1.2Tujuan
Adapun tujuan dari adanya pelaksanaan praktikum hidraulika ini sebagai berikut:
Hydraulic bench merupakan alat yang digunakan untuk mengukur debit air
(Qaktual) dengan memanfaatkan konsep keseimbangan torsi (torque).Torsi merupakan
besaran yang mengakibatkan benda berotasi atau berputar,seperti ketika kita ingin
melihat suatu benda diam menjadi bergerak translasi (lurus),anda perlu mengerjakan
gaya pada benda itu,untuk membuat benda tegak berotasi terhadap suatu poros
tertentu maka gaya yang diperlukan adalah gaya torsi. Torque merupakan kuantitas
vektor. Namun karena hanya mempertimbangkan rotasi terhadap sumbu tunggal,
notasi tersebut dapat diganti dengan positif (berlawanan arah jarum jam) dan negatif
(searah jarum jam ). Torque juga mengikuti prinsip superposisi : jika beberapa torque
berkerja pada sebuah benda, torque juga mengikuti prinsip superposisi : jika
beberapa torque bekerja pada sebuah benda, torque net (atau torque resultan) adalah
jumlah torque masing masing “ (Halliday : 2010)
Rumus debit air
𝑀𝑎𝑖𝑟 = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 × 𝑉 𝑎𝑖𝑟
Sehingga :
∑𝜏 = 0
∑ 𝐹𝑙 = 0
(3(𝑀 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛) − 𝑀 𝑎𝑖𝑟). 𝑎 = 0
Keterangan :
τ = Torsi (N.m)
F = Gaya yang bekerja (N)
l = Lengan (m)
M = Massa (kg)
2.2 Tujuan
2.3 Alat
Cara kerja dari alat Bernoulli inidipasang diatas hydraulic bench, diatur
dengan scrub agar horizontal, Buka bagian atas dari Bernoulli agar udara tidak
tercampur dengan air, ketika air masuk kedalam manometer,Air masuk mengisi
manometer sampai penuh dan tutup kembali bagian atas Bernoulli, Buka kran sambil
aktifkan stopwatch dan tutup kran bersamaan hentikan stopwatch, Hitung hasil di
venturimeter pada selang ke 3 dan ke 6.Dalam alat bernoulli ini ada beberapa bagian
diantaranya adalah :
a. Inlet merupakan pipa tepat masuk air yang terdapat di alat Bernoulli
b. Oulet merupakan pipa tepat keluar air yang terdapat di Bernoulli
c. Manometer merupakan tabung kecil yang diisi air, untuk mengukur volume.
d. Venturimeter merupakan pipa yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian pipa
mengecil (konvergen), leher dan pipa pembesar (divergen), digunakan untuk
mengukur debit.
a. Tekanan hidrostatis
b. Tekanan stagnasi
Keterangan :
a. Tekanan Hidrostatis
Oleh karena zat cair dalam keadaan diam maka V1=V2=0 sehingga persamaan
tersebut menjadi:
p2=p1+(z1+z2) γ atau p2=p1 h γ
Apabila tekanan di titik 1 (p1) adalah tekanan atmosfer maka besar tekanan di
titik 2 adalah:
P2= h γ+pa= h γ
b. Tekanan Stagnasi
Gambar dibawah menunjukkan sebuah benda yang berada di dalam zat cair
mengalir (misalnya pilar jembatan di sungai). Garis arus yang sampai disekitar
benda tersebut akan berubah arah kecuali garis arus yang ditengah yang
memotong benda tersebut di titik S di mana garis singgungnya membentuk
sudut siku dengan garis arus tersebut. Zat cair pada titik tersebut mempunyai
kecepatan nol. Titik S disebut titik stagnasi dan tekanan pada titik tersebut
adalah tekanan stagnasi. Jika pada titik berjarak tertentu dari S mempunyai
tekanan p0 dan kecepatan v0, maka tekanan stagnasi dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan Bernoulli untuk titik 0 dan S.
Debit aliran melalui pipa dapat diukur dengan menggunakan venturi meter.
Bentuk paling sederhana dari venturimeter ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian
pipa mengecil (konvergen),
leher dan pipa membesar
(divergen), seperti yang
ditunhukkan dalam gambar
dibawah. Alat ini dipasang pada
pipa yang akan diukur debit
alirannya. Zat cair yang mengalir
melalui venturi meter akan dipercepat pada bagian pipa konvergen. Karena
percepatan tersebut maka kecepatan zat cair di dalam leher akan lebih besar dari pada
kecepatan pada pipa dimana venturi meter ditempatkan. Kenaikan kecepatan ini akan
mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan. Untuk mengukur perbedaan tekanan di
pipa dan di leher venturi meter maka kedua bagian tersebut dihubungkan oleh tabung
kecil (monometer) yang diisi dengan zat cair yang berbeda.
