Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
VERA SIMANGUNSONG
050802003
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
Disetujui di
Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2 Pembimbing 1
Diketahui oleh :
Ketua,
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing – masing disebutkan sumbernya.
Vera Simangunsong
050802003
Puji dan dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa Yang Maha Kuasa,
berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Jamahir Gultom Ph.D selaku
pembimbing 1 dan Bapak Drs. Chairuddin, MSc selaku pembimbing 2 yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan saran kepada penulis selama
melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini, dan kepada bapak Prof. Dr.Harlem
Marpaung selaku Kepala Laboratorium bidang Kimia Analitik FMIPA USU yang telah
memberikan saran – saran kepada penulis. Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada
Ketua dan sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU Ibu Dr. Rumondang Bulan
Nasution, MS dan Bapak Drs. Albert Pasaribu, MSc, Dekan dan pembantu Dekan FMIPA
USU, semua dosen pada Departemen FMIPA KIMIA USU, khususnya kepada Bapak
Drs. Saut Nainggolan selaku dosen wali yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan bimbingan selama penulis mengikuti kuliah di FMIPA USU Medan. Kepada
seluruh asisten dan laboran Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU. Rekan
mahasiswa/i Departemen Kimia khususnya stambuk 2005 dan 2006 yang telah
memberikan dukungan dan perhatiannya kepada penulis. Akhirnya penulis
mengucapakan terima kasih buat Orangtua tersayang Bapak B. Mangunsong dan ibu
R.Silaen, serta buat seluruh keluarga atas dorongan dan bimbingan kepada penulis selama
mengikuti perkuliahan sampai selesai skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
menyertai kita semua.
Pemanfaatan zeolit alam Sarulla yang telah diaktifkan untuk menyerap Zn dan Fe dalam
sampel limbah cair sarung tangan karet telah dilakukan pada berbagai dosis penyerapan
dan suhu aktivasi. Limbah cair sarung tangan karet didestruksi dengan metode destruksi
basah, dengan menggunakan asam nitrat pekat dan asam klorat pekat. Serbuk zeolit 100
mesh diaktivasi dengan menggunakan HCl 15%, kemudian dilanjutkan pemanasan pada
variasi suhu 1000C, 1500C, 2000C, 2500C, 3000C, dan 3500C, masing- masing selama 3
jam, dan variasi dosis zeolit dilakukan pada penambahan 25 gram, 50 gram, 75 gram, dan
100 gram. Penentuan konsentrasi Zn dan Fe dilakukan secara spektrofotometri serapan
atom, dimana panjang gelombang maksimum untuk Zn adalah 213,9 nm, dan panjang
gelombang maksimum untuk Fe adalah 248,3 nm. Dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa untuk penyerapan Zn dan Fe dosis paling optimal adalah 100 gram, dengan suhu
aktivasi 3000C, dalam 100 mL limbah cair industi sarung tangan karet.
The aplication of the activated natural zeolite sarulla to absorpt Zn and Fe in the
wastewater of rubber glove industry have been carried out in various dose of absorbent
, and activation temperature. Sample rubber glove industry wastewater was prepared with
wet destuction methode, using concentrated of nitrit acid and perclorat acid.. The powder
of 100 mesh activated zeolite was produced by heating the powder at 1000C, 1500, 2000,
2500C, 3000C, and 3500C for 3 hours, and various dose of zeolite at 25 gram, 50 gram,
75 gram, and 100 gram. The determination of Zn and Fe were performed using atomic
absorption spectrophotometry at the maximum wave-length of 213,9 nm for Zn, and of
248,3 nm for Fe. The result obtained show that the optimal dose for the Zn and Fe
absorption by zeolit is 100 gram, with activated temperature is 3000C, in 100 mL rubber
glove industry wastewater.
Bab 1 : PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 2
1.3. Pembatasan Masalah 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 3
1.6. Lokasi Penelitian 3
1.7. Metodelogi Penelitian 4
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 46
Tabel Halaman
1. Data absorbansi larutan standar Zn 47
2. Data absorbansi Zn didalam Sampel sebelum dan sesudah 48
penambahan zeolit aktif
3. Data penyerapan konsentrasi kandungan Zn didalam sampel 49
dengan variasi suhu dan dosis zeolit aktif
4. Data hasil penyerapan kandungan Zn didalam sampel dengan 50
variasi suhu dan dosis zeolit aktif
5. Data absorbansi larutan standar Fe 51
6. Data absorbansi Fe didalam Sampel sebelum dan sesudah 52
dengan variasi suhu dan dosis zeolit aktif
7. Data penyerapan konsentrasi kandungan Fe didalam sampel 53
dengan variasi suhu dan dosis zeolit aktif
8. Data hasil penyerapan kandungan Fe didalam sampel dengan 5
variasi suhu dan dosis zeolit aktif
Pemanfaatan zeolit alam Sarulla yang telah diaktifkan untuk menyerap Zn dan Fe dalam
sampel limbah cair sarung tangan karet telah dilakukan pada berbagai dosis penyerapan
dan suhu aktivasi. Limbah cair sarung tangan karet didestruksi dengan metode destruksi
basah, dengan menggunakan asam nitrat pekat dan asam klorat pekat. Serbuk zeolit 100
mesh diaktivasi dengan menggunakan HCl 15%, kemudian dilanjutkan pemanasan pada
variasi suhu 1000C, 1500C, 2000C, 2500C, 3000C, dan 3500C, masing- masing selama 3
jam, dan variasi dosis zeolit dilakukan pada penambahan 25 gram, 50 gram, 75 gram, dan
100 gram. Penentuan konsentrasi Zn dan Fe dilakukan secara spektrofotometri serapan
atom, dimana panjang gelombang maksimum untuk Zn adalah 213,9 nm, dan panjang
gelombang maksimum untuk Fe adalah 248,3 nm. Dari hasil penelitian ini diperoleh
bahwa untuk penyerapan Zn dan Fe dosis paling optimal adalah 100 gram, dengan suhu
aktivasi 3000C, dalam 100 mL limbah cair industi sarung tangan karet.
