Oleh :
MUHAMMAD RIDHO
NIM: 16250012
Oleh :
NAMA : MUHAMMAD RIDHO
NO. BP : 16250012
PROGRAM STUDI : TEKNIK MESIN (S1)
Mengetahui,
Boiler merupakan alat yang digunakan untuk menghasilkan uap panas (heat
steam). Air yang telah melalui proses pendinginan (kondensasi) akan disuplai ke drum
uap (steam drum) untuk dipanaskan.Pada boiler terdapat suatu alat yang berfungsi
untuk mensirkulasikan kembali pasir (bed material) yang terbawa dan sisa batu bara
yang tidak terbakar menuju furnace yaitu High Pressure Fluidizing Air Fan (HP
FAF). Di PLTU Teluk Sirih sering terjadi permasalahan pada alat HP FAF ini.
Dimana gangguan atau permasalahan pada tabung outlet nya sering pecah. Selama ini,
solusi awal yang dilakukan mekanik terhadap pecahnya tabung outlet pada HP FAF di
PLTU Teluk Sirih, dengan melakukan proses pengelasan Shielded Metal Arc Welding
(SMAW) pada bagian tabung outlet HP FAF yang pecah. Setelah dilakukan proses
pengelasan pada tabung outlet HP FAF, masih saja ditemukan di lapangan para
mekanik melakukan proses pengelasan ulang pada tabung outlet HP FAF yang telah
dilas tersebut.
Untuk menganalisa hasil pengelasan tabung outlet HP FAF, disini penulis
menggunakan metode Non-Destructive Tes (NDT). Dimana metode NDT ini,
digunakan untuk mengetahui diskontinutas pada permukaan seperti retak, berlubang
atau kebocoran pada hasil pengelasan. Pada hasil pengelasan tabung outlet HP FAF
terdapat cacat porositas (porosity) pada hasil pengelasannya. Cacat pada hasil
pengelasan ini sangat berpengaruh pada ketahanan kualitas pengelasan tersebut. Cacat
hasil pengealasan ini akan berpengaruh terhadap ketahanan tabung outlet HP FAF itu
sendiri. Cacat pengelasan porositas (porosity) pada tabung outlet HP FAF disebabkan
beberapa faktor yaitu, posisi saat pengelasan kurang nyaman, adanya zat pengotor
pada permukaan tabung outlet HP FAF seperti berkarat, minyak, air, dan lain-lain.
Pengaturan ampere dari mesin las tidak akurat, elektroda yang digunakan saat proses
pengelasan masih lembab, kurangnya akurasi dan ketelitian saat proses pengelasan.
Kata Kunci : High Pressure Fluidizing Air Fan (HP FAF), Tabung outlet, cacat
pengelasan, Non-Destructive Tes (NDT).
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja
praktek di PT. PLN (Persero) PLTU Teluk Sirih dan telah menyelesaikan laporan ini.
Kerja praktek ini dilaksanakan tanggal 25 November - 27 Desember 2019, yang
mengambil topik ”Analisa Kegagalan Hasil Pengelasan Tabung Outlet High
Pressure Fluidizing Air Fan (HP FAF)”.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek dan laporan
ini.
1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil.
2. Manajer PT. PLN (Persero) PLTU Teluk Sirih, Mustika Efendi.
3. Manajer bagian Pemeliharaan PT. PLN (Persero) PLTU Teluk Sirih,
Budi Kurnianto.
4. Supervisor Pemeliharaan Boiler PT. PLN (Persero) PLTU Teluk Sirih,
Leonardo Siahaan.
5. Pembimbing Lapangan Pemeliharaan Boiler PT. PLN (Persero) PLTU
Teluk Sirih, Agung Prasetya.
6. Joffy, Guntur AP, dan karyawan/ti PT. PLN (Persero) PLTU Teluk
Sirih, dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas segenap
bantuannya.
