penunjang dilengkapi
dengan sistem-sistem dan alat bantu yang mendukung kerja komponen
tersebut. Gangguan atau malfunction dari salah satu bagian komponen
utama akan dapat menyebabkan terganggunya seluruh sistem PLTU.

9
BAB III
Pemeliharaan EDG Pada PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2x110 MW

III.1 Emergency Diesel Generator (EDG)


Emergency Diesel Generator (EDG) adalah sebuah perangkat yang
berfungsi menghasilkan daya listrik. Disebut juga sebagai generator set dengan
pengertian adalah satu set peralatan gabungan dari dua perangkat yang berbeda
yaitu engine dan generator. Engine sebagai perangkat pemutar sedangkan
generator sebagai perangkat pembangkit listrik, dimana engine dapat berupa
perangkat mesin diesel berbahan bakar solar atau mesin berbahan bakar bensin,
sedangkan generator merupakan kumparan atau gulungan tembaga yang terdiri
dari stator ( kumparan statis ) dan rotor (kumparan berputar).
Emergency Diesel Generator (EDG) juga termasuk generator yang
dioperasikan dalam keadaan darurat. Alat ini bekerja pada saat terjadi gangguan
atau blackout pada sistem pembangkit utama. Listrik yang dihasilkan berfungsi
untuk menyuplai tegangan pada peralatan utama (essential) yaitu peralatan
kontrol dan instrumentasi yang tidak boleh stop beroperasi sehingga tidak terjadi
kerusakan pada peralatan pembangkit. Untuk keandalan dan keamanan sistem
pembangkit, EDG harus selalu standby dalam kondisi apapun.

Gambar III.1 Emergency Diesel Generator (EDG) pada PLTU Nagan Raya

10
Berikut ini adalah spesifikasi EDG pada PLTU Nagan Raya

Gambar III.2 Name Plate EDG pada PLTU Nagan Raya

Tabel III.1 Data spesifikasi EDG

Konten Satuan Nilai Dijamin


Sino-American Joint
Pabrikan Venture (Shanghai)
Maraton

Mode MP-200-4

Nomor bantalan bantalan tunggal

Kecepatan RPM 1500

Jumlah Kutub Generator 6


Nilai tegangan V 400
Nilai kapasitas (kontinu, faktor daya
kW 200
0.8)
Nilai arus beban penuh A 625

Nilai suhu sekitar °C 0 ~ 40

Mode eksitasi Eksitasi diri tanpa sikat

11
Konten Satuan Nilai Dijamin

Kapasitas eksitasi maksimum


W 116
diperlukan

Tingkat kebisingan dB (A) 85

Insulasi stator (grade) H

Nilai kenaikan suhu stator K 125

Insulasi rotor (grade) H


Nilai kenaikan suhu rotor K 125
AVR / regulator tegangan
Mode / Jenis
Regulator tegangan otomatis
nilai regulator kVA 0,25

III.2 Komponen-komponen Emergency Diesel Generator (EDG)


Adapun komponen Emergency Generator Diesel (EDG) adalah sebagai
berikut :

1) Engine / mesin Diesel


2) Alternator / Generator
3) Fuel System / sistem bahan bakar
4) Automatic Voltage Regulator (AVR)
5) Cooling and Exhaust Systems / Sistem Pendinginan dan Pengeluaran
6) Lubrication System / Sistem Pelumasan
7) Battery Charger
8) Control Panel
9) Main Assembly / Frame

12
Gambar III.3 Komponen pada EDG

(1) Engine / mesin

Mesin atau engine merupakan komponen utama dari Generator Set


atau Genset. Mesin atau engine merupakan sumber energi input mekanis
untuk generator yang berguna untuk mengubah energi panas menjadi
energi mekanik. Energi panas yang diubah menjadi energi mekanik ini
diperoleh dari pembakaran bahan bakar.

Ada beberapa bahan bakar yang digunakan agar mesin generator


bisa beroperasi, diantaranya bensin, gas, atau diesel (solar). Berdasarkan
penjelasan tersebut, maka mesin genset dapat dibagi menjadi beberapa tipe
berdasarkan bahan bakar yang digunakan, yaitu: mesin bensin digerakkan
oleh bahan bakar bensin, mesin diesel digerakkan oleh bahan bakar solar,
dan mesin gas digerakkan oleh bahan bakar gas. Mesin bensin biasa
digunakan di generator dengan kapasitas kecil sedangkan mesin gas dan
mesin diesel biasanya digunakan di generator dengan kapasitas besar.