The aplication of the activated natural zeolite sarulla to absorpt Zn and Fe in the
wastewater of rubber glove industry have been carried out in various dose of absorbent
, and activation temperature. Sample rubber glove industry wastewater was prepared with
wet destuction methode, using concentrated of nitrit acid and perclorat acid.. The powder
of 100 mesh activated zeolite was produced by heating the powder at 1000C, 1500, 2000,
2500C, 3000C, and 3500C for 3 hours, and various dose of zeolite at 25 gram, 50 gram,
75 gram, and 100 gram. The determination of Zn and Fe were performed using atomic
absorption spectrophotometry at the maximum wave-length of 213,9 nm for Zn, and of
248,3 nm for Fe. The result obtained show that the optimal dose for the Zn and Fe
absorption by zeolit is 100 gram, with activated temperature is 3000C, in 100 mL rubber
glove industry wastewater.
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada industri barang jadi sarung tangan karet, cara kimia yang umum digunakan
untuk menurunkan kandungan logam Zn2+ dalam air limbah adalah dengan menambahkan
basa, umumnya NaOH atau Ca(OH)2 sampai pH sekitar 11, sehingga logam berat
diendapkan sebagai hidroksidanya. Namun cara ini sangat mahal dan beresiko munculnya
pencemaran yang baru akibat kelebihan basa. Disamping itu, upaya pengurangan
kandungan besi (Fe) di dalam pengolahan air limbah industri sarung tangan karet sampai
saat ini masih belum diusahakan, oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan terhadap
limbah sarung tangan karet yang lebih ramah dan lebih ekonomis. (Kresnawati,2007)
Zeolit merupakan bahan galian non logam atau mineral industri multi guna karena
memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang unik yaitu sebagai penyerap, penukar ion,
Dengan latar belakang hasil penelitian diatas penulis tertarik meneliti daya serap
zeolit aktif terhadap Fe dan Zn di dalam air limbah industri sarung tangan karet
berdasarkan perbedaan suhu aktivasi dan dosis penyerap.
1.3.Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini dibatasi pada penentuan kandungan logam seng (Zn) dan besi (Fe)
didalam limbah cair industri sarung tangan karet sebelum dan sesudah
penambahan zeolit aktif.
2. Aktivasi zeolit dilakukan dengan menggunakan HCl 15%, kemudian dilanjutkan
dengan pemanasan, dengan variasi suhu 1500C, 2000C, 2500C, 3000C, dan 3500C.
3. Variasi dosis zeolit aktif yang digunakan sebagai penyerap adalah 25 gr, 50 gr, 75
gr, dan 100 gr untuk 100 ml limbah.
1.4.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapakah suhu aktivasi dan dosis optimum
zeolit yang digunakan sebagai adsorben, sehingga kandungan Zn dan Fe didalam
limbah cair industri sarung tangan karet dapat diturunkan sampai jumlah seminimal
mungkin.
1.5.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
berguna tentang penggunaan zeolit aktif untuk menurunkan kandungan Zn, dan Fe
didalam limbah cair industri sarung tangan karet ataupun industri logam.
1.7.Metodelogi Penelitian
1. Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat purposif.
2. Zeolit diambil secara acak dari Sarulla Kecamatan Pahae, Kabupaten Tapanuli
Utara, sedangkan sampel limbah cair industri sarung tangan karet diambil dari
pabrik sarung tangan karet PT. Maja Agung Binjai.
3. Sampel zeolit diaktivasi dengan metode kimia dan fisika, yaitu dengan
penambahan HCl 15%, diikuti pemanasan pada suhu 1500C, 2000C, 2500C,
3000C, dan 3500C.
4. Sampel limbah cair karet didestruksi dengan metode destruksi basah, dengan
menggunakan HNO3(P) dan HClO4(P).
5. Jumlah zeolit aktif yang ditambahkan ke dalam sampel divariasi yaitu 25 gr, 50
gr, 75 gr, 100 gr untuk 100 ml limbah.
6. Lamanya waktu aktivasi secara kimia dengan menggunakan HCl 15% adalah 24
jam, sedangkan lamanya aktivasi secara fisika (pemanasan) adalah selama 3 jam,
masing- masing untuk suhu aktivasi.
7. Penentuan kandungan seng (Zn) dan besi (Fe) didalam sampel dilakukan dengan
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lateks
Sejak berabad –abad yang lalu, karet telah dikenal dan digunakan secara tradisional
oleh penduduk asli daerah asalnya, yakni Brasil-Amerika Selatan. Akan tetapi meskipun
telah diketahui penggunaannya oleh COLUMBUS dalam pelayarannya ke Amerika
Selatan pada akhir abad ke- 15 dan bahkan oleh penjelah – penjelajah berikutnya pada
awal abad ke-16, sampai saat itu karet masih belum menarik perhatian orang –orang
Eropa.
Karet tumbuh secara liar dilembah –lembah sungai Amazon, dan secara
tradisioanal diambil getahnya oleh penduduk setempat untuk digunakan dalam berbagai
keperluan, antara lain sebagai bahan untuk menyalakan api dan “bola” untuk permainan.
