TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2018
A. Latar Belakang
Barang-barang apapun yang terbuat dari logam dapat mengalami korosi jika
dibiarkan di lingkungan terbuka. Definisi korosi sendiri ialah perkaratan terjadi
sebagai akibat interaksi antara material dengan lingkungannya yang menyebabkan
kerusakan dan penurunan kualitas material tersebut. Hal ini dapat menjadi
berbahaya dan merugikan jika terjadi pada peralatan-peralatan industri. Karena itu,
manajemen pengendalian korosi sangatlah penting.
Reaksinya sangat mudah terjadi bila semua elemennya terpenuhi. Karena itu,
dampak korosi yang dibiarkan terlalu lama, menjadi tidak mudah diprediksi.
Dampak yang ditimbulkan korosi bisa berupa kerugian secara langsung dan tidak
langsung.
Dampak kerugian langsung yang dialami misalnya berupa kerusakan karena korosi
pada peralatan, permesinan atau struktur fasilitas produksi migas, petrochemical,
infrastruktur, fasilitas umum. Contohnya, kebocoran pada jaringan perpipaan atau
tangki menyebabkan kerugian minyak mentah ataupun bahan bakar.
Dalam banyak hal korosi menyebabkan penurunan daya guna suatu komponen atau
peralatan yang dibuat dari logam seperti peralatan pabrik, peralatan kimia,
pembuatan jembatan dan sebagainya. Peristiwa korosi tidak akan terjadi dengan
sendirinya melainkan ada faktor-faktor tertentu yang menyebabkan timbulnya
peristiwa korosi. Faktor tersebut dapat menimbulkan terjadinya peristiwa korosi
apabila komponen- komponen tersebut terjadi hubungan satu sama lain yang
menimbulkan terjadinya aliran elektron. Korosi juga dapat mengakibatkan suatu
material mengalami suatu reaksi oksidasi yang jika dibiarkan terus menerus akan
menyebabkan material terdegradasi. Degradasi tersebut menyebabkan logam
menipis, berlubang, terjadi perambatan reaktan, sifat mekanik berubah sehingga
terjadi kegagalan tiba – tiba pada struktur, sifat fisik dan penampilan logam berubah
(Fachri, 2011).
Korosi diartikan sebagai penurunan mutu logam akibat reaksi elektriokimia dengan
lingkungannya. Korosi dapat digambarkan sebagai sel galvani yang mempunyai
“hubungan pendek” dimana beberapa daerah permukaan logam bertindak sebagai
katoda dan lainnya sebagai anoda, dan “rangkaian listrik” dilengkapi oleh rangkaian
elektron menuju besi itu sendiri seperti di ilustrasikan pada Gambar berikut:
Pembentukkan karat (Haryono, 2010)
Korosi dapat dikurangi dengan berbagai macam cara, dan cara yang paling mudah
dan paling murah adalah dengan menambahkan inhibitor ke dalam media. Inhibitor
berasal dari kata inhibisi: menghambat, jadi inhibitor ditambahkan untuk
menghambat reaksi antarmuka antara material dengan lingkungan. Inhibitor terdiri
dari dua jenis yaitu inhibitor organik dan anorganik. Inhibitor dapat dianggap
sebagai katalisator yang memperlambat (retarding catalyst) (Haryono, 2010).
Produk yang terbentuk diatas mempunyai kestabilan yang tinggi disbanding dengan
Fe saja, sehingga sampel besi/baja yang diberikan inhibitor ekstrak bahan alam akan
lebih tahan (terproteksi) terhadap korosi (Haryono, 2010).
Inhibitor akan membentuk lapisan pelindung in situ karena reaksi antara larutan
dengan permukaan logam. Proses penginhibisiannya disebabkan adanya adsorpsi
molekul pada permukaan logam. Inhibitor teradsorpsi pada permukaan logam
membentuk lapisan pasif yang hidrofobik yang melindungi logam terhadap korosi
lebih lanjut. Adsorpsi inhibitor ke permukaan logam disebabkan oleh gaya tarik
elektrostatik antara muatan ion dengan muatan listrik antarmuka logam. Secara
keseluruhan, senyawa inhibitor adalah netral. Tetapi, gugus nitrogen pada senyawa
tersebut memiliki pasangan elektron bebas yang menyebabkan inhibitor cenderung
bermuatan negatif sehingga inhibitor akan tertarik ke permukaan logam dan
membentuk lapisan (Purwanto, 2013).
Fachri, A. 2011. Studi Pengaruh Konsentrasi Ubi Ungu Sebagai Green Inhibitor Pada
Material Baja Karbon Rendah Di Lingkungan Air Laut Pada Temperature 60oC.
Prosiding Skripsi. Depok : Universitas Indonesia.
Haryono, G. 2010. Ekstrak Bahan Alam Sebagai Inhibitor Korosi. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”. Yogyakarta: UPN “Veteran”.
Purwanto, S. 2013. Pengaruh Inhibitor Kafeina Pada Laju Korosi Dan Struktur Mikro
Baja Karbon KS01 Dan AISI 1045 Dalam Medium Air Laut. Jurnal. Bandung:
Universitas Pajajaran.
Rani, B.E. dan Bharathi Bai. 2012. Green Inhibitors For Corrosion Protection Of Metals
And Alloys: An Overview. Review Article. International Journal Of Corrosion.
Hindawi Publishing Corporation. Article ID 380217.