Disusun Oleh:
UNIVERSITAS JAYABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena kami dapat
menyelesaikan Makalah ini. Penyusunan Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas BKTK
& Teknik Korosi mengenai Proteksi Katodik pada Pipa. Selain itu tujuan dari penyusunan
Makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang masalah korosi pada dunia industry.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Lubena, MT selaku Dosen
BKTK & Teknik Korosi yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah
ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah
selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan
ii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
minyak mulai dari ladang pengeboran menuju kilang pemrosesan. Sebagai bahan yang
masih mentah, liquid yang diangkut membawa material kimia campuran dalam bentuk
Kondisi menjadi amat berbahaya jika liquid yang dibawa mengandung kontaminan
agresif, seperti CO2, H2S, mercury,Cl, HF, naphtanic, asetic atau padatan (pasir). Dalam
jumlah tertentu pipa baja karbon tidak dapat diharapkan lagi akibat proses korosi yang
fatal. Masalah korosi di kilang pengolahan minyak sangat bervariasi tergantung pada
jenis minyak mentah yang diproses, jenis proses yang digunakan, jenis katalis yang
dipakai dan jenis produk yang diinginkan. Korosi dapat terbentuk di sekitar sambungan
dua logam yang berbeda. Logam dapat mengalami serangan yang sangat terlokalisir oleh
sumuran (pitting). Kekuatan logam dapat menurun dengan adanya korosi. Korosi dapat
juga terjadi pada celah, di bawah gasket atau di dalam soket. Penyebab yang dominan
serangan korosi diatas adalah akibat adanya gas CO2 dan gas H2S. Korosi yang
disebabkan oleh gas CO2 dan H2S masing-masing disebut sweet corrosion dan sour
corrosion.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai proteksi katodik pada pipa yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk minyak dalam suatu
industry.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah dapat
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pipa
Pipa adalah media tempat mengalirnya fluida proses dari suatu unit yang satu
antara diameter luar (OD) atau diameter dalam (ID). Tubing adalah pipa dengan
ukuran diameter yang lebih kecil dari pipa, kegunaannya (secara umum) adalah
untuk penghubung antara alat ukur dengan pipa proses an dari instrumen ke sistem
kontrol. Ukuran standar untuk tubing selalu diameter luar (OD). Pada umumnya
pipa yang digunakan untuk penyaluran minyak dan gas bumi adalah pipa yang
dibuat dari bahan baja (carbon steel), dimana baja adalah merupakan paduan antara
besi sebagai bahan dasar dengan unsur kimia yang meliputi Mangan, Plumbun dan
Tembaga dan mengikuti standar API, ANSI dan ASTM. (Amin, 2013:24).
1. Seamless Pipe
Seamless Pipe dalam arti bahasa artinya pipa tanpa sambungan. Dalam
tanpa membuat sambungan sama sekali, sehingga tidak ada bagian dari pipa
yang pernah terganggu atau berubah materialnya akibat panas pengelasan. Pipa
3
ini dibuat dari baja silinder pejal, yang dilubangi dalam kondisi hamper
(Seamless Pipe)
Bahan baku pembuatan pipa ini adalah pelat baja dengan bentuk profil
strip. Pelat baja tersebut dibentuk menjadi pipa dengan melengkungkan pipa
tersebut kearah sumbu pendeknya dengan roll pembentuk (shaper roll) sehingga
membentuk sebuah pipa. Celah pertemuan kedua sisi pelat strip tersebut
(Karniadji,2014:31)
C. Pengertian Korosi
lingkungan untuk logam karena adanya hubungan interaksi antara anoda, katoda,
4
elektrolit, dan konduktor. Korosi terjadi karena adanya kecenderungan suatu
material untuk kembali kebentuk semula dimana dalam proses terbentuknya korosi
tersebut, suatu material yang telah ditempa dan diubah bentuknya melepaskan
energy yang didapat agar dapat kembali seperti semula dalam keadaan stabil atau
seimbang.
Korosi pada logam akan terjadi bila adanya hubungan interaksi antara anoda,
katoda, elektrolit, dan konduktor sehingga terjadi perbedaan potensial antara anoda
dan katoda. Pada mekanisme proses korosi, arus listrik mengalir dari elektroda
dengan potensial tinggi (katoda) menuju elektroda dengan potensial rendah (anoda).
mengalami oksidasi dan oksigen (udara) mengalami reduksi. Pada korosi besi,
bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai anoda, dimana besi mengalami oksidasi.
Ion besi (II) yg terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi (III) yang kemudian membentuk karat dengan rumus kimia Fe2O3 . nH2O.