2.6 Kesimpulan
Cara kerja dari alat Bernoulli inidipasang diatas hydraulic bench, diatur
dengan scrub agar horizontal, Buka bagian atas dari Bernoulli agar udara tidak
tercampur dengan air, ketika air masuk kedalam manometer,Air masuk mengisi
manometer sampai penuh dan tutup kembali bagian atas Bernoulli, Buka kran sambil
aktifkan stopwatch dan tutup kran bersamaan hentikan stopwatch, Hitung hasil di
venturimeter pada selang ke 3 dan ke 6.
Alat dari Bernaulli ini terdiri dari manometer, venturimeter, inlet dan outlet.
Kegunaan alat ini untuk mengukur debit, dalam pengukuran debit digunakan
perhitungan yang terdapat di venturimeter.
2.6.1 Lampiran foto
Manometer
Venturimeter
Gambar 7. Venturimeter
Gambar 8. Manometer
BAB 3
3.1 Pendahuluan
Orifice adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengukur laju aliran
volum atau massa fluida di dalam saluran yang tertutup (pipa) berdasarkan prinsip
beda tekanan. Alat ini berupa plat tipis dengan gagang yang diapit diantara flens
pipa. Fungsi dari gagang orifice adalah untuk memudahkan dalam proses
pemasangan dan penggantian. Orifice termasuk alat ukur laju aliran dengan metode
rintangan aliran (Obstruction Device). Karena geometrinya sederhana, biayanya
rendah dan mudah dipasang atau diganti.
Orifice Plate(Sebuah plat lubang) adalah pelat tipis dengan lubang di tengah.
Hal ini biasanya ditempatkan dalam pipa aliran fluida di mana. Ketika cairan
mencapai pelat orifice, dengan lubang di tengah, cairan dipaksa untuk berkumpul
untuk pergi melalui lubang kecil, titik konvergensi maksimum sebenarnya terjadi tak
lama hilir orifice fisik, pada titik kava disebut contracta (lihat gambar sebelah
kanan). Seperti tidak demikian, kecepatan dan perubahan tekanan. Di luar contracta
vena, cairan mengembang dan kecepatan dan tekanan perubahan sekali lagi. Dengan
mengukur perbedaan tekanan fluida antara bagian pipa normal dan di vena contracta,
tingkat aliran volumetrik dan massa dapat diperoleh dari persamaan Bernoulli.
3.2 Tujuan
3.3 Alat
PIPA P1 ORIFICE P2 P3
d Vena contracta
D
Keterangan :
1 3
2
Gambar 1. Prinsip Kerja Orifice
P1 = tekanan upstream
d = diameter orifice
3.5 Pembahasan (tambahkan rumus yang berkaitan dengan alat, dan jangan
lupa dijabarkan juga)
Pada dasarnya orifice berupa plat tipis dengan lubang di bagian tertentu
(umumnya di tengah). Fluida yang mengalir melalui pipa ketika sampai pada orifice
akan dipaksa untuk melewati lubang pada orifice. Hal itu menyebabkan terjadinya
perubahan kecepatan dan tekanan. Titik dimana terjadi kecepatan maksimum dan
tekanan minimum disebut vena contracta. Setelah melewati vena contracta kecepatan
dan tekanan akan mengalami perubahan lagi. Dengan mengetahui perbedaan tekanan
pada pipa normal dan tekanan pada vena contracta, laju aliran volume dan laju aliran
massa dapat diperoleh dengan persamaan Bernoulli.
Prinsip dasar orifice adalah dengan diketahuinya tinggi (h) dan luas lubang
aliran keluar fluida (A) maka dapat dihitung atau ditentukan umlah aliran keluar
fluida (Q),seperti persamaan dibawah ini :
Q = C . A. √2.g.h
Dimana:
3.6 Kesimpulan
a. Semakin tinggi RPM yang digunakan terjadi peningkatan kecepatan udara yang
masuk melalui kedua orifice.
b. Semakin tinggi kecepatan yang disebabkan oleh tingginya RPM yang masuk
melalui orifice terjadi peningkatan tekanan pada sisi masuk (P1) dan terjadi
penurunan tekanan pada sisi keluar (P2).
c. Terjadi peningkatan nilai laju aliran massa yang dihasilkan seiring dengan
bertambahnya RPM.
