PERANCANGAN
IMPELLER POMPA SENTRIFUGAL
DENGAN FLUIDA KERJA AIR GAMBUT
Diajukan Untuk Memenuhi
Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Riau
Oleh :
SIMON PETRUS F
NIM : 1207113636
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
PERANCANGAN IMPELLER POMPA SENTRIFUGAL DENGAN
FLUIDA KERJA AIR GAMBUT
PERNYATAAN
Karya tulis saya, kertas skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan
untuk mendapatkan gelar akademik Sarjana, baik Universitas Riau
Simon Petrus F
1207113636
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini. Penulisan skripsi
ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin pada Fakultas Teknik Universitas Riau.
Skripsi ini berisi tentang Perancangan Impeler Pompa Sentrifugal dengan
Fluida Kerja Air Gambut. Penelitian ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan studi sarjana oleh penulis.
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Skripsi ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1
2
3
4
Universitas Riau.
Kedua orang tua penulis, Bapak Aiptu O J Sinaga, S.E dan Ibu Dyah
Wangkah.W,S.pd.,M.pd yang telah memberikan baik moril maupun
materil.
Kepada sahabat saya Arie Julianto yang menjadi rekan kerja saya dalam
Simon Petrus F
: Simon Petrus F
NIM
: 1207113636
Program Studi
: Sarjana
Jurusan
: Teknik Mesin
Fakultas
: Teknik
Jenis karya
: Skripsi
: Pekanbaru
Simon Petrus F
PERANCANGAN IMPELLER POMPA SENTRIFUGAL DENGAN FLUIDA
KERJA AIR GAMBUT
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................i
PRAKATA..............................................................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3. Tujuan..........................................................................................................3
1.4. Batasan Masalah..........................................................................................4
1.5. Manfaat........................................................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1. Prinsip Dasar Pompa....................................................................................6
2.2. Cara Kerja Pompa Sentrifugal.....................................................................7
2.3. Bagian Bagian Utama Pompa Sentrifugal................................................7
2.4. Klasifikasi Pompa Sentrifugal.....................................................................9
2.5. Head...........................................................................................................10
2.6. Hukum Dasar Hidrolika.............................................................................14
2.7. Segitiga Kecepatan.....................................................................................17
2.8. Kecepatan Spesifik.....................................................................................23
2.9. Efisiensi Pompa..........................................................................................24
2.10. Daya.........................................................................................................25
DAFTAR GAMBAR
Halama
82
Gambar 4. 1 (a) Segitiga Kecepatan Keluar Air Bersih (b) Segitiga Kecepatan
Keluar Air Gambut.........................................................................89
Gambar 4. 2 Kecepatan vs Jari-Jari Kelengkungan Air Bersih...........................90
Gambar 4. 3 Kecepatan vs Jari-Jari Kelengkungan Air Gambut........................90
Gambar 4. 4 Debit vs Jari-Jari Kelengkungan Air Bersih...................................91
Gambar 4. 5 Debit vs Jari-Jari Kelengkungan Air Gambut................................91
Gambar 4. 6 Kenaikan Tekanan Setiap Jari-Jari Impeller Air Bersih.................92
Gambar 4. 7 Kenaikan Tekanan Setiap Jari-Jari Impeller Air Gambut...............92
DAFTAR TABEL
Halam
Tabel 3. 1 Data Pipa Hisap...................................................................................42
Tabel 3. 2 Data Pipa Keluar.................................................................................45
Tabel 3. 3 Putaran Sinkron Motor Listrik............................................................46
Tabel 3. 5 Data Perhitungan Segitiga Kecepatan Sisi Masuk..............................57
Tabel 3. 6 Iterasi Sisi Keluaran Impeller..............................................................60
Tabel 3. 7 Iterasi Sisi Keluaran Impeller 2...........................................................60
Tabel 3. 8 Data Perhitungan Sisi Keluaran Impeller............................................62
Tabel 3. 9 Perhitungan Kelengkungan Sudu........................................................66
Tabel 3. 10 Perhitungan Rumah Pompa.................................................................68
Tabel 3. 11 Lebar Volute tiap Sudut.......................................................................69
Tabel 3. 12 Data Perhitungan Segitiga Kecepatan Sisi Masuk..............................72
Tabel 3. 13 Iterasi Sisi Keluar Impeller Air Gambut.............................................74
Tabel 3. 14 Iterasi sisi Keluar Impeller air Gambut (2).........................................75
Tabel 3. 15 Data Perhitungan Sisi Keluar Impeller Air Gambut............................77
Tabel 3. 16 Data Perhitungan Kelengkungan Sudu Air Gambut...........................80
Tabel 3. 17 Data Perhitungan Rumah Pompa Sentrifugal air Gambut..................82
Tabel 3. 18 Lebar Volute Tiap Sudut...................................................................83Y
Tabel 4. 1 Spesifikasi Pompa...............................................................................84
Tabel 4. 2 Dimensi Impeller.................................................................................86
Tabel 4. 4 Segitiga Kecepatan Keluar..................................................................88
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pompa adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari suatu
tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada fluida yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara
bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Pompa berfungsi
mengubah energi mekanik dari suatu sumber penggerak menjadi energi kinetik
(kecepatan), dimana tenaga ini berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi
hambatan yang ada disepanjang pengaliran.
Salah satu jenis pompa adalah pompa sentrifugal yang prinsip kerjanya
mengubah energi kinetik (kecepatan) fluida menjadi energi potensial (dinamik)
melalui suatu impeller yang berputar didalam volute. Impeller tersebut merupakan
komponen dari pompa sentrifugal yang berfungsi untuk merubah energi mekanik
dari pompa menjadi energi kinetik pada fluida yang dipompakan secara terus
menerus, sehingga fluida pada sisi isap secara terus menerus akan masuk mengisi
kekosongan akibat perpindahan fluida yang masuk sebelumnya, sehingga impeller
tersebut merupakan komponen yang paling penting pada pompa dalam hal
pemompaan fluida dari bagian isap menuju bagian tekan.
PDAM Tirta Siak dalam pengerjaan pemompaan air, menggunakan pompa
sentrifugal EBARA tipe 100 x 80 FSJA dengan jenis impeller yaitu closed
impeller. Dalam hal ini, akan dilakukan perancangan impeller pompa sentrifugal
tersebut dengan fluida kerja air gambut.
Untuk merancang impeller pompa sentrifugal dengan fluida yang berbeda
telah banyak dilakukan penelitian seperti oli, darah, urin dan fluida-fluida lain,
tetapi yang menarik disini adalah belum ada penelitian tentang perancangan
impeller yang dirancang untuk fluida kerja air gambut, sedangkan untuk daerah di
Indonesia sendiri, Riau merupakan provinsi dengan lahan gambut terluas kedua
setelah Papua dan yang terakhir merupakan Kalimantan berdasarkan BB Litbang
SDLP pada tahun 2008. Parameter yang berpengaruh pada fluida dalam hal
merancang impeller sangat banyak, seperti temperatur, viskositas, kandungan
kimia didalamnya dan lain lain. Dalam hal ini perhatian dititik pusatkan pada
pengaruh viskositas dari fluida kerja pompa tersebut.
Pompa sentrifugal yang dirancang untuk air, jika digunakan untuk fluida
kerja yang berbeda, Head pompa sentrifugal akan mengalami penurunan atau
peningkatan. Karena, viskositas yang lebih tinggi dapat menurunkan head pompa
hal ini dikarenakan semakin besar nilai viskositas suatu fluida maka gaya gesek
yang dibutuhkan oleh fluida tersebut untuk mengalir dalam suatu laluan semakin
besar sehingga menyebabkan kecepatan alirannya menjadi berkurang akibat
hambatan gesekan tersebut dan begitu juga sebaliknya jika viskositas fluida
tersebut lebih rendah.
Vini Citra dan juga Wen Guang Li dalam perancangan impeller pompa
sentrifugal menyebutkan bahwa viskositas mengakibatkan slip factor dimana
menyebabkan turunnya kecepatan absolut dalam komponen tangensial, hal ini
menyebabkan fluida meninggalkan impeller dengan sudut yang lebih kecil
daripada sudut keluaran impeller, jika fluida meninggalkan impeller dengan sudut
yang lebih kecil maka head pompa akan menurun dimana jika head menurun
maka tekanan keluaran pompa tersebut juga akan turun dan ada jika hal tersebut
terjadi ada kemungkinan bahwa prinsip dasar pompa tidak tercapai yaitu dalam
hal menaikkan tekanan. Berdasarkan hal ini, maka dalam perancangan impeller
dimana terdapat pengaruh dari viskositas tersebut, dibutuhkan sudut keluaran
impeller yang lebih besar. Dalam menganalisa dapat menggunakan dua
pendekatan, yang pertama adalah dari segitiga kecepatan pada impeller outlet dan
yang kedua adalah dengan impeller theoretical head of 3D turbulent viscous fluid.
Faktor tersebut secara signifikan juga tergantung pada seberapa besar flow rate
fluida kerjanya. Dalam hal ini akan menggunakan cara dengan menggunakan
segitiga kecepatan.