13
(2) Generator

Generator adalah bagian dari genset yang berfungsi untuk


mengubah energi mekanik yang telah dihasilkan oleh mesin atau engine
menjadi energi listrik. Jikalau mesin digunakan untuk mengubah energi
panas yang dihasilkan oleh pembakaran bensin, solar, maupun gas alam
menjadi energi mekanik, maka generator ini bertugas untuk melanjutkan
proses tersebut dengan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Energi listrik yang dihasilkan oleh generator akan berupa tegangan dan
frekuensi tertentu yang kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhan
listrik.

(3) Fuel System / sistem bahan bakar

Mesin dapat berputar karena sekali tiap dua putaran disemprotkan


bahan bakar ke dalam ruang silinder, sesaat sebelum, piston mencapai titik
mati atasnya (T.M.A.). Untuk itu oleh pompa penyemperot bahan bakar
(1) ditekankan sejumlah bahan bakar yang sebelumnya telah dibersihkan
oleh saringan bahan bakar (5), pada alat pemasok bahan bakar atau
injektor (7) yang terpasang dikepala silinder. Karena melewati injektor
tersebut maka bahan bakar masuk kedalam ruang silinder dalam keadaan
terbagi dengan bagian-bagian yang sangat kecil (biasa juga disebut dengan
proses pengkabutan). Di dalam udara yang panas akibat pemadatan itu
bahan bakar yang sudah dalam keadaan bintik-bintik halus (kabut) tersebut
segera terbakar.

Pompa bahan bakar (2) mengantar bahan bakar dari tangki harian
(8) ke pompa penyemprot bahan bakar. Bahan bakar yang kelebihan yang
keluar dari injektor dan pompa penyemperot dikembalikan kepada tanki
harian melalui pipa pengembalian bahan bakar.

14
Gambar III.4 Diagram Alir Sistem bahan bakar
1. Pompa penyemperot bahan bakar

2. Pompa bahan bakar

3. Pompa tangan untuk bahan bakar

4. Saringan bahar bakar/penyaringan pendahuluan

5. Saringan bahan bakar/penyaringan akhir

6. Penutup bahan bakar otomatis

7. Injektor

8. Tanki

9. Pipa pengembalian bahan bakar

10. Pipa bahan bakar tekanan tinggi

11. Pipa peluap

15
(4) Automatic Voltage Regulator (AVR)

Secara umum, AVR merupakan singkatan dari Automatic Voltage


Regulator, dimana komponen ini berfungsi untuk terus menjaga
keseimbangan atau stabilitas tegangan listrik dari sebuah generator set
atau genset ketika berhadapan dengan beban listrik yang kerap berubah-
ubah. Hal ini sangat penting, karena jika listrik yang dihasilkan genset
memiliki tegangan yang tidak stabil, tentu akan merusak alat-alat yang
dipakai dengan genset tersebut, bahkan alat listrik bisa tidak berfungsi,
sehingga diperlukan adanya komponen AVR ini.

Prinsip kerja dari AVR genset yaitu mengatur bagian arus


penguatan atau sering disebut dengan istilah excitacy pada bagian
exciter. Jika kondisi tegangan keluaran dari genset berada pada bagian
bawah tegangan minimal, maka bagian AVR genset otomatis menaikkan
besaran tegangan output dari genset sesuai kebutuhan. Dan begitu
sebaliknya, jika output tegangan dari genset terlalu tinggi, maka bagian sel
volta akan menurunkannya.

Gambar III.5 Automatic Voltage Regulator (AVR)

16
(5) Cooling and Exhaust Systems / Sistem Pendinginan dan Pengeluaran
Hanya sebagian dari energi yang terkandung dalam bahan bakar
yang diberikan pada mesin dapat diubah menjadi tenaga mekanik sedang
sebagian lagi tersisa sebagai panas. Panas yang tersisa tersebut akan
diserap oleh bahan pendingin yang ada pada dinding-dinding bagian
tabung silinder yang membentuk ruang pembakaran, demikian pula
bagian-bagian dari kepala silinder didinginkan dengan air. Sedangkan
untuk piston didinginkan dengan minyak pelumas dan panas yang diresap
oleh minyak pendingin itu kemudian disalurkan melewati alat pendingin
minyak, dimana panas tersebut diresap oleh bahan pendingin.

