Kelompok
: B6 Shift 15.00-16.30
Tanggal Praktikum
: Arlieza Raudha
M Raihan Anandya
Genniya Haya Nur Sadrina
I. TUJUAN
Menentukan debit aktual (Q aktual)
II. PRINSIP DASAR
Alat hydraulic bench memiliki prinsip kerja yaitu menggunakan beban untuk
menghitung debit aktual yang dihasilkan dari perhitungan waktu debit dari awal aliran hingga
waktu saat tuas akan terangkat. Mekanisme yang digunakan adalah kesetimbangan tuas.
Massa debit air sama dengan tiga kali massa beban dan debit fluida berbanding terbalik.
Perbandingan ini berasal daari perbandigan antara lengan pada hydraulic bench yang
diletakkan beban dengan lengan keseluruhan. Percobaan ini dilakukan triplo yaitu diulang 3x
lalu waktu yang digunakan sebagai data ialah waktu rata-rata. Pada percobaan ini dilakukan 4
variasi.
Fluida yang digunakan dalam Hydraulic Bench adalah sama dimana memenuhi
persamaan kontinuitas dan persamaan aliran fluida (debit) sebagai berikut :
Q1 = Q2
A1.v1 = A2.v2
Gambar 1.
Hydraulic bench
Keterangan
bagian
bagian
hydraulic bench:
Pompa :
dalam pipa
Kran pengatur debit : kran ini digunakan untuk mengatur debit air yang diinginkan
untuk mengetahui apakah debit sudah stabil saat waktu mulai dihitung
Drain pipe : Drain pipe digunakan untuk mengalirkan air dari pipa menuju bak
penimbangan air.
Measuring tank : digunakan untuk menimbang banyaknya air yang dihasilkan oleh
debit tersebut
Lower tank : menampung air yang dibuang dari bak penimbangan melalui drain valve,
untuk kemudian di gunakan kembali dalam proses pengaliran air melaluui pipa
Drain valve : untuk membuang air dari bak penimbangan
Power cut of switch : untuk menyalakan dan mematikan hydraulic bench
Bench supply valve : untuk membuka dan menutup drain valve
untuk
mengalirkan air ke
b. Viskositas
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam
zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekulmolekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai contoh, air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Viskositas fluida dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan gaya
kohesi tersebut dipengaruhi oleh suhu. Oleh karena itu viskositas dipengaruhi oleh suhu.
c. Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Persamaan Bernoulli yang didapat
sebagai berikut :
P1+ v21+ gh1= P2+ v22 + gh2
keterangan:
h = ketinggian permukaan air dari dalam pipa pengukuruan
v = kecepatan aliran pada titik terteentu
P = tekanan pada zat cair
= massa jenis zat cair
No.
Suhu T(C)
3
Densitas (kg/ m )
999.9
1000.0
10
999.7
15
999.1
20
998.2
30
995.7
40
992.2
50
988.1
60
983.2
10
70
977.8
11
80
971.8
12
90
965.3
13
100
958.4
990
980
970
960
950
940
930
20
40
60
80
100
120
Tabel 4.2 Data Variasi Waktu dengan debit aliran air yang bervariasi
Variasi
1
2
3
4
5
t (s)
t2
26.14
7.34
20.59
21.53
9.73
t1
24
7.23
19.89
20.35
8.92
t3
21.23
7.32
20.70
19.25
8.63
V. Pengolahan Data
1. Mencari air
air dapat dicari dengan menggunakan hasil regresi dari perhitungan data awal
yaitu y = -0,0036x2 - 0,0695x + 1000,6
lalu masukkan nilai suhu rata rata yang terukur di ruangan yaitu
Suhu awal+ suhu akhir
22+26
T rata rata =
=
= 24C
2
2
3
sehingga air yang didapat adalah 996,85 m /s
Volume air =
3 x massa beban
=
996,85
3 x 2.5
996,85
7.5
= 996,85
= 7,52 x
10
m3
Jadi, Volume air yang digunakan adalah 0.00752
t 1+ t 2+t 3
3
24 +26.14+ 21.23
3
71.37
3
= 23.79 s
Volume air
t ratarata
0.00752
23.79
= 3.160 x
104
104
m3 /s
m3 /s
15
Axis Title 10
5
0
0 1 2 3 4 5 6
Axis Title
Variasi
3
air (kg/ m )
3
Qaktual ( m /s)
996,85
23.79
996,85
7.29
3
1,03 x 10
996,85
20.39
4
3,68 x 10
996,85
20.37
3,69 x 10
996,85
9.09
3.16 x
10
4
8,27 x 10
VII. ANALISIS
Cara kerja dari praktikum modul 1 Hydraulic Bench ini yaitu pertama kita hubungkan
bench ke sumber listrik, kemudia valve bench ditutup dan pompa dinyalakan. Setelahnya
7
tutup derain di bak dalam weight tank dengan memutar cam lever, kemudian buka valve di
bench. Langkah selanjutnya adalah jalankan stopwatch tepat saat lengan bergerak ke atas,
kemudia pasang beban segera dan matikan stopwatch tepat saat lengan bergerak ke atas. Catat
berat beban yang digunakan, catat waktu yang tertera pada stopwatch(Ulangi percobaan
sesuai kebutuhan). Jika sudah selesai tutup valve di Bench. Matikan pompa dan cabut fitting
stop kontak sumber listrik.
