Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

TL 2101 MEKANIKA FLUIDA 1


MODUL 01
HYDRAULIC BENCH
Nama Praktikan

: Muhamad Ivan (15314063)

Kelompok

: B6 Shift 15.00-16.30

Tanggal Praktikum

: Kamis, 8 Oktober 2015

Tanggal Pengumpulan : Kamis, 22 Oktober 2015


PJ Modul

: Arlieza Raudha
M Raihan Anandya
Genniya Haya Nur Sadrina

Asisten yang bertugas : Ratih Wulansari


Sastri

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

I. TUJUAN
Menentukan debit aktual (Q aktual)
II. PRINSIP DASAR
Alat hydraulic bench memiliki prinsip kerja yaitu menggunakan beban untuk
menghitung debit aktual yang dihasilkan dari perhitungan waktu debit dari awal aliran hingga
waktu saat tuas akan terangkat. Mekanisme yang digunakan adalah kesetimbangan tuas.
Massa debit air sama dengan tiga kali massa beban dan debit fluida berbanding terbalik.
Perbandingan ini berasal daari perbandigan antara lengan pada hydraulic bench yang
diletakkan beban dengan lengan keseluruhan. Percobaan ini dilakukan triplo yaitu diulang 3x
lalu waktu yang digunakan sebagai data ialah waktu rata-rata. Pada percobaan ini dilakukan 4
variasi.

III. TEORI DASAR


a. Hydraulic bench
Hydraulic bench merupakan alat untuk menghitung debit aktual. Cara kerjanya adalah
dengan mengalirkan air dalam suatu debit tertentu kedalam pipa terbuka alat ini. Setelah air
dalam pipa berada pada debit yang stabil, air akan terus melaju menuju bak penampungan air.
Bak penampungan air saat kosong beratnya sama dengan beban penahan yang ada di
sebelahnya. Air akan masuk kedalam bak penampungan air tersebut. Setelah bak terisi air
melebihi beban penahan, beban akan terangkat. Saat itu perhitungan waktu dimulai.
Setelah beban penahan terangkat, tambahkan beban agar tuas beban penahan kembali
turun. Setelah air dalam bak penahan kembali terisi, tuas akan mulai terangkat. Saat tuas
mulai terangkat lagi, waktu perhitungan dihentikan. Saat tuas terangkat kembali, massa air
dalam bak penampung sama dengan tiga kali massa beban yang ditambahkan saat percobaan.
Untuk tiap debit air yang sama, dilakukan tiga kali pengambilan waktu, hal itu untuk
memperbanyak data, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan pengambilan data. Suhu
air dihitung dalam percobann, karena suhu berpengaruh kepada perbandingan debit aktual dan
debit teoritis.
1

Fluida yang digunakan dalam Hydraulic Bench adalah sama dimana memenuhi
persamaan kontinuitas dan persamaan aliran fluida (debit) sebagai berikut :
Q1 = Q2

A1.v1 = A2.v2

Massa air = air x Volume air


Volume air = Qaktual x t rata-rata

Q = debit aliran (m3/s)

v = kecepatan fluida mengalir (m/s)

V = Volume fluida yang masuk (m3)

A = luas penampang pipa (m2)

t = waktu yang diperlukan untuk mencapai kondisi tertentu (s)

Gambar 1.
Hydraulic bench
Keterangan

bagian

bagian

hydraulic bench:

Pompa :

dalam pipa
Kran pengatur debit : kran ini digunakan untuk mengatur debit air yang diinginkan

dalam percobaan, tetapi kran ini tidak memiliki skala.


Pipe : Pipa untuk menyalurkan air menuju bak penimbangan. Pipa berwarna bening

untuk mengetahui apakah debit sudah stabil saat waktu mulai dihitung
Drain pipe : Drain pipe digunakan untuk mengalirkan air dari pipa menuju bak

penimbangan air.
Measuring tank : digunakan untuk menimbang banyaknya air yang dihasilkan oleh

debit tersebut
Lower tank : menampung air yang dibuang dari bak penimbangan melalui drain valve,

untuk kemudian di gunakan kembali dalam proses pengaliran air melaluui pipa
Drain valve : untuk membuang air dari bak penimbangan
Power cut of switch : untuk menyalakan dan mematikan hydraulic bench
Bench supply valve : untuk membuka dan menutup drain valve

untuk

mengalirkan air ke

Weight beam : untuk meletakan beban penahan bak penimbangan ai

b. Viskositas
Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida
bergerak, atau benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan ini biasa
juga disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut. Viskositas dalam
zat cair, yang berperan adalah gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan gesekan antara molekulmolekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir, dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah dan sebaliknya bahan-bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas tinggi. Sebagai contoh, air memiliki viskositas
rendah, sedangkan minyak sayur memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Viskositas fluida dipengaruhi oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan gaya
kohesi tersebut dipengaruhi oleh suhu. Oleh karena itu viskositas dipengaruhi oleh suhu.
c. Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang
menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan
menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya
merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah
energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah
energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Persamaan Bernoulli yang didapat
sebagai berikut :
P1+ v21+ gh1= P2+ v22 + gh2
keterangan:
h = ketinggian permukaan air dari dalam pipa pengukuruan
v = kecepatan aliran pada titik terteentu
P = tekanan pada zat cair
= massa jenis zat cair