Gambar III.

Gambar III.6 Radiator dan kipas sebagai pendingin EDG

Pada mesin diesel dengan pemadat udara tekanan tinggi, udara


yang telah dipadatkan oleh turbocharger tersebut kemudian didinginkan
oleh air didalam pendingin udara (intercooler), Pendinginan sirkulasi
dengan radiator bersirip dan kipas (pendinginan dengan sirkuit). Pada
sistem pendingin pompa-pompa air (1) dan (2) memompa air ke bagian-
bagian mesin yang memerlukan pendinginan dan ke alat pendingin udara
(intercooler) (3). Dari situ air pendingin kemudian melewati radiator dan
kembali kepada pompa-pompa (1) dan (2). Di dalam radiator (4) terjadi
pemindahan panas dari air pendingin ke udara yang melewati celah-celah
radiator oleh dorongan kipas angin.

17
Pada saat genset baru dijalankan dan suhu dari bahan pendingin
masih terlalu rendah, maka oleh thermostat (5), air pendingin tersebut
dipaksa melalui jalan potong atau bypass (6) kembali ke pompa. Dengan
demikian maka air akan lebih cepat mencapai suhu yang diperlukan untuk
operasi. Bila suhu tersebut telah tercapai maka air pendingin akan melalui
jalan sirkulasi yang sebenarnya secara otomatis.

Gambar III.7 Diagram alir sistem pendinginan


1. Pompa air untuk pendingin mesin

2. Pompa air untuk pendinginan intercooler

3. Intercooler (Alat pendingin udara yang telah dipanaskan)

4. Radiator

5. Thermostat

6. Bypass (jalan potong)

7. Saluran pengembalian lewat radiator

8. Kipas

18
Pada proses pembakaran akan menghasilkan sisa gas buang yang
mengandung karbon dioksida. Pada mesin dibentuk sistem pembuangan
untuk membuang gas sisa pembakaran dari ruang bakar (combustion
chamber) menuju lingkungan bebas. Sistem pembuangan terdiri dari
exhaust manifold, exhaust pipe , flexible pipe, dan silencer.

 Exhaust manifold biasanya bawaan dari pabrik pembuat


mesin. Fungsinya menampung dan mengarahkan sisa gas
buang dari dalam silinder untuk dikeluarkan melalui
silencer. Exhaust manifold dibuat tahan panas karena udara
sisa pembakaran memiliki suhu yang sangat tinggi.
 Exhaust pipe merupakan saluran yang menghubungkan
antara exhaust manifold dengan silencer. Biasanya terbuat
dari pipa gas berbahan baja. Udara yang melewati exhaust
pipe sangat panas. Untuk menghindari bahaya kontak
langsung Operator dengan saluran pembuangan, saluran ini
dapat dibungkus oleh pita asbes dan aluminium foil.
 Flexible pipe berbentuk seperti pipa dengan dinding
akordion. Biasanya ditambahkan sebagai penghubung
exhaust manifold dengan exhaust pipe. Fungsinya adalah
untuk meredam getaran mesin agar tidak merusak /
meretakkan flexible pipe atau Silencer.
 Silencer berfungsi untuk meredam suara bising yang
dikeluarkan bersama-sama dengan gas buang.

19
Gambar III. 8 Exhaust manifold pada EDG

Pembuatan saluran pembuangan juga dapat berpengaruh pada


kinerja genset. Semakin banyak tekukan (terutama tekukan tajam) pada
saluran buang dari exhaust manifold, atau semakin kecil diameter exhaust
pipe, gas buang tidak dapat disemburkan keluar dengan lancar. Akibatnya
mesin menjadi lebih cepat panas sehingga mesin tidak dapat mencapai
kapasitas maksimalnya.

(6) Lubrication System / Sistem Pelumasan

Untuk mengurangi getaran antara bagian-bagian yang bergerak dan


untuk membuang panas, maka semua bearing dan dinding dalam dari
tabung-tabung silinder diberi minyak pelumas.