Prinsip yang digunakan oleh alat hydraulic bench bekerja dengan prinsip bahwa massa air
sama dengan 3 kali massa beban. Perbandingan ini didapatkan dari perbandingan lengan
beban yang ada dengan lengan keseluruhann di hydraulic bench tersebut.
Pada praktikum ini diketahui bahwa LB : LA = 1 : 3, sehingga:
M B LA
= sehingga M B=3 M A
M A LB
Dari table dan grafik kerapatan terhadap suhu, dapat disimpulkan bahwa
temperature memiliki hubungan dengan kerapatan, dimana semakin tinggi temperatur air
maka kerapatannya pun semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan
volume air yang digunakan sehingga membuat kerapatan air semakin kecil. Maka,
semakin tinggi temperature juga menyebabkan nilai debit juga meningkat.
Pada table 4.1 Grafik Temperatur terhadap massa jenis digambarkan bentuk grafik
yang polynomial dengan fungsi y=-0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6. Pada saat temperature di
sumbu x =0 derajat celcius, nilai sumbu y sebesar 999,9 sehingga grafik temperature
terhadap massa jenis tidak ada yang memotong sumbu (0,0). Hal ini menyebabkan grafik
tersebut berbentuk polynomial.
Nilai Qaktual lebih kecil dari nilai Qteoritis. Perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh faktor
faktor yang bejera pada fluida itu sendiri. Faktor tersebut adalah headoss dan juga gaya
friksi yang ditunjukan oleh koefisien debut, koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi.
Sehingga dapat ditemukan bahwa terjadi ketidaksamaan perhitugan antara Q teoritis. Dari
analisis ini pula diketahui bahwa faktor faktor ini menunjukan bahwa dalam keadaan
nyata, kondisi perhitungan debit tidaklah ideal. Dari beberapa poin tersebut, dapat
dikatakan hubungan antara Qaktual dan Qteoritis adalah energi pada Qaktual hilang akibat
beberapa faktor- faktor eksternal tersebut.
Percobaan ini dilakukan diulang 3x dan juga dilakukan 5 variasi. Tujuan pengulangan
saat pengkuruan ini adalah mengeliminasi faktor faktor yang membuat hasil menjadi tidak
presisi dan akurat.
Meskipun demikian, pada praktikum ini ada kemungkinan terjadi kesalahan yang
dilakukan ialah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam pengukuran suhu baik suhu awal maupun akhir sehingga
menyebabkan kesalahan pada perhitungan yang lain (perhitungan kerapatan) karena
kesalahan pada kerapatan juga menyebabkan kesalahan pada perhitungan lainnya
(perhitungan volume dan debit).
2. Kesalahan dalam perletakan beban baik terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga
menyebabkan kesalahan pada
kesalahan pada waktu
(perhitungan debit).
VIII.
APLIKASI
HYDRAULIC
BENCH
PADA
BIDANG
TEKNIK
LINGKUNGAN
Hydraulic bench adalah alat
sederhana. Secara nyata alat ini juga dapat diaplikasikan langsung di bidang keilmuan
teknik lingkungan, seperti dalam pengolahan limbah. Hydraulic bench
digunakan
sebagai pembanding seberapa telitinya debit limbah yang dialirkan dari suatu aliran
secara aktual jika dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teoritis. Selain itu,
hydraulic bench digunakan pada reservoir instalasi pengolahan air PDAM,
untuk
mengetahui debit pada sistem distribusi air khususnya untuk mengetahui debit
maksimum dan minimunnya.
IX. KESIMPULAN
Debit aktual (Q aktual) yang di dapat dari praktikum adalah sebagai berikut:
4
a. Variasi 1, Debit aktual 3.16 x 10 m3/s
9
m3/s
m3/s
m3/s
m3/s
X. DAFTAR PUSTAKA
Giles, Ronald V. 1990. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Mekanika Fluida dan
Hidraulika Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga
Finnemore, E. John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Applications. McGraw
Hill: North America.
www.academia.edu/5136379/HUKUMBERNOULLI
2015
www.academia.edu/6427305/Vikositas diakses tanggal 21 Oktober 2015
10