Oleh :
Dosen Pengajar
Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Penulisan makalah berjudul Sistem Water Treatment Plant Dan Subsistem Demineralization
Water bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Teknik Kimia. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb
Air adalah zat atau materi yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan sampai
saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut dan pada lapisan-
lapisan es di kutub dan puncak-puncak gunung, akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah meliputi mata air, sungai dan muara yang menuju laut.
Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan, cairan dan gas /uap air. Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas
dua atomhidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Dalam pengoperasian pabrik pertamina Sungai Gerong dibutuhkan demin water yang
digunakan untuk Boiler Feed Water Make-Up, pelarut bahan kimia, Unit Hydrogen Plant dan
penggunaan di Unit TA/PTA Plant. Air juga digunakan sebagai sistem pendinginan karena
sifatnya yang mudah menyerap panas dan mudah di dapat. Kualitas air pendingin dan air
pengisi boiler memiliki karakter yang berbeda beda sehingga memerlukan perlakuan yang
berbeda pula.
Melalui makalah ini, Penulis bermaksud untuk mengetahui apakah itu Sistem Water
Treatment Plant dan Subsistem Demineralization Water pada sebuah Pabrik pengolahan
minyak dan gas bumi. Dan selain itu bagaimana basis pengoperasian pada alat-alat tersebut
beserta fungsinya.
Tujuan dan Manfaat dari Penulisan ini adalah agar mahasiswa lebih memahami tentang
sistem Water Treatment Plant dan Subsistem Demineralization Water. Sehingga pada masa
yang akan datang, saat mahasiswa terjun langsung ke dunia industri dan sudah memahami
peralatan-peralatan tersebut.
BAB II
ISI
• Demineralisasi dengan ion exchange merupakan proses yang sangat efisien untuk
menghilangkan garam – garam yang terlarut (dissolved solid) dalam air. Produksi
air dari proses ini sudah mendekati air murni/bebas mineral dan trace dari garam
– garam dan gas maupun silika. Garam – garam terlarut dalam air atau dissolved
solid ini melalui ion exchanger akan terpisah menjadi partikel/ion – ion mineral
positif yang disebut cation dan ion – ion negatif yang disebut anion.
R adalah simbol dari resin material sedang R – H adalah resin penukar ion
dengan ion yang dapat ditukar adalah hidrogen (H). Garam – garam dalam air
akan bereaksi dengan H yang keluar dari R – H, sedang cation (Ca, Mg, Na)
menggantikan posisi H dan tinggal dalam resin. Karena cation dalam air
digantikan oleh H maka terbentuklah larutan asam yang terlarut dalam air.
Tahap kedua adalah pertukaran ion negatif atau anion yaitu SO4, Cl, SiO3, NO3,
melalui Resin OH (R – OH) atau anion exchanger. Proses penukarannya adalah
sebagai berikut :
H2O
H2CO3
H2SiO3 HSiO2
H2SO4 SO4 H2 O
HCl + R–H R Cl2 + NaOH
HNO3 HCO3 SiO2
N2
Na leakage
Carbon filter ini berfungsi untuk mentreatment demin feed supaya bebas dari suspended
matter, oil, algae, slime, turbidity, carry over flock, dan chlorine. Impurities ini akan terfilter
membentuk lapisan pada bagian atas carbon bed, sebagian menyusup ke dalam sela – sela
antara butiran carbon, sedangkan odor dan bau akan teradsorb oleh carbon dan chlorine akan
terdekomposisi menjadi chloride (Cl-).
Adanya akumulasi algae, slime, turbidity component pada carbon bed serta adanya
aliran feed water yang down flow, akan terjadi pemadatan yang menyebabkan delta pressure
yang berlebihan akan dapatmenghancurkan butiran activated carbon terutama pada lapisan
yang paling atas.untuk melonggarkan kembali carbon yang padat tadi dan menghilangkan
akumulasi suspended solid diperlukan Backwash, sedangkan untuk reaktivasi komponen
yang teradsorb dan membunuh bakteri yang masih tertinggal di carbon bed dilaksanakan
steam sterilisasi. Backwash dilakukan per shift 1x untuk setiap carbon active filter, sedangkan
sterilisasi dilakukan setiap awal bulan dengan menggunakan LP steam dengan temperatur
yang masuk ke carbon filter 120 oC.
Proses pertukaran ion baik pada cation exchanger maupun anion exchanger akan
berlangsung terus sejauh resin – resin tersebut masih mampu melepas ion – ionnya dan
kedudukannya digantikan oleh ion – ion lain. Pada saat resin tidak mampu lagi melepaskan
ion – ionnya, maka resin tersebut dikatakan sudah jenuh dan perlu diregenerasi agar dapat
aktif kembali.
Resin yang digunakan pada unit Demin Plant Utilities RU – III adalah :
Marathon A
Marathon C
No Item (SBA)
(Cation) (Anion)
1 Density (gr/ml) 1,28 1,08
2 Particle Size (mm) 0,6 ± 0,05 0,61 ± 0,06
3 Operating pH 0 - 14 0 - 14
4 Max Operating Temp (oC) 120 60
5 Total EC (eq/ltr) 1,8 1
6 Regeneration Level (g/ltr) 150 80
7 Vol. Resin (ltr) 6400 9900
8 Regenerant Chemical H2SO4 NaOH
Ca Ca
Mg R2 + H2SO4 2 HR + Mg SO4
Na2 Na2
dll dll
Berikut ini tabel spesifikasi H2SO4 untuk proses regenerasi resin cation:
Sama halnya dengan resin cation, resin anion juga dikatakan jenuh apabila
tidak mampu lagi melepas ion – ion hidroksida(OH). Kalau hal seperti itu terjadi,
resin anion harus segera diregenerasi. Resin anion (R – OH) diregenerasi dengan
caustic soda (NaOH). Reaksi pada proses regenerasi di unit cation adalah sebagai
berikut :
SO4 SO4
Cl2 R2 + 2 NaOH 2 ROH + Na2 Cl2
(HCO3)2 (HCO3)2
(HSiO3)2 (HSiO3)2
Berikut ini tabel spesifikasi NaOH untuk proses regenerasi resin anion :
Apabila terjadi trouble pada saat regenerasi dan asam sulfat sudah terlanjur
masuk ke resin, maka harus dilaksanakan slow rinse dan fast rinse sebelum unit di stop.
Hal ini untuk mencegah terjadinya reaksi antara Ca dengan asam sulfat yang akan
membentuk Calsium Sulfate (CaSO4) dimana Calsium Sufat tersebut akan mudah
mengendap dan membentuk resin granuled, adanya resin granuled ini menyebabkan
kapasitas resin berkurang.
Resin bisa mengalami kerusakan sebagai akibat dari hal – hal sebagai berikut :
a) Sebab Mekanis :
• Degradasi thermal
• Water hammer
• Pressure drop yang berlebihan
• Flow rate yang tinggi
b) Sebab Kimiawi :
• Oksidasi yang diakibatkan adanya chlorine dan oksigen
• Adanya kandungan minyak (oil content)
• Zat – zat organik dan jazad renik (mikroorganisme)
Cycle operasi adalah waktu atau total flow rate yang diperlukan dari awal operasi
sampai dengan resin jenuh lagi untuk kemudian diregenerasi. Cycle operasi ini dipengaruhi
oleh regeneration level dan operating capacity. Regeneration level menunjukkan kebutuhan
regenerant persatuan volume resin, satuan regeneration level yaitu kg Regenerant/m3 Resin.