Berdasarkan tinjauan diatas, maka akan dilakukan perancangan ulang
impeller pompa EBARA tipe 100 x 80 FSJA dengan adanya pengaruh dari
viskositas fluida yang akan dipompakan, dalam hal ini adalah air gambut yang
memiliki viskositas yang berbeda dengan air . Viskositas air gambut itu sendiri
didapatkan melalui proses pengujian di Lab Kimia, hasil pengujian tersebut telah
dilampirkan pada lampiran, Dapat dilihat disitu bahwa viskositas air gambut
2
memiliki nilai yang lebih rendah daripada air bersih. Berdasarkan Rotaridynamic
Pump (Centrifugal and Axial) oleh K.M.Srinivasan impeller merupakan
komponen yang harus dirancang terlebih dahulu untuk merancang volute, karena
volute merupakan fungsi dari impeller tersebut, sehingga dengan kata lain bahwa
setiap bentuk impeller memiliki volute nya masing-masing, dalam perancangan ini
volute atau rumah pompa sentrifugal juga dirancang pada impeller air bersih
maupun air gambut untuk selanjutnya dapat disimulasikan oleh tim perancang
berikutnya untuk dapat melihat karakteristik aliran didalam pompa dalam
pendekatan yang aktual. Setelah merancang impeller pompa sentrifugal tersebut,
hasilnya akan mendapatkan dimensi-dimensi impeller dan menganalisa seberapa
besar head dan tekanan yang dihasilkan akibat perubahan viskositas itu yang
dipengaruhi oleh nilai kecepatan dan nilai flow rate aliran tersebut.
1.2.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai
berikut :
1. Berapa nilai dimensi utama impeller dan volute pompa sentrifugal untuk
memompakan air gambut pada pompa sentrifugal di PT. PDAM Tirta Siak?
2. Berapa head dan tekanan yang dihasilkan setelah dan sebelum perancangan
ulang impeller pada pompa sentrifugal perancangan untuk memompakan air
gambut?
1.3.Tujuan
Adapun tujuan penelitian tugas akhir yang akan dicapai adalah untuk
merancang impeller dan volute pompa sentrifugal untuk mampu bekerja pada air
gambut dengan mempertimbangkan sisi viskositasnya dengan melihat head yang
dihasilkan dan tentunya juga harus memenuhi prinsip kerja pompa dalam hal
menaikkan tekanan.
1.4.Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada penelitian tugas akhir yang ditentukan
adalah sebagai berikut :
1. Impeller dan volute Pompa yang dirancang ulang merupakan impeller dan
volute dengan pompa acuan sebagai pembanding yaitu pompa EBARA 100
x 80 FSJA pada PDAM Tirta Siak.
3
2.
3.
4.
5.
1.5.Manfaat
Adapun manfaat pada penelitian tugas akhir yang ditentukan adalah
mendapatkan dimensi-dimensi utama impeller pompa sentrifugal dan dapat
menganalisa perbedaan head dan kenaikan tekanan yang dihasilkan tersebut
akibat perbedaan nilai viskositas.
1.6.Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab,
yakni :
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan, manfaat dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menjelaskan tentang teori-teori dasar yang mendukung penelitian.Teori
yang dibahas berupa teori-teori dasar pompa dan air gambut.
BAB III METODOLOGI
Menjelaskan tentang perhitungan dan metode penelitian yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan tentang hasil perhitungan dan menganalisa data berdasarkan
hasil perhitungan yang telah diperoleh.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Menjelaskan tentang kesimpulan dari seluruh proses dan hasil perhitungan
yang telah dilakukan yaitu dalam bentuk dimensi-dimensi yang telah didapatkan
dan juga analisa terhadap hasil perhitungan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Prinsip Dasar Pompa
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk
menaikkan fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan kata lain pompa
adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mengalirkan fluida dengan cara
menaikkan tekanan fluidanya. Hal ini dapat dicapai dengan membuat suatu
tekanan rendah pada sisi masuk (suction) dan tkanan tinggi pada sisi keluar
(discharge) pada pompa.
Pompa juga dapat digunakan pada proses proses yang membutuhkan
tekanan hidrolik yang besar. Hal ini biasa dijumpai antara lain pada peralatan
peralatan berat. Dalam operasi, mesin mesin peralatan berat membutuhkan
tekanan discharge yang besar dan tekanan hisap yang rendah. Akibat tekanan
yang rendah pada sisi isap pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu,
sedangkan akibat tekanan yang tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida
untuk naik pada ketinggian yang diinginkan. Hal ini dapat dilihat pada gambar
dibawah.
(Sumber : Google.com)
Gambar 2. 1 Prinsip Dasar Pompa Sentrifugal
Fluida dating pada saluran hisap pompa setelah mengalir melalui pipa
hisap. Fluida yang masuk harus memiliki energi yang cukup sehingga pompa
dapat bekerja dengan energi yang dibawa oleh zat cair tersebut. Pompa tidak
begitu saja dapat menghisap atau menarik fluida masuk kedalamnya (rumah
pompa).
Pompa sentrifugal juga membutuhkan fluida yang tersedia pada saluran
hisapnya dengan kandungan energi yang cukup sehingga fluida dapat masuk pada
rumah pompa. Prinsip dasar pada pompa sentrifugal adalah pada rumah pompa
(volute) dan impeller (Gambar 2. 1).
Impeller tersambung pada poros. Poros berputar karena mendapat daya
oleh suatu penggerak, bias berupa motor ataupun driver yang terambung pada puli
atau sabuk transmisi. Fluida masuk melalui pusat impeller dan kemudian terjebak
diantara sudu impeller. Sudu impeller yang berisi fluida tersebut memberikan
kecepatan pada fluida yang bergerak dari pusat impeller ke diameter luar impeller.
Saat fluida mengalami percepatan, menimbulkan daerah yang bertekanan rendah
disekitaran pusat impeller, sesuai dengan prinsip Bernoulli, saat kecepatan naik,
tekanan menurun. Hal inilah yang menjadi alas an mengapa fluida yang masuk ke
dalam pompa harus memiliki energi yang cukup.
2.3.Bagian Bagian Utama Pompa Sentrifugal
Ada beberapa bagian-bagian utama pompa sentrifugal (Gambar 2. 2 ) dan
penjelasannya adalah sebagai berikut :
(Sumber: Google.com)
Gambar 2. 2 Komponen-komponen Pompa Sentrifugal
1. Stuffing Box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
2. Packing
multitahap memiliki tiga impeller atau lebih terpasang seri untuk layanan
head yang tinggi.
2.4.Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara
lain :
1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller
Aliran fluida dalam impeller dapat beupa aliran aksial, aliran campuran,
dan aliran radial
2. Berdasarkan kapasitasnya
Kapasitas rendah
Kapasitas menengah
Kapasitas tinggi
3. Bentuk konstruksi impeller
Impeller yang digunakan dalam pompa
: <20 m3/jam
: 20 60 m3/jam
: >60 m3/jam
sentrifugal dapat berupa open
(Sumber : Google.com)
Gambar 2. 3 Bentuk Kontstruksi Impeller
4. Banyaknya jumlah suction inlet
Beberapa pompa sentrifugal memiliki suction inlet lebih dari dua buah.
Pompa yang memiliki satu suction inlet disebut single-suction pump
sedangkan pompa yang memiliki dua suction inlet disebut double suction
pump.
5. Banyaknya impeller
(m)
(m)
(m)
(m/s)
(2.4)
10
Keterangan :
Re : Bilangan Reynold
Re
.V . D
(2.5)
Keterangan :
: Viskositas kinematik fluida (m2/s)
(m)
11
= 1 . A1 . C1 = 2 . A2 . C2
(2.7)
Keterangan :
(2.8)
energi poros.
Fluida adalah ideal dan non viscous, sehingga tidak ada gesekan antara
fluida dengan impeller, maupun antara fluida dengan fluida.
13
3.
Jumlah sudu adalah tak berhingga, sehingga fluida dianggap tetap dan
dapat mengalir diantaranya, aliran fluida dapat tepat mengikuti bentuk
4.
jumlah sudu tak berhingga seperti pada Gambar 2.7, maka dapat diturunkan
persamaan euler sebagai berikut :
H
(U 2 . Cu 2 ) (U1 . Cu1 )
g
(2.10)
Keterangan :
U2
(m/s)
U1
(m/s)
Cu2
Cu1
14
terhadap impeller, c adalah kecepatan absolut partikel fluida yang mengalir relatif
terhadap tanah. C merupakan penjumlahan secara vector antara u dan w.
15
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 9 Beberapa Jenis Impeller
Untuk
dapat
memahami
ataupun
mengembangkan
dasar-dasar
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 10 Aliran Dalam Impeller
16
mana adalah persamaan dasar dari turbomachinary atau yang disebut juga sebagai
persamaan euler (Euler Turbomachinary Equation).
T = (R2 . V2 R1 . V1)
Keterangan :
T
: Torsi
R1 : Jari-Jari dalam Impeller
R2 : Jari-jari luar Impeller
V1 : Cu1 = Kecepatan tangensial sisi masuk Impeller
V2 : Cu2 = Kecepatan tangensial sisi keluaran Impeller
(2.11)
(kg m2/s2)
(m)
(m)
(m/s)
(m/s)
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 11 Komponen Kecepatan Fluida
(2.12)
Keterangan :
Preq : Daya yang dibutuhkan
(kW)
(rad/s)
: Kecepatan angular
17
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 12 Komponen Kecepatan Fluida
Jika kita mengalikan kecepatan angular kepada radius maka kita akan
mendapatkan kecepatan sudu U. Maka dengan kata lain daya yang dibutuhkan
untuk mengalirkan fluida tersebut adalah dengan persamaan 2.13 berikut.
