HYDRAULIC BENCH
NIM : 15315023
Kelompok : 4
Jam : 13.00-14.30
Pinandito Wisambudi
Ramadian Irvanizar
2016
I. TUJUAN
1. Mengukur debit aktual (Qaktual) aliran fluida dengan menggunakan prinsip kerja
hydraulic bench.
2. Membandingkan debit aktual (Qaktual) hydraulic bench dengan debit aktual (Qaktual)
dari ember
3. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi debit air dengan menggunakan
hydraulic bench.
= | |/ (4)
dengan :
M = massa air (kg)
V = volume air (m3)
= massa jenis air (kg/m3)
Q = debit air (m3/s)
t = waktu yang diperlukan sesaat tuas akan bergerak naik (s)
990
980
970
y = -0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6
960 R = 0.9993
950
0 20 40 60 80 100 120
2 996,0329 2,5 29 28 28
3 996,0329 2,5 19 18 18
V. PENGOLAHAN DATA
Hal yang pertama dilakukan adalah menghitung waktu rata-rata yang pertama dari
hasil pengukuran di laboratorium, lalu didapatkan trata-rata 1 sebesar 20,50 s. Setelah itu,
menghitung debit aktual dengan menggunakan persamaan = =
3
= (3). Lalu, didapatkan Qaktual 1 sebesar 3,67 x 10-4 m3/s.
Setelah itu, dilakukan penghitungan debit aktual dengan trata-rata 2 sebesar 28,33 s.
Maka, didapatkan Qaktual 2 sebesar 2,66 x 10-4 m3/s. Dengan cara yang sama seperti
keterangan di atas, diperoleh trata-rata 3 sebesar 18,33 s dan dengan perhitungan yang sama
didapatkan Qaktual 3 sebesar 4,11 x 10-4 m3/s.
Dengan cara menghitung yang sama, dengan menggunakan trata-rata 4 sebesar 16,95
s didapatkan Qaktual 4 sebesar 4,44 x 10-4 m3/s. Setelah itu dilakukan perhitungan dengan trata-
rata 5 sebesar 13,46 s dan didapatkan Qaktual 5 sebesar 5,59 x 10-4 m3/s.
Temperatur
Kerapatan (kg/m3)
(C)
999.9
0
5 1000
10 999.7
15 999.1
20 998.2
30 995.7
40 992.2
50 988.1
60 983.2
70 977.8
80 971.8
90 965.3
100 958.4
990
980
970
y = -0.0036x2 - 0.0695x + 1000.6
960 R = 0.9993
950
0 20 40 60 80 100 120
0
F .l 0
(3( ) ). = 0
3( ) = 0
= 3( )
Keterangan :
= Torsi (N.m)
F = Gaya yang bekerja (N)
l = Lengan (m)
M = Massa (kg)
Lengan air = 1 Lengan beban = 3
Ada beberapa hal yang menjadi analisis dalam percobaan ini. Dalam mengukur
debit aliran fluida ini tentu terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Analisis yang
pertama ialah, berdasarkan pada dan Tabel (3) mengenai kerapatan/massa jenis air
terhadap temperatur, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan diantara keduanya.
Hubungan tersebut adalah semakin tinggi temperatur air, maka massa jenis air akan
semakin kecil. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan volume (berbanding lurus
dengan temperatur) sehingga nilai massa jenis menjadi berkurang. Sehingga dapat
dikatakan bahwa antara massa jenis dan temperatur saling berbanding terbalik.
Berdasarkan pada Tabel (4) dan Tabel (5) didapatkan perbedaaan dalam
mendapatkan debit aktual antara menggunakan hydraulic bench dengan menggunakan
ember. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti perbedaan antara waktu di
pengukuran di hydraulic bench dan ember, dan juga terdapat beberapa air yang tumpah
pada saat pengukuran air dari ember ke gelas ukur dan juga pembacaan gelas ukur yang
tidak sesuai dengan batas nilai ukur.