(Setyamidjaja, 1993)
Negara Indonesia merupakan negara produsen karet alam nomor dua didunia
dengan luas tanaman karet kira – kira 2,9 juta Ha dan produksi pertahunnya sekitar 1,1
juta ton. Produksi karet yang telah dipasarkan tersebut dalam bentuk olahyan lateks
pekat (concentrated lateks), Sheet atau Ribbed Smoked Sheet(RSS), karet remah atau
standard Indonesian Rubber (SIR), karet remah atau Standard Indonesian Rubber
(SIR). Lateks merupakan suatu system koloid, dimana partikel karet dilapisi oleh protein
dan fosfolipida yang terdispersi dalam serum. Lateks terdiri dari 25-45% hidrokarbon
karet, dan selebihnya merupakan bahan bukan karet. (Chen,S.F.1979)
Pada proses pengolahan lateks pekat digunakan bahan – bahan kimia dan air sebagai
bahan utama dalam pengolahan.
a Amoniak (NH4OH)
b Natrium Sulfit(Na2SO3)
a Asam Cuka(CH3COOH)
3. Air Pengolahan
Dalam proses pengolahan karet, air berperan sangat penting dan dibutuhkan dalam
jumlah yang sangat besar.
Sarung tangan karet dibuat dengan cara pembuatan dispersi pemvulkanisasi dari
lateks pekat dengan perlakuan komposisi jumlah bahan pengisi Titanium Oksida dan
tanin.
Adapun yang menjadi bahan – bahan dalam pengolahan lateks pekat menjadi sarung
tangan karet adalah lateks pekat dengan kadar karet kering 60% , dan sebagai bahan anti
koagulan adalah NH4OH, Belerang, Texapon 10%, KOH 10%, dan sebagai zat
akseerator adalah ZnO, ZDEC, dan bahan pengisi adalah Titan Oksida, Silikon, dan
Tanin.
2.1.3. Tahap – Tahap Pengolahan Lateks Pekat menjadi Sarung Tangan Karet
A. Pembuatan dispersi
1. Bahan – bahan akselerator tersebut dimasukkan dalam sebuah drum yang didalamnya
dilengkapi peluru – peluru, kemudian drum ditutup rapat dan diletakkan dalam wadah
yang berputar ( gilingan dispersi ) , Dan dibiarkan berputar selama 24 jam.
2. Hasil dispersi dicampurkan kedalam lateks pekat, diaduk sampai merata dan campuran
disimpan selama 3 – 5 hari untuk diperam ( maturing ). Pemeraman bertujuan agar
campuran lebih homogen dan terjadi pemvulkanisasian.
B. Persiapan Cetakan
3. Penggulungan ( beading ), ujung dari sarung tangan harus digulung agar sarung tangan
karet pada waktu dimasuki tidak robek.
4. Pencucian ( leaching )untuk membersihkan kotoran, maupun sisa – sisa bahan kimia.
6. Vulkanisasi ( Curing ), yaitu pemasakan / vulkanisasi pada suhu 100 – 1200C selama ±
40 menit
9. Sortasi, yaitu untuk melihat ada kebocoran ( pin holes ), testing dengan tekanan udara.
Kandungan Bahan kimia yang ada dalam limbah cair dapat merugikan lingkungan
melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah
serta akan menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Hal
yang lebih berbahaya adalah jika bahan organik yang terlarut bersifat toksik.
Bahan kimia yang ada dalam limbah cair umumnya dapat diklasifikasikan sebagai
bahan organik (protein, karbohidrat, lemak, minyak, detergen atau surfaktan, fenol) dan
bahan anorganik (sulfur, logam berat, nitrogen, gas). Kandungan logam Zn dalam air
limbah terbawa dari penambahan Zn0 dalam proses akselerator lateks pekat dengan bahan
anti koagulan dan bahan pengisi tanin , silikon,dan titan oksida, sedangkan kandungan Fe
Air limbah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia karena air limbah tersebut
dapat menjadi sumber penyakit disentri, kolera, antraks, dan lain – lain. Air limbah juga
dapat mengganggu kenyamanan baik dari estetika dan bau yang ditimbulkan.
Tabel 2.2. Volume Penggunaan Air oleh Industri Sarung Tangan Karet
Pada proses pengolahan karet, dihasilkan air limbah yang mengandung berbagai jenis
bahan organik dan anorganik serta mikroba sehingga diperkirakan dapat mengganggu
ekosistem perairan. Kualitas dan kuantitas air limbah dari industri karet ini sangat
bergantung pada jenis aktivitas dan besar kecilnya industri.
Limbah industri yang dibuang tanpa diolah terlebih dahulu akan menimbulkan
pencemaran dan gangguan terhadap kesehatan manusia, keseimbangan lingkungan /
ekologi dan keindahan lingkungan (Sugiharto.1987).
Logam menurut pengertian awam adalah barang yang padat dan berat yang
biasanya selalu digunakan oleh orang untuk alat-alat dapur atau untuk perhiasan, yaitu
besi, baja, emas, dan perak. Padahal masih banyak logam lain yang penting dan sangat
kecil serta berperan dalam proses biologis makhluk hidup misalnya selenium, kobalt,
mangan dan lain-lainya. (Vogel, A.I. 1979)
Logam berat dalam air limbah merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang
potensial. Pencemaran logam berat pada umumnya berasal dari industri penyepuhan
logam, tekstil, barang jadi lateks, serta industri lain. Pada proses industri barang jadi
lateks, seperti sarung tangan digunakan logam berat dalam bentuk ZnO sebagai
akselerator proses vulkanisasi karet. Sehingga kemungkinan besar ion Zn2+ terbawa
dalam air limbah industri sarung tangan tersebut.
“Balai Riset Industi dan Standarisasi Vol III. No 2”
Seng (Zn) merupakan logam yang memiliki karakteristik cukup reaktif, berwarna putih
kebiruan, pudar bila terkena uap udara, dan terbakar bila terkena udara dengan api hijau
terang. Zn dapat bereaksi dengan asam dan basa, dan senyawa nonlogam. Zn memiliki
nomor atom 30 dan memiliki titik lebur 419,730 C.
Kadar Zn meningkat saat kontak dengan pipa plastik atau perabot yang
digalvanisasi. Zn diatmosfer meningkat sesuai dengan meningkatnya kegiatan industri
dan konsentrasi tinggi Zn ditemukan didaerah industri. Konsentrasi Zn dalam air laut
ditemukan sebesar 0,01 – 5 µ/L, konsentrasi Zn dalam ikan sebesar 60mg/L; udang
sebesar 0,5 – 50 mg/L;dalam kerang sebesar 10 – 50 mg/L; polycheta sebesar 1,8 – 55
mg/L.