Sistem pelumasan mempunyai cara kerja dengan cara minyak


tersebut dihisap dari bak minyak (1) oleh pompa minyak (2) dan
disalurkan dengan tekanan ke saluran-saluran pembagi setelah terlebih
dahulu melewati sistem pendingin dan saringan minyak pelumas. Dari
saluran-saluran pembagi ini, minyak pelumas tersebut disalurkan sampai
pada tempat kedudukan bearing-bearing dari poros engkol, poros jungkat
dan ayunan-ayunan.

20
Saluran yang lain memberi minyak pelumas pada nozzle
penyemperot yang menyemprotkannya ke dinding dalam dari piston
sebagai pendingin.

Minyak pelumas yang memercik dari bearing utama dan bearing


ujung besar (bearing putar) melumasi dinding dalam dari tabung-tabung
silinder. Minyak pelumas yang mengalir dari tempat-tempat pelumasan
kemudian kembali kedalam bak minyak lagi melalui saluran kembali dan
kemudian dihisap oleh pompa minyak untuk disalurkan kembali dan
begitu seterusnya.

Gambar III.9 Diagram alir sistem pelumasan


1. Bak minyak

2. Pompa pelumas

3. Pompa minyak pendingin

4. Pipa hisap

5. Pendingin minyak pelumas

6. Bypass untuk pendingin

7. Saringan minyak pelumas

21
8. Katup bypass untuk saringan

9. Pipa pembagi

10. Bearing poros engkol (lager duduk)

11. Bearing ujung besar (lager putar)

12. Bearing poros bubungan

13. Sprayer atau nozzle penyemprot untuk pendinginan piston

14. Piston

15. Pengetuk tangkai

16. Tangkai penolak

17. Ayunan

18. Pemadat udara (sistem Turbin gas)

19. Pipa ke pipa penyemprot

20. Saluran pengembalian

(7) Battery Charger

Pada mulanya generator berfungsi karena adanya daya dari baterai.


Jika baterai dalam kondisi rusak, sudah pasti tidak akan mampu
menghidupkan generator. Baterai di charge secara otomatis ketika genset
beroperasi. Battery/accu merupakan suatu proses pengubahan energi kimia
menjadi energi listrik yang berupa sel listrik. Pada dasarnya sel listrik
terdiri dari dua buah logam / konduktor yang berbeda dicelupkan ke dalam
larutan maka akan bereaksi secara kimia dan menghasilkan gaya gerak
listrik antara kedua konduktor tersebut.

22
Proses pengisian baterai dilakukan dengan cara mengalirkan arus melalui
sel-sel dengan arah yang berlawanan dengan aliran arus dalam proses
pengosongan sehingga sel akan dikembalikan dalam keadaan semula.
Baterai yang digunakan pada sistem otomatis genset berfungsi sebagai
sumber arus DC pada starting diesel.

Gambar III.

Gambar III.10 Baterai dan Aki

(8) Control Panel

Control Panel merupakan user interface dari generator yang berfungsi


untuk mengontrol dan mengatur outlet listrik serta settingan generator.
Beberapa indikator pada control panel :

a. Electric start and shut-down : secara otomatis menghidupkan


generator pada saat pemadaman listrik, pantau generator saat
beroperasi, dan matikan unit secara otomatis bila tidak diperlukan lagi.
b. Alat pengukur mesin – Alat pengukur yang berbeda menunjukkan
parameter penting seperti tekanan oli, suhu pendingin, tegangan
baterai, kecepatan putaran mesin, dan lama operasi. Pengukuran dan
pemantauan konstan dari parameter ini memungkinkan penghentian
generator terpasang pada saat semua tingkat ambang batas masing-
masing.

23
c. Generator gauges – Panel kontrol juga memiliki bagian untuk
pengukuran arus keluaran dan tegangan, dan frekuensi operasi.
d. Kontrol lainnya – saklar frekuensi, dan saklar kontrol mesin (mode
manual, mode otomatis) dan lain lain.

Gambar III.11 Panel Kontrol EDG

(9) Main Assembly / Frame

Pendesainan frame atau kerangka utama cukup penting. Frame


atau kerangka utama harus didesain sedemikian rupa agar betul-betul
menjadi rumah yang aman bagi generator. Frame atau kerangka utama
harus didesain memiliki grounding, ini sangat penting untuk keselamatan
pengguna.