5
Karat disebut sebagai auto katalis karena karat yang terjadi pada logam akan
1. Uniform Corrosion
dengan penampakan produk korosi dan peronggaan skala besar dan merata.
(Uniform Corrosion)
2. Galvanik Corrosion
Jenis korosi yang terjadi antara dua buah logam dengan nilai potensial
berbeda saat dua buah logam bersatu dalam suatu elektrolit yang korosif.
(Galvanik Corrosion)
3. Crevice Corrosion
Jenis korosi lokal yang terjadi antara dua buah material baik logam-logam
6
(Crevice Corrosion)
4. Pitting Corrosion
(Pitting Corrosion)
5. Erosion Corrosion
melalui pergerakan relatif antara aliran gas atau cairan korosif dengan logam.
(Korosi Erosi)
7
6. Stress Corrosion Cracking
secara simultan tegangan tarik dan media korosif yang menyebabkan terjadi
penampakan retak di dalam logam. Korosi retak tegang terjadi pada paduan
logam yang mengalami tegangan tarik statis di lingkungan tertentu, seperti baja
tahan karat sangat rentan terhadap lingkungan klorida panas, tembaga rentan
dilarutkan amonia dan baja karbon rentan terhadap nitrat. Seperti yang terjadi
menyerang batas butir-butir logam sehingga butir-butir logam akan hilang atau
kekuatan mekanik dari logam akan berkurang, Korosi ini disebabkan adanya
kotoran batas butir, adanya unsur yang berlebih pada sistem perpaduan atau
(Intergranular Corrosion)
8
E. Macam-macam Pemeliharaan Pada Pipa
pada jalur transportasi migas adalah mutlak dan harus ditangani khusus secara
professional dalam menjaga kondisi pipa tersebut, agar tetap terjaga dengan baik
fluida dari dalam pipa. Corrosion inhibitor biasanya ditambahkan dalam jumlah
yang sangat kecil sekali ke dalam asam, air pendingin, uap dan berbagai
berkala.(Amin,2013:55)
a) Chatodic Protection
b) Coating
9
Coating didefinisikan sebagai pelapisan logam maupun non-logam
untuk melindungi pipa dari serangan korosi yang disebabkan oleh lingkungan
Pada sistem proteksi katodik anoda korban, terjadi perpindahan elektron dan
arus listrik dikarenakan adanya perbedaan potensial. Reaksi ini dapat terjadi bila
logam yang diproteksi dihubungkan dengan logam yang lebih aktif, sehingga dalam
satu sistem tersebut terdapat 2 bagian yaitu bagian yang menjadi anoda, dan bagian
yang menjadi katoda. Urutan keaktifan logam dapat ditentukan berdasarkan deret
EMF, dimana deret EMF adalah nilai-nilai termodinamik, atau teoritis yang dapat
digunakan untuk memperkirakan jenis logam yang lebih aktif dan dapat digunakan
DERET EMF
Au+ + e- Au + 1,68
10
Ag+ + e- Ag + 0,80
Na+ + e- Na - 2,71
Ca+ + e- Ca - 2,87
K+ + e- K - 2,92
Proteksi katodik dengan anoda korban (SACP) terjadi saat sebuah logam
dihubungkan dengan logam yang lebih reaktif (anoda). Hubungan ini mengarah
pada sebuah rangkaian galvanik. Untuk memindahkan korosi secara efektif dari
struktur logam, material anoda harus mempunyai beda potensial cukup besar untuk
11
(Proteksi Katodik dengan Metode Anoda Korban)
1. Prinsip Kerja Anoda Korban
Sistem anoda korban ini bekerja dengan cara menciptakan beda potensial
dengan menggunakan logam yang lebih aktif (memiliki potensial yang lebih
rendah), hal ini menyebabkan elektron dapat mengalir dari anoda menuju
terkorosi.
permukaan.
Ada 3 (tiga) jenis anoda yang umum digunakan untuk anoda korban yaitu :
karena daya dorongnya paling tinggi dan keluaran arusnya juga besar.
Untuk struktur (bangunan) yang lebih besar, anoda galvanik tidak dapat
menggunakan anoda yang dihubungkan dengan sumber arus searah (DC) yang
berbentuk batangan turbular atau pita panjang dari berbagai material khusus.
