Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SISTEM WATER TREATMENT PLANT DAN

SUBSISTEM DEMINERALIZATION WATER

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Analisa Teknik Kimia

Oleh :

NURHASANAH (12 2019 057P)


M. ABDADIRHAMSYAH (12 2018 051)
ADELYA CARENSNINA (12 2019 005)

Dosen Pengajar

NETTY HERAWATI, ST.,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah
Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.

Penulisan makalah berjudul Sistem Water Treatment Plant Dan Subsistem Demineralization
Water bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Teknik Kimia. Selain itu, penulis
juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Netty Herawati,ST.,MT


selaku dosen pengajar mata kuliah Analisa Teknik Kimia. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Aamiin.

Wassalamualaikum wr.wb

Palembang, 13 Oktober 2020


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Air adalah zat atau materi yang sangat penting bagi semua bentuk kehidupan sampai
saat ini di bumi. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer
kubik (330 juta mil³) tersedia di bumi. Air sebagian besar terdapat di laut dan pada lapisan-
lapisan es di kutub dan puncak-puncak gunung, akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan,
hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut
bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas
permukaan tanah meliputi mata air, sungai dan muara yang menuju laut.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia. Di banyak tempat di dunia terjadi
kekurangan persediaan air. Air dapat berwujud padatan, cairan dan gas /uap air. Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O, satu molekul air tersusun atas
dua atomhidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak
berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1
bar) and temperatur 273,15 K (0°C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting,
yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.

Dalam pengoperasian pabrik pertamina Sungai Gerong dibutuhkan demin water yang
digunakan untuk Boiler Feed Water Make-Up, pelarut bahan kimia, Unit Hydrogen Plant dan
penggunaan di Unit TA/PTA Plant. Air juga digunakan sebagai sistem pendinginan karena
sifatnya yang mudah menyerap panas dan mudah di dapat. Kualitas air pendingin dan air
pengisi boiler memiliki karakter yang berbeda beda sehingga memerlukan perlakuan yang
berbeda pula.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Melalui makalah ini, Penulis bermaksud untuk mengetahui apakah itu Sistem Water
Treatment Plant dan Subsistem Demineralization Water pada sebuah Pabrik pengolahan
minyak dan gas bumi. Dan selain itu bagaimana basis pengoperasian pada alat-alat tersebut
beserta fungsinya.

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

Tujuan dan Manfaat dari Penulisan ini adalah agar mahasiswa lebih memahami tentang
sistem Water Treatment Plant dan Subsistem Demineralization Water. Sehingga pada masa
yang akan datang, saat mahasiswa terjun langsung ke dunia industri dan sudah memahami
peralatan-peralatan tersebut.
BAB II
ISI

2.1. Impurities in Water


Air di alam ini mengandung impurities atau kotoran yang dapat dikelompokkan menjadi :
a) Suspended Solid (padatan melayang)
Dapat dihilangkan dengan proses klarifikasi dan filtrasi
b) Dissolved Solid (padatan terlarut)
Terdiri dari ion – ion mineral dalam bentuk garam – garam yang dapat dihilangkan
dengan cara demineralisasi atau softening

Ion – ion mineral dalam senyawa garamnya dikelompokkan dalam :


a) Garam – garam yang dapat membentuk permanent hardness seperti :
• Calcium Sulphate (CaSO4)
• Calsium Chloride (CaCl2)
• Magnesium Sulphate (MgSO4)
• Magnesium Chloride (MgCl2)
b) Garam – garam yang dapat membentuk temporary hardness seperti :
• Calsium Bicarbonate (Ca(HCO3)2)
• Magnesium Sulphate (Mg(HCO3)2)
c) Garam – garam yang berupa garam netral seperti :
• Sodium Chloride (NaCl)
• Sodium Sulphate (Na2SO4)
• Sodium Silicate (Na2SiO3)

2.2. Proses Demineralisasi dengan Proses Ion Exchange

• Demineralisasi dengan ion exchange merupakan proses yang sangat efisien untuk
menghilangkan garam – garam yang terlarut (dissolved solid) dalam air. Produksi
air dari proses ini sudah mendekati air murni/bebas mineral dan trace dari garam
– garam dan gas maupun silika. Garam – garam terlarut dalam air atau dissolved
solid ini melalui ion exchanger akan terpisah menjadi partikel/ion – ion mineral
positif yang disebut cation dan ion – ion negatif yang disebut anion.

• Proses demineralisasinya dilaksanakan dalam dua tahapan pertukaran ion.