Preq = (U2 . V2 U1 . V1)
(2.13)
Keterangan :
U1 : Kecepatan sudu dalam impeller (m/s)
U2 : Kecepatan sudu luar impeller (m/s)
V memiliki nilai yang positif jika mempunyai arah yang sama dengan
kecepatan sudu U dan sebaliknya. Jika kita membagi daya dengan berat jenis dari
fluida yang mengalir maka kita akan dapat menghitung head pompa tersebut.
Persamaannya adalah sebagai berikut.
1
H = g (U2 . V2 U1 . V1)
(2.14)
Jika daya yang dihasilkan besar daripada nol (P req > 0), berarti fluida yang
mengalir menyerap energi dan bekerja sebagai kompresor. Sebaliknya jika daya
yang dihasilkan lebih kecil daripada nol (Preq > 0), berarti fluida yang mengalir
melepaskan energi dan bekerja sebagai turbin. Kecepatan tangensial V
merupakan komponen dari kecepatan fluida V dimana V parallel terhadap
kecepatan fluida U seperti diperlihatkan pada Gambar 2.13.
18
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 13 Komponen Kecepatan Fluida
Untuk memahami kecepatan relatif dianalogikan seperti ini, Bayangkan
anda berdiri pada impeller yang berputar seperti diperlihatkan pada gambar
berikut, anda merupakan fluida yang digerakkan oleh impeller. Kecepatan fluida
yang dialami oleh impeller yang berputar disebut kecepatan relatif, kecepatan
relatif memiliki arah yang parallel terhadap sudut keluaran impeller seperti
diperlihatkan pada Gambar 2.14.
(Sumber : LearnEngineering.com)
Gambar 2. 14 Analogi Kecepatan Relatif
Kita dapat memprediksi peforma pompa sentrifugal melalui segitiga
kecepatan yang diperlihatkan pada Gambar 2.7. Komponen radial dari kecepatan
aliran menentukan seberapa banyak debit yang meninggalkan impeller, sehingga
kita dapat menentukan kecepatan radial bagian keluaran dari persamaan 2.15
berikut.
Q = 2..R2.b2.Vr2
Keterangan :
b2 : Lebar laluan sudu keluaran Impeller (m)
(2.15)
19
20
n Q
H 3/4
n
Kecepatan spesifik dinamik (Nsp)
Keterangan :
n : Kecepatan putaran (rpm)
Q : Laju aliran volume (m3/s)
(2.16)
.Q
75 . H 3/2
(2.17)
2.9.Efisiensi Pompa
Efisiensi pompa dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Efisiensi hidrolik
Efisiensi hidrolik merupakan perbandingan antara head aktual dan head
teoritis, dapat ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini :
H th H a
H =
H a H th H
Ha
H
1
H th
H th
H a H th
H th
h=
(2.18)
(2.19)
Keterangan :
H
: Selisih head aktual dan head teoritis pompa sentrifugal (m)
Hth
: Head teoritis
(m)
Ha
: Head aktual
(m)
h
: Efisiensi hidrolik
2. Efisiensi Volumetrik
Efisiensi volumetrik merupakan perbandingan antara Q aktual dan Q
teoritis pompa
Q = Qth - Qa
Qa Qth Q
Qa
Q
1
Qth
Qth
Qa Qth
Qth
v =
(2.20)
(2.21)
Keterangan :
Q
: Selisih Qa aktual dan Qth pompa sentrifugal (m3/s)
Qth
: Laju aliran volume teoritis
(m3/s)
Qa
: Laju aliran volume aktual
(m3/s)
v
: Efisiensi volumetrik
3. Efisiensi Mekanik
21
1
Nth
N th
N a N th
N th
m=
(2.22)
(2.23)
Keterangan :
N
: Selisih daya aktual dan daya teoritis pompa sentrifugal (kW)
Nth
: Daya teoritis
(kW)
Na
: Daya aktual
(kW)
m
: Efisiensi mekanik
Adapun total dari efisiensi pompa ditunjukkan dalam persamaan 2.19
= th . v . m
(2.24)
Keterangan :
N=
W . H .Q . H
C
C
Dimana W =
xQ
(2.25)
dalam bentuk satuan kgf, konstan bernilai 102, dan
jika digunakan dalam bentuk Newton konstan bernilai 1.000 untuk mendapatkan
daya dalam satuan kW.
2.11.
22
Cm1
u1
tan 1 =
Keterangan :
1 : Sudut sisi masuk sudu (o)
(2.27)
(2.28)
Keterangan :
1
: Sudut serang fluida pada sudu (o)
1 .
Q
Cm1
A1 =
Keterangan :
1 : koefisien penyempitan sudu
(2.29)
24
A1
. d1
b1 =
(2.30)
Keterangan :
A1 : Luas sisi masuk impeller (m)
d1 : Diameter sisi masuk impeller (m)
Lebar d1 adalah diemeter lingkaran yang berada pada pusat tepi masuk sudu dan
berjarak d1 dari sumbu poros.
2.12.
(2.31)
Keterangan :
Cm1 : Kecepatan meridional sisi masuk impeller (m/s)
Cm2 : Kecepatan meridional sisi keluar impeller (m/s)
Besar-besar sudut keluar 2 diasumsikan diantara harga batas 15o ~ 35o dan
biasanya dipilih 25o. Harga 2 semakin kecil digunakan didalam pompa maka akan
menghasilkan nilai kecepatan spesifik yang semakin tinggi.
2.12.2. Kecepatan Tangensial (U2) dan Diameter Luar Impeller (d2)
Kecepatan tangensial U2 dihitung dengan persamaan dasar (dari persamaan
Euler) pada pompa impeller dalam bentuk umum yang ditunjukkan dalam
persamaan 2.32.
1
Hth = g (U2 . Cu2 U1 . Cu1)
(2.32)
25
Cu 2 U 2
Cm 2
tan 2
(2.33)
Jika persamaan 2.32 dimasukkan kedalam persamaan 2.33 maka diperoleh
persamaan 2.34.
C
H th U 2 . U 2 m 2 .U1 . Cu1
tan 2
(2.34)
Cm 2
g . H th U1 . Cu1
tan 2
(2.35)
Sehingga didapatkan persamaan 2.36.
U2 =
Cm 2
2 . tan 2
g . H th +U 1 C u 1 +
(2.36)
Hanya harga positif yang diambil dari kedua hasil tersebut. Jika dianggap
o = 90o maka U1.Cu1 = 0 dan besar U2 dapat ditentukan dalam persamaan 2.37.
Cm 2
g . H th +
2.tan 2
U2 =
(2.37)
Masukkan pada persamaan 2.32 kedalam persamaan Hth = Hth (1 + Cp), kita
dapatkan persamaan 2.38.
Cm 2
2.tan 2
U2 =
g x H th .(1+C p)+
(2.38)
26
d2
60.U 2
.n
(2.39)
2.12.3. Lebar Impeller (b2)
Untuk menghitung lebar impeller pada sisi keluar b2 maka terlebih dahulu
dihitung luas selimut sisi keluar impeller dengan cara yang sama seperti sisi
masuk impeller (b1).
Q
A2 2
Cm 2
(2.40)
Dimana 2 merupakan koefisien konstriksi (penyempitan) pada sisi keluar.
Lebar sisi keluar impeller diperoleh dengan persamaan berikut :
b2
A2
. d2
(2.41)
Transmisi dari b1 ke b2 haruslah diusahakan bertahap sehingga Cm1 berubah
dengan halus tanpa terjadi lompatan-lompatan.
2.13.
Untuk melukis kelengkungan dan bentuk sudu terdapat dua cara yang
umum digunakan yaitu :
1. Metode circular arc / arcus tangent
2. Metode point by point / koordinat polar
Dari kedua metode diatas, maka untuk perencanaan ini dipilih metode
circular arc / arcus tangent, dengan pertimbangan bahwa cara tersebut lebih
akurat dan lebih efisien. Dimana dengan metode ini impeller dibagi menjadi
beberapa lingkaran yang konsentris diantara jari-jari r 1 dan r2 dengan ra, rb, rc, rd,
re, rf, rg, rh, ri, rj, dan rk, dapat diperoleh dengan persamaan 2.42 berikut :
r =
(2.42)
Keterangan :
i
27
2 1
i
(2.43)
Keterangan :
1
rb 2 ra 2
2 (rb .cosb ra .cos a )
=
(2.44)
Keterangan :
ra
rb
2.14.
Volute Casing
(Sumber
:
Rotodynamic
pump
(Centrifugal Pump). K.M. Srinivasan.
2008.
Coimbatore. New Age
International Publisher.)
Gambar 2. 18 Diffuser Pump
2.14.2. Volute Casing Pada Outlet Impeller
Persamaan head dinamik yang tersedia ditunjukkan pada persamaan 2.45
berikut.