7. Ketua Prodi Teknik Mesin Universitas Dharma Andalas, Zulkifli Amin
Ph.D.
8. Koordinator Kerja Praktek Prodi Teknik Mesin Universitas Dharma
Andalas, Sanny Ardhy S.T, M.T.
ii
9. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dalam
menjalani hari-hari selama melakukan kerja praktek.
Akhir kata, penulis menyadari tulisan ini masih banyak memiliki kekurangan.
Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan laporan ini. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR................................................................................................ v
DAFTAR TABEL..................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................................... 2
1.3 Manfaat....................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah......................................................................................... 2
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan................................................................. 2
1.6 Sistematika Penulisan................................................................................. 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 High Pressure Fluidizing Air Fan (HP FAF) ............................................ 4
2.2 Komponen High Pressure Fluidizing Air Fan (HP FAF).......................... 5
2.3 Jenis-Jenis Pengelasan ............................................................................... 11
2.4 Jenis-Jenis Cacat Pada Pengelasan............................................................. 13
BAB III METODOLOGI
3.1 Diagram Alir Kerja Praktek ....................................................................... 20
3.2 Langkah Kerja Praktek............................................................................... 21
3.3 Spesifikasi HP FAF.................................................................................... 22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Hasil Pengelasan Tabung Outlet HP FAF..................................... 24
4.2 Kegagalan Pengelasan Tabung Outlet HP FAF.......................................... 27
4.3 Solusi Menghindari Cacat Pengelasan Tabung Outlet HP FAF................. 28
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 29
iv
5.2 Saran........................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 4.1 Tabung outlet HP FAF pecah................................................................. 24
Gambar 4.2 Proses pengelasan SMAW pada tabung outlet HP FAF........................ 24
Gambar 4.3 Alat yang digunakan untuk metode NDT.............................................. 25
Gambar 4.4 Proses penyemprotan cairan cleaner...................................................... 26
Gambar 4.5 Proses penyemprotan cairan penetrant.................................................. 26
Gambar 4.6 Proses penyemprotan cairan developer.................................................. 26
Gambar 4.7 Hasil proses pemeriksaan secara NDT................................................... 27
Gambar 4.8 Lubang–lubang kecil pada hasil pengelasaan tabung outlet HP FAF.... 27
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Selama ini, solusi awal yang dilakukan mekanik terhadap pecahnya tabung
outlet pada HP FAF di PLTU Teluk Sirih, dengan melakukan proses pengelasan
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) pada bagian tabung outlet HP FAF yang
pecah, menggunakan jenis elektroda las LB-52-18 dengan diameter eloktroda las 3,2
mm. Setelah dilakukan proses pengelasan pada tabung outlet HP FAF, masih saja
ditemukan di lapangan para mekanik melakukan proses pengelasan ulang pada tabung
outlet HP FAF yang telah dilas tersebut. Oleh karena itu, disini penulis mengambil
judul laporan kerja praktek yaitu “Menganalisa Kegagalan Hasil Pengelasan
Tabung Outlet High Pressure Fluidizing Air Fan (HP FAF)”.
1.2 Tujuan
1. Menemukan penyebab terjadinya cacat pada tabung outlet HP FAF.
2. Mencari solusi permasalahan cacat pada tabung outlet HP FAF.
1.3 Manfaat
1. Membantu perusahaan untuk menanggulangi permasalahan cacat pada hasil
pengelasan tabung outlet HP FAF.
2. Membantu meningkatkan efektifitas perbaikan pada tabung outlet HP FAF di
PLTU Teluk Sirih.
2
1.6 Sistematika Penulisan
1. BAB I Pendahuluan.
Menguraikan latar belakang, tujuan, manfaat, batasan masalah, metoda
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.
2. BAB II Teori Dasar.
Menguraikan materi – materi beserta ilmu teori yang berkaitan dengan
analisa laporan.
3. BAB III Metodologi.
Berisikan skema dan metoda dalam menyelesaikan laporan kerja praktek.