Pertama pertukaran ion positif (cation) yaitu Ca, Mg dan Na melalui resin
hidrogen (Resin H) atau Cation Exchanger dengan proses pertukarannya sebagai
berikut :
H2O H2 O
Ca(HCO3)2 H2CO3
Mg(HSiO3)2 Ca H2SiO3
Na2SO4 + R–H R Mg + H2SO4
NaCl Na HCl
(NO3)2- HNO3
N2
Na leakage

R adalah simbol dari resin material sedang R – H adalah resin penukar ion
dengan ion yang dapat ditukar adalah hidrogen (H). Garam – garam dalam air
akan bereaksi dengan H yang keluar dari R – H, sedang cation (Ca, Mg, Na)
menggantikan posisi H dan tinggal dalam resin. Karena cation dalam air
digantikan oleh H maka terbentuklah larutan asam yang terlarut dalam air.

Tahap kedua adalah pertukaran ion negatif atau anion yaitu SO4, Cl, SiO3, NO3,
melalui Resin OH (R – OH) atau anion exchanger. Proses penukarannya adalah
sebagai berikut :

H2O
H2CO3
H2SiO3 HSiO2
H2SO4 SO4 H2 O
HCl + R–H R Cl2 + NaOH
HNO3 HCO3 SiO2
N2
Na leakage

Jadi, cation exchanger menghilangkan metal cation dan menghasilkan acid.


Anion exchanger menghilangkan acid disamping sebgai silica dan CO2 removal.
Anion jenis ini dinamakan Strongly Basic Anion sedang Cation exchanger
tersebut dinamakan Strongly Basic Cation.

2.3. Activated Carbon Filter

Carbon filter ini berfungsi untuk mentreatment demin feed supaya bebas dari suspended
matter, oil, algae, slime, turbidity, carry over flock, dan chlorine. Impurities ini akan terfilter
membentuk lapisan pada bagian atas carbon bed, sebagian menyusup ke dalam sela – sela
antara butiran carbon, sedangkan odor dan bau akan teradsorb oleh carbon dan chlorine akan
terdekomposisi menjadi chloride (Cl-).

Adanya akumulasi algae, slime, turbidity component pada carbon bed serta adanya
aliran feed water yang down flow, akan terjadi pemadatan yang menyebabkan delta pressure
yang berlebihan akan dapatmenghancurkan butiran activated carbon terutama pada lapisan
yang paling atas.untuk melonggarkan kembali carbon yang padat tadi dan menghilangkan
akumulasi suspended solid diperlukan Backwash, sedangkan untuk reaktivasi komponen
yang teradsorb dan membunuh bakteri yang masih tertinggal di carbon bed dilaksanakan
steam sterilisasi. Backwash dilakukan per shift 1x untuk setiap carbon active filter, sedangkan
sterilisasi dilakukan setiap awal bulan dengan menggunakan LP steam dengan temperatur
yang masuk ke carbon filter 120 oC.

2.4. Proses Regenerasi

Proses pertukaran ion baik pada cation exchanger maupun anion exchanger akan
berlangsung terus sejauh resin – resin tersebut masih mampu melepas ion – ionnya dan
kedudukannya digantikan oleh ion – ion lain. Pada saat resin tidak mampu lagi melepaskan
ion – ionnya, maka resin tersebut dikatakan sudah jenuh dan perlu diregenerasi agar dapat
aktif kembali.

Resin yang digunakan pada unit Demin Plant Utilities RU – III adalah :

• Resin Cation : Dowex Marathon C


• Resin Anion : Dowex Marathon A (SBA)

Marathon A
Marathon C
No Item (SBA)
(Cation) (Anion)
1 Density (gr/ml) 1,28 1,08
2 Particle Size (mm) 0,6 ± 0,05 0,61 ± 0,06
3 Operating pH 0 - 14 0 - 14
4 Max Operating Temp (oC) 120 60
5 Total EC (eq/ltr) 1,8 1
6 Regeneration Level (g/ltr) 150 80
7 Vol. Resin (ltr) 6400 9900
8 Regenerant Chemical H2SO4 NaOH

2.4.1 Regenerasi pada Cation Exchanger


Pada kondisi resin kurang mampu melepas ion – ion hidrogen, maka resin
tersebut dikatakan sudah jenuh dan perlu diregenerasi. Resin Hidrogen (R – H)
atau Cation Exchanger, di regenerasi dengan Asam Sulfat (H2SO4). Reaksi pada
proses regenerasi di unit cation adalah sebagai berikut :

Ca Ca
Mg R2 + H2SO4 2 HR + Mg SO4
Na2 Na2
dll dll
Berikut ini tabel spesifikasi H2SO4 untuk proses regenerasi resin cation:

Parameter Satuan Kadar


Warna - Jernih hingga agak keruh (tanpa endapan)
Purity % wt 98
Besi (max) ppm 20
Pb Content ppm 5
Zn Content ppm 1
Cd Content ppm 1
As Content ppm 0,2
Organic Contaminant ppm 100