H dy (1 ).H
(2.45)
29
H dy
g .H
2.U 2 2
(2.46)
Keterangan :
: koefisien reaksi
Jika koefisien reaksi tinggi, energy kinetik akan makin tinggi pada outlet
impeller. Casing harus dirancang secara tepat untuk energi kinetik yang tinggi ini
menjadi energi tekanan yang berguna.
Ada dua jenis volute casing pada outlet impeller.
a. Bentuk spiral, vaneless.
b. Diffuser, vaned.
30
Spiral casing pada outlet berbentuk spiral pada saluran 2468 pada
gambar 2.20. Casing volute tidak hanya mengumpulkan fluida dari sekeliling
impeller, tetapi juga mengkonversikan 75% energi kinetik menjadi energi tekanan.
Casing juga berperan penting dalam meningkatkan efisiensi hidrolik pompa
sentrifugal tersebut. Luas penampang volute casing naik secara bertahap
disepanjang arah aliran untuk menaikkan tekanan secara bertahap juga menuju
keluaran. Penelitian secara eksperimental, penampang yang memiliki bentuk
trapezoidal seperti dapat dilihat pada gambar 2.19 memberikan efisiensi hidrolik
yang lebih tinggi pada kecepatan spesifik tinggi dan sebaliknya pada kecepatan
spesifik rendah.
Percobaan-percobaan juga menunjukkan bahwa spiral casing memberikan
efisiensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang memiliki diffuser pada
sebagian kondisi kecepatan aliran tinggi dan rendah daripada kondisi operasi
optimum. Jika pompa bekerja selalu pada kondisi operasi optimum, efisiensi
tinggi akan dihasilkan jika menggunakan diffuser. Spiral casing digunakan untuk
31
x 2. . R3
pv
=
(2.47)
(2.48)
(2.49)
Keterangan :
: interval sudut perancangan spiral casing (45o)
Pada perancangan ini diambil sudut interval sekeliling spiral casing adalah
45o sehingga untuk merancang diameternya terdapat 11 titik perhitungan yang
nantinya akan dihubungkan menjadi satu kesatuan spiral casing yang utuh.
d. Jari-jari volute bagian luar
ra = r3 + pv
(2.50)
Keterangan :
32
tan 2
l =
(2.51)
33
34
pecah kembali karena tekanan pada daerah tersebut akan lebih tinggi daripada
nilai tekanan saturasinya. Pecahnya gelembung uap ini akan mengakibatkan
ketidak beraturan pada pergerakan fluida cair sehingga menghasilkan gaya yang
mampu melepaskan partikel-partikel metal pada permukaan yang dilalui oleh
fluida tersebut. Pecahnya gelembung uap dengan gaya yang begitu besar ini
menyebabkan suara keras didalam pompa, yang dapat menjadi indikator
terjadinya kavitasi didalam pompa. Untuk menghindari kavitasi NPSH pompa
harus ditingkatkan.
35
BAB III
METODOLOGI
3.1. Penetapan Spesifikasi Pompa Dengan Fluida Kerja Air Bersih (Clean
Water)
3.1.1. Penentuan Diameter Pipa Hisap dan Pipa Tekan
Dalam penentuan spesifikasi pompa, pertama menentukan nilai dari
diameter pipa tekan dan pipa hisap. Penentuan nilai diameter pipa ini berdasarkan
jenis fluida yang dialirkan, yaitu air. Diameter pipa ini akan berpengaruh kepada
kecepatan aliran fluida, jika semakin kecil diameter pipa maka kecepatan aliran
fluida akan semakin tinggi dan sebaliknya jika diameter pipa semakin besar maka
kecepatan fluida yang mengalir didalamnya akan semakin rendah. Laju aliran
tersebut juga akan berpengaruh kepada factor gesekan pada permukaan dalam
pipa dimana factor gesekan ini akan mengurangi kecepatan aliran fluida.
Pertama-tama yang harus dilakukan ialah menghitung parameter awal
untuk menentukan luas penampang pipa hisap, yaitu debit (Q) yaitu direncanakan
0,04 m3/s dan kecepatan aliran dalam pipa (Vs) ( kecepatan yang diizinkan dalam
pipa hisap adalah 1,2 5,4 m/s). Dalam perancangan ini kecepatan aliran dalam
pipa hisap direncanakan 5,4 m/s.
0,04 m3 / s
Q
5, 4 m / s
Vs
As
=
=
= 0,0074 m2
4. As
4.0, 0074
Ds
=
=
= 0,09714 m
= 97,14 mm
Berdasarkan standar pipa pada tabel system pemipaan (data lampiran),
maka dalam perencangan ini diameter pipa yang dipilih adalah :
Diameter nominal
= 97,14 mm
= 3,82 inch
Diameter dalam (Dd) = 102,26 mm = 4,026 inch
Diameter luar (Dl)
= 114,3 mm
= 4,5 inch
Diameter pipa hisap dan pipa tekan direncanakan sama. Maka laju aliran
fluida sebenarnya adalah :
36
4.0, 04 m3 / s
.(0,10226 m) 2
4. Q
.d 2
= 4,8728 m/s
3.1.2. Head
Head adalah suatu kerugian-kerugian yang terjadi pada bagian-bagian
pompa karena adanya fluida yang mengalir. Untuk perencanaan suatu pompa
maka perlu diperhitungkan kerugian-kerugian (head) pada setiap bagian-bagian
pompa.
3.1.2.1.
Head Statis (Hs)
Direncanakan head statis pada system pompa sentrifugal tersebut
merupakan 40 m
3.1.2.2.
Hp
37
1, 029.104 8,9271.104
996, 6 . 9,81
NPSHa
3.1.2.3.
=
= -8 m
Perhitungan Head Losses (hl) Pada Pipa Hisap dan Pipa Tekan
a. Head kerugian pada pipa hisap (hi)
1. Head kerugian gesek dalam pipa
Tabel 3. 1 Data Pipa Hisap
NO
ITEM
Jumlah
Satuan
1.
Pipa
40
Meter
2.
Gate valve
Buah
3.
Elbow
Buah
Dari data pipa hisap yang ditunjukkan pada tabel 3.1 maka dapat
ditentukan head loses yang terjadi di sepanjang pipa hisap dengan menggunakan
persamaan 2.3.
Untuk mendapatkan harga f didapat dari diagram Moody yang ditunjukkan
pada gambar 3.1. Maka data yang diperlukan sebelumnya adalah bilangan
Reynolds dengan persamaan 2.5.
Viskositas dinamik untuk fluida air pada temperatur 27 oC ialah 0,000074
kg/m.s dengan densitas 996,6 kg/m3 (lampiran). Maka selanjutnya menentukan
nilai dari viskositas kinematik.
0, 000074 kg / m.s
v
996, 6 kg / m3
= 7,227 . 10-7 m2/s
4,8728 m / s .0,10226 m
Re
7, 227.107 m 2 / s
= 669.087 (aliran Turbulen)
38
Dari diagram Moody diatas didapat nilai faktor gesekan (f) sebesar 0,017.
Maka head losses akibat gesekan adalah :
40 m
(4,8728 m / s) 2
0, 017.
.
0,10226 m 2.9,81 m / s 2
Hf
=
= 8,0474 m
2.
Hm
=
= 0,6051 m
3.
39
g.
Hg
Hg
V2
. ng
2. g
=
g = koefisien kerugian adanya gate valve
= 0,16 (terbuka penuh) (Uji Winarmo, 2007, Perancangan
Impeller Pompa Sentrifugal Untuk Kapasitas Rumah Tangga)
ng = jumlah katup
= 1 buah (tabel 3.1)
(4,8728 m / s) 2
0,16.
.1
2.9,81 m / s 2
=
= 0,1936
ITEM
Jumlah
Satuan
1.
Pipa
60
Meter
2.
Check valve
Buah
3.
Elbow
Buah
40
c.
He
c
Ne
He
V2
. ne
2. g
=
= koefisien kerugian adanya check valve
= 0,55 (terbuka penuh)
= jumlah check valve
= 3 buah (tabel 3.1)
(4,8728 m / s) 2
0,55.
.3
2.9,81 m / s 2
=
= 0,6656 m
= Hs + Hl + Hp
= Hs + Hi +Ho +Hp
= 40 m + 8,8461 m + 13,947 m + (-8 m)
= 54 m
41
120. f
p
n=
(rpm)
Putaran Sinkron
3000
1500
1000
750
10
600
12
500
120.50 Hz
2
=
= 3000 rpm
Faktor slip direncanakan 2% (Dedi Febrianto, 2009, Perencanaan Pompa
Sentrifugal Pengisian Air Ketel Pada Pabrik Industri Pengolahan Kertas
42
= 99,9
= 46,4
Berdasarkan hasil perhitungan di atas makan tipe impeller yang
direncanakan adalah tipe aliran radial (nsf = 30~90), sesuai dengan klasifikasi tipe
impeller yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab perancangan. Dari angka
tersebut maka metode perhitungan rancangan menggunakan metode sudu kurva
tunggal (single curvature). Selanjutnya dilakukan pengecekan terhadap head.