Zn dapat mempengaruhi proses metabolisme sel. Zn berperan dalam fungsi syaraf dan
reproduksi. Peran Zn dalam tingkat seluler, antaralain katalitik, struktur, dan pengaturan.
Peran Zn dalam proses katalitik, yaitu hampir 100 jenis enzim memiliki
kemampuan katalisator dalam reaksi kimia tergantung pada Zn. Zn berperan penting
dalam menyusun struktur protein dan membran sel. Kadar Zn ditemukan dalam semua
bagian tubuh manusia, 60% terdapat di otot, 30% terdapat di tulang, dan 5% terdapat di
kulit.
Besi (Fe) merupakan logam transisi dan memiliki nomor atom 26. Bilangan oksidasi Fe
adalah +3 dan +2. Fe memiliki berat atom 55,845 g/mol, titik leleh 1.5380C, dan titik
didih 2.8610C. .
Hampir 90% Fe dalam tubuh hewan berikatan dengan protein, tetapi yang terpenting ialah
ikatannya dengan hemoglobin (Hb). Hb ini mengandung besi 3,4g/kg. Besi juga terdapat
dalam serum protein yang disebut “transferin” yang berperan dalam menstransfor besi
dari jaringan satu ke jaringan lain. Feritin adalah protein yang mengandung besi 200 gr/
kg ditemukan dalam limpa, hati, ginjal, dan sumsum tulang yang merupakan penyediaan
(deposit) dalam tubuh hewan.
Besi berperan dalam aktivitas beberapa enzim seperti sitokrom dan flavoprotein.
Wanita hamil memerlukan zat besi tambahan untuk menstabilkan kebutuhan Fe yang
hilang. Karena Fe pada wanita hamil diperlukan untuk mencukupi kebutuhan sel darah
yang membesar selama kehamilan dan juga untuk kebutuhan fetus dan plasenta. Kenaikan
kebutuhan Fe ini terjadi pada masa awal sampai pertengahan masa kehamilan, pada saat
fetus tumbuh dengn cepat dan kebutuhan Fe dapat mencapai 7-8 mg/hari. Total
kebutuhan Fe selama masa kehamilan diperkirakan mencapai 1000 mg. (Darmono, 2001)
(Darmono, 1994)
Ada banyak sekali instrumen untuk mengukur penyerapan radiasi, dan sangat penting
untuk mengetahui sifat-sifat dari berbagai instrumen yang berbeda. Fotometer
merupakan instrument yang didisain untuk mengukur intensitas cahaya, dan biasanya
dilakukan dengan membandingkan intensitas tersebut dengan intensitas dari beberapa
sumber referensi radiasi. Spektrofotometer merupakan instrumen yang dapat membagi
peristiwa radiasi ke dalam spektrum dan digunakan untuk mengenal panjang gelombang
yang ada. Spektrofotometer merupakan instrumen yang menggabungkan dua fungsi,
yakni sebagai penghasil radiasi pada panjang gelombang tertentu dan sebagai
pengukuran intensitas radiasi tersebut. (Holme,D.J. 1983)
2.7.2. Instrumentasi
Setiap alat SSA terdiri atas tiga komponen berikut :
a. Unit atomisasi
b. Sumber radiasi
c. Sistem pengukur fotometrik
A B C D E F
Keterangan :
A : Lampu katoda berongga
B : Chopper
C : Tungku
D : Monokromator
E : Detektor
F : Meter bacaan nilai absorbansi
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku. Untuk mengubah
unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus
benar – benar terkendali dengan sangat hati – hati agar proses atomisasi sempurna.
Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi.
Gangguan nyata pada SSA adalah seringkali didapatkan suatu hasil yang tidak sesuai
dengan konsentrasi sampel yang ditentukan. Penyebab dari gangguan ini adalah faktor
matriks sampel, faktor kimia adanya gangguan molekuler yang bersifat radiasi.
Sampel dalam bentuk molekul karena disosiasi yang tidak sempurna akan
cenderung mengabsorpsi radiasi dari sumber radiasi. Demikian juga terjadinya ionisasi
atom akan menjadi sumber kesalahan pada SSA oleh karena spektrum radiasi oleh ion
jauh berbeda dengan spektrum absorpsi atom netral yang memang akan ditentukan. Ada
beberapa usaha untuk mengurangi gangguan kimia pada SSA yaitu dengan jalan:
1. Menaikkan temperatur nyala agar mempermudah penguraian untuk itu dipakai gas
pembakar campuran C2H2 + N2O yang memberikan nyala dengan temperatur yang
tinggi.
2. Menambahkan elemen pengikat gugus atom penyangga, sehingga terikat kuat akan
tetapi atom yang ditentukan bebas sebagai atom netral. Misalnya, penentuan logam
yang terikat sebagai garam, dengan penambahan logam, yang lainnya akan terjadi
ikatan lebih kuat dengan anion pengganggu.
3. Pengeluaran unsur pengganggu dari matriks sampel dengan cara eksitasi.
(Mulja, M.1995)
Zeolit adalah senyawa zat kimia alumino-silikat berhidrat dengan kation natrium, kalium
dan barium. Secara umum, Zeolit memiliki melekular sruktur yang unik, dimana atom
silikon dikelilingi oleh 4 atom oksigen sehingga membentuk semacam jaringan dengan
pola yang teratur. Di beberapa tempat di jaringan ini, atom Silikon digantikan dengan
atom Aluminium, yang hanya terkoordinasi dengan 3 atom Oksigen. Atom Aluminium
ini hanya memiliki muatan 3+, sedangkan Silikon sendiri memiliki muatan 4+.
