LAPORAN
OLEH:
KELOMPOK II
LAPORAN
OLEH:
KELOMPOK II
Laporan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mengikuti Praktikal Test
Di Laboratorium Keteknikan Pertanian Program Studi Keteknikan
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung Jawab
(Prof. Dr. Ir. Sumono M. S.) (Achwil Putra Munir STP M. Si)
NIP. 194809281976031003 NIP. 197003121999031002
Puji syukur penulis ucapkan kepada tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari Laporan ini adalah “Tabung Pitot” yang merupakan
salah satu syarat untuk dapat mengikuti Praktikal Tes di Laboratorium Mekanika
Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Achwil Putra Munir STP, M. Si.,
dan Prof. Dr. Ir. Sumono M. S., selaku dosen penanggung jawab mata kuliah
Mekanika Fluida serta abang kakak asisten yang telah membantu dalam
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar terciptanya
Penulis
i
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ........................................................................... i
PENDAHULUAN .................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan ..................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4
BAHAN DAN METODE ...................................................................... 6
Waktu dan Tempak Praktikum ................................................................ 6
Bahan dan Alat ....................................................................................... 6
Prosedur Praktikum.................................................................................. 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 9
Hasil ...................................................................................................... 9
Perhitungan .............................................................................................. 10
Pembahasan ............................................................................................ 15
KESIMPULAN ...................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 20
LAMPIRAN
ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga keadaan (fase) yaitu fase
padat, cair dan gas. Beberapa perbedaan di antara ketiganya adalah: 1) fase padat,
zat mempertahakan suatu bentuk dan ukuran yang tetap, meskipun suatu gaya
yang besar dikerjakan pada benda tersebut. 2) Fase cair, zat tidak
Tetapi seperti halnya fase padat, pada fase cair, zat tidak mudah dimampatkan,
dan volumenya dapat diubah hanya jika dikerjakan gaya yang sangat besar. 3)
Fase gas, zat tida mempunyai bentuk tetap, tetapi akan berkembang mengisi
seluruh wadah.
Karena fase cair dan gas memilik karakter tidak mempertahankan suatu
dengan demikian keduanya disebut fluida. Fluida adalah zat alir, yaiitu zat yang
dalam keadaan biasa dapat mengalir. Salah satu ciri fluida adalah kenyataan
bahwa jarak antar molekulnya tidak tetap, bergantung pada waktu. Ini disebabkan
Gaya kohesi antar molekul gas sangat kecil jika dibandingkan gaya kohesi
antar molekul zat cair. Keadaan ini menyebabkan molekul-molekul gas menjadi
zat cair terikat satu sama lainnya sehingga membentuk suatu kesatuan yang jelas,
1
2
Pengukuran aliran mulai dikenal sejak tahun 1732 ketika Henry Pitot
ditentukan besaran dan vektor kecepatan aliran pada suatu titik dalam fluida dan
statik setempat sebesar (v2/2) dalam suatu arus fluida, terbuka karena tekanan
yang tidak hanya dapat dilakukan dalam pipa tertutup tetapi juga terbuka.
benda padat.
Tabung pitot sederhana terdiri dari tabung yang mengarah secara langsung
kealiran fluida. Tabung ini bersifat fluida, sehingga tekanan bisa diukur dengan
tinggi dari fluida tersebut, tekanan stagasi dari fluida juga disebut dengan tekanan
total atau tekanan pitot. Tabung pitot berfungsi sebagai navigasi pesawat untuk
membandingkan tekanan total yang didapat dari tabung pitot dan tekanan yang
Ada banyak piranti yang telah digunakan dalam praktek pereyasaan untuk
tabung pitot, meteran arus dan anometer putar dan anemometer kawat panas.
telah dipatenkan. Agar dapat memakai peralatan hidrolik. Secara ahli, penggunaan
persamaan bernoulli alat menjadi sangat penting dalam hal dimana tersedia harga-
Sifat dari fluida ideal adalah tidak dapat ditekan (volume tetap karena
Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui koefisien debit dari pipa bambu, pipa PVC, pipa besi,
pipa aluminium.