Material ini dapat berupa high silikon cast iron (campuran besi dan silikon),
Pipeline
Current Flow
in theCabling
G. Resistivitas Tanah
13
Resistivitas tanah adalah parameter penting untuk mengidentifikasi
jenisnya. Banyak faktor yang mengakibatkan perbedaan nilai resistivitas antara lain:
minyak, dan gas), porositas, permeabilitas, suhu, dan umur geologi tanah. Faktor-
faktor ini menunjukkan ketika dilakukan pengukuran maka yang terukur adalah nilai
resistivitas kombinasi dari berbagai jenis tanah. Hal ini mengakibatkan nilai yang
Galvanic Anode CP Design, dan Laporan PT Pertamina Oil & Gas Transportation.
Ap = π × (D x 0,0254) × L
Keterangan :
14
π = 3.14
Lp = Ap x (Cd)
Keterangan:
ρ 4 ×𝐿𝑎
𝑅𝑎ℎ = ln[ - 1]
2 𝜋 𝐿𝑎 𝐷𝑎
Keterangan:
= 750 mm ~ 75 cm
= 220 mm ~ 22 cm
ρ 8 ×𝐿𝑎
𝑅𝑎𝑣 = ln[ - 1]
2 𝜋 𝐿𝑎 𝐷𝑎
15
Keterangan :
= 750 mm ~ 75 cm
= 220 mm ~ 22 cm
∆𝐸
𝐼𝑎 =
𝑅𝑎ℎ
Keterangan:
∆𝐸
𝐼𝑎 =
𝑅𝑎𝑣
Keterangan:
(𝑊 𝑥 𝑄 𝑥 𝑓𝑘)
𝑇=
(8760 𝑥 𝐼𝑎)
16
Keterangan:
8. Kebutuhan anoda
𝑙𝑝
𝑁=
𝑙𝑎
Keterangan:
Tdesain
Ntotal = xN
T
Keterangan:
𝐼𝑎
𝑆𝑎 =
𝜋 𝑥 𝐷 𝑥 𝑅𝑎
17
Keterangan:
π = 3,14
Berikut ini merupakan data dari hasil pemeriksaan dilapangan terhadap system
proteksi katodik jalur looping pipa minyak 8 inch booster Cemara – Terminal Balongan
Data teknis / spesifikasi teknis pipa minyak yang akan digunakan adalah
sebagai berikut :
Berdasarkan data dari table spesifikasi pipa diatas, pipa yang digunakan dalam
system proteksi katodik jalur looping pipa minyak dari booster Cemara – Terminal
18
Balongan PT. Pertamina EP Asset 3 adalah pipa baja karbon 8 Inch dengan pipa
material API 5L grade B, dengan diameter luar pipa 8,625 Inch, tebal pipa 0,254
Pada Inspeksi lapangan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi visual pipa
dari jalur pipa Cemara ke Terminal Balongan, ditemukan beberapa kondisi pipa
(Uniform Corrosion)
Dari hasil inspeksi dilapangan ditemukan kondisi pipa yang sudah mengalami
korosi seperti pada gambar diatas. Didapatkan pada pipa mengalami Uniform
Corrosion yang disebabkan oleh kondisi lingkungan dengan suhu yang cukup tinggi
pada permukaan pipa. Penanganan yang dilakukan oleh Pertamina terhadap kondisi
(Intergranular Corrosion)
19
Dari gambar diatas ditemukan pipa mengalami korosi Intergranullar
batas butir, dan karena adanya unsur yang berlebih pada sistem perpaduan.
(Galvanik Corrosion)
yang disebabkan karena kedua material yang berbeda potensial, dan mengakibatkan
material yang lebih rendah potensialnya akan terkikis, dan karena adanya faktor dari
terhadap kondisi pipa tersebut adalah penerapan coating dan pencegahan sistem
Dari hasil pemeriksaan kondisi tanah pada jalur Looping Pipa Minyak 8
dapat dikatakan bahwa lokasi jaringan pipa dari Cemara ke Terminal Balongan
dengan rata-rata 257,48 ohm-cm dalam kondisi “Sangat Korosi”. Oleh karena
itu disarankan penanaman pipa pada kedalaman 1 – 1,5 meter serta dilengkapi
20
dengan penerapan sistem proteksi katodik dengan menggunakan anoda
magnesium, hal ini mengingat kondisi tanah yang bersifat sangat korosif.
anoda disesuaikan dengan kondisi tanah yaitu tipe standard denga berat
anoda korban magnesium dengan berat 32 lbs atau setara 14,5 kg. Penggunaan
lebih besar.