Adapun syarat kondisi operasi pompa dalam batas yang diijinkan adalah sebagai
berikut
3.1.5. Efisiensi Operasional Pompa
Direncanakan efisiensi operasional pompa adalah sebagai berikut :
a. Efisiensi hidrolik h
Efisiensi hidrolik h = 0,75-0,85
Direncanakan dengan nilai 0,85
b. Efisiensi mekanik m
Efisiensi mekanik m = 0,9 0,95
Direncanakan dengan nilai 0,95
c. Efisiensi Volumetris v
Efisiensi volumetris h = 0,94 0,995
Direncanakan dengan nilai 0,94
43
Maka efisiensi operasional pompa dapat dicari dengan pesamaan 2.24. Maka
efisiensi operasional pompa adalah.
t
= h x m x v
= 0,85 x 0,95 x 0,94
= 0,75905 ~ 76 %
3.1.6. Pemilihan Daya Motor Penggerak
3.1.6.1.Daya Pompa
Besarnya daya yang dibutuhkan pompa untuk menghasilkan head dan
kapasitas yang telah ditentukan menggunakan persamaan 2.25.
air . Q . H
75. n
psh
= 37,775 Hp = 28,1802 kW
3.1.6.2.Daya Motor Penggerak
Daya motor penggerak adalah sebagai berikut :
P (1 )
b
Pm =
= Faktor cadangan untuk motor induksi (0,1 0,2)
b = Efisiensi transmisi = 1 (dikopel langsung)
P (1 0, 2)
1
Pm =
= 52,7644 Hp
= 39,3622 kW
3.2. Penetapan Spesifikasi Pompa Dengan Fluida Kerja Air Gambut (Peat
Water)
Pada penetapan spesifikasi untuk air gambut tidak dilakukan perhitungan
untuk menghitung besarnya diameter pipa masuk dan keluar, efisiensi pompa dan
putaran motor, karena nilai parameter-parameter tersebut memiliki nilai yang
sama.
44
3.2.1. Head
3.2.1.1.Head Statis
Head statis ditrencanakan yaitu 40 m
3.2.1.2. Head Perbedaan Tekanan (Hp)
Head perbedaan tekanan adalah -8,847 m
3.2.1.3.Perhitungan Head Losses (Hl) Pada Pipa Hisap dan Pipa Tekan
a. Head Kerugian Pada Pipa Hisap (Hi)
1. Head Kerugaian gesek dalam pipa
Data pada pipa hisap dan pipa tekan untuk fluida kerja air gambut
sama dengan data pada pipa hisap dan pipa tekan untuk fluida kerja air bersih
sehingga langsung dapat menghitung bilangan Reynold nya. Data viskositas
kinematik dari air gambut didapat dari pengujian yang dilakukan oleh
laboratorium teknik kimia Universitas Riau (data dilampiran)
4,8728 m / s .0,10226 m
1, 039.10 9 m 2 / s
Re
=
= 5 . 108
Dari diagram Moody yang telah ditunjukkan diatas maka factor
40 m
(4,8728 m / s) 2
0, 016.
.
0,10226 m 2.9,81 m / s 2
Hf
=
= 7,6 m
(4,8728 m / s )2
2.9,81 m / s 2
He
=
= 1,2102 m
46
910.0,04
75.(52, 763/ 2 )
nsp = 2940 .
= 92,3298
1000. N Q
60.( g .( H 3/4 ))
nsf =
1000.2940 0, 04
60.(9,81.(52, 76253/4 ))
= 44
3.2.3. Pemilihan Daya Motor Penggerak
3.2.3.1.Daya Pompa
psh
air Q H
75 n
910.0, 04.52, 76
75.0, 76
= 33,73 Hp
= 25,16 kW
3.2.3.2.Daya Motor Penggerak
39, 4.(1 0, 2)
1
Pm =
= 47,2714 Hp
= 35,2645 kW
3.3. Perhitungan Dimensi-Dimensi Utama Impeller Pompa Sentrifugal
dengan Fluida Kerja Air Bersih (Clean Water)
47
: 0,04 m3/s
: 54 m
: 2940 rpm
: single curvature
: 28,1802 kW
: 33,1862 kW
3.3.2.3.Panjang Hub
Lh
= 2 . ds
= 2 . (32 mm)
= 64 mm
3.3.3. Diameter Sisi Masuk Impeller (Eye Impeller)
Fluida yang telah keluar impeller, mempunyai tekanan yang lebih tinggi
daripada fluida yang masih ada di sisi masuk impeller, karena harus ada celah
antara impeller yang sedang berputar dengan casing yang diam, sebagian air yang
telah dikeluarkan dari impeller akan kembali (bocor) kea rah sisi masuk. Oleh
karena itu untuk memperoleh kapasitas air yang dikeluarkan impeller seharusnya
lebih besar dari kapasitas pompa. Jumlah aliran total melalui impeller adalah
jumlah kebocoran ditambah jumlah aliran yang direncanakan dikeluarkan pompa.
Direncanakan dari awal bahwa efisiensi volumetriknya sebesar 94%. Maka
laju aliran volumenya adalah:
Q
nv
Q =
0, 04
0,94
=
= 0,0426 m3/s
49
= 0,1563
kCm2
= 0,1175
Sehingga kecepatan meridional fluida masuk sudu (Cm1) adalah sebagai brikut :
2. g . H
Cm1
= Kcm1
= 0,1563
= 5,085 m/s
Kemudian, menghitung kecepatan aksial masuk (Co) untuk pompa dengan
single curvature sebagai berikut :
Co
0, 0426 m3 / s
4,8 m / s
Q'
Co
Ao
50
Ah
. dh 2
4
2
. 0, 0416
4
= Ao + Ah
= 97 cm2
= 0,0097 m2
do
4. Ao '
= 0,1113 m
4.0, 0097 m 2
= 111,3 mm
= 15,386 m/s
Cm1
U1
tan 1
=
5, 085 m / s
15, 386 m / s
=
= 0,3305
= 18,28o
Nilai
18,28
5,085
15,386
90
16,2045
Satuan
o
m/s
m/s
o
m/s
52
Hth
53,946 m
0,85
=
= 63,465 m
Asumsi r1/r2 adalah 0,5. Koreksi pfleiderer untuk jumlah sudu terbatas dihitung
dengan persamaan berikut.
2
1
.
z 1 r1 / r2 2
Cp
= 2.
Dimana
2
= (1 ~ 1,2) . (1 + sin
= 0,944
2
1
.
z 1 r1 / r2 2
Cp
= 2.
0, 944
1
.
7 1 0,5 2
=2.
53
= 0,359
Kecepatan keliling u2 dapat dihitung dengan persamaan 2.38 berikut.
U2
= 30,3 m/s
Diameter keluar impeller (d2) dihitung menggunakan persamaan 2.40.
60.30,3 m / s
.2940
d2
=
= 0,197 m
r1
r2
= 197 mm
100 / 2
212,5 / 2
=
Cp
0.9441
46
0.9649
17
0.9856
88
1.0064
59
1.0272
31
0.3596
75
0.3731
2
0.3871
05
0.4016
7
0.4168
58
U2
30.3032
7
30.4466
5
30.5950
5
30.7488
1
30.9082
9
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
d2
d
1
0.1969
54
0.1978
85
0.1988
5
0.1998
49
0.2008
86
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
r1/r2
0.50773
405
0.50534
293
0.50289
181
0.50037
716
0.49779
519
error
0.0154
7
0.0110
71
0.0366
06
0.0612
06
0.0849
35
54
= 6,5
d
d
2
2
d1
d1
0,197 0,1
0,197 0,1
1 2
Sin
= 6,5
18, 28 35
Sin
= 8,9
Kemudian didapatkan hasil pengecekan jumlah sudu yang berbeda dengan
yang diasumsikan, maka dlakukan iterasi lagi dengan menggunakan jumlah sudu
9 buah.
Tabel 3. 6 Iterasi Sisi Keluaran Impeller 2
r1/r2 Q
Cp
U2
d2
d1
r1/r2
0.5
0.9441
46
0.2797
47
29.435 m/
88 s
0.1913
16
0.
1
0.5226
95
0.51
1
0.52
2
0.53
3
0.54
4
0.9649
17
0.9856
88
1.0064
59
1.0272
31
0.2902
05
0.3010
82
0.3124
1
0.3242
23
29.550 m/
88 s
m/
29.67 s
29.793 m/
52 s
29.921 m/
77 s
0.1920
63
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.5206
61
0.5185
71
0.5164
21
0.5142
08
0.193
0.1936
4
0.1944
74
error
0.0453
9
0.0189
1
0.0065
69
0.0311
05
0.0547
66
Setelah melakukan iterasi maka dilakukan lagi pengecekan terhadap jumlah sudu.
= 6,5
d
d
2
2
d1
d1
0,193 0,1
0,193 0,1
1 2
Sin
= 6,5
18, 28 35
Sin
= 9,3 = 9
3.3.5.1. Lebar laluan sisi keluar Impeller
Setelah dilakukan pengecekan jumlah impeller hasil iterasi mempunyai
nilai yang dapat diasumsikan sama jika dibulatkan. Kemudian dilanjutkan
perhitungan lebar laluan sisi keluaran perhitungan 2.41.