TINJAUAN PUSTAKA
Tabung pitot adalah alat untuk menentukan kecepatan pada titik yang
diperlukan dalam sungai yang mengalir. Dalam bentuk yang paling sederhana,
pitot berbentuk tabung yang memiliki sudut 90. Ujung tabung menghadapi pada
arah aliran. Air naik sampai tabung karena tekanan yang diberikan oleh air yang
Tabung pitot merupakan alat yang dihunakan untuk mengukur laju aliran
suatu gas atau udara. Alat ini dilengkapi dengan manometer raksa. Dengan
mengetahui perbedaan ketinggian raksa pada kedua kaki manometer, aliran gas
dapat ditentukan kelajuannya. Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur
kelajuan gas adalah tabung pitot gas (misalnya udara) mengalir melalui lubang-
lubang. Lubang-lubang ini sejajar dengan arah aliran dan dibuat cukup jauh
dinamis serta mengarahkan tegak lurus aliran untuk mengukur tekanan statik pada
selama 1 detik yang melewati suatu penampang luas. Maka dapat dikatakan pula
4
5
aliran selain digunakan rumus debit, juga dapat digunakan nomogram hubungan
antara diameter, debit dan kecepatan; Q=V.A. Jika kecepatan bertambah maka
(Maryono, 2003).
Zat cair yang ada di alam ini mempunyai kekentalan meskipun demikian
dalam berbagai perhitungan mekanika fluida ada yang dikenal atau dianggap
sebagai fluida ideal, adanya kekentalan pada fluida akan menyebabkan terjadinya
tegangan geser pada waktu bergerak. Tegangan geser ini akan merubah sebagian
energi aliran menjadi bentuk energi lain. Koefisien debit ait dapat dihidrolika
titikan aliran fluida yang kempersibel tabung pitot sebenarnya harus dikalikan
dengan faktor, untuk memperoleh kecepatan yang benar pada titik cairan mengalir
Garis energi adalah sebuah garis yang menunjukkan head total yang
tersedia pada fluida. Ketinggian dari garis energi dapat diperoleh dengan
adalah bagian dari tabung pitot statik yang melingkar tekanan stagnasi. Titik
stagnasi pada tabung pitot memberikan sebuah ukuran head (atau energi) total
Sumatera Utara.
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air yang
berfungsi sebagai objek percobaan untuk mengetehui koefisien debit (Cd) dari
kebocoran pada rangkaian percobaan tabung pitot. Isolasi yang berfungsi untuk
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung pitot yang
berfungsi untuk menghitung koefisien debit dari suatu aliran fluida, ember yang
berfungsi untuk menampung air yang akan dihitung volumenya, gelas ukur untuk
mengukur volume air yang ditampung oleh ember. Stopwatch yang berfungsi
untuk mengitung waktu air yang dialirkan selama satu menit, selang air yang
berfungsi untuk mengalirkan air dari kran ke pipa, kran air yang berfungsi untuk
membuka atau menutup aliran air, alat tulis yang berfungsi untuk mencatat data
hasil percobaan.
6
7
Prosedur Percobaan
1. Dibuat pipa-pipa (Pipa PVC, Pipa Alumunium, Pipa Besi, dan Pipa
3. Dimasukkan dan disumbat tabung pitot pada bagian tengah pipa percobaan
6. Di buka kran air sehingga air mengalir pada pipa percobaan dan dicatat
ketinggian air pada tabung pitot yang terletak pada bagian tengah pipa
10. Dihitung luas penampang pipa-pipa percobaan, debit aktual (Qa) pada
pipa, debit teori (Qt), dan koefisien debit (Cd), masing-masing dengan
1 𝑉 𝑄𝑎
rumus: 𝐴 = 4 𝐷² 𝑄𝑎 = 𝑄𝑡 = 𝐴. √2. 𝑔. ℎ 𝐶𝑑 =
𝑡 𝑄𝑡
Keterangan:
A = Luas Penampang
D = Diameter Pipa
Qa = Debit Aktual
Qt = Debit Teori
V = Volume Air
t = Waktu
Cd = Koefisien Debit
8
g = Percepatan Gravitasi
Hasil
Pipa Bambu
Ulangan t (s) h (m) D (m) A (m²) V (m³) Qa (m³/s) Qt (m³/s) Cd
I 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,85X10ˉ³ 6,416X10ˉ⁵ 2,183X10ˉ⁴ 0,293
II 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 4,9X10ˉ³ 8,166X10ˉ⁵ 2,358X10ˉ⁴ 0,346
III 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,8X10ˉ³ 6,333X10ˉ⁵ 2,358X10ˉ⁴ 0,268
Rata-Rata 0,302
Pipa PVC
Ulangan t (s) h (m) D (m) A (m²) V (m³) Qa (m³/s) Qt (m³/s) Cd
I 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 4X10ˉ³ 6,666X10ˉ⁵ 1,993X10ˉ⁴ 0,334
II 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,5X10ˉ³ 5,833X10ˉ⁵ 3,088X10ˉ⁴ 0,188
III 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,65X10ˉ³ 6,083X10ˉ⁵ 2,183X10ˉ⁴ 0,278
Rata-Rata 0,266
Pipa Besi
Ulangan t (s) h (m) D (m) A (m²) V (m³) Qa (m³/s) Qt (m³/s) Cd
I 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,27X10ˉ³ 5,45X10ˉ⁵ 1,993X10ˉ⁴ 0,273
II 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,5X10ˉ³ 5,833X10ˉ⁵ 2,183X10ˉ⁴ 0,267
III 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,65X10ˉ³ 6,083X10ˉ⁵ 2,358X10ˉ⁴ 0,257
Rata-Rata 0,265
Pipa Aluminium
Ulangan t (s) h (m) D (m) A (m²) V (m³) Qa (m³/s) Qt (m³/s) Cd
I 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,3X10ˉ³ 5,5X10ˉ⁵ 2,521X10ˉ⁴ 0,218
II 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,26X10ˉ³ 5,443X10ˉ⁵ 4,367X10ˉ⁴ 0,124