Keberadaan atom Aluminium ini secara keseluruhan akan menyebababkan Zeolit
memiliki muatan negatif. Muatan negatif inilah yang menyebabkan Zeolit mampu
mengikat kation.
Mineral zeolit terdiri dari zeolit alam dan zeolit sintetis, zeolit alam pertama kali
ditemukan pada tahun 1756 oleh Baron Axel Fredrick Cronstedt (ahli mineralogi
Swedia), sedangkan zeolit sintetis pertama kali ditemukan pada tahun 1948 oleh Richard
Barrer.
Secara umum, zeolit mempunyai kemampuan untuk menyerap molekul,
menukar ion, dan menjadi katalis, hal inilah yang membuat zeolit dapat
dikembangkan untuk keperluan industri. Hingga saat ini zeolit sintetis terus
dikembangkan, hal ini dengan pertimbangan zeolit ini memiliki sesuatu yang lain
dibandingkan dengan material oksida anorganik yang lain, yaitu karena kombinasi
dari berbagai sifat, antara lain karakter pori-pori mikro dari dimensi pori-pori yang
seragam, sifat pertukaran ion, kemampuan untuk membuat keasaman internal, dan
stabilitas dalam suhu yang tinggi. Hal inilah yang membuat zeolit menjadi unik
dibanding oksidaan organik yang lain. Karena sifat yang dimiliki maka zeolit
sintetis yang berkemampuan lebih baik dikembangkan dari zeolit alam, sehingga
zeolit ini akan menjadi suatu alternatif bahan pengolah limbah yang
jauh lebih efisien dibanding dengan zeolit alam. (Saputra, 2008)
Proses aktivasi zeolit alam dapat dilakukan dengan 2 cara, yang pertama yaitu secara
fisika melalui pemanasan dengan tujuan untuk menguapkan air yang terperangkap di
dalam pori-pori kristal zeolit, sehingga luas permukaannya bertambah (Khairinal, 2000).
Proses pemanasan zeolit dikontrol, karena pemanasan yang berlebihan kemungkinan akan
menyebabkan zeolit tersebut rusak.
Yang kedua aktivasi zeolit secara kimia dengan tujuan untuk membersihkan
permukaan pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang
dapat dipertukarkan. Proses aktivasi zeolit dengan perlakuan asam HCl pada konsentrasi
0,1N hingga 11N menyebabkan zeolit mengalami dealuminasi dan dekationisasi yaitu
keluarnya Al dan kation-kation dalam kerangka zeolit. Aktivasi asam menyebabkan
terjadinya dekationisasi yang menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolit karena
berkurangnya pengotor yang menutupi pori-pori zeolit. Luas permukaan yang bertambah
diharapkan meningkatkan kemampuan zeolit dalam sebagai penyerap. Tingginya
kandungan Al dalam kerangka zeolit menyebabkan kerangka zeolit sangat hidrofilik.
Sifat hidrofilik dan polar dari zeolit ini merupakan. hambatan dalam kemampuanya
sebagai penyerap. Proses aktivasi dengan asam dapat meningkatkan kristalinitas,
keasaman dan luas permukaan .
(Heraldy, 2003) juga mengkaji aktivasi asam terhadap zeolit alam asal Ponorogo
dan Wonosari. Asam yang dipergunakan adalah HCl, HNO , H SO dan H PO Hasilnya
3 2 4 3 4.
menunjukkan bahwa perlakuan asam terhadap zeolit alam asal Ponorogo dan Wonosari
meningkatkan daya serap zeolit terhadap limbah cair. Penelitian tersebut menyimpulkan
bahwa perlakuan asam telah berhasil melepaskan alumunium dari kerangka zeolit dan
mampu meningkatkan keasaman zeolit. Peningkatan keasaman zeolit disebutkan mampu
memperbesar kemampuan penyerapan zeolit. Hal itu terjadi karena banyaknya pori-pori
zeolit yang terbuka dan permukaan padatannya menjadi bersih dan luas. (Srihapsari,
2006)
4. Bidang industri
Dalam industri kertas, jenis zeolit klioptilolit biasa dipakai sebagai bahan pengisi.
Klipnotilolit yang digunakan harus digerus, dan kotoran yang terikut seperti
oksida besi dan bahan-bahan organik yang dapat menurunkan derjat kecerahan
kertas harus dihilangkan dengan pemucatan.Dalam industri ban digunakan zeolit
sintesis A dan X untuk menjaga agar campuran bahan pembuat ban tidak
mengalami polimerisasi dan juga untuk menyerap komponen gas selama proses
vulkanisasi.dan dalam industri lain seperti industri plastik, industri deterjen, dll.(
Sutarti, 1994)
METODELOGI PENELITIAN
Zeolit dikeringkan dalam oven, pada suhu 1100C, kemudian dihaluskan dengan
menggunakan alu dan lumpang, kemudian diayak dengan ayakan 100 mesh.
Kedalam 100 gram zeolit 100 mesh ditambahkan 500 mL HCl 15%, diaduk dengan
pengaduk magnit selama 3 jam, kemudian dicuci dengan akuades sampai pH netral, lalu
dikeringkan dalam oven pada suhu 1100C , kemudian dihaluskan kembali dengan alu dan
lumpang, dan diaktifkan pada suhu 1500C selama 3 jam, didinginkan dan disimpan
dalam desikator. Prosedur yang sama dilakukan untuk suhu aktivasi 2000C, 2500C,
3000C, dan 3500C.
Sebanyak 4,3590 gram kristal ZnSO4.7H2O ditmbang dengan teliti, dan dilarutkan dengan
akuades dalam gelas beaker, kemudian dipindahkan secara kuantitatif kedalam labu takar
1000 mL, lalu diencerkan sampai garis tanda dan dihomogenkan.
Sebanyak 10 mL larutan induk Zn 1000 ppm dimasukkan dalam labu takar 100 mL, lalu
diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.