55
Q'
. d 2 . Cm 2 .
b2
0, 0426 m3 / s
.0,193 m .3,8 m / s . 0,9
=
= 0,0204 m
= 20,4 mm
3.3.5.2.Komponen Kecepatan Sisi Keluar Impeller (Cu2)
Komponen kecepatan sisi keluaran impeller dapat dicari dengan
persamaan 2.33 berikut :
3,8 m / s
tan 35o
Cu2
= 1= 1= 0,79
Cu2 = . Cu2
= 0,79 . 24,211
= 19,366 m/s
Maka head ideal akibat slip factor adalah :
(29, 67.19,366)
9,81
Hth =
= 58,109 m
3.3.5.4.Sudut Keluar Absolut
Sudut sisi keluar absolut dapat dicari menggunakan persamaan :
Cm 2
Cu 2 '
tan 2=
56
3,8
19,36
=
= 11,16o
3.3.5.5.Kecepatan Sisi Keluar Absolut
Cm 2 2 Cu 2
C2
=
3,82 19, 36 2
=
= 19,74 m/s
3.3.5.6.Kecepatan Relatif Pada Sisi Masuk
Cm 2
sin 2
W2 =
3,8 m / s
sin 35o
=
= 6,66 m/s
3.3.5.7.Segitiga Kecepatan Sisi Keluar Impeller
Tabel 3. 7 Data Perhitungan Sisi Keluaran Impeller
Notasi
U2
2
Cu2
Cu2
C2
Cm2
W2
Nilai
29,67
35
24,211
19,366
11,54
19,74
3,8
7,2
Satuan
m/s
o
m/s
m/s
o
m/s
m/s
m/s
57
S2
d2
.
z
0,193
.
9
= 0,0673 m
= 67,3 mm
3.3.6.3.Tebal Sudu Sisi Masuk
58
S1
S1
S1
1
1
t1
1
=
= factor penyempitan (1,1 1,2)
= direncanakan 1,2
35 mm
35
35 mm 1, 2 1, 2
=
= 1,8 mm
S2
S2
S2
2 2
t2
=
2 = faktor penyempitan (1,03 1,08)
= direncanakan 1,08
67,3 mm
67,3
67,3 mm 1,08 1, 08
=
= 6,4 mm
3.3.6.5.Tebal sudu Rata-rata
t2 t1
2
t
=
6, 4 1,8
2
=
= 4,13 mm
3.3.7. Melukis Kelengkungan Sudu
Jari-jari r1 dan r2 dengan ra, rb, rc, rd, re, rf, rg, rh, ri, rj, dan rk, dapat
diperoleh dengan persamaan 2.42 berikut :
d1
= 100 mm
r1
= d1/2 = (100)/2
= 50 mm
d2
= 193 mm
r2
= d2/2 = (193)/2
59
= 96,5 mm
i
Maka :
96,5 50
12
= 3,86 mm
= 18,28o
= 35o
Maka :
35 18, 28
12
= 1,4o
R
50
53.868
23
57.736
47
61.604
R^2
2500
2901.7
87
3333.5
3795.1
B
cosb
rcosb
18.288 0.9494 47.474
29
9
48
19.680 0.9415 50.721
94
83
39
21.073 0.9331 53.875
58
19
02
22.466 0.9241 56.929
rbcosbbracosba
Rb^2Ra^2
3.246914
532
3.153626
645
3.054191
401.7866
684
431.7131
418
461.6396
60
d
e
f
g
h
i
j
k
2
7
65.472
94
69.341
17
73.209
41
77.077
64
80.945
87
84.814
11
88.682
34
92.550
58
96.418
81
39
4286.7
06
4808.1
98
5359.6
17
5940.9
63
6552.2
35
7193.4
33
7864.5
58
8565.6
09
9296.5
87
22
23.858
86
25.251
51
26.644
15
28.036
79
29.429
43
30.822
07
32.214
72
33.607
36
35
05
0.9145
45
0.9044
44
0.8938
09
0.8826
46
0.8709
62
0.8587
63
0.8460
56
0.8328
5
0.8191
52
21
59.877
92
62.715
2
65.435
22
68.032
27
70.500
74
72.835
18
75.030
25
77.080
76
78.981
67
637
2.948708
191
2.837281
069
2.720021
028
2.597044
725
2.468474
625
2.334438
89
2.195071
285
2.050511
054
1.900902
814
153
491.5660
888
521.4925
622
551.4190
357
581.3455
091
611.2719
826
641.1984
56
671.1249
295
701.0514
03
730.9778
764
Gambar kelengkungan sudu impeller yang telah dibuat adalah sebagai berikut :
2. .r 3
v = x
= Sudut interval penggambaran rumah pompa, dipilih 45o
X = (0,72/Q) . ku .
ku = Cu2 . r2
= 19,366 m/s . 96,5 m
= 1,86
45
. 2.45.101, 24 mm
x
v =
= 4,3 mm
3.3.8.4.Jari-jari Volute Bagian Luar
ra = r3 + v
= 101,24 mm + 4,3 mm
= 105,6 mm
pv
0
45
4.347298
90
12.55724
135
23.94921
180
38.6738
225
57.13849
Ra
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
101.2398
105.5871
113.797
125.189
139.9136
158.3782
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
62
270
315
360
m
79.9132 m
m
107.6995 m
m
141.3152 m
m
181.153 m
m
208.9392 m
m
242.555 m
63
Lambang
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b10
b11
Nilai
23,819 mm
25,671mm
28,24 mm
31,56 mm
35,727 mm
40,863 mm
47,132 mm
54,714 mm
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat digambar bentuk volute pompa
sentrifugal dengan fluida kerja air bersih seperti dapat dilihat pada lampiran
3.4. Perhitungan Dimensi-Dimensi Utama Impeller Pompa Sentrifugal
dengan Fluida Kerja Air Gambut (Peat Water)
Adapun spesifikasi pompa sentrifugal dengan fluida keja air gambut hasil
perhitungan adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas pompa
b. Head total pompa
c. Putaran
d. Tipe impeller
e. Daya pompa
f. Daya motor penggerak
: 0,04 m3/s
: 52,7625 m
: 2940 rpm
: single curvature
: 25,16712 kW
: 30,20055kW
= 0,0426 m3/s
Diperoleh nilai Kcm1 dan nilai Kcm2 Yng sama dengan air bersih, sebagai
berikut:
Kcm1
= 0,1563
Kcm2
= 0,1175
64
Cm1
= 0,1563
= 5,03 m/s
0, 0426 m3 / s
4, 77 m / s
Q'
Co
Ao
= 0,0084 m2 = 84 cm2
Luas penampang hub(Ah).
Ah
. dh2
. (0,0416)2
= Ao + Ah
do
4. Ao '
4.0, 00982 m 2
= 0,11182 m = 111,82 mm
Nilai
18,09
5,03
15,386
Satuan
o
m/s
m/s
66
1
W1
90
16,18
m/s
Hth
52, 7625
0,85
=
= 62,0735 m
Asumsi r1/r2 adalah 0,5. Koreksi pfleiderer untuk jumlah sudu terbatas dihitung
dengan persamaan.
2
1
.
z 1 r1 / r2 2
Cp
= 2.
Dimana
2
67
0,944
1
.
7 1 0,5 2
Cp
=2.
= 0,359
U2
=
= 29,96 m/s
d2
=
60.29,96 m / s
.2940
=
= 0,195 m = 195 mm
r1
r2
100 / 2
195 / 2
68
Cp
U2
0.9441
46
0.9649
17
0.9856
88
1.0064
59
1.0272
31
1.0480
02
1.0687
73
0.3596
75
0.3731
2
0.3871
05
0.4016
7
0.4168
58
0.4327
17
0.4493
29.969
13
30.110
93
30.257
69
30.409
75
30.567
48
30.731
28
30.901
6
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
m/
s
d2
d
1
0.1947
82
0.1957
03
0.1966
57
0.1976
46
0.1986
71
0.1997
35
0.2008
42
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
r1/r2
0.51339
5
0.51097
723
0.50849
878
0.50595
609
0.50334
534
0.50066
245
0.49790
307
error
0.0267
9
4.46E05
0.0258
64
0.0507
39
0.0747
33
0.0979
05
0.1203
13
Maka dengan menggunakan data yang di beri warna merah, maka dikoreksi
kembali jumlah sudunya.
= 6,5
d
d
2
2
d1
d1
0,196 0,1
1 2
Sin
(0,196 0,1)
= 6,5
Sin
18, 09 35
2
= 8,79
Untuk mendapatkan hasil pengecekan jumlah sudu yang berbeda dengan
yang diasumsikan, maka kemudian dilakukan iterasi lagi dengan menggunakan
jumlah sudu 8 buah dan ternyata hasilnya tidak sesuai lagi, kemudian diasumsikan
untuk jumlah sudu 9 buah sebagai berikut.
Tabel 3. 13 Iterasi sisi Keluar Impeller air Gambut (2)
r1/r2
Cp
0.5
0.9441
46
0.2797
47
0.511
0.9649
17
0.2902
05
d2
d
1
r1/r2
29.111
31 m/s
0.1892
06
0.
1
0.5285
23
29.225
04 m/s
0.1899
46
0.
1
0.5264
66
U2
0.0570
5
0.0302
7
69
0.522
0.533
0.544
0.555
0.9856
88
1.0064
59
1.0272
31
1.0480
02
0.3010
82
0.3124
1
0.3242
23
0.3365
57
29.342
84 m/s
29.465 m/s
29.591
84 m/s
29.723
67 m/s
0.1907
11
0.1915
05
0.1923
3
0.1931
86
0.