2.4.2 Regenerasi pada Anion Exchanger

Sama halnya dengan resin cation, resin anion juga dikatakan jenuh apabila
tidak mampu lagi melepas ion – ion hidroksida(OH). Kalau hal seperti itu terjadi,
resin anion harus segera diregenerasi. Resin anion (R – OH) diregenerasi dengan
caustic soda (NaOH). Reaksi pada proses regenerasi di unit cation adalah sebagai
berikut :

SO4 SO4
Cl2 R2 + 2 NaOH 2 ROH + Na2 Cl2
(HCO3)2 (HCO3)2
(HSiO3)2 (HSiO3)2

Berikut ini tabel spesifikasi NaOH untuk proses regenerasi resin anion :

Parameter Satuan Kadar


Warna - Jernih
Konsentrasi % wt 48
Sodium Carbonate (max) % wt 0,06
Sodium Carbonate (max) mg/kg sebagai NaCl 30
Silica (max) mg/kg sebagai SiO2 30
Oksida Besi (max) mg/kg sebagai Fe 6
Berikut ini Step Regenerasi Train Cation – Anion A/B/C/D :

Waktu Flow Temp H2SO4 NaOH Stroke


Step
(Menit) (m3/jam) (oC) SG SG (%)
Cation
Backwash 15 120 - - - -
Acid Step 1 20 30 - 1,010 - 35
Acid Step 2 15 30 - 1,026 - 69
Acid Step 3 20 30 - 1,033 - 94
Slow Rinse 20 30 - - - -
Fast Rinse 30 76 - - - -
Anion
Backwash 15 50 - - - -
Preheat Bed 15 30 50 - 55 - - -
Caustic Injection 45 30 51 - 55 - 1,044 45 - 50
Slow Rinse 50 30 52 - 55 - - -
Fast Rinse 60 76 - - - -

Apabila terjadi trouble pada saat regenerasi dan asam sulfat sudah terlanjur
masuk ke resin, maka harus dilaksanakan slow rinse dan fast rinse sebelum unit di stop.
Hal ini untuk mencegah terjadinya reaksi antara Ca dengan asam sulfat yang akan
membentuk Calsium Sulfate (CaSO4) dimana Calsium Sufat tersebut akan mudah
mengendap dan membentuk resin granuled, adanya resin granuled ini menyebabkan
kapasitas resin berkurang.

2.5. Cleaning Up Resin


Permasalahan yang sering dihadapi di Demin Plant (unit 2000 U) kilang Plaju adalah
rusaknya kualitas demin water. Kandungan silica dalam produk demin water melebihi
spesifikasi yaitu > 0,01 ppm, demikian juga conductivitynya > 1 µmhos/cm.
Beberapa troubleshooting dilakukan untuk mencari akar permasalahan tersebut,
kemungkinannya adalah :
a) Dari analisa air baku, kemungkinan komposisi bahan kimianya banyak berubah,
sehingga perlu peningkatan intensitas regenerasi untuk mmberikan perbaikan
kualitas produk demin water / evaluasi kembali kebutuhan bahan kimia dan cycle
operasi
b) Problem di carbon filter, dilakukan pencucian carbon filter dan sterilisasi, jika
perlu ganti carbon sesuai spesifikasi
c) Regenerasi tidak sempurna, kemungkinan karena peralatan regenerasi yang tidak
sesuai lagi (performance pompa injeksi menurun, flow meter tidak akurat, line
injeksi sering bocor, dan lain – lain). Regenerasi yang kurang sempurna ini bisa
juga akibat step – step regenerasi tidak dijalankan sesuai SOP (human error)
d) Banyak kotoran pada tangki regenerant acid dan caustic yang berasal dari korosi.
Lakukan pengurasan dan pembersihan tangki
e) Analisa terhadap cation dan anion resin, mungkin kedua jenis resintersebut telah
mengalami organic dan anorganic fouling. Fouling organic dapat dibersihkan
dengan pencucian / pembilasan sedangkan fouling anorganik dihilangkan dengan
chemical cleaning
f) Losses resin, jumlah resin tidak cukup sehingga tidak sempurna dalam proses
pertukaran ion.

2.6. Problem pada Resin

Resin bisa mengalami kerusakan sebagai akibat dari hal – hal sebagai berikut :

a) Sebab Mekanis :
• Degradasi thermal
• Water hammer
• Pressure drop yang berlebihan
• Flow rate yang tinggi
b) Sebab Kimiawi :
• Oksidasi yang diakibatkan adanya chlorine dan oksigen
• Adanya kandungan minyak (oil content)
• Zat – zat organik dan jazad renik (mikroorganisme)

2.7. Cycle Operasi

Cycle operasi adalah waktu atau total flow rate yang diperlukan dari awal operasi
sampai dengan resin jenuh lagi untuk kemudian diregenerasi. Cycle operasi ini dipengaruhi
oleh regeneration level dan operating capacity. Regeneration level menunjukkan kebutuhan
regenerant persatuan volume resin, satuan regeneration level yaitu kg Regenerant/m3 Resin.