IV. Data Awal


Massa Beban : 2,5 kg
3
air : 1000 kg/ m
Suhu Awal : 22C
Suhu Akhir : 26C
Suhu Rata-rata : 24C
Tabel 4.1 Data Temperatur terhadap Massa Jenis

No.

Suhu T(C)

3
Densitas (kg/ m )

999.9

1000.0

10

999.7

15

999.1

20

998.2

30

995.7

40

992.2

50

988.1

60

983.2

10

70

977.8

11

80

971.8

12

90

965.3

13

100

958.4

Grafik Temperatur terhadap Massa Jenis


1010
1000

f(x) = - 0x^2 - 0.07x + 1000.58


R = 1

990
980
970
960
950
940
930

20

40

60

80

100

120

Tabel 4.2 Data Variasi Waktu dengan debit aliran air yang bervariasi

Variasi
1
2
3
4
5

t (s)
t2
26.14
7.34
20.59
21.53
9.73

t1
24
7.23
19.89
20.35
8.92

t3
21.23
7.32
20.70
19.25
8.63

V. Pengolahan Data
1. Mencari air
air dapat dicari dengan menggunakan hasil regresi dari perhitungan data awal
yaitu y = -0,0036x2 - 0,0695x + 1000,6
lalu masukkan nilai suhu rata rata yang terukur di ruangan yaitu
Suhu awal+ suhu akhir
22+26
T rata rata =
=
= 24C
2
2
3
sehingga air yang didapat adalah 996,85 m /s

2. Mencari Volume Air


Volume air dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Massa air
Volume air =
air
5

Volume air =

3 x massa beban
=
996,85

3 x 2.5
996,85

7.5
= 996,85

= 7,52 x

10

m3
Jadi, Volume air yang digunakan adalah 0.00752

3. Mencari t rata rata


Waktu rata rata dari setiap variasi dapat dihitung dengan cara mencari rata rata dari 3
variasi waktu yang digunakan
Contoh pada variasi 1 perhitungannya adalah sebagai berikut :
t rata rata =

t 1+ t 2+t 3
3

24 +26.14+ 21.23
3

71.37
3

= 23.79 s

Jadi tratarata untuk variasi 1 adalah 23.79 s


tratarata untuk variasi selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6.1

4. Mencari Debit Aktual air


Debit aktual dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Volume air
Qaktual = t ratarata
Contoh adalah pada variasi (1) perhitungannya adalah sebagai berikut :
Qaktual =

Volume air
t ratarata

0.00752
23.79

Jadi, Qaktual untuk variasi 1 adalah 3.16 x

= 3.160 x

104

104

m3 /s

Qaktual untuk variasi selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6.1

VI. Data Akhir


Tabel 6.1 Tabel Hasil

m3 /s

Grafik Debit Aktual terhadap waktu rata-rata


25
20
f(x) = - 1.63x + 21.08
R = 0.12

15
Axis Title 10

Grafik Debit Aktual


terhadap waktu ratarata
Linear (Grafik Debit
Aktual terhadap waktu
rata-rata)

5
0
0 1 2 3 4 5 6
Axis Title

Variasi

3
air (kg/ m )

t rata rata (s)

3
Qaktual ( m /s)

996,85

23.79

996,85

7.29

3
1,03 x 10

996,85

20.39

4
3,68 x 10

996,85

20.37

3,69 x 10

996,85

9.09

3.16 x

10

4
8,27 x 10

VII. ANALISIS
Cara kerja dari praktikum modul 1 Hydraulic Bench ini yaitu pertama kita hubungkan
bench ke sumber listrik, kemudia valve bench ditutup dan pompa dinyalakan. Setelahnya
7