Sebanyak 10 mL larutan standar Zn 100 ppm dimasukkan dalam labu takar 100 mL, lalu
diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan
Disediakan 3 labu takar 100 mL, yang bersih dan kering, kemudian ke dalam labu takar
ini, secara terpisah dipipet sebanyak 5 mL, 10 mL, 15 mL larutan standar Zn 10 ppm, lalu
Sebanyak 7,0161 gram kristal Fe(NH4)2(SO4)2 . 6H2O ditimbang dengan teliti, dilarutkan
ke dalam beaker glass, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 1000 mL yang telah berisi
akuades dan 20 mL H2SO4(P), ditambahkan larutan KMnO4 0,1 N sedikit demi sedikit
sampai diperoleh larutan merah muda tetap ada, kemudian diencerkan sampai garis
tanda, sehingga diperoleh larutan standar Fe 1000 ppm.
Sebanyak 10 mL larutan induk Fe 1000 ppm dimasukkan dalam labu takar 100 mL, lalu
diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.
Disediakan 3 labu takar 100 mL, yang bersih dan kering, kemudian ke dalam labu takar
ini, secara terpisah dipipet sebanyak 5 mL, 10 mL, 15 mL larutan standar Fe 100 ppm
lalu diencerkan dengan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan, sehingga
diperoleh larutan seri standar Fe 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm.
Disediakan jerigen yang bersih dan kering, kemudian dimasukkan limbah cair industri
lateks kedalam jerigen, kemudian jerigen ditutup dengan rapat. Kemudian disediakan
beaker glass yang bersih dan kering, dan dituang kedalamnya limbah cair industri sarung
tangan karet, lalu ditambahkan HNO3(pekat) sampai pH = 2.
Dipipet sebanyak 25 mL sampel limbah cair sarung tangan karet, dimasukkan dalam
labu erlenmeyer 100 mL, kemudian ditambahkan campuran 8 mL HNO3(p) dan 2mL
HClO4(p), lalu dipanaskan pada suhu 1100C selama 10 menit, didinginkan, kemudian
ditambahkan 1mL HNO3(p), dan disaring dengan kertas saring whatman No.42, sehingga
diperoleh filtrat berwarna jernih. Filtrat dimasukkan kedalam labu takar 25 mL,
diencerkan dengan akuades sampai garis batas, dan dihomogenkan.
Sebanyak 100 mL limbah dimasukkan dalam beaker glass 250 mL, kemudian
ditambahkan 25 gram zeolit aktif, dan diaduk dengan magnetic stirrer selama waktu 3
jam, kemudian disaring dengan kertas saring whatman No.42 dan filtratnya ditampung.
Sebanyak 100 mL limbah dimasukkan dalam beaker glass 250 mL, kemudian
ditambahkan 25 gram zeolit aktif, dan diaduk dengan magnetic stirrer selama waktu 3
jam, kemudian disaring dengan kertas saring whatman No.42 dan filtratnya ditampung.
Sebanyak 25 mL filtrat dipipet, dan dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 100 mL,
kemudian ditambahkan campuran 8 mL HNO3(p) dan 2 mL HClO4(p), lalu dipanaskan
pada suhu 1100C selama 10 menit, didinginkan, kemudian ditambahkan 1 mL HNO3(p),
dan disaring dengan kertas saring whatman No.42, sehingga diperoleh filtrat berwarna
jernih. Filtrat dimasukkan kedalam labu takar 25 mL, diencerkan dengan akuades sampai
garis tanda, dihomogenkan, kemudian diukur absorbansi Fe dengan Spektrofotometer
Serapan Atom pada λspesifik = 248,3 nm. Prosedur yang sama dilakukan dengan
penambahan zeolit aktif sebanyak 50 gram, 75 gram, dan 100 gram .
Zeolit
dihaluskan
dihaluskan kembali
didinginkan
Zeolit Aktif
( Prosedur yang sama diulangi untuk aktivasi pada suhu 2000C, 2500C, 3000C, 3500C).
Hasil
Hasil
25 mL sampel
didinginkan
Larutan sampel
ditambahkan 1 mL HNO3(p)
Filtrat Residu
Hasil
100 mL limbah
disaring
Filtrat Residu
dipipet sebanyak 25 mL
didinginkan
Larutan Sampel
Filtrat Residu
Hasil
Data hasil pengukuran absorbansi dari suatu seri larutan standar Zn dengan menggunakan
Spektrofotometer Serapan Atom dicantumkan pada Lampiran tabel 1, sedangkan kurva
kalibrasi dicantumkan pada Lampiran gambar 1. Data pengukuran absorbansi Zn dalam
limbah cair sarung tangan karet sebelum dan sesudah penambahan zeolit aktif
dicantumkan pada Lampiran tabel 2, sedangkan data konsentrasi Zn dalam limbah
cair sarung tangan karet sebelum dan sesudah penambahan zeolit aktif dicantumkan pada
Lampiran tabel 3. Data persentase penyerapan kandungan Zn didalam sampel
dicantumkan pada Lampiran tabel 4.