~ 1000 Magnesium
Zinc + backfill
backfill
Magnesium (1,7) +
> 4000
backfill
mengacu pada table 5.3, maka material anoda yang digunakan untuk system
21
proteksi katodik dengan metode anoda korban dari booster Cemara – Terminal
berikut :
Magnesium Remainder
a) Gypsum = 75 %
b) Bentonite = 20 %
22
c) Sodium Sulfat =5%
= 14,53 Kg
Tinggi anoda, H = 15 cm
Panjang anoda, L = 47 cm
Lebar anoda, W = 14 cm
Diamter anoda = 22 cm
Panjang anoda = 75 cm
berikut :
Data perhitungan diambil dari hasil pemeriksaan kondisi tanah dan disain
sistem proteksi katodik jalur looping pipa minyak 8 inch 28.000 meter dari SPU
Resivitas tanah
ρ 257,48 ohm-cm
(kedalaman 1 meter)
Umur desain TDesain 20 tahun
23
Current density Cd 0,55 mA/m2
Diameter anoda Da 22 cm
Panjang anoda La 75 cm
Breakdown coating
Berat anoda
Perhitungan :
Ap π × (D x , 4) × L
= 19263,272 m2
Lp = Ap x Cd
= 10,594,800 mA ~ 10,595 A
24
Untuk kondisi resistivitas 257,5 ohm-cm, maka kebutuhan arus proteksi untuk
selama disain yaitu menggunakan rapat arus (Cd) sebesar 0,55 mA/m2. Dan
didapat hasil untuk total kebutuhan arus proteksi adalah 10,595 Ampere.
4×
Rh = x ln[ ]- 1]
7 ℎ ×7
= 7
ln[ ]- 1]
= 0,882 ohm
∆
Ia = ℎ
0
= 0 88 ℎ
=0,567 Amp
Karena arus keluar yang dihasilkan oleh anoda dengan posisi horizontal lebih
besar, maka posisi anoda yang dipilih adalah posisi horizontal, dengan tujuan
agar arus yang dikeluarkan oleh anoda untuk melindungi pipa lebih besar
sehingga pipa terproteksi. Dan didapatkan hasil tahanan anoda magnesium yang
( )
T = (8760 )
0 08
= 8760 0 67
Umur anoda untuk kondisi tanah 257,5 ohm-cm dengan system pemasangan
25
b) Kebutuhan anoda Mg 32 lbs
N =
0
= 0 67
= 18,681 batang
Sesuai dengan kebutuhan arus proteksi dan keluaran arus anoda per batang,
maka kebutuhan jumlah anoda untuk umur desain 3,058 tahun adalah 18,68
batang.
an
Ntotal = x N Mg 32 lbs
0
= 0 8
x 18,681 batang
Sa =
0 67
= 0 07 0 000
= 1498,816 meter
Jangkauan proteksi anoda per batang berdasarkan keluaran arus anoda adalah
Dengan keluaran arus anoda Mg rata-rata saat pemasangan pada pipa 8 inch dari
26
buah dengan keluaran arus anoda rata-rata 131,627 mA, sehingga umur proteksi
anoda adalah :
( )
T = (8760 )
0 08
= 8760 0 6 7
Jadi umur anoda untuk proteksi pipa 8 inch dari booster Cemara – Terminal
Balongan adalah 26,29 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa umur
anoda perbatang dengan anoda gabungan. Untuk perhitungan pada umur anoda
proteksi
dipasang horizontal
per batang
batang
27
8 Jangkauan proteksi Sa Meter 1498,816
anoda gabungan
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
bahwa :
1. Di dalam industri, secara garis besar ada dua jenis pipa yang digunakan, yakni pipa
untuk logam karena adanya hubungan interaksi antara anoda, katoda, elektrolit, dan
konduktor.
3. Bentuk dari setiap korosi mempunyai karakteristik dan juga mekanismenya yang
4. Pada umumnya terdapat 2 metode untuk menghindari korosi yaitu pemeliharaan dari
dalam pipa dengan menggunakan corrosion inhibitor serta pemeliharaan dari luar
5. Sistem anoda korban bekerja dengan cara menciptakan beda potensial dengan
menggunakan logam yang lebih aktif (memiliki potensial yang lebih rendah), hal ini
menyebabkan elektron dapat mengalir dari anoda menuju katoda sehingga katoda
29
3.2 Saran
1. Pemilihan Pemilihan sebuah material pipa didasarkan dari beberapa aspek meliputi :
karakter fluida yang mengalir, ukuran pipa, laju alir flyida, sertifikasi pipa,
akomodasi pengiriman pipa hingga penempatan pipa tsb jadi beberapa pertimbangan
agar pipa yg dipilih menjadi tepat dan effisien sehingga mengurangi resiko terjadinya
korosi.
2. Ketika terjadi sebuah korosi hal pertama yg perlu dilakukan ialah menganalisa
penyebab terjadinya korosi tsb agar ketika pipa yabg baru gunakan sebagai
30