24
III.3 Cara Kerja Emergency Generator Diesel (EDG)
Sesuai dengan kegunaannya, EDG hanya beroperasi pada saat terjadi
pemadaman listrik (blackout) secara mendadak ataupun terencana. Dengan
demikian, maka EDG akan beroperasi secara otomatis untuk menyuplai daya ke
beban tertentu yang mungkin diperlukan secara darurat seperti peralatan
komputer, alat instrumentasi, dan gedung-gedung pada pembangkit. Untuk
peralatan komputer dapat di backup oleh UPS dalam penyaluran daya listrik.
UPS (Uninterruptible Power Supplies) adalah perangkat ektronik yang
mampu menyediakan cadangan listrik sementara ketika arus listrik utama (PLN)
mengalami pemadaman. Di dalam UPS terdapat baterai, dari baterai ini listrik bisa
disimpan dan dapat disalurkan. Salah satu keunggulan UPS adalah tidak ada jeda,
jadi perangkat elektronik tidak akan mati ketika listrik mati. Karena UPS otomatis
akan mengambil alih listrik yang terputus dari PLN, UPS akan mengalirkan listrik
yang telah disimpan di baterai. Selain itu UPS sudah dilengkapi stabilizer, dimana
listrik yang dialirkan distabilkan terlebih dahulu sebelum disalurkan ke beban.
Dikarenakan UPS hanya dapat menyuplai aliran listrik cadangan
sementara, maka EDG harus beroperasi secara otomatis, maka digunakan panel
ATS-AMF. Automatic Transfer Switch (ATS) merupakan panel listrik dengan
fungsi mengendalikan 2 sumber aliran listrik yaitu EDG dan PLN yang dapat
bekerja secara otomatis. Sedangkan AMF (Automatic Main Failure) adalah panel
listrik dengan fungsinya mengontrol sistem on atau off pada EDG dengan
otomatis.
Pada saat listrik utama (PLN) telah mengalami pemutusan pada sumber
dayanya dengan begitu panel kontrol AMF akan menyalakan EDG dengan
otomatis. pada tahap ini, jika AMF bekerja, EDG sudah menyala dan siap
menerima beban, tetapi masih belum terhubung sama sekali ke beban. Untuk
menyambungkan EDG ke jaringan gedung (beban) secara otomatis, maka akan
berfungsi ATS. Pada tahap ini EDG sudah dapat menyuplai daya ke beban beban
yang diperlukan.

25
Perlu diketahui bahwa EDG dan PLN terhubung secara interlock. Interlock
merupakan suatu rangkaian kontrol untuk mengunci / menutup kondisi dari dua
atau lebih kondisi yang berbeda sehingga tidak saling bekerja pada saat yang
bersamaan. Dapat disimpulkan bahwa pada saat listrik utama (PLN) sudah
menyala, maka EDG tidak akan menyuplai daya lagi ke beban akibat dari
rangkaian interlock tersebut.
Pada saat listrik utama (PLN) sudah menyala, ATS akan mengoperkan
beban dari EDG ke PLN secara otomatis pula. Pada keadaan ini panel kontrol
AMF akan bekerja untuk mematikan operasi EDG secara otomatis.

III.4 Pemeliharaan EDG pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana


Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW
Pada saat ini PLN sudah menyuplai listrik yang dapat diandalkan untuk
suatu proses dalam pembangkitan listrik. Namun, masalah pemadaman listrik
masih terjadi secara berulang karena badai, banjir, gempa, atau kegagalan
peralatan utama pada instalasi PLN. Pemadaman demi pemadaman kerap terjadi,
bahkan pada daerah tertentu semakin sering dalam intensitas yang cukup lama
bisa berhari-hari.
Memiliki EDG yang dirancang dengan baik dan terpelihara dengan baik
adalah perlindungan terbaik terhadap pemadaman listrik. EDG dipelihara secara
teratur untuk memastikan beroperasi dengan baik bila diperlukan. Ketika EDG
mengalami kegagalan operasi, itu biasanya karena prosedur perawatan yang salah
atau kelalaian perawatan. Pemeliharaan EDG yang dilakukan pada PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2x110 MW adalah :
1. pemeliharaan preventif
2. pemeliharaan korektif
3. pemeliharaan prediktif

26
III.4.1 Pemeliharaan Preventif
Pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya kerusakan pada mesin selama operasi berlangsung. Contoh
pemeliharaan preventive adalah melakukan penjadwalan untuk pengecekan
(inspection) dan pembersihan (cleaning) atau pergantian peralatan secara rutin
dan berkala. Pada umumnya pemeliharaan preventif EDG terdiri dari :

1. Pemanasan EDG

Pemanasan EDG dilakukan untuk memastikan mesin beroperasi


dalam keadaan normal atau tidak. Pemanasan EDG dilakukan secara
teratur setiap seminggu sekali untuk menjaga performa EDG menjadi lebih
baik. Pemanasan EDG juga berguna agar tidak mengalami kegalalan pada
saat starting diperlukan.