1
0.
1
0.
1
0.
1
0.5243
53
0.5221
79
0.5199
41
0.5176
35
0.0045
1
0.0203
02
0.0442
27
0.0673
25
d
d
z
2
2
d1
d1
= 6,5
0,1915 0,1
1 2
Sin
(0,1915 0,1)
= 6,5
Sin
18, 09 35
2
= 9,25 ~ 9 (sesuai)
3.4.4.1. Lebar Laluan Sisi Keluar Impeller
Setelah dilakukan pengecekan jumlah impeller hasil iterasi mempunyai
nilai yang dapat diasumsikan sama jika dibulatkan. Kemudian dilanjutkan
perhitungan lebar laluan sisi keluaran.
Q'
. d 2 . Cm 2 .
b2
0,0426 m3 / s
.0,1915 m .3,78 m / s .0,9
=
= 0,0208 m
= 20,8 mm
3.4.4.2.Komponen Kecepatan Sisi Keluar Impeller (Cu2)
Komponen kecepatan sisi keluaran impeller dapat dicari dengan
persamaan berikut :
Cm 2
Sin 2
Cu2
= U2 -
70
4, 78 m / s
tan 35o
= 1= 1= 0,79
Cu2 = Cu2 .
= 19,25 m/s
3.4.4.4.
Cm 2 2 Cu 2
C2
=
3, 782 19, 252
=
= 19,61 m/s
71
C2
Cm2
Nilai
29,465
35
24,0659
19,25
11,11
19,61
3,78
Satuan
m/s
o
m/s
m/s
o
m/s
m/s
S2
d2
.
z
0,1915
.
9
= 0,0668 m
= 66,8 mm
3.4.5.3.Tebal Sudu Sisi Masuk
S1
S1
S1
1
1
t1
=
1 = factor penyempitan (1,1 1,2)
= direncanakan 1,2
35 mm
35
35 mm 1, 2 1, 2
=
= 1,8 mm
3.4.5.4.Tebal Sudu Sisi Keluar
S2
S2
S2
2 2
t2
=
2 = faktor penyempitan (1,03 1,08)
= direncanakan 1,08
66,8 mm
66,8
66,8 mm 1,08 1, 08
=
= 6,4 mm
3.4.5.5.Tebal sudu Rata-rata
t2 t1
6, 4 1,8
2
2
t
=
=
= 4,09 mm
3.4.6. Melukis Kelengkungan Sudu
d1
= 100 mm
73
r1
= d1/2 = 100/2
= 50 mm
d2
= 191,5 mm
r2
= d2/2 = (191,5)/2
= 95,75 mm
Maka :
101,91 50
12
= 4,33 mm
= 19,453o
= 35o
adalah
Maka :
35 19, 453
12
= 1,2956 o
R^2
50
53.812
72
57.625
44
61.438
16
65.250
88
69.063
6
72.876
32
2500
2895.8
09
3320.6
91
3774.6
48
4257.6
78
4769.7
81
5310.9
58
B
Cosb
rcosb
18.099 0.95051 47.525
85
7
83
19.508 0.94259 50.723
2
4
53
20.916 0.93410 53.828
55
1
01
22.324 0.92504 56.833
89
5
05
23.733 0.91542 59.732
24
9
57
25.141 0.90526 62.520
58
1
57
26.549 0.89454 65.191
93
5
17
rbcosbbracosba
Rb^2Ra^2
3.1977057
72
3.1044745
01
3.0050446
87
2.8995168
25
2.7879976
8
2.6706002
02
395.8088
922
424.8825
681
453.9562
44
483.0299
199
512.1035
957
541.1772
716
74
p
61.889
51
68.430
67
75.532
36
83.294
9
91.840
75
101.32
13
g
h
i
j
k
2
76.689
04
80.501
76
84.314
48
88.127
21
91.939
93
95.752
65
5881.2
09
6480.5
34
7108.9
32
7766.4
04
8452.9
5
9168.5
69
27.958
27
29.366
62
30.774
96
32.183
31
33.591
65
35
0.88328
9
0.8715
0.85918
4
0.84634
8
0.83300
2
0.81915
2
67.738
61
70.157
26
72.441
62
74.586
32
76.586
13
78.435
98
2.5474434
24
2.4186523
61
2.2843579
1
2.1446967
33
1.9998111
44
1.8498489
86
570.2509
475
599.3246
234
628.3982
993
657.4719
751
686.5456
51
715.6193
269
75
111.92
61
123.89
64
137.54
37
153.27
85
171.65
26
193.42
64
3.4.7.5.
Lebar Volute
Pv
0
45
4.417109
90
12.76496
135
24.36548
180
39.38668
225
58.26045
270
81.58705
315
110.1039
360
144.6698
Ra
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
m
100.54028 m
m
104.95739 m
m
113.30524 m
m
124.90576 m
m
139.92695 m
m
158.80072 m
m
182.12733 m
m
210.64418 m
m
245.21006 m
76
=
= 14,24o
Lambang
b4
b5
b6
b7
b8
b9
b10
b11
Nilai
24,218 mm
26,144 mm
28,821 mm
32,289 mm
36,644 mm
42,027 mm
48,607 mm
56,607 mm
Dari hasil perhitungan diatas, maka dapat digambar bentuk volute pompa
sentrifugal dengan fluida kerja air gambut seperti dapat dilihat pada lampiran.
77
BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
Pada bab ini dilakukan analisa hasil perancangan impeller dan volute
pompa sentrifugal. Analisa dilakukan dengan menganggap bahwa pompa
sentrifugal bekerja secara konstan dari awal hingga akhir. Adapun beberapa yang
akan di analisa pada bab ini, yaitu :
1. Spesifikasi Pompa.
2. Dimensi Impeller.
3. Segitiga Kecepatan, Kecepatan Fluida, Debit dan Tekanan.
4.1.Spesifikasi Pompa
4.1.1. Hasil
Berikut ditampilkan hasil dari perhitungan spesifikasi pompa sentrifugal
hasil rancangan air bersih, air gambut dan spesifikasi pompa acuan (EBARA
100x80 FSJA)
Tabel 4. 1 Spesifikasi Pompa
Kapasitas
Head total
Putaran
Daya Motor Penggerak
EBARA
0,04 m3/s
60 m
2950 rpm
37 kW
Air Bersih
0,04 m3/s
54 m
2940 rpm
28,1802 kW
Air Gambut
0,04 m3/s
52,76 m
2940 rpm
25,16712 kW
Efisiensi
0,76
0,76
0,76
4.1.2. Pembahasan
Spesifikasi pompa merupakan parameter yang dibutuhkan untuk
menghitung dimensi-dimensi utama impeller yang akan dibahas pada sub-bab
selanjutnya. Spesifikasi pompa ini meliputi debit (laju aliran volume), head total
pompa, putaran, daya motor dan efisiensi seperti dapat dilihat pada Tabel 4.1
diatas.
Debit dan efisiensi merupakan spesifikasi yang direncanakan dari awal
perhitungan. Untuk debit, direncanakan 0,04 m3/s disesuaikan dengan pompa
78
acuan, karena pada perancangan ini diinginkan jumlah air yang mengalir pada
pompa sama dengan pompa acuan. Sedangkan untuk efisiensi, direncanakan pada
setiap efisiensi (efisiensi hidrolik, efisensi volumetrik dan efisiensi mekanik)
berada pada nilai tertingginya, sehingga diinginkan pompa ini bekerja dengan
efisiensi yang tinggi.
Untuk head total pompa, dibagi dua menjadi head pada bagian hisap dan
head pada bagian tekan yang nanti pada akhirnya dijumlahkan untuk menjadi
head total pompa. Untuk menentukan head total pompa terlebih dahulu harus
ditentukan kondisi operasi sitem pemompaannya yang dapat dilihat pada Gambar
3.1. Pada head total pompa untuk pompa acuan, air bersih dan air gambut
memiliki nilai yang berbeda dengan nilai yang tertinggi merupakan head total
pompa acuan yaitu 60 m, sedangkan untuk pompa air bersih dan air gambut
berturut-turut yaitu 54 m dan 52,76 m. Perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh
viskositas fluida kerjanya. Viskositas air bersih memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada air gambut, sehingga setelahnya akan dilihat bahwa faktor gesekan (f)
pada diagram Moody nilai untuk air bersih memiliki nilai yang lebih tinggi
daripada air gambut. Faktor gesekan ini digunakan sebagai pengali untuk
menghitung head losses akibat gesekan. Karena f merupakan faktor pengalinya,
maka faktor pengali dengan nilai yang lebih tinggi akan menghasilkan hasil
perkalian yang lebih tinggi pula sehingga itu merupakan penyebab head total pada
air bersih memiliki nilai yang lebih tinggi daripada air gambut. Head total ini
dipengaruhi oleh beberapa parameter yaitu head statis, perbedaan tekanan sisi
masuk dan keluaran, head dinamis, head loss. Selain pada head loss akibat
perbedaan viskositas, terdapat perbedaan nilai densitas pada kedua fluida tersebut
dalam penentuan perbedaan tekanan. Densitas ini merupakan nilai pembagi untuk
mencari perbedaan tekanan tersebut, dapat dilihat pada lampiran bahwa densitas
air bersih memiliki nilai yang lebih tinggi (996,6 kg/m 3) daripada air gambut (910
kg/m3) sehingga untuk perbedaan tekanan yang lebih tinggi merupakan untuk air
bersih karena perbedaan tekanan yang didapatkan dalam bentuk bilangan negatif.