4.1.1. Penentuan Zn
Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar logam Zn diplotkan
terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa
garis linear seperti pada lampiran gambar 1 halaman 46 Persamaan garis regresi untuk
kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi
dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel berikut:
No Xi (ppm) Yi ( �− ) ( �− ) �− 2 �− 2 ( � − )( � − )
1 0 0,0000 -0,75 -0,3262 0,5625 0,1064 0,2446
∑ � ∑ �
= =
n n
3 1,3049
= =
4 4
= 0,75 = 0,3262
Y = aX + b
Dimana a = slope
b = intersept
∑ �− �− ,
a = = = 0,4089
∑(��−�) ,
b= – a
Y = 0,4089X + 0,0196
∑( �− )( �− ) ,
r = = = 0,9953
[∑ �− ∑ �− ) ]½ ,
Contoh perhitungan:
- Untuk sampel limbah cair sarung tangan karet sebelum penambahan zeolit aktif
(S0), dengan metode destruksi basah diperoleh serapan (A) sebagai berikut :
A1 = 0,3878
A2 = 0,3910
A3 = 0,4031
Y = 0,4089X + 0,0196
X1 = 45,0232
X2 = 45,4145
X3 = 46,8941
∑ � 137,3318
X= = = 45,7772
� 3
∑(Xi – )2 = 1,9476
�− ,
Maka : S = �−
= = 0,9868
� ,
Didapat harga Sx = = = 0,5679
�
Maka: d = t( P. dk ). Sx
d = 0,2449
Dengan demikian konsentrasi total Zn dalam limbah cair lateks sebelum penambahan
zeolit aktif adalah : 45,7772 ± 0,2449 ppm
- Untuk sampel limbah cair lateks dengan penambahan dosis zeolit 25 gram dan
pemanasan pada suhu 1000C (S100), dengan metode destruksi basah diperoleh
serapan (A) sebagai berikut :
A1 = 0,3786
A2 = 0,3721
A3 = 0,3867
X1 = 43,8983
X2 = 43,1034
X3 = 44,8887
∑ � ,
�= = = ,
�
∑(Xi – )2 = 1,5999
�− ,
Maka : S = �−
= = 0,8943
� ,
Didapat harga Sx = = = 0,5163
�
Maka: d = t( P. dk ). Sx
d = 0,2220
Dengan demikian konsentrasi total Zn dalam limbah cair lateks dengan penambahan dosis
zeolit 25 gram dan pemanasan pada suhu 1000C adalah :
Jumlah Zn yang tersisa yang dihitung seperti dijelaskan pada butir di atas, dicantumkan
pada Lampiran tabel 4.
Data – data ini digunakan untuk menghitung % Zn yang terserap dengan menggunakan
persamaan :
� � � �
% �� = %
� �
Data absorbansi yang diperoleh untuk suatu seri larutan standar logam Fe diplotkan
terhadap konsentrasi larutan standar sehingga diperoleh suatu kurva kalibrasi berupa
garis linear seperti pada lampiran gambar 2, halaman 50 . Persamaan garis regresi untuk
kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square, dimana konsentrasi
dinyatakan sebagai Xi dan absorbansi dinyatakan sebagai Yi seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.1.2. Pengolahan Data Absorbansi Fe dengan menggunakan metode Least Square
No Xi (ppm) Yi ( �− ) ( �− ) �− 2
�− 2 ( � − )( � − )
1 0 0,0000 -7,5 -0,3451 56,25 0,1190 2,5882
∑ � ∑ �
= =
n n
30 1,3804
= =
4 4
= 7,5 = 0,3451
Y = aX + b
Dimana a = slope
b = intersept
∑ �− �− ,
a = = = 0,0429
∑(�� − �)
b= – a
Y = 0,0429X + 0,0233
∑( �− )( �− ) ,
r = = = 0,9965
[∑ �− ∑ �− ) ]½ ,
Contoh perhitungan:
- Untuk sampel limbah cair sarung tangan karet sebelum penambahan zeolit aktif
(S0), dengan metode destruksi basah diperoleh serapan (A) sebagai berikut :
A1 = 0,3202
A2 = 0,3311
A3 = 0,3177
Y = 0,0429 X + 0,0233
X1 = 34,6035
X2 = 35,8740
X3 = 34,3120
∑ � ,
�= = = ,
�
∑(Xi – )2 = 1,3796
�− ,
Maka : S = �−
= = 0,8305
� ,
Didapat harga Sx = = = 0,4795
�
Maka: d = t( P. dk ). Sx
d = 0,2061
Dengan demikian konsentrasi total Fe dalam limbah cair sarung tangan karet sebelum
penambahan zeolit aktif adalah :
- Untuk sampel limbah cair sarung tangan karet dengan penambahan dosis zeolit 25
gram dan pemanasan pada suhu 1000C (S100), dengan metode destruksi basah
diperoleh serapan (A) sebagai berikut :
A2 = 0,3197
A3 = 0,3218
Y = 0,0429 X + 0,0233
X1 = 35,1165
X2 = 34,5450
X3 = 34,7900
∑ � ,
�= = = 34,8171
�
∑(Xi – )2 = 0,1643
�− ,
Maka : S = �−
= = 0,2866
� ,
Didapat harga Sx = = = 0,1655
�
Maka: d = t( P. dk ). Sx
d = 0,0711
Dengan demikian konsentrasi total Fe dalam limbah cair sarung tangan karet dengan
penambahan dosis zeolit 25 gram dan pemanasan pada suhu 1000C adalah :
45,7233 ± 0,0711ppm
Jumlah Fe yang tersisa yang dihitung seperti dijelaskan pada butir di atas, dicantumkan
pada Lampiran tabel 8.
Data – data ini digunakan untuk menghitung % Fe yang terserap dengan menggunakan
persamaan :
�� � � ��
% Fe = 100%
�� � ��
4.3.2. Besi
Pada Lampiran tabel 7, dicantumkan penyerapan Fe dalam limbah cair industri sarung
tangan karet dengan penambahan dosis zeolit aktif 25 gram, 50 gram, 75 gram; dan 100
gram, dengan suhu aktivasi 1000 C, 1500 C,2000 C, 250, 3000 C, dan 3500 C.
5.1. Kesimpulan
- Penyerapan Zn dan Fe oleh zeolit alam yang paling optimal adalah pada suhu aktivasi
3000C, dan dosis penambahan zeolit aktif sebanyak 100 gram untuk 100 ml sampel
limbah cair sarung tangan karet, dimana penurunan kandungan Zn mencapai 79,55 %,
dan untuk penurunan kandungan Fe mencapai 87,4 %.
- Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan zeolit aktif kedalam sampel
dapat menurunkan konsentrasi Zn dari 45,7772 ppm menjadi 9,3584 ppm, dan
kandungan Fe dari 34,9298 menjadi 4,3977 ppm. Dibandingkan dengan SK.