2. Pengecekan Baterai

 Memeriksa korosi, kelonggaran koneksi atau situasi kontak yang


buruk di klem kabel baterai. Di larang merokok sekitar baterai
serta aktivitas lain yang melibatkan nyala api.

 Memeriksa level elektrolit baterai dan isi jika perlu. Merokok


dilarang di sekitar EDG dan juga aktivitas lain yang melibatkan
nyala api.

 Memeriksa tegangan baterai unit EDG berada dalam kisaran 24


hingga 29V.

 Memeriksa apakah indikator pengisian baterai menyala dan


tegangan normal.

27
Gambar III.12 Pengecekan tegangan baterai EDG

Gambar III.13 Tegangan baterai pada Tester

28
3. Pengecekan bahan bakar

 Memeriksa level bahan bakar (harus di atas 1/3 dari level meter)
dan Jika level bahan bakar rendah, isi ulang bahan bakar tepat
waktu.

 .Menggunakan pakaian pelindung dan sarung tangan keselamatan


selama operasi.

 Memeriksa apakah ada kebocoran bahan bakar di sekitar pipa


EDG.

4. Pengecekan sistem pendingin (air radiator)

 Memeriksa indikator keadaan saringan udara, bersihkan atau


diganti saringan jika perlukan.

 Memeriksa semua saluran pendingin bersih.

 Memeriksa level air pendingin. Ketika tingkat lebih rendah dari


bagian atas heat sink, isi air pendingin. Pekerjaan ini harus
dilakukan selama unit shutdown untuk menghindari panas karena
uap.

 Memeriksa kebocoran air di sekitar pipa EDG

5. Pengecekan sistem pelumasan (oli)

 Memeriksa level minyak dari minyak pelumas EDG. Ketika tingkat


minyak mencapai tanda skala terendah, isi ulang minyak pelumas.

 Memeriksa apakah posisi katup sistem oli unit EDG benar dan
sesuai dengan mode operasi yang sebenarnya.
 Indikasi level oli tangki oli harus pada 2/3 tangki untuk
memastikan operasi 8 jam dengan beban penuh. Jika level oli
kurang dari 1/3 tangki, isi ulang oli hingga mencapai sekitar 2/3.

29
III.4.2 Pemeliharaan Korektif
Pemeliharaan Korektif adalah pemeliharaan yang dilakukan untuk
mengembalikan kondisi mesin ke kondisi normal melalui pekerjaan repair
(perbaikan) atau adjutment (penyetelan). Berikut ini merupakan beberapa
pemeliharaan korektif pada EDG :

Tabel III.2 Permasalahan yang terjadi pada EDG

Permasalahan Penyebab Solusi


1. Unit generator melebihi 1. Matikan dan isolasi
kecepatan. kesalahan terus-menerus
2. Tekanan oli pelumas dan beri tahu petugas
rendah. perawatan untuk
3. Suhu air pendingin tinggi. menyelesaikannya.
4. Tegangan generator stator 2. Identifikasi sakelar yang
rendah. tersandung dan mengatur
5. Tegangan generator stator ulang.
Trip dan
tinggi. 3. Atur sakelar kontrol EDG
Shutdown pada
sistem proteksi 6. Generator stator ke OFF dan periksa unit
kelebihan arus. EDG dengan seksama untuk
7. Suhu minyak pelumas memastikan penyebab. Jika
tinggi. peralatan memiliki
8. Shutdown karena daya kesalahan, atasi saja.
terbalik. Setelah mendapat izin dari
personel operasi, reset
sinyal yang sesuai.