tutup derain di bak dalam weight tank dengan memutar cam lever, kemudian buka valve di
bench. Langkah selanjutnya adalah jalankan stopwatch tepat saat lengan bergerak ke atas,
kemudia pasang beban segera dan matikan stopwatch tepat saat lengan bergerak ke atas. Catat
berat beban yang digunakan, catat waktu yang tertera pada stopwatch(Ulangi percobaan
sesuai kebutuhan). Jika sudah selesai tutup valve di Bench. Matikan pompa dan cabut fitting
stop kontak sumber listrik.
Prinsip yang digunakan oleh alat hydraulic bench bekerja dengan prinsip bahwa massa air
sama dengan 3 kali massa beban. Perbandingan ini didapatkan dari perbandingan lengan
beban yang ada dengan lengan keseluruhann di hydraulic bench tersebut.
Pada praktikum ini diketahui bahwa LB : LA = 1 : 3, sehingga:
M B LA
= sehingga M B=3 M A
M A LB
Dari table dan grafik kerapatan terhadap suhu, dapat disimpulkan bahwa
temperature memiliki hubungan dengan kerapatan, dimana semakin tinggi temperatur air
maka kerapatannya pun semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan
volume air yang digunakan sehingga membuat kerapatan air semakin kecil. Maka,
semakin tinggi temperature juga menyebabkan nilai debit juga meningkat.
Pada table 4.1 Grafik Temperatur terhadap massa jenis digambarkan bentuk grafik
yang polynomial dengan fungsi y=-0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6. Pada saat temperature di
sumbu x =0 derajat celcius, nilai sumbu y sebesar 999,9 sehingga grafik temperature
terhadap massa jenis tidak ada yang memotong sumbu (0,0). Hal ini menyebabkan grafik
tersebut berbentuk polynomial.
Nilai Qaktual lebih kecil dari nilai Qteoritis. Perbedaan nilai ini dipengaruhi oleh faktor
faktor yang bejera pada fluida itu sendiri. Faktor tersebut adalah headoss dan juga gaya
friksi yang ditunjukan oleh koefisien debut, koefisien kecepatan dan koefisien kontraksi.
Sehingga dapat ditemukan bahwa terjadi ketidaksamaan perhitugan antara Q teoritis. Dari
analisis ini pula diketahui bahwa faktor faktor ini menunjukan bahwa dalam keadaan
nyata, kondisi perhitungan debit tidaklah ideal. Dari beberapa poin tersebut, dapat
dikatakan hubungan antara Qaktual dan Qteoritis adalah energi pada Qaktual hilang akibat
beberapa faktor- faktor eksternal tersebut.

Percobaan ini dilakukan diulang 3x dan juga dilakukan 5 variasi. Tujuan pengulangan
saat pengkuruan ini adalah mengeliminasi faktor faktor yang membuat hasil menjadi tidak
presisi dan akurat.
Meskipun demikian, pada praktikum ini ada kemungkinan terjadi kesalahan yang
dilakukan ialah sebagai berikut:
1. Kesalahan dalam pengukuran suhu baik suhu awal maupun akhir sehingga
menyebabkan kesalahan pada perhitungan yang lain (perhitungan kerapatan) karena
kesalahan pada kerapatan juga menyebabkan kesalahan pada perhitungan lainnya
(perhitungan volume dan debit).
2. Kesalahan dalam perletakan beban baik terlalu cepat atau terlalu lambat sehingga
menyebabkan kesalahan pada
kesalahan pada waktu

perhitungan yang lain (perhitungan waktu) karena

juga menyebabkan kesalahan pada perhitungan lainnya

(perhitungan debit).

VIII.

APLIKASI

HYDRAULIC

BENCH

PADA

BIDANG

TEKNIK

LINGKUNGAN
Hydraulic bench adalah alat

yang digunakan sebagai pengukur debit

sederhana. Secara nyata alat ini juga dapat diaplikasikan langsung di bidang keilmuan
teknik lingkungan, seperti dalam pengolahan limbah. Hydraulic bench

digunakan

sebagai pembanding seberapa telitinya debit limbah yang dialirkan dari suatu aliran
secara aktual jika dibandingkan dengan hasil perhitungan secara teoritis. Selain itu,
hydraulic bench digunakan pada reservoir instalasi pengolahan air PDAM,

untuk

mengetahui debit pada sistem distribusi air khususnya untuk mengetahui debit
maksimum dan minimunnya.

IX. KESIMPULAN
Debit aktual (Q aktual) yang di dapat dari praktikum adalah sebagai berikut:
4
a. Variasi 1, Debit aktual 3.16 x 10 m3/s
9

b. Variasi 2, Debit aktual 1,03 x 10

m3/s

c. Variasi 3, Debit aktual 3,68 x 10

m3/s

d. Variasi 4, Debit aktual 3,69 x 10

e. Variasi 5, Debit aktual 8,27 x 10

m3/s
m3/s

X. DAFTAR PUSTAKA
Giles, Ronald V. 1990. Seri Buku Schaum Teori dan Soal-Soal Mekanika Fluida dan
Hidraulika Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Erlangga
Finnemore, E. John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Applications. McGraw
Hill: North America.
www.academia.edu/5136379/HUKUMBERNOULLI

diakses tanggal 21 Oktober

2015
www.academia.edu/6427305/Vikositas diakses tanggal 21 Oktober 2015

10

Anda mungkin juga menyukai