III 60 3X10ˉ² 1,905X10̄ˉ² 2,848X10ˉ⁴ 3,04X10ˉ³ 5,066X10ˉ⁵ 3,214X10ˉ⁴ 0,157
Rata-Rata 0,166
9
10
Perhitungan
3
D = 4 Inchi
3
= 4 2, 54 𝑐𝑚
= 1, 905X10-2
1
A = 4 𝐷²
1
= (3,14)(1,905𝑋10ˉ2 𝑚)²
4
= 2,848 m²
1. Pipa Bambu
𝑉₁ 3,85𝑋10ˉ³ 𝑚³
Qa = = = 6,416X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₂ 3,85𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 8,166X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₃ 3,8𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 6,333X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 3𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,183X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 3,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,358X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 3,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,358X10-4 m3/s
11
𝑄𝑎 6,146𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd₁ = = = 0,293
𝑄𝑡 2,183𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝑄𝑎 6,166𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd2 = = = 0,346
𝑄𝑡 2,358𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝑄𝑎 6,333𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd3 = = = 0,268
𝑄𝑡 2,358𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝐶𝑑₁+𝐶𝑑₂+𝐶𝑑₃ 0,293+0,346+0,268
̅̅̅̅
𝐶𝑑 = = = 0,302
3 3
2. Pipa PVC
𝑉₁ 4𝑋10ˉ³ 𝑚³
Qa = = = 6,666X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₂ 3,5𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 5,833X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₃ 3,65𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 6,083X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 2,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 1,993X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 6𝑋10ˉ² 𝑚
= 3,088X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 6𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,183X10-4 m3/s
𝑄𝑎 6,666𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd₁ = = = 0,334
𝑄𝑡 1,993𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
12
𝑄𝑎 5,833𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd2 = = = 0,188
𝑄𝑡 3,088𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝑄𝑎 6,083𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd3 = = = 0,278
𝑄𝑡 2,183𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝐶𝑑₁+𝐶𝑑₂+𝐶𝑑₃ 0,334+0,188+0,278
̅̅̅̅
𝐶𝑑 = = = 0,302
3 3
3. Pipa Besi
𝑉₁ 3,27𝑋10ˉ³ 𝑚³
Qa = = = 5,45X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₂ 3,5𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 5,833X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₃ 3,65𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 6,083X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 2,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 1,993X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 3𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,183X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 3,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,358X10-4 m3/s
𝑄𝑎 5,45𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd₁ = = = 0,273
𝑄𝑡 1,993𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝑄𝑎 5,833𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd2 = = = 0,267
𝑄𝑡 3,183𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
13
𝑄𝑎 6,083𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd3 = = = 0,257
𝑄𝑡 2,358𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝐶𝑑₁+𝐶𝑑₂+𝐶𝑑₃ 0,243+0,266+0,265
̅̅̅̅
𝐶𝑑 = = = 0,265
3 3
4. Pipa Aluminium
𝑉₁ 3,3𝑋10ˉ³ 𝑚³
Qa = = = 5,5X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₂ 3,26𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 5,433X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
𝑉₃ 3,04𝑋10ˉ³𝑚³
Qa = = = 5,066X10-5 m3/s
𝑡 60𝑠
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 4𝑋10ˉ² 𝑚
= 2,521X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 12𝑋10ˉ² 𝑚
= 4,367X10-4 m3/s
Qt = 𝐴√2. 𝑔. ℎ
𝑚
= 2, 848X10-4 m2 . √2.9,8 𝑠2 . 6,5𝑋10ˉ² 𝑚
= 3,214X10-4 m3/s
𝑄𝑎 5,5𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd₁ = = = 0,218
𝑄𝑡 2,521𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝑄𝑎 5,433𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd2 = = = 0,214
𝑄𝑡 4,367𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
14
𝑄𝑎 5,066𝑋10ˉ5 𝑚3 /𝑠
Cd3 = = = 0,157
𝑄𝑡 3,214𝑋10ˉ4 𝑚³/𝑠
𝐶𝑑₁+𝐶𝑑₂+𝐶𝑑₃ 0,218+0,124+0,157
̅̅̅̅
𝐶𝑑 = = = 0,166
3 3
15
Pembahasan
Pada praktikum tabung pitot, air yang mengalir dari beberapa pipa
percobaan memiliki gerakan air yang mengaibatkan terdapat debit suatu air,
energi aliran. Sesuai dengan literatur (Khurmi: 1970) yang menyatakan bahwa
tabung pitot adalah alat untuk menentukan kecepatan pada titik yang diperlukan
adalah tinggi air yang ada pada atas permukaan tabung pitot.