30
Permasalahan Penyebab Solusi
1. Sistem startup memiliki 1. Periksa warna dan kualitas
kesalahan, kontak baterai asap knalpot dan analisis
buruk atau tegangan situasi pembakaran.
rendah, gigi startup 2. Periksa apakah sistem
macet. bahan bakar bocor, level
2. Berhenti manual Katup tangki oli primer harus
kotak bahan bakar yang normal dan katup stop
tidak terbuka, tidak ada manual terbuka.
pasokan bahan bakar. 3. Cobalah melakukan
3. Suhu minyak pelumas pemanasan atau ganti ketika
terlalu rendah dan viskositas minyak pelumas
viskositas terlalu tinggi. tinggi.
4. Bahan bakar tidak bisa 4. Cobalah untuk menambah
terbakar sepenuhnya di ketika tegangan startup
Kegagalan ruang bakar. baterai rendah dan periksa
Startup EDG
5. Saluran masuk udara apakah roda gigi terhambat.
terhambat. 5. Periksa level oli bahan
6. Kurangnya bahan bakar bakar dan coba buang air
atau kualitas bahan bakar drain dari sistem bahan
tidak baik. bakar.
7. Sistem bahan bakar dan 6. Periksa saluran masuk udara
injeksi rusak. tersumbat oleh hal-hal
8. Float charge bermasalah, asing.
atau tegangan baterai 7. Menginformasikan personil
EDG rendah. pemeliharaan jika
9. Kegagalan sirkuit kegagalan startup masih
sekunder. ada.

31
Permasalahan Penyebab Solusi
EDG berputar Hubungan mekanis antara Matikan dan perbaiki secara
dalam akselerasi bahan bakar, darurat.
kecepatan reduce-turbo dan regulator
tinggi dan tidak tidak dapat kembali dengan
dapat benar.
dihentikan
1. Mengatur respons dinamis
1. Parameter dinamis
pengendali kecepatan agar
pengendali kecepatan
lebih stabil.
tidak diatur dengan
2. Periksa kadar udara dalam
benar.
bahan bakar.
2. Bahan bakar tercampur
Kecepatan 3. Isi daya baterai.
dengan udara.
putar EDG 4. Hubungkan baterai ke
3. Pengaturan pengontrol
yang tidak pengisi daya.
salah (mungkin
stabil pengaturan tombol
pengaturan salah).
4. Tegangan kontrol DC
terlalu rendah.
5. Baterai tidak terhubung
ke pengisi daya.

32
Permasalahan Penyebab Solusi
1. Saklar daya masuk dari 1. Periksa tindakan
distributor daya pada perlindungan dan pastikan
output dari EDG trip. penyebab trip dan titik
2. ESS yang dipasok oleh kegagalan.
EDG kehilangan daya. 2. Periksa apakah peralatan
3. Panel kontrol EDG dan bus non-gangguan
alarm pada monitor. diaktifkan dengan
interlock.
3. Mengisolasi titik kegagalan
dan membutuhkan

EDG Trip perawatan segera.


4. Cobalah untuk memulihkan
pengisian daya sakelar catu
daya siaga dari bus ESS.
5. Kembalikan operasi bus
sesegera mungkin.
Melakukan perawatan
darurat untuk bus jika
kesalahan disebabkan oleh
bus untuk memulihkan
pasokan daya.

33
III.4.3 Pemeliharaan Prediktif
Pemeliharaan Prediktif adalah pemeliharaan untuk mengantisipasi
kegagalan pada EDG sebelum terjadi kerusakan total. Pemeliharaan Prediktif
bertujuan untuk menganalisa keadaan EDG saat beroperasi. Keadaan tersebut
dapat digunakan untuk memprediksi sampai kapan EDG mampu beroperasi secara
normal.

1. Vibration Analysis

Vibration Analysis (Alat analisa Getaran) ialah alat untuk


mengukur amplitudo dan frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena
sebuah mesin sering sekali memiliki banyak atau lebih dari satu frekuensi
getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul itu akan cocok
dengan kehancuran yang terjadi pada mesin tersebut.

Alat ini seringkali dilengkapi dengan meter untuk menyimak


amplitudo getaran yang seringkali juga menyediakan sejumlah pilihan
skala. Dan juga alat ini dapat memberitahukan informasi-informasi tentang
data spektrum dari getaran yang terjadi, yakni data amplitudo terhadap
frekuensinya, data ini sangat bermanfaat untuk analisa kehancuran suatu
mesin.