4. BAB IV Hasil dan pembahasan.
Memuat penjelasan tentang hasil analisa lapangan, penyebab masalah, serta
penanggulangan masalah.
5. BAB V Penutup.
Memuat kesimpulan dan saran.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
2.2 Komponen HP FAF
1.1.1 Tabung Inlet
Tabung inlet berfungsi sebagai ruang saluran masuk udara, dimana pada
tabung inlet ini terdapat filter untuk penyaring udara yang masuk.
2.2.1 Blower
Blower digunakan untuk mengalirkan udara menuju tabung outlet.
5
2.2.2 Tabung Outlet
Tabung outlet befungsi sebagai saluran keluar udara, dimana saluran
keluar udara dari tabung outlet akan bersirkulasi menuju sealpot.
2.2.3 Pulley
Pulley adalah suatu alat mekanis yang digunakan sebagai pendukung
pergerakan sabuk lingkar (belt) untuk menjalankan sesuatu kekuatan alur yang
berfungsi menghantarkan suatu daya. Cara kerja pulley sering digunakan untuk
mengubah arah dari gaya yang diberikan dan mengirimkan gerak rotasi.
6
2.2.4 V-Belt
V-belt berfungsi untuk mentransfer tenaga dari poros engkol mesin
(crankshaft/kruk as) menuju ke poros pulley penggerak yang membutuhkan seperti
pulley AC, pullery alternator, pulley water pump dan lain sebagainya.
7
2.2.6 Motor
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
mekanik.
8
2.2.8 Check Valve
Check Valve adalah alat untuk mengatur cairan hanya mengalir ke satu arah
saja dan mencegah aliran ke arah sebaliknya (back flow). Check Valve tidak
menggunakan tuas untuk mengatur aliran (membuka dan menutup), tapi
menggunakan gravitasi dan tekanan dari aliran itu sendiri.
9
2.2.10 Pengukur Tekanan (Pressure Gauge)
Pressure Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida
(gas atau liquid) dalam tabung tertutup. Satuan dari alat ukur tekanan ini berupa
pound per square inch (psi), pound per square foot (psf), millimeter of mercury
(mmHg), bar, ataupun atmosphere (atm).
10
2.3 Jenis-Jenis Pengelasan
2.3.1 Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
SMAW merupakan proses pengelasan material menggunakan panas dari listrik
melalui ujung elektroda perlindungan fluks atau slag ikut mencair ketika pengelasan
[4].
11
gulungan dalam satu roll dan menggunakan gas pelindung logam las mencair saat
proses pengelasan berlangsung [4].
Kelebihan pengelasan GMAW yakni :
Pengelasan GMAW mempunyai efisiensi yang tinggi, karena tidak perlu sering
mengganti kawat las.
Semua jenis material dan posisi pengelasan dapat digunakan.
Tidak perlu proses pembersihan yang banyak, karena tidak menghasilkan kerak
atau slag.
Sementara kekurangan pengelasan GMAW sebagai berikut :
Busur tidak stabil.
Gas pelindung tidak keluar sempurna dapat terjadi adanya cacat porositas.
Sewaktu-waktu dapat terjadi membakar kembali (burn back).
12
Kelebihan pengelasan FCAW yakni :
Penetrasinya lebih dalam dan laju pengisian lebih tinggi dibanding proses
SMAW.
FCAW merupakan jenis mesin las yang otomatis dan semi otomatis sehingga
lebih mudah digunakan.
Sementara kekurangan pengelasan FCAW sebagai berikut :
Karena menggunakan fluks sebagai pelindung maka perlu proses pembersih.
Terkadang menimbulkan cacat porosity atau lubang-lubang kecil jika terkena
hembusan angin yang mencapai kecepatan 5 Mph.
Membentuk lapisan slug yang harus dikikis diantara lapisan-lapisan las.
13
Gambar 2.16 Cacat las undercut [5]
14
Adanya zat pengotor pada benda kerja seperti berkarat, minyak, air, dan lain -
lain.