Sedangkan operating capacity menunjukkan kapasitas ayau kemampuan resin untuk


mengikat garam – garam sadah setiap satuan volume resin. Cycle operasi untuk train
cation/anion sesuai dengan quality plan (QP) adalah 2400 – 3200 ton/train, sedangkan untuk
Mixed Bed adalah 10 x train yaitu 24000 – 32000 ton. Parameter untuk melakukan regenerasi
selain cycle operasi juga berdasarkan hasil analisa laboratorium mengenai kualitas produk
demin. Ini berarti jika kualitas produk demin off spec maka regenerasi harus segera dilakukan
meskipun cycle belum masuk, sebaliknya meskipun cycle telah masuk 2400 ton/train dan
24000 ton/mixed bed tetapi ternyata hasil analisa laboratorium masih bagus maka regenerasi
bisa ditunda sampai total flow 3200 ton/train dan 32000 ton/mixed bed.
2.8. Deskripsi Peralatan
a. Cation Exchanger (2000 U2A/B/C/D)
• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 2800 mm
• Cylindrical Height : 2100 mm
• Design Pressure : 10 kg/cm2
• Working Pressure : 7,8 kg/cm2
• Design Temperature : 38 oC
• Working Temperature : 20 – 38 oC
• Maximum Flow : 122,5 m3/jam
• Normal Flow : 76,5 m3/jam
• Jenis Resin : Marathon Dowex C
• Volume Resin : 6400 ltr
• Bed Depth : 1075 mm

b. Anion Exchanger (2000 U3A/B/C/D)


• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 2800 mm
• Cylindrical Height : 3250 mm
• Design Pressure : 10 kg/cm2
• Working Pressure : 7,8 kg/cm2
• Design Temperature : 38 oC
• Working Temperature : 20 – 38 oC
• Maximum Flow : 122,5 m3/jam
• Normal Flow : 76,5 m3/jam
• Jenis Resin : Marathon Dowex A
• Volume Resin : 9900 ltr
• Bed Depth : 1660 mm
c. Mixed Bed Exchanger (2000 U4A/B/C/D)
• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 2500 mm
• Cylindrical Height : 2500 mm
• Design Pressure : 10 kg/cm2
• Working Pressure : 7,8 kg/cm2
• Design Temperature : 38 oC
• Working Temperature : 20 – 38 oC
• Maximum Flow : 122,5 m3/jam
• Normal Flow : 76,5 m3/jam
• Volume Resin : 6 m3
• Bed Depth : 1260 mm

d. Pompa Injeksi Acid (2000 UJC/UJD)


• Jenis : Teflon Diaphragma, milroyal B
• Kapasitas : 1010 ltr/jam (max)

e. Pompa Injeksi Caustic (2000 UJE/UJF)


• Jenis : Teflon Diaphragma, milroyal C
• Kapasitas : 3896 ltr/jam (max)

f. Pompa Netral Basin (2434 JA/JB)


• Kapasitas : 124,9 m3/jam
• RPM : 1480
• Head : 15,7 m

g. Caustic Day Tank (2000 U6A/B)


• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 2,5 m
• Cylindrical Height : 2,8 m
• Kapasitas : 13750 liter
• Volume : 12000 liter
• Service : Caustic 41 %

h. Acid Day Tank (2000 U5)


• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 1,6 m
• Cylindrical Height : 1,2 m
• Kapasitas : 2400 liter
• Volume : 2000 liter
• Service : Acid 98 %

i. Demin Feed Water Pump (2200 JA/JB/JC)


• Design Capacity : 290 m3/jam
• Normal Capacity : 173 m3/jam
• RPM : 2970
• Motor Hitachi : 110 KW/3000 RPM
• Head : 79 m

j. Activated Carbon Filter (2000 U1A/B/C/D)


• Manufacture : Degremont Benelux
• Diameter : 3200 mm
• Design Pressure : 10 kg/cm2
• Working Pressure : 7,8 kg/cm2
• Maximum Flow : 96,67 m3/jam
• Normal Flow : 57,67 m3/jam
• Volume : 12400 liter
• Useful Section : 7,85 m3
• Straight Side : 3000 mm
• Design Temperature o
: 20 C
• Working Temperature : 20 – 30 oC
• Bed Depth : 1560 mm
PROCESS FLOW DIAGRAM
DEMIN PLANT PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
ACTIVATED CARBON FILTER PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
CATION – ANION EXCHANGER PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
MIXED BED EXCHANGER PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
ACID REGENERATION SYSTEM PS – II PLAJU
PROCESS & INSTRUMENT DIAGRAM
CAUSTIC REGENERATION SYSTEM PS – II PLAJU

Anda mungkin juga menyukai