Berdasarkan pada Tabel (4) mengenai waktu rata-rata terhadap debit aliran fluida,
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan diantara keduanya. Hubungan tersebut yaitu,
semakin besar debit air, maka semakin sedikit pula waktu yang dibutuhkan. Hal ini
disebabkan adanya peningkatan kecepatan air (berbanding lurus dengan debit air) sehingga
waktu yang dibutuhkan semakin berkurang. Sehingga dapat dikatakan bahwa antara debit
aliran air (Q) dan waktu (t) saling berbanding terbalik.
Berdasarkan pada Tabel (6) diketahui bahwa galat pada praktikum kali ini adalah
berikut, variasi 3 0,0803, variasi 4 0,0135, variasi 5 0,0572. Dari hasil ini diketahui bahwa
galat yang didapatkan pada praktikum ini kurang dari 1. Hal ini dapat diketahui pada
praktikum ini memiliki ketingkat akuratan yang bagus terlepas dari beberapa faktor yang
mempengaruhi pada saat praktikum berlangsung.
Pada penggunaan hydraulic bench ini pastilah tidak lepas dari kesalahan
pengukuran misalnya dalam pengukuran temperatur air yang kurang akurat. Hal tersebut
mengakibatkan nilai massa jenis yang diperoleh tidaklah sama dengan massa jenis
referensi. Kesalahan juga terdapat pada saat pengukuran waktu dimana kurang tepat pada
saat memulai dan mengakhiri waktu pada saat pemberian beban pada hydraulic bench dan
pada saat pengukuran volume untuk diember yang waktunya tidak sesuai dengan waktu
rata-rata pada saat di hydraulic bench. Selain itu, terdapat juga salah pengukuran pada saat
mengukur volume air di ember, dimana kemungkinan terdapat kesalahan pengkuran air di
gelas ukur, dan juga terdapat beberapa air yang menetes tumpah pada saat pengambilan
menggunakan gayung dan membuat tidak sesuai dengan volume diawalnya. Hal ini dapat
dibuktikan dari volume air yang divolume 1 dan volume 2 diember dimana terdapat
perbedaan volume airnya.
IX. KESIMPULAN
1. Hydraulic bench merupakan alat sederhana yang digunakan untuk menghitung debit
secara aktual (pasti) dengan menggunakan prinsip kesetimbangan/torsi, baik di saluran
terbuka maupun tertutup dengan perbandingan berat air di tanki sama dengan tiga kali
berat beban yang diletakkan. Pada praktikum ini, diperoleh beberapa Q aktual dengan
beberapa variasi yaitu:
Q1 = 3,67 x 10-4 m3/s
Q2 = 2,66 x 10-4 m3/s
Q3 = 4,11 x 10-4 m3/s
Q4 = 4,44 x 10-4 m3/s
Q5 = 5,59 x 10-4 m3/s
2. Adapun hasil debit aktual yang didapatkan pada saat menggunakan hydraulic bench
dengan menggunakan ember adalah sebagai berikut :
Hydraulic bench
Q3 = 4,11 x 10-4 m3/s
Q4 = 4,44 x 10-4 m3/s
Q5 = 5,59 x 10-4 m3/s
Ember
Q3 = 4,44 x 10-4 m3/s
Q4 = 4,50 x 10-4 m3/s
Q5 = 5,91 x 10-4 m3/s
3. Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pengukuran debit dengan
menggunakan hydraulic bench ini, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Adapun yang secara tidak langsung mempengaruhi adalah temperatur yang berbanding
terbalik dengan debit aliran fluida. Adapun faktor yang berpengaruh secara langsung
antara lain, volume air yang diperoleh dari massa beban di kali tiga, berbanding lurus
dengan debit air. Selain itu waktu rata-rata dan massa jenis air juga berpengaruh dengan
berbanding terbalik dengan besarnya debit air.
X. DAFTAR PUSTAKA
Finnemore, John. 2002. Fluid Mechanics with Engineering Application. New York: Mc
Graw Hill.
Potter,Merle dan Wiggert, David C. 2007. Schaums Outline Fluid Mechanics. New York:
Mc Graw Hill.