debit total 2,183X10-4 m3/s dan debit aktual 6,416X10-5 m3/s. Percobaan kedua
koefisiennya yaitu 0,346, debit total 2,358X10-4 m3/s dan debit aktual 8,166X10-5
m3/s. Percobaan ketiga koefisiennya 0,268, debit total 2,358X10-4 m3/s dan debit
debit total 1,993X10-4 m3/s dan debit aktual 6,666X10-5 m3/s. Percobaan kedua
koefisiennya yaitu 0,188, debit total 3,088X10-4 m3/s dan debit aktual 5,833X10-5
m3/s. Percobaan ketiga koefisiennya 0,278, debit total 2,183X10-4 m3/s dan debit
debit total 1,993X10-4 m3/s dan debit aktual 5,45X10-5 m3/s. Percobaan kedua
koefisiennya yaitu 0,267, debit total 2,183X10-4 m3/s dan debit aktual 5,833X10-5
16
m3/s. Percobaan ketiga koefisiennya 0,257, debit total 2,358X10-4 m3/s dan debit
0,218, debit total 2,521X10-4 m3/s dan debit aktual 5,56X10-5 m3/s. Percobaan
kedua koefisiennya yaitu 0,124, debit total 4,367X10-4 m3/s dan debit aktual
m3/s dan debit aktual 5,066X10-5 m3/s, dan koefisien debit rata-ratanya adalah
0,166.
Aplikasi tabung pitot salah satunya adalah pada tangki bensin dalam
menentukan ketinggian. Hal ini sesuai dengan literatut (Harinaldi: 2003) yang
menyatakan bahwa, salah satu aplikasi tabung pitot adalah dalam navigasi
pesawat untuk ketinggian, kecepatan, dan tekanan yang didapat pada tabung
Kekurangan dari tabung pitot adalah arah tabung harus disesuaikan dengan
arah aliran fluidanya. Kelebihan tabung pitot yaitu murah dan mudah dipakai,
pesawat. Dengan perbedaan tekanan yang didapat ini sesuai dengan literatur
memiliki koefisien lebih tertinggi yaitu 0,302. Pipa PVC memiliki koefisien debit
17
ke II tertinggi yaitu 0,266. Pipa besi memiliki koefisien debit tertinggi III yaitu
yaitu 0,166.
pipa, dimana semakin besar diameternya maka debitnya semakin kecil, begitu
juga sebaliknya. Faktor lain adalah jenis pipa yang dialirkan tasbung pitot,
kecepatan gravitasi, dan waktu aliran juga mempengaruhi koefisien debit pada
masing-masing pipa.
KESIMPULAN
1. Dari hasil praktikum diperoleh koefisien debit (cd) pada pipa bambu pada
2. Dari hasil praktikum diperoleh koefisien debit (cd) pada pipa PVC pada
3. Dari hasil praktikum diperoleh koefisien debit (cd) pada pipa besi pada
4. Dari hasil praktikum diperoleh koefisien debit (cd) pada pipa aluminium
5. Dari hasil praktikum diperoleh koefisien debit (Cd) rata-rata yang tertinggi
adalah pada pipa bambu sebesar 0,302. Dan koefisien debit (Cd) rata-rata
18
DAFTAR PUSTAKA
Boyle, W.P. 1986. Aplied Fluid Mechanics. Saint Mary’s University. New York.
19