Gas hidrogen tercipta karena panas las atau faktor udara.
15
Gambar 2.19 Cacat tungsten inclusion [5]
16
Penyebab cacat las incomplete penetration sebagai berikut :
Kecepatan pengelasan terlalu tinggi.
Jarak gap atau root opening terlalu lebar.
Jarak elektroda atau kawat las terlalu tinggi.
Sudut pengelasan yang salah.
17
Gambar 2.22 Cacat percikan las (over spatter) [5]
18
2.4.9 Retak Dingin (cold cracking)
Retak dingin merupakan retak yang terjadi di daerah hasil pengelasan pada
suhu dibawah transformasi martensit (Ms) yaitu 300 0C. Retak dingin tidak hanya
terjadi pada daerah Heat Affected Zone (HAZ) atau sering disebut daerah pengaruh
panas tetapi biasanya terjadi pada logam las. Retak dingin ini dapat terjadi pada
daerah panas yang sering terjadi dan retakan ini dapat dilihat dibawah manik las,
yaitu retak akar, retak bawah manik, dan retak tumit [5].
Penyebab cacat las retak dingin (cold cracking) sebagai berikut :
Terjadi retak las pada bahan las.
Cooling rate terlalu cepat.
Arus pengelasan terlalu rendah.
Kecepatan pengelasan terlalu tinggi.
Tidak dilakukan pemanasan awal (pre heat).
2.4.10 Distorsi
Perubahan bentuk material diakibatkan panas yang berlebih saat proses
pengelasan berlangsung. Distorsi terjadi saat proses pendinginan, karena adanya
panas yang berlebih maka material mengalami penyusutan atau pengembangan
sehingga tarik menarik dan membaut material tersebut melengkung [6].
19
2.5 Jenis-Jenis Metoda Non Destructive Test (NDT)
2.5.1 Radiography Test
Radiography adalah bagian dari Non Destructive Test (NDT) yang
menggunakan sinar x atau sinar gamma yang dapat menembus hampir semua logam
kecuali timbal dan beberapa material padat sehingga dapat digunakan untuk
mengungkap cacat atau ketidak sesuain dibalik dinding metal atau di dalam bahan
itu sendiri [6].
Kelebihan :
Mampu mendeteksi cacat permukaan logam lasan (weld) atau Raw Material.
Bisa menyajikan data yang terecord.
Cacat yang tampak pada film 1:1.
Dapat dioperasikan pada posisi-posisi yang sulit.
Kekurangan :
Dibutuhkan Personil (orang) yang sudah berkualifikasi (certified personnel as
ASNT requirement).
Biaya pengujian lebih mahal dibandingkan penentran test, ultrasonic test, dan
magnetic particle inspection.
20
Gambar 2.26 Alat uji magnetic particel inspection [6]
Kelebihan :
Mudah untuk dilakukan
Tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengoperasikannya
Kekurangan :
Penggunaan terbatas pada material yang bersifat ferromagnetic.
Adanya kemungkinan cacat yang tidak terdeteksi akibat orientasi cacat searah
dengan garis gaya medan magnet.
21
Kelebihan :
Mudah Diaplikasikan.
Murah dalam pembiayaan.
Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya.
Jangkauan pemeriksaan cukup luas.
Kekurangan :
Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk powder
metallurgy. Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan penetrant secara
berlebihan sehingga dapat mengindikasikan cacat palsu.
Kelebihan :
Tingkat kedalaman perembesan untuk mendeteksi defect sangat akurat
dibandingkan metode NDT yang lainnya.
Hanya membutuhkan 1 sisi benda uji.
22
Menampilkan informasi jarak pada layar CRT.
Preparasi benda uji yang sederhana.
Dapat digunakan selain untuk mendeteksi flaw .
Kekurangan :
Permukaan harus dapat dijangkau oleh probe dan couplant.