2. Thermal Imager

Metode ini ialah salah satu cara pendeteksian yang menambah


visibilitas objek dalam gelap dengan mendeteksi radiasi inframerah dari
benda dan membuat gambar menurut informasi tersebut. Thermal Imaging,
Infrared dan Low-Light Imaging ialah tiga teknologi yang sangat sering
digunakan dalam pemakaian night vision. Berbeda dengan dua cara
lainnya, thermal imaging bekerja di lingkungan tanpa cahaya. Seperti
near-infrared illumination, thermal imaging dapat menjebol benda-benda
gas laksana asap dan kabut.

34
3. Oil Analysis

Metode ini merupakan salah satu alat yang bisa menguji kandungan
yang terdapat di dalam oil dengan sangat cepat. Dengan oil analysis, kita
bisa tahu bila terjadi kontaminasi terhadap oil yang akibatnya bisa
merugikan kita sendiri, yaitu oil analyzer. Dapat dibayangkan jika suatu
mesin dimasukan oil yang telah terkontaminasi dengan air, maka hasil
kerja dari oil tidak akan maksimal dan akan ada masalah baru muncul
untuk mesin. Sebagai contoh adalah logam yang terdapat di dalam mesin
akan menjadi karat.

35
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.PLN (Persero)
Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2 x 110 MW, dapat disimpulkan
bahwa :
1. EDG dioperasikan dalam keadaan darurat pada saat terjadi gangguan atau
blackout pada sistem pembangkit utama yang berfungsi untuk menyuplai
tegangan pada peralatan utama (essential) yaitu peralatan kontrol dan
instrumentasi yang tidak boleh stop beroperasi sehingga tidak terjadi
kerusakan pada peralatan pembangkit sehingga EDG harus selalu standby
dalam kondisi apapun.
2. Kapasitas EDG pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2 x 110 MW sebesar 200 KW.
3. Pemeliharaan EDG di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan
Nagan Raya 2 x 110 MW dilakukan secara preventif dalam seminggu
sekali setiap hari Selasa.
4. Pemeliharaan preventif yang dilakukan dalam seminggu sekali berupa
pengecekan tegangan baterai, pengecekan tegangan kerja generator, dan
pengisian air baterai (aki).

IV.2 SARAN
Utuk menciptakan lingkungan kerja yang aman untuk peralatan di PT.PLN
(Persero) Unit Pelaksana Pembangkitan Nagan Raya 2 x 110 MW,
maka dapat disarankan :
1. Diharapkan pemeliharaan dilakukan sesuai dengan prosedur yang
berlaku untuk mencegah terjadinya kerusakan pada EDG tersebut.

36
DAFTAR PUSTAKA

[1] Gangfeng, Dong. 2014. Electrical Operation Manual (Main Building


Manual). Nagan Raya. PT.PLN (PERSERO) JASA ENJINIRING.
[2] Novembri, A. 2012. Sistem Perawatan Pada Mesin Genset.
http;//zanblt.blogspot.com/2012/03/27tips-merawat-mesingenset.html.
Diakses pada 12 November 2019.
[3] Dewa, De. 2017. Perawatan Genset Agar Tetap Efisien.
http://egsean.com/perawatan-genset-agar-tetap-efisien/.html. Diakses pada 12
November 2019.
[4] Karpun, Cah. 2011. Sistem Pendingin Pada Genset.
http://cahkarpun.blogspot.com/2011/12/sistem-pendinginan-pada-
genset.html. Diakses pada 12 November 2019.
[5] Epin Supinto. 2017. Perawatan Dan Pemeliharaan Generator. Makalah.
ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN
EDG : Emergency Diesel Generator
PLTU : Pembangkit Listrik Tenaga Uap
AVR : Automatic Voltage Regulator
T.M.A : Titik Mati Atas
UPS : Uninterruptible Power Supplies
PLN : Perusahaan Listrik Negara
ATS : Automatic Transfer Switch
AMF : Automatic Main Failure
ESS : Emergency Service Section
RPM : Rotation Per Minute
V : Satuan tegangan listrik (Volt)
KW : Satuan daya listrik dalam Kilo Watt
A : Satuan arus listrik (Ampere)
°C : Satuan suhu dalam derajat Celcius
W : Satuan daya listrik dalam Watt
dB : Satuan intensitas suara dalam desibel
K : Satuan suhu dalam derajat Kelvin
KVA : Satuan daya listrik dalam Kilo Volt Ampere

Anda mungkin juga menyukai