Semakin besar daya, maka semakin tinggi head yang dihasilkan karena
untuk memompakan fluida lebih tinggi dengan putaran yang sama maka
diperlukan daya yang lebih tinggi pula, terlihat bahwa secara berturut-turut antara
79
pompa acuan, pompa air bersih dan pompa air gambut (37 kW, 28,1802 kW,
25,16712 kW) pompa acuan dengan daya tertinggi menghasilkan head yang
paling tinggi sedangkan untuk air gambut memiliki nilai yang terendah.
4.2.Dimensi Impeller
4.2.1. Hasil
Berikut ditampilkan hasil dari perhitungan dimensi impeller pompa
sentrifugal hasil rancangan air bersih, air gambut dan spesifikasi pompa acuan
(EBARA 100x80 FSJA)
Tabel 4. 2 Dimensi Impeller
Nama
Diameter Poros (dsh)
Diameter Hub (dh)
Lebar Laluan Sisi Masuk (b1)
Diameter Eye (d1)
Sudut Sudu Masuk (1)
Jumlah Sudu (z)
Diameter Impeller (d2)
Lebar Laluan Sisi Keluar (b2)
Sudut Keluar Sudu (2)
Tebal Sudu Masuk (t1)
Tebal Sudu Keluar(t2)
EBARA
32 mm
41,6 mm
100 mm
254 mm
-
Air Bersih
32 mm
41,6 mm
31,354 mm
111,3 mm
18,28o
9
193 mm
20,4 mm
35o
1,8 mm
6,4 mm
Air Gambut
32 mm
41,6 mm
31,7 mm
111,82 mm
18,09o
9
191,5 mm
20,8 mm
35o
1,8 mm
6,4 mm
4.2.2. Pembahasan
Dalam menentukan dimensi utama impeller yang telah disajikan pada
Tabel 4.2 diatas, diperlukan data spesifikasi pompa sebagai parameter awal
perhitungannya. Diameter poros untuk perancangan pompa ini direncanakan sama
dengan pompa acuan yaitu 32 m dan dengan material yang sama yaitu 403
stainless steel (lampiran).
Pada hasil perhitungan didapatkan diameter mata impeller untuk air bersih
dan air gambut secara berturut-turut 111,3 mm dan 111,8 mm sedangkan untuk
pompa acuan memiliki nilai yang lebih kecil yaitu 100 mm. diameter mata
impeller air bersih memiliki nilai yang lebih kecil 0,5 mm dibandingkan air
gambut. Dan diameter mata impeller hasil perancangan memiliki perbedaan
sekitar 11 mm lebih besar dibandingkan dengan pompa acuan. Untuk data yang
80
lain pada Tabel 4.2 yang memiliki nilai strip (-) dikarenakan tidak terdapat
informasi pada technical book pompa acuan.
Pada hasil perhitungan dimensi impeller tersebut dapat dilihat bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pompa air bersih dan pompa air
gambut, kecuali pada diameter impeller nya yang berturut turut 193 mm dan 191,5
mm. Sehingga dapat dikatakan dalam hal perancangan ini bahwa untuk
menggunakan fluida kerja air gambut, diameter impeller pompa dapat dikecilkan
sebesar 1,5 . Kita tidak dapat menggunakan diameter impeller pada pompa air
bersih untuk pompa air gambut jika melihat pada nilai efisiensinya. Karena dari
awal perancangan, bahwa pompa air bersih maupun air gambut bekerja dengan
nilai efisensi yang sama. Jikapun digunakan diemeter impeller air bersih untuk
pompa air gambut, maka nilai efisiensinya akan berubah.
Air Bersih
29,67 m/s
Air Gambut
29,465 m/s
35 o
24,0659 m/s
19,25 m/s
11,11 o
11,54 o
81
19,74 m/s
3,8 m/s
7,2 m/s
19,61 m/s
3,78 m/s
6,6 m/s
Gambar 4. 1 (a) Segitiga Kecepatan Keluar Air Bersih (b) Segitiga Kecepatan
Keluar Air Gambut
4.3.1.2.Pembahasan
Segitiga kecepatan
pada
Gambar
4.1
diatas
didapat
dengan
yang tidak signifikan, hal ini disebabkan oleh variable yang diambil sebagai acuan
untuk penelitian merupakan hanya pada viskositasnya saja dan metode yang
digunakan sama, sehingga perancangan ini sangat menarik untuk dilanjutkan
dalam beberapa sisi selain viskositasnya.
4.3.1.3.Kecepatan Fluida
a. Air Bersih
30
25
20
15
10
5
0
b. Air Gambut
30
20
10
0
slip faktor
tanpa slip faktor
4.3.1.4.Debit
a. Air Bersih
slip faktor
tanpa slip faktor
b. Air Gambut
Jari-jari Kelengkungan
84
a. Air Bersih
slip faktor
tanpa slip faktor
Tekanan (Pa))
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0
4.3.2. Pembahasan
85
87
BAB V
SIMPULAN dan SARAN
5.1.
Simpulan
Adapun kesimpulan pada perancangan ini adalah sebagai berikut :
1. Dari perancangan didapatkan dimensi-dimensi utama pompa
sentrifugal dengan fluida kerja air gambut.
a. Pompa
- Daya pompa
: 25,16713 kW
- Daya motor penggerak
: 30,20055 kW
- Putaran poros
: 2940 rpm
- Jenis pompa
: single stage
- Kapasitas pompa
: 0,04 m3/s
- Head total pompa
: 52,7625 m
- Efisensi pompa
: 76%
b. Pipa
- Dimaeter nominal
: 97,14 mm
- Diameter dalam
: 102,26 mm
- Diameter luar
: 114,3 mm
c. Impeller
- Diameter poros
: 32 mm
- Diameter hub
: 41,6 mm
- Diameter mata impeller
: 111,82 mm
- Diameter luar impeller
: 191,5 mm
- Lebar impeller pada sisi masuk : 31,7 mm
- Lebar impeller pada sisi keluar : 20,8 mm
- Jumlah sudu impeller
:9
- Tebal sudu
: 4,02 mm
2. Semakin tinggi viskositas dari suatu fluida maka daya yang
dibutuhkan (Preq) oleh pompa makin tinggi dapat dilihat pada
spesifikasi bahwa air memiliki viskositas yang lebih tinggi
membutuhkan daya sebesar 33,1862 kW dan air gambut dengan
viskositas yang lebih rendah membutuhkan daya 30,20055 kW dan
juga head yang dibutuhkan oleh pompa juga semakin tinggi jika
viskositas nya semakin tinggi dapat dilihat bahwa head total pompa
pada air yaitu 54 m dan air gambut yaitu 52,7625 m yang membuat
perbedaan tekanan untuk fluida kerja air gambut lebih rendah
dibandingkan oleh air bersih.
88
terkecuali
pada
diameter
impeller,
maka
untuk
Saran
Saran yang dapat diberikan pada perancangan impeller pompa sentrifugal
89
DAFTAR PUSTAKA
Citra, Vini. 2009. Perancangan Impeller Pompa Sentrifugal Ebara Model 50x40
FSHA Dengan Metode Reverse Engineering. Bandung. ITB.
Febrianto, Dedi. 2009. Perancangan Pompa Pengisian Air Ketel Pada Pabrik
Industri Pengolahan Kertas Dengan Kapasitas 2000 Ton Kertas/ Hari.
Riau. UIR.
K.M. Srinivasan.2008. Rotodynamic pump (Centrifugal Pump). Coimbatore. New
Age International Publisher.
Thoharudin, Arif S, Stefanus Unjanto. 2014. Optimasi Tinggi Tekan dan Efisiensi
Pompa
Sentrifugal
Dengan
Perubahan
Jumlah
Sudu
Impeller
LAMPIRAN
Lampiran 1
Diagram alir penelitian
Mulai
90
Studi Literatur
Pengajuan Proposal Peneitian
T
Y
Perancangan
Y
Persidangan
91
Lulus
Y
Selesai
92
Lampiran 2
Diagram alir proses perancangan impeller
Mulai
Selesai
93
Lampiran 3
Diagram alir proses perhitungan spesifikasi pompa
Mulai
Menghitung kecepatan
spesifik
94
Selesai
95
Lampiran 4
Diagram alir proses perhitungan dimensi utama impeller
Mulai
Input spesifikasi
pompa
96
Y
Menghitung komponen segitiga
kecepatan sisi keluar
Menghitung ketebalan
sudu
97
Selesai
98
Lampiran 5
Tabel Standar Diameter Pipa Pada Sistem Pemipaan
99
Lampiran 6
Material Properties dari 403 ST
100
Lampiran 7
Bahan Poros
101
Lampiran 8
Diameter Impeller dan Diameter Poros
102
Lampiran 9
Efisiensi Pompa EBARA 100 x 80 FSJA
103
Lampiran 10
Properties of Saturated Water
104
Lampiran 11
Bahan dan Data Pompa
105
Lampiran 12
Data Hasil Pengujian Air Gambut di Lab Kimia Universitas Riau
106