Men. KLH. No. 03. Tahun 2010, hasil yang diperoleh telah memenuhi syarat, dan
berada dibawah ambang batas yang telah ditentukan sesuai dengan Surat Keputusan
tersebut diatas.
5.2. Saran
- Sebaiknya dilakukan penelitian daya serap zeolit terhadap kandungan logam dalam
limbah industri lainnya, dengan variasi aktivasi dengan basa.
- Sebaiknya penelitian ini diaplikasikan pada pengolahan limbah cair sarung tangan
karet untuk mengurangi kandungan logam Zn dan Fe.
Ginting, A., Dian, A. 2007. Karakterisasi Komposisi Kimia,Luas Permukaan Pori Dan
Sifat Termal Dari Zeolit Bayah Tasikmalaya Dan Lampung. Serpong: BATAN.
Holme, D. J., Peck, H. 1983. Analytical Biochemistry. New York: Longman Group
Limited.
Kennedy, J. H. 1990. Analytical Chemistry Principples. Second Edition. USA: Saunders
College Publishing.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Kresnawati, I.T.P. 2007. Biosorpsi Logam Zn. Indonesia: Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia.
Mulja, M. 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Airlangga Press.
No [Zn] (ppm) A1 A2 A3 �
1 0,0000 0.0000 0.0000 0.0000 0,0000
2 0,5000 0,2608 0,2620 0,2608 0,2612
3 1,0000 0,4145 0,4115 0,4209 0,4123
4 1,5000 0,6340 0,6305 0,6297 0,6314
0,7
0,6
0,5
Absorbansi
0,4
y = 0,408x + 0,019
0,3 R² = 0.9953 Y
Linear (Y)
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2
konsentrasi (ppm)
Banyak Kode A1 A2 A3 �
Zeolit Aktif Sampel
(gram)
0 S0 0,3878 0,3910 0,4031 0,3940
25 S100 0,3786 0,3721 0,3867 0,3791
S150 0,3669 0,3615 0,3684 0,3656
S200 0,3592 0,3601 0,3610 0,3601
S250 0,3140 0,3172 0,3181 0,3164
S300 0,2360 0,2394 0,2233 0,2309
S350 0,3303 0,3214 0,3501 0,3339
50 S100 0,3667 0,3664 0,3736 0,3689
S150 0,0342 0,3335 0,3344 0,3367
S200 0,2485 0,2503 0,2514 0,2567
S250 0,2512 0,2534 0,2420 0,2488
S300 0,1423 0,1447 0,1492 0,1461
S350 0,3058 0,3320 0,3435 0,3271
75 S100 0,3454 0,3321 0,3496 0,3424
S150 0,3050 0,3040 0,3053 0,3048
S200 0,2898 0,2779 0,2776 0,2818
S250 0,1749 0,1701 0,1899 0,1785
S300 0,1095 0,1065 0,1106 0,1088
S350 0,3124 0,3080 0,3413 0,3206
100 S100 0,3346 0,3346 0,3369 0,3353
S150 0,2940 0,2980 0,2953 0,2957
S200 0,2567 0,2508 0,2487 0,2521
S250 0,1750 0,1679 0,1669 0,1699
S300 0,0932 0,0941 0,1011 0,0961
S350 0,3310 0,3018 0,2920 0,3083
Keterangan :
So = Sampel limbah cair lateks tanpa penambahan zeolit
S100 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 1000C
S150 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 1500C
S200 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 2000C
S250 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 2500C
S300 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 3000C
S350 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 3500C
No [Fe] (ppm) A1 A2 A3 �
1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 5,0000 0,2721 0,2663 0,2691 0,2675
3 10,000 0,4512 0,4487 0,4477 0,4492
4 15,000 0,6631 0,6638 0,6597 0,6622
0,8
0,7
0,6
0,5
Absorbansi
0,4
0,3
y = 0,042x + 0,023
0,2 R² = 0,9965
0,1
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi (ppm)
Banyak Kode A1 A2 A3 �
Zeolit Aktif Sampel
(gram)
0 S0 0,3202 0,3311 0,3177 0,3150
25 S100 0,3246 0,3197 0,3218 0,3220
S150 0,3094 0,3142 0,3250 0,3162
S200 0,3154 0,2921 0,3100 0,3058
S250 0,2832 0,2708 0,2931 0,2824
S300 0,2378 0,2442 0,2281 0,2367
S350 0,3017 0,2513 0,2894 0,2808
50 S100 0,3118 0,3058 0,2974 0,3050
S150 0,2977 0,2981 0,2899 0,2952
S200 0,2550 0,2614 0,2721 0,2628
S250 0,2035 0,2097 0,2216 0,2116
S300 0,1520 0,1643 0,1500 0,1554
S350 0,2292 0,2516 0,2386 0,2413
75 S100 0,3107 0,3044 0,2954 0,3035
S150 0,2463 0,2521 0,2517 0,2533
S200 0,2382 0,2410 0,2284 0,2359
S250 0,1777 0,1837 0,1627 0,1747
S300 0,0919 0,0931 0,0861 0,0904
S350 0,2464 0,2012 0,2848 0,2441
100 S100 0,2935 0,2884 0,2921 0,2913
S150 0,2430 0,2414 0,2482 0,2424
S200 0,2035 0,2281 0,2174 0,2163
S250 0,1274 0,1190 0,1321 0,1267
S300 0,0590 0,0614 0,0697 0,0633
S350 0,2735 0,2819 0,2571 0,2708
Keterangan :
So = Sampel limbah cair lateks tanpa penambahan zeolit
S100 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 1000C
S150 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 1500C
S200 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 2000C
S250 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 2500C
S300 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 3000C
S350 = Sampel limbah setelah penambahan zeolit aktif dengan pemanasan suhu 3500C