Skill dan training yang dibutuhkan lebih tinggi dari metode lain.
Finishing dan kekasaran pada permukaan mempengaruhi hasil inspeksi.
Sulit menginspeksi benda yang tipis.
Membutuhkan standar referensi.
Kelebihan :
Power supply yang mudah didapatkan karena hanya berupa udara yang
dimampatkan pada mesin kompresor.
Kekurangan :
Dimensi dari instrument uji menentukan seberapa lama untuk menguji plat.
Bentuk alat yang akan diuji disesuaikan dengan vacuum yang ada.
23
Untuk pengujian pada tempat-tempat dengan posisi vertikal dan over head
diperlukan sedikit tenaga ekstra untuk menahan berat dari alat vacuum yang
digunakan.
Vacuum test tidak dapat dilakukan pada plat yang melengkung apalagi pipa.
Kelebihan :
Dapat mengetahui letak persis pada material yang terdapat porositas.
Dapat mendeteksi lokasi titik (hole) yang kecil pada material.
Kekurangan :
Proses pengecekan yang menggunakan kuas memakan waktu lumayan lama
pada material yang besar.
24
BAB III
METODOLOGI
Mulai
Mulai
- Identifikasi Masalah
- Pengumpulan Data
- Studi Literatur
Pengolahan Data
Selesai
25
3.2 Langkah Kerja Praktek
1. Identifikasi Masalah
Setalah melakukan pengenalan pada PLTU Teluk Sirih, penulis mencoba
mencari suatu permasalahan yang sering terjadi di tempat kerja praktek. Dari
banyaknya permasalahan yang ada penulis mencoba menganalisa kegagalan
hasil pengelasan tabung HP FAF.
2. Pengumpulan Data
Pada pengumpulan data, data – data yang dikumpulkan yaitu mengenai
prinsip kerja dari HP FAF, faktor-faktor penyebab terjadinya kegagalan
hasil pengelasan pada tabung outlet HP FAF.
3. Studi literatur
Sebelum melakukan analisa, dilakukan pembelajaran terhadap spesifikasi HP
FAF.
4. Pengolahan Data
a) Wawancara dengan staf lapangan
Bila data tidak terdapat pada saat di lapangan, maka dilakukan wawancara
dengan staf lapangan seperti pegawai PLN dan mekanik - mekanik
pemeliharaan HP FAF tersebut.
b) Pengumpulan data
Setelah dilakukannya pengumpulan data, maka langkah selanjutnya
pengolahan data dengan memasukan data yang telah kita dapat.
5. Pengujian Hasil Pengelasan Dengan Metode Non-Destructive Tes (NDT)
Pengujian hasil pengelasan dengan metode NDT, dilakukan untuk
mengetahui cacat-cacat pengelasan yang terdapat pada tabung outlet HP
FAF.
6. Hasil dan pembahasan
Dimana data yang diperoleh, adalah untuk mendapatkan data aktual. Lalu,
dilakukan analisa data tersebut apa penyebab “Kegagalan Hasil Pengelasan
Pada Tabung Outlet HP FAF.
26
7. Kesimpulan dan saran
Dari analisa yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan dan saran bahwa
semakin teliti dan akurat pada saat proses pengelasan maka hasil dari lasan
akan semakin bagus dan dapat mengurangi cacat pada tabung outlet HP FAF
tersebut.
27
3.3.2 Spesifikasi Motor
Spesifikasi motor HP FAF dengan tipe Y2-280M-4
No Item Keterangan Satuan
1 Efisiensi 93,9 %
3 Kecepatan Putaran 1480 Rpm
4 Daya 90 Kw
28
Gambar 3.4 Alat yang digunakan untuk metode NDT
4.5 Pengujian Hasil Pengelasan Pada Tabung Outlet HP FAF Dengan Metode
NDT
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses pengujian hasil lasan
dengan metode NDT yaitu :
1. Semprotkan cairan pembersih (cleaner) pada permukaan lasan tabung
outlet HP FAF setelah cairan tersebut disemprotkan, kemudian bersihkan
permukaan lasan yang disemprot cairan pembersih (cleaner)
menggunakan kain lap.
2. Setelah permukaan lasan bersih, kemudian disemprotkan cairan penembus
(penetrant) pada permukaan lasan tabung outlet HP FAF dan tunggu
selama ±15 menit. Setelah itu, bersihkan permukaan lasan menggunakan
kain lap hingga bersih.
3. Semprotkan cairan pengembang (developer) berwarna putih pada
permukaan lasan tabung outlet HP FAF.
4. Amati hasil yang terjadi.
29
Gambar 3.5 Proses Gambar 3.6 Proses Gambar 3.7 Proses
penyemprotan cairan penyemprotan cairan penyemprotan cairan
cleaner penetrant developer
30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
Setelah proses pengelasan selesai, selanjutnya penulis melakukan pengujian
hasil pengelasan tabung outlet HP FAF dengan metode Non-Destructive Tes (NDT).
Dimana metode NDT ini, digunakan untuk mengetahui diskontinutas pada permukaan
seperti retak, berlubang atau kebocoran pada hasil pengelasan.
Lubang-lubang
kecil
32
2. Adanya zat pengotor pada permukaan tabung outlet HP FAF seperti berkarat,
minyak, air, dan lain - lain.
3. Pengaturan ampere dari mesin las tidak akurat.
4. Elektroda yang digunakan saat proses pengelasan masih lembab.
5. Kurangnya akurasi dan ketelitian saat proses pengelasan.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Cacat pengelasan porositas (porosity) pada tabung outlet HP FAF disebabkan
beberapa faktor yaitu :
1. Posisi saat pengelasan kurang nyaman.
2. Adanya zat pengotor pada permukaan tabung outlet HP FAF seperti berkarat,
minyak, air, dan lain - lain.
3. Pengaturan ampere dari mesin las tidak akurat.
4. Elektroda yang digunakan saat proses pengelasan masih lembab.
5. Kurangnya akurasi dan ketelitian saat proses pengelasan.
5.2 Saran
Untuk menghindari cacat pengelasan pada tabung outlet HP FAF, disarankan
kepada tukang las (welder) agar memastikan kondisi fisik dalam keadaan sehat, dan
memperhatikan lokasi pekerjaan sudah aman untuk dilakukan proses pengelasan.
kemudian tukang las harus membersikan permukaan tabung outlet HP FAF yang akan
dilas terlebih dahulu. Selanjutnya tukang las (welder) mengatur ampere las sesuai
kebutuhan atau sesuai dengan standar elektroda las yang digunakan. Lalu tukang las
(welder) juga harus memperhatikan akurasi dan ketelitian saat proses pengelasan, agar
tidak terjadi cacat pada hasil pengelasannya, supaya nantinya tidak dilakukan lagi
proses pengelasan ulang.
34
DAFTAR PUSTAKA
[1] Karjono SA, MT, Ir, 2002, Boiler Uap dan Sistem Tenaga Uap, Pusdiklat
Migas.
[2] www. Pressure_measurement. com, diakses 12 desember 2019.
[3] www. Flange components.com, diakses 12 desember 2019.
[4] Kenyon W. 1985. Dasar-Dasar Pengelasan. Penerbit Erlangga, Jakarta
[5] Cary, Howard B., Training in Shield Metal Arc Weelding, George M.Hill &
Associates, Inc., Troy Ohio 2011.Cullity, B.D., Element of X-Ray Diffraction,
5th edition, AddisonWessley Publishing Co., Inc., Massachussets 2008.
[6] Cahyandaru, N, (2014). Penerapan Non Destructive Test (NDT) Untuk
Analisis Pelapukan Cagar Budaya Menggunakan Alat XRF; Studi Kasus
Candi Mendut. Jurnal konservasi cagar budaya borobudur, 42-45.