Lampiran foto alat
4.1 Pendahuluan
Aliran dalam saluran terbuka sering di temui dalam saluran alam, namun
saluran terbuka bersifat alami bukan saluran prismatic,artinya penampang melintangnya
berbeda-beda di setiap peninjauan, sehingga sulit menganalisisnya. Pada praktikum ini yang
akan di pelajari adalah aliran dalam saluran terbuka yang dianggap prismatic agar dapat
membantu dalam mengamati dan menganalisisnya.
4.2 Tujuan
4.3 Alat
a. Pintu sorong
b.
4.5 Pembahasan
Aliran air dalam suata saluran dapat berupa aliran saluran terbuka dan aliran
saluran pipa. Kedua aliran tersebut sama dalam berbagai hal, namun berbeda dalam
satu hal. Aliran saluran terbuka harus memilike saluran yang bebas, sedangkan aliran
saluran pipa tidak demikian karana aliran ini harus mengisi seluruh area salurn yang
di lewatinya.
Faktor yang memperngaruhi keadaan aliran adalah pengaruh relatif
( viskositas ) dan gaya innersia, jika gaya viskositas yang dominan maka aliranny
laminear, sedangkan gaya inersia yang dominan maka alirannya turbulen. Nisbah
antara gaya kekentalan dan inersia di nyatakan dalam bilangan reynold ( REY ) yan
dinyatakan dalam rumus berikut :
REY = V x L / v
Diamana :
REY = bilangan reynold
V = kecepatan aliran (m/det)
L = panjang karakteristik (m) pada saluran bebas L= R
R = jari – jari hidroik saluran ( m )
V = kekentalan kinematik (m² / det )
Batas peralihan antara aliran luminer dan turbulen terjadi pada bilangan
reynald kurang lebih 600.
Aliran Subkritis, Kritis, dan Superkritis
Aliran dikatakan kritis ( Fr = 1) apabila kecepatan aliran sama dengan
gelombang gravitasi dengan amplitudo kecil. Gelombang gravitasi dapat
dibangkitkan dengan merubah kedalaman. Jika kecepatan aliran lebih kecil dari pada
kecepatan kritis, maka alirannya disebut subkritis ( Fr < 1), sedangkan jika
kecepatannya aliran lebih besar daripada kecepatan kritis, maka alirannya disebut
superkritis ( Fr > 1).
Parameter yang menentukan ketiga jenis aliran tersebut adalahnisbah antara
gaya gravitasi dan gaya inersia, yang dinyatakan dengan bilangan Froude(Fr).
Bilangan Froudeuntuk saluran berbentuk persegi di definisikan sebagai :
𝑽
Fr =
√𝒈𝒙 𝒉
Dimana :
Fr = bilangan Froude
V = kecepatan aliran (m/dt)
H = kedalaman aliran (m)
g = pecepatan gravitasi (m²/dt)
Pada saluran terbuka, debit aliran dapat dihitung dengan menghitung
kecepatan aliran dan luas penampang basah saluran tersebut. Kecepatan aliran irigasi
dapat dihitung dengan rumus matematika :
𝒗 = 𝑺⁄𝒕
v = kecepatan aliran (m/t)
S = panjang aliran yang ditinjau (m)
T = waktu tempuh fluida dari titik awal ke titik akhir sepanjang S (s)
Q = A.v
Ambang Lebar
1. Pengertian
Alat ukur ambang lebar adalah bangunan aliran atas (over flow), untuk ini
tinggi energi hulu lebih kecil dari panjang mercu. Karena pola aliran di atas alat ukur
ambang lebar dapat ditangani dengan teori hidrolika yang sudah ada sekarang, maka
bangunan ini bisa mempunyai bentuk yang berbeda-beda, sementara debitnya tetap
serupa.
Q = Cd . 2/3 .. b .H1,5
Keterangan :
Cd = koef.debit (1,03 untk ambang lebar)
g = Percepatan Gravitasi (9,81 m/s2)
b = lebar ambang (m)
H = Tinggi Air dari atas ambang sampai permukaan air (m)
Q = Debit (m3 /s)
4.6 Kesimpulan
a. Aliran kritis
b. Aliran subkritis
